Anda di halaman 1dari 8

K

Putusan Nomor : Put-080777.16/2006/PP/M.VIIIB Tahun 2018

JA
Jenis Pajak : PPN

Tahun Pajak : 2006

PA
Pokok Sengketa : bahwa dalam pemeriksaan terbukti yang menjadi pokok sengketa dalam
sengketa banding ini adalah koreksi Pajak Masukan yang dapat
diperhitungkan sebesar Rp402.125.685,00 yang tidak disetujui oleh
Pemohon Banding;

N
Menurut Terbanding : bahwa Pemeriksa melakukan koreksi positif Pajak Masukan yang dapat
diperhitungkan Masa Pajak September 2006 sebesar Rp402.125.685,00

LA
karena Surat Setoran Pajak (SSP) PPN JLN/BKP Tidak Berwujud Dari
Luar Daerah Pabean tersebut merupakan setoran atas pembayaran
royalti yang dikoreksi pada PPh Badan menjadi sebagai pembayaran

DI
dividen. Sehingga SSP dimaksud tidak dapat ditetapkan sebagai Faktur
Pajak sebagaimana diatur dalam Pasal 13 ayat (6) UU PPN beserta
penjelasannya;

Menurut Pemohon
GA
: bahwa Pemohon Banding telah melakukan pemanfaatan jasa luar negeri
Banding berupa royalti dan jasa technical. Atas pemanfaatan tersebut merupakan
objek PPN Jasa Luar Negeri (PPN JLN). Dalam hal ini, Pemohon Banding
EN
telah melakukan pembayaran 10% PPN JLN dengan menggunakan SSP
PPN JLN dan melaporkan SSP PPN JLN tersebut dalam Surat
Pemberitahuan Masa PPN serta telah menerima tanda bukti saat
pelaporan SPT PPN JLN;
TP

Menurut Majelis : bahwa koreksi negatif DPP PPN atas pemanfaatan BKP tidak berwujud
dari Luar Daerah Pabean terkait dengan koreksi biaya Royalty dan Jasa
Technical Information Service dimana dalam PPh Badan, Pemohon
Banding juga mengajukan keberatan dan Banding atas SKPKB PPh
IA

Badan Tahun Pajak 2006 tersebut. Dimana koreksi PPh Badan Tahun
2006 dapat dirinci sebagai berikut :
AR

Koreksi pada PPh Badan 2006 yaitu :


a. Biaya Royalty (Trademark) Rp 21.435.159.713,00
b. Biaya Technical Information Service Rp 26.198.528.517,00
Jumlah Rp 47.633.688.230,00
ET

sebagai hasil pemeriksaan atas SPT PPh Badan tahun 2006 yang tidak
disetujui oleh Pemohon Banding;
KR

bahwa terkait dengan koreksi atas PPh Badan Tahun 2006 tersebut
dilakukan juga koreksi atas DPP PPN atas pemanfaatan BKP tidak
berwujud dari Luar Daerah Pabean untuk Masa Pajak Januari s.d.
Desember 2006, dengan perincian :
SE

a. Royalty (Trademark) Rp 21.776.461.998,00


b. Technical Information Service Rp 26.615.675.725,00
Jumlah Rp 48.392.137.723,00

K
bahwa perbedaan jumlah (Rp48.392.137.723,00 - Rp47.633.688.230,00 =

JA
Rp.758.449.493,00) antara koreksi di PPh Badan dengan koreksi di DPP
PPN JLN berasal dari perbedaan waktu pelaporan/pengakuan dan
perbedaan kurs yang dipakai dalam menghitung biaya dalam Laporan
Rugi-Laba dengan kurs yang dipakai untuk menghitung PPN JLN yang

PA
terhutang;

bahwa mengacu pada putusan Pengadilan Pajak untuk sengketa PPN


Jasa Luar Negeri Nomor : PUT-080768.16/2006/PP/M.VIIIB Tahun 2018,
yang telah diucapkan pada tanggal : 7 Februari 2018, dimana Majelis

N
memutuskan terhadap pembayaran biaya Royalty dan Technical
Information Service tersebut adalah bukan Dasar Pengenaan Pajak

LA
(DPP) PPN Jasa Luar Negeri sehingga tidak terutang PPn Jasa Luar
Negeri, dan terhadap setoran SSP PPN Jasa Luar Negeri tersebut tidak
perlu dikembalikan (Restitusi/Pemindahbukuan);

DI
bahwa permasalahan yang menjadi sengketa disini adalah Setoran PPN
JLN untuk Masa Pajak September 2006 oleh Pemohon Banding
sebesar Rp 402.125.685,00 yang dikoreksi dan tidak diakui oleh
GA
Terbanding dengan alasan karena tidak adanya pemanfaatan BKP tidak
berwujud dan/atau JKP dari Luar Daerah Pabean ke dalam Daerah
Pabean atau tidak terdapat objek pajak (di PPh Badan di lakukan
koreksi atas Royalty Trademark dan Technical Information Service),
EN

maka Surat Setoran Pajak (SSP) bukan merupakan pembayaran PPN


atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dan/atau JKP dari Luar Daerah
Pabean;
TP

bahwa berdasarkan Pajak Masukan terkait pemanfaatan BKP tidak


berwujud dari Luar Daerah Pabean untuk Masa Pajak September 2006
yang telah dikreditkan oleh Pemohon Banding dan dilakukan koreksi oleh
Terbanding yaitu sebesar Rp 402.125.685,00, dengan perincian yaitu :
IA

Pajak Masukan atas Royalty Trademark Rp


180.956.558,00
AR

Pajak Masukan atas Technical Information Service Rp


221.169.127,00
Jumlah
Rp 402.125.685,00
ET

bahwa Majelis telah membaca peraturan terkait SSP JLN yang


diperlakukan sebagai Faktur Pajak yaitu sebagai berikut :
KR

bahwa Peraturan perundang-undangan terkait dengan pembayaran pajak


beserta bukti-buktinya antara lain adalah Undang-undang tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) Pasal 1 ayat (14)
yang berbunyi :
SE

“Surat Setoran Pajak adalah bukti pembayaran atau penyetoran


pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah
dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat pembayaran

K
yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan”;

JA
Peraturan Menteri Keuangan No: 99/PMK.06/2006, tentang Modul
Penerimaan Negara :

Pasal 6

PA
(1) Dokumen sumber ……..
(2) Dokumen sumber sebagai dasar pencatatan penerimaan negara
antara lain meliputi Surat Setoran Pajak (SSP), Surat Setoran
Bukan Pajak (SSBP), Surat Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak

N
(SSPCP), ……………
(3) Seluruh dokumen sumber penerimaan negara dinyatakan sah

LA
setelah mendapat Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN)
dan Nomor Transaksi Bank (NTB) / Nomor Transaksi Pos
(NTP)/Nomor Penerimaan Potongan (NPP)

DI
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : Per-01/PJ./2006 tentang :
BENTUK SURAT SETORAN PAJAK :
GA
Pasal 1

(2). Surat Setoran Pajak (SSP) adalah surat yang oleh Wajib Pajak
digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak
EN

yang terutang ke kas negara melalui Kantor Penerima


Pembayaran;
TP

(3). SSP Standar adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan atau
berfungsi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak
yang terutang ke Kantor Penerima Pembayaran dan digunakan
sebagai bukti pembayaran dengan bentuk, ukuran dan isi
IA

sebagaimana ditetapkan dalam lampiran I Peraturan Direktur


Jenderal Pajak ini;
AR

bahwa sebagaimana ditegaskan dalam Surat Edaran Direktur Jenderal


Pajak Nomor : SE - 08/PJ.5/1995:

“……..Surat Setoran Pajak Pajak Pertambahan Nilai atas pemanfaatan


ET

Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar
Daerah Pabean diperlakukan sebagai Faktur Pajak sepanjang
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan
Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-54/PJ/1994 tanggal 29 Desember
KR

1994 dan PPN yang tercantum didalam Faktur Pajak tersebut dapat
dikreditkan sebagai Pajak Masukan sesuai ketentuan yang berlaku”;

bahwa baik dalam pemeriksaan sampai pada proses persidangan


SE

banding ini Terbanding tidak menyatakan bahwa SSP yang


disengketakan tidak memenuhi persyaratan dimaksud, oleh karenanya
SSP tersebut harus dapat diperlakukan sebagai Faktur Pajak dan PPN
yang tercantum di dalam Faktur Pajak tersebut dapat dikreditkan sebagai

K
Pajak Masukan sesuai ketentuan yang berlaku;

JA
bahwa terkait dengan putusan Pengadilan Pajak untuk sengketa PPN
Jasa Luar Negeri Nomor: PUT-080768.16/2006/PP/M.VIIIB Tahun 2018,
yang telah diucapkan pada tanggal : 7 Februari 2018 dimana Majelis telah
melihat konstruksi/posisi dari perkara sengketa ini, sehingga Majelis

PA
berpendapat SSP atas Jasa Luar Negeri yang telah disetorkan ini karena
kehati-hatian Pemohon Banding agar tidak salah dalam kedudukannya
sebagai pemungut pajak, maka Pemohon Banding memungut PPN Jasa
Luar Negeri (menggunakan SSP) tersebut adalah sebagai Faktur Pajak
Masukan yang dapat dikreditkan di SPT Masa PPN Dalam Negeri-nya;

N
bahwa dengan demikian dengan mempertimbangkan niat baik Pemohon

LA
Banding dan mengedepankan unsur keadilan serta penyelesaian
administrasi yang sederhana dan tidak merugikan para pihak, Majelis
memutuskan terhadap SSP PPN Jasa Luar Negeri yang telah terlanjur
dipungut dan disetor oleh Pemohon Banding, tidak perlu dikembalikan

DI
kepada Pemohon Banding (Restitusi atau Pemindahbukuan), tetapi
konsekuensinya adalah SSP PPN Jasa Luar Negeri tersebut tetap diakui
sebagai Faktur Pajak Masukan yang dapat dikreditkan oleh Pemohon
GA
Banding dalam SPT Masa PPN Dalam Negeri-nya;

bahwa dilihat dari SPT PPN-nya, Pemohon Banding telah


memperhitungkan SSP PPN Jasa Luar Negeri yang disengketakan
EN

tersebut seluruhnya sebagai kredit pajak dalam menghitung PPN Dalam


Negeri yang harus dibayarnya. Perlakuan terhadap SSP PPN Jasa Luar
Negeri tersebut telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan yang dipertegas dengan beberapa peraturan
TP

pelaksanaan yang dibuat oleh Terbanding, antara lain :

KEPUTUSAN JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-54/PJ/1994 tanggal 29


Desember 1994 tentang Dokumen-Dokumen Tertentu Yang Diperlakukan
IA

Sebagai Faktur Pajak Standar :

Pasal 1
AR

Dokumen-dokumen tertentu yang dapat diperlakukan sebagai Faktur Pajak


Standar harus memuat sekurang-kurangnya :
1) Identitas yang berwenang menerbitkan dokumen;
ET

2) Nama, Alamat dan Nomor Pokok Wajib Pajak penerima dokumen;


3) Jumlah satuan apabila ada;
4) Dasar Pengenaan Pajak;
5) Jumlah pajak yang terutang;
KR

Pasal 2

Dokumen-dokumen tersebut di bawah ini sepanjang memenuhi


SE

persyaratan sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 dapat diperlakukan


sebagai Faktur Pajak Standar :
K
f. Surat Setoran Pajak untuk pembayaran Pajak Pertambahan Nilai
atas pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau Jasa Kena

JA
Pajak dari luar daerah pabean;

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK No : SE-08/PJ.5/1995

PA
5.2. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut harus disetorkan oleh pihak
yang memanfaatkan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau Jasa
Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dengan menggunakan Surat
Setoran Pajak atas nama Wajib Pajak Luar Negeri yang
menyerahkan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau Jasa Kena

N
Pajak dari luar Daerah Pabean. Surat Setoran Pajak Pajak
Pertambahan Nilai atas pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak

LA
Berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean
diperlakukan sebagai Faktur Pajak sepanjang memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor KEP-54/PJ/1994 tanggal 29 Desember 1994 dan PPN yang

DI
tercantum didalam Faktur Pajak tersebut dapat dikreditkan sebagai
Pajak Masukan sesuai ketentuan yang berlaku;
GA
5.3. Bagi Pengusaha Kena Pajak, Pajak Pertambahan Nilai yang telah
dipungut dan disetor harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan
Masa Pajak Pertambahan Nilai untuk Masa Pajak terjadinya
penyetoran. Dalam hal pembayaran PPN tersebut berkaitan dengan
EN

kegiatan usaha yang terutang PPN, maka PPN tersebut merupakan


Pajak Masukan yang dapat dikreditkan. Surat Pemberitahuan Masa
Pajak Pertambahan Nilai tersebut diperlakukan sebagai laporan
pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atas pemanfaatan Barang Kena
TP

Pajak Tidak Berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean;

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NO: KEP - 522/PJ/2000


IA

Pasal 2

Dokumen-dokumen tersebut di bawah ini sepanjang memenuhi


AR

persyaratan sebagaimana tersebut dalam Pasal 1 diperlakukan


sebagai Faktur Pajak Standar, yaitu:
g. Surat Setoran Pajak untuk pembayaran Pajak Pertambahan
Nilai atas pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau
ET

Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean;

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK Nomor : 10/PJ/2010


KR

Pasal 1

Dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan


Faktur Pajak adalah :
SE

J. Surat Setoran Pajak untuk pembayaran Pajak Pertambahan


Nilai atas pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau
Jasa Kena Pajak dari luar daerah Pabean;

K
Pasal 3

JA
( Dokumen tertentu memenuhi persyaratan formal apabila diisi
1)  lengkap, jelas, dan benar sesuai ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2;

PA
Pasal 5

Pajak Pertambahan Nilai yang tercantum dalam dokumen tertentu


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 merupakan Pajak

N
Masukan yang dapat dikreditkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku sepanjang dokumen tertentu

LA
tersebut memenuhi persyaratan formal sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) dan mencantumkan Nomor Pokok Wajib
Pajak pembeli Barang Kena Pajak, penerima Jasa Kena Pajak,
pihak yang melakukan impor Barang Kena Pajak, atau pihak yang

DI
memanfaatkan Jasa Kena Pajak dan/atau Barang Kena Pajak tidak
berwujud;
GA
bahwa dengan demikian atas Pajak Masukan yang berasal dari SSP JLN
yang terdiri dari SSP JLN Royatly dan SSP JLN Technical Information
Service tersebut karena dari penelitian Majelis telah sesuai/memenuhi
persyaratan sebagai dimaksud dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak
EN

Nomor : KEP-54/PJ/1994 tanggal 29 Desember 1994 dan terkait dengan


dengan putusan Pengadilan Pajak Nomor :
PUT-080768.16/2006/PP/M.VIIIB Tahun 2018, yang telah diucapkan pada
tanggal : 7 Februari 2018, maka dapat dikreditkan seluruhnya sebagai
TP

Pajak Masukan;

bahwa disamping itu sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor


99/PMK.06/2006 tanggal 19 Oktober 2006 tentang Modul Penerimaan
IA

Negara dalam Pasal 6 ayat (2) juga disebutkan “Dokumen sumber


sebagai dasar pencatatan penerimaan negara antara lain meliputi Surat
Setoran Pajak (SSP), Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP), Surat
AR

Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak (SSPCP), …”, sehingga menurut


Majelis SSP tersebut dapat dikreditkan seluruhnya sebagai Pajak
Masukan;
ET

menimbang :
bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berkesimpulan
untuk mengabulkan seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding
KR

atas Koreksi Pajak Masukan atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dari
Luar Daerah Pabean Masa Pajak September 2006, dengan perincian
sebagai berikut :
SE
Jumlah Koreksi Yang

K
Jumlah Koreksi Yang
No. Uraian Jumlah Koreksi (Rp) Tidak Dapat
Dipertahankan (Rp)
Dipertahankan (Rp)

JA
Koreksi Pajak Masukan : -
1 Biaya Royalty (Trademark) 180.956.558,00 180.956.558,00 -

PA
2 Technical Information Service 221.169.127,00 221.169.127,00 -
JUMLAH 402.125.685,00 402.125.685,00 -

Pajak Masukan menurut Keputusan Terbanding Rp 4.421.512.303,00


Koreksi yang tidak dapat dipertahankan Rp 402.125.685,00
Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan menurut Majelis

N
Rp 4.823.637.988,00

LA
Mengingat : Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan
ketentuan perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang
berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini;

DI
Memutuskan : Mengabulkan Seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding
terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-
GA
1079/WPJ.07/2014 tanggal 22 Mei 2014 tentang Keberatan Wajib Pajak
Atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai
Barang Dan Jasa Nomor : 00010/207/06/056/13 tanggal 28 Februari 2013
Masa Pajak September 2006 atas nama Pemohon Banding sehingga
perhitungan menjadi sebagai berikut:
EN

J u m la h
U R A IA N
(Rp )
D a s a r P e n g e n a a n P a ja k :
a .A ta s P e n y e r a h a n B a r a n g d a n J a s a y a n g te r u ta n g P P N :
TP

- Eks p o r -
- P e n y e r a h a n y a n g P P N - n y a h a r u s d ip u n g u t s e n d ir i 4 9 .0 7 8 .6 0 6 .7 0 0 ,0 0
- P e n y e r a h a n y a n g P P N - n y a d ip u n g u t o le h P e m u n g u t P P N
- P e n y e r a h a n P P N - n y a t id a k d ip u n g u t
- P e n y e r a h a n y a n g d ib e b a s k a n d a r i p e n g e n a a n P P N
J u m la h 4 9 .0 7 8 .6 0 6 .7 0 0 ,0 0
b . A t a s P e n y e r a h a n B a r a n g d a n J a s a y a n g t id a k t e r u t a n g PPN
IA

c . J u m la h S e lu r u h P e n y e r a h a n 4 9 .0 7 8 .6 0 6 .7 0 0 ,0 0
d . P e m a n f a a ta n J K P d a r i L u a r P a b e a n
P e n g h it u n g a n P P N K u r a n g B a y a r :
a . P a ja k K e lu a r a n y a n g h a r u s d ip u n g u t / d ib a y a r s e n d ir i 4 .9 0 7 .8 6 0 .6 7 0 ,0 0
b . D ik u r a n g i :
AR

- P a ja k M a s u k a n y a n g d a p a t d ip e r h it u n g k a n : 4 .8 2 3 .6 3 7 .9 8 8 ,0 0
- S TP (p o ko k ku ra n g b a y a r)
- D ib a y a r d e n g a n N P W P s e n d ir i -
- L a in - la in 8 4 .2 3 0 .3 3 1 ,0 0
- J u m la h p a ja k y a n g d a p a t d ip e r h it u n g k a n 4 .9 0 7 .8 6 8 .3 1 9 ,0 0
J u m la h p e r h it u n g a n P P N K u r a n g ( L e b ih B a y a r ) ( 7 .6 4 9 ,0 0 )
D ik o m p e n s a s ik a n k e M a s a P a ja k b e r ik u t n y a 7 .6 4 9 ,0 0
ET

P P N y a n g k u r a n g ( le b ih ) d ib a y a r -
S a n k s i A d m in is t r a s i:
B u n g a Pa s a l 1 3 a y a t (2 ) U U K U P -
K e n a ik a n P a s a l 1 3 a y a t ( 3 ) U U K U P -
J u m la h P P N y a n g m a s ih h a r u s / ( le b ih ) d ib a y a r -
KR

Demikian diputus berdasarkan musyawarah Majelis VIIIB Pengadilan


Pajak yang telah dicukupkan dalam sidang pemeriksaan terakhir pada
hari Rabu tanggal 27 Mei 2015 dengan susunan Majelis dan Panitera
Pengganti sebagai berikut :
SE

Drs. Sigit Henryanto, Ak. sebagai Hakim Ketua,


Nany Wartiningsih, S.H., M.Si. sebagai Hakim Anggota,
Masdi, S.E., M.Si. sebagai Hakim Anggota,

K
Yang dibantu oleh Dwian Widyati Haristyani, S.H., M.H.

JA
sebagai Panitera Pengganti,

dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Rabu tanggal
7 Februari 2018 oleh Hakim Ketua dengan dihadiri para Hakim Anggota

PA
dan Panitera Pengganti, dihadiri oleh Terbanding maupun Pemohon
Banding.

N
LA
DI
GA
EN
TP
IA
AR
ET
KR
SE

Anda mungkin juga menyukai