Anda di halaman 1dari 2

IV.2.

Pembahasan

Pada percobaan ini digunakan teknik kromatografi kertas yaitu teknik

yang digunakan untuk memisahkan pigmen warna daun dengan menggunakan

kertas saring yang akan menimbulkan dua fase yakni fase gerak (mobile) dan fase

diam (stasioner). Adapun fase geraknya yaitu larutan methanol dan aseton yang

akan bergerak dari bawah ke atas sedangkan fase diamnya yaitu kertas

kromatografinya. Pada percobaan ini digunakan bahan yaitu daun tanaman

Miyana Coleus sp., daun tanaman bayam Amaranthus spinosus, daun jadam

Rhoeo discolor dan daun puring Codiaeum variegatum.

Pada percobaan ini, pertama-tama yang dilakukan adalah menyiapkan

kertas kromatografi kemudian dipotong sesuai dengan tinggi tabung reaksi dan

juga disesuaikan dengan sumbat tabung dan pengait dari penjepit kertas agar

kertas menggantung tanpa menyentuh dasar tabung serta buat tanda sebagai

pembatas pada kertas, kemudian tuang larutan pelarut organik kedalam tabung

reaksi setinggi kira-kira 5 mm kemudian tutup tabung reaksi tersebut dan

masukkan dalam rak tabung. Sebanyak tiga lembar daun miyana Coleus sp., daun

tanaman bayam Amaranthus spinosus, daun jadam Rhoeo discolor dan daun

puring Codiaeum variegatum yang dikerjakan secara terpisah dalam mortar dan

digerus sampai benar-benar halus yang kemudian ditambahakan masing-masing

larutan methanol untuk sampel daun Jadam (percobaan pertama) dan larutan

alkohol untuk sampel daun jadam (percobaan kedua), miyana, bayam duri dan

puring ± 5 cc.

Kemudian setelah itu hasil gerusan disaring dengan kertas saring dan

corong serta filtratnya ditampung dalam gelas kimia. Setelah itu totolkan setetes

ekstrak yang diperoleh pada ujung bawah kertas kromatografi dengan tinggi 1 cm
dari ujung kertas, setelah itu didiamkan sampai kering. Setelah kering sumbat

tabung dibuka dan dikaitkan pada pengait yang telah dibuat dan dimasukkan

kedalam tabung reaksi lalu ditutup kembali dan diusahakan agar noda tidak

menyentuh permukaan larutan pengembang, setelah itu perhatikan naiknya larutan

pengembang pada kertas kromatografi dan amati kertas kromatografi tersebut.

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh yaitu pada daun tanaman jadam

Rhoeo discolor baik ekstrak dari hasil gerusan yang ditambahkan methanol

maupun ekstrak dari hasil gerusan yang ditambahkan aseton keduanya

menghasilkan 1 lapis warna yaitu warna hijau (klorofil). Namun untuk ekstrak

dari hasil gerusan yang ditambahkan larutan methanol, warna yang terbentuk tidak

dapat larut karena methanol merupakan pelarut yang bersifat non polar, sehingga

kelarutan dari pigmen yang terbentuk tidak dapat diamati. Miyana Coleus sp.

jumlah lapis warnanya yaitu 2 lapis, yaitu warna merah (antosianin) dan warna

hijau (klorofil). Pada daun tanaman bayam Amaranthus spinosus jumlah lapis

warna yang diperoleh yaitu 1 lapis. Kemudian jumlah lapis warna yang

mengandung klorofil yaitu masing-masing 1 lapis warna, kemudian warna yang

nampak pada kertas kromatografi yakni pada daun miyana Coleus sp. yaitu hijau

tua menandakan bahwa daun miyana Coleus sp. mengandung klorofil a sedangkan

pada daun bayam Amaranthus spinosus yaitu hijau muda menandakan bahwa

daun bayam Amaranthus spinosus mengandung klorofil b. Sementara pada puring

Codiaeum variegatum, jumlah lapis warna yang diperoleh yaitu 1 lapis yang

berwarna kuning (karotenoid). Penambahan larutan alkohol pada percobaan ini

berfungsi untuk mengaktifkan pigmen warna yang terdapat di dalam daun

tanaman Jadam Rhoeo discolor, daun tanaman miyana Coleus sp., daun tanaman

bayam Amaranthus spinosus, dan daun tanaman puring Codiaeum variegatum.

Anda mungkin juga menyukai