Makalah Kewarganegaraan Kelompok 6
Makalah Kewarganegaraan Kelompok 6
Disusun Oleh:
Kelompok 6
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kita rahmat dan
karunianya. Sehingga dengan rahmat dan karunianya itulah kami diberikan kesehatan
dan kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI ............................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................6
2.1 Konstitusi .....................................................................................................6
2.2 Negara Hokum ...........................................................................................12
2.3 Rule of Law ................................................................................................13
2.4 Perlindungan Warga Dalam Negara Hukum ..............................................15
BAB III PENUTUP ...............................................................................................16
3.1 Kesimpulan ................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Konstitusi
2.1.1 Istilah dan Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konstitusi adalah segala
ketentuan dan aturan tentang ketatanegaraan (Undang-Undang Dasar dan
sebagainya). Konstitusi juga dapat diartikan sebagai undang-undang dasar suatu
Negara. Istilah Konstitusi itu sendiri pada mulanya dari constitue (bahasa Prancis)
yang berarti membentuk. Pemakaian istilah Konstitusi yang dimaksudkan ialah
pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan suatu negara. Di negara-
negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa nasional, dipakai istilah
constitution dalam bahasa Indonesia disebut Konstitusi. Dan dalam bahasa Latin
constitutio yang berkaitan dengan kata jus atau ius yang berarti hukum atau prinsip.
Di zaman modern, bahasa yang biasa dijadikan sumber rujukan mengenai istilah ini
adalah Ingris, Jerman, Prancis, Italia, dan Belanda.
Sehubungan dengan istilah Konstitusi ini para sarjana dan ilmuwan hukum
tata Negara terdapat perbedaan pendapat. Ada yang berpendapat Konstitusi sama
dengan Undang-Undang Dasar dan ada pula yang berpendapat Konstitusi tidak sama
dengan Undang-Undang Dasar. Bagi para sarjana ilmu polittik istilah constitution
merupakan sesuatu yang lebih luas, yaitu keseluruhan dari peraturan-peraturan, baik
yang bersifat tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara
bagaimana sesuatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
Istilah Konstitusi sebenarnya tidak digunakan untuk menunjukan kepada satu
pengertian saja. Dalam prakteknya, istilah Konstitusi sering digunakan dalam
beberapa pengertian. Di Indonesia selain dikenal istilah Konstitusi juga dikenal istilah
Undang-Undang Dasar. Demikian juga di Belanda, di samping dikenal istilah
groundwet (Undang-Undang Dasar) dikenal pula istilah constitutie. Konstitusi dan
Undan-Undang Dasar sering kali memiliki batasan yang berbeda sungguhpun
keduanya sama-sama menunjukkan pada pengertian hukum dasar. Secara umum
Konstitusi menunjuk pada pengertian hukum dasar tidak tertulis, sedangkan Undang-
Undang Dasar menunjukkan pada pengertian hukum dasar tertulis.
Konstitusi suatu negara termuat dalam Undang-Undang Dasar dan berbagai
aturan konversi. Konstitusi atau Undang-Undang Dasar merupakan aturan dasar
aturan pokok Negara yang menjadi sumber dan dasar bagi terbentuknya aturan
hukum yang lebih rendah. Disebut aturan dasar atau aturan pokok negara karena dia
hanya bersifat pokok dan masih merupakan norma tunggal, tidak disetai norma
sekunder.
3.1 Kesimpulan
Didasarkan pada uraian tersebut di atas, cukup terlihat dengan jelas bahwa
penerapan prinsip negara hukum di Indonesia tidak merujuk secara langsung terhadap
dua aliran negara hukum, yaitu rechtsstaat maupun rule of law, namun dijalankan
berdasarkan prinsip negara hukum dengan ciri tersendiri melalui elaborasi prinsip
negara hukum pada umumnya, yaitu adanya perlindungan hak asasi manusia, adanya
pemisahan atau pembagian kekuasaan, adanya pelaksanaan kedaulatan rakyat, adanya
penyelenggaraan pemerintahan yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan adanya peradilan administrasi negara. Dalam rangka
memaksimalkan penerapan prinsip negara hukum Indonesia, maka kiranya dalam
setiap pelaksanaannya dapat dijalankan secara konsisten. Melalui konsistensi
penerapan prinsip negara hukum bagi Indonesia, akan dapat terwujud tujuan negara
hukum yang dikehendaki bangsa Indonesia itu sendiri. Negara hukum bukan hanya
urgen dalam tataran konsep, namun sangat urgen dalam tataran praktik. Oleh sebab
itu, konsistensi penerapannnya menjadi sangat dibutuhkan dan bahkan merupakan
suatu keharusan agar membawa manfaat besar bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara.
DAFTAR PUSTAKA
Titus, Harold H., (et.al.) 1984. Living Issues In Philosophy, alih bahasa oleh
H.M.Rasjidi, Persoalan-persoalan Filsafat, Jakarta: Bulan Bintang.