Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

KONSULTASI DI BIDANG PETERNAKAN SECARA


KONSTITUSI/ KELOPMPOK

1. Nama Petani : Sugianto


2. Jabatan : Sekertaris Kelompok Tani Talang Tirto
3. Alamat : Desa Boilan
4. Hari / Tanggal : Jumat, 17 Januari 2020
5. Permasalahan : Belum Memahami Tentang Konsep Pertanian Organik.

Petani

Sugianto
I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Secara sederhana, pertanian organik didefinisikan sebagai sistern pertanian yang
mendorong kesehatan tanah dan tanaman melalui berbagai praktek seperti
pendaur ulangan unsur hara dan bahan‑bahan organik, rotasi tanaman,
pengolahan tanah yang tepat serta menghindarkan penggunaan pupuk dan
pestisida sintetik
Secara sederhana, pertanian organik didefinisikan sebagai sistern pertanian yang
mendorong kesehatan tanah dan tanaman melalui berbagai praktek seperti
pendaur ulangan unsur hara dan bahan‑bahan organik, rotasi tanaman,
pengolahan tanah yang tepat serta menghindarkan penggunaan pupuk dan
pestisida sintetik
Pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah,
tanaman, hewan, manusia dan bumi sebagai satu kesatuan dan tak terpisahkan.
Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu menjamin keadilan
terkait dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama.  Disamping itu,
pertanian organik harus memberikan kualitas hidup yang baik bagi setiap orang
yang terlibat, menyumbang bagi kedaulatan pangan dan pengurangan kemiskinan.
Beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam pertanian organic adalah :
(1) pemanfaatan sumberdaya alam untuk pengembangan agribisnis hortikultura
(terutama lahan dan air) secara lestari sesuai dengan kemampuan dan daya
dukung alam; (2) proses produksi atau kegiatan usahatani itu sendiri dilakukan
secara akrab lingkungan, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif dan
eksternalitas pada masyarakat; (3) penanganan dan pengolahan hasil, distribusi
dan pemasaran, serta pemanfaatan produk tidak menimbulkan masalah pada
lingkungan (limbah dan sampah); (4) produk yang dihasilkan harus menguntungkan
secara bisnis, memenuhi preferensi konsumen dan aman konsumsi. Keadaan dan
perkembangan permintaan dan pasar merupakan acuan dalam agribisnis
hortikultura ini.
Perkembangan pertanian organik di Indonesia masih sangat lambat. Namun minat
bertani dengan sistem organik akhir-akhir ini sudah mulai tumbuh. Hal ini
diharapkan akan berdampak positif terhadap pengembangan petanian organik yang
waktu-waktu yang akan datang.  Banyak kendala dalam pengembangan pertanian
organik yang bersifat makro antara lain peluang pasar, penelitian dan
pengembangan, dan kondisi iklim.  Sejak dua dasawarsa terakhir permintaan pasar
dunia terhadap produk pertanian organik mulai tumbuh.

b. Tujuan
Konsultasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
pelaku utama dalam menerapkan sistim pertanian organik.

c. Rumusan
Pelaku utama belum memahami keuntungan dari penerapan pertanian organik.
II. METODE KONSULTASI

a. Gambaran Tentang Responden dan Usahatani-nya


Responden merupakan salah satu petani yang ada di Desa Boilan yang sangat aktif
baik di tingkat kelompok maupun di tingkat Desa, dengan usia yang masih
tergolong muda (26 Thn), beliau dipercaya oleh anggota untuk menjadi Sekertaris
kelompok tani dari tahun 2016 sampai dengan sekarang, dalam hal usahatani padi
responden bisa dikatakan sebagai petani pemula yang mengelolah lahan seluas 1
Ha. Setiap musimnya hasil yang diperoleh dari usahataninya fluktuatif sekitar 7 –
7,3 Ton/Ha GKP.

b. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan konsultasi dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2020, bertempat di
rumah responden.

c. Teknik Pemberian Konsultasi


Konsultasi dilakukan dengan metode diskusi.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil (saran yang akan dilaksakan oleh petani)


Dari hasil diskusi dan demonstrasi cara yang dilakukan bersama responden, ada
beberapa saran yang di harapkan bisa ditindak lanjuti oleh responden, yaitu :
- Secara bertahap melakukan perubahan konsep budidaya kearah pertanian
organik.
- Memanfaatkan SDA yang tersedia di dalam Desa, terutama pemanfaatan limbah
pertanian dan peternakan sebagai bahan baku produk organic (pupuk dan
pestisida).

b. Pembahasan (acuan teori, kerangka teori untuk pemecahan masalah)


Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu,
yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami,
sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan
berkelanjutan. Dalam prakteknya, pertanian organik dilakukan dengan cara, antara
lain: Menghindari penggunaan benih/bibit hasil rekayasa genetika (GMO =
genetically modified organisms). Menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis.
Pengendalian gulma, hama dan penyakit dilakukan dengan cara mekanis, biologis,
dan rotasi tanaman. Menghindari penggunaan zat pengatur tumbuh (growth
regulator) dan pupuk kimia sintetis. Kesuburan dan produktivitas tanah ditingkatkan
dan dipelihara dengan menambahkan residu tanaman, pupuk kandang, dan batuan
mineral alami, serta penanaman legum dan rotasi tanaman. Menghindari
penggunaan hormon tumbuh dan bahan aditif sintetis dalam makanan ternak.
Manfaat Pertanian Organik Sejumlah keuntungan yang dapat dipetik dari
pengembangan pertanian organik adalah, antara lain:
1. Kesehatan
 Menghasilkan makanan yang cukup, aman dan bergizi sehingga
meningkatkan kesehatan masyarakat. Data menunjukkan bahwa praktek
pertanian organik mampu meningkatkan hasil sayuran hingga 75%
dibanding pertanian konvensional.
Disamping itu, produk pertanian organik juga mempunyai kandungan
vitamin C, kalium, dan beta karoten yang lebih tinggi.
 Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi petani, karena
petani akan terhindar dari paparan (exposure) polusi yang diakibatkan oleh
digunakannya bahan kimia sintetik dalam produksi pertanian.
 Meminimalkan semua bentuk polusi yang dihasilkan dari kegiatan
pertanian. Karena pertanian organik: (1) Menghindari penggunaan bahan
kimia sintetis dan (2) Memanfaatkan limbah kegiatan pertanian seperti
kotoran ternak dan jerami sebagai pupuk kompos.
2. Lingkungan
a. Dalam pertanian organik peningkatan kesuburan tanah dilakukan tanpa
menggunakan pupuk kimia sintetis. Sebagai gantinya digunakan teknik –
teknik sebagai berikut :
 Rotasi tanaman secara tepat, mixed cropping dan integrasi tanaman
dengan ternak.
 Meningkatkan populasi mikroorganisme tanah melalui penggunaan
pupuk organik.
 Meminimalkan pengolahan tanah yang mengganggu aktivitas biota
tanah.
 Menjaga tanah selalu tertutup dengan mulsa organik.
 Menghindari pengolahan tanah yang berlebihan pada tanah yang
miring untuk mencegah erosi.
 Menggunakan tanaman dalam strip dan tumpang sari.
 Menghindari penggembalaan yang berlebihan.
 Tidak menggunakan bahan kimia sintetis yang meracuni
mikroorganisme tanah dan merusak struktur tanah.
b. Penghematan energi Hasil studi menunjukkan bahwa sistem produksi
organik hanya menggunakan 50–80% energi minyak untuk menghasilkan
setiap unit pangan dibandingkan dengan sistem produksi pertanian
konvensional. Namun demikian, ini tidak berlaku untuk semua sistem
produksi sayuran dan buah-buahan.
c. Kualitas Air
Penjagaan kualitas air merupakan upaya yang sangat penting dalam
sistem pertanian lestari (sustainable agriculture system).
d. Kualitas Udara
Pertanian organik terbukti mampu meminimalkan perubahan iklim global
karena emisi gas rumah kaca (greenhouse gas emission) pada pertanian
organik lebih rendah dibandingkan pertanian konvensional. Dalam
pertanian organik tidak menggunakan pupuk nitrogen sintetis sehingga
tidak ada emisi nitrogen oksida dari pupuk buatan tersebut.
e. Pengelolaan Limbah
Praktek pertanian organik mengurangi jumlah limbah melalui daur ulang
limbah menjadi pupuk organik. Kotoran ternak, jerami dan limbah
pertanian lainnya yang selama ini dianggap limbah, justru menjadi bahan
yang mempunyai nilai sebagai sumber nutrisi dan bahan organik bagi
pertanian organik.
f. Keanekaragaman Hayati
Pertanian organik tidak hanya menghindari penggunaan pestisida
sintetis, namun juga mampu menciptakan keanekaragaman hayati.
Praktek seperti rotasi pertanaman, tumpang sari serta pengolahan tanah
konservasi merupakan hal-hal yang mampu meningkatkan
keanekaragaman hayati.

Maka secara hakikatnya, pertanian organik mendidik para petani untuk berdikari,
yakni berdiri di atas kaki sendiri dan tidak bergantung kepada para suplayer yang
senantiasa mengisi kebutuhan petani konvensional.Seperti halnya para penyalur bibit
varietas unggul yang merupakan hasil rekayasa genetika dan hanya diproduksi oleh
lembaga-lembaga tertentu, penyalur pupuk sintetis dan pestisida yang juga
diproduksi oleh pihak lain. Dari kesemuanya itu, tujuan mulia untuk “memerdekakan”
petani dari biaya produksi yang terus menerus mengalami kenaikan bakal dapat
diatasi.
IV. PENUTUP

a. Kesimpulan
Maka secara hakikatnya, pertanian organik mendidik para petani untuk berdikari,
yakni berdiri di atas kaki sendiri dan tidak bergantung kepada para suplayer yang
senantiasa mengisi kebutuhan petani konvensional.Seperti halnya para penyalur
bibit varietas unggul yang merupakan hasil rekayasa genetika dan hanya diproduksi
oleh lembaga-lembaga tertentu, penyalur pupuk sintetis dan pestisida yang juga
diproduksi oleh pihak lain. Dari kesemuanya itu, tujuan mulia untuk
“memerdekakan” petani dari biaya produksi yang terus menerus mengalami
kenaikan bakal dapat diatasi.

b. Saran
Diharapkan dari hasil konsultasi ini dapat menambah pengetahuan dan
keterampilan pelaku utama dalam menerapkan atau melaksanakan pertanian
organik.

Anda mungkin juga menyukai