Anda di halaman 1dari 27

Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Bengkel Otomotif Sesuai

Standar K3

Disusun Oleh :
Robbani Bayu Putra
20504241042
S1-Pendidikan Teknik Otomotif

Universitas Negeri Yogyakarta


2020/2021
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................................................ i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 3
1.4 Manfaat .......................................................................................................................... 3
BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................................................... 3
2.1 Alat Pelindung Diri (APD) ............................................................................................ 3
2.2 Jenis dan Fungsi APD ................................................................................................... 4
2.3 Kriteria Tempat Kerja yang Wajib Menggunakan APD ........................................ 12
2.4 Resiko Bahaya di Bengkel Otomotif .......................................................................... 14
2.5 Cara Memanajemen APD ........................................................................................... 14
2.6 Dasar Hukum yang Mengatur Tentang APD ........................................................... 16
BAB III. PEMBAHASAN .......................................................................................................... 18
3.1 Penggunaan APD di Bengkel Otomotif ..................................................................... 18
3.2 Cara Perawatan APD .................................................................................................. 21
BAB IV. PENUTUP .................................................................................................................... 22
4.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 22
4.2 Saran ............................................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 24

ii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam melakukan suatu pekerjaan di dunia kerja tentunya semua orang dituntut untuk
melakukan yang terbaik dalam menyelesaikan pekerjaanya. Selain itu semua yang
dikerjakan tentunya diharapkan mendapatkan hasil yang sempurna. Terlebih lagi jika suatu
pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang sangat penting dan sangat berpengaruh besar
terhadap tempat kerja atau perusahaan tersebut. Apabila pekerjaan tersebut tidak
diselesaikan dengan baik maka perusahaan tempat kerja akan mendapat imbasnya dan
tentunya diri kita sendiri juga akan mendapat imbasnya karena tidak menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan harapan. Untuk itu setiap pekerja harus bekerja keras untuk dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan maksimal.
Dengan adanya tuntutan untuk bekerja keras dan menyelesaikan pekerjaan dengan
sesuai harapan, tentunya semua tidak akan berjalan dengan mudah. Resiko di tempat kerja
pasti selalu ada dalam menyelesaikan pekerjaan. Banyak bahaya yang mengancam diri kita
sendiri terutama bahaya yang terhadap fisik pekerja. Beberapa faktor yang mempengaruhi
bahaya dalam tempat kerja diantaranya ada beban kerja, kapasitas kerja, dan lingkungan
kerja dimana disetiap tempat kerja memiliki tingkat faktor yang berbeda-beda. Apabila
faktor tersebut diabaikan dan tidak dihiraukan oleh para pekerja maka akan ada resiko besar
timbulnya sebuah kecelakan kerja. Kecelakan kerja tersebut tidak hanya merugikan pekerja
itu sendiri tetapi juga merugikan tempat kerja atau perusahaan yang proyek kerjanya
terhambat. Untuk itu tempat kerja atau perusahaan sudah sepatutnya menerapkan
manajemen K3 untuk para pekerjanya supaya para pekerja dapat bekerja dengan nyaman
dan dapat mengurangi resiko kecelakan kerja di tempat kerja tersebut. Penerapan K3 dalam
perusahaan juga dapat menunjukan bahwa suatu tempat kerja atau perusahaan dapat
menjamin pekerjanya dalam menyelesaikan pekerjaan dengan aman dan nyaman.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan hak para pekerja juga sudah
dijamin dalam undang- undag negara. Salah satunya yaitu Undang-undang Nomor 1 tahun
1970, tentang keselamatan kerja dalam segala tempat kerja. Untuk itu Kesehatan dan

1
Keselamatan Kerja menjadi suatu persyaratan suatu perusahaan/tempet kerja untuk
menjalankan usahanya.
Dalam menjalankan manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja tentunya ada
beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan. Salah satu yang menjadi konsentrasi dalam
kajian ini adalah aspek Alat Perlindungan Diri (APD). Alat Perlindungan Diri merupakan
suatu alat atau atribut yang digunakan dalam melakukan suatu pekerjaan yang bertujuan
untuk mengurangi atau meminimalisir suatu resiko dari kecelakaan kerja. Penggunaan Alat
Pelindung Diri(APD) tentunya cukup signifikan mengingat ini adalah cara langsung yang
digunakan untuk meminimalisir resiko kecelakaan kerja yang cukup efektif.
Di Indonesia masih ada tempat kerja yang belum makasimal dalam menerapkan
manajemen K3 dalam tempat kerjanya, dimana salah satunya adalah pengadaan Alat
Pelindung Diri (APD). Salah satunya adalah di bengkel otomotif. Bengkel otomotif bisa
meliputi, Bengkel mobil, Bengkel motor, Bengkel Body Painting, Bengkel chasis,
Bengkel mesin, Bengkel Las, dan lain sebagainya. Padahal, bengkel otomotif adalah salah
satu tepat kerja yang memiliki resiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi dibandingkan
tempat kerja lainnya. Untuk itu, disini saya akan membahas mengenai penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) dalam Bengkel Otomotif sesuai Standar Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3).

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa aitu Alat Pelindung Diri?
1.2.2. Apa saja jenis dan fungsi Alat Pelindung Diri?
1.2.3. Apa kriteria tempat kerja yang wajib menggunakan APD?
1.2.4. Apa resiko bahaya di Bengkel Otomotif?
1.2.5. Bagaimana cara memanajemen APD?
1.2.6. Bagaiman dasar hukum yang mengatur tentang alat pelindung diri?
1.2.7. Bagaimana penggunaan APD dalam bengkel otomotif?
1.2.8. Bagaimana cara merawat Alat pelindung diri?

2
1.3. Tujuan
1.3.1. Menerapkan Alat Pelindung Diri di tempat kerja sesuai standar K3.
1.3.2. Mendorong pelaku usaha untu menerapkan APD di tempat kerjanya.
1.2.3. Memberitahu betapa pentingnya APD dalam tempat Bengkel Otomotif

1.4. Manfaat
1.4.1. Mengetahui betapa pentingnya APD dalam Bengkel Otomotif
1.4.2. Mengatahui cara merawat APD
1.4.3. Mengetahui jenis dan fungsi APD dalam Bengkel Otomotif

BAB II. LANDASAN TEORI

2.1. Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat atau atribut yang digunakan untuk
melindungi diri dari resiko bahaya dan penyakit yang mengancam keselamatan tubuh di
tempat kerja. Alat Pelindung Diri (APD) pada umumnya digunakan oleh para pekerja, para
staf perusahaan, serta orang-orang yang melakukan aktifitas di tempat kerja yang memiliki
resiko bahaya. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) tentunya tidak bisa secara
sembarangan, pemakaiannya tentunya harus sesuai dengan resiko bahaya yang ada di tempat
kerja, dimana setiap tempat kerja memiliki resiko bahaya yang berbeda-beda sesuai dengan
jenis pekerjaanya. Beberapa contoh jenis pekerjaan yang mememerlukan Alat Pelindung
Diri (APD) yaitu, pekerjaan bidang kesehatan, bidang otomotif, bidang kontruksi, bidang
industri, dan lain sebagainya. Perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD) harus memenuhi
standar dan persyaratan yang berlaku seperti bersih, sesuai dengan ukuran tubuh, nyaman
untuk dipakai oleh pekerja, dan harus diganti dengan yang baru secara berkala apabila sudah
tidak berfungsi dengan baik dan tidak layak pakai. (Kevin Adrian, 2019).

3
Alat Perlindungan Diri (APD) dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar menurut
Fauzan, Adhyatama (2018) yaitu :

a. Alat Pelindung Diri ( APD) untuk pencegahan kecelakaan


APD untuk pencegahan kecelakaan adalah Alat Pelindung Diri yang biasa
digunakan di dalam industri untuk menjamin keselamatan para pekerja. Alat ini
digununakan untuk perlindungan pada seluruh tubuh. Alat ini disebut Alat
Pelindung Keselamatan Industri.
b. Alat Pelindung Diri (APD) untuk pencegahan gangguan Kesehatan (Penyakit)
APD untuk pencegahan penyakit adalah Alat Pelindung Diri yang digunakan
untuk mencegah timbulnya gangguan Kesehatan atau penyakit di tempat kerja.
Alat Pelindung ini disebut Alat Pelindung Kesehatan Kerja. Pada umumnya APD
ini digunakan tempat kerja di bidang Kesehatan seperti rumah sakit, namun tempat
kerja lain seperti pabrik industri juga bisa menggunalan Alat Pelindung Diri
(APD) tersebut.

Berikut ini adalah kriteria Alat Pelindung Diri (APD) agar dapat dipakai dan efektif
dalam penggunaan dan pemiliharaan menurut Tarwaka (2008) yaitu :

a. Alat Pelindung Diri (APD) harus dapat melindungi pekerja dengan baik dan
efektif sesuai dengan resiko bahaya yang ada.
b. Alat Pelindung Diri (APD) harus memiliki beban yang ringan agar tidak
mengganggu pekerja dalam bekerja.
c. Alat Pelindung Diri (APD) tidak mengganggu pekerja dalam bekerja.
d. Alat Pelindung Diri (APD) mudah untuk digunakan.
e. Alat Pelindung Diri (APD) tidak mengganggu penglihatan, pernafasan,
pendengaran, dan gangguan kesehatan lainnya ketika digunakan.
f. Persediaan suku cadang Alat Pelindung Diri (APD) yang bersangkutan mudah
didapatkan.
g. Alat Pelindung Diri (APD) dapat dirawat dan dipelihara dengan mudah pada saat
tidak digunakan.
h. Alat Pelindung Diri (APD) yang dipilih harus sesuai standar yang sudah
ditetapkan.

4
2.2. Jenis dan Fungsi Alat Pelindung Diri (APD)

Pengelompokan jenis Alat Pelindung Diri (APD), menurut Permenakertrans (2010)


mengenai Alat Pelindung Diri. Alat Pelindung Diri (APD) dibagi menjadi Sembilan jenis
yaitu sebagai berikut:

2.2.1. Alat Pelindung Kepala (Head Protection)

Alat Pelindung Diri (APD) pada kepala merupakan alat pelindung yang berfungsi
untuk melindungi bagian penting pada kepala dari pukulan, benturan, tumbukan,
tusukan, sayatan, atau cedera kepala karena tertimpa benda keras. APD pada kepala
bisa juga digunakan untuk melindungi kepala dari bahaya radiasi panas, api, percikan
suhu ekstrim, bahan kimia, dan lain sebagainya

Contoh dari Alat Pelindung Diri (APD) pada kepala yaitu, helm pengaman (safety
helmet), topi atau tudung kepala, dan pelindung rambut.

Gambar 1.1. Safety Helmet (Putra, 2019)

2.2.2. Alat Pelindung Mata dan Wajah (Eye and Face Protection)

Alat Pelindung Diri (APD) pada Mata dan Wajah merupakan alat pelindung yang
berfungsi untuk melindungi mata dan wajah dari precikan atau paparan bahan kimia

5
yang berbahaya, seperti amonium nitrat, partikel dan gas yang bebas melayang di
udara atau air, percikan benda mikroskopik , panas, dan lain sebagainya.

Selain dari paparan zak kimia berbahaya Alat Pelindung Diri (APD) jenis ini juga
melindungi mata dan wajah dari benda-benda padat yang melayang, jatuh, atau
terlempar ke arah mata ataupun wajah.

Alat Pelindung Diri (APD) pada mata dan wajah juga penting digunakan untuk
mengurangi bahaya risiko munculnya gangguan kesehatan (penyakit) atau cedera
akibat paparan radiasi, cahaya, dan benturan dari benda tajam atau keras.

Contoh dari Alat Pelindung Diri (APD) pada mata dan wajah yang pada umumnya
digunakan adalah kacamata keamanan (Safety Glasses). Sedangkan alat pelindung pada
muka contohnya adalah tameng muka (face shield) atau full face masker.

Gambar 1.2. Kacamata Pelindung dan Face Shield (Putra, 2019)

6
2.2.3. Alat Pelindung Kaki (Foot Protection)

Alat Pelindung Diri (APD) pada kaki merupakan alat pelindung yang berfungsi
untuk melindungi kaki dari benturan, lemparan, atau tertimpa benda padat, terkena
cairan panas atau dingin dan bahan kimia berbahaya, tertusuk dan tersayat benda tajam,
, serta terpeleset karena permukaan yang licin.

Contoh dari Alat Pelindung Diri (APD) pada kaki berupa sepatu pelindung (Safety
Shoes) yang pada umumnya berbahan karet (boot) yang sesuai standard. Selain itu kaos
kaki keamanan (Safety Shocks) juga bisa digunakan untuk melindungi kaki dari
kecelakan kerja.

Gambar 1.3. Sepatu boots karet an Safety Shoes (Putra, 2019)

2.2.4. Alat Pelindung Tangan (Hand Protection)

Alat Pelindung Diri (APD) pada tangan merupakan alat pelindung yang
berfungsi untuk melindungi telapak dan jari-jari tangan dari panas, api, suhu panas atau
suhu dingin,bahan kimia, sengatan listrik, radiasi, benturan, tergores atau tersayat benda
tajam, dan infeksii .

7
Contoh Alat Pelindung Diri (APD) pada tangan yaitu sarung tangan yang terbuat dari
bahan yang bervariasi tergantung pada kebutuhan. Beberapa contoh bahan pembuatan
sarung tangan adalah kulit, kanvas, karet, kain, logam, dan atau bahan lain yang khusus
untuk melindungi tangan dari bahan kimia tertentu.

Gambar 1.4. Sarung Tangan Keamanan (Putra, 2019)

2.2.5 Alat Pelindung Pendengaran (Hearing Protection)

Alat Pelindung Diri (APD) pada telinga atau pendengaran merupakan alat
pelindung yang berfungsi melindungi telinga atau gendang telinga dari suara-suaran
keras yang dapat merusak pendengaran dan mengganggu fungsi kerja terlinga.

8
Contoh Alat Pelindung Diri (APD) pada telinga ada dua yaitu terdiri dari
penyumbat telinga (ear plug) dan penutup telinga (ear muff) yang berfungsi untuk
melindungi telinga dari kebisingan (polusi suara) atau tekanan udara yang tinggi.

Gambar 1.5. Penutup Telinga (ear muffs) dan Penyumbat Telinga (ear plug). (Putra, 2019)

2.2.6. Alat Pelindung Pernafasan (Respiratory Protection)

Alat Pelindung Diri (APD) pernafasan merupakan alat pelindung yang berfungsi
sebagai alat untuk melindungi dan menjaga fungsi dari organ pernapasan ketika sedang
berada di dalam tempat kerja.

Pada dasarnya atau idealnya seharusnya dalam tempat kerja tersedia alat bantu
pernapasan, seperti masker dan tabung oksigen untuk mengantisipasi apabila ada
pekerja yang mengalami gangguan pernapasan dalam tempat kerja,

Contoh Alat Pelindung Diri (APD) pernafasan yaitu terdiri dari beberapa
komponen yaitu, Masker, Respirator, Tabung atau cartridge khusus untuk menyalurkan
oksigen, Tangki selam dan regulator untuk pekerja yang bekerja di dalam air.

9
Untuk penggunaan masker disarankan sebaiknya menggunakan masker yang sesuai
dengan standard keamanan dan kesehatan agar pernafasan dapat terlindungi dengan
baik.

Gambar 1.6. Respirator (Putra, 2019)

2.2.7. Pakaian Pelindung Tubuh

Alat Pelindung Diri (APD) berupa pakaian pelindung merupakan alat pelindung
yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari suhu panas atau suhu dingin yang ekstrim,
precikan dan paparan api atau benda panas, percikan dan paparan bahan kimia, uap
panas, radiasi, benturan, tumbukan, gigitan atau sengatan binatang, serta infeksi virus,
jamur, dan bakteri berbahaya.

10
Contoh Alat Pelindung Diri (APD) berupa pelindung tubuh yaitu terdiri dari rompi
(vests), celemek (apron atau coveralls), jaket, dan pakaian terusan (one piece coverall).

Gambar 1.7. Pakaian Terusan (One Piece Coverall). (Putra, 2019)

2.2.8. Sabuk dan Tali Keselamatan

Alat Pelindung Diri (APD) berupa sabuk atau tali keselamatan merupakan alat
pelindung yang berfungsi melindungi pekerjaan yang bekerja pada posisi yang cukup
berbahaya, misalkan pada ketinggian atau bawah tanah. Sabuk dan tali keselamatan ini
juga berfungsi untuk membatasi gerakan pekerja supaya tidak banyak bergera yang
membuat pekerja bisa terjatuh atau terlepas dari posisi yang aman.

Bahan yang digunakan dalam pembuatan sabuk dan tali pengaman sebaiknya dipilih
dari bahan yang kuat dan tidak mudah terbakar, serta tahan terhadap panas dan suhu
ekstrim.

Gambar 1.8. Sabuk (Belt) dan Tali (Harness) pengaman. (Putra, 2019)

11
2.2.9. Pelampung Kesalamatan

Alat Pelindung Diri (APD) berupa pelampung keselamatan merupakan alat


pelindung yang berfungsi untuk melindungi para pekerja yang bekerja di dalam atau di
permukaan air supaya tidak tenggelam dan bisa mengambang.

Contoh Alat Pelindung Diri (APD) berupa Pelampung keamanan yaitu terdiri dari life
jacket atau life vest.

Gambar 1.9. Pelampung (Putra, 2019)

2.3. Kriteria Tempat Kerja Wajib Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)

Menurut Permenakertrans (2010) tentang Alat Pelindung Diri pada pasal 4 ayat 1
dijelaskan mengenai tempat kerja yang wajib menggunakan Alat Pelindung Diri(APD)
dengan kriteria sebagai berikut:

a. Adanya mesin, alat perkakas, peralatan, benda, atau instalasi yang berbahaya dan bisa
menyebabkan kecelakaan, kebakaran atau ledakan.
b. Adanya bahan atau benda yang mudah meledak, mudah terbakar, korosif, beracun,
membuat infeksi, bersuhu tinggi atau bersuhu rendah.
c. Adanya pengerjaan konstruksi pada rumah, gedung, infrastruktur, atau bangunan lainnya
baik di darat atau di permukaan air
d. Adanya aktifitas pertanian, perkebunan, perhutanan, peternakan, perikanan dan bidang
Kesehatan.

12
e. Adanya aktifitas pertambangan pengolahan batu-batuan, gas, minyak, panas bumi,dan
mineral lainnya di darat, di dalam tanah, atau di dalam air
f. Adanya pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di daratan, permukaan air,
dalam air, atau di udara.
g. Adanya aktifitas bongkar muat barang muatan di kapal, dermaga, stasiun, bandar udara,
Gudang, dan lain sebagainya
h. Adanya aktifitas di dalam air
i. Adanya pekerjaan dengan tempat berada pada ketinggian di atas permukaan tanah atau
laut.
j. Adanya pekerjaan dengan tempat yang ada di bawah tekanan udara dan suhu yang tinggi
atau rendah;
k. Adanya pekerjaan dengan tempat yang memiliki resiko tertimbun tanah, terkena benda
melayang, tertimpa benda jatuh, terjatuh, hanyut, dan lain sebagainya.
l. Adanya pekerjaan dalam tempat sempit seperti tangki,lubang, atau sumur
m. Adanya persebaran debu, api, gas, asap, suhu, kelembaban, hembusan angin, cuaca,
radiasi, suara, dan getaran;
n. Adanya aktifitas pemusnahan dan pembuangan limbah.
o. Adanya pemancaran dan penerimaan sinyal telekomunikasi, radar, radio, telepon, atau
televisi.
p. Adanya aktifitas pendidikan, percobaan, pembinaan, penyelidikan atau penelitian yang
menggunakan alat-alat teknis;
q. Adanya aktifitas yang berhubungan dengan pengelolaan listrik, minyak, gas atau air
r. Adanya aktifitas yang menggunakan peralatan, instalasi listrik atau mekanik

13
2.4. Cara Memanajemen Alat pelindung Diri (APD)

Dalam Permenakertrans (2010) tentang Alat Pelindung Diri pada Pasal 7 ayat 2
dijelaskan mengenai langkah untuk manajemen Alat Perlindungan Diri (APD) yaitu :

a. Identifikasi kebutuhan dan persyaratan APD


b. Pemilihan APD sesuai jenis resiko bahaya dan kebutuhan pekerja/buruh di tempat kerja
c. Pelatihan penggunaan APD
d. Penggunaan, perawatan, dan penyimpanan APD
e. Perencanaan pembuangan atau pemusnahan APD bila sudah tidak layak
f. Pembinaan kepada para pekerja/buruh
g. Inspeksi pelaksanaan penggunaan APD
h. Evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan.

2.5. Resiko Bahaya yang ada di Bengkel Otomotif

Menurut Worksafe Victoria (2004) beberapa resiko bahaya yang ada di bengkel
Otomotif diantaranya :

2.5.1. Aktifitas kendaraan yang bergerak di dalam bengkel


1. Kendaraan bergerak dapat menyebabkan kecelakaan pada karyawan dan
anggota masyarakat sekitar bengkel.
2. Memindahkan kendaraan dan pabrik di dekat mekanik / pembuat ban dapat
menabrak atau melindas orang lain di sekitarnya.
2.5.2. Lokasi bengkel berada di tepi jalan raya
1. Pekerja dapat tertabrak kendaraan yang lewat atau tertimpa kendaraan yang
jatuh
2.5.3. Mengangkat Alat
1. Kesalahan/kegagalan dalam mengangkat alat dapat menyebabkan cedera serius
pada tubuh
2.5.4. Menyimpan dam menempatkan komponen otomotif
1. Cedera karena beban berat dan postur tubuh yang kurang proporsional dalam
mengangkat, menurunkan, dan menangani rakitan ban / roda.

14
2. Jatuh dari ketinggian (misalnya tangga dan lantai mezanin)
3. Jatuh di permukaan datar, terpeleset, dan tersandung
2.5.5. Postur Tubuh Kurang Proporsional
1. Postur tubuh yang canggung atau kurang proporsional saat mengangkat benda
dapat mengakibatkan cedera.
2.5.6. Penanganan Komponen/Benda Berat
1. Berat benda dan postur kurang proporsional saat mengangkat, menurunkan,
dan menangani komponen berat, misalnya rakitan roda, mesin, kotak roda gigi,
dll dapat menyebabkan cedera.
2.5.7. Penanganan Asbes produk kendaraan bermotor
1. Menghirup serat asbes dapat menyebabkan asbestosis, kanker paru-paru dan
mesothelioma.
2.5.8. Mencopot roda dari kendaraan dan memasangnya
1. Tertimpa roda, cedara lengan, terkena ledakan ban / roda karena pelek rusak
atau pelek pecah, kendaraan jatuh.
2.5.9. Mengempiskan Ban, Mencopotnya dari Pelek, dan Menggantinya
1. Ledakan karena untuk penyumbatan katup saat mengering yang mengakibatkan
fragmen ban / roda berkecepatan tinggi.
2. Ledakan dapat mengenai bagian tubuh dan wajah
2.5.10. Memompa Ban
1. Ledakan ban akibat kerusakan ritsleting
2. Kerusakan bead seat dan lock-ring
3. Kerusakan pelek pecah, atau kerusakan pelek lainnya
4. Risiko yang lebih tinggi diketahui ada pada vulkanisir, ban bekas, roda tua
(pelek) dan cincin pengunci di bawah standar.
2.5.11. Menyeimbangkan Roda
1. Benda terbang karena penggunaan yang salah dari mesin penyeimbang roda
(masalah pelindung mesin)
2. Ban yang kempes berisiko ledakan, baik pada mesin penyeimbang roda
maupun pada kendaraan.

15
2.6. Dasar Hukum Yang Mengatur Tentang Alat Pelindung Diri (APD)

2.6.1. Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja :

a. Pasal 3 ayat 1 butir f

Menyatakan bahwa dengan peraturan perundangan, ditetapkan syarat-syarat


keselamatan kerja untuk memberikan alat-alat perlindungan diri pada para pekerja

b. Pasal 9 ayat 1 butir c

Menyatakan pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga


kerja baru tentang Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan
dalam tempat kerjanya

c. Pasal 9 ayat 1 butir c

Menyatakan bahwa pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada


tiap tenaga kerja baru tentang APD bagi tenaga kerja yang bersangkutan

d. Pasal 12 butir b

Menyatakan bahwa dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak
tenaga kerja untuk memakai APD yang diwajibkan

e. Pasal 13
Menyatkan bahwa barangsiapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan
mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan
diri yang diwajibkan.

f. Pasal 14 butir c

Menyatakan bahwa pengurus diwajibkan menyedikan secara cuma-cuma Alat


Perlindungan Diri (APD) yang diwajibkan pada pekerja dan orang lain yang
memasuki tempat kerja disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.

16
2.6.2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Permenakertrans) Republik
Indonesia tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri (APD) :

a. Pasal 2 ayat 1

Menyatakan bahwa pengusaha wajib menyediakan Alat Perlindungan Diri bagi


pekerja/buruh ditempat kerja.

b. Pasal 2 ayat 2
Menyatakan bahwa Alat Pelindung Diri (APD) sebagaimana yang dimaksud pada
ayat 1 harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar yang
berlaku.
c. Pasal 2 ayat 3
Menyatakan bahwa Alat Pelindung Diri (APD) sebagaimana yang dimaksud pada
ayat 1 harus diberikan oleh pengusaha atau pengurus secara cuma-cuma.

d. Pasal 5

Menyatakan bahwa pengusaha atau pemgurus harus mengumumkan secara


tertulis dan memasang rambu-rambu mengenai kewajiban penggunaan Alat
Perlindungan Diri (APD) ditempat kerja.

e. Pasal 6 ayat 1

Menyatakan bahwa pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja
wajib memakai atau menggunakan APD sesyai dengan potensi bahaya dan risiko

f. Pasal 6 ayat 2
Menyatakan bahwa pekerja/buruh berhak untuk menyatakan keberatan dalam
melakukan suatu pekerjaan apabila Alat Pelindung Diri (APD) yang disediakan
tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan.

g. Pasal 7 ayat 1

Menyatakan bahwa pengusaha atau pengurus wajib melaksanakan manajemen


Alat Perlindungan Diri di tempat kerja.

17
BAB III. PEMBAHASAN

3.1. Penggunaan APD di Bengkel Otomotif

Tujuan dari penggunakan alat pelindung diri yaitu untuk mengurangi tejadinya cedera
dan penyakit di kalangan pekerja industri maupun kontruksi (Fabri Zalunudin, 2020). Salah
satu tempat kerja yang rawan terjadinya cedera dan penyakit adalah pada Bengkel Otomotif.
Alat Pelindung Diri (APD) yang dapat dipergunakan pada Bengkel Otomotif sesuai dengan
faktor bahaya yang ada di Bengkel Otomotif dijelaskan dalam tabel berikut :

Tabel 1.1. Penggunaan APD di Bengkel Otomotif


Faktor Bahaya Bagian Tubuh Yang Perlu Alat Pelindung Diri (APD)
Dilindungi Yang Sesuai
Mengangkat beban Tangan Sarung Tangan Keamanan
berat (Ban, Roda, (Safety Gloves)
Pelek, dsb) Kaki Sepatu Bot karet /Safety Shoes
Kepala Topi/ Helm Keamanan
Mata Kacamata Keamanan(Safety
Glasses)
Tangan Sarung Tangan Keamanan
Ban Kendaraan
(Safety Glove)
Meledak
Tubuh Pakaian Khusus Bengkel
lengan panjang (Safety
Wearpack)
Kaki Sepatu Bot karet /Safety Shoes
Tubuh Pakaian Khusus Bengkel
lengan panjang (Safety
Tergelincir karena Wearpack)
lantai licin Kaki Sepatu Anti Slip
Kepala Helm Keamanan(Safety
Helmet)
Tersandung Kaki Sepatu keamanan /Safety Shoes

18
Kepala Helm Keamanan(Safety
Helmet)
Tubuh Pakaian khusus tebal tahan
benturan

Kepala Topi/ Helm Keamanan


Tubuh Pakaian tebal tahan benturan
Tertimpa alat alat (bahan kulit,karet,dsb)
bengkel yang jatuh Tangan Sarung Tangan Keamanan
(Safety Glove)
Kaki Sepatu Bot karet /Safety Shoes
Tangan Sarung Tangan Tahan Gores
Mesin-mesin
(Safety Glove)
kendaraan yang
Alat Pernafasan Masker/Respirator dengan filter
masih panas
khusus
Tangan Sarung Tangan Tebal dan
Terjepit (mesin, Tahan Gores (Safety Glove)
pintu kendaraan, Kaki Sepatu Bot karet /Safety Shoes
atau alat bengkel Kepala Topi/ Helm Keamanan
lainnya) Tubuh Pakaian PDL/ Pakaian
Keamananan(Safety Wearpack)
Tangan Sarung Tangan Khusus/dari
kain (Bahan Isolator)
Sengatan listrik dari
Kaki Sepatu Boot karet /Safety Shoes
alat kerja
Tubuh Pakaian PDL/ Pakaian
Keamananan(Safety Wearpack)
Alat Pernafasan Masker/Respirator dengan filter
Debu di Bengkel khusus
Mata Kacamata Pelindung anti debu
Tangan Sarung Tangan Khusus

19
Terkena zat kimia Kaki Sepatu Boot karet /Safety Shoes
yang berbahaya Tubuh Pakaian Khusus Bengkel
(Safety Wearpack)
Wajah Pelindung Wajah (Face Shield)

Mata Goggles, penutup muka,


kacamata dengan filter
khussus dan warna gelap
Percikan api
Wajah Pelindung Wajah (Face Shield)
dan sinar
Tubuh Pakaian pelindung tahan api
silau pada
dan tahan panas
pengelasan
Kaki Sepatu Bot karet /Safety Shoes
Tangan Sarung Tangan Khusus/Tahan
Panas
Alat Pernafasan Masker/Respirator dengan filter
khusus
Pengecataan Bodi
Wajah Pelindung Wajah (Face Shield)
atau rangka mobil
Mata Kacamata Pelindung
Tubuh (Kulit) Pakaian Khusus Pengecatan
Menghirup gas Alat Pernafasan Masker/Respirator dengan filter
buang kendaraan di khusus
bengkel secara
langsung
Tubuh Pakaian pelindung tahan api
dan tahan panas
Wajah Pelindung Wajah (Face Shield)
Precikan api dari
Mata Kacamata Pelindung
gerinda
Tangan Sarung Tangan Khusus/Tahan
Panas dan goresan
Kaki Sepatu Boot karet /Safety Shoes

20
Telinga Pelindung Telinga/Penutup
lubang telinga
Polusi suara pada
saat penggeridaan

Tangan Sarung Tangan Tebal dan


Tahan Gores (Safety Glove)
Tergores/Terkena
Tubuh Pakaian pelindung tebal tahan
Mata gerinda
goresan
Kaki Sepatu Bot karet /Safety Shoes

3.2. Cara Perawatan APD

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bertujuan untuk menghindari kecelakaan dan
penyakit akibat pekerjaan yang dilakukan. Kondisi APD sudah sepatutmya dalam keadaan
selalu bersih apabila ingin terhindar dari penyakit . Alat yang kotor atau pun rusak dapat
menjadi faktor baru terciptanya kecelakaan dan penyakit. Oleh karena itu perawatan APD
cukup penting dan harus dilakukan. Perawatan terhadap APD meliputi kebenaran tata cara
penggunaan alat, keberhasilan alat setelah selesai digunakan, kebenaran cara penyimpanan
alat serta perbaikan ringan bagian-bagian alat yang kurang benar.Berikut ini beberapa
langkah untuk merawat Alat Pelindung Diri menurut Kentshoe,dkk, (2011) :

Cara merawat secara umum:

1. Selalu memeriksa APD sebelum digunakan apakah ada kerusakan atau tidak.
2. Meletakan APD pada tempat semula setelah selesai digunakan
3. Membersihkan APD secara rutin dan berkala
4. Mengganti APD dengan yang baru apabila sudah tidak layak pakai
5. Selalu memperhatikan cara penyimpanan, kebersihan, dan keadaan APD
6. Selalu mengecek jumlah /kuantitas APD yang ada di tempat kerja, tidak boleh ada
yang kurang atau hilang.

21
Secara spesifik sebagai berikut:
1. Kacamata Safety (Safety Glasses)
a. Pemeriksaan rutin meliputi cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya
b. Apabila ada kacamata safety yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan
maka alat tersebut diganti serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
c. Kacamata sebaiknya disimpan di tempat yang bebas debu, kelembaban
udara rendah, suhu yang tidak terlalu panas atau dingin, dan terhindar dari
bahan-bahan kimia berbahaya
d. Selalu melakukan pencatatan terkait jumlah kacamata untuk setiap pekerja
nya/karyawannya.
2. Sepatu Safety (Safety Shoes)
a. Salalu dijaga kondisinya dengan pemeriksaan rutin seperti cara
penyimpanan dan kebersihan
b. Apabila ada sepatu safety yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka
alat tersebut diganti serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
c. Selalu melakukan pencatatan terkait jumlah kacamata untuk setiap pekerja
nya/karyawannya.
3. Masker/ Perlindungan Pernafasan (Mask/ Respiratory Protection)
a. Salalu dijaga kondisinya dengan pemeriksaan rutin seperti cara
penyimpanan dan kebersihan
b. Apabila ada masker yang sudah tidak layak pakai maka harus diganti serta
tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
c. Kebersihan dan kondisi dariAPD pernafasan menjadi tanggung jawab
pekerja yang menggunakan.
4. Sarung tangan
a. Salalu dijaga kondisinya dengan pemeriksaan rutin seperti cara
penyimpanan dan kebersihan
b. Apabila ada sarung tangan yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka
alat tersebut diganti serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
c. Hindari penyimpanan sarung tanangan di tempat berdebu, lembab, basah,
dekat sumber api, dan zat-zat kimia berbahaya

22
BAB IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan
1. Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat atau atribut yang digunakan untuk
melindungi diri dari resiko bahaya dan penyakit yang mengancam keselamatan tubuh di
tempat kerja.
2. Penerapan Alat Pelindung Diri (APD) dalam tempat kerja sudah diatur dalam . Undang-
undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia (Permenakertrans) tahun 2010 tentang Alat
Pelindung Diri.
3. Alat Pelindung Diri dikelompokkan dalam beberapa jenis yaitu :
• Pelindung Kepala (Head Protection)
• Pelindung Wajah dan Mata (Face and Eye Protection)
• Pelindung Pendengaran (Hearing Protection)
• Pelindung Pernafasan (Respiratory Protection)
• Pelindung Tangan (Hand Protection)
• Pelindung Kaki (Foot Protection)
• Pelindung Tubuh
• Sabuk dan Tali Keselamatan
• Pelampung Kesalamatan
4. Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam bengkel otomotif diterapkan sesuai dengan resiko
bahaya yang ada di bengkel otomotif dan harus sesuai dengan standard Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3).
3.1. Saran
1. Sebaiknya seluruh tempat kerja sudah memulai memanajemen Alat Pelindung Diri
(APD) bagi pekerjanya agar mengurangi tingkat kecelakaan kerja.
2. Pemerintah harus tegas terkait pemilik tempat kerja yang tidak menerapkan manajemen
Alat Pelindung Diri (APD) pada tempat kerjanya.
3. Sebaiknya dilakukan pemantauan terhadap penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di
tempat kerja supaya penerapannya lebih optimal.

23
DAFTAR PUSTAKA
Adhyatama, Fauzan. 2018.Kajian Penggunaan Alat Pelindung Diri(APD) Dengan Kejadian
Kecelakaan Kerja Pemandu Wisata Goa Pindul di Gunungkidul. Diploma thesis. Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta.

Adrian, Kevin.2019. Mengenal Alat Pelindung Diri dan Jenisnya.


https://www.alodokter.com/mengenal-alat-pelindung-diri-dan-jenisnya. 11 Desember. 10
Desember 2020.

Kentshoe, dkk. 2011. “Cara Merawat Alat Pelindung Diri (APD)”.


https://mysafetyshoes.wordpress.com/2011/10/24/cara-merawat-alat-pelindung-diri-apd/.
12 Desember. (12 Desember 2020).

Peraturan Menteri Tenaga Kerjaan dan Transmigrasi Republik Indonesia Tahun 2010 tentang
Alat Pelindungan Diri. 2010. Jakarta : Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia.

Priono, Joko. 2017. “Dasar Hukum Penggunaan Alat Pelindung Diri”.


https://hsepedia.com/dasar-hukum-penggunaan-apd/. 12 Desember. (12 Desember 2020)

Putra. 2019. “15+ Alat Pelindung Diri dan Keselamatan Kerja (APD K3) dan Fungsinya”.
https://salamadian.com/alat-pelindung-diri-apd-k3/. 12 Desember. (12 Desember 2020).

Tarwaka. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen dan Implementasi Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. 1970.
Jakarta : Sekretaris Negara Republik Indonesia.

Worksafe Victoria. 2004. A Guide To Automotive Workshop Safety : Fix the Risks. Melbourne :
Victorian Workcover Authority.

24
Zalunudin, Fabri.2020. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kdan Kesehatan Kerja di
Bengkel Teknik Kendaraan Ringan Otomotif SMK Ma’Arif 1 Wates. S1 thesis,
Universitas Negeri Yogyakarta.

25

Anda mungkin juga menyukai