Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/320195070

PENERAPAN ALGORITMA FORECASTING UNTUK PREDIKSI PENDERITA


DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN SRAGEN

Conference Paper · February 2017

CITATIONS READS

2 3,643

3 authors:

Ryan Putranda Kristianto Ema Utami


Universitas AMIKOM Yogyakarta Stmik Amikom Yogyakarta
11 PUBLICATIONS   9 CITATIONS    62 PUBLICATIONS   110 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Emha Taufiq Luthfi


Universitas AMIKOM Yogyakarta
16 PUBLICATIONS   26 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Data Mining View project

Feature Analysis View project

All content following this page was uploaded by Ryan Putranda Kristianto on 04 October 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017

PENERAPAN ALGORITMA FORECASTING UNTUK PREDIKSI


PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE
DI KABUPATEN SRAGEN
Ryan Putranda Kristianto1), Ema Utami2), Emha Taufiq Lutfi3)
1,2,3)
Magister Teknik informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta
Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta 55281
Email : kris_ryan69@yahoo.com1), ema.u@amikom.ac.id2), emhataufiqlutfi@amikom.ac.id3)

Abstrak dan algoritma peramalan objektif, algoritma peramalan


subjektif memiliki model kualitatif, digunakan apabila
Meledaknya peningkatan jumlah penderita Demam data kuantitatif yang akurat sulit diperoleh, model ini
Berdarah Dengue (DBD) di kabupaten Sragen 3 tahun tidak menggunakan pendekatan matematis hanya
terakhir tidak terlepas dari adanya kurangnya menggunakan intuisi saja [2].
kesadaran masyarakat Sragen dalam menjaga Algoritma peramalan objektif mempunyai 2 model yaitu
kebersihan lingkungan,. model kausal dan model time series, model kausal
Berdasarkan fakta tersebut peneliti menerapkan mempertimbangkan nilai sebuah variable sebagai
algoritma Forecasting Triple Exponential Smoothing pengaruh dari banyak variable lainnya, sedangkan model
(TES) dimana dapat memprediksi penderita DBD tahun time series digunakan untuk memprediksi masa depan
2016 dengan menggunakan data mentah dilapangan menggunakan data historis, contoh dari algoritma –
sebagai mulai tahun Januari 2013 – Juli 2016 seperti algoritma time series ini adalah Moving average,
apa. Exponential smoothing dan proyeksi trend [2].
Dalam melakukan prediksi sendiri diperlukan adanya
Setelah itu dilakukan penerapannya ke bahasa
langkah pertama yaitu mengidentifikasi jenis pola data,
pemrograman kemudian mengujinya sebanyak 30x
terdapat 3 jenis pola data ketika suatu data akan
eksperimen guna pengambilan sampel [1]. Pada setiap
diidentifikasi dan dianalisis yaitu : pola data stationer,
masing – masing eksperimen tersebut juga akan
pola data trend dan pola data musiman, pola data
dilakukan pengukuran akurasi menggunakan metode
stationer merupakan pola data yang terjadi jika terdapat
Mean Absolut Percentage Error (MAPE), setelah itu
data yang berfluktuasi di sekitar nilai rata – rata dan
dilakukan perbandingan hasil pada table percobaan
varians yang konstan dari waktu ke waktu, pola data
eksperimen manakah yang lebih rendah MAPEnya.
trend merupakan kondisi dimana terdapat fluktuasi data
Kata kunci : Triple Exponential Smoothing, Mean yang cenderung naik dan turun, sedangkan pola data
Absolute Percentage Error, DBD di Sragen musiman dapat dilihat jika terdapat suatu deret data yang
dipengaruhi oleh faktor musiman (misal : kuartal tahun
1. Pendahuluan tertentu, bulanan, minggu atau hari) [3].
Dinas Kesehatan Kota (DKK) Sragen mencatat terdapat Algoritma moving average sendiri adalah algoritma yang
7 orang dibawah usia 15 tahun dari 527 kasus DBD menggunakan model rata – rata bergerak yang lebih
sepanjang tahun 2015, meninggal dunia karena responsive terhadap perubahan, karena data dari periode
mengalami Dengue Shock Syndrom (DSS). Sementara baru diberi bobot yang lebih besar, sedangkan algoritma
itu tercatat sepanjang Januari hingga Juli 2016 terdapat exponential smoothing adalah algoritma peramalan
565 kasus DBD dengan jumlah kematian 4 orang dengan dengan pemulusan eksponensial, biasanya digunakan
usia dibawah 15 tahun (sumber : data Kasi Pengendalian untuk data yang tidak stabil atau perubahannya besar dan
Penyakit (P2) DKK Sragen, Sumiyati). bergejolak [2].
Berdasarkan informasi di atas, peneliti melihat tidak Terdapat 3 model pada algoritma exponential smoothing
adanya sistem yang dapat memprediksi besarnya yaitu : single exponential smoothing, double exponential
peningkatan lonjakan penderita DBD tersebut, dimana smoothing dan TES, model single exponential smoothing
dapat digunakan oleh DKK Sragen sebagai bahan adalah peramalan jangka pendek, model mengasumsikan
informasi guna pemberantasan DBD dan menekan angka bahwa data yang berfluktuasi di sekitar nilai mean yang
penderitanya pada setiap kecamatan di kabupaten Sragen tetap, tanpa trend atau pola pertumbuhan konsisten,
yang mempunyai tingkat penderita DBD. model double exponential smoothing adalah algoritma
peramalan yang digunakan apabila data menunjukkan
Pada umumnya terdapat algoritma – algoritma yang adanya trend sedangkan model TES atau disebut juga
digunakan para peneliti dalam memprediksi suatu kasus Holt Winters digunakan untuk memodelkan data
permasalahan yaitu algoritma peramalan yang kemudian musiman baik mengandung trend maupun tidak [2].
terbagi menjadi 2 yaitu algoritma peramalan subjektif

2.1-55
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017

Model Holt Winters dibagi menjadi 2 model lagi yaitu dilakukanpencatatan ke table dan dihitung, berikut
model Holt Winters Additive, dimana model ini formula dan flowchart algoritma TES (perhatikan
digunakan ketika data time series mempunyai pola gambar no 3) :
musiman dengan variasi musiman konstan dan Holt
Winters Multiplicative yaitu apabila data time series
mempunyai pola musiman dengan variasi musiman tidak
konstan [2].

Peneliti memilih menggunakan algoritma TES


dikarenakan pada kasus penderita demam berdarah di
kabupaten Sragen terus menunjukkan peningkatan
jumlahnya, sehingga apabila dilakukan analisa datanya
akan ditemukan pola trend (perhatikan gambar no 1),
kemudian dilakukan analisa perbulan pada mulai Januari
2013 – Juli 2016, peneliti menemukan peningkatan pada
musim penghujan setiap bulan Oktober – April
(perhatikan gambar no 2)

Gambar 1. Pola trend penderita DBD kabupaten


Sragen

Gambar 3. Formula dan Flowchart Algoritma TES

Setelah dibuat flowchart dan ditentukan formulanya, hal


yang selanjutnya dilakukan adalah melakukan uji coba
formula ke dalam Microsoft Excel dengan mengambil
Gambar 2. Pola musiman penderita DBD kabupaten salah satu contoh kecamatan di kabupaten Sragen:
Sragen kecamatan Kalijambe (perhatikan gambar no 4), seperti
berikut :
Berdasarkan data dan fakta di atas, peneliti melakukan
penelitian ini untuk mengetahui prediksi peningkatan
penderita DBD Sragen kemudian mengembangkan
treatment dimana dapat menghasilkan uji MAPE yang
rendah mengingat kelemahan algoritma TES adalah pada
penentuan 3 parameter inisiasinya [4].

2. Pembahasan
Treatment penerapan algoritma TES ke dalam sistem ini
akan diuji dengan 30 kali eksperimen, dimana setiap
eksperimen diakhiri dengan menghitung tingkat error
menggunakan metode MAPE, setelah itu

2.1-56
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017

12. Hitung MAPE rerata keseluruhan

Setelah di dapat gambaran mengenai kalkulasi dari


algoritma yang akan diterapkan ke system maka
selanjutnya adalah tahapan penerapan ke bahasa
pemrograman seperti berikut (perhatikan gambar no 5, 6
dan 7) :

Gambar 4. Penerapan algoritma TES pada Ms Excel


Yang ditandai mark kuning (Agustus 2016 – Desember
2016) adalah hasil prediksinya, dimana eksperimen
tersebut menggunakan α = 0.1, β = 0.1 dan γ = 0.6,
MAPE rata – rata adalah 2%.
Berikut contoh tahapan perhitungan secara manual
algoritma TESnya (perhatikan gambar no 4) :
1. Ambil data 3 baris pertama, buat reratanya, rerata ini
nanti akan digunakan sebagai inisiasi level dan trend
pertama kali Gambar 5. Penerapan algoritma TES ke bahasa
2. Untuk menghitung seasonal baris pertama, bagi data pemrograman – Menu halaman login hak akses
penderita aktual dengan rerata tadi, lakukan hal yang
sama untuk seasonal ke 2 dan 3
3. Tentukan nilai alfa, beta dan gamma, misl :
α = 0.1
β = 0.1
γ = 0.6
4. Kemudian lakukan perhitungan untuk mencari level
baris ke 4, berikut perhitungannya :
a. α*(dataAktual/seasonaln-3)+(1-α)*(leveln-1+trendn-1)
b. 0.1*(1/2)+(1-0.1)*(2+1)
5. Lakukan perhitungan untuk mencari trend baris ke 4,
berikut perhitungannya:
a. β*(levelAktual-leveln-1)+(1-β)*trendn-1
b. 0.1*(0.98-1)+(1-0.1)*1
6. Lakukan perhitungan untuk mencari seasonal baris ke Gambar 6. Penerapan algoritma TES ke bahasa
4, berikut perhitungannya : pemrograman – Menu halaman utama
a. γ*(dataAktual/levelAktual)+(1-γ)*seasonaln-3
b. 0.6*(1/2.75)+(1-0.6)*2
7. Lakukan perhitungan untuk mencari forecast baris ke
4, berikut perhitungannya :
a. (leveln-1+(1*trendn-1))*seasonaln-3
b. (2+(1*1))*2
8. Bulatkan hasil perhitungan forecast
9. Lakukan perhitungan untuk mencari MAPE baris ke
4, berikut perhitungannya :
a. |(((dataAktual-
forecastAktualPembulatan)/dataAktual)/banyakDat
aAktual)|
b. |(((1-6)/1)/48)|
10. Lakukan untuk baris selanjutnya hingga baris
forecast yang ingin kita dapatkan Gambar 7. Penerapan algoritma TES ke bahasa
11. Lakukan prosentase MAPE tiap baris pemrograman – Menu halaman prediksi

2.1-57
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017

Selanjutnya adalah tahapan pengujian dan pengambelan nilai MAPE rata – ratanya. Pada kecamatan Kalijambe,
sampel sebanyak 30x dimana dari pengujian tersebut data penderita yang diinputkan ke dalam system
akan diketahui trend jumlah peningkatan tiap kecamatan kemudian dilakukan prediksi dengan 30 kali eksperimen,
kabupaten Sragen. parameter random di dapat 3 pasang parameter yang
mempunyai nilai MAPE rata – rata terendah sebesar 2%
Selama pengambilan sampel 30x tersebut, akan dihitung yaitu {α, β, γ} :
mana MAPE yang paling rendah dengan cara mengacak a. {0.6, 0.5, 0.2}
parameter TESnya α, β dan γ. Berikut contoh pengujian b. {0.3, 0.3, 0.3}
salah satu kecamatan yaitu kecamatan Kalijambe yang c. {0.7, 0.1, 0.8}
telah melewati pengujian dan pengambilan sampel d. {0.7, 0.4, 0.2}
sebanyak 30x dimana ditampilkan ke dalam grafik
(perhatikan gambar no 8), terlihat pada grafik tersebut e. {0.5, 0.9, 0.2}
eksperimen ke 3, 4, 7, 11, 13, 15, 20, 22 dan 28 memiliki f. {0.3, 0.3, 0.2}
MAPE terendah yaitu 2% dan MAPE tertinggi ada pada g. {0.5, 0.2, 0.3}
eksperimen ke 21 yaitu MAPEnya 9%. h. {0.2, 0.1, 0.6}
Dari contoh pengujian dan pengambilan sampel
kecamatan yang ada di kabupaten Sragen, bisa dilihat

Gambar 8. Grafik pengujian dan pengambilan sampel sebanyak 30x

3. Kesimpulan
Daftar Pustaka
Penelitian ini berhasil membuat sebuah treatment
penerapan algoritma TES yaitu dengan cara, melewati [1] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta,
Bandung
tahapan pengujian dilakukan pengambilan sampel [2] Dwian Bigi Agipa, 2012, Pemetaan dan Prediksi Serangan
menggunakan fungsi Random sebanyak 30 kali setelah Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan Potensi Predator
itu dicari mana yang paling rendah nilai MAPE rata – Menggunakan Triple Exponential Smoothing. UKSW Salatiga
ratanya. [3] Agnes Linawati, 2012, Model Exponential Smoothing Holt-
Winter dan Model Sarima untuk Peramalan Tingkat Hunian Hotel
Saran yang dapat peneliti berikan pada penelitian di Propinsi DIY. UNY Yogyakarta
[4] Ni Ketut Dewi Ari Jayanti, Yohanes Priyo Atmojo & I Gusti
selanjutnya yaitu dengan menggunakan algoritma Ngurah Wiadnyana, 2015, Penerapan metode Triple Exponential
optimasi untuk mengoptimasi parameter algoritma TES, Smoothing pada Sistem Peramalan Penentuan Stok Obat. Jurnal
dimana treatment ini memungkinkan penekanan Sistem dan Informatika
pengambilan sampel sebanyak 30 kali.

2.1-58
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017

Biodata Penulis
Ryan Putranda Kristianto, memperoleh gelar sarjana
Komputer, Sistem Informasi STMIK AMIKOM
Yogyakarta, saat ini sedang mengambil study Magister
Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta.
Ema Utami, memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si) dari
Program Studi Ilmu Komputer UGM pada tahun 1997,
mendapat gelar Magister Komputer (M.Kom) dari
Program Studi Ilmu Komputer UGM pada tahun 2002,
mendapat gelar Doktor (Dr) dari Progam Studi Ilmu
Komputer UGM pada tahun 2010. Saat ini menjadi
dosen di Magister Teknik Informatika STMIK
AMIKOM Yogyakarta.
Emha Taufiq Lutfi, memperoleh gelar Sarjana Teknik
(S.T) di fakultas dan jurusan yang sama juga, kemudian
memperoleh gelar Magister Komputer (M.Kom) dari
fakultas MIPA UGM jurusan Ilmu Komputer, saat ini
menjadi dosen di Magister Teknik Informatika STMIK
AMIKOM Yogyakarta.

2.1-59
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017

2.1-60

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai