Anda di halaman 1dari 2

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN KAJIAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS Angkatan I (Pertama) Kabupaten


Pangkep Tahun 2021
Nama Mata Pelatihan : Nasionalisme
Nama Peserta : Shevriyono Banne Lolo, S.Kep., Ns
Nomor Daftar Hadir (NDH) : 37

A. Pokok Pikiran
Nasionalisme berasal dari kata "Nasional" yang artinya bangsa, negara, dan
"Isme" yang artinya paham atau ajaran. Sehingga, secara harfiah Nasionalisme adalah
paham atau ajaran bagaimana kita mencintai bangsa dan negara kita
sendiri. Pandangan tentang rasa cinta tanah air dan sikap mencintai yang wajar
terhadap bangsa dan negara sekaligus menghormati bangsa lain.
Rasa Nasionalisme memberikan dorongan untuk mempertahankan negara dari
kemungkinan adanya ancaman, tantangan, hambatan maupun gangguan
sehingga bangsa kita harus berkarakter kuat. Secara khusus bagi kita Warga Negara
Indonesia, kita harus memiliki sikap Nasionalisme dengan cara mematuhi hukum dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta melestarikan budaya yang sangat
beragam.
Nasionalisme pancasila merupakan implementasi rasa cinta kita sebagai rakyat
Indonesia terhadap tanah air, bangsa dan negara yang didasari pada nilai-nilai
Pancasila. Kecintaan terhadap tanah air dengan mengingat dan menghargai jasa para
pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan tumpah
darahnya maka tugas kita melanjutkan perjuangan dan mempertahankan kedaulatan
kemerdekaan dan mengisinya dengan pembangunan. Sebagai ASN kita harus memiliki
rasa nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat yang kemudian diaktualisasikan
ke dalam fungsi dan tugas kita yang didasari Pancasila dan UUD 1945. Selanjutnya
diharapkan Nasionalisme dapat menjadikan kita sebagai ASN yang berorientasi pada
kepentingan publik, bangsa, negara, dan menghindari pemikiran yang mementingkan
kepentingan pribadi atau golongan.
Nilai dasar nasionalisme sebagai ASN yang menerapkan Pancasila sebagai dasar
dalam menjalankan tugasnya dibagi menjadi lima sesuai dengan jumlah sila dari
Pancasila.
1. Sila ketuhanan yang maha esa memiliki nilai religious, toleran, transparan, etos
kerja, tanggung jawab, amanah, dan percaya diri.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab memiliki nilai humanis, tenggang rasa,
persamaan derajat, saling menghormati, tidak diskriminatif.
3. Sila persatuan Indonesia memiliki nilai cinta tanah air, rela berkorban, menjaga
ketertiban, mengutamakan kepentinngan public, dan gotong royong.
4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan memiliki nilai musyawarah mufakat, kekeluargaan, menghargai
pendapat, dan bijaksana.
5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki nilai bersikap adil, tidak
serakah, tolong menolong, kerja keras, dan sederhana.
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN KAJIAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN

Profil Tokoh :
Bacharuddin Jusuf Habibie adalah Presiden ketiga Indonesia. Ada banyak
pelajaran terkait nasionalisme dan cinta tanah air dari beliau. Kecerdasan, totalitas dan
tanggung jawab terhadap negara rupanya tidak hanya terlihat saat berada di Indonesia.
Sebelum Indonesia sadar akan potensinya, beliau sudah beberapa kali ditawari oleh
beberapa negara lain untuk menggalakkan teknologi pesawat terbang. Tawaran pertama
datang datang dari Jerman. Jerman yang saat itu tahu Pak Habibie bukan orang biasa,
langsung saja menawarinya dengan status 'warga negara kehormatan'. Bukannya
senang dengan status yang jarang diberikan Jerman, beliau justru menolak. Karena
rasa nasionalisme beliau yang tinggi, beliau tetap memilih pulang ke Indonesia untuk
mengabdikan diri kepada bangsa dan negaranya, walaupun beliau tidak mendapatkan
beasiswa dari pemerintah Indonesia ketika melanjutkan studi di Jerman. Ada banyak
terobosan dan sumbangsih yang beliau buat sejak di Indonesia, salah satunya ketika
memegang jabatan Menteri Riset dan Teknologi. Beliau berhasil membuat pesawat
terbang N250 yang ditujukan sebagai alat transportasi utama di Indonesia yang
merupakan negara kepulauan, walaupun cita-cita tersebut tidak kesampaian karena
adanya krisis moneter tahun 1998. B.J. Habibi ini menunjukkan rasa memiliki serta
rasa cinta tanah air dan bangsa.

B. Penerapan
ASN yang memiliki Nasionalisme kuat akan memahami dan memiliki kesadaran
unttuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam pelaksanaan tugas
jabatannya. Sebagai ASN, nasionalisme diaktualisasikan sesuai dengan fungsi dan
tugas antara lain pada ranah berikut:
1. Pelaksana Kebijakan Publik : Sebagai pelaksana kebijakan publik ASN harus
memiliki karakter dan orientasi kepublikan yang kuat yaitu nilai kepublikan yang
berorientasi pada kepentingan publik, menempatkan kepentingan publik, bangsa
dan negara di atas kepentingan lainnya, kepentingan nasional diatas kepentingan
sektoral atau golongan, dan berintegritas tinggi (konsisten/istiqomah dalam
tindakan, nilai, prinsip, dlsb menjadi pribadi yang jujur dan memiliki karakter
kuat) dan mampu mengaktualisasikannya dalam setiap langkah-langkah
pelaksanaan kebijakan publik.
2. Pelayanan Publik : ASN Sebagai pelayan publik kita harus bersikap adil dan tidak
diskriminatif; profesional dan berintegritas dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.  Selain itu, ASN harus menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran,
keadilan, tidak korupsi, transparan, akuntabel, dan memiliki kinerja
yang memuaskan publik dengan motto “melayani dengan amanah memberikan yang
terbaik”. Untuk menjadi ASN Profesional tentunya memerlukan keahlian khusus.
ASN menjadi perhatian dan sorotan masyarakat maka harus diketahui diera
keterbukaan informasi ini adanya tuntutan masyarakat agar bebas KKN, adanya
kritik masyarakat untuk bekerja secara professional dan memahami situasi
krisis dengan memperhatikan aspirasi Masyarakat.
3. Sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa : Sebagai ASN kita harus memiliki jiwa
nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat, memiliki kesadaran yang tinggi
untuk menjaga kedaulatan negara, menjadi perekat dan pemersatu bangsa
serta mengupayakan situasi yang damai di seluruh wilayah Indonesia dan terus
menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Peran ASN dalam
menciptakan kondisi damai adalah dengan bersikap netral dan adil, mengayomi
kepentingan kelompok minoritas dengan tidak membuat kebijakan diskriminatif,
dan menjadi figur teladan di lingkungan masyarakat. Pada akhirnya, rasa
nasionalisme yang kuat ini menjadikan ASN  yang  mampu mengaktualisasikan
wawasan kebangsaan dan jiwa nasionalisme dalam menjalankan profesinya sebagai
pelayanan publik yang berintegritas

Anda mungkin juga menyukai