Ketika suatu penyakit sudah terjadi, maka semakin lama orang itu akan
semakin lemah, baik lemah fisiknya, jiwanya maupun imannya. Allah memang
menyukai semua umatnya baik yang kuat maupun yang lemah namun Allah lebih
menyukai umatnya yang kuat daripada umat yang lemah. Rasul bersabda :
Kuat dalam maksud di sini adalah kuat fisiknya, kuat mentalnya dan kuat
imannya. Alasan Allah lebih mencintai umat yang kuat adalah karena mereka
akan mampu beribadah lebih baik, menjalankan dakwah dengan jangkauan yang
lebih luas, serta lebih mampu dalam membela Islam dan umatnya dari serangan
musuh. Itu sebabnya Islam sangat mengupayakan untuk mencegah suatu penyakit
daripada mengobatinya, termasuk juga dalam hal ini adalah mencegah penyakit.
Jadi, kesehatan fisik, secara tidak langsung, merupakan faktor yang cukup
menentukan bagi tegaknya kebenaran dan terwujudnya kebaikan. (Zuhroni, 2010)
Hipokrates berkata dalam bukunya Al-Fushul : Sakit mata seperti
melanoma uvea ini untuk dapat membantu tubuh membuang zat yang merugikan
serta membersihkan tubuh dan kepala dari dari zat-zat yang beracun. Penyakit ini
dapat memberikan tanda pada tubuh bahwa mata sebagai salah satu organ vital
sedang melakukan perlawanan terhadap infeksi dan kerusakan organ yang terjadi
(Ibnu qayim,2002).
Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara agama,
jiwa, akal, jasmani, harta, dan keturunan. Tiga dari yang disebutkan diatas
berkaitan dengan kesehatan. Tidak heran jika ditemukan bahwa Islam amat kaya
dengan tuntutan kesehatan. (Quraish Shihab, 1996)
Ada dua literatur keagamaan yang digunakan untuk menunjukkan tentang
pentingnya kesehatan dalam pandangan Islam. . (Quraish Shihab, 1996)
1. Kesehatan, yang terambil dari kata sehat
2. Afiat
Dalam kamus bahasa Arab, kata afiat diartikan sebagai perlindungan Allah
untuk hamba-Nya dari segala macam bencana dan tipu daya. Perlindungan itu
tentunya tidak dapat diperoleh secara sempurna kecuali bagi mereka yang
mengindahkan petunjuk – petunjuk-Nya. Maka kata afiat dapat diartikan sebagai
berfungsinya anggota tubuh manusia sesuai dengan tujuan penciptaannya.
(Quraish Shihab, 1996)
Sehat diartikan sebagai keadaan baik bagi segenap anggota badan,
umpamakan bahwa mata yang sehat adalah mata yang dapat melihat maupun
membaca tanpa menggunakan kacamata. Tetapi mata yang afiat adalah yang
dapat melihat dan membaca objek-objek yang bermanfaat serta mengalihkan
pandangan dari objek-objek yang terlarang, karena itulah fungsi yang diharapkan
dari penciptaan mata. (Quraish Shihab, 1996)
Tidak ada sesuatu yang begitu berharga seperti kesehatan. Karenanya,
hamba Allah hendaklah bersyukur atas kesehatan yang dimilikinya dan tidak
bersikap kufur. Rasulullah SAW bersabda,
Menurut Islam, mata adalah salah satu panca indera terpenting yang
diciptakan oleh Allah SWT dalam bentuk yang sangat rumit. Mata manusia
merupakan contoh yang sangat menonjol tentang ciptaan yang sempurna. Organ
mata ini sangat rumit sehingga mengungguli peralatan tercanggih di dunia ini.
Agar mata dapat melihat, semua bagiannya harus bekerja sama secara serasi.
(Yunus, 2008)
Seperti dijelaskan dalam hadist berikut ini,
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi Neraka Jahannam) kebanyakan dari
jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda0tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mepunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat
Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.
Mereka inilah orang-orang yang lalai.” (Q.S Al-A‟raf (7) : 179)
Dari ayat di atas dijelaskan bahwa Allah SWT telah menyediakan segala
sesuatunya di langit dan di bumi yang dapat digunakan oleh manusia untuk
dikembangkan dan dimanfaatkan bagi hamba-Nya yang beriman. Menurut
penjelasan di atas, Islam memperbolehkan segala bentuk perkembangan dari ilmu
pengetahuan yang memberikan kemaslahatan bagi umatnya sesuai dengan ayat al
Quran surat Yunus, pada Hal ini terkait khusunya dengan gene testing ini sebagai
alat pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis penyakit melanoma uvea.
Pemeriksaan gene testing ini membantu tenaga medis untuk menegakkan
diagnosis secara lebih efisisien tanpa harus menunggu follow up prognosis pasien
dan lebih akurat dengan menggunakan pemetaan karyotyping melalui tekhnologi
program genetik komputer serta bahan bahan sampel yang berasal dari jarigan
tubuh pasien sendiri dan melibatkan zat- zat kimia yang tidak berbahaya dan halal
seperti formalin sebagai pengawet . Berdasarkan hal di atas penggunaan gene
testing sebagai alat pemeriksaan penunjang dalam mendiagnosis penyakit
melanoma uvea diperbolehkan dalam Islam karena memberikan kemaslahatan
pada pasien dengan waktu diagnosis yang lebih cepat dan akurat dengan
menggunakan teknologi pemetaan genetik computer serta menggunakan bahan
bahan yang berasal dari jaringan tubuh pasien sendiri yang halal dan tidak
berbahaya bagi pasien maupun orang lain.