Anda di halaman 1dari 18

RISALAH

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-


29464/PP/M.II/16/2011

JENIS PAJAK
Pajak Pertambahan Nilai

TAHUN PAJAK
2006

POKOK SENGKETA
bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam
perkara banding ini adalah koreksi Kredit Pajak
Masukan Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak
Januari sampai dengan Desember 2006 sebesar Rp
94.718.964,00

Menurut : bahwa dalam kasus Pemohon


Terbanding Banding, Pemohon Banding
terbukti melakukan
pembayaran/penyetoran PPN
Pemanfaatan JKP dari Luar
Daerah Pabean tidak tepat waktu
yang berakibat pada Pajak
Masukan atas Pemanfaatan JKP
dari Luar Daerah Pabean
tersebut tidak dapat dikreditkan
karena melebihi jangka waktu
tiga bulan sejak berakhirnya
Masa Pajak yang dimana
seharusnya Pajak Masukan
tersebut dikreditkan.

Menurut :
Pemohon
bahwa Pemohon Banding telah
memenuhi kewajiban perpajakan
dengan menyetorkan PPN
terhutang atas obyek PPN JKP LN
untuk Technical Assistance Fee
dari Telemarketing Asia ke kas
negara sesuai dengan Surat
Edaran DJP nomor: SE-
08/PJ.5/1995 butir 5.3 dan
melaporkannya dalam SPM PPN
sesuai dengan Keputusan
Menteri Keuangan nomor:
568/KMK.04/2000 pasal 4 ayat 2
dimana Terbanding pun
sebenarnya telah mengakui
adanya pembayaran PPN Jasa
Luar Negeri tersebut sehingga
menerbitkan STP keterlambatan
pembayaran. Bila Terbanding
mengenakan PPN JKP Luar Negeri
kembali atas Jasa Technical
Assistance, maka terjadi
pengenaan pajak berganda atas
obyek yang sama, pembayaran
biaya jasa teknik kepada
Teleperformance Singapore
dilakukan setelah jumlah nilai
pendapatan bruto yang dijadikan
dasar perhitungan dan
pembayaran diketahui dengan
pasti/final yang diperoleh dari
laporan audit tahun 2005 yang
dikeluarkan oleh KAP Sidharta
Sidharta & Widjaja (KPMG)
setelah tutup buku tahun 2005.
Demikian untuk invoice Jasa
Teknik tahun 2005 dari
Teleperformance Singapore
kepada Pemohon Banding baru
dapat diterbitkan di tahun 2006
setelah nilai pendapatan bruto
tahun 2005 telah mendapat
pengesahan dari KAP tersebut
diatas.
Menurut : bahwa Terbanding melakukan
Majelis koreksi atas Pajak Masukan yang
dapat dikreditkan sebesar
Rp94.718.964,00 dengan alasan
bahwa penyetoran SSP PPN JLN
telah melewati jangka waktu
yang diatur dalam UU PPN.

bahwa menurut Terbanding,


Pemohon Banding
memanfaatkan Jasa Kena Pajak
dari luar Daerah Pabean pada
Masa Pajak Januari sampai
dengan Desember 2005,
sehingga seharusnya pada masa
tersebut sudah terutang PPN Jasa
Luar Negeri karena pada masa
Januari sampai dengan
Desember 2005 Jasa Kena Pajak
tersebut secara nyata
dimanfaatkan. Pada akhir tahun,
tanggal 31 Desember 2005 pasti
sudah diketahui berapa besar
nilai pemanfaatan Jasa Kena
Pajak yang telah dipakai karena
Pemohon Banding melakukan
pencatatan dalam rangka
menyusun Laporan Keuangan
yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2005. Kalaupun belum
dibayar, maka pada tanggal 31
Desember 2005, adalah saat
dimana harga perolehan Barang
Kena Pajak tidak berwujud dan
atau Jasa Kena Pajak tersebut
dinyatakan sebagai utang oleh
pihak yang memanfaatkannya
(Pemohon Banding).
bahwa dokumen invoice yang
diberikan oleh Pemohon Banding
kepada Terbanding adalah
invoice dengan nomor:
TPV2006005 tanggal 20 Januari
2006.

bahwa menurut Terbanding


dalam invoice tertera deskripsi
sebagai berikut:

Description Calculation B

Technical Turnover
Assistance IDR18.943.792
Fees Technical Assis

Exchange Rate

Exchange Ra
Rp9.758,489

bahwa menurut Terbanding,


Pemohon Banding menerima
tagihan atas pemanfaatan Jasa
Kena Pajak tersebut dengan
invoice tertanggal 20 Januari
2006 untuk Masa Pajak Januari
sampai dengan Desember 2005.
Dasar Pengenaan Pajak dalam
invoice tersebut adalah sebesar
Rp947.189.640,00 yang
diperoleh dari jumlah
pemanfaatan selama Januari
sampai dengan Desember 2005
sebesar Rp18.943.792.797,00 x
5% (tarif Technical Assistance
Fee).
bahwa menurut Terbanding, dari
kedua peristiwa tersebut,
peristiwa yang lebih dahulu
terjadi adalah peristiwa dimana
Jasa Kena Pajak dari Luar Daerah
Pabean secara nyata-nyata
dimanfaatkan yaitu pada Masa
Pajak Januari sampai dengan
Desember 2005, untuk
mengetahui nilai pemanfaatan
jasa tersebut, maka diambil
tanggal 31 Desember 2005
karena pada tanggal ini paling
tidak jumlah pemanfaatan
dinyatakan sebagai utang dalam
Laporan Keuangan sehingga saat
terutangnya adalah pada tanggal
31 Desember 2005. Apabila
dalam laporan keuangan
Pemohon Banding nilai
pemanfaatan yang diakui
sebagai utang belum dicatat,
Terbanding tetap berpatokan
pada tanggal 31 Desember 2005
karena seharusnya pemanfaatan
Jasa Kena Pajak dari Luar Daerah
Pabean tersebut dicatat pada
tanggal tersebut.

bahwa berdasarkan ketentuan


Pasal 4 ayat (1) Keputusan
Menteri Keuangan nomor:
568/KMK.04/2000 tanggal 26
Desember 2000, bahwa Pajak
Pertambahan Nilai yang dipungut
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 harus disetorkan
seluruhnya ke Kas Negara
melalui Kantor Pos atau Bank
Persepsi paling lambat tanggal
15 bulan berikutnya setelah
bulan terjadinya pemungutan.
bahwa Pemohon Banding
seharusnya memungut PPN pada
bulan Januari 2006 karena saat
terutangnya adalah pada tanggal
31 Desember 2005. PPN yang
dipungut tersebut kemudian
harus disetor ke kas negara
paling lambat pada tanggal 15
Januari 2006. Setelah PPN
tersebut disetor paling lambat
pada tanggal 15 Januari 2006,
Pemohon Banding dapat
memasukkan SSP PPN Jasa Luar
Negeri tersebut sebagai Pajak
Masukan yang dapat dikreditkan
pada Masa Januari 2006, atau
tiga bulan setelah berakhirnya
Masa Pajak yaitu Masa Pajak
Februari 2006, atau Masa Pajak
Maret 2006, atau Masa Pajak
April 2006. Jika Pemohon Banding
mengkreditkan Pajak Masukan
tersebut pada Masa Mei 2006,
maka pengkreditannya telah
melebihi jangka waktu tiga bulan
setelah berakhirnya Masa Pajak,
sehingga sesuai dengan
ketentuan Pasal 9 ayat (9) UU
Nomor 18 Tahun 2000, pajak
masukan tersebut tidak dapat
dikreditkan.
bahwa menurut Pemohon
Banding, Pemohon Banding telah
memenuhi kewajiban perpajakan
dengan menyetorkan PPN
terhutang atas obyek PPN JKP LN
untuk Technical Assistance Fee
dari Telemarketing Asia ke kas
negara sesuai dengan Surat
Edaran DJP nomor: SE-
08/PJ.5/1995 butir 5.3 dan
melaporkannya dalam SPM PPN
sesuai dengan Keputusan
Menteri Keuangan nomor:
568/KMK.04/2000 pasal 4 ayat 2
dimana Terbanding pun
sebenarnya telah mengakui
adanya pembayaran PPN Jasa
Luar Negeri tersebut sehingga
menerbitkan STP keterlambatan
pembayaran. Bila Terbanding
mengenakan PPN JKP Luar Negeri
kembali atas Jasa Technical
Assistance, maka terjadi
pengenaan pajak berganda atas
obyek yang sama.
bahwa menurut Pemohon
Banding, Terbanding juga
mengenakan koreksi yang sama
atas SSP yang telah Pemohon
Banding setorkan tanggal 15 Mei
2006 sebesar Rp94.718.964,00
dan Pemohon Banding laporkan
dalam SPM PPN Masa Pajak Mei
2006 pada pemeriksaan tahun
2005 dengan menerbitkan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar
PPN nomor:
00066/277/05/058/07 Masa Pajak
Januari sampai dengan
Desember 2005 tanggal 26 Juni
2007. Atas SKPKB PPN ini
Pemohon Banding juga telah
mengajukan keberatan kepada
Terbanding kemudian dilanjutkan
dengan proses banding dimana
Pengadilan Pajak telah
memutuskan menolak banding
Pemohon Banding dengan
nomor: Putusan
19188/PP/M.II/16/2009 tanggal
30 Juli 2009 dengan alasan
Majelis bahwa SSP PPN Jasa Luar
Negeri tersebut secara implisit
tidak untuk pembayaran tahun
2005 karena tertulis dalam SSP
Tahun Pajak 2006. Atas hal ini
Terbanding melakukan
pengenaan pajak berganda atas
obyek yang sama dan sudah
semestinya koreksi ini dibatalkan
karena Majelis Hakim Pengadilan
Pajak telah menetapkan bahwa
SSP tersebut adalah untuk
pembayaran Tahun Pajak 2006.
bahwa menurut Pemohon
Banding, tindakan Terbanding
tersebut diatas sangat tidak adil
bagi Pemohon Banding karena
tidak terdapat pajak yang kurang
dibayar tetapi sebenarnya adalah
masalah administrasi tanpa
mengubah fakta bahwa atas jasa
yang dimanfaatkan dan luar
daerah pabean telah Pemohon
Banding penuhi kewajiban
pembayaran PPN Jasa Luar
Negeri melalui Surat Setoran
Pajak.

bahwa menurut Pemohon


Banding pada hakikatnya,
pembayaran pajak melalui Surat
Setoran Pajak (SSP) untuk Masa
Pajak Mei 2006, merupakan
pengurang dari Pajak Keluaran.
Didalam Form SPT Masa PPN pun
terdapat kolom "lain-lain" pada
bagian pajak yang dapat
diperhitungkan. Apabila
Terbanding tetap menganggap
Surat Setoran Pajak tersebut
adalah untuk Masa Pajak 2005,
maka seharusnya Terbanding
membatalkan penerbitan SKPKB
PPN nomor:
00066/277/05/058/07.
bahwa Pemohon Banding
menyanggah alasan Terbanding
yang menyatakan bahwa alasan
koreksi adalah karena
penyetoran SSP telah melewati
jangka waktu yang diatur dalam
UU PPN sehingga SSP cacat
secara hukum. Invoice atas Jasa
Teknik dari Teleperformance
tertanggal 20 Januari 2006
sebagaimana telah diakui
Terbanding jatuh tempo
penyetoran SSP JLN adalah 15
Februari 2006 dan paling lambat
penyetoran 3 bulan sejak jatuh
tempo menjadi 15 Mei 2006 yaitu
tanggal pembayaran SSP JLN
tersebut dan telah juga telah
Pemohon Banding laporkan
dalam SPM PPN Masa Mei 2006.

bahwa berdasarkan Pasal 4 huruf


e Undang-undang Nomor: 8
Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan
Jasa Dan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah sebagimana telah
diubah terakhir dengan Undang-
undang Nomor: 18 Tahun 2000
menyatakan :“Pajak
Pertambahan Nilai dikenakan
atas : pemanfaatan Jasa Kena
Pajak dari Luar Daerah Pabean
didalam Daerah Pabean”.
bahwa berdasarkan Pasal 3 ayat
(1) Keputusan Menteri Keuangan
nomor: 568/KMK.04/2000 tanggal
26 Desember 2000 menyatakan
“Saat dimulainya pemanfaatan
Barang Kena Pajak tidak
berwujud dan atau Jasa Kena
Pajak dari luar Daerah Pabean
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 adalah saat yang
diketahui terjadi lebih dahulu dari
peristiwa-peristiwa dibawah ini:

1) Saat Barang Kena Pajak


tidak berwujud dan atau
Jasa Kena Pajak tersebut
secara nyata digunakan
oleh pihak yang
memanfaatkannya,

2) Saat harga perolehan


Barang Kena Pajak tidak
berwujud dan atau Jasa
Kena Pajak tersebut
dinyatakan sebagai utang
oleh pihak yang
memanfaatkannya,3)Saat
harga jual Barang Kena
Pajak tidak berwujud dan
atau penggantian Jasa
Kena Pajak tersebut
ditagih oleh pihak yang
menyerahkannya, atau

3) Saat harga perolehan


Barang Kena Pajak tidak
berwujud dan atau Jasa
Kena Pajak tersebut
dibayar baik sebagian
atau seluruhnya oleh
pihak yang
memanfaatkannya.
bahwa berdasarkan Pasal 9 ayat
(9) Undang-undang Nomor 8
Tahun 1983 s.t.d.t.d. Undang-
undang Nomor 18 Tahun 2000
mengatur bahwa Pajak Masukan
yang dapat dikreditkan tetapi
belum dikreditkan dengan Pajak
Keluaran pada Masa Pajak yang
sama, dapat dikreditkan pada
Masa Pajak berikutnya paling
lambat 3 (tiga) bulan setelah
berakhirnya Masa Pajak yang
bersangkutan sepanjang belum
dibebankan sebagai biaya dan
belum dilakukan pemeriksaan.

bahwa Pasal 3A ayat (3) Undang-


Undang Nomor 8 Tahun 1983
s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor
18 Tahun 2000 mengatur bahwa:
“Orang Pribadi atau badan yang
memanfaatkan Barang Kena
Pajak tidak berwujud dari luar
Daerah Pabean sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf d
dan atau yang memanfaatkan
Jasa Kena Pajak dari luar Daerah
Pabean sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 huruf e walib
memungut, menyetor, dan
melaporkan Pajak Pertambahan
Nilai yang terutang yang
penghitungan dan tata caranya
diatur dengan Keputusan Menteri
Keuangan”.

bahwa Pasal 11 ayat (1) huruf d)


dan e) Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1983 s.t.d.t.d. Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 2000
mengatur bahwa:Terutangnya
pajak terjadi pada saat :
Huruf d)…..pemanfaatan
Barang Kena Pajak tidak
berwujud dari luar Daerah
Pabean sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4
huruf d,

Huruf e)….pemanfaatan
Jasa Kena Pajak dari luar
daerah pabean
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 huruf e.

bahwa Pasal 4 ayat (1)


Keputusan Menteri Keuangan
Nomor : 568/KMK.04/2000
tanggal 26 Desember 2000 Pajak
Pertambahan Nilai yang dipungut
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 harus disetorkan
seluruhnya ke Kas Negara
melalui Kantor Pos atau Bank
Persepsi paling lambat tanggal
15 bulan berikutnya setelah
bulan terjadinya pemungutan.
bahwa berdasarkan Pasal 2
Keputusan Direktur Jenderal
Pajak nomor: KEP-522/PJ./2000
tanggal 6 Desember 2000
s.t.d.t.d. Keputusan Direktur
Jenderal Pajak nomor:
312/PJ./2001 tanggal 23 April
2001, Dokumen-dokumen
tertentu tersebut di bawah ini
sepanjang memenuhi
persyaratan sebagaimana
tersebut dalam Pasal 1
diperlakukan sebagai Faktur
Pajak Standar, yaitu:Huruf g ……
Surat Setoran Pajak untuk
pembayaran Pajak Pertambahan
Nilai atas pemanfaatan Barang
Kena Pajak tidak berwujud atau
Jasa Kena Pajak dari luar Daerah
Pabean.

bahwa menurut Majelis,


Pemohon Banding menerima
tagihan atas pemanfaatan Jasa
Kena Pajak tersebut dengan
invoice tertanggal 20 Januari
2006 nomor: TPV2006005
sebesar US$ 97,063.14, dan atas
invoce tersebut Pemohon
Banding menyetor PPN atas
pemanfaatan Jasa Kena Pajak
dari luar Daerah Pabean dengan
Surat Setoran Pajak sebesar Rp
94.718.964,00 pada tanggal 15
Mei 2006.
bahwa berdasarkan pemeriksaan
atas Surat Setoran Pajak yang
diserahkan oleh Pemohon
Banding diketahui bahwa
Pemohon Banding telah
melakukan pembayaran sebesar
Rp. 94.718.964,00 pada tanggal
15 Mei 2006 dimana dalam Surat
Setoran Pajak tersebut tertulis
pembayaran PPN Jasa Kena Pajak
dari luar Daerah Pabean
(MAP/Kode Jenis Pajak: 0131 dan
Kode Jenis Setoran: 102), “Tahun
Pajak” adalah 2006 dengan
jumlah pembayaran adalah Rp.
94.718.964,00, dengan uraian
pembayaran PPN JKP dari luar
Daerah Pabean Periode Januari-
Desember 2005.

bahwa menurut Majelis, saat


terutang PPN atas pemanfaatan
Jasa Kena Pajak dari luar Daerah
Pabean oleh Pemohon Banding
sesuai dengan ketentuan Pasal
11 ayat (1) huruf e Undang-
undang Nomor 8 Tahun 1983
s.t.d.t.d. Undang-undang Nomor
18 Tahun 2000 jo. Pasal 3 ayat
(1) Keputusan Menteri Keuangan
nomor: 568/KMK.04/2000 tanggal
26 Desember 2000 sesuai
dengan uraian pembayaran PPN
yang terdapat dalam SSP yaitu
pembayaran PPN JKP dari luar
Daerah Pabean Periode Januari-
Desember 2005, yaitu pada saat
harga perolehan / nilai ganti jasa
yang dimanfaatkan dalam
Daerah Pabean tersebut
dinyatakan sebagai utang, dalam
hal ini
pada tanggal 31 Desember 2005.
bahwa menurut Majelis sesuai
Pasal 4 ayat (1) Keputusan
Menteri Keuangan Nomor :
568/KMK.04/2000 tanggal 26
Desember 2000, Pemohon
Banding seharusnya menyetor
PPN atas pemanfaatan Jasa Kena
Pajak dari Luar Daerah Pabean
paling lambat pada tanggal 15
Januari 2006.

bahwa sesuai ketentuan yang


diatur dalam Pasal 9 ayat (9)
Undang-undang Nomor 8 Tahun
1983 sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor
18 Tahun 2000 jo Pasal 4 ayat (1)
Keputusan Menteri Keuangan
Nomor : 568/KMK.04/2000
tanggal 26 Desember 2000,
Setoran Pajak Pertambahan Nilai
atas pemanfaatan Jasa Kena
Pajak dari luar Daerah Pabean
yang seharusnya dilakukan
paling lambat 15 Januari 2006,
dapat dikreditkan dalam Masa
Pajak Januari 2006 atau dalam
masa pajak berikutnya paling
lambat Masa Pajak April 2006.

bahwa atas Pajak Pertambahan


Nilai yang Pemohon Banding
setorkan pada tanggal 15 Mei
2006, dikreditkan dan dilaporkan
dalam SPT PPN Masa Pajak Mei
2006 telah melewati jangka waku
3 bulan sebagaimana dimaksud
Pasal 9 ayat (9) Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1983 s.t.d.t.d.
Undang-undang Nomor 18 Tahun
2000 sehingga atas SSP tersebut
tidak dapat diperhitungkan
sebagai kredit Pajak (Pajak
Masukan) pada SPT Masa PPN
Mei 2006.
bahwa berdasarkan uraian
tersebut diatas, Majelis
berpendapat bahwa koreksi
Kredit Pajak Masukan Pajak
Pertambahan Nilai Masa Pajak
Januari sampai dengan
Desember 2006 sebesar Rp.
94.718.964,00 yang dilakukan
Terbanding sudah benar sesuai
ketentuan yang berlaku oleh
karena itu tetap dipertahankan

MENIMBANG
Surat Banding, Surat Uraian Banding, Surat
Bantahan, hasil pemeriksaan, dan pembuktian
dalam persidangan

MENGINGAT
1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang
Pengadilan Pajak
2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-
undang Nomor 16 Tahun 2000
3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang
Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa dan
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang Nomor 18
Tahun 2000

MEMUTUSKAN
Menolak permohonan banding Pemohon
Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal
Pajak Nomor : KEP-415/WPJ.07/BD.05/2009 tanggal
8 April 2009 mengenai keberatan terhadap Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan
Nilai Masa Pajak Januari sampai dengan Desember
2006 Nomor: 00135/207/06/058/08 tanggal 26 Juni
2008.

Anda mungkin juga menyukai