Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA KB IUD

Di Susun Oleh:

Sri Aningsih

Nim : 202008006

PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

JL. LETKOL ISTIQLAH NO 109 BANYUWANGI TELP (0333) 225 275


SATUAN ACARA PENYULUHAN
ALAT KONTRASEPSI IUD

 Topik                           : Alat Kontrasepsi


Subtopik                      : Alat kontrasepsi IUD
Sasaran                        : Ibu usia reproduksi
Pemateri                      : Sri Aningsih
Waktu                         : 40 Menit
Hari / tanggal              : Sabtu/ 06-03-2021
Tempat                        : Rumah Ny. F

A.    Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan ibu mampu memahami tentang alat kontrasepsi IUD.

B.     Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu dapat mengetahui tentang :
1.  Pengertian IUD dan Jenis IUD.
2.  Prosedur Pemasangan dan pasca pemasangan
3.  Indikasi dan kontraindikasi IUD
4.  Keuntungan dan kerugian IUD
5.  Efek samping IUD
6.  Waktu pemasangan IUD

C.    Materi
Terlampir

D.    Metode
Ceramah dan Tanya Jawab

E.   Media
Leaflet
F.   Kegiatan Penyuluhan
Waktu Tahap Kegiatan Kegiatan
Penyuluh Sasaran
5 Menit Pendahuluan       Membuka acara dengan
      Menjawab salam
mengucapkan salam kepada
peserta
      Menyampaikan topic, maksud
      Mendengarkan penyuluh
dan tujuan penkes kepada
peserta       Menyetujui kesepakatan
      Kontrak waktu untukwaktu pelaksanaan penkes
kesepakatan pelaksanaan penkes
dengan peserta
20 Menit Kegiatan Inti Penyuluh menjelaskan tentang : Mendengarkan penyuluh
      Pengertian IUD dan Jenismenyampaikan semua
IUD. materi sampai selesai
      Prosedur Pemasangan dan
pasca pemasangan
      Indikasi dan kontraindikasi
IUD
      Keuntungan dan kerugian IUD
      Efek samping IUD
      Waktu pemasangan IUD

15 Menit Evaluasi / Penutup      Tanya Jawab       Menanyakan yang belum


jelas
      Memberikan pertanyaan
      Menjawab pertanyaan
kepada peserta
      Menyimpulkan dan
      Mendengarkan
mengklarifikasi materi
penyuluhan yang telah
disampaikan kepada peserta
      Menutup acara dan
mengucapkan salam serta
      Mendengarkan penyuluh
terimakasih kepada sasaran menutup acara dan
menjawab salam
H.    Lampiran
METODE ALAT KONTRASEPSI IUD

1. Pengertian Kontrasepsi  IUD
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan yang bersifat sementara atau
menetap. Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa menggunakan alat, secara mekanis,
menggunakan alat atau dengan operasi. (Saefuddin, 2009).
IUD (Intra Uterine devices) atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah
alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukan kedalam rongga rahim,
yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu.
IUD (Intra Uterine device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan kedalam rahim,
terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga, dan bentuknya
bermacam-macam. (Subrata, 2012).
Jadi Alat Kontrasepsi IUD merupakan alat yang dimasukan kedalam rahim yang
bersifat sementara yang terbuat dari plastik yang lentur dan ada pula yang dililit tembaga
yang berntuknya bermacam-macam.

2. Jenis-jenis IUD
Alat Masa Bentuk
Penggunaan
Multiload 3 tahun Batang tegak lurus dengan panjang 3,6
cm ;250mm2 lilitan tembaga
mengelilingi batang.
Multiload 3 tahun Batang tegak lurus dengan panjang 2,5
CU250 cm;250 mm2 lilitan tembaga
Pendek mengelilingi batang.
Multiload 5 tahun 375mm2 lilitan tembaga mengelilingi
CU375 batang.
Flexi-T300 5 tahun 300 mm2 lilitan tempat mengelilingi
batang.
Nova T 300 5 tahun 380mm2 lilitan kawat tembaga dengan
inti perak mengelilingi batang.
T safe 380 A 8 tahun 380mm2 lilitan mengelilingi batang dan
cincin tembaga mengelilingi tiap ujung
masing-masing lengan.
GyneFix 5 tahun IUD tanpa bingkai dengan 6 tabung
tembaga dengan panjang masing-masing
5mm dan diameter 2,2mm dengan total
330 mm2 lilitan tembaga mengelilingi
batang dan lengan.

3. Penjelaan Metode
Sebuah IUD dimasukan melalui saluran serviks dan dipasang dalam uterus. IUD
memiliki benang yang menggantung turun kedalam vagina. Yang dapat diperiksa oleh
wanita guna memastikan alat tersebut pada posisi yang benar. IUD mencegah kehamilan
dengan merusak kemampuan hidup sperma dan ovum melalui perubahan tuba falopi dan
cairan uterus, ada reaksi terhadap benda asing disertai peningkatan leukosit. Kondisi ini
mngurangi kesempatan ovum dan sperma bertemu dan menghambat pembuahan.
Tembaga pada IUD bersifat toksik terhadap sperma dan ovum.( Saefuddin, 2009).

4. Cara Kerja
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR
membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
kemampuan sperma untuk fertilisasi.
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.

5. Prosedur Pemasangan
Sebelum pemasangan, masa menstruasi terakhir diambil untuk menyingkirkan
kehamilan yang telah ada, dan test kehamilan bila dibutuhkan. Wanita harus
mengosongkan kandung kemih karena akan membuat pemasangan lebih mudah meraba
uterus pada abdomen dan lebih nyaman bagi wanita. (Notoatmodjo, 2010).
Selama pemasangan IUD/AKDR, klien anda mungkin menggenggam tangannya dan
membuat dirinya merasa nyaman. Sebelum dipasang pemeriksaan bimanual sangat
diperlukan untuk memastikan ukuran, posisi dan arah uterus dan huna memeriksa bahwa
tidak ada nyeri tekan. (Notoatmodjo, 2010).
Keterampilan dan pengalaman pemasangan akan membantu mengurangi masalah
efek samping. Namun bila wanita ingin mendapat anestesi lokal guna mengurangi nyeri
atau pernah mengalami pengalaman masa lalui, amak AKDR dapat dipasang dengan
memberikan gel lidokain atau blok paraservikal. (Notoatmodjo, 2010).
Pemasangan AKDR dilakukan dengan suatu “tehnik tanpa sentuhan” sehingga harus
menggunakan sepasang sarung tangan bersih setelah pemeriksaan bimanual. Spekulum
steril dimasukan kedalam vagina dan letak serviks dicari, spekulum ini dibersihkan
dengan bol kapan steril dan larutan antiseptik. Sonde uterus dimasukan kedalam uterus
melalui saluran serviks untuk mengukur panjang, arah, dan potensi uterus. Tindakan ini
dapat menyebabkan kram seperti nyeri menstruasi yang seharusnya berkurang saat sonde
uterus dikeluarkan. Serviks dapat distabilkan dengan korsep allis atau tenakulum
sehingga AKDR dapat dipasang lebih mudah, hal ini dapat menyebabkan rasa tidak
nyaman karena serviks sangta peka. Selanjutnya AKDR dimasukan melalui canalis
secvikasli kedalam uiterus. Benang AKDR dipendekan saat telah berada diposisinya dan
dilipat keatas kebelakang serviks. Apabila ada masalah dengan pemasangan, klienharus
dirujuk ke spesialis AKDR. (Notoatmodjo, 2010).
   Setelah pemasangan, anda harus menganjurkan klien berbaring terlentang dan
beristirahat. Analgetik dibutuhkan selama nyeri menstruasi. Handuk santasi harus
digunakan sejak awal guna mengurangi resiko infeksi. Klien dapat mengalami
pendarahan, ini adalah waktu yang baik untuk mengingatkan tentang masalah awal dan
kapan harus kembali. Anda harus mengajariklien anda cara memeriksa benang AKDR
dan menganjurkan klien untuk melakukan hal ini setiap menstruasi. (Notoarmodjo,
2010).

6. Pasca Pemasangan
Setelah pemasangan AKDR, wanita harus dianjurkan datang kembali lebih awal dari
janji pertemuan 4-6 minggu bila mereka mengalami tanda-tanda infeksi, karena 20 hari
pertama setelah pemasangan adalah masa infeksi paling tinggi. Apabila klien menderita
nyeri abdomen bawah atau pireksia, ia harus kembali lebih awal. Menganjurkan wanita
pantang koitus selama 48 jam merupakan tindakan yang tepat sehingga lendir serviks
dapat kembali normal, yang membantu memberi perlindungan dari infeksi yang lebih
berat.
7. Efektifitas
IUD sangat efektif,(efektifitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari seperti
halnya pil. Tipe multiload dapat dipakai sampai 3 tahun, Nova T dan Copper T 200
(CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun, Cu T380 A dapat dipakai 8 tahun. Kegagalan rata-
rata 0,8 kehamilan per 100 pemakai wanita pada tahun pertama pemakaian.

8. Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim
(cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan
masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan
pada akhir haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah :
a. Usia reproduktif
b. Keadaan multi para
c. Mengiginkan kontrasepsi jangka panjang
d. Perempuan menyususi yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang
e. Setelah melahirkan dan sedang menyusui
f. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g. Resiko rendah dari IMS
h. Tidak menghendaki metoda hormonal
i. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j. Tidak boleh menggunakan alat kontrasepsi hormonal
k. Gemuk ataupun kurus
Pemasangan IUD dapat di lakukan oleh dokter ataupun bidan yang telah di latih
secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus di lakukan setelah pemasangan 1
minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya di
lakukan setiap 6 bulan sekali.

9. Kontraindikasi
Yang  tidak di perkenankan menggunakan IUD adalah:
a. Belum pernah melahirkan
b. Hamil atau di duga hamil
c. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat
kemaluan, perdarahan di leher rahim dan kanker rahim
d. Perdarahan vagina yang tidak di ketahui
e. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis,serviksitis)
f. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering mengalami abortus septik
g. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat
mempengaruhi kavum uteri
h. Penyakit trofoblas yang ganas
i. Di ketahui menderita TBC pelvik
j. Kanker alat genital
k. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
l. Miom submokosum
m. Sering ganti pasangan  (Notoadmodjo: 2010)

10. Keuntungan   
a. Efektif dengan proteksi jangka panjang
b. AKDR dapat epektif segera setelah pemasangan
c. Dapat di gunakan setelah menopouse (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)
d. Tidak ada interakdi dengan obat-obat
e. Tidak mengganggu hubungan suami istri
f. Tidak berpengaruh terhadap ASI
g. Kesuburan kembali setelah IUD di angkat
h. Efek sampingnya sangat kecil
i. Memiliki efek sistemik yang sangat kecil

11. Kerugian  
a. Menoragie
b. Dismenorea
c. Sedikit peningkatan resiko kehamilan ektopik apabila ada kegagalan IUD
d. Peningkatan resiko infeksi radang panggul
e. IUD terlepas keluar
f. Perforasi uteru, usus dan kandung kemih
g. Malposisi IUD
h. Kehamilan yang di sebabkan oleh pengeluaran perforasi atau malposisi

12. Efek samping dan komplikasi


Efek samping umum terjadi:
a. Perubahan siklus haid (umum pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3
bulan )
b. Haid lebih lam dan banyak
c. Perdarahan (spotting) antar menstruasi
d. Saat haid lebih sakit
Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3sampai 5 hari setelah pemasangan,
perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab
anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)

KESIMPULAN

Alat kontrasepsi dalam rahim ( AKDR/IUD) merupakan alat kontrasepsi yang di


pasang dalam rahim yang relatif lebih epektif bila di bandingkan dengan metode pil, suntik,
dan kondom. Alat kontrasepsi dalam rahim terbuat dari pelastik elastik, dililit tembaga atau
campuran tembaga dengan perak. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas dengan
waktu penggunaan dapat mencapai 2-10 tahun, dengan metode kerja mencegah masuknya
spermatozoa/sel mani ke dalam saluran tuba. Pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi ini
harus di lakukan oleh tenaga medis (dokter/bidan terlatih) dapat di pakai oleh semua
perempuan usia reproduktif namun tidak boleh di pakai perempuan yang terpapar IMS. Jenis-
jenis IUD yaitu: Copper-T, Copper-7, multi load, lippes loap.
Jadi penulis berharap dengan adanya satuan acara penyuluhan ini masyarakat dapat
lebih mengerti mengenai alat kontrasepsi IUD baik dari manfaatnya maupun keefektipannya.

Anda mungkin juga menyukai