Anda di halaman 1dari 2

Afkar

Afkar Afkar
kecuali dengan izin Allah (QS ath-Taghabun adalah disebabkan oleh perbuatan tangan introspeksi diri sendiri maupun introspeksi atas
[64]: 11). kalian sendiri. Allah memaafkan sebagian sistem masyarakat yang kita hidup di dalamnya.
besar (dari kesalahan-kesalahan kalian) (QS Sebagaimana dosa tidak selalu tampak, begitu
Seseorang harus yakin bahwa apa saja yang As Syura [42]: 30). juga balasan dosa. Tidak selalu bersifat balasan
menimpa dia adalah atas izin Allah. Ia harus yakin fisik, sesuatu yang ‘menyakitkan’ seperti penyakit,
bahwa Allah tidak akan pernah menzalimi Ketika menafsirkan ayat ini, Imam at-Thabari terkena wabah atau yang semisalnya.
hamba-Nya. Ia pun harus yakin bahwa apa yang (w. 310 H) menyatakan, “Yang demikian menimpa Diriwayatkan bahwa seorang ahli ibadah dari Bani
Allah pilihkan untuk dirinya itulah yang terbaik kalian sebagai balasan dari Allah atas kalian Israil pernah bermunajat kepada Allah, setelah
bagi dia walaupun hal tersebut bukan disebabkan dosa-dosa antarsesama kalian dan itu dia berkata,”Ya Allah betapa banyak aku telah
kesenangannya. Dengan keyakinan itu, tentu dia dosa antara kalian dan Tuhan kalian.”2 bermaksiat kepada-Mu, namun Engkau tidak
akan ridha dengan apapun yang terjadi selama Dosa itu tidak mesti berupa pencurian, menimpakan balasan atas diriku?” Allah
dirinya masih diberi kekuatan untuk mentaati perzinaan, korupsi, riba, tidak salat mabuk, menurunkan wahyu kepada Nabi yang diutus
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. membunuh dan semisalnya. Tidak mensyukuri pada zaman itu, ”Katakan kepada si fulan,
Pernah datang seorang lelaki kepada Imam nikmat, mengabaikan hukum-hukum Allah, “Betapa banyak balasan yang telah Aku timpakan
Sufyan ats-Tsauri (w. 161H) mengadukan musibah hasad, ujub dan semisalnya juga termasuk dosa. kepadamu, sedangkan engkau tidak
yang menimpa dirinya. Imam Sufyan ats-Tsauri Karena itulah ketika Nabi Sulaiman as. kehilangan menyadarinya?. Bukankah Aku telah mengambil
bertanya, “Tidak adakah orang lain yang bisa burung Hud-hud, dia berkata: darimu manisnya zikir kepada-Ku dan nikmatnya
membuat dirimu lebih mudah selain aku?” Lelaki bermunajat kepada-Ku?”4
tersebut bertanya balik, “Bagaimana maksudnya?” >& - &.  /0   1 Balasan dosa juga tidak mesti disegerakan
 @
Beliau berkata, “Tidak adakah orang lain selain aku Mengapa aku tidak melihat hud-hud? (QS ditimpakan di dunia. Jika Allah menghendaki
M. Taufik NT yang bisa dijadikan tempat engkau mengadu?” an-Naml [27]: 20). kejelekan pada seseorang maka Dia akan
Lelaki tadi berkata, “Aku hanya bermaksud agar menangguhkan balasan dosanya sehingga akan
unia adalah tempat ujian. Ujian bisa engkau mendoakanku.” Beliau berkata lagi: Syaikh Abul Qasim Abdul Karim menyatakan menumpuk penuh dosanya untuk dibalas pada
berupa musibah, wabah, kehilangan “Engkau ini yang mengatur (mudabbir) ataukah bahwa Nabi Sulaiman mengatakan, “Mengapa aku Hari Kiamat.5
harta atau kematian orang yang engkau yang diatur (mudabbar)?” Orang tersebut tidak melihat hud-hud?” Beliau tidak berkata,
D
dicintai. Bisa juga berupa nikmat harta, kesehatan menjawab, “Aku yang diatur.” Lalu Imam Sufyan “Mengapa hud-hud tidak kulihat? (Mâ lil hud-hud 3. Istighfar dan Tobat
dan kelahiran anak yang didambakan. Semuanya ats-Tsauri berkata, “Jika demikian, ridhalah dengan lâ arâhu). Itu karena beliau sedang mengintospeksi Introspeksi akan kurang bermakna jika tidak
adalah ‘soal’ ujian. apa-apa yang telah diatur untukmu.”1 dirinya sendiri. Beliau diberi nikmat yang besar oleh dilanjutkan dengan beistighfar dan bertobat.
Tinggi-rendahnya nilai seseorang bukan Allah SWT. Nikmat itu harusnya disyukuri dengan Apalagi jika seseorang mendapati adanya
dilihat dari bagaimana bentuk soal ujiannya, 2. Introspeksi cara taat dan mengisi hari-hari dengan penuh amal. kemaksiatan yang dia lakukan, baik maksiat lahir
namun dilihat dari bagaimana perilaku dan sikap Wabah memang terjadi atas izin Allah. Ketika hilang nikmat berupa burung hud-hud, maupun batin. Tobat dilakukan dengan
jiwa (nafsiyah) dalam menjawab ujian tersebut. Namun, pada umumnya Dia menjadikan kaidah beliau memeriksa diri sendiri: Mengapa aku? memenuhi syarat-syaratnya yakni: 1)
Islam telah memberikan ‘kunci jawaban’ atas sebab-akibat terjadinya wabah. Sebab ini ada Apakah karena kurang bersyukur sehingga meninggalkan kemaksiatan yang telah dilakukan,
setiap ujian yang akan dihadapi manusia, yang ilmiah, bisa dianalisis lewat metode ilmiah, sebagian nikmat dicabut? 3 2) menyesal melakukannya, dan 3) bertekad
termasuk ujian berupa wabah, yakni: semisal virus penyebab wabah. Ada sebab Benar, wabah dan berbagai musibah yang untuk tidak mengulanginya selama-lamanya. Jika
‘syar’iyyah’, yakni sebab apa sampai Allah kirim menimpa seseorang tidak mesti karena dosa maksiat tersebut terkait hak manusia maka harus
1. Yakin dan Ridha. virus itu kepada manusia? langsung orang tersebut. Bisa jadi karena dosa menyelesaikan urusan dengan manusia tersebut
Seorang Muslim wajib meyakini bahwa tidak Secara umum, sebab syar’iyyah wabah dan yang bersangkutan. Bisa jadi karena dosa orang atau meminta kerelaannya.6
akan terjadi sesuatu pun di alam semesta ini, berbagai musibah ditimpakan adalah karena dosa lain yang efeknya meluas hingga menimpa yang Jika kemaksiatannya bersifat sistemik, seperti
termasuk wabah, kecuali atas izin Allah SWT. dan maksiat. Allah SWT berfirman: tidak ikut berbuat dosa sekalipun. Bisa jadi pula pengabaian hukum-hukum Allah SWT, maka
Allah SWT berfirman:
  sebagai peninggi derajat seseorang sebagaimana tobatnya juga mesti ‘sistemik’, yakni dengan
  %& %  "    @
 # $   !       musibah yang menimpa para nabi dan rasul. berupaya mengubah sistem yang tidak islami
>     @
     

  
 Namun hendaknya yang dikedepankan saat tersebut menjadi islami. Jika ini tidak dilakukan,
>+
,$  * '( ) %
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa wabah terjadi adalah dengan introspeksi, baik wabah dan bencana akan senantiasa berulang,
Apa saja musibah yang menimpa kalian

al-wa‘ie | 29 30 al-wa‘ie |
Afkar Afkar
atau silih berganti bentuknya. Ini sebagaimana yang diberlakukan saja, namun juga mengganti kalimat ‘istirja’ (mengucap innâ lillâhi…); bisa Keduanya menjawab, “Bukan”.15
sabda Nabi saw.: para pejabat yang tidak memiliki kemampuan bersabar; dan musibah itu tidaklah menimpa
 8)4<  89: 4 7&  5# ( 6 23 4» dalam me-ri’ayah rakyat secara cepat. Inilah yang agama beliau. Dengan itu beliau bisa berharap Jika Rasulullah sudah mengabarkan, Allahlah
biasa dilakukan Khalifah Umar bin Khaththab ra.9 ganjaran dan ampunan dosa dari musibah yang yang akan merealisasi adanya sebab-sebab
 ' = > : 4 ;    

<C D *    B* A  menimpa dirinya.14 terlaksananya sesuatu tersebut. Di antara sebab-
)   %   @   ? '  4    8 > 4  *
4. Sabar sebab tersebut adalah adanya umat Islam yang
. «  4   Sabar adalah menahan diri dari berkeluh- 5. Mengambil Ibrah tetap istiqamah memperjuangkannya, tidak
I :# % H ! E 6' *& G F E>
Demi Zat yang diriku berada di tangan-Nya, kesah dan marah, menahan lidah dari mengadu Selalu ada pelajaran di balik peristiwa apapun, menyurutkan mereka celaan para pencela. AlLâhu
hendaklah kalian memerintahkan kemakrufan kepada makhluk dan menahan anggota badan termasuk wabah. Corona, misalnya, telah a’lam. []
dan melarang kemungkaran atau Allah akan dari kekacauan perilaku.10 membuka jatidiri siapa-siapa sebenarnya yang
menurunkan siksa-Nya kepada kalian, lalu Berkeluh-kesah kepada makhluk dan layak menjadi pemimpin umat dan siapa saja yang Catatan kaki:
1
berperilaku menyimpang, selain tidak akan hanya menebar pencitraan. Corona telah Abu Nu’aim Ahmad bin Abdullah Al-Ashbahani,
kalian berdoa, namun tidak dikabulkan.”7 Hilyatu Al-Awliya’ (Beirut: Dâr al-Kutub al-Ilmiyyah,
menghentikan wabah, tidak menyelesaikan menghancurkan ‘kesombongan’ sebagian 1409), Juz 7, h. 57.
2
Dosa sistemik bukan hanya sekadar terkait masalah, juga akan berdampak buruk bagi manusia yang merasa mampu menyaingi Allah Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Al-Thabari, Jâmi Al-
pelakunya. Di dunia tidak akan bisa menikmati SWT dalam mengatur alam semesta sehingga Bayân Fî Ta’wîl al-Qur’ân, Pentahkik. Ahmad
dengan sistem yang membiarkan adanya zina, Muhammad Syakir, Cet. I. (Beirut: Muassasah al-Risâlah,
khamr, riba, membiarkan Muslim tidak salat, tidak hidup apa adanya. Amirul Mukminin ‘Umar bin dengan pongah mencampakkan hukum-hukum- 2000), Juz 21, h. 538.
3
al-Khathhtab biasa makan sangat sederhana. Nya dan mempersekusi pejuang-pejuangnya. Abdurrahman bin Muhammad al-Qummas, Al-Hâwî Fi
puasa, tidak membayar zakat, dan semisalnya; Tafsîr al-Qur’ân al-Karîm (UEA: Maktabah Syamilah,
namun juga sistem yang lambat dalam mengurus Tidak mengumpulkan dua macam lauk dalam satu Wabah ini juga membuka mata semua orang 2009), Juz 103, h. 116.
4
urusan rakyat. Abu Hurairah ra. berkata bahwa hidangan beliau. Namun, beliau pernah berkata: bahwa makhluk super kecil ini sudah cukup untuk Abd al-Rauf al-Munawi, Faidh Al-Qadîr (Mesir:
merepotkan miliaran hidup manusia, termasuk Maktabah al-Tijariyah al-Kubra, 1356), Juz 2, h. 141.
Nabi saw. pernah bersabda, “Berhati-hatilah kamu 5
Ahmad bin Hanbal Al-Syaibani, Musnad Al-Imam
negara adidaya, Amerika Serikat.
K 
Ahmad, Pentahkik. Syu’aib al-Arnauth dkk (Beirut:
 4<  >L * +  M N & O 
dengan al-iqrâd.” Para Sahabat bertanya, “Wahai
Kami mendapati kelezatan hidup kami Lalu apa yang meragukan umat Islam Muassasah al-Risâlah, 2001), Juz 27, h. 360.
Rasulullah, apakah al-iqrâd itu? Nabi saw. 6
Abu Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Syarh
menjawab, “Seorang di antara kalian menjadi dengan kesabaran.11 terhadap berita kenabian akan kembalinya umat Shahih Muslim, Cet. II. (Beirut: Dâr Ihyâ al-Turâts al-
seorang amir (penguasa) atau amil (penguasa Islam hidup dalam naungan Khilafah? Sulitkah Arabi, 1392), Juz 17, h. 24.
7
Jika tidak sanggup bersabar, di akhirat akan hal tersebut? Iya, sulit jika kita bersandar pada Abu Isa Muhammad bin Isa bin Sauroh Al-Tirmidzi,
daerah), lalu datanglah para janda dan orang- Sunan Al-Tirmidzi, Pentahkik. Ahmad Muhammad Syakir
orang miskin, dikatakan kepada mereka, ‘Tunggulah mendapat murka Allah SWT. Rasulullah saw. kemampuan diri kita sendiri. Namun, jika kita dan Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Cet. III. (Mesir:
bersabda: bersandar pada Allah SWT, bertawakal Musthafa al-Bâbi, 1975), Juz 4, h. 468.
sampai dia memenuhi kebutuhanmu.’ Lalu jadilah 8
Sulaiman bin Ahmad Al-Thabrani, Musnad As-Syâmiyîn,
mereka diam menunggu hingga kelelahan, namun sepenuhnya kepada-Nya, berusaha Pentahkik. Hamdi bin Abdul Majid, Cet. I. (Beirut:
  ! S - H : C'  P Q
E B ! K   R    @   » memperjuangkan Khilafah dengan mencontoh Muassasah al-Risâlah, 1984), Juz 2, h. 33.
kebutuhan mereka tidak dipenuhi, dan mereka 9
metode Rasulullah saw., maka bagi Allah hal Muhammad bin Abdullah al-Jurdani Ad-Dimyati, Al-
tidak diberi arahan apapun, hingga akhirnya mereka «T  E B ! T
 U V  4
U O    SK  Jawâhir al-Lu’luiyyah Fî Syarh al-Arba’în an-
pergi. Kemudian datang seorang laki-laki kaya yang tersebut sangat mudah. Dia bisa menciptakan Nawawiyyah, Pentahkik. Abdullah al-Minsyawi, Cet. I.
Sungguh Allah jika mencintai suatu kaum, Dia
kondisi apapun yang akan menumbuhkan sebab- (Kairo: Maktabah al-Iman, t.th), h. 28.
mulia, mendekati dia dan bertanya, “Apa akan memberikan cobaan kepada mereka. 10
Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Madârij Al-Sâlikîn, Pentahkik.
kebutuhanmu?” Lalu dia menjawab, “Ini dan itu.” sebab alamiah tegaknya Khilafah. Muhammad Mu’tashim Billah al-Baghdadi, Cet. III.
Siapa saja yang sabar, dia berhak
Laki-laki kaya dan mulia itu berkata kepada (Beirut: Dâr al-Kitab al-’Arabi, 1996), Juz 2, h. 155.
mendapatkan (pahala) kesabarannya. Siapa 11
Muhammad bin Isma’il Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
 C,R \  [  ' %»
pelayannya, “Penuhilah kebutuhan dia dan
 4 5,W X ( BM Y  8 MZ Pentahkik. Muhammad Zuhair bin Nashir, Cet. I. (Dâr
saja yang berkeluh-kesah, dia pun berhak 
bersegeralah (menyelesaikan) kebutuhannya.”8  Tûq al-Najâh, 1422), Juz 8, h. 99.
12
b8 G  c H )4 `  ^8_
mendapatkan (dosa) keluh-kesahnya.”12  6 ` a "  B P \ P ]C & * 7&) % Al-Syaibani, Musnad Al-Imam Ahmad, Juz 39, h. 35.
Hadis tersebut mencela penguasa yang 13
Muhammad bin Abdul Baqi Az-Zarqani, Syarh Az-
lambat dalam melayani rakyat hingga akhirnya Zarqani “Ala al-Muwaththa,” Pentahkik. Thaha
«  D  ! U %U ) 4 & *   8 * E6 
Jika demikian, wabah adalah pengobatan Abdurra’uf Sa’d, Cet. I. (Kairo: Maktabah Ats-Tsaqafah
saat rakyat lemah tersebut bosan menunggu “Pada akhir umatku nanti akan ada seorang
ilahiah (thibbun ilâhiyyun) yang dengan itu ad-Diniyyah, 2003), Juz 4, h. 515.
dalam ketidakpastian, akhirnya rakyat yang lain khalifah yang membagi-bagi harta tanpa 14
manusia mengobati penyakit-penyakit dosa yang Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin
yang berkemampuan membantu rakyat yang menghitungnya.” Aku berkata kepada Abu Utsman bin Qaimaz Adz-Dzahabi, Siyaru A’lâmi al-
menghancurkan jiwa.13 Karena itulah Qadhi Nubalâ, Pentahkik. Syu’aib al-Arnauth dkk, Cet. III.
kesulitan tersebut. Syuraih (w. 78 H) ketika ditimpa musibah duniawi Nadhrah dan Abu al-Ala` (perawi hadis), (Beirut: Muassasah al-Risâlah, 1985), Juz 4, h. 105.
15
Tobat sistemik bukan sekadar mengganti “Apakah menurut kalian berdua khalifah Muslim bin Hajjaj, Shahih Muslim (Beirut: Dâr Ihyâ al-
beliau bukan hanya bersabar melainkan bersyukur Turâts al-Arabi, tt), Juz 4, h. 2234.
sistem jahiliah menjadi islami dari sisi hukum karena dengan itu beliau bisa: mengucapkan tersebut adalah Umar bin Abdul Aziz?

al-wa‘ie 31 32 al-wa‘ie

Anda mungkin juga menyukai