Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HUBUNGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN

IREN Y MANAFE
XI IPS

SMA NEGERI 1 ROTE TIMUR


KABUPATEN ROTE NDAO
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
2021
LEMBARAN PENGESAHAN

Tugasakhir yang berjudul “DAMPAK PERENDAMAN AIR TERHADAP


KECEPATAN PERKECEMBAHAN TANAMAN JAGUYNG
”.Telahdisetujuidandisahkanpada:

Hari :

Tanggal :

Disetujuioleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Aplonia F. Bollu,S.PdRumsia Azhari,S.Pd

NIP: NIP:

Disahkanoleh

KepalaSekolah

MikhaelKega, S.Pd

NIP: 196802241997021001

i
KATA PENGANTAR

Dengan ucapan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
segala kesempatan dan kemudahan sehingga makalah ini dapat terselesaikan
walaupun masih banyak kekurangan dari berbagai segi. Shalawat dan salam
kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW yang telah merubah budaya adat
dan tingkah laku yang konservatif dan tercela kedunia yang penuh norma toleran,
mulia dan modern.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan maupun pengkajiannya
masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari berbagai pihak yang sifat-sifatnya membangun sangat
saya harapkan, hal ini semata demi untuk perbaikan di masa yang
akan datang sehingga akan menjadi lebih baik lagi.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan
karunianya kepada kita semua, dan akhirnya mudah-mudahan makalah
ini walaupun sederhana dapat bermanfaat bagi para pembaca makalah
yang telah kami susun ini.Amiin ya robbal ‘alamin.

Falanoen,29 maret 2021

penulis
DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar......................................................i
Daftar Isi..........................................................ii
Bab I : Pendahuluan............................................1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
Bab II : Pembahasan.............................................2
A. Apa yang dimaksud dengan Agama 2
B. Apa yang dimaksud dengan Kebudayaan 4
C. Apa hubungan Agama dan Kebudayaan 5
Bab III :
. .Penutup 16
Daftar Pustaka......................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan manusia, agama dan budaya jelas tidak
berdiri sendiri, keduanya memiliki hubungan yang sangat erat
dalam dialektikanya; selaras dalam menciptakan ataupun
kemudian saling menegasikan.
Agama sebagai pedoman hidup manusia yang diciptakan oleh
Tuhan, dalam menjalani kehidupannya. Sedangkan kebudayaan
sebagai kebiasaan tata cara hidup manusia yang diciptakan oleh
manusia itu sendiri dari hasil daya cipta, rasa dan karsanya
yang diberikan oleh Tuhan. Agama dan kebudayaan saling
mempengaruhi satu sama lain. Agama mempengaruhi kebudayaan,
kelompok / masyarakat / suku / bangsa.Kebudayaan cenderung
mengubah-ubah keaslian agama sehingga menghasilkan penafsiran
berlainan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Agama?
2. Apa yang dimaksud dengan Kebudayaan?
3. Apa hubungan Agama dan Kebudayaan?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang Agama.
2. Untuk mengetahui tentang Kebudayaan.
3. Untuk mengetahui hubungan Agama dan Kebudayaan.

1
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama
Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta dari kata a
berarti tidak dan gama berarti kacau. Kedua kata itu jika
dihubungkan berarti sesuatu yang tidak kacau.Jadi fungsi agama
dalam pengertian ini memelihara integritas dari seorang atau
sekelompok orang agar hubungannya dengan Tuhan, sesamanya, dan
alam sekitarnya tidak kacau.Karena itu menurut Hinduisme,
agama sebagai kata benda berfungsi memelihara integritas dari
seseorang atau sekelompok orang agar hubungannya dengan
realitas tertinggi, sesama manusia dan alam sekitarnya.
Ketidak kacauan itu disebabkan oleh penerapan peraturan agama
tentang moralitas,nilai-nilai kehidupan yang perlu dipegang,
dimaknai dan diberlakukan.
Pengertian itu jugalah yang terdapat dalam kata religion
(bahasa Inggris) yang berasal dari kata religio (bahasa
Latin), yang berakar pada kata religare yang berarti mengikat.
Dalam pengertian religio termuat peraturan tentang kebaktian
bagaimana manusia mengutuhkan hubungannya dengan realitas
tertinggi (vertikal) dalam penyembahan dan hubungannya secara
horizontal (Sumardi, 1985:71)
Agama itu timbul sebagai jawaban manusia atas penampakan
realitas tertinggi secara misterius yang menakutkan tapi
sekaligus mempesonakan Dalam pertemuan itu manusia tidak
berdiam diri, ia harus atau terdesak secara batiniah untuk
merespons. Dalam kaitan ini ada juga yang mengartikan religare
3

dalam arti melihat kembali kebelakang kepada hal-hal yang


berkaitan dengan perbuatan tuhan yang harus diresponnya untuk
menjadi pedoman dalam hidupnya.
Islam juga mengadopsi kata agama, sebagai terjemahan
dari kata Ad-Din seperti yang dimaksudkan dalam Al-Qur’an
surat 3 : 19 ( Zainul Arifin Abbas, 1984 : 4). Agama Islam
disebut Din dan Ad-Din, sebagai lembaga Ilahi untuk memimpin
manusia untuk mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat.Secara
fenomenologis, agama Islam dapat dipandang sebagai syari’at
yang diwajibkan oleh Tuhan yang harus dipatuhinya, karena
melalui syari’at itu hubungan manusia dengan Allah menjadi
utuh.Cara pandang ini membuat agama berkonotasi kata benda
sebab agama dipandang sebagai himpunan doktrin.

B. Pengertian Kebudayaan
Kata budaya menurut Koentjaraningrat (1987:180) adalah
keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil kerja manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia
dengan belajar.
Jadi budaya diperoleh melalui belajar. Tindakan-tindakan
yang dipelajari antara lain cara makan, minum, berpakaian,
berbicara, bertani, bertukang, berrelasi dalam masyarakat
adalah budaya. Tapi kebudayaan tidak saja terdapat dalam soal
teknis tapi dalam gagasan yang terdapat dalam fikiran yang
kemudian terwujud dalam seni, tatanan masyarakat, ethos kerja
dan pandangan hidup.Yojachem Wach berkata tentang pengaruh
agama terhadap budaya manusia yang immaterial bahwa mitologis
hubungan kolektif tergantung pada pemikiran terhadap
Tuhan.Interaksi sosial dan keagamaan berpola kepada bagaimana
mereka memikirkan Tuhan, menghayati dan membayangkan Tuhan
(Wach, 1998:187).
4

Kebudayaan adalah suatu tata cara hidup sekelompok


manusia yang menyangkut / menghasilkan :
1. Kebiasaan
2. Kepercayaan
3. Keyakinan
4. Pedoman-pedoman
5. Mental
6. Akhlaq
7. Kejiwaan
8. Ritual-ritual / Upacara-upacara
9. Adat
10. Ikatan
11. Kekuatan spiritual
Kesemuanya ini dipupuk sedikit demi sedikit dari
tatacara hidup para leluhur di sekelompok masyarakat pada
suatu daerah / negeri. Perpaduan antara 2 masyarakat yang
berlainan kebudayaan menimbulkan pengaruh terhadap kebudayaan
yang telah ada dan lahirlah suatu kebudayaan komposisi baru.
Perubahan ini berlaku dari masa kemasa.
Hal-hal yang mempengaruhi kebudayaan terdiri atas
perbagai faktor antara lain :
1. Perkembangan teknologi (phenomena-phenomena)
2. Perubahan cara hidup.
3. Pengaruh materi
4. Pengaruh lingkungan
5. Kesenian
6. Pendidikan
7. Perjuangan / persaingan antara bangsa (perang)
8. Perubahan mental sebab teknologi.
9. Kepadatan penduduk.
5

10. Pengaruh-pengaruh alam setempat (iklim, daerah tandus,


pegunungan, air )
Budaya yang digerakkan agama timbul dari proses
interaksi manusia dengan kitab yang diyakini sebagai hasil
daya kreatif pemeluk suatu agama tapi dikondisikan oleh
konteks hidup pelakunya, yaitu faktor geografis, budaya dan
beberapa kondisi yang objektif.Kebudayaan merupakan gambaran
totalitas manusia dalam semua lini kehidupan masyarakat yang
merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia.

C. Hubungan Agama Dan Kebudayaan


Jika kita teliti budaya Indonesia, maka budaya itu
terdiri dari 5 lapisan. Lapisan itu diwakili oleh budaya agama
pribumi, Hindu, Buddha, Islam dan Kristen (Andito, ed,1998:77-
79)
Lapisan pertama adalah agama pribumi yang memiliki
ritus-ritus yang berkaitan dengan penyembahan roh nenek moyang
yang telah tiada atau lebih setingkat yaitu Dewa-dewa suku
seperti sombaon di Tanah Batak, agama Merapu di Sumba,
Kaharingan di Kalimantan. Dari agama pribumi bangsa Indonesia
mewarisi kesenian dan estetika yang tinggi dan nilai-nilai
kekeluargaan yang sangat luhur.
Lapisan keduaadalah Hinduisme, yang telah meninggalkan
peradaban yang menekankan pembebasan rohani agar atman bersatu
dengan Brahman maka dengan itu ada solidaritas mencari
pembebasan bersama dari penindasan sosial untuk menuju
kesejahteraan yang utuh.
Lapisan ketiga adalah agama Buddha, yang telah
mewariskan nilai-nilai yang menjauhi ketamakan dan
keserakahan.Bersama dengan itu timbul nilai pengendalian diri
dan mawas diridengan menjalani 8 tata jalan keutamaan.
6

Lapisan keempat adalah agama Islam yang telah


menyumbangkan kepekaan terhadap tata tertib kehidupan melalui
syari’ah, ketaatan melakukan shalat dalam lima waktu,kepekaan
terhadap mana yang baik dan mana yang jahat dan melakukan yang
baik dan menjauhi yang jahat (amar ma’ruf nahi munkar)
berdampak pada pertumbuhan akhlak yang mulia. Inilah hal-hal
yang disumbangkan Islam dalam pembentukan budaya bangsa.
Lapisan kelima adalah agama Kristen, baik Katholik
maupun Protestan.Agama ini menekankan nilai kasih dalam
hubungan antar manusia.Tuntutan kasih yang dikemukakan
melebihi arti kasih dalam kebudayaan sebab kasih ini tidak
menuntutbalasan yaitu kasih tanpa syarat.Kasih bukan suatu
cetusan emosional tapi sebagai tindakan konkrit yaitu
memperlakukan sesama seperti diri sendiri.Dipandang dari segi
budaya, semua kelompok agama di Indonesia telah mengembangkan
budaya agama untuk mensejahterakannya tanpa memandang
perbedaan agama, suku dan ras.
Disamping pengembangan budaya immaterial tersebut agama-
agama juga telah berhasil mengembangkan budaya material
seperti candi-candi dan bihara-bihara di Jawa tengah, sebagai
peninggalan budaya Hindu dan Buddha, sedang budaya Islam
antara lain telah mewariskan Masjid Agung Demak (1428) di
Gelagah Wangi Jawa Tengah. Masjid ini beratap tiga susun yang
khas Indonesia, berbeda dengan masjid Arab umumnya yang
beratap landai.Atap tiga susun itu menyimbolkan Iman, Islam
dan Ihsan. Masjid ini tanpa kubah, benar-benar has Indonesia
yang mengutamakan keselarasan dengan alam.Masjid Al-Aqsa
Menara Kudus di Banten bermenaar dalam bentuk perpaduan antara
Islam dan Hindu. Masjid Rao-rao di Batu Sangkar merupakan
perpaduan berbagai corak kesenian dengan hiasan-hiasan
7

mendekati gaya India sedang atapnya dibuat dengan motif rumah


Minangkabau (Philipus Tule 1994:159).
Kenyataan adanya tersebut membuktikan bahwa agama-agama
di Indonesia telah membuat manusia makin berbudaya sedang
budaya adalah usaha manusia untuk menjadi manusia.
Pengaruh timbal balik antara agama dan budaya:
1. Agama mempengaruhi kebudayaan, kelompok / masyarakat / suku /
bangsa.
2. Kebudayaan cenderung mengubah-ubah keaslian agama sehingga
menghasilkan penafsiran berlainan.
Hal pokok bagi semua agama adalah bahwa agama berfungsi
sebagai alat pengatur dan sekaligus membudayakannya dalam arti
mengungkapkan apa yang ia percaya dalam bentuk-bentuk budaya
yaitu dalam bentuk etis, seni bangunan, struktur masyarakat,
adat istiadat dan lain-lain. Jadi ada pluraisme budaya
berdasarkan kriteria agama.Hal ini terjadi karena manusia
sebagai homoreligiosus merupakan insan yang berbudidaya dan
dapat berkreasi dalam kebebasan menciptakan berbagai objek
realitas dan tata nilai baru berdasarkan inspirasi agama.

BAB III
PENUTUP

Berdasarkan pembahasan masalah diatas dapat disimpulkan


bahwa:
8

1) Pengertian agama sebagai lembaga Ilahi untuk memimpin


manusia untuk mendapatkan keselamatan dunia dan akhiratyang
berupa syari’at- syari’at yang diwajibkan oleh Tuhan yang
harus dipatuhinya, karena melalui syari’at itu hubungan
manusia dengan Allah menjadi utuh.
2) Pengertian kebudayaan merupakan gambaran totalitas manusia
dalam semua lini kehidupan masyarakat yang merupakan hasil
cipta, rasa dan karsa manusia.
3) Hubungan agama dan kebudayaan ialah bahwa agama berfungsi
sebagai alat pengatur dan sekaligus membudayakannya dalam
arti mengungkapkan apa yang ia percaya dalam bentuk-bentuk
budaya yaitu dalam bentuk etis, seni bangunan, struktur
masyarakat, adat istiadat dan lain-lain.
4) Pengaruh timbal balik antara agama dan budaya:
a. Agama mempengaruhi kebudayaan, kelompok / masyarakat /
suku / bangsa.
b. Kebudayaan cenderung mengubah-ubah keaslian agama
sehingga menghasilkan penafsiran berlainan.

DAFTAR PUSTAKA
9

Budi Purnomo, Alays. 2003. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.


Geertz, Clifford. 1992. Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta:
Kanisius.
Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. 1990. Jakarta: PT
Ranaka Cipta.
O’Dea, Thomas. Sosiologi Agama. 1984. Jakarta: CV Rajawali.

Anda mungkin juga menyukai