Anda di halaman 1dari 10

PRODUCT DESIGN AND DEVELOPMENT

CONCEPT SELECTION

KELOMPOK 9:
JOHANNES H. MANALU 21S17011
DEVI T. SIMANJUNTAK 21S17047
DANIEL SIMANJUNTAK 21S18009
RISTA MARPAUNG 21S18047
GEORGEOS T. P SINAGA 21S18064

PROGRAM STUDI MANAJEMEN REKAYASA


INSTITUT TEKNOLOGI DEL
2020
Concept Selection
Concept Selection merupakan suatu metode yang digunakan untuk memutuskan konsep mana yang
akan terus dikembangkan hingga akhirnya menjadi produk jadi dari beberapa konsep yang telah
dimunculkan. Tahapan dalam concept selection dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu, Concept screening
dan Concept scoring. Penyaringan Konsep (Concept Screening) bertujuan untuk mempersempit jumlah
konsep secara cepat dan meningkatkan (improve) atau mengembangkan konsep yang ada. Pada tahap ini,
selection criteria dan concept menjadi input pada matrix, yang sebelumnya telah didapat pada saat
pembuatan QFD. Selection criteria sama saja dengan permintaan pelanggan atau customer requirements,
sedangkan concept merupakan gagasan atau ide-ide apa saja yang berkaitan dengan produk yang dibangun
didalam tim. Masing masing anggota tim akan memiliki konsep yang berbeda dalam menjawab kriteria
yang telah dibuat. Penilaian konsep (Concept Scoring) adalah suatu penilaian konsep menggunakan kriteria
seleksi pembobotan dan skala rating yang lebih baik. Penilaian konsep dapat dilewati apabila penyaringan
konsep menghasilkan konsep yang dominan untul dikembangkan selanjutnya. Memilih atau menyeleksi
konsep merupakan suatu proses evaluasi terhadap beberapa konsep yang ada yang berkenan dengan kriteria
yang ditentukan dalam pemenuhan kebutuhan konsumen. Dalam pemilihan ini dilakukan pembandingan
terhadap kekuatan dan kelemahan dari masing-masing konsep dan mengambil satu diantaranya yang
dianggap layak untuk dikembangkan lebih lanjut. Pemilihan konsep dilaksanakan tidak hanya selama
pengembangan konsep, tapi melalui proses perancangan dan pengembangan berikutnya. Pemilihan konsep
merupakan proses kelompok yang memudahkan pemilihan konsep dalam pemenang, membantu
membangun kesepakatan tim dan membuat catatan dalam proses pengambilan keputusan.
Untuk mempermudah melakukan seleksi konsep maka kelompok kami melakukan seleksi konsep
secara terstruktur. Metode terstruktur memberikan beberapa keuntungan diantaranya: produk yang terfokus
pada konsumen, rancangan yang kompetitif, koordinasi proses dan produk yang lebih baik, mengurangi
waktu untuk perkenalan produk, pembuatan keputusan kelompok yang lebih efektif, dokumentasi proses
keputusan. Metode yang kami gunakan dalam melakukan seleksi konsep adalah Metode External decision,
Metode Multivoting, dan Metode Matriks keputusan.
 Metode External Decision
Metode External Decision adalah metode pemilihan konsep dengan mengembalikan kembali ke target
pasar yang dituju. dalam case ini target pasar adalah kaum remaja. Proses pembuatan produk harus dapat
menyesuaikan dengan target, tumbler yang dibutuhkan oleh target pasar kami pasti berbeda dengan target
pasar usia lanjut atau anak-anak. Pada materi pembelajaran sebelumnya, telah dilakukan pembuatan QFD
yang didalamnya sudah menyajikan data customer requirement atau voice of customer. Dari data QFD
tersebut, kelompok telah mendapatkan konsep untuk produk tumbler yang akan dikembangkan. Anggota
kelompok telah memberikan pilihan untuk beberapa konsep produk tumbler. Konsep dengan suara
terbanyak dipilih dan selanjutnya akan diseleksi. Hasil diskusi yang telah dilakukan kelompok telah
menetapkan beberapa konsep yang disesuaikan dengan target pasar dari tumbler yaitu remaja.
 Metode Multivoting
Multivoting merupakan setiap anggota tim memberikan hak pilih untuk beberapa konsep. Konsep yang
banyak dipilih selanjutnya akan diseleksi. Berdasarkan hasil diskusi yang telah dilakukan kelompok maka
kami telah menetapkan beberapa konsep yang disesuaikan dengan target pasar dari tumbler yang akan
dilakukan pengembangan yaitu dari kalangan remaja sampai dewasa dan kami telah melakukan diskusi
sehingga kami telah memutuskan konsep yang akan kami lakukan seleksi pada tahap selanjutnya.
 Metode Matriks keputusan
Metode matriks keputusan dilakukan dengan menilai konsep yang ada terhadap beberapa nilai yang
telah diboboti. Selanjutnya melalui penilaian itu kami memperolehh hasil mana yang menjadi target utama
kami yang akan kami lakukan guna mengembangkan produk tumbler yang sudah ada dipasar namun belum
menjawab kebutuhan pasar kami, yaitu pengguna/ customer tumbler dari kalangan remaja sampai dewasa.
Beberapa konsep produk yang telah kelompok diskusikan:
1. Konsep A : tumbler berbahan stainless steel

Konsep A merupakan gambaran secara garis besar produk tumbler pada umumnya. Produk A
tersebut kelompok jadikan sebagai produk referensi dalam proses pemilihan konsep pengembangan
produk. Pada umumnya produk tumbler stainless less (Gambar Konsep A) merupakan produk
dengan konsep yang banyak diminati. Alasannya adalah bentuk umum tumbler yang memudahkan
pengguna tumbler dalam menahan suhu air dan tidak mudah pecah. Selain itu produk seperti diatas
memudahkan pengguna untuk dibawa karena tumbler praktis digunakan dengan berbentuk botol
ramping, dan ukuran yang sedang.

2. Konsep B : tutup dapat sebagai cangkir

Konsep B merupakan sketsa konsep hasil diskusi kelompok yang lebih menonjolkan fungsi
tutup tumbler yang dapat digunakan sebagai cangkir. Pembuatan konsep ini didasarkan dari
permintaan konsumen yang menginginkan dapat minum dari tumbler. Maka kelompok membuat
sketsa konsep produk tumbler yang tutup nya memiliki ruang kosong yang dapat dijadikan cangkir.
Beberapa konsumen merasa kesulitan saat minum langsung dari bibir tumbler, misalnya saat
hendak minum susu atau air dengan suhu yang cukup tinggi dapat dituangkan kedalam cangkir
terlebih dahulu.
3. Konsep C : tumbler dengan tutup tanpa cangkir

Konsep produk ini mengutamakan bentuk body dari tumbler yang mudah untuk digenggam.
Dengan desain bentuk body tersebut, kelompok merancang bentuk tutup botol yang berbeda yaitu
berbentuk flip top yang diperkirakan lebih mempermudah para pengguna. Fitur tambahan dari
produk ini juga memiliki tali gantungan yang dapat digunakan ketika tidak ingin menggenggam
tumbler.

4. Konsep D : tumbler dengan tutup cangkir dan bentuk body melengkung

Konsep dengan memberikan tambahan pengait sendok pada tumbler memberikan kemudahan
bagi para costumer untuk menyimpan sendok. Pada umumnya costumer remaja atau dewasa sering
membawa sendok untuk makan di sekolah kampus atau tempat kerja. Dengan adanya fitur
tambahan pada tumbler ini maka diharapkan costumer akan lebih mudah ketika membutuhkan
sendok dan juga tumbler disaat yang bersamaan,

5. Konsep E: tumbler dengan body berbentuk tabung dan memiliki tutup sebagai cangkir namun
tanpa tali pegangan.
Konsep tumbler ini memiliki bentuk yang polos dan sangat sederhana. Bentuknya yang
berbentuk tabung dengan tutup yang dapat dijadikan cangkir, maka produk ini sangat memudahkan
kebutuhan konsumen saat hendak minum. Tumbler ini tidak memiliki fitur pengait sendok dan juga
tali pengait pada tumbler. Namun produk ini memiliki sebuah gantungan yang dapat digunakan
untuk pegangan saat membawanya.
Proses Concept Selection terdiri atas concept screening dan concept scoring yang memiliki 6 langkah-
langkah yang dilakukan antara lain:
1. Mempersiapkan matriks seleksi (preparing the selection matrix)
Pada tahapan mempersiapkan matrix adalah tahapan paling awal dan utama. Customer requirement dan
pemilihan konsep yang telah dilakukan sebelumnya menjadi input tahap ini. Susunlah tabel matrix yang
dapat memuat kriteria pilihan serta konsep dan dapat dengan mudah diberi nilai dan dilakukan analisis
singkat. Tabel matrix akan berisikan total skor dan rangking dari konsep seperti tabel matrix dibawah:

Concepts
A
Selection Criteria B C D E
(Referensi)
Bahan baku tumbler
Desain bentuk body tumbler
Dimensi ukuran tumbler
Tampilan tumbler yang menarik
Memiliki tali & pengait sendok tumbler
Model tutup tumbler
Ukuran berat(massa) tumbler
Volume tumbler
Tutup tumbler sebagai cangkir

Sum +'s
Sum 0's
Sum -'s

Net Score
Rank

Continue?

Keterangan tanda:
(+): Better than, Mempunyai nilai 1 (0): Mempunyai nilai 0
(-): Worse than, Mempunyai nilai -1
2. Menilai konsep.
Setelah matrix dibuat, lakukan penilaian masing masing konsep terhadap kriteria yang ada. Bandingkan
juga dengan produk referensi untuk mendapat gambaran penilaian produk sebenarnya.

Concepts
A
Selection Criteria B C D E
(Referensi)
Bahan baku tumbler 0 + - + +
Desain bentuk body tumbler 0 + + + 0
Dimensi ukuran tumbler 0 0 0 0 0
Tampilan tumbler yang menarik 0 + + + 0
Memiliki tali & pengait sendok tumbler 0 + 0 + -
Model tutup tumbler 0 + - + +
Ukuran berat(massa) tumbler 0 0 0 0 0
Volume tumbler 0 + 0 - +
Tutup tumbler sebagai cangkir 0 + - + +

Sum +'s 7 2 6 4
Sum 0's 2 4 2 4
Sum -'s 0 3 -1 1

Net Score 7 -1 5 3
Rank 1 4 2 3

Continue? Yes No Combine Combine

Berdasarkan hasil matrix dari tabel diatas. maka dapat diketahui bahwa konsep B menempati ranking
1 dengan total score adalah 7 dan ranking ke dua diikuti dengan konsep D dengan total score 5, dan pada
ranking ke 3 dan ke 4 masing masing konsep E dan konsep C dengan total score yang diperoleh yaitu
sebesar 3 dan -1. Karena net score yang diperoleh pada konsep C bernilai negatif maka konsep diperkirakan
tidak dapat dikembangkan lebih lanjut, sehingga kelompok tidak memilih konsep tersebut. Tetapi kelompok
juga mempertimbangkan konsep D dan E yang sama sama memiliki ciri khas kelebihan masing masing,
maka kelompok lebih memilih bahwa konsep tersebut masih dapat dikembangkan pada tahap selanjutnya.
Sedangkan konsep dengan nilai tertinggi sudah dipastikan masuk ketahap berikutnya yaitu konsep B.
3. Merangking konsep-konsep.
Keterangan nilai skala rating dalam perankingan :

Rating Relative Performance


1 Jauh lebih buruk daripada referensi
2 Lebih buruk dari referensi
3 Sama dengan referensi
4 Lebih baik dari referensi
5 Jauh lebih baik daripada referensi
Matrix Scoring
Concepts
A ( Referensi) B D dan E
Weighted Weighted Weighted
Selection Criteria Weight Rating Rating Rating
score score score
Bahan baku tumbler 24% 3 0,72 3 0,72 3 0,72

Desain bentuk body tumbler 10% 3 0,3 2 0,2 4 0,4

Dimensi ukuran tumbler 12% 3 0,36 3 0,36 3 0,36

Tampilan tumbler yang menarik 11% 3 0,33 4 0,44 4 0,44

Memiliki tali & pengait sendok tumbler 10% 3 0,3 4 0,4 4 0,4

Model tutup tumbler 4% 3 0,12 4 0,16 4 0,16


Ukuran berat (massa) tumbler 11% 3 0,33 3 0,33 3 0,33

Volume tumbler 15% 3 0,45 3 0,45 3 0,45

Tutup tumbler sebagai cangkir 5% 3 0,15 5 0,25 4 0,20

Total Score 3,31 3,46

Rank 2 1

Continue?
Yes Yes

Berdasarkan hasil matrix dari tabel diatas. maka dapat diketahui bahwa konsep gabungan D dan E
menempati ranking 1 dengan total score yaitu 3,46 dan ranking ke dua diikuti dengan konsep B dengan
total score 3,31. Karena net score yang diperoleh pada konsep gabungan B dan E lebih tinggi dibandingkan
konsep B, maka konsep gabungan D dan E yang dapat dikembangkan lebih lanjut, sehingga kelompok tidak
memilih konsep tersebut. Kelompok juga mempertimbangkan kelebihan dari konsep B yang memiliki ciri
khas kelebihan hampir sama dibandingkan dengana konsep gabungan D dan E. Konsep gabungan D dan E
inilah yang akan masuk tahap selanjutnya dan dikembangkan.
4. Menggabungkan dan memperbaiki konsep-konsep.
Berdasarkan hasil dari concept scoring melalui matrix, maka didapatkan 2 konsep yang dapat
dikembangkan. Konsep tumbler yang layak untuk dikembangkan adalah konsep B dan gabungan konsep D
dan E. Masing masing konsep memiliki kriteria dan ciri khusus masing masing konsep. Dapat dilihat bahwa
pada konsep B, yaitu konsep dengan ciri khas memiliki tutup yang dapat digunakan sebagai cangkir. Pada
konsep B juga, tumbler didesain memiliki tali sebagai gantungan dan juga adanya fitur tambahan seperti
adanya pengait sendok dibagian sisi tumbler. Konsep ini dirancang dan dibentuk guna untuk mendukung
kemudahan pengguna (remaja) dalam kebutuhan akan tempat pengait sendok dan juga tutup yang dijadikan
cangkir. Tujuannya agar pengguna dapat lebih mudah ketika mereka membutuhkan sendok tanpa harus
membawa terpisah, dan juga kebutuhan cangkir yang dapat digunakan ketika ingin minum dari tumbler.
Melihat keunggulan dari produk ini, sangat cocok dengan kriteria kaum pelajar dan mahasiwa seperti di
Institut Teknologi Del.
Sedangkan untuk konsep gabungan D dan E juga memiliki kelebihan masing masing. Konsep ini
memperhatikan keunggulan dua konsep yang sebelumnya terpisah. Konsep D dengan kelebihan bentuk
body tumbler yang mudah digenggam. Konsep ini juga memiliki pengait sendok dan juga tali. Sedangkan
pada konsep E lebih kepada bentuknya yang ramping dan desain yang sederhana. Konsep produk E tidak
memiliki tali pegangan, namun digantikan dengan fitur pegangan lainnya. Melihat keunggulan kedua
konsep produk ini, maka kelompok berusaha untuk menggabungkan masing masing kelebihan guna untuk
menemukan konsep produk yang kompeks akan kebutuhan konsumn. Kebutuhan yang dimaksud yaitu
kemudahan dalam memegang tumbler akibat body tumbler yang ramping dan fitur tambahan tumbler.
Bagian tengah dibuat sedikit lengkung untuk kemudahan memegang, namun tetap dengan
memperhitungkan kapasitas yang akan dimuat oleh tumbler sehingga tumbler tidak boleh terlalu pipih dan
tidak boleh memiliki diameter yang kecil.

5. Memilih satu atau lebih konsep.


Proses pemilihan konsep dilakukan melalui dua tahap, yaitu: tahap penyaringan konsep (concept
screening) dan tahap penilaian konsep (concept scooring). Concept screening adalah proses pemilihan
konsep untuk mendapatkan beberapa alternatif yang diperkirakan dapat dikembangkan lebih lanjut. Dalam
tahap ini beberapa konsep dievaluasi terhadap satu konsep yang telah dipilih sebagai acuan. Matriks
penyaringan konsep dapat dilihat pada poin 2
Concept scooring ini juga digunakan untuk mempertegas perbedaan diantara konsep-konsep yang akan
dibandingkan. Pada tahap ini kami melakukan pembobotan pada tingkat kepentingan relatif dari kriteria
pemilihan dan difokuskan pada pembandingan yang lebih teliti terhadap masing-masing kriteria. Pada tahap
ini pula kami menententukan skala rating yang akan dipakai dalam menentukan skor bobot dari masing-
masing kriteria pemilihan. Skala rating ditentukan dari 1 sampai dengan 5 seperti pada poin 3.
Berdasarkan Skor dari masing-masing konsep ditentukan dengan menjumlahkan masing-masing skor
bobot dari tiap-tiap kriteria. Konsep yang mempunyai nilai skor yang tertinggi adalah konsep yang layak
untuk diteruskan proses pengembangannya. Maka konsep yang akan kami kembangkan adalah konsep
kedua dan konsep keempat dimana, kelompok kami tidak hanya menilai berdasarkan bagaimana
perangkingan yang ada melainkan adanya Quality Function Deployment dimana juga akan memerhatikan
voice of customer dan target yang telah dibuat dimana desain yang telah kami rampungkan konsepnya lebih
kedalam perbedaan bentuk,fitur tambahan dan kemudahannya seperti dibawah ini:

• Desain 2: Tumbler dengan body berbentuk tabung dan tutup tumbler memiliki fungsi sebagai cangkir
Konsep ini dibuat untuk mendukung pengguna dalam permintaan konsumen yang menginginkan dapat
minum dari tumbler. Konsep ini merupakan sketsa konsep yang lebih menonjolkan fungsi tutup tumbler
yang dapat digunakan sebagai cangkir. Hal ini juga untuk memberi kemudahan kepada beberapa konsumen
merasa kesulitan saat minum langsung dari bibir tumbler, misalnya saat hendak minum susu atau air dengan
suhu yang cukup tinggi dapat dituangkan kedalam cangkir terlebih dahulu.
• Desain 3: Tumbler dengan body melengkung dan tutup berbentuk fliptop
Konsep produk ini mengutamakan bentuk body dari tumbler yang mudah untuk digenggam. Dengan
desain bentuk body tersebut, kelompok merancang bentuk tutup botol yang berbeda yaitu berbentuk flip
top yang diperkirakan lebih mempermudah para pengguna. Fitur tambahan dari produk ini juga memiliki
tali gantungan yang dapat digunakan ketika tidak ingin menggenggam tumbler.
• Desain 4: konsep Tumbler sedikit melengkung di tengah.
Konsep ini memperhatikan 2 aspek yaitu kemudahan dalam memegang tumbler dan kapasitas tumbler,
dimana bagian tengah dibuat sedikit lengkung untuk kemudahan memegang, namun dengan
memperhitungkan kapasitas yang akan dimuat oleh tumbler sehingga tumbler tidak boleh terlalu pipih dan
tidak boleh memiliki diameter yang berbanding jauh dengan bagian lainnya. Rampungan atau hasil diskusi
ini juga merupakan suatu cara yang jika memungkinkan, maka akan digunakan kriteria objektif dan
subyektif dimana berguna untuk mengidentifikasi kekuatan konsep melalui tahap penyaringan atau
penilaian yang bisa menjadi satu konsep yang bisa dilanjutkan pengembangan dan modifikasi produk
tersebut. Menurut kelompok juga desain 2 dengan desain 4 hampir sama namun dalam hal ini lebih
diperhitungkan dan disketsakan bahwa model desain 2 lebih pipih di tengah yang akan berdampak sama
kapasitasnya sedangkan desain 4 hanya sedikit bentuk modifikasinya melengkung yang dimana
diameternya tetap berukuran 6. Dilihat dari desain 2 dari segi bentuk dan ukuran lebih panjang ke bawah
dan ramping di tenagh sehingga kalau dilihat dari desain 4 maka, tumbler ini lebih stabil atau umum di
khalayak umum dan hampir semua orang akan lebih memilih konsep ke 2 dan ke 4.
Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan perangkingan, penilaian dan analisis target yang ada di QFD,
serta Brainstroming sesama anggota kelompok, maka konsep produk yang akan dipilih ialah konsep 2
dengan konsep 4 ketimbang konsep 1 dan 3 dikarenakan multifungsi dan praktis untuk digunakan serta
lebih mengenai akan permintaan pengguna sehingga konsep 2 dan konsep desain 4 bisa dilanjutkan ke tahap
Reflect on the Process untuk bisa dilanjutkan, dikembangkan, dan di modifikasi.

6. Merefleksikan hasil dan proses.


Berdasarkan proses consep selection dilakukan pengembangan konsep terbaik,bukan memilih konsep
terbaik. Dari tabel matrix yang telah kami buat, maka dapat diketahui bahwa konsepgabungan D dan E
menempati ranking 1 dengan total score yaitu 3,46 dan ranking kedua diikuti dengan konsep B dengan total
score 3,31. Karena net score yang diperoleh pada konsep gabungan B dan E lebih tinggi dibandingkan
konsep B, maka konsep gabungan D dan E yang dapat dikembangkan lebih lanjut, sehingga kelompok tidak
memilih konsep tersebut. Kelompok juga mempertimbangkan kelebihan dari konsep B yang memiliki ciri
khas kelebihan hamper sama dibandingkan dengan konsep gabungan D dan E. Konsep gabungan D dan E
inilah yang akan masuk tahap selanjutnya dan dikembangkan.
Sebagai langkah terakhir, tim merefleksikan konsep yang dipilih dari proses pemilihan konsep. Dalam
beberapa hal, ini adalah "point of no return" untuk proses pengembangan konsep, sehingga semua anggota
tim harus merasa nyaman bahwa semua masalah yang relevan telah dibahas sebelumnya sehingga konsep
yang dipilih memiliki potensi terbesar untuk memuaskan pelanggan dan menjadi sukses secara ekonomi.
Setelah setiap tahap pemilihan konsep, ini merupakan pemeriksaan realitas yang berguna bagi tim untuk
meninjau setiap konsep yang akan dihilangkan dari pertimbangan lebih lanjut. Tim setuju bahwa konsep D
dan E yang jatuh lebih baik secara keseluruhan dari pada beberapa konsep yang dipertahankan. Tim juga
dapat mengambil manfaat dari refleksi pada proses itu sendiri. Dua pertanyaan berguna dalam
meningkatkan proses untuk kegiatan pemilihan konsep selanjutnya:
Dengan cara apa pemilihan metode pemilihan konsep memfasilitasi pengambilan keputusan tim?

 Dengan memperhitungkan concept scoring


Didapati bahwa pemeringkatan menunjukan konsep D dan E dan B memiliki peringkat terbaik diantara
yang lainnya, sehingga layak untuk dijadikan pilihan konsep tumbler dalam memenuhi kriteria pemilihan
yang didasarkan pada voice of costumer. Diantara dua konsep tersebut, Tim bias saja mengambil salah satu
konsep atau pun mengkombinasikan keduanya untuk dimajukan ketahap produksi selanjutnya tentunya
dengan mempertimbangkan fasilitas manufaktur yang dimiliki serta nilai ekonomi dari pembuatan produk
tersebut.

 Bagaimana metode ini dapat dimodifikasi untuk meningkatkan kinerja tim?


Tim bias saja langsung memilih konsep 2 dan 4 sebagai konsep pilihan karena memperoleh scoring terbaik
diantara yang lain, namun dengan mempertimbangkan adanya kriteria yang baik yang dimiliki oleh konsep
4 (peringkat ke-2) ada baiknya dilakukan modifikasi konsep yaitu dengan melakukan “Continuous
improvement”, dimana mempertahankan konsep 2 dan 4 sebagai konsep pilihan dengan menambahkan
kriteria pendukung dari konsep 2 yaitu tangkai pegangan tumbler, Sehingga menghasilkan produk tumbler
yang memperhatikan kemudahan pengguna dalam memegang tumbler.
Setelah melakukan “Continous Improvement” ada baiknya konsep yang dimodifikasi dikembalikan ke
costumer agar tim dapat melihat apakah konsep telah diterima dengan baik oleh pengguna tentunya dengan
mempertimbangkan aspek kemudahan yang akan di dapat oleh pengguna. Apabila ditemui kekurangan, tim
dapat melakukan modifikasi/pengembangan selanjutnya untuk mendapatkan sebuah produk tumbler yang
lebih diterima oleh pengguna.

Kesimpulan
Kesimpulan dari Selecting Concept adalah, tim mampu memilih konsep terbaik yang dimiliki dari
beberapa konsep yang telah dibangun sebelumnya dengan melakukan teknik pemeringkatan (scoring). Pada
kasus pengembangan produk tumbler tim mendapatkan “konsep 2” yaitu “tumbler dengan tutup cangkir
dan bentuk body melengkung memiliki peringkat tertinggi, dan yang menempatin kriteria kedua adalah
sehingga dilakukan modifikasi dengan menambahkan nilai kriteria positif dari konsep 2 yaitu pegangan
tumbler. Dan yang menempati kriteria kedua yaitu D dan E sebagai konsep gabungan “: tumbler dengan
tutup cangkir dan bentuk body melengkung dan : tumbler dengan body berbentuk tabung dan memiliki
tutup sebagai cangkir namun tanpa tali pegangan.
Sehingga berdasarkan hasil yang diperoleh maka pengembangan produk dapat difokuskan pada Konsep
yang terbaik yang didapat berdasarkan consept seleksi terbaik yang dapat menunjang nilai positif dari
produk tersebut sebagai nilai tambah.

Anda mungkin juga menyukai