Anda di halaman 1dari 6

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA

MAHASISWA ANGKATAN 2011 FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS SAM RATULANGI DENGAN INDEKS MASSATUBUH
18,5-22,9 kg/m2

1
Dita Devi Lestari
2
Diana S. Purwanto
2
Stefana H. M. Kaligis

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam ratulangi Manado
2
Biochemistry Departement, Faculty of Medicine, University of Sam Ratulangi
Email: Dithalestari21@yahoo.com

Abstract:Blood glucose levels are affected by several factors such as age, insulin hormone,
emotion, stress, type and amount of food consumed and physical activities. Lifestyle changes
such as eating foods lacking of fiber and contain lots of sugar is now very popular, especially
in young people. This type of diet is one of the risk factors for overweight and if it lasts
continuously will increase the incidence of Diabetes Mellitus. The aim of this descriptive
study was to find out the level of fasting blood glucose of students of Faculty of Medicine
year 2011 Sam Ratulangi University with Body Mass Index (BMI) 18.5-22.9 kg/m2. Data
was collected by measuring BMI and determine fasting blood glucose level through
laboratory examination. The results of this study showed that all of 31 respondens, consist of
9 men (29,03%) and 22 women (70,96%) had normal blood glucose levels (93,55%). From
the result can be concluded that the blood glucose levels at students year 2011 Faculty of
Medicine Sam Ratulangi University with BMI 18,5-22,9 kg/m2 mostly are in normal levels.
Keywords: fasting blood glucose, students year 2011, BMI 18.5- 22.9 kg/m2.

Abstrak: Kadar glukosa darah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, hormon insulin,
emosi, stress, jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi serta aktivitas fisik yang dilakukan.
Perubahan gaya hidup seperti pergeseran pola makan dengan makanan kurang serat dan
mengandung banyak gula kini sangat digemari terutama oleh anak muda. Hal ini menjadi
salah satu faktor risiko kelebihan berat badan dan bila berlangsung terus-menerus akan
meningkatkan insiden penyakit Diabetes Melitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran kadar glukosa darah puasa pada mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) 18,5-22,9 kg/m2. Penelitian
ini bersifat deskriptif. Responden dari penelitian ini berusia 18-20 tahun. Responden terdiri
dari laki-laki sebanyak 9 orang dan perempuan sebanyak 22 orang. Data diperoleh dengan
pengukuran Indeks Massa Tubuh dan pemeriksaan laboratorium yaitu kadar glukosa darah
puasa. Hasil penelitian menunjukkan dari 31 responden yang terdiri dari 9 orang laki-laki
(29,03%) dan 22 orang perempuan (70,96%), hampir semua (93,55%) memiliki kadar glukosa
darah normal. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada mahasiswa
angkatan 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi dengan IMT 18,5-22,9 kg/m2
sebagian besar memiliki kadar glukosa darah puasa yang normal.
Kata Kunci: Glukosa darah puasa, mahasiswa angkatan 2011, IMT 18,5-22,9 kg/m2.

Glukosa merupakan sumber energi utama karbohidrat yang dikonsumsi melalui


bagi sel manusia. Glukosa terbentuk dari makanan dan disimpan sebagai glikogen di

991
992 Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 2, Juli 2013, hlm. 991-996

hati dan otot.1 Kadar glukosa darah makan dengan komposisi makanan yang
dipengaruhi oleh faktor endogen dan terlalu banyak mengandung protein, lemak,
eksogen. Faktor endogen yaitu humoral gula, garam dan mengandung sedikit serat.
factor seperti hormon insulin, glukagon dan Komposisi makanan seperti ini sangat di-
kortisol sebagai sistem reseptor di otot dan gemari terutama anak muda.9 Kebiasaan ini
sel hati. Faktor eksogen antara lain jenis berkontribusi terhadap kejadian obesitas.8
dan jumlah makanan yang dikonsumsi serta Berdasarkan pembahasan di atas maka
aktivitas yang dilakukan.2 penulis tertarik untuk meneliti tentang gam-
Menurut PERKENI (Perkumpulan baran kadar glukosa darah pada mahasiswa
Endokrinologi Indonesia) tahun 2006, angkatan 2011 Fakultas Kedokteran
kadar glukosa darah puasa yang berkisar Universitas Sam Ratulangi dengan Indeks
80-100 mg/dL dinyatakan normal. Sese- Massa Tubuh 18,5-22,9 kg/m2.
orang dikatakan menderita Diabetes
Melitus (DM) jika memiliki kadar glukosa
METODE PENELITIAN
darah puasa ≥126 mg/dL.3
Diabetes Melitus merupakan penyakit Penelitian ini adalah penelitian yang
kronik yang diperkirakan jumlahnya akan bersifat deskriptif. Penelitian ini telah
terus meningkat. Berdasarkan hasil studi dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Uni-
dari 91 negara yang mewakili 216 negara versitas Sam Ratulangi Malalayangpada
memperkirakan 6,4% orang dewasa (ber- bulan Oktober 2012 sampai Januari 2013.
usia 20-79 tahun) menderita DM pada Populasi pada penelitian ini adalah
tahun 2010 dan diperkirakan pada tahun Mahasiswa Fakultas Kedokteran Univer-
2030 akan meningkat menjadi 7,7%. sitas Sam Ratulangi Manado Angkatan
Diprediksi antara tahun 2010 dan 2030 2011. Sampel pada penelitian ini diambil
akan terjadi peningkatan penderita DM di dengan metode purposive sampling yang
negara berkembang yaitu sekitar 69% dan terdiri dari 31 orang responden dan
mencapai 20% di negara maju.4 Selain merupakan bagian dari populasi yang telah
prevalensinya yang cukup tinggi, DM memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
seringkali tidak terdeteksi karena onset atau yaitu IMT 18,5-22,9 kg/m2, bersedia
mulai terjadinya yaitu tujuh tahun sebelum menjadi responden, sehat jasmani, tidak
diagnosis ditegakkan sehingga meningkat- sedang mengikuti program diet, bukan atlit,
kan morbiditas dan mortalitas dini pada dan tidak sedang dalam penggunaan obat
kasus ini.5 yang mempengaruhi glukosa darah.
Penyakit DM biasanya disebut silent Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
killer karena hampir sepertiga orang mahasiswa dengan IMT 18,5-22,9 kg/m2
dengan DM tidak mengetahui mereka dan variabel terikat adalah kadar glukosa
menderita DM, sampai penyakit tersebut darah puasa.
berkembang menjadi serius yang berhu- Alat-alat yang digunakan dalam pene-
bungan dengan komplikasi. Elemen pato- litian ini adalahtimbangan berat badan
genik penting yang harus digarisbawahi dengan tingkat ketelitian 0,1 kg, microtoise
adalah faktor genetik.6 Seseorang yang untuk pengukuran tinggi badan, tourniquet,
kedua orangtuanya menderita DM maka jarum suntik dan spuit 5 mL, tabung reaksi
kemungkinan 50% akan menderita DM.7 BD Vacutainer serum penutup warna
Selain itu, faktor pemicu utama terjadinya merah, dan ABX Pentra Glucose PAP CP
DM ialah gaya hidup dan makan berlebih chemistry Analyzer. Bahan yang digunakan
yang berakibat timbulnya kelebihan berat antara lain: kapas, alkohol, serum darah,
badan.6 reagen glukosa.
Salah satu kelompok umur yang Persiapan penelitian dilakukan dengan
berisiko terjadinya kelebihan berat badan mengumpulkan semua responden di ruang-
adalah kelompok usia remaja.8 Usia remaja an kuliah setelah itu dilakukan penjelasan
berisiko karena adanya pergeseran pola pada responden tentang penelitian yang
Lestari, Purwanto, Kaligis; Gambaran Kadar Glukosa Darah Puasa pada Mahasiswa... 993

akan dilakukan kemudian responden Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.


diberikan kuesioner untuk mendapatkan Penelitian terdiri dari tiga puluh satu
data responden, perkiraan berat badan dan responden dengan Indeks massa tubuh
tinggi badan, serta berbagai pertanyaan 18,5-22,9 kg/m2. Dalam penelitian ini dida-
yang berhubungan dengan kriteria inklusi patkan hampir seluruh responden memiliki
dan eksklusi. Dilakukan pemilihan res- kadar glukosa darah normal (93,55%)
ponden yang sesuai kriteria, responden (Tabel 1). Dari penelitian diperoleh data
yang memenuhi kriteria dipisahkan dua sebanyak 9 responden berjenis kelamin pria
kelompok yaitu kelompok responden (29,03%) dan sebanyak 22 responden ber-
dengan IMT normal (18,5-22,9 kg/m2) dan jenis kelamin wanita (70,96%) (Tabel 2).
kelompok overweight (≥23 kg/m 2). Dilaku-
kan pengambilan sampel pada kelompok
responden IMT normal dengan metode Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan
purposive sampling. Diukur berat badan kadar glukosa darah menurut PERKENI (2006)
dan tinggi badan dari sampel yang terpilih. Kadar GDP Jumlah Persentase
Berat badan diukur dengan meng-gunakan (n) (%)
timbangan berat badan digital. Tinggi Rendah (<80 2 6,45
badan diukur menggunakan microtoise. mg/dL)
Selanjutnya IMT responden dihitung Normal (80-100 29 93,55
dengan menggunakan rumus berat badan mg/dL)
(kg) dan tinggi badan (m2). Dilakukan Tinggi (≥126 0 0
penandatanganan informed consent oleh mg/dL)
responden yang menjadi sampel penelitian. Jumlah 31 100
Diberitahukan kepada responden tentang
waktu dan tempat pengambilan darah.
Responden diminta untuk berpuasa tidak
makan dan hanya minum air putih selama Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan
10-12 jam sebelum pengambilan darah. jenis kelamin
Teknik pemeriksaan dilakukan dengan Jenis Persentase
cara sampel darah yang telah diambil lalu Jumlah(n)
Kelamin (%)
dibawa ke Laboratorium Klinik Prokita
Laki-laki 9 29,04
Malalayang. Dilakukan pemeriksaan gluko-
sa darah menggunakan metode Glukosa- Perempuan 22 70,96
Oksidase. Prinsip pemeriksaan yaitu
glukosa diukur setelah oksidasi enzimatik Jumlah 31 100
dengan adanya glukosa oksidase. Hydrogen
peroksida bereaksi dengan phenol dan 4
amniophenozone membentuk zat warna
PEMBAHASAN
merah-violet quinoneimine sebagai indika-
tor. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah Hasil pengukuran kadar glukosa darah
puasa yang diperoleh dikumpulkan. Data pada mahasiswa angkatan 2011 dengan
diolah dengan menggunakan program IMT 18,5-22,9 kg/m2 didapatkan data
Microsoft office excel 2007. Data disajikan hampir seluruh responden (93,55%)
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan memiliki kadar glukosa darah normal.
dihitung dalam persentaase. Tidak terdapat responden yang mengalami
peningkatan kadar glukosa darah. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian
HASIL PENELITIAN yang dilakukan oleh Lipoeto dkk pada
Penelitian ini dilakukan bertujuan seluruh respondennya yang memiliki IMT
untuk mengetahui kadar glukosa darah normal didapatkan hasil kadar glukosa
pada mahasiswa angkatan 2011 Fakultas darah puasa yang normal.10 Menurut
994 Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 2, Juli 2013, hlm. 991-996

Rahmawati berat badan normal memiliki dihasilkan terlalu sedikit sehingga kadar
risiko rendah mengalami gangguan glukosa glukosa darah menjadi tinggi.18 World
darah.11 Health Organization (WHO) menyebutkan
Pada penelitian ini didapatkan bahwa tiap kenaikan satu dekade umur
responden terbanyak memiliki hasil pada seseorang yang telah melampaui usia
normal. Hal ini disebabkan pada usia muda 30, kadar glukosa darah puasa akan naik
metabolisme karbohidrat dan fungsi organ sekitar 1-2 mg/dL.12
baik. Kadar glukosa darah pada dewasa Berdasarkan jenis kelamin pada pene-
normal merupakan manifestasi dari litian ini didapatkan hasil tidak ada
kemampuan sekresi insulin oleh pankreas perbedaan kadar glukosa darah puasa
dan kemampuan ambilan glukosa oleh sel- antara laki-laki dan perempuan. Penelitian
sel jaringan sasaran.12 Menurut Bawono, lain yang dilakukan Pradono dkk menya-
hormon insulin memiliki efek paling takan hiperglikemia lebih tinggi pada laki-
dominan pada metabolisme karbohidrat, laki dibandingkan pada perempuan.17 Hal
hormon ini menurunkan kadar glukosa ini disebabkan pada perempuan terdapat
serta mendorong penyimpanan zat-zat gizi hormon estrogen yang berperan aktif dalam
(glikogenesis).13 Sekresi hormon insulin meregulasi sensitivitas tubuh terhadap
bekerja sebagai respon terhadap naiknya insulin. Pada saat menopause, ovarium ber-
kadar glukosa darah yang menyebabkan henti memproduksi hormon estrogendan
timbulnya mekanisme umpan balik sebagai estrogen diproduksi secara eksklusif dari
pengatur besarnya kadar glukosa darah. androsteron yang dihasilkan glandula
Mekanisme tersebut yaitu peningkatan glu- adrenal dan diaromatisasi menjadi estron
kosa darah akan meningkatkan sekresi dalam proses konversi extraglandula
insulin, dan insulin selanjutnya mening- perifer. Transformasi tersebut terutama
katkan transpor glukosa ke dalam hati, otot, terjadi pada jaringan lemak sehingga
dan sel lain sehingga kadar glukosa darah menyebabkan wanita postmenopause
kembali ke nilai normal.14 memiliki jaringan lemak lebih banyak.19
Penelitian ini berbeda dengan peneli- Akumulasi lemak terutama lemak abdomen
tian yang dilakukan oleh Idapola pada 67 berpengaruh pada protein adiponektin yang
karyawan dengan IMT normal didapatkan berkurang. Adiponektin berperan penting
61 orang memiliki kadar glukosa darah dalam metabolisme glukosa dan asam
normal, sedangkan 6 orang lainnya memi- lemak khususnya sel otot dan sel hati yang
liki kadar glukosa puasa yang tinggi. Hal menjadi lebih sensitif terhadap aksi insulin.
ini disebabkan pada penelitian tersebut Oleh karena itu, peningkatan lemak tubuh
responden terbanyak berusia 40-49 tahun.15 sentral intra abdomen pada wanita meno-
Penelitian yang dilakukan oleh Fitrania pause dipercaya memiliki peran penting
disimpulkan bahwa hiperglikemia lebih dalam perkembangan resistensi insulin
banyak terdapat pada usia di atas 45 tahun setelah menopause yang dapat meningkat-
dibandingkan usia 45 tahun kebawah.16 kan kadar glukosa darah dan akhirnya
Pradono dkk menyatakan hiperglikemia berkembang menjadi DM.20 Pada usia 40-
meningkat dengan bertambahnya umur 70 tahun DM lebih banyak terjadi pada
terutama usia lebih dari 45 tahun.17 wanita, tetapi pada umur yang lebih muda
Menurut Kurniawati, semakin tua usia frekuensi DM lebih besar pada pria.21
seseorang maka risiko peningkatan kadar Kebiasaan melakukan aktivitas fisik
glukosa darah dan gangguan toleransi merupakan salah satu faktor yang ber-
glukosa akan semakin tinggi. Hal ini pengaruh terhadap glukosa darah. Menurut
disebabkan oleh melemahnya semua fungsi Hu dkk menyatakan pada orang normal
organ tubuh termasuk sel pankreas yang dapat mengalami gangguan regulasi
bertugas menghasilkan insulin. Sel glukosa apabila kurang beraktivitas fisik
pankreas bisa mengalami degradasi yang yang akan memicu peningkatan IMT.22
menyebabkan hormon insulin yang Anani dkk dalam penelitiannya menyata-
Lestari, Purwanto, Kaligis; Gambaran Kadar Glukosa Darah Puasa pada Mahasiswa... 995

kan aktivitas fisik dapat meningkatkan 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Sam
sensitivitas insulin.23 Pada otot yang sedang Ratulangi dengan Indeks massa tubuh 18,5-
aktif, terjadi peningkatan kebutuhan otot 22,9 kg/m2 sebagian besar adalah normal.
terhadap glukosa tetapi tidak disertai
dengan peningkatan kadar insulin. Hal ini
UCAPAN TERIMA KASIH
mungkin disebabkan meningkatnya ke-
pekaan reseptor di otot dan bertambahnya Kepada penguji (I) dr Youla A. Assa,
jumlah reseptor insulin yang aktif pada saat MKes dan penguji (II) dr. Murniati Tiho,
melakukan aktivitas fisik. Oleh karena itu, MKes juga kepada dr. Jemima N. Jacobs,
otot yang sedang aktif disebut sebagai MS yang telah memberikan masukan dalam
jaringan non-insulin dependent. Selain itu, terseleseikannya tulisan ini.
pada saat melakukan aktivitas fisik blood Kepada responden yang telah bersedia
flow meningkat, ini menyebabkan lebih menjadi subjek dalam penelitian ini dan
banyak pembuluh darah kapiler terbuka semua pihak yang baik secara langsung
sehingga lebih banyak reseptor insulin yang maupun tidak langsung telah menam-
tersedia dan aktif.24 bahkan ide atau gagasan dalam pemikiran
Selain aktivitas fisik dan hormon penulis sehingga dapat menyelesaikan
insulin, pola makan berupa makanan de- tulisan ini.
ngan kandungan serat juga berpengaruh
terhadap kadar glukosa darah. Santoso pada DAFTAR PUSTAKA
tahun 2011 dalam penelitiannya menyata-
kan serat mampu mencegah kenaikan 1. Marks DB, Marks AD, Smith CM.
Metabolisme Karbohidrat. Dalam: Suyono
glukosa darah dan menjadikannya tetap
J, Sadikin V, Mandera L, editor edisi
terkontrol.25 Menurut hasil penelitian bahasa Indonesia. Biokimia Kedokteran
Bintanah dan Handarsari, semakin rendah Dasar. Jakarta: EGC, 2000; p.381-4.
asupan serat maka semakin tinggi kadar 2. Dewi DAP. Pemeriksaan Kadar Glukosa
glukosa darah.26 Menurut Sinaga dan Darah Sewaktu pada Masyarakat Dusun
Wirawanni dalam penelitiannya menyata- Samu Mambal Kabupaten Badung. Journal
kan konsumsi makanan tinggi serat dapat Pengabdian kepada Masyarakat. 2008;7.
memperbaiki kontrol glukosa darah. Tersedia di http://ojs.unud.ac.id/index.php/
Karbohidrat kompleks diserap lebih lambat jum/article/view/1846 [diakses pada
dibandingkan karbohidrat sederhana se- tanggal 7 agustus 2013].
hingga memperlambat peningkatan kadar 3. PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan
Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di
glukosa darah. Karbohidrat yang diserap
Indonesia 2006. Jakarta: PERKENI; 2006.
lebih lambat dalam darah memiliki indeks
4. Shaw JE, Sicree RA, Zimmet PZ.
glikemik yang rendah sehingga mencegah Global Estimates of The Prevalence of
kenaikan gula darah dengan cepat setelah Diabetes for 2010 and 2030. PubMed.
makan.27 2010;87:4-14.
Pada penelitian ini ditemui adanya 5. SP Syailendrawati, RSS Endang.
berbagai keterbatasan. Keterbatasan yang Pengaruh Keterlibatan Aktif dalam
di-hadapi antara lain kurangnya responden Kelompok Dukungan (Persadia) terhadap
yang disebabkan oleh singkatnya waktu Tingkat Kepatuhan Pengobatan Penderita
penelitian. Pada penelitian ini tidak dilaku- Diabetes Melitus di Puskesmas Pakis
kan penelitian tentang aktivitas fisik dan Surabaya. Jurnal Psikologi Klinis dan
Kesehatan Mental. 2012;02:72-78.
pola makan.
6. Buraczynska M, Baranowicz-Gaszczyk
I, Borowicz E, Ksiazek A. TGF-β1 and
SIMPULAN TSC-22 Gene Polymorphisms and
Susceptibility to Microvascular
Setelah dilakukan penelitian dapat Complications in Type 2 Diabetes.
disimpulkan bahwa gambaran kadar glu- Nephron Physiol. 2007;106:69-75.
kosa darah puasa pada mahasiswa angkatan 7. Riaz S. Diabetes Mellitus. Scientific
996 Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 2, Juli 2013, hlm. 991-996

Research and Essay. 2009;4:367-373. Glukosa Darah antara Anggota Organisasi


8. Sartika RAD. Faktor Risiko Obesitas Penyandang Diabetes Mellitus dan non
Pada Anak 5-15 Tahun di Indonesia. Anggota [skripsi]. Semarang: Program
Makara, Kesehatan. 2011;15:37-43. Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran
9. Suyono S. Diabetes Melitus di Indonesia. Universitas Diponegoro; 2011.
Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, 19. Skrzypczak M, Szwed A, Pawlinska-
Simadibrata KM, Setiati S, editor. Buku Chmara R, Skrzypulec. Assessment of
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi BMI, WHR and W/Ht in pre-and
5. Jakarta:Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Postmenopausal women. Anthropological
Dalam;2010.hal.1873-9. Review. 2007:70;3-13.
10. Lipoeto NI, Yerizel E, Edward Z, 20. Lee CG. Insulin Resistance and
Widuri I. Hubungan Nilai Antropometri Menopause. Available from http://women
dengan Kadar Glukosa Darah. Jurnal health.med. monash.edu.au; 2009
Kedokteran Indonesia. 2007;33:23-28. 21. Indriyani P, Supriyanto H, Santoso A.
11. Rahmawati, Setiarini A, Sudikno. Pengaruh Latihan Fisik; Senam Aerobik
Pengaruh Status Gizi Terhadap Kejadian terhadap Penurunan Kadar Gula Darah
Hiperglikemia pada Pegawai Negeri Sipil: pada Penderita DM tipe 2 di Wilayah
Studi Kasus Kota Depok Tahun 2009. Puskesmas Bukateja Purbalingga. Media
Gizi Indon. 2009;32:163-77. Ners. 2007;1:49-99.
12. Rochmah W. Diabetes Melitus pada Usia 22. Hu G, Lindstrom, Valle T, Erickson JG,
Lanjut. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi Jousilahti P, Silventoinen K, et al.
B, Alwi I, Simadibrata KM, Setiati Physical Activity, Body Mass Index, and
S,editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Risk of Type 2 Diabetes in Patients with
Jilid III. Edisi 5. Jakarta:Pusat Penerbitan Normal or Impaired Glucose Regulation.
Ilmu Penyakit Dalam;2010.hal.1967-72 Arch Intern Med. 2004;164:892-96.
13. Bawono MN. Kontrol Hormon Insulin 23. Anani S, Udiyono A, Ginanjar P.
dan Glukagon dalam Perubahan Meta- Hubungan Antara Perilaku Pengendalian
bolisme selama Latihan. Jurnal Pelangi Diabetes dan Kadar Glukosa Darah Pasien
Universitas Negeri Surabaya. 2008;2:2. Rawat Jalan Diabetes Melitus (Studi
14. Guyton AC, Hall JE. Insulin, Glukagon, Kasus di RSUP Arjawinangun Kabupaten
dan Diabetes Melitus. Dalam: Rachman Cirebon). Jurnal Kesehatan Masyarakat.
YL, Hartanto H, Novrianti A, Wulandari, 2012;2:466-78.
editor bahasa Indonesia. Buku Ajar 24. Ilyas E. Olahraga bagi Diabetisi. Dalam:
Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: Soegondo S, Soewondo P, Subekti I,
EGC, 2007; p.1010-27. editor. Panduan Penatalaksanaan Diabetes
15. Idapola SSJ. Hubungan Indeks Massa Melitus Terpadu bagi Dokter dan
Tubuh dengan Keadaan Biokimia Darah Edukator. Jakarta: Balai Penerbit FKUI,
pada Karyawan PT Asuransi Bumi Asih 2011; p.69-83.
Jaya, Jakarta (Analisis Data Sekunder 25. Santoso A. Serat Pangan (Dietary Fiber)
Tahun 2008) [skripsi]. Jakarta: Universitas dan Manfaatnya bagi Kesehatan.
Indonesia; 2009. Magistra. 2011;23:35-40.
16. Fitrania F. Gambaran Epidemiologi 26. Bintanah S, Handarsari E. Asupan Serat
Hiperglikemia dan Faktor-Faktor yang dengan Kadar Gula Darah, Kadar
Mempengaruhinya Pada Jamaah Majelis Kolesterol Total dan Status Gizi pada
Dzikir SBY Nurussalam Wilayah Jakarta Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah
Tahun 2008 [skripsi]. Jakarta: Universitas Sakit Roemani Semarang. Seminar Hasil-
Indonesia; 2008. hasil Penelitian LPPM UNIMUS.
17. Pradono J, Senewe F, Kristanti M, 2012:289-96.
Soemantri S. Transisi Kesehatan di 27. Sinaga E, Wirawani Y. Pengaruh
Indonesia (Kajian Data Susenas). Jurnal Pemberian Susu Kedelai terhadap Kadar
Ekologi Kesehatan. 2005;4:336-350. Glukosa Darah Puasa pada Wanita
18. Kurniawati DM. Perbedaan Perubahan Prediabetes. Journal of Nutrition College.
Berat Badan, Aktivitas Fisik, dan Kontrol 2012;1:563-79.

Anda mungkin juga menyukai