Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Keluarga

1. Pengertian Keluarga Resiko Tinggi

Keluarga adalah kumpulan dari orang atau lebih individu yang


karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan
dan mereka hidup dalam satu rumah tangga berinteraksi satu sama
lain didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan (Salvicion G. Bailon dan Arcelis
Maglaya, Terjemah Pusdiknaskes RI 1986 : 6).

Keluarga Resiko Tinggi atau rawan yaitu keluarga yang rentan

terhadap kemungkinan timbulnya masalah kesehatan dan keluarga

yang mempunyai individu yang bermasalah (Depkes RI : 3-4).

Keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang kesehatan

dimana terdapat masalah kesehatan pada keluarganya yaitu salah

satunya ada anggota keluarga yang sering sakit (Nasrul Efendi,

1998 : 41).

Pengertian asthma adalah suatu penyakit dengan ciri

peningkatan respon trachea terhadap berbagai rangsangan dengan

manifestasi penyempitan jalan nafas dan derajatnya dapat berubah-

ubah baik secara spontan maupun sebagai rangsangan dari hasil

pengobatan.

5
6

Asthma Bronchiale adalah penyakit jalan nafas yang tidak dapat


pulih yang terjadi akibat spasme bronkhus disebabkan ileh berbagai
penyebab misalnya alergen dan infeksi. Spasme Bronkhus secara
nyata meliputi kontraksi otot polos, oedema mukosa dan mukus yang
berlebihan dengan perlengketan pada jalan nafas pada tahap lanjut
(Carolin M. Hundak, Barbara M. Gallo 1997 : 565).

Menurut organisasi kesehatan dunia batasan usia lanjut meliputi

usia pertengahan dari usia 45-59 tahun, lanjut usia antara 60-74

tahun, dan lanjut usia tua antara 75-90 tahun, usia sangat tua diatas

90 tahun.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

keluarga resiko tinggi asthma bronchiale adalah sekumpulan orang

yang di hubungkan oleh suatu hubungan darah, ada ikatan

perkawinan yang hidup dalam satu rumah dimana salah satu

anggota keluarganya rentan terhadap timbulnya gangguan

kesehatan pada saluran pernafasan khususnya penyakit asthma

pada usia lanjut.

2. Anatomi dan Fisiologi

Asthma bronkhiale terjadi karena rangsangan berupa spasme

pada otot polos yang merupakan lanjutan dari trakhea yang memiliki

dua cabang yang ada pada ketinggian vetebra thorakalis ke 4 dan ke

5 yang memiliki struktur sama dengan trakhea yang dilapisi oleh dua

sel bersilia.
7

Bronkhus kanan lebih pendek dan lebih besar dari bronkhus kiri,

terdiri dari 6-8 cincin tulang rawan. yang mempunyai cabang.

Bronkhus juga lebih panjang dan ramping, dari kanan terdiri dari 9-12

cincin tulang rawan terdiri dari dua cabangm, bronkhus mengecil

menjadi bronkheolus dan ujungnya terdapat gelombang alveolus.

Bila otot-otot pernafasan berkembang maka alveolus membuka

dan mengembang, bronkheolus mengecil pada saat bersamaan,

sehingga udara mudah masuk ke alveolus pada saat ekspirasi,

rangka dada menekan paru-paru dan mengobatinya tahanan udara

selama ekspirasi kadang-kadang menjadi beberapa tahanan selama

inspirasi.

3. Patofisiologi

Asthma bronkhiale akibat dari penyempitan jalan nafas

disebabkan oleh bronkospasme edema mukosa dan hipersekresi

mukus yang kental, kesulitan utama bernafas pada asthma terletak

pada ekspirasi, percabangan tracheobronkhiale melebar dan

memanjang selama inspirasi, tetapi sulit untuk memaksakan udara

keluar dari bronkhiolus yang sempit, mengalami edema dan mukus,

yang dalam keadaan normal akan berkontraksi pada tingkatan

tertentu pada ekspirasi udara terperangkap pada bagian distal

tempat penyumbatan, sehingga terjadi hiperinflamasi progesif paru-

paru sewaktu pasien berusaha memaksakan udara keluar akan

timbul mengekspirasi memanjang yang merupakan ciri khas asthma.


8

4. Etiologi

a. Polusi udara

b. Alergen dari debu rumah

c. Obat-obatan

d. Lingkungan kerja yang tercemar

e. Kegiatan jasmani yang berlebihan

f. Ketegangan jiwa

g. Perubahan cuaca

h. Infeksi saluran nafas

5. Tanda dan Gejala

a. Sesak nafas

b. Adanya suara mengi/wheezing saat ekspirasi

c. Nafas cepat dan dalam

d. Kadang disertai nyeri dada

e. Gelisah

f. Batuk

6. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan asthma sifatnya kuratif yang menjadi upaya

lebih preventif yang menguntungkan. Penatalaksanaan preventif

mengharuskan adanya peran aktif maka diperlukan adanya

peningkatan pengetahuan penderita dan keluarga mengenai


9

penyakit asthma sehingga dapat dimengerti oleh penderita dan

keluarga menjadi faktor dari penatalaksanaan.

Keluarga harus melakukan kegiatan diantaranya :

a. Mempelajari dan memahami aspek dari penyakit asthma

Keluarga yang mempunyai penderita asthma harus memahami

dan belajar mengenai berat ringannya penyakit serangan asthma,

faktor pencetus, cara pengobatan serta harus mengenal juga obat

dan kegunaanya dan efek sampingnya.

b. Mempelajari dan memahami faktor pencetus serangan asthma

dan mengetahui cara mengendalikannya.

Faktor pencetus serangan asthma yaitu :

1) Faktor alergi

2) Faktor cemas dan emosi

3) Faktor zat makanan

4) Faktor infeksi

5) Faktor zar fisik

6) Faktor obat-obatan

c. Dapat menilai secara umum atau untuk diri sendiri tentang

serangan asthma dan mengetahui berat ringanya serangan

asthma, sehingga keluarga dan penderita dapat melakukan cara

pengobatan yang terarah dan pengelolaan yang terbaik bagi

penyakitnya.
10

d. Dapat memahami dan membantu pengobatan penyakit asthma

jangka panjang.

Pengobatan dan pencegahan harus dipahami betul oleh penderita

dan keluarganya, sehingga penderita asthma dan keluarga

mengetahui dan memahami dan dapat menjalankan

perawatannya, pencegahannya dari diri sendiri.

e. Dapat memahami dan dapat melaksanankan rencana perawatan

segera untuk mengatasi serangan asthma yang mendadak.

Keluarga harus mengetahui dan berlatih apabila dampak dari

serangan yang terjadi berat atau ringan yang bisa di tangani di

rumah atau di Rumah Sakit.

f. Melakukan kontrol secara teratur dapat mengetahui perubahan

yang terjadi pada penyakitnya.

7. Klasifikasi asthma bronkhial

a. Berdasarkan penyebab

1) Ekstrinsik atau atopik dengan alergen yang jelas

2) Intrinsik atau non alergik, dimana alergen tidak jelas tetapi

biasanya mempunyai faktor peradangan.

3) Bentuk campuran dari kedua jenis tersebut diatas

(Kapita Selekta Kedokteran)

b. Berdasarkan berat ringanya penyakit asthma dibagi menjadi 4

tahap :
11

1) Asthma akut intermiten

(a) Gejala seminggu sekali

(b) Serangan singkat tidak ada gejala sama sekali

(c) Gejala asthma malam kurang dari dua kali sebulan

2) Asthma persisten ringan

(a) Gejala lebih dari satu kali seminggu, tapi kurang dari dua

kali perhari.

(b) Serangan mengganggu aktivitas dan tidur.

(c) Serangan malam lebih dari dua kali perbulan

3) Asthma persisten sedang

(a) Gejala tiap hari

(b) Serangan mengganggu aktivitas dan tidur

(c) Serangan asthma malam lebih dari satu kali seminggu

4) Asthma persisten berat

(a) Gejala terus menerus sering mendapat serangan

(b) Gejala malam sering

(Ilmu penyakit dalam jilid II 1999 : 9).

8. Pengaruh Serangan Asthma Terhadap Fungsi Keluarga dan

Tugas Keluarga.

a. Pengaruh terhadap fungsi keluarga

Keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan dan fungsi keluarga

secara sempurna dapat dikatakan keluarga yang sejahtera, tetapi


12

dalam pemenuhan pelaksanaan keluarga akan mendapatkan

masalah kesehatan yang dampaknya pada fungsi keluarga.

1) Fungsi efektif

Keluarga merasa cemas dan bingung karena gejala-gejala

yang timbul pada anggota keluarga, sehingga aktivitas sehari-

hari dapat terganggu, sehingga keluarga akan mencarai

pertolongan untuk mengatasi kecemasannya.

2) Fungsi Sosialisasi

Akibat dari asthma, keluarga dan penderita berinteraksi dengan

yang lain terganggu.

3) Fungsi Reproduksi

Akibat dari penyakit asthma dapat menyebabkan pengaruh

seksual dan dapat menurunkan fungsi gairah sex, terutama

pada usia lanjut sehingga fungsi reproduksinya terganggu.

4) Fungsi Ekonomi

Keluarga yang mempunyai penderita asthma memerlukan

biaya dalam pengobatan jangka panjang sehingga fungsi

ekonomi terganggu dikarenakan pengeluaran masalah

pembiayaan.

5) Fungsi Perawatan Keluarga

Keluarga harus dapat memenuhi kebutuhan fisik seperti

kebutuhan sandang, pangan dan papan untuk memenuhi

kebutuhan fisik di butuhkan keadaan yang sempurna untuk


13

mendukung dalam perawatan pada penderita asthma.

(Freidman, 19 : 100)

b. Pengaruh terhadap tugas keluarga

1) Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit

terutama pada penderita asthma akan terjadi penurunan fisik

sehingga anggota keluarga yang lain harus memberikan

perawatan semaksimal mungkin.

2) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan

kesehatan sangat menunjang pada kepribadian anggota

keluarga resiko tinggi asthma.

3) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota

keluarganya. Keluarga resiko tinggi asthma harus dapat

mengenal dan dipahami masalah kesehatannya.

4) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

untuk mengatasi resiko tinggi anggota keluarga penderita

asthma.

5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan

lembaga kesehatan lain.

Penderita penyakit asthma membutuhkan pengobatan yang

lama sehingga harus tercipta hubungan timbal balik antara

keluarga dengan petugas kesehatan dalam usaha

memecahkan masalah kesehatan.


14

B. Proses Keperawatan Kesehatan Keluarga

Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan


secara sistematika untuk mengkaji dan menentukan masalah
kesehatan dan masalah keperawatan keluarga, merencanakan asuhan
keperawatan dan melakukan intervensi keperawatan terhadap keluarga
sesuai dengan cara yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil
asuhan keperawatan yang dilakukan terhadap keluarga (Nasrul
Efendy 1998 : 46).

Proses keperawatan adalah kerangka kerja dalam


melaksanakan tindakan yang digunakan agar proses pertolongan
menjadi sistematis, termasuk dalam proses perawatan adalah
sekumpulan tindakan yang dipilih secara matang dalam usaha
memperbaiki status kesehatan keluarga atau pasien serta menambah
kemampuan mereka dalam mengatasi kesehatan (S.G Bailon, Alih
bahasa pusdiknakes 1989 : 23)

Langkah-langkah dalam proses keperawatan meliputi :

1. Pengkajian

Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh


perawat untuk mengukur keadaan pasien atau keluarga dengan
menggunakan patokan norma-norma kesehatan pribadi maupun
sosial, sistem integritas dan kesanggupan untuk mengatasi masalah-
masalah (S. G Bailon dan Maglaya 1998 : 30).

a. Pengumpulan data

Data dilakukan dengan cara :

1) Wawancara : Data yang berkaitan dengan hal-hal yang perlu

diketahui baik fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan,

lingkungan dan sebagainya.

2) Pengamatan : yang berkaitan dengan lingkungan fisik misalnya

ventilasi, penerangan kebersihan dan sebagainya.

3) Study Dokumentasi : Dari kartu dan kesehatan lainnya.


15

4) Pemeriksaan fisik : dilakukan terhadap anggota keluarga yang

mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan berkaitan

dengan keadaan fisik misal kelainan organ lainnya.

Data yang digunakan untuk asuhan keperatan keluarga dengan

asthma bronkhiale :

1. Struktur dan sifat keluarga

a.Hubungan antar anggota keluarga

b.Data demografi, umur, jenis kelamin

c. Kedudukan dalam keluarga

d.Status kedudukan keluarga

e.Hubungan antar anggota keluarga termasuk bagaimana cara

jika ada perselisihan

f. Tempat tinggal anggota keluarga

g.Anggota keluarga yang berperan dalam pengambilan

keputusan

h.Kegiatan dalam kehidupan sehari-hari

2. Faktor sosial, budaya dan ekonomi

a.Penghasilan dan pengeluaran

b.Pendidikan anggota keluarga

c. Suku dan agama

d.Peranan anggota dalam keluarga

e.Hubungan keluarga dengan masyarakat, bagaimana

partisifasi keluarga dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat.


16

3. Faktor lingkungan

a.Starus kepemilikan rumah, status rumah, tipe rumah, luas

bangunan, keadaan rumah, penerangan rumah, ventilasi

yang ada dirumah, lantai rumah, atap rumah terbuat dari

apa.

b.Sarana yang ada dirumah seperti sumber air minum,

pembuangan sampah jamban, pembuangan air limbah.

4. Riwayat kesehatan

Menanyakan kepada keluarga mengenai penyakit yang pernah

diderita, keadaan kesehatan keluarga, tindakan yang dilakukan

kepada penderita yang mempunyai penyakit saluran

pernafasan khususnya asthma bronkhiale yang perlu di kaji

diantarnya : Adakah penyakit keturunan dari anggota keluarga

yang lain, keluhan yang dirasakan, sejak kapan keluhan

dirasakan, bagimana serangan terjadi adakah riwayat alergi

dan ispa selain itu, adakah riwayat penyakit yang lain, riwayat

perawatannya.

5. Pemeriksaan fisik pada penderita biasanya ditemukan :

a.Sesak nafas

b.Batuk

c. Retraksi otot sternal

d.Retraksi otot perut

e.Ekspirasi memanjang
17

f. Wheezing, Ronchi

g.Kulit dingin, pucat dan cyanosis

h.Kadang disertai nyeri dada

i. Cemas, ketakutan

6. Pandangan keluarga terhadap peran dan pelayanan dari

petugas kesehatan.

b. Analisa data

Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh


yang kemudian dianalisa kesenjangan yang terjadi dalam
kelompok tersebut yang dikaitkan dengan konsep teori yang
relevan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan tentang permasalahan
yang dialami kelompok serta kebutuhan-kebutuhan kelompok
akan pelayanan kesehatan dan keperawatan (Nasrul Efendy
1998 : 86).

Tiga norma perkembangan kesehatan dalam menganalisa data :

1) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga.

2) Keadaan rumah maupun di lingkungan yang dapat membawa

petunjuk kesehatan.

3) Sifat-sifat keluarga, tingkat kesanggupan keluarga yang dapat

mendukung perkembangan keluarga.

c. Perumusan Masalah

Perumusan kesehatan dan keperawatan keluarga hasil dari

analisa karena harus di dasarkan kepada analisa konsep, teori

dan standar juga mempertimbangkan situasi dan sumber daya

pada keluarga.
18

Hasil analisa data di dapatkan pada penjajakan I akan diperoleh

masalah kesehatan, masalah kesehatan yaitu keadaan yang

menghambat pemantauan kesehatan atau penyembuhan.

Tahap penjajakan I

1) Ancaman kesehatan adalah keadaan yang dapat

memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan, kegagalan

dalam mencapai potensi kesehatan.

2) Kurang sehat atau sakit yaitu kegagalan dalam memanfaatkan

fasilitas kesehatan.

3) Krisis adalah saat-saat keadaan menuntut telalu banyak dari

individu arau keluarga dalam hal penyesuaian maupun dalam

sumber daya.

Tahap penjajakan II

1) Ketidaksanggupan keluarga menghenal masalah kesehatan.

2) Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan mengenai

tindakan.

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keuarga yang

sakit.

4) Ketidakmampuan keluarga memerliharaan lingkungan rumah

yang dapat mempengaruhi kesehatan anggota keluarga.

5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan sumber kesehatan

yang ada di masyarakat.


19

d. Prioritas Masalah

Setelah dianalisa akan di temukan masalah kesehatan dan

keperawatan yang tidak dapat ditangani. Sehingga skala

prioritas dapat digunakan untuk menyusun masalah kesehatan

keluarga.

Skala Prioritas Masalah

Tabel 2.1.

No Ktriteria Niai Bobot


1 Sifat masalah
Skala :
a. Ancaman kesehan 2
b. Tidak/kurang sehat 3 1
c. Krisis 1

2 Kemungkinan masalah dapat diubah


Skala :
a. Dengan mudah 2
b. Hanya sebagian 1 2
c. Tidak dapat 0

3 Potensi masalah untuk dicegah


Skala :
a. Tinggi 3
b. Cukup 2 1
c. Rendah 1

4 Menonjolakn masalah
Skala :
a. Masalah berat harus ditangani 2
b. Ada masalah tapi tidak perlu
ditangani 1 1
c. Masalah tidak dirasakan
0

Sumber : Perawatan kesehatan keluarga, Depkes RI, Salvicion G, Bailon


dan Araceli S. Maglaya 1989 : 51
20

Skoring :

1. Tentukan skoring setiap kriteria.

2. Score di bagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot

Score X Bobot

Angka tertinggi

3. Jumlah score untuk semua kriteria skore tertinggi adalah 35

dengan seluruh bobot.

2. Perencanaan

Rencana keluarga adalah sekumpulan tindakan yang akan

ditentukan untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah

kesehatan dan perawatan yang telah diidentifikasi (S.G. Bailon,

Pusdiknakes 1989 : 72).

Perencanaan meliputi tujuan, intervensi, kriteria,evaluasi yang

disesuaikan dengan diagnosa keperawatan.

Ciri-ciri dari rencana keperawatan :

1. Rencana perawatan adalah hasil dari suatu proses yang

sistematis dan telah dipelajari.

2. Rencana perawatan berkaitan dengan masalah kesehatan dan

keperawatan yang telah diidentifikasi.

3. Rencana perawatan berpusat pada tindakan-tindakan yang

meringankan masalah yang dihadapi.

4. Rencana perawatan adalah untuk mencapai tujuan.


21

5. Rencana perawatan seperti yang lain berhubungan dengan masa

yang akan datang.

6. Rencana perawatan adalah suatu proses yang berlangsung

secara terus menerus dan berkesinambungan.

3. Implementasi

Implementasi tindakan keperawatan terhadap keluarga didasarkan

kepada rencana asuhan keperawatan yang telah disusun.

Untuk melaksanakan implementasi terhadap keluarga perlu

diperhatikan :

a. Sumber daya keluarga (keuangan).

b. Adat istiadat di masyarakat.

c. Tingkat pendidikan keluarga.

d. Respon penerimaan keluarga.

e. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.

4. Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan dalam menentukan apakah tujuan telah

tercapai, sampai manakah tujuan tersebut, dan evaluasi dipakai

untuk melihat hasil perawatan, menjawab pertanyaan, sehingga akan

muncul mengenai :
22

1) Perawatan mempengaruhi pada masalah kesehatan yang telah

diidentifikasi.

2) Perawatan sekalipun membagikan sebagian tanggung jawab

kepada perawatan keluarga dan profesi kesehatan lainnya.

3) Hasil-hasil yang diakibatkan hanya sebagian oleh profesi

perawatan dan hasil-hasil tersebut dapat diidentifikasi.

(S. G. Bailon 1989 : 96).

Anda mungkin juga menyukai