Anda di halaman 1dari 3

BAB 1 Pengertian Osteoporosis

   
Osteoporosis adalah kondisi berkurangnya kepadatan tulang. Hal ini menyebabkan
tulang menjadi keropos dan mudah patah. Osteoporosis jarang menimbulkan gejala
dan biasanya baru diketahui ketika penderitanya jatuh atau mengalami cedera
yang menyebabkan patah tulang.
Osteoporosis bisa dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak dan orang dewasa. Namun,
kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita yang telah memasuki masa menopause. Hal ini
disebabkan oleh berkurangnya kadar estrogen yang berperan penting dalam menjaga kepadatan
tulang.

BAB 1 Gejala Osteoporosis


Osteoporosis merupakan salah satu masalah utama dalam sistem rangka manusia. Osteoporosis
sering kali tidak menimbulkan gejala apa pun. Kondisi ini biasanya baru diketahui saat seseorang
mengalami cedera yang menyebabkan patah tulang.
Seiring berkurangnya kepadatan tulang, penderita osteoporosis bisa mengalami gejala berikut:

 Mudah mengalami patah tulang, walau hanya karena benturan yang ringan
 Nyeri punggung, biasanya disebabkan oleh patah tulang belakang
 Postur badan membungkuk
 Tinggi badan berkurang

BAB 2 Penyebab dan Faktor Risiko Osteoporosis


Osteoporosis disebabkan oleh menurunnya kemampuan tubuh untuk meregenerasi tulang. Hal ini
berdampak pada berkurangnya kepadatan tulang. Penurunan kemampuan regenerasi ini biasanya
akan dimulai saat seseorang memasuki usia 35 tahun.
Selain faktor usia, berikut ini adalah beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko
terjadinya osteoporosis:

 Berjenis kelamin wanita, terutama setelah menopause


 Memiliki keluarga dengan riwayat osteoporosis
 Mengalami kekurangan vitamin D dan kalsium
 Mengalami gangguan hormonal dan penyakit tertentu, seperti penyakit Crohn atau
malabsorbsi
 Mengonsumsi obat kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama
 Mengalami kecanduan alkohol
 Merokok

BAB 3 Diagnosis Osteoporosis


Osteoporosis sering kali baru terdeteksi ketika penderitanya mengalami cedera yang
menyebabkan patah tulang. Untuk mendiagnosis osteoporosis dan jenis osteoporosis yang
terjadi, dokter akan melakukan tanya jawab seputar keluhan dan gejala, termasuk riwayat
kesehatan dan obat-obatan yang dikonsumsi pasien.
Jika pasien cedera dan dicurigai mengalami patah tulang, dokter akan melakukan pemeriksaan
fisik dahulu untuk mengetahui tingkat keparahan cedera dan patah tulang. Setelah itu, dokter
akan melakukan Rontgen atau CT scan untuk melihat dengan jelas kondisi tulang yang patah.
Untuk memastikan osteoporosis dan mengetahui risiko pasien mengalami patah tulang, dokter
akan melakukan pengukuran kepadatan tulang (bone density testing) menggunakan dual energy
X-Ray absorptiometry (DXA).

BAB 4 Pengobatan Osteoporosis


Pengobatan osteoporosis yang akan diberikan tergantung pada tingkat keparahannya. Jika
penderita osteoporosis sangat berisiko untuk mengalami patah tulang, dokter dapat memberikan
obat-obatan untuk meningkatkan kepadatan tulang, seperti:

 Bifosfonat
 Antibodi monoklonal
 Terapi hormon
Jika diperlukan, penderita osteoporosis dapat diberikan obat yang bisa meningkatkan
pembentukan tulang, seperti  teriparatide dan abaloparatide.
Pasien juga akan dianjurkan untuk mengurangi aktivitias yang dapat menyebabkannya terjatuh
atau cedera. Agar lebih aman, pasien lansia yang mengalami osteoporosis juga sebaiknya tinggal
di rumah yang aman bagi lansia.

BAB 5 Pencegahan Osteoporosis


Pada beberapa keadaan, osteoporosis sulit untuk dicegah. Namun, Anda bisa mengurangi risiko
terkena osteoporosis dengan berhenti merokok, tidak mengonsumsi minuman beralkohol,
melakukan pemeriksaan berkala jika sudah menopause, berolahraga secara teratur, dan
mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin D dan kalsium.
Terakhir diperbarui: 12 Maret 2020
Ditinjau oleh: dr. Merry Dame Cristy Pane
Referensi

Anda mungkin juga menyukai