Standar K3
Disusun Oleh :
Robbani Bayu Putra
20504241042
S1-Pendidikan Teknik Otomotif
JUDUL ............................................................................................................................................ i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 3
1.4 Manfaat .......................................................................................................................... 3
BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................................................... 3
2.1 Alat Pelindung Diri (APD) ............................................................................................ 3
2.2 Jenis dan Fungsi APD ................................................................................................... 4
2.3 Kriteria Tempat Kerja yang Wajib Menggunakan APD ........................................ 12
2.4 Resiko Bahaya di Bengkel Otomotif .......................................................................... 14
2.5 Cara Memanajemen APD ........................................................................................... 14
2.6 Dasar Hukum yang Mengatur Tentang APD ........................................................... 16
BAB III. PEMBAHASAN .......................................................................................................... 18
3.1 Penggunaan APD di Bengkel Otomotif ..................................................................... 18
3.2 Cara Perawatan APD .................................................................................................. 21
BAB IV. PENUTUP .................................................................................................................... 22
4.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 22
4.2 Saran ............................................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 24
ii
BAB I. PENDAHULUAN
1
Keselamatan Kerja menjadi suatu persyaratan suatu perusahaan/tempet kerja untuk
menjalankan usahanya.
Dalam menjalankan manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja tentunya ada
beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan. Salah satu yang menjadi konsentrasi dalam
kajian ini adalah aspek Alat Perlindungan Diri (APD). Alat Perlindungan Diri merupakan
suatu alat atau atribut yang digunakan dalam melakukan suatu pekerjaan yang bertujuan
untuk mengurangi atau meminimalisir suatu resiko dari kecelakaan kerja. Penggunaan Alat
Pelindung Diri(APD) tentunya cukup signifikan mengingat ini adalah cara langsung yang
digunakan untuk meminimalisir resiko kecelakaan kerja yang cukup efektif.
Di Indonesia masih ada tempat kerja yang belum makasimal dalam menerapkan
manajemen K3 dalam tempat kerjanya, dimana salah satunya adalah pengadaan Alat
Pelindung Diri (APD). Salah satunya adalah di bengkel otomotif. Bengkel otomotif bisa
meliputi, Bengkel mobil, Bengkel motor, Bengkel Body Painting, Bengkel chasis,
Bengkel mesin, Bengkel Las, dan lain sebagainya. Padahal, bengkel otomotif adalah salah
satu tepat kerja yang memiliki resiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi dibandingkan
tempat kerja lainnya. Untuk itu, disini saya akan membahas mengenai penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) dalam Bengkel Otomotif sesuai Standar Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3).
2
1.3. Tujuan
1.3.1. Menerapkan Alat Pelindung Diri di tempat kerja sesuai standar K3.
1.3.2. Mendorong pelaku usaha untu menerapkan APD di tempat kerjanya.
1.2.3. Memberitahu betapa pentingnya APD dalam tempat Bengkel Otomotif
1.4. Manfaat
1.4.1. Mengetahui betapa pentingnya APD dalam Bengkel Otomotif
1.4.2. Mengatahui cara merawat APD
1.4.3. Mengetahui jenis dan fungsi APD dalam Bengkel Otomotif
Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat atau atribut yang digunakan untuk
melindungi diri dari resiko bahaya dan penyakit yang mengancam keselamatan tubuh di
tempat kerja. Alat Pelindung Diri (APD) pada umumnya digunakan oleh para pekerja, para
staf perusahaan, serta orang-orang yang melakukan aktifitas di tempat kerja yang memiliki
resiko bahaya. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) tentunya tidak bisa secara
sembarangan, pemakaiannya tentunya harus sesuai dengan resiko bahaya yang ada di tempat
kerja, dimana setiap tempat kerja memiliki resiko bahaya yang berbeda-beda sesuai dengan
jenis pekerjaanya. Beberapa contoh jenis pekerjaan yang mememerlukan Alat Pelindung
Diri (APD) yaitu, pekerjaan bidang kesehatan, bidang otomotif, bidang kontruksi, bidang
industri, dan lain sebagainya. Perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD) harus memenuhi
standar dan persyaratan yang berlaku seperti bersih, sesuai dengan ukuran tubuh, nyaman
untuk dipakai oleh pekerja, dan harus diganti dengan yang baru secara berkala apabila sudah
tidak berfungsi dengan baik dan tidak layak pakai. (Kevin Adrian, 2019).
3
Alat Perlindungan Diri (APD) dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar menurut
Fauzan, Adhyatama (2018) yaitu :
Berikut ini adalah kriteria Alat Pelindung Diri (APD) agar dapat dipakai dan efektif
dalam penggunaan dan pemiliharaan menurut Tarwaka (2008) yaitu :
a. Alat Pelindung Diri (APD) harus dapat melindungi pekerja dengan baik dan
efektif sesuai dengan resiko bahaya yang ada.
b. Alat Pelindung Diri (APD) harus memiliki beban yang ringan agar tidak
mengganggu pekerja dalam bekerja.
c. Alat Pelindung Diri (APD) tidak mengganggu pekerja dalam bekerja.
d. Alat Pelindung Diri (APD) mudah untuk digunakan.
e. Alat Pelindung Diri (APD) tidak mengganggu penglihatan, pernafasan,
pendengaran, dan gangguan kesehatan lainnya ketika digunakan.
f. Persediaan suku cadang Alat Pelindung Diri (APD) yang bersangkutan mudah
didapatkan.
g. Alat Pelindung Diri (APD) dapat dirawat dan dipelihara dengan mudah pada saat
tidak digunakan.
h. Alat Pelindung Diri (APD) yang dipilih harus sesuai standar yang sudah
ditetapkan.
4
2.2. Jenis dan Fungsi Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri (APD) pada kepala merupakan alat pelindung yang berfungsi
untuk melindungi bagian penting pada kepala dari pukulan, benturan, tumbukan,
tusukan, sayatan, atau cedera kepala karena tertimpa benda keras. APD pada kepala
bisa juga digunakan untuk melindungi kepala dari bahaya radiasi panas, api, percikan
suhu ekstrim, bahan kimia, dan lain sebagainya
Contoh dari Alat Pelindung Diri (APD) pada kepala yaitu, helm pengaman (safety
helmet), topi atau tudung kepala, dan pelindung rambut.
2.2.2. Alat Pelindung Mata dan Wajah (Eye and Face Protection)
Alat Pelindung Diri (APD) pada Mata dan Wajah merupakan alat pelindung yang
berfungsi untuk melindungi mata dan wajah dari precikan atau paparan bahan kimia
5
yang berbahaya, seperti amonium nitrat, partikel dan gas yang bebas melayang di
udara atau air, percikan benda mikroskopik , panas, dan lain sebagainya.
Selain dari paparan zak kimia berbahaya Alat Pelindung Diri (APD) jenis ini juga
melindungi mata dan wajah dari benda-benda padat yang melayang, jatuh, atau
terlempar ke arah mata ataupun wajah.
Alat Pelindung Diri (APD) pada mata dan wajah juga penting digunakan untuk
mengurangi bahaya risiko munculnya gangguan kesehatan (penyakit) atau cedera
akibat paparan radiasi, cahaya, dan benturan dari benda tajam atau keras.
Contoh dari Alat Pelindung Diri (APD) pada mata dan wajah yang pada umumnya
digunakan adalah kacamata keamanan (Safety Glasses). Sedangkan alat pelindung pada
muka contohnya adalah tameng muka (face shield) atau full face masker.
6
2.2.3. Alat Pelindung Kaki (Foot Protection)
Alat Pelindung Diri (APD) pada kaki merupakan alat pelindung yang berfungsi
untuk melindungi kaki dari benturan, lemparan, atau tertimpa benda padat, terkena
cairan panas atau dingin dan bahan kimia berbahaya, tertusuk dan tersayat benda tajam,
, serta terpeleset karena permukaan yang licin.
Contoh dari Alat Pelindung Diri (APD) pada kaki berupa sepatu pelindung (Safety
Shoes) yang pada umumnya berbahan karet (boot) yang sesuai standard. Selain itu kaos
kaki keamanan (Safety Shocks) juga bisa digunakan untuk melindungi kaki dari
kecelakan kerja.
Alat Pelindung Diri (APD) pada tangan merupakan alat pelindung yang
berfungsi untuk melindungi telapak dan jari-jari tangan dari panas, api, suhu panas atau
suhu dingin,bahan kimia, sengatan listrik, radiasi, benturan, tergores atau tersayat benda
tajam, dan infeksii .
7
Contoh Alat Pelindung Diri (APD) pada tangan yaitu sarung tangan yang terbuat dari
bahan yang bervariasi tergantung pada kebutuhan. Beberapa contoh bahan pembuatan
sarung tangan adalah kulit, kanvas, karet, kain, logam, dan atau bahan lain yang khusus
untuk melindungi tangan dari bahan kimia tertentu.
Alat Pelindung Diri (APD) pada telinga atau pendengaran merupakan alat
pelindung yang berfungsi melindungi telinga atau gendang telinga dari suara-suaran
keras yang dapat merusak pendengaran dan mengganggu fungsi kerja terlinga.
8
Contoh Alat Pelindung Diri (APD) pada telinga ada dua yaitu terdiri dari
penyumbat telinga (ear plug) dan penutup telinga (ear muff) yang berfungsi untuk
melindungi telinga dari kebisingan (polusi suara) atau tekanan udara yang tinggi.
Gambar 1.5. Penutup Telinga (ear muffs) dan Penyumbat Telinga (ear plug). (Putra, 2019)
Alat Pelindung Diri (APD) pernafasan merupakan alat pelindung yang berfungsi
sebagai alat untuk melindungi dan menjaga fungsi dari organ pernapasan ketika sedang
berada di dalam tempat kerja.
Pada dasarnya atau idealnya seharusnya dalam tempat kerja tersedia alat bantu
pernapasan, seperti masker dan tabung oksigen untuk mengantisipasi apabila ada
pekerja yang mengalami gangguan pernapasan dalam tempat kerja,
Contoh Alat Pelindung Diri (APD) pernafasan yaitu terdiri dari beberapa
komponen yaitu, Masker, Respirator, Tabung atau cartridge khusus untuk menyalurkan
oksigen, Tangki selam dan regulator untuk pekerja yang bekerja di dalam air.
9
Untuk penggunaan masker disarankan sebaiknya menggunakan masker yang sesuai
dengan standard keamanan dan kesehatan agar pernafasan dapat terlindungi dengan
baik.
Alat Pelindung Diri (APD) berupa pakaian pelindung merupakan alat pelindung
yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari suhu panas atau suhu dingin yang ekstrim,
precikan dan paparan api atau benda panas, percikan dan paparan bahan kimia, uap
panas, radiasi, benturan, tumbukan, gigitan atau sengatan binatang, serta infeksi virus,
jamur, dan bakteri berbahaya.
10
Contoh Alat Pelindung Diri (APD) berupa pelindung tubuh yaitu terdiri dari rompi
(vests), celemek (apron atau coveralls), jaket, dan pakaian terusan (one piece coverall).
Alat Pelindung Diri (APD) berupa sabuk atau tali keselamatan merupakan alat
pelindung yang berfungsi melindungi pekerjaan yang bekerja pada posisi yang cukup
berbahaya, misalkan pada ketinggian atau bawah tanah. Sabuk dan tali keselamatan ini
juga berfungsi untuk membatasi gerakan pekerja supaya tidak banyak bergera yang
membuat pekerja bisa terjatuh atau terlepas dari posisi yang aman.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan sabuk dan tali pengaman sebaiknya dipilih
dari bahan yang kuat dan tidak mudah terbakar, serta tahan terhadap panas dan suhu
ekstrim.
Gambar 1.8. Sabuk (Belt) dan Tali (Harness) pengaman. (Putra, 2019)
11
2.2.9. Pelampung Kesalamatan
Contoh Alat Pelindung Diri (APD) berupa Pelampung keamanan yaitu terdiri dari life
jacket atau life vest.
2.3. Kriteria Tempat Kerja Wajib Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
Menurut Permenakertrans (2010) tentang Alat Pelindung Diri pada pasal 4 ayat 1
dijelaskan mengenai tempat kerja yang wajib menggunakan Alat Pelindung Diri(APD)
dengan kriteria sebagai berikut:
a. Adanya mesin, alat perkakas, peralatan, benda, atau instalasi yang berbahaya dan bisa
menyebabkan kecelakaan, kebakaran atau ledakan.
b. Adanya bahan atau benda yang mudah meledak, mudah terbakar, korosif, beracun,
membuat infeksi, bersuhu tinggi atau bersuhu rendah.
c. Adanya pengerjaan konstruksi pada rumah, gedung, infrastruktur, atau bangunan lainnya
baik di darat atau di permukaan air
d. Adanya aktifitas pertanian, perkebunan, perhutanan, peternakan, perikanan dan bidang
Kesehatan.
12
e. Adanya aktifitas pertambangan pengolahan batu-batuan, gas, minyak, panas bumi,dan
mineral lainnya di darat, di dalam tanah, atau di dalam air
f. Adanya pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di daratan, permukaan air,
dalam air, atau di udara.
g. Adanya aktifitas bongkar muat barang muatan di kapal, dermaga, stasiun, bandar udara,
Gudang, dan lain sebagainya
h. Adanya aktifitas di dalam air
i. Adanya pekerjaan dengan tempat berada pada ketinggian di atas permukaan tanah atau
laut.
j. Adanya pekerjaan dengan tempat yang ada di bawah tekanan udara dan suhu yang tinggi
atau rendah;
k. Adanya pekerjaan dengan tempat yang memiliki resiko tertimbun tanah, terkena benda
melayang, tertimpa benda jatuh, terjatuh, hanyut, dan lain sebagainya.
l. Adanya pekerjaan dalam tempat sempit seperti tangki,lubang, atau sumur
m. Adanya persebaran debu, api, gas, asap, suhu, kelembaban, hembusan angin, cuaca,
radiasi, suara, dan getaran;
n. Adanya aktifitas pemusnahan dan pembuangan limbah.
o. Adanya pemancaran dan penerimaan sinyal telekomunikasi, radar, radio, telepon, atau
televisi.
p. Adanya aktifitas pendidikan, percobaan, pembinaan, penyelidikan atau penelitian yang
menggunakan alat-alat teknis;
q. Adanya aktifitas yang berhubungan dengan pengelolaan listrik, minyak, gas atau air
r. Adanya aktifitas yang menggunakan peralatan, instalasi listrik atau mekanik
13
2.4. Cara Memanajemen Alat pelindung Diri (APD)
Dalam Permenakertrans (2010) tentang Alat Pelindung Diri pada Pasal 7 ayat 2
dijelaskan mengenai langkah untuk manajemen Alat Perlindungan Diri (APD) yaitu :
Menurut Worksafe Victoria (2004) beberapa resiko bahaya yang ada di bengkel
Otomotif diantaranya :
14
2. Jatuh dari ketinggian (misalnya tangga dan lantai mezanin)
3. Jatuh di permukaan datar, terpeleset, dan tersandung
2.5.5. Postur Tubuh Kurang Proporsional
1. Postur tubuh yang canggung atau kurang proporsional saat mengangkat benda
dapat mengakibatkan cedera.
2.5.6. Penanganan Komponen/Benda Berat
1. Berat benda dan postur kurang proporsional saat mengangkat, menurunkan,
dan menangani komponen berat, misalnya rakitan roda, mesin, kotak roda gigi,
dll dapat menyebabkan cedera.
2.5.7. Penanganan Asbes produk kendaraan bermotor
1. Menghirup serat asbes dapat menyebabkan asbestosis, kanker paru-paru dan
mesothelioma.
2.5.8. Mencopot roda dari kendaraan dan memasangnya
1. Tertimpa roda, cedara lengan, terkena ledakan ban / roda karena pelek rusak
atau pelek pecah, kendaraan jatuh.
2.5.9. Mengempiskan Ban, Mencopotnya dari Pelek, dan Menggantinya
1. Ledakan karena untuk penyumbatan katup saat mengering yang mengakibatkan
fragmen ban / roda berkecepatan tinggi.
2. Ledakan dapat mengenai bagian tubuh dan wajah
2.5.10. Memompa Ban
1. Ledakan ban akibat kerusakan ritsleting
2. Kerusakan bead seat dan lock-ring
3. Kerusakan pelek pecah, atau kerusakan pelek lainnya
4. Risiko yang lebih tinggi diketahui ada pada vulkanisir, ban bekas, roda tua
(pelek) dan cincin pengunci di bawah standar.
2.5.11. Menyeimbangkan Roda
1. Benda terbang karena penggunaan yang salah dari mesin penyeimbang roda
(masalah pelindung mesin)
2. Ban yang kempes berisiko ledakan, baik pada mesin penyeimbang roda
maupun pada kendaraan.
15
2.6. Dasar Hukum Yang Mengatur Tentang Alat Pelindung Diri (APD)
d. Pasal 12 butir b
Menyatakan bahwa dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak
tenaga kerja untuk memakai APD yang diwajibkan
e. Pasal 13
Menyatkan bahwa barangsiapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan
mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan
diri yang diwajibkan.
f. Pasal 14 butir c
16
2.6.2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Permenakertrans) Republik
Indonesia tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri (APD) :
a. Pasal 2 ayat 1
b. Pasal 2 ayat 2
Menyatakan bahwa Alat Pelindung Diri (APD) sebagaimana yang dimaksud pada
ayat 1 harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar yang
berlaku.
c. Pasal 2 ayat 3
Menyatakan bahwa Alat Pelindung Diri (APD) sebagaimana yang dimaksud pada
ayat 1 harus diberikan oleh pengusaha atau pengurus secara cuma-cuma.
d. Pasal 5
e. Pasal 6 ayat 1
Menyatakan bahwa pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja
wajib memakai atau menggunakan APD sesyai dengan potensi bahaya dan risiko
f. Pasal 6 ayat 2
Menyatakan bahwa pekerja/buruh berhak untuk menyatakan keberatan dalam
melakukan suatu pekerjaan apabila Alat Pelindung Diri (APD) yang disediakan
tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan.
g. Pasal 7 ayat 1
17
BAB III. PEMBAHASAN
Tujuan dari penggunakan alat pelindung diri yaitu untuk mengurangi tejadinya cedera
dan penyakit di kalangan pekerja industri maupun kontruksi (Fabri Zalunudin, 2020). Salah
satu tempat kerja yang rawan terjadinya cedera dan penyakit adalah pada Bengkel Otomotif.
Alat Pelindung Diri (APD) yang dapat dipergunakan pada Bengkel Otomotif sesuai dengan
faktor bahaya yang ada di Bengkel Otomotif dijelaskan dalam tabel berikut :
18
Kepala Helm Keamanan(Safety
Helmet)
Tubuh Pakaian khusus tebal tahan
benturan
19
Terkena zat kimia Kaki Sepatu Boot karet /Safety Shoes
yang berbahaya Tubuh Pakaian Khusus Bengkel
(Safety Wearpack)
Wajah Pelindung Wajah (Face Shield)
20
Telinga Pelindung Telinga/Penutup
lubang telinga
Polusi suara pada
saat penggeridaan
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bertujuan untuk menghindari kecelakaan dan
penyakit akibat pekerjaan yang dilakukan. Kondisi APD sudah sepatutmya dalam keadaan
selalu bersih apabila ingin terhindar dari penyakit . Alat yang kotor atau pun rusak dapat
menjadi faktor baru terciptanya kecelakaan dan penyakit. Oleh karena itu perawatan APD
cukup penting dan harus dilakukan. Perawatan terhadap APD meliputi kebenaran tata cara
penggunaan alat, keberhasilan alat setelah selesai digunakan, kebenaran cara penyimpanan
alat serta perbaikan ringan bagian-bagian alat yang kurang benar.Berikut ini beberapa
langkah untuk merawat Alat Pelindung Diri menurut Kentshoe,dkk, (2011) :
1. Selalu memeriksa APD sebelum digunakan apakah ada kerusakan atau tidak.
2. Meletakan APD pada tempat semula setelah selesai digunakan
3. Membersihkan APD secara rutin dan berkala
4. Mengganti APD dengan yang baru apabila sudah tidak layak pakai
5. Selalu memperhatikan cara penyimpanan, kebersihan, dan keadaan APD
6. Selalu mengecek jumlah /kuantitas APD yang ada di tempat kerja, tidak boleh ada
yang kurang atau hilang.
21
Secara spesifik sebagai berikut:
1. Kacamata Safety (Safety Glasses)
a. Pemeriksaan rutin meliputi cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya
b. Apabila ada kacamata safety yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan
maka alat tersebut diganti serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
c. Kacamata sebaiknya disimpan di tempat yang bebas debu, kelembaban
udara rendah, suhu yang tidak terlalu panas atau dingin, dan terhindar dari
bahan-bahan kimia berbahaya
d. Selalu melakukan pencatatan terkait jumlah kacamata untuk setiap pekerja
nya/karyawannya.
2. Sepatu Safety (Safety Shoes)
a. Salalu dijaga kondisinya dengan pemeriksaan rutin seperti cara
penyimpanan dan kebersihan
b. Apabila ada sepatu safety yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka
alat tersebut diganti serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
c. Selalu melakukan pencatatan terkait jumlah kacamata untuk setiap pekerja
nya/karyawannya.
3. Masker/ Perlindungan Pernafasan (Mask/ Respiratory Protection)
a. Salalu dijaga kondisinya dengan pemeriksaan rutin seperti cara
penyimpanan dan kebersihan
b. Apabila ada masker yang sudah tidak layak pakai maka harus diganti serta
tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
c. Kebersihan dan kondisi dariAPD pernafasan menjadi tanggung jawab
pekerja yang menggunakan.
4. Sarung tangan
a. Salalu dijaga kondisinya dengan pemeriksaan rutin seperti cara
penyimpanan dan kebersihan
b. Apabila ada sarung tangan yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka
alat tersebut diganti serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
c. Hindari penyimpanan sarung tanangan di tempat berdebu, lembab, basah,
dekat sumber api, dan zat-zat kimia berbahaya
22
BAB IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat atau atribut yang digunakan untuk
melindungi diri dari resiko bahaya dan penyakit yang mengancam keselamatan tubuh di
tempat kerja.
2. Penerapan Alat Pelindung Diri (APD) dalam tempat kerja sudah diatur dalam . Undang-
undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia (Permenakertrans) tahun 2010 tentang Alat
Pelindung Diri.
3. Alat Pelindung Diri dikelompokkan dalam beberapa jenis yaitu :
• Pelindung Kepala (Head Protection)
• Pelindung Wajah dan Mata (Face and Eye Protection)
• Pelindung Pendengaran (Hearing Protection)
• Pelindung Pernafasan (Respiratory Protection)
• Pelindung Tangan (Hand Protection)
• Pelindung Kaki (Foot Protection)
• Pelindung Tubuh
• Sabuk dan Tali Keselamatan
• Pelampung Kesalamatan
4. Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam bengkel otomotif diterapkan sesuai dengan resiko
bahaya yang ada di bengkel otomotif dan harus sesuai dengan standard Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3).
3.1. Saran
1. Sebaiknya seluruh tempat kerja sudah memulai memanajemen Alat Pelindung Diri
(APD) bagi pekerjanya agar mengurangi tingkat kecelakaan kerja.
2. Pemerintah harus tegas terkait pemilik tempat kerja yang tidak menerapkan manajemen
Alat Pelindung Diri (APD) pada tempat kerjanya.
3. Sebaiknya dilakukan pemantauan terhadap penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di
tempat kerja supaya penerapannya lebih optimal.
23
DAFTAR PUSTAKA
Adhyatama, Fauzan. 2018.Kajian Penggunaan Alat Pelindung Diri(APD) Dengan Kejadian
Kecelakaan Kerja Pemandu Wisata Goa Pindul di Gunungkidul. Diploma thesis. Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta.
Peraturan Menteri Tenaga Kerjaan dan Transmigrasi Republik Indonesia Tahun 2010 tentang
Alat Pelindungan Diri. 2010. Jakarta : Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia.
Putra. 2019. “15+ Alat Pelindung Diri dan Keselamatan Kerja (APD K3) dan Fungsinya”.
https://salamadian.com/alat-pelindung-diri-apd-k3/. 12 Desember. (12 Desember 2020).
Tarwaka. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen dan Implementasi Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. 1970.
Jakarta : Sekretaris Negara Republik Indonesia.
Worksafe Victoria. 2004. A Guide To Automotive Workshop Safety : Fix the Risks. Melbourne :
Victorian Workcover Authority.
24
Zalunudin, Fabri.2020. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kdan Kesehatan Kerja di
Bengkel Teknik Kendaraan Ringan Otomotif SMK Ma’Arif 1 Wates. S1 thesis,
Universitas Negeri Yogyakarta.
25