Pekerjaan Konstruksi
Pemilihan Langsung Pascakualifikasi
Metode Satu Sampul
Evaluasi Sistem Gugur,
Kontrak Harga Satuan
Nomor : 77/A.VI.3/POKJA.PJPA.SII/BWS.SII
Tanggal : 04 Januari 2018
i
BAB I
UMUM
A. Dalam hal pemilihan metode evaluasi apabila ada pertentangan ketentuan yang
tertulis pada Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP)
maka yang digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data Pemilihan (LDP).
1
- LDK : adalah Lembar Data Kualifikasi yang memuat
ketentuan dan informasi yang spesifik sesuai
dengan kualifikasi yang diperlukan penyedia
barang/jasa antara lain dalam menyiapkan,
mengisi formulir isian kualifikasi, dan
melengkapi pakta integritas;
2
- Hari : Adalah hari kalender untuk pelaksanaan
Kontrak dan proses pemilihan secara
elektronik dan batas akhir setiap tahapan
adalah hari kerja;
- Daftar kuantitas dan : Adalah Daftar kuantitas yang telah diisi harga
harga satuan dan jumlah biaya keseluruhannya yang
merupakan bagian dari penawaran;
3
- Metode pelaksanaan : Adalah metode yang menggambarkan
pekerjaan penguasaan penyelesaian pekerjaan yang
sistematis dari awal sampai akhir meliputi
tahapan/urutan pekerjaan (utama) dan
uraian /cara dari masing – masing jenis
kegiatan pekerjaan utama dan penunjang
pekerjaan utama yang dapat dipertanggung
jawabkan secara teknis;
4
- ULP : Adalah Unit Layanan Pengadaan yang
dibentuk oleh Menteri/Pimpinan
Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi
yang berfungsi melaksanakan Pengadaan
Barang/Jasa yang bersifat permanen. ULP
dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit
yang sudah ada;
5
- Aplikasi SPSE aplikasi perangkat lunak Sistem Pengadaan
Secara Elektronik (SPSE) berbasis web yang
terpasang di server LPSE yang dapat di akses
melalui website LPSE;
- Form Isian Elektronik Form isian elektronik pada aplikasi SPSE yang
Data Kualifikasi digunakan penyedia barang/jasa untuk
menginputkan dan mengirimkan data
kualifikasi.
E. Pemilihan Langsung ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua peserta yang
berbentuk badan usaha tunggal atau kemitraan/KSO.
6
BAB II
INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)
A. Umum
7
a. pelelangan gagal karena tidak ada
penyedia jasa dengan kualifikasi
menengah yang mendaftar; dan/atau
b. peralatan utama dan tingkat kesulitan
pekerjaan yang akan dilelangkan tidak
dapat dipenuhi/dilaksanakan oleh
penyedia jasa dengan kualifikasi
menengah.
4. Larangan Korupsi, Kolusi, 4.1 Peserta dan pihak yang terkait dengan
dan Nepotisme (KKN), pengadaan ini berkewajiban untuk
Penyalahgunaan Wewenang mematuhi etika pengadaan dengan tidak
serta Penipuan melakukan tindakan sebagai berikut :
9
2). seluruh penawaran dari peserta
mendekati HPS;
3). adanya keikutsertaan beberapa
Penyedia Barang/Jasa yang berada
dalam 1 (satu) kendali;
4). adanya kesamaan/kesalahan isi
dokumen penawaran, antara lain
kesamaan/kesalahan pengetikan,
susunan, dan format penulisan; atau
5). jaminan penawaran dikeluarkan dari
penjamin yang sama dengan nomor
seri yang berurutan.
10
b. Penyedia yang ditunjuk sebagai
konsultan manajemen konstruksi
berperan sebagai konsultan perencana
dan/atau konsultan pengawas;
11
6.2 Peserta berkewajiban untuk menyampaikan
penawaran yang mengutamakan pekerjaan
konstruksi yang dilaksanakan di Indonesia
oleh tenaga Indonesia (produksi dalam
negeri).
12
6.4 Pemberian preferensi harga terhadap
penawaran peserta atas penggunaan
produksi dalam negeri ditetapkan dalam LDP.
B. Dokumen Pengadaan
13
5) Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN;
6) Analisa Harga Satuan dan Analisa Teknik
Satuan Pekerjaan pada saat klarifikasi
kewajaran harga terhadap penawaran
di bawah 80% HPS akan diminta, untuk
kepentingan evaluasi dan tidak menjadi
bagian dari ketentuan kontrak.
e. Contoh Bentuk Rancangan Kontrak
meliputi :
1. Surat Perjanjian/Pokok Perjanjian;
2. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
3. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
f. Daftar Kuantitas dan Harga;
g. Formulir RK3K; dan
h. Contoh Bentuk Dokumen Lain meliputi :
1) Pengumuman Pelelangan;
2) SPPBJ;
3) SPMK;
4) Jaminan Pelaksanaan;
5) Jaminan Uang Muka;
6) Jaminan Pemeliharaan;
7) Daftar barang yang di impor.
14
9.6 Pokja ULP wajib menanggapi setiap
permintaan penjelasan yang diajukan peserta
secara tertulis.
14. Biaya dalam Penyiapan 14.1 Peserta menanggung semua biaya dalam
Penawaran penyiapan dan penyampaian penawaran.
18. Mata Uang Penawaran 18.1 Semua harga dalam penawaran harus
dan Cara Pembayaran dalam bentuk mata uang sebagaimana
tercantum dalam LDP.
D. Dokumen Penawaran
23
25. Batas Akhir Penawaran harus disampaikan kepada Pokja ULP
Pemasukan melalui aplikasi sistem pengadaan secara elektronik
Penawaran (SPSE) pada melalui website LPSE paling lambat
pada waktu yang ditentukan dalam LDP.
24
26.8 Pokja ULP memeriksa kelengkapan/
pemenuhan Dokumen Penawaran yang
meliputi :
a. surat penawaran yang didalamnya
tercantum masa berlaku penawaran dan
harga penawaran;
b. surat kuasa dari direktur utama/
pimpinan perusahaan kepada penerima
kuasa (apabila dikuasakan);
c. daftar kuantitas dan harga;
d. surat perjanjian kemitraan/kerja sama
operasi (apabila bermitra);
f. dokumen penawaran teknis:
1) Metode pelaksanaan;
2) Jangka waktu pelaksanaan;
3) Bagian pekerjaan yang akan
disubkontrakkan;
g. RK3K;
h. Formulir Rekapitulasi perhitungan TKDN;
i. Data kualifikasi meliputi :
1) Pakta Integritas;
2) Formulir Isian Kualifikasi;
j. Daftar Barang yang diimpor (apabila
impor);
k. Analisa Harga Satuan Pekerjaan
26
27.3 Hasil klarifikasi/konfirmasi dapat
menggugurkan penawaran.
27
29.5 Sebelum evaluasi penawaran, dilakukan
koreksi aritmatik dengan ketentuan :
a. volume pekerjaan yang tercantum dalam
daftar kuantitas dan harga disesuaikan
dengan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan;
b. apabila terjadi kesalahan hasil perkalian
antara volume dengan harga satuan
pekerjaan, maka dilakukan pembetulan,
dengan ketentuan harga satuan pekerjaan
yang ditawarkan tidak boleh diubah;
c. jenis pekerjaan yang tidak diberi harga
satuan dianggap sudah termasuk dalam
harga satuan pekerjaan yang lain dan
harga satuan pada daftar kuantitas dan
harga tetap dibiarkan kosong.
d. Jenis pekerjaan yang tidak tercantum
dalam daftar kuantitas dan harga
disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang
tercantum dalam Dokumen Pengadaan
dan harga satuan pekerjaan dimaksud
dianggap nol serta sudah termasuk
dalam harga satuan pekerjaan yang lain.
e. Jenis pekerjaan yang ditawarkan
berbeda dengan daftar kuantitas dan
harga disesuaikan dengan jenis
pekerjaan yang tercantum dalam
dokumen pengadaan dan harga satuan
pekerjaan menggunakan harga yang
tercantum dalam penawaran.
f. Apabila terdapat koreksi pada huruf a
sampai dengan huruf e dilakukan
klarifikasi kepada penyedia.
30
1) Syarat - syarat substansial yang
diminta berdasarkan Dokumen
Pengadaan dipenuhi/dilengkapi :
a) surat penawaran;
b) surat kuasa dari direktur
utama/pimpinan perusahaan
kepada penerima kuasa (apabila
dikuasakan) ;
c) Daftar kuantitas dan harga;
d) Surat perjanjian kemitraan/kerja
sama operasi (apabila bermitra);
e) Dokumen penawaran teknis
1. Metode pelaksanaan;
2. Jangka waktu pelaksanaan;
3. Bagian pekerjaan yang akan
disubkontrakkan;
g. RK3K;
h. Rekapitulasi perhitungan TKDN
(khusus untuk peserta yang
tidak menyampaikan TKDN,
penawarannya tidak digugurkan
dan nilai TKDNnya dianggap nol);
i. Data Kualifikasi meliputi :
1. Pakta Integritas;
2. Formulir Isian Kualifikasi;
j. Daftar Barang yang diimpor
(apabila impor); dan
k. Analisa Harga Satuan Pekerjaan
32
b. Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi
secara tertulis terhadap hal-hal yang
kurang jelas dan meragukan namun tidak
boleh mengubah substansi;
c. Peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi dilanjutkan dengan evaluasi
teknis;
d. Apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah
ada yang tidak memenuhi persyaratan
administrasi, Kelompok Kerja ULP
melakukan evaluasi administrasi terhadap
penawar terendah berikutnya (apabila
ada);
e. Apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua)
peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi, maka evaluasi tetap
dilanjutkan dengan evaluasi teknis; dan
f. Apabila tidak ada peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi, maka
pelelangan dinyatakan gagal.
34
e) Bagian pekerjaan yang akan
disubkontrakkan sebagai berikut :
(1) sebagian pekerjaan utama
disubkontrakkan kepada
penyedia jasa spesialis;
(2) penawaran di atas Rp.
25.000.000.000,00 (dua puluh
lima miliar rupiah) sampai
dengan Rp.50.000.000.000,00
(lima puluh miliar rupiah)
mensubkontrakkan sebagian
pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama kepada sub
penyedia jasa Usaha Mikro
dan Usaha Kecil serta koperasi
kecil; dan/atau
(3) penawaran di atas Rp.
50.000.000.000,00 (lima
puluh miliar rupiah)
mensubkontrakkan sebagian
pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama kepada sub
penyedia jasa Usaha Mikro
dan Usaha Kecil serta koperasi
kecil dan dalam
penawarannya sudah
menominasikan sub penyedia
jasa dari lokasi pekerjaan
setempat, kecuali tidak
tersedia sub penyedia jasa
yang dimaksud.
35
d. Apabila dalam evaluasi teknis terdapat
hal - hal yang kurang jelas atau
meragukan, Pokja ULP melakukan
klarifikasi dengan peserta. Hasil
klarifikasi dapat menggugurkan
penawaran;
e. Peserta yang dinyatakan lulus evaluasi
teknis dilanjutkan ke tahap evaluasi
harga;
f. Apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah
setelah koreksi aritmatik ada yang tidak
memenuhi persyaratan teknis, Pokja ULP
dapat melakukan evaluasi penawaran
terhadap penawar terendah berikutnya
(apabila ada);
g. Apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua)
peserta yang lulus evaluasi teknis, maka
evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi
harga;
h. Apabila tidak ada peserta yang lulus
evaluasi teknis maka pelelangan
dinyatakan gagal.
40
31.2 Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan
cara melihat keaslian dokumen dari
dokumen asli atau salinan dokumen yang
sudah dilegalisir oleh pejabat yang
berwenang dan meminta salinan dokumen
tersebut.
32. Klarifikasi dan negosiasi Dalam hal yang memasukkan penawaran kurang
teknis dan harga dari 3 (tiga) dilakukan dengan ketentuan :
a. Klarifikasi teknis dan harga dimulai dari penawar
dari urutan terendah pertama setelah koreksi
aritmatik yang memenuhi persyaratan
administrasi dan teknis;
b. Hal yang diklarifikasi adalah metode pelaksanaan
pekerjaan yang dapat mempengaruhi harga
untuk dilakukan negosiasi;
c. Apabila klarifikasi dan negosiasi terhadap
penawaran terendah pertama tidak tercapai
41
kesepakatan, maka penawarannya dinyatakan
gugur dan dilanjutkan negosiasi terhadap
penawaran terendah kedua, apabila ada.
F. Penetapan Pemenang
43
d. Ketentuan pada huruf c hanya dapat
ditetapkan sebagai pemenang pada
1 (satu) paket pekerjaan konstruksi,
dikecualikan apabila personil yang
diusulkan penugasannya sebagai
Kepala Proyek atau ada personil
cadangan yang diusulkan dalam
dokumen penawaran yang
memenuhi syarat;
e. Menawarkan personil yang sedang
bekerja di paket lain, maka pada saat
akan ditetapkan sebagai pemenang
dipastikan sudah tidak terikat pada
paket lain.
45
35.2 Sanggahan diajukan oleh peserta baik
secara sendiri - sendiri maupun bersama-
sama dengan peserta lain.
46
a. Pernyataan peserta pada formulir isian
kualifikasi masih berlaku;
b. tidak ada sanggahan dari peserta;
c. sanggahan terbukti tidak benar; atau
d. masa sanggah berakhir.
47
c. apabila yang bersangkutan tidak bersedia
ditunjuk karena masa penawarannya
sudah tidak berlaku, maka tidak
dikenakan sanksi dan Jaminan Penawaran
yang bersangkutan tidak boleh dicairkan.
H. Pelelangan Gagal
49
a. PA/KPA sebagaimana tercantum dalam
LDP sependapat dengan PPK yang tidak
bersedia menandatangani SPPBJ karena
proses Pelelangan tidak sesuai dengan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta
petunjuk teknisnya;
b. pengaduan masyarakat adanya dugaan
KKN yang melibatkan Pokja ULP
dan/atau PPK ternyata benar;
c. dugaan KKN dan/atau pelanggaran
persaingan sehat dalam pelaksanaan
Pelelangan dinyatakan benar oleh pihak
berwenang;
d. sanggahan dari Penyedia Barang/Jasa
atas kesalahan prosedur yang
tercantum dalam Dokumen Pengadaan
ternyata benar;
e. Dokumen Pengadaan tidak sesuai dengan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010,
yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta
petunjuk teknisnya;
f. Pelaksanaan Pelelangan tidak sesuai atau
menyimpang dari Dokumen Pengadaan;
g. Calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 mengundurkan diri;
atau
h. Pelaksanaan Pelelangan melanggar
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta
petunjuk teknisnya;
50
38.6 Setelah pemberitahuan adanya pelelangan
gagal, Pokja ULP atau Pokja ULP
pengganti (apabila diganti) meneliti dan
menganalisis penyebab terjadinya pelelangan
gagal, untuk menentukan langkah
selanjutnya, yaitu melakukan :
a. Evaluasi ulang;
b. Penyampaian ulang Dokumen
Penawaran;
c. Pelelangan ulang; atau
d. Penghentian proses pelelangan.
52
J. Penandatanganan Kontrak
53
40.7 Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian
Dokumen Kontrak dalam Surat Perjanjian,
dengan maksud apabila terjadi
pertentangan ketentuan antara bagian satu
dengan bagian yang lain, maka berlaku
urutan sebagai berikut :
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar
kuantitas dan harga;
d. syarat-syarat khusus kontrak;
e. syarat-syarat umum kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar; dan
i. dokumen lainnya seperti: jaminan-
jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.
54
BAB III
LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)
A. Penerapan IKP dan LDP Apabila ada pertentangan ketentuan yang tertulis
pada Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan
Instruksi Kepada Peserta (IKP) maka yang
digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data
Pemilihan (LDP).
55
E. Pemberian Penjelasan 1. Pemberian Penjelasan Dokumen Pengadaan akan
Dokumen Pengadaan dan dilaksanakan :
Peninjauan Lapangan Sesuai jadwal yang tercantum dalam sistem
pengadaan secara elektronik.
56
5. Identifikasi bahaya sesuai dengan Bab.V Huruf G
pada Tabel 1.
G. Mata Uang Penawaran dan 1. Mata uang yang digunakan adalah mata uang
Cara Pembayaran Rupiah.
57
2. Tembusan sanggahan ditujukan kepada :
a. PPK Air Tanah dan Air Baku II
Alamat : Jl. Jend. Besar DR. A.H. Nasution
No. 30 Pkl. Masyhur Medan
58
BAB IV
LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)
59
5. Memiliki kemampuan menyediakan Personil
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
sebagai berikut :
Jabatan
Tingkat dalam Pengalaman
Profesi/
No. Pendidikan pekerjaan Kerja
Keahlian
yang (Tahun)
diusulkan
1 D3 Teknik Site 3 SKT
Lingkungan Manager/ atau Pelaksana
atau SMK Pelaksana 5 Lapangan
Bangunan (1 orang) Perpipaan
Air Madya
2 D3 Teknik Quantity 3 SKT Juru
Sipil/ SMK (1 orang) atau Hitung
Bangunan 5 Kuantitas
60
3 Beton Molen 0,3 M3 1,00
61
BAB V
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN
CONTOH
Kepada Yth.:
Kelompok Kerja (Pokja) SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air
Sumatera II Provinsi Sumatera Utara Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2018
di
Tempat
..........................
Jabatan
63
B. BENTUK SURAT KUASA
CONTOH-1
[Kop Surat Badan Usaha]
SURAT KUASA
Nomor : ..................
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk melaksanakan dan tidak terbatas
pada hal-hal sebagai berikut:
1. ............. [Menandatangani Surat Penawaran,]
2. ............. [Menandatangani Pakta Integritas,]
3. ............. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
4. ............. [Menandatangani Surat Sanggahan,]
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................................. ..................................
(nama dan jabatan) (nama dan jabatan)
64
CONTOH-2
SURAT KUASA
Nomor : ..................
1. Nama : ....................................
Alamat Perusahaan : ....................................
Jabatan :....................................[Direktur Utama/ Pimpinan
Perusahaan/Kepala Cabang/ wakil kemitraan
(KSO)]..................[nama PT/CV/Firma]
2. Nama : ....................................
Alamat Perusahaan : ....................................
Jabatan :....................................[Direktur Utama/ Pimpinan
Perusahaan/Kepala Cabang/ wakil kemitraan
(KSO)]..................[nama PT/CV/Firma]
3. (dst.)
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk melaksanakan dan tidak terbatas
pada hal-hal sebagai berikut:
1. .............. [Menandatangani Surat Penawaran,]
2. ............. [Menandatangani Pakta Integritas,]
3. ............. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
4. ............. [Menandatangani Surat Sanggahan,]
65
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................................. ..................................
(nama dan jabatan) (nama)
Pemberi Kuasa 2
..................................
(nama dan jabatan)
Dst…
66
C. BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO)
CONTOH
67
6. Wewenang menandatangani penawaran untuk dan atas nama
kemitraan/KSO diberikan kepada .................................. [nama wakil peserta]
dalam kedudukannya sebagai direktur utama/direktur pelaksana
.................................. [nama peserta 1] berdasarkan persetujuan tertulis
(surat kuasa untuk menandatangani penawaran) dari seluruh anggota
kemitraan/KSO.
7. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.
8. Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila
pelelangan tidak dimenangkan oleh perusahaan kemitraan/KSO.
9. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap …… (…………) yang masing-masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama.
68
CONTOH
[Kop Surat Badan Usaha]
SURAT KUASA1 *)
(untuk menandatangani penawaran atas nama kemitraan)
Nomor : ..................
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta Pendirian
No. ........ [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal penerbitan Akta] Notaris
.................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila ada), yang
selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
Nama : ....................................
Alamat : ....................................
Jabatan : ....................................
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk menandatangani Surat Penawaran atas
nama kemitraan………….. untuk pekerjaan……………
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................................. ..................................
1
Surat Kuasa diberikan dari masing-masing penyedia/badan usaha anggota kemitraan kepada yang
mewakili kemitraan
69
D. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS
[Cantumkan dan jelaskan secara rinci hal-hal berikut. Jika diperlukan, keterangan
dapat dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]
70
CONTOH
1. ...... 1. ......
2. ......
Dst.
2. ...... 1. ......
2. ......
Dst.
Dst. Dst. Dst.
Catatan:
*) Peserta wajib mencantumkan nama-nama sub penyedia jasa lokasi setempat
untuk penawaran di atas Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah)
71
E. BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN
DALAM NEGERI (TKDN)
72
F. BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR
CONTOH
TOTAL HARGA
73
G. BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRUKSI
(RK3K)
CONTOH
DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Perencanaan K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, dan
Program K3.
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C. Pengendalian Operasional K3
A. KEBIJAKAN K3
........................................................................................................................................
[diisi oleh penyedia jasa berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk
menerapkan K3 berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3
yang dilaksanakan secara konsisten]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.
B. PERENCANAAN K3
Di dalam membuat rencana K3, PPK memberikan identifikasi awal dan
penyedia jasa harus menyampaikan pengendalian risiko pada saat
penawaran berdasarkan identifikasi awal tersebut.
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3,
Dan Program K3.
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian
Risiko K3, dan Program K3 sesuai dengan format pada Tabel 1.
74
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN PROGRAM K3
[digunakan untuk usulan penawaran]
IDENTIFIKASI BAHAYA
NO URAIAN PEKERJAAN SASARAN K3 PROYEK PENGENDALIAN RISIKO K3 PROGRAM SUMBER DAYA
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
TERLAMPIR
75
B.2. Pemenuhan Perundang-Uncdangan dan Persyaratan Lainnya
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU antara lain sebagai berikut:
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3;
3. Permen PU No. 09/PER/M/2008 tentang Pedoman Sistem
Managemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum.
4. Permen PU. No. 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem
Managemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum.
C. PENGENDALIAN OPERASIONAL K3
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus
mencakup seluruh upaya pengendalian pada Tabel 1 kolom (5), diantaranya :
1. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai Tabel 1 kolom
(5).
2. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penanggung
Jawab Kegiatan SMK3.
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Rencana prosedur/petunjuk kerja yang perlu disiapkan
5. Rencana program pelatihan/sosialisasi sesuai pengendalian risiko pada
Tabel 1 kolom (5).;
6. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
..........................
Jabatan
76
II. BENTUK RK3K PELAKSANAAN PEKERJAAN
Dibuat oleh penyedia jasa pada saat pelaksanaan kontrak, dibahas dan
ditetapkan oleh PPK pada saat rapat persiapan pelaksanaan.
DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Organisasi K3
C. Perencanaan K3
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko
K3, Penanggung Jawab
C.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C.3. Sasaran dan Program K3
D. Pengendalian Operasional K3
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
F. Tinjauan Ulang Kinerja K3
A. KEBIJAKAN K3
[Berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3
berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3 yang
dilaksanakan secara konsisten dan harus ditandatangani oleh manajer
proyek/kepala proyek]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. kepala proyek/project manager harus mengesahkan Kebijakan K3
A.3. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.
77
B. ORGANISASI K3
Contoh:
Penanggung Jawab K3
C. PERENCANAAN K3
Penyedia jasa wajib membuat Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala
Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab untuk diserahkan,
dibahas, dan disetujui PPK pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan
Kontrak/Pre Construction Meeting (PCM) sesuai lingkup pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
78
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, SKALA PRIORITAS, PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN PENANGGUNG JAWAB
PENILAIAN RISIKO
SKALA PENGENDALIAN PENANGGUNG
NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI TINGKAT JAWAB
KEKERAPAN KEPARAHAN PRIORITAS RISIKO K3
BAHAYA RISIKO (Nama Petugas)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Dst.
79
Ketentuan Pengisian Tabel 1:
Kolom (1) : Nomor urut uraian pekerjaan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3
yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi dengan identifikasi bahaya yang akan timbul dari
seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3.
Kolom (4) : Diisi dengan nilai (angka) kekerapan terjadinya
kecelakaan.
Kolom (5) : Diisi dengan nilai (angka) keparahan.
Kolom (6) : Perhitungan tingkat risiko K3 adalah nilai kekerapan x
keparahan.
Kolom (7) : Penetapan skala prioritas ditetapkan berdasarkan item
pekerjaan yang mempunyai tingkat risiko K3 tinggi, sedang
dan kecil, dengan penjelasan: prioritas 1 (risiko tinggi),
prioritas 2 (risiko sedang), dan prioritas 3 (risiko kecil).
Apabila tingkat risiko dinyatakan tinggi, maka item
pekerjaan tersebut menjadi prioritas utama (peringkat 1)
dalam upaya pengendalian.
Kolom (8) : Diisi bentuk pengendalian risiko K3. Bentuk pengendalian
risiko menggunakan hirarki pengendalian risiko
(Eliminasi, Substitusi, Rekayasa, Administrasi, APD), diisi
oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran (belum
memperhitungkan penilaian risiko dan skala prioritas.
Keterangan :
1. Eliminasi adalah mendesain ulang pekerjaan atau
mengganti material/ bahan sehingga bahaya dapat
dihilangkan atau dieliminasi.
Contoh: seorang pekerja harus menghindari bekerja
di ketinggian namun pekerjaan tetap dilakukan
dengan menggunakan alat bantu.
2. Substitusi adalah mengganti dengan metode yang
lebih aman dan/ atau material yang tingkat
bahayanya lebih rendah.
Contoh: penggunaan tangga diganti dengan alat
angkat mekanik kecil untuk bekerja di ketinggian.
3. Rekayasa teknik adalah melakukan modifikasi
teknologi atau peralatan guna menghindari terjadinya
kecelakaan.
Contoh: menggunakan perlengkapan kerja atau
peralatan lainnya untuk menghindari terjatuh pada saat
bekerja di ketinggian.
80
4. Administrasi adalah pengendalian melalui
pelaksanaan prosedur untuk bekerja secara aman.
Contoh: pengaturan waktu kerja (rotasi tempat kerja)
untuk mengurangi terpaparnya/ tereksposnya pekerja
terhadap sumber bahaya, larangan menggunakan
telepon seluler di tempat tertentu, pemasangan
rambu-rambu keselamatan .
5. APD adalah alat pelindung diri yang memenuhi
standard dan harus dipakai oleh pekerja pada semua
pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Contoh: Pemakaian kacamata las dan sarung tangan
kulit pada pekerjaan pengelasan.
Kolom (9) : Diisi penanggung jawab (nama petugas) pengendali risiko
K3.
81
TABEL 2. TABEL PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3
Nama Perusahaan : ..................
Kegiatan : ..................
Lokasi : ..................
Tanggal dibuat : ..................
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
82
SASARAN KHUSUS PROGRAM
PENGENDALIAN SUMBER JANGKA
NO URAIAN PEKERJAAN URAIAN TOLOK UKUR INDIKATOR MONITORING PENANGGUN G
RISIKO DAYA WAKTU
PENCAPAIAN JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
83
Ketentuan Pengisian Tabel 2.:
Kolom (1) : Nomor urut kegiatan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3
yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi pengendalian risiko merujuk pada Tabel 1. kolom
(8).
Kolom (4) : Diisi uraian dari sasaran khusus yang ingin dicapai
terhadap pengendalian risiko pada kolom (3).
Kolom (5) : Tolok ukur merupakan ukuran yang bersifat kualitatif
ataupun kuantitatif terhadap pencapaian sasaran pada
kolom (4)
Kolom (6) : Diisi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran yang hendak dicapai dari kolom
(5)
Kolom (7) : Diisi jangka waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran khusus yang hendak dicapai.
Kolom (8) : Indikator pencapaian adalah ukuran keberhasilan
pelaksanaan program.
Kolom (9) : Diisi bentuk-bentuk monitoring yang dilaksanakan dalam
rangka memastikan bahwa pencapaian sasaran dipenuhi
sepanjang waktu pelaksanaan
Kolom (10) : Penanggung jawab pelaksana program
D. Pengendalian Operasional
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus
mencakup seluruh upaya pengendalian pada Tabel 2., diantaranya :
1. Menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam
Struktur Organisasi K3 beserta Uraian Tugas.
2. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh
Tabel 2.;
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko pada
contoh Tabel 2.;
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang
tertera pada contoh Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala
Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab.
84
F. Tinjauan Ulang K3
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E. diklasifikasikan
dengan kategori sesuai dan tidak sesuai tolok ukur sebagaimana ditetapkan
pada tabel 2. Sasaran dan Program K3.
Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakaan kerja
dilakukan peninjauan ulang untuk diambil tindakan perbaikan.
Dibuat oleh,
Leader]
(…………………………)
Penyedia Jasa
85
H. BENTUK RINCIAN/ URAIAN HARGA SATUAN PEKERJAAN (HSP)
CONTOH
Harga
No. Uraian Satuan Kuantitas/ Satuan Harga
Koefisien Dasar (Rp)
(Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I Upah/Tenaga
Kerja
Catatan:
Hanya diperlukan untuk klarifikasi kewajaran harga, apabila harga penawaran di bawah
80% dari HPS
Biaya umum termasuk biaya keperluan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
86
I. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK
CONTOH
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PENAWARAN
No. ………………....
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, tidak memenuhi ketentuan yaitu :
87
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Garansi Bank berlaku selama …………… (……………….) hari kalender, dan efektif mulai dari tanggal
……………….... [diisi sesuai dengan tanggal batas akhir pemasukan penawaran]
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di
atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional)
setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan
Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin
cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang
diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing
pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri
……………….....
Dikeluarkan di : ………………....
Pada tanggal : ………………....
[Bank]
Materai Rp.6000,00
………………....
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan, pemegang
Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke
...........[bank]
88
J. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI ASURANSI/PERUSAHAAN PENJAMINAN ATAU
KONSORSIUM PERUSAHAAN ASURANSI UMUM/LEMBAGA PENJAMINAN/PERUSAHAAN
PENJAMINAN
CONTOH
JAMINAN PENAWARAN
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi ketentuan yaitu :
a. Menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
b. Tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon pemenang
dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya dibawah 80% HPS;
c. Tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang tidak dapat
diterima; atau
d. Mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
e. Terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN).
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ……. (………………..) hari kalender dan efektif mulai tanggal
…………… [diisi sesuai dengan tanggal batas akhir pemasukan penawaran]
4. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut
di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional)
setelah menerima tuntutan penagihan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar
Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera
janji/wanprestasi.
5. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN
melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu
disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831
KUH Perdata.
89
6. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya
masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di ……………
pada tanggal ……………...
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
………………………… …………………………
Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan
ini ke ....[Penerbit Jaminan]
90
K. BENTUK PAKTA INTEGRITAS
91
[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO]
PAKTA INTEGRITAS
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
dalam rangka pengadaan …………… [isi nama paket] pada ………………. [isi sesuai dengan nama Pokja
ULP] dengan ini menyatakan bahwa:
92
L. BENTUK FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI
[isian Data Kualifikasi bagi peserta selain anggota Kemitraan/KSO berbentuk Form Isian Elektronik
Data Kualifikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE]
Alamat : …………………………
E-mail : ........................
1. saya secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak berdasarkan Akte Notaris
………………………… [sesuai akta pendirian/perubahannya/surat kuasa, disebutkan secara jelas
nomor dan tanggal akta pendirian/perubahan/surat kuasa. Jika kemitraan/KSO maka
dicantumkan tambahan Surat Perjanjian Kemitraan/KSO];
2. saya bukan sebagai pegawai Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/ Institusi [bagi pegawai
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi yang sedang cuti diluar tanggungan
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi ditulis sebagai berikut : “Saya merupakan
pegawai Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi yang sedang cuti diluar
tanggungan Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi”];
3. saya tidak sedang menjalani sanksi pidana;
4. saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan dengan para pihak yang
terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan ini;
5. badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam, tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan;
6. salah satu dan/atau semua pengurus badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam;
7. data-data saya/badan usaha yang saya wakili adalah sebagai berikut:
93
A. Data Administrasi
1. Nama (PT/CV/Firma/
atau lainnya) : ……………………………………………………………………
E-mail : ……………………………………………………………..
E-mail : ……………………………………………………………..
E-mail : ……………………………………………………………..
B. Ijin Usaha
D. Izin Lainnya (Apabila dipersyaratkan, yang sesuai dengan pekerjaan yang dilelangkan)
94
E. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha
G. Data Keuangan
1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/Susunan Persero (untuk CV/Firma)
2. Pajak
95
H. Data Personil Inti (Tenaga ahli/teknis badan usaha)
Jabatan Tahun
No Nama Tgl/bln/thn Tingkat dalam Pengalaman Profesi/
Sertifikat/
lahir Pendidikan pekerjaan Kerja keahlian
(tahun) Ijazah
(posisi)
1 2 3 4 5 6 7 8
I. Data Peralatan
Kapasitas Merk Status
No. Jenis Peralatan Jumlah atau dan Tahun Kondisi Lokasi Kepemilikan
output tipe pembu (%) Sekarang (milik/sewa
pada saat beli/
ini atan sewa)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
K. Data Pengalaman Perusahaan dalam 5 tahun terakhir (digunakan untuk penilaian SKP =
6 atau SKP = 1,2 N bagi paket pekerjaan non kecil)
Pemberi Tugas/
Pejabat Pembuat Kontrak/ Tanggal
Nama Komitmen Subkontrak Selesai
No. Paket Lokasi Menurut
Pekerjaan
Alamat dan Nomor BA
Nama Nilai Kontrak Serah
Telepon dan (Rp)
Tanggal Terima
(PHO)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
96
L. Data Pekerjaan yang Sedang Dilaksanakan (untuk perhitungan SKP = KP – Jumlah paket
yang sedang dikerjakan)
Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat Kontrak
Komitmen
Nama Paket Rencana
No. Pekerjaan Lokasi Alamat / Nomor tanggal
Nama Telepon dan Nilai kontrak
Tanggal (Rp) berakhir
1 2 3 4 5 6 7 8
M. Modal Kerja
Nomor : ……………………
Tanggal : ……………………
Nama Bank : ……………………
Nilai : Rp ………………. ( .……... dalam huruf………..)
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggung
jawab. Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya sampaikan tidak
benar dan/atau ada pemalsuan, maka saya dan badan usaha yang saya wakili bersedia
dikenakan sanksi berupa sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam,
gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
97
BAB VI
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR KUALIFIKASI
II. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota kemitraan/KSO wajib
mengisi formulir isian kualifikasi untuk masing-masing kualifikasi badan usahanya dengan
petunjuk pengisian formulir kualifikasi sebagai berikut:
A. Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan e-mail badan usaha yang didaftar sebagai
peserta.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan e-mail kantor pusat yang dapat dihubungi,
apabila peserta berstatus kantor cabang.
B. Izin Usaha
1. Diisi dengan jenis surat izin usaha, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin usaha.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin usaha.
D. Izin Lainnya (apabila dipersyaratkan, yang sesuai dengan pekerjaan yang dilelangkan)
1. Diisi dengan jenis surat izin, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin.
G. Data Keuangan
1. Diisi dengan nama, nomor KTP dan persentase kepemilikan saham/persero.
2. Pajak:
a. Diisi dengan NPWP badan usaha.
b. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan pajak tahun terakhir berupa SPT Tahunan.
98
H. Data Personil Inti
Diisi dengan nama, tanggal/bulan/tahun lahir, tingkat pendidikan (SLTP/SLTA/S1/S2/S3), jabatan
dalam pekerjaan yang pernah dilaksanakan, lama pengalaman kerja, profesi/keahlian sesuai
dengan Surat Keterangan Ahli/ Surat Keterangan Terampil dan tahun penerbitan sertifikat/ijazah
dari setiap tenaga ahli / teknis sesuai dengan yang diperlukan untuk pekerjaan yang dilelangkan.
I. Data Peralatan
Diisi dengan jenis, jumlah, kapasitas atau output yang dapat dicapai pada saat ini, merek dan tipe,
tahun pembuatan, kondisi (dalam persentase), lokasi keberadaan saat ini dan status
kepemilikan/dukungan sewa (dapat diisi sebagai milik sendiri/sewa beli/sewa/kontrak atau
lainnya yang tidak sedang digunakan dalam pelaksanaan) dari masing–masing fasilitas/
peralatan/perlengkapan sesuai dengan yang diperlukan untuk pekerjaan utama yang dilelangkan
sesuai ketentuan Dokumen Pengadaan. Pokja apabila diperlukan dapat membuktikan keberadaan
alat dan bukti status kepemilikan harus dapat ditunjukkan pada waktu Pembuktian Kualifikasi.
M. Modal Kerja
Diisi dengan nomor, tanggal, dan nama bank yang mengeluarkan surat dukungan keuangan serta
nilai dukungan paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total HPS.
N. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota kemitraan/KSO wajib
mengisi formulir isian kualifikasi untuk masing-masing kualifikasi badan usahanya.
99
BAB VII
TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI
A. Evaluasi Kualifikasi hanya berdasarkan Formulir Isian Kualifikasi. Data Kualifikasi harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1. Data kualifikasi untuk peserta yang melakukan kemitraan/Kerja Sama Operasi disampaikan
oleh pejabat yang menurut perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi berhak mewakili
Kemitraan/KSO.
2. Memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundang - undangan sebagai berikut :
- Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) Bidang Sipil yang masih berlaku
- Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Klasifikasi Bangunan Sipil.
4. Salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya tidak masuk dalam Daftar Hitam;
5. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT Tahun
2016).
6. Memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam kurun waktu 4 (empat)
tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman
subkontrak, kecuali bagi Penyedia Usaha Kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;
8. Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan;
10. Memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank pemerintah/swasta untuk mengikuti
pengadaan pekerjaan konstruksi paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total HPS.
Dalam hal kemitraan yang menyampaikan surat dukungan keuangan hanya lead firm;
100
12. Dalam hal peserta akan melakukan kemitraan/KSO :
a. Peserta wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama Operasi/kemitraan yang memuat
persentase kemitraan/KSO dan perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO tersebut;
b. Evaluasi persyaratan pada angka 1 sampai dengan angka 7, angka 9, dan angka 12
dilakukan untuk setiap perusahaan yang melakukan kemitraan/KSO. Khusus untuk angka
8 evaluasi persyaratan digabungkan sebagai evaluasi kemitraan/KSO, sedangkan
dukungan keuangan (angka 10) hanya atas nama kemitraan/KSO;
B. Evaluasi kualifikasi dilakukan dengan menggunakan metode penilaian sistem gugur. Pokja ULP
memeriksa dan membandingkan persyaratan dan data isian peserta dalam Data Isian Kualifikasi
dalam hal :
1. kelengkapan Data Kualifikasi; dan
2. pemenuhan persyaratan kualifikasi.
C. Formulir Isian Kualifikasi yang tidak dibubuhi materai tidak digugurkan, peserta diminta untuk
membubuhi materai senilai Rp.12.000,00 (dua belas ribu rupiah).
D. Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka Pokja ULP dapat meminta
peserta untuk menyampaikan klarifikasi secara tertulis namun tidak boleh mengubah substansi
formulir isian kualifikasi termasuk dapat melakukan peninjauan lapangan pada pihak-
pihak/instansi terkait.
E. Pakta Integritas telah diisi dan ditandatangani oleh peserta sebelum pemasukan penawaran.
F. Evaluasi kualifikasi (pascakualifikasi) sudah merupakan kompetisi, maka data yang kurang tidak
dapat dilengkapi.
101
BAB VIII
BENTUK RANCANGAN KONTRAK
SURAT PERJANJIAN
Kontrak Harga Satuan
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja konstruksi
harga satuan, yang selanjutnya disebut “Kontrak” dibuat dan ditandatangani di
..................... pada hari ...................... tanggal ………. Bulan ...................... tahun ......................
[tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf], berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No.……
tanggal ……. dan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No ……. Tanggal ……., [jika
kontrak tahun jamak ditambahkan: “dan Surat Menteri Keuangan Nomor: ....., tanggal:.....,
perihal: .....”] antara:
yang bertindak untuk dan atas nama18 Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat c.q. Direktorat Jenderal ....... c.q. Satuan Kerja ....... berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: ...... Tanggal ..... Tentang
............................ [SK pengangkatan PPK] selanjutnya disebut “PPK”, dengan:
yang bertindak untuk dan atas nama ....................................... [nama Badan Usaha]
selanjutnya disebut “Penyedia”
102
PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:
(a) telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui suatu Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan
dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya
disebut “Pekerjaan Konstruksi”;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional, personil, dan sumber daya
teknis, serta telah menyetujui untuk melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan
persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak ini, dan
mengikat pihak yang diwakili;
(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan penandatanganan
Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan mengkonfirmasikan
semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat untuk membuat perjanjian pelaksanaan
paket pekerjaan ..... [ditulis nama paket pekerjaan] dengan syarat-syarat atau ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama seperti yang
tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
1. ................
2. ................
3. Dst.
[ruang lingkup utama pekerjaan diisi dengan output dari pekerjaan tersebut]
Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh berdasarkan total harga
penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar
Rp...................... (.........ditulis dalam huruf............. rupiah).
103
(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke Bank : …….. rekening nomor: ............. atas nama
penyedia : ...............;
[Catatan : untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk masing – masing
tahun anggarannya]
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
Kontrak ini :
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
d. syarat-syarat khusus Kontrak;
e. syarat-syarat umum Kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar; dan
i. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.
(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi pertentangan
antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang
berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki
sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak yang meliputi khususnya :
104
4) melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN secara periodik kepada
PPK;
5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang
telah ditetapkan dalam Kontrak;
6) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh tanggung jawab
dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan,
dan segala pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan,
penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam Kontrak;
7) memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang
dilakukan PPK;
8) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam Kontrak;
9) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi lingkungan tempat kerja, serta membatasi
perusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.
[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan dengan lingkup pekerjaan yang harus
dilaksanakan sesuai kontrak]
Pasal 6
MASA KONTRAK
(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam
Syarat-Syarat Khusus Kontrak dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan selama ......... (.......dalam
huruf......) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal
penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama .........
(.......dalam huruf......) hari kalender.
Dengan demikian PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini pada tanggal
tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
Republik Indonesia dan dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai,
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak, rangkap yang lain dapat
diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi materai.
[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk [tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk
Penyedia maka rekatkan materai Rp 6.000,- )] satuan kerja PPK maka rekatkan materai Rp 6.000,- )]
105
CONTOH – 2 Penyedia Bermitra/KSO
SURAT PERJANJIAN
Kontrak Harga Satuan
Paket Pekerjaan Konstruksi:
..........................
Nomor : ........................
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja konstruksi harga satuan, yang
selanjutnya disebut “Kontrak” dibuat dan ditandatangani di ...................... pada hari ......................
tanggal …. Bulan ...................... tahun ...................... [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf],
berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No.…… tanggal ……. dan Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ) No ……. Tanggal ……., [jika kontrak tahun jamak ditambahkan: “dan Surat Menteri
Keuangan Nomor: ....., tanggal:....., perihal: .....”] antara :
yang bertindak untuk dan atas nama 19 Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat c.q. Direktorat Jenderal ....... c.q. Satuan Kerja ....... berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: ...... Tanggal ..... Tentang
............................ [SK pengangkatan PPK] selanjutnya disebut “PPK”, dengan kemitraan/KSO yang
beranggotakan sebagai berikut:
1. ...................... [nama Penyedia 1];
2. ...................... [nama Penyedia 2];
..... dst
yang masing-masing anggotanya bertanggung jawab secara pribadi dan tanggung renteng atas semua
kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini dan telah menunjuk ...................... [nama anggota
kemitraan yang ditunjuk sebagai wakil kemitraan/KSO] untuk bertindak atas nama Kemitraan yang
berkedudukan di ...................... [alamat Penyedia wakil kemitraan], berdasarkan surat Perjanjian
kemitraan/KSO No. ...................... tanggal ...................... selanjutnya disebut “Penyedia”.
106
PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:
(a) telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui suatu Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan
dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya
disebut “Pekerjaan Konstruksi”;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional, personil, dan sumber daya
teknis, serta telah menyetujui untuk melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan
persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak ini, dan
mengikat pihak yang diwakili;
(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan penandatanganan
Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan mengkonfirmasikan
semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat untuk membuat perjanjian pelaksanaan
paket pekerjaan ..... [ditulis nama paket pekerjaan] dengan syarat-syarat atau ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama seperti yang
tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh berdasarkan total harga
penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar
Rp...................... (.........ditulis dalam huruf............. rupiah).
(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke rekening nomor : ............. atas nama penyedia :
...............;
[Catatan : untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk masing – masing
Tahun Anggarannya]
107
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
Kontrak ini :
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
d. syarat-syarat khusus Kontrak;
e. syarat-syarat umum Kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar; dan
i. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.
(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi pertentangan
antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang
berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki
sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak yang meliputi khususnya :
a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk :
1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Penyedia untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam Kontrak yang telah ditetapkan
kepada Penyedia;
108
9) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi lingkungan tempat kerja, serta membatasi
perusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.
[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan dengan lingkup pekerjaan yang harus
dilaksanakan sesuai kontrak]
Pasal 6
MASA KONTRAK
(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam
Syarat-Syarat Khusus Kontrak dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan selama ......... (.......dalam
huruf......) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal
penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama .........
(.......dalam huruf......) hari kalender.
Dengan demikian, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini pada tanggal
tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
Republik Indonesia dan dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai,
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak, rangkap yang lain dapat
diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi materai.
[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini [tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk
untuk Penyedia maka rekatkan materai satuan kerja PPK maka rekatkan materai
Rp 6.000,- )] Rp 6.000,- )]
109
BAB IX
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
A. Ketentuan Umum
2. Penerapan SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi ini tetapi
tidak dapat bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam Dokumen
Kontrak yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki dalam Surat Perjanjian.
3. Bahasa dan 3.1 Bahasa kontrak harus dalam Bahasa Indonesia kecuali dalam rangka
Hukum pinjaman/hibah luar negeri menggunakan Bahasa Indonesia dan
bahasa nasional pemberi pinjaman/hibah tersebut dan/atau bahasa
Inggris.
3.2 Hukum yang digunakan adalah hukum yang berlaku di Indonesia,
3.3 Apabila sumber dana berasal dari pinjaman/hibah luar negeri,
menggunakan hukum yang berlaku di Indonesia atau hukum yang
berlaku di negara pemberi pinjaman/hibah (tergantung kesepakatan
antara Pemerintah dan negara pemberi pinjaman/hibah), pilihan
hukum yang digunakan agar dicantumkan dalam Syarat – Syarat Khusus
Kontrak yang selanjutnya disebut SSKK
112
4. Larangan 4.1 Berdasarkan etika pengadaan barang/jasa pemerintah, dilarang untuk :
Korupsi, Kolusi a. menawarkan, menerima atau menjanjikan untuk memberi atau
dan Nepotisme menerima hadiah atau imbalan berupa apa saja atau melakukan
(KKN), tindakan lainnya untuk mempengaruhi siapapun yang diketahui
Penyalahgunaan atau patut dapat diduga berkaitan dengan pengadaan ini;
Wewenang serta b. mendorong terjadinya persaingan tidak sehat;
Penipuan c. membuat dan/atau menyampaikan secara tidak benar dokumen
dan/atau keterangan lain yang disyaratkan untuk penyusunan dan
pelaksanaan Kontrak ini.
4.2 Penyedia menjamin bahwa yang bersangkutan (termasuk semua
anggota Kemitraan/KSO apabila berbentuk Kemitraan/KSO) dan Sub
penyedianya (jika ada) tidak pernah dan tidak akan melakukan tindakan
yang dilarang di atas.
4.3 Penyedia yang menurut penilaian PPK terbukti melakukan larangan-
larangan di atas dapat dikenakan sanksi-sanksi administratif oleh PPK
sebagai berikut :
a. pemutusan Kontrak;
b. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan disetorkan sebagaimana
ditetapkan dalam SSKK;
c. sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia; dan/atau
d. Sanksi pengenaan daftar hitam.
[Catatan :Sanksi pengenaan Daftar Hitam, diterbitkan oleh KPA atas
usulan PPK.
KPA mengirimkan dokumen penetapan sanksi Daftar Hitam
kepada :
1. Penyedia yang dikenakan Daftar Hitam; dan
2. Kepala LKPP]
4.4 Pengenaan sanksi administratif di atas dilaporkan oleh PPK/KPA kepada
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi.
4.5 PPK yang terlibat dalam KKN dan penipuan dikenakan sanksi
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Asal Material/ 5.1 Penyedia harus menyampaikan asal material/bahan yang terdiri dari
Bahan rincian komponen dalam negeri dan komponen impor.
5.2 Asal material/bahan merupakan tempat material/bahan diperoleh,
antara lain tempat material/bahan ditambang, tumbuh, atau
diproduksi.
6. Korespondensi 6.1 Semua korespondensi dapat berbentuk surat, e-mail dan/atau faksimili
dengan alamat tujuan para pihak yang tercantum dalam SSKK.
6.2 Semua pemberitahuan, permohonan, atau persetujuan berdasarkan
Kontrak ini harus dibuat secara tertulis dalam Bahasa Indonesia, dan
dianggap telah diberitahukan jika telah disampaikan secara langsung
kepada wakil sah Para Pihak dalam SSUK, atau jika disampaikan melalui
surat tercatat dan/atau faksimili ditujukan ke alamat yang tercantum
dalam SSKK.
7. Wakil Sah Para Setiap tindakan yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk dilakukan, dan
Pihak setiap dokumen yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk dibuat
berdasarkan Kontrak ini oleh PPK atau Penyedia hanya dapat dilakukan atau
dibuat oleh pejabat yang disebutkan dalam SSKK.
113
8. Pembukuan Penyedia diharapkan untuk melakukan pencatatan keuangan yang akurat dan
sistematis sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini berdasarkan standar
akuntansi yang berlaku.
10. Pengalihan 10.1 Penyedia dilarang untuk mengalihkan sebagian atau seluruh Kontrak
dan/atau ini. Pengalihan seluruh Kontrak hanya diperbolehkan dalam hal
Subkontrak pergantian nama Penyedia, baik sebagai akibat peleburan (merger)
maupun akibat lainnya.
10.2 Penyedia dilarang mengalihkan pelaksanaan pekerjaan utama
berdasarkan Kontrak, dengan melakukan subkontrak kepada pihak lain,
kecuali sebagian pekerjaan utama kepada penyedia spesialis setelah
mendapat persetujuan tertulis dari PPK. Penyedia tetap bertanggung
jawab atas bagian pekerjaan yang disubkontrakkan.
10.3 Jika ketentuan di atas dilanggar maka Kontrak diputuskan dan Penyedia
dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam SSKK.
11. Pengabaian Jika terjadi pengabaian oleh satu Pihak terhadap pelanggaran ketentuan
tertentu Kontrak oleh Pihak yang lain maka pengabaian tersebut tidak menjadi
pengabaian yang terus-menerus selama Masa Kontrak atau seketika menjadi
pengabaian terhadap pelanggaran ketentuan yang lain. Pengabaian hanya
dapat mengikat jika dapat dibuktikan secara tertulis dan ditandatangani oleh
Wakil Sah Pihak yang melakukan pengabaian.
12. Penyedia Penyedia berdasarkan Kontrak ini bertanggung jawab penuh terhadap personil
Mandiri dan subpenyedianya (jika ada) serta pekerjaan yang dilakukan oleh mereka.
13. Kemitraan/ KSO Kemitraan/KSO memberi kuasa kepada salah satu anggota yang disebut dalam
Surat Perjanjian untuk bertindak atas nama Kemitraan/KSO dalam
pelaksanaan hak dan kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini.
14. Pengawasan 14.1 Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan, PPK jika dipandang
Pelaksanaan perlu dapat mengangkat Pengawas Pekerjaan (Direksi
Pekerjaan Pekerjaan/Direksi Teknis) yang berasal dari personil PPK atau konsultan
pengawas. Pengawas Pekerjaan berkewajiban untuk mengawasi
pelaksanaan pekerjaan.
14.2 Dalam melaksanakan kewajibannya, Pengawas Pekerjaan selalu
bertindak untuk kepentingan PPK. Jika tercantum dalam SSKK,
Pengawas Pekerjaan dapat bertindak sebagai Wakil Sah PPK.
15. Persetujuan Atau 15.1 Semua gambar yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai
Pernyataan Tidak kontrak, untuk pekerjaan permanen maupun pekerjaan sementara
Berkeberatan harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
Dari Pengawas 15.2 Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan terlebih dahulu ada
Pekerjaan pekerjaan sementara yang tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan
harga di dalam kontrak maka penyedia berkewajiban untuk
menyerahkan spesifikasi dan gambar usulan pekerjaan sementara
114
tersebut untuk mendapatkan pernyataan tidak berkeberatan (no
objection) untuk dilaksanakan dari Pengawas Pekerjaan.
Pernyataan tidak berkeberatan atas rencana pekerjaan sementara ini
tidak melepaskan penyedia dari tanggung jawabnya sesuai kontrak.
17. Penemuan- Penyedia wajib memberitahukan kepada PPK dan kepada pihak yang
penemuan berwenang semua penemuan benda/barang yang mempunyai nilai sejarah
atau penemuan kekayaan di lokasi pekerjaan yang menurut peraturan
perundang-undangan dikuasai oleh negara.
18. Akses ke Lokasi 18.1 Penyedia berkewajiban untuk menjamin akses PPK, Wakil Sah PPK,
Kerja Pengawas Pekerjaan dan/atau pihak yang mendapat izin dari PPK ke
lokasi kerja dan lokasi lainnya dimana pekerjaan ini sedang atau akan
dilaksanakan.
18.2 Penyedia harus dianggap telah menerima kelayakan dan ketersediaan
jalur akses menuju lapangan. Penyedia harus berupaya menjaga setiap
jalan atau jembatan dari kerusakan akibat penggunaan/lalu lintas
penyedia atau akibat personil penyedia. Kecuali ditentukan lain maka:
a Penyedia harus bertanggung jawab atas pemeliharaan yang
mungkin diperlukan akibat pengunaan jalur akses.
b Penyedia harus menyediakan rambu atau petunjuk sepanjang jalur
akses, dan mendapatkan perizinan yang mungkin disyaratkan oleh
otoritas terkait untuk penggunaan jalur, rambu, dan petunjuk.
c Biaya karena ketidaklayakan atau tidak tersedianya jalur akses
untuk digunakan oleh penyedia, harus ditanggung penyedia.
d PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang mungkin timbul akibat
penggunaan jalur akses.
18.3 PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang mungkin timbul selain
penggunaan jalur akses tersebut.
115
B.1 Pelaksanaan Pekerjaan
20. Penyerahan 20.1 PPK berkewajiban untuk menyerahkan lokasi kerja sesuai dengan
Lokasi Kerja kebutuhan penyedia yang tercantum dalam rencana kerja yang telah
disepakati oleh para pihak untuk melaksanakan pekerjaan tanpa ada
hambatan kepada penyedia sebelum SPMK diterbitkan. Penyerahan
dilakukan setelah sebelumnya dilakukan peninjauan lapangan bersama.
Hasil peninjauan dan penyerahan dituangkan dalam berita acara
penyerahan lokasi kerja.
20.2 Jika dalam peninjauan lapangan bersama ditemukan hal-hal yang dapat
mengakibatkan perubahan isi Kontrak maka perubahan tersebut harus
dituangkan dalam adendum Kontrak.
20.3 Jika PPK tidak dapat menyerahkan lokasi kerja sesuai kebutuhan
penyedia yang tercantum dalam rencana kerja (sesuai angka 20.1)
untuk melaksanakan pekerjaan dan terbukti merupakan suatu
hambatan, maka kondisi ini ditetapkan sebagai Peristiwa Kompensasi.
21. Surat Perintah 21.1 PPK menerbitkan SPMK selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
Mulai Kerja sejak tanggal penandatanganan kontrak.
(SPMK) 21.2 Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat dimulainya pelaksanaan
kontrak oleh penyedia.
22. Program Mutu 22.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan program mutu pada rapat
persiapan pelaksanaan kontrak untuk disetujui oleh PPK.
22.2 Program mutu disusun paling sedikit berisi:
a informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
b organisasi kerja penyedia;
c jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d prosedur pelaksanaan pekerjaan;
e prosedur instruksi kerja; dan
f pelaksana kerja.
22.3 Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan.
22.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan program mutu jika
terjadi adendum Kontrak dan Peristiwa Kompensasi.
22.5 Pemutakhiran program mutu harus menunjukkan perkembangan
kemajuan setiap pekerjaan dan dampaknya terhadap penjadwalan sisa
pekerjaan, termasuk perubahan terhadap urutan pekerjaan.
Pemutakhiran program mutu harus mendapatkan persetujuan PPK.
22.6 Persetujuan PPK terhadap program mutu tidak mengubah kewajiban
kontraktual penyedia.
23. Rencana 23.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan program RK3K pada rapat
Keselamatan dan persiapan pelaksanaan kontrak untuk disetujui oleh PPK.
Kesehatan Kerja 23.2 RK3K disusun paling sedikit berisi:
Konstruksi a Kebijakan K3 Proyek;
(RK3K) b Organisasi K3;
c Perencanaan K3
d Pengendalian dan Program K3;
e Pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3;
f Tinjauan Ulang Kinerja K3;
23.3 RK3K dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan.
116
23.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan RK3K jika terjadi
addendum kontrak dan peristiwa kompensasi.
23.5 Pemutakhiran RK3K harus mendapatkan persetujuan PPK.
23.6 Persetujuan PPK terhadap RK3K tidak mengubah kewajiban kontraktual
penyedia.
24. Rapat 24.1 Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak diterbitkannya SPMK
Persiapan dan sebelum pelaksanaan pekerjaan, PPK bersama dengan penyedia,
Pelaksanaan unsur perencanaan, dan unsur pengawasan, harus sudah
Kontrak menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak.
24.2 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan
pelaksanaan kontrak meliputi :
a program mutu;
b rencana K3 Kontrak;
c organisasi kerja;
d tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
e jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang diikuti uraian tentang metode
kerja yang memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
f jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi peralatan dan
personil;
g penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lokasi
pekerjaan.
25. Mobilisasi 25.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu
30 (tiga puluh) hari kalender sejak diterbitkan SPMK, atau sesuai
kebutuhan dan rencana kerja.
25.2 Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, yaitu :
a. mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan, termasuk instalasi alat;
b mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung
laboratorium, bengkel, gudang, dan sebagainya; dan/atau
c mendatangkan personil-personil.
25.3 Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap
sesuai dengan kebutuhan.
26. Pengukuran/ 26.1 Pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, PPK bersama-sama dengan
Pemeriksaan penyedia melakukan pemeriksaan lokasi pekerjaan dengan melakukan
Bersama pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lokasi pekerjaan untuk
setiap rencana mata pembayaran (Mutual Check 0%).
26.2 Untuk pemeriksaan bersama ini, KPA dapat membentuk Panitia Peneliti
Pelaksanaan Kontrak atas usul PPK.
26.3 Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara. Apabila
dalam pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi Kontrak,
maka harus dituangkan dalam adendum Kontrak (Berita Acara Mutual
Check 0%).
26.4 Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Personil dan/atau
Peralatan ternyata belum memenuhi persyaratan Kontrak maka
penyedia tetap dapat melanjutkan pekerjaan dengan syarat Personil
dan/atau Peralatan yang belum memenuhi syarat harus segera diganti
dalam jangka waktu yang disepakati bersama.
117
27. Penggunaan 27.1 Penggunaan produk dalam negeri dilakukan sesuai besaran komponen
Produksi dalam negeri pada setiap Barang/Jasa yang ditunjukkan dengan nilai
Dalam Negeri Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada saat penawaran.
27.2 Penyedia wajib membuat laporan penggunaan produksi dalam negeri
secara periodik.
27.3 Apabila di dalam penggunaan produksi dalam negeri berbeda dengan
yang ditunjukkan dengan nilai TKDN pada saat penawaran akan
dikenakan sanksi sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta
petunjuk teknisnya, dan ditetapkan dalam SSKK.
28. Waktu 28.1 Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal, penyedia berkewajiban untuk
Penyelesaian memulai pelaksanaan pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan
Pekerjaan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program mutu, serta
menyelesaikan pekerjaan selambat-lambatnya pada Tanggal
Penyelesaian yang ditetapkan dalam SPMK.
28.2 Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal Penyelesaian bukan akibat
Keadaan Kahar atau Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau
kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan denda.
28.3 Jika keterlambatan tersebut semata-mata disebabkan oleh Peristiwa
Kompensasi maka PPK dikenakan kewajiban pembayaran ganti rugi.
Denda atau ganti rugi tidak dikenakan jika Tanggal Penyelesaian
disepakati oleh Para Pihak untuk diperpanjang.
28.4 Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam Pasal ini adalah tanggal
penyelesaian seluruh pekerjaan.
29. Perpanjangan 29.1 Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan
Waktu akan melampaui Tanggal Penyelesaian maka penyedia berhak untuk
meminta perpanjangan Tanggal Penyelesaian berdasarkan data
penunjang. PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan
memperpanjang Tanggal Penyelesaian Pekerjaan secara tertulis.
Perpanjangan Tanggal Penyelesaian harus dilakukan melalui Adendum
Kontrak.
29.2 PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan harus telah
menetapkan ada tidaknya perpanjangan dan untuk berapa lama, dalam
jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari kalender setelah penyedia
meminta perpanjangan. Jika penyedia lalai untuk memberikan
peringatan dini atas keterlambatan atau tidak dapat bekerja sama
untuk mencegah keterlambatan sesegera mungkin, maka
keterlambatan seperti ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
memperpanjang Tanggal Penyelesaian.
30. Penundaan Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan secara tertulis penyedia untuk
oleh Pengawas menunda pelaksanaan pekerjaan. Setiap perintah penundaan ini harus segera
Pekerjaan ditembuskan kepada PPK.
118
31. Rapat 31.1 Pengawas Pekerjaan atau penyedia dapat menyelenggarakan rapat
Pemantauan pemantauan, dan meminta satu sama lain untuk menghadiri rapat
tersebut. Rapat pemantauan diselenggarakan untuk membahas
perkembangan pekerjaan dan perencanaaan atas sisa pekerjaan serta
untuk menindaklanjuti peringatan dini.
31.2 Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh Pengawas Pekerjaan
dalam berita acara rapat, dan rekamannya diserahkan kepada PPK dan
pihak-pihak yang menghadiri rapat.
31.3 Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu diputuskan, Pengawas
Pekerjaan dapat memutuskan baik dalam rapat atau setelah rapat
melalui pernyataan tertulis kepada semua pihak yang menghadiri rapat.
33. Serah Terima 33.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), penyedia
Pekerjaan mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan
pekerjaan.
33.2 Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan Panitia
Penerima Hasil Pekerjaan. Apabila memerlukan keahlian teknis khusus
dapat dibantu oleh tim/tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan
tugas Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
33.3 Panitia Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian terhadap hasil
pekerjaan yang telah diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat
kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, penyedia wajib
memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah PPK.
33.4 PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasil
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kontrak sejak tanggal
berita acara penyerahan pekerjaan dan telah diterima oleh Panitia
Penerima Hasil Pekerjaan.
33.5 Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima perseratus)
dari nilai kontrak, sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan
retensi selama masa pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan
sebesar 100% (seratus perseratus) dari nilai kontrak dan penyedia
harus menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima
perseratus) dari nilai kontrak.
33.6 Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan
sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama
pekerjaan.
119
33.7 Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan akhir
pekerjaan.
33.8 PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia
melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan
baik. PPK wajib melakukan pembayaran sisa nilai kontrak yang belum
dibayar atau mengembalikan Jaminan Pemeliharaan.
33.9 Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan
sebagaimana mestinya, maka PPK berhak menggunakan uang retensi
untuk membiayai perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan Jaminan
Pemeliharaan.
33.10 Serah terima pekerjaan dapat dilakukan perbagian pekerjaan (secara
parsial) yang ketentuannya ditetapkan dalam SSKK.
33.11 Dalam hal dilakukan serah terima pekerjaan secara parsial, maka cara
pembayaran dan kewajiban pemeliharaan tersebut di atas disesuaikan.
33.12 Kewajiban pemeliharaan diperhitungkan setelah penyerahan bagian
pekerjaan tersebut dilaksanakan pertama kali.
33.13 Umur konstruksi bangunan hasil dari pelaksanaan pekerjaan ditetapkan
dalam SSKK.
34. Pengambilalihan PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan dalam jangka waktu
tertentu setelah dikeluarkan surat keterangan selesai/pengakhiran pekerjaan.
35. Pedoman 35.1 Penyedia diwajibkan memberikan petunjuk kepada PPK tentang
Pengoperasian pedoman pengoperasian dan perawatan/pemeliharaan sesuai dengan
dan Perawatan/ SSKK.
Pemeliharaan 35.2 Apabila penyedia tidak memberikan pedoman pengoperasian dan
perawatan/pemeliharaan, PPK berhak menahan uang retensi atau
Jaminan Pemeliharaan.
B.4 Adendum
36. Perubahan 36.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum kontrak.
Kontrak 36.2 Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan apabila disetujui oleh para
pihak, meliputi:
a perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan
oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup
pekerjaan dalam kontrak;
b perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan
dan/atau karena perubahan pelaksanaan pekerjaan;
c perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan
pekerjaan;
d perubahan harga kontrak akibat adanya penyesuaian harga
(eskalasi/de-eskalasi).
36.3 Untuk kepentingan perubahan kontrak, PPK menugaskan Panitia
Peneliti Pelaksanaan Kontrak.
37. Perubahan 37.1 Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lokasi
Lingkup pekerjaan pada saat pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang
Pekerjaan ditentukan dalam Dokumen Kontrak, maka PPK bersama penyedia
dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi antara lain:
120
a menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum
dalam kontrak;
b menambah atau mengurangi jenis pekerjaan;
c mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan
kebutuhan lokasi pekerjaan; dan/atau
d melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam
kontrak yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan
sesuai lingkup kontrak awal.
37.2 Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan tersedianya anggaran dan
paling tinggi 10% (sepuluh perseratus) dari nilai kontrak awal.
37.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK secara tertulis kepada
penyedia kemudian dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga
dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam kontrak
awal.
37.4 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara sebagai dasar
penyusunan adendum kontrak.
38. Perubahan 38.1 Harga satuan dalam daftar kuantitas dan harga digunakan untuk
Kuantitas dan membayar prestasi pekerjaan.
Harga 38.2 Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang akan dilaksanakan
berubah lebih dari 10% (sepuluh perseratus) dari kuantitas awal, maka
pembayaran volume selanjutnya dengan menggunakan harga satuan
yang disesuaikan dengan negosiasi.
38.3 Apabila dari hasil evaluasi penawaran terdapat harga satuan timpang,
maka harga satuan timpang tersebut hanya berlaku untuk kuantitas
pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan. Untuk
kuantitas pekerjaan tambahan digunakan harga satuan berdasarkan
hasil negosiasi.
Apabila ada daftar item pekerjaan yang masuk kategori harga satuan
timpang, maka dicantumkan dalam lampiran A SSKK.
38.4 Apabila diperlukan mata pembayaran baru, maka penyedia jasa harus
menyerahkan rincian harga satuannya kepada PPK. Penentuan harga
satuan mata pembayaran baru dilakukan dengan negosiasi.
39 Perubahan 39.1 Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh PPK atas
Jadwal pertimbangan yang layak dan wajar untuk hal-hal sebagai berikut :
Pelaksanaan a. pekerjaan tambah;
Pekerjaan b. perubahan disain;
c. keterlambatan yang disebabkan oleh PPK;
d. masalah yang timbul di luar kendali penyedia; dan/atau
e. keadaan kahar.
39.2 Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang sekurang-kurangnya
sama dengan waktu terhentinya kontrak akibat keadaan kahar atau
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan pada 39.1.
39.3 PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan atas kontrak
setelah melakukan penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan
oleh penyedia.
39.4 PPK dapat menugaskan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak untuk
meneliti kelayakan usulan perpanjangan waktu pelaksanaan.
39.5 Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan dalam
adendum kontrak.
121
40 Penyesuaian 40.1 Ketentuan penggunaan rumusan Penyesuaian Harga (Price Adjustment)
Harga adalah sebagai berikut:
(Eskalasi/De- a. Harga yang tercantum dalam kontrak dapat berubah akibat adanya
eskalasi) penyesuaian harga sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Penyesuaian harga diberlakukan pada Kontrak Tahun Jamak yang
masa pelaksanaannya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan
diberlakukan mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak pelaksanaan
pekerjaan.
c. Penyesuaian harga berlaku bagi seluruh kegiatan/mata
pembayaran, kecuali mata pembayaran Lump Sum serta pekerjaan
dengan Harga Satuan timpang.
d. Penyesuaian Harga Satuan berlaku bagi seluruh komponen harga
satuan (upah, bahan, peralatan, dan bahan bakar), tidak termasuk
komponen keuntungan dan biaya operasional sebagaimana
tercantum dalam penawaran.
e. Penyesuaian Harga Satuan diberlakukan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan yang tercantum dalam kontrak awal/adendum
kontrak.
f. Penyesuaian Harga Satuan bagi komponen pekerjaan yang berasal
dari luar negeri, menggunakan indeks penyesuaian harga dari
negara asal barang tersebut.
g. Jenis pekerjaan baru dengan Harga Satuan baru sebagai akibat
adanya adendum kontrak dapat diberikan penyesuaian harga mulai
bulan ke-13 (tiga belas) sejak adendum kontrak tersebut
ditandatangani.
h. Jenis pekerjaan yang terlambat pelaksanaannya disebabkan oleh
kesalahan Penyedia diberlakukan penyesuaian harga berdasarkan
indeks harga jadwal awal pelaksanaan pekerjaan.
i. Jenis pekerjaan yang lebih cepat pelaksanaannya diberlakukan
penyesuaian harga berdasarkan indeks harga pada saat
pelaksanaan
40.2 Ketentuan lebih lanjut sebagaimana diatur dalam SSKK.
41 Keadaan Kahar 41.1 suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak dan tidak dapat
diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang ditentukan dalam
Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
41.2 Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka penyedia memberitahukan
kepada PPK paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak
terjadinya Keadaan Kahar, dengan menyertakan pernyataan Keadaan
Kahar dari pejabat yang berwenang.
41.3 Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak untuk pemenuhan
kewajiban Pihak yang tertimpa Keadaan Kahar harus diperpanjang
sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu terhentinya Kontrak
akibat Keadaan Kahar.
41.4 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat Keadaan Kahar yang
dilaporkan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak
terjadinya Keadaan Kahar, tidak dikenakan sanksi.
122
41.5 Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini akan dihentikan
sementara hingga Keadaan Kahar berakhir dengan ketentuan, Penyedia
berhak untuk menerima pembayaran sesuai dengan prestasi atau
kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai. Jika selama masa
Keadaan Kahar PPK memerintahkan secara tertulis kepada Penyedia
untuk meneruskan pekerjaan sedapat mungkin maka Penyedia berhak
untuk menerima pembayaran sebagaimana ditentukan dalam Kontrak
dan mendapat penggantian biaya yang wajar sesuai dengan yang telah
dikeluarkan untuk bekerja dalam situasi demikian. Penggantian biaya
ini harus diatur dalam suatu adendum Kontrak.
42 Penghentian 42.1 Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai
dan Pemutusan atau terjadi Keadaan Kahar.
Kontrak 42.2 Dalam hal kontrak dihentikan, maka PPK wajib membayar kepada
penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai,
termasuk:
a. biaya langsung pengadaan Bahan dan Perlengkapan untuk
pekerjaan ini. Bahan dan Perlengkapan ini harus diserahkan oleh
Penyedia kepada PPK, dan selanjutnya menjadi hak milik PPK;
b. biaya langsung pembongkaran dan demobilisasi Hasil Pekerjaan
Sementara dan Peralatan;
c. biaya langsung demobilisasi Personil.
42.3 Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pihak penyedia atau pihak
PPK.
42.4 Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, pemutusan Kontrak melalui pemberitahuan tertulis dapat
dilakukan apabila :
a. penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan
tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan;
b. penyedia tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan, tidak memulai
pelaksanaan pekerjaan;
c. penyedia menghentikan pekerjaan selama 28 (dua puluh delapan)
hari kalender dan penghentian ini tidak tercantum dalam program
mutu serta tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan;
d. penyedia berada dalam keadaan pailit;
e. penyedia selama Masa Kontrak gagal memperbaiki Cacat Mutu
dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh PPK;
f. penyedia tidak mempertahankan keberlakuan Jaminan
Pelaksanaan;
g. denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan
penyedia sudah melampaui 5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak
dan PPK menilai bahwa Penyedia tidak akan sanggup menyelesaikan
sisa pekerjaan;
h. Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk menunda
pelaksanaan atau kelanjutan pekerjaan, dan perintah tersebut tidak
ditarik selama 28 (dua puluh delapan) hari kalender;
i. PPK tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan angsuran
sesuai dengan yang disepakati sebagaimana tercantum dalam SSKK;
123
j. penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan
dalam proses Pengadaan yang diputuskan oleh instansi yang
berwenang; dan/atau
k. pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan/atau
pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan
dinyatakan benar oleh instansi yang berwenang.
124
2) Dalam SCM direksi pekerjaan, direksi teknis dan penyedia
membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus
dicapai oleh penyedia dalam periode waktu tertentu (uji coba
pertama) yang dituangkan dalam berita acara SCM tingkat
Tahap I
3) Apabila penyedia gagal pada uji coba pertama, maka harus
diselenggarakan SCM Tahap II yang membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh
penyedia dalam periode waktu tertentu (uji coba kedua) yang
dituangkan dalam berita acara SCM Tahap II
4) Apabila penyedia gagal pada uji coba kedua, maka harus
diselenggarakan SCM Tahap III yang membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh
penyedia dalam periode waktu tertentu (uji coba ketiga) yang
dituangkan dalam berita acara SCM. Tahap III
5) Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus menerbitkan surat
peringatan kepada penyedia atas keterlambatan realisasi fisik
pelaksanaan pekerjaan.
b. Dalam hal terjadi keterlambatan dan akan melampaui tahun
anggaran berjalan akibat kesalahan penyedia pekerjaan konstruksi,
sebelum dilakukan pemutusan kontrak penyedia pekerjaan
konstruksi dapat diberi kesempatan menyelesaikan pekerjaan
sampai dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa
berakhirnya pelaksanaan pekerjaan dengan diberlakukan denda
sebesar 1/1000 (satu perseribu) dari nilai kontrak atau nilai bagian
kontrak apabila ditetapkan serah terima pekerjaan secara parsial
untuk setiap hari keterlambatan. Kesempatan menyelesaikan
pekerjaan selama 50 (lima puluh) hari tersebut dapat melampaui
tahun anggaran berjalan.
c. Dalam hal penyelesaian pekerjaan akibat keterlambatan melampaui
tahun anggaran berjalan, diterbitkan addendum untuk
mencantumkan sumber dana tahun anggaran berikutnya atas sisa
pekerjaan yang akan diselesaikan dan memperpanjang masa
berlaku jaminan pelaksanaan.
d. Dalam hal keterlambatan pada 43.2 a atau 43.2 b, setelah dilakukan
penanganan kontrak kritis sesuai 43.3 a, PPK dapat langsung
memutuskan kontrak secara sepihak dengan mengesampingkan
Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
125
44 Peninggalan Semua Bahan, Perlengkapan, Peralatan, Hasil Pekerjaan Sementara yang
masih berada di lokasi kerja setelah pemutusan Kontrak akibat kelalaian atau
kesalahan penyedia, dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh PPK tanpa
kewajiban perawatan/pemeliharaan. Pengambilan kembali semua
peninggalan tersebut oleh penyedia hanya dapat dilakukan setelah
mempertimbangkan kepentingan PPK.
45 Hak dan Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
Kewajiban Para PPK dan penyedia dalam melaksanakan kontrak, meliputi :
Pihak 45.1 Hak dan kewajiban PPK :
a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh
penyedia;
b. meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia;
c. membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
kontrak yang telah ditetapkan kepada penyedia; dan
d. memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan kontrak.
126
46 Penggunaan Penyedia tidak diperkenankan menggunakan dan menginformasikan dokumen
Dokumen- kontrak atau dokumen lainnya yang berhubungan dengan kontrak untuk
Dokumen kepentingan pihak lain, misalnya spesifikasi teknis dan/atau gambar-gambar,
Kontrak dan serta informasi lain yang berkaitan dengan kontrak, kecuali dengan izin tertulis
Informasi dari PPK sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
47 Hak Kekayaan Penyedia wajib melindungi PPK dari segala tuntutan atau klaim dari pihak
Intelektual ketiga yang disebabkan penggunaan atau atas pelanggaran Hak Kekayaan
Intelektual (HAKI) oleh penyedia.
49 Perlindungan 49.1 Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk
Tenaga Kerja mengikutsertakan Personilnya pada program Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) ketenagakerjaan sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
49.2 Penyedia berkewajiban untuk mematuhi dan memerintahkan
Personilnya untuk mematuhi peraturan keselamatan kerja. Pada waktu
pelaksanaan pekerjaan, penyedia beserta Personilnya dianggap telah
membaca dan memahami peraturan keselamatan kerja tersebut.
49.3 Penyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk menyediakan kepada
setiap Personilnya (termasuk Personil Subpenyedia, jika ada)
perlengkapan keselamatan kerja yang sesuai dan memadai.
127
49.4 Tanpa mengurangi kewajiban penyedia untuk melaporkan kecelakaan
berdasarkan hukum yang berlaku, penyedia wajib melaporkan kepada
PPK mengenai setiap kecelakaan yang timbul sehubungan dengan
pelaksanaan Kontrak ini dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah
kejadian.
51 Asuransi 51.1 Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK sampai dengan
tanggal selesainya pemeliharaan untuk :
a. semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi
terjadinya kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk
pelaksanaan pekerjaan, atas segala risiko terhadap kecelakaan,
kerusakan, kehilangan, serta risiko lain yang tidak dapat diduga;
b. pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya; dan
c. perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
51.2 Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran dan
termasuk dalam nilai kontrak.
53 Laporan Hasil 53.1 Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan kontrak untuk
Pekerjaan menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan
guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan
dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan.
53.2 Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan
pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan
dicatat dalam buku harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan
yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan harian.
53.3 Laporan harian berisi:
a. jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan;
b. penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;
c. jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
d. jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
128
e. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya
yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan
f. catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
53.4 Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila diperlukan diperiksa oleh
konsultan, dan disetujui oleh wakil PPK.
53.5 Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.
53.6 Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.
53.7 Untuk merekam kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi, PPK dan
penyedia membuat foto-foto dokumentasi dan video pelaksanaan
pekerjaan di lokasi pekerjaan sesuai kebutuhan.
56 Usaha Mikro, 56.1 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai pelaksana konstruksi adalah
Usaha Kecil penyedia Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil, maka pekerjaan
dan Koperasi tersebut harus dilaksanakan sendiri oleh penyedia yang ditunjuk dan
Kecil dilarang diserahkan atau disubkontrakkan kepada pihak lain.
56.2 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai pelaksana konstruksi adalah
penyedia bukan Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil, maka:
a. penyedia wajib bekerja sama dengan penyedia Usaha Mikro, Usaha
Kecil dan koperasi kecil, antara lain dengan mensubkontrakkan
sebagian pekerjaannya;
129
b. dalam melaksanakan kewajiban di atas penyedia terpilih tetap
bertanggungjawab penuh atas keseluruhan pekerjaan tersebut;
c. bentuk kerjasama tersebut hanya untuk sebagian pekerjaan yang
bukan pekerjaan utama; dan
d. membuat laporan periodik mengenai pelaksanaan ketetapan di
atas.
56.3 Apabila ketentuan tersebut di atas dilanggar, maka penyedia dikenakan
sanksi yang diatur dalam SSKK.
57 Penyedia Lain Penyedia berkewajiban untuk bekerjasama dan menggunakan lokasi kerja
termasuk jalan akses bersama-sama dengan penyedia yang lain (jika ada) dan
pihak-pihak lainnya yang berkepentingan atas lokasi kerja. Jika dipandang
perlu, PPK dapat memberikan jadwal kerja penyedia yang lain di lokasi kerja.
58 Alih Dalam hal paket pekerjaan dengan nilai di atas Rp 25.000.000.000,00 (dua
Pengalaman/ puluh lima miliar rupiah) diwajibkan mengalokasikan alih pengalaman/
Keahlian keahlian dengan merekrut tenaga magang dan/atau fresh graduate.
59 Keselamatan Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan semua pihak di
dan Kesehatan lokasi kerja. Penyedia setiap saat harus mengambil langkah-langkah yang patut
Kerja diambil untuk menjaga keselamatan dan kesehatan para personilnya. Penyedia
harus memastikan bahwa staf kesehatan, fasilitas pertolongan pertama pada
kecelakaan, dan layanan ambulance dapat disediakan setiap saat di lapangan
bagi personil penyedia termasuk subpenyedia maupun personil PPK dan telah
dibuat perencanaan yang sesuai dengan semua persyaratan kesehatan dan
kebersihan untuk mencegah timbulnya wabah penyakit. Penyedia harus
menunjuk petugas keselamatan kerja yang bertanggung jawab untuk menjaga
keselamatan dan mencegah terjadinya kecelakaan. Petugas yang bersangkutan
harus memenuhi aturan dan persyaratan K3. Petugas K3 dipersyaratkan
berdasarkan tingkat risiko pekerjaan : diperlukan Ahli K3 untuk pekerjaan
berisiko tinggi dan diperlukan Petugas K3 untuk pekerjaan berisiko sedang atau
kecil sebagaimana ditetapkan dalam SSKK.
61 Jaminan 61.1 Penggunaan jaminan pelaksanaan, jaminan uang muka, dan jaminan
pemeliharaan sebagai berikut:
a. paket pekerjaan sampai dengan Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar
lima ratus juta rupiah) dapat diterbitkan oleh Bank Umum,
Perusahaan Asuransi, Perusahaan Penjaminan, konsorsium
perusahaan asuransi umum/lembaga penjaminan/ perusahaan
penjaminan yang mempunyai program asuransi kerugian
(suretyship), bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional) dimana konsorsium tersebut telah
ditetapkan/mendapat rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan
(OJK), dan diserahkan oleh Penyedia Jasa kepada PPK.
130
b. paket pekerjaan di atas Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
juta rupiah) diterbitkan oleh Bank Umum, konsorsium perusahaan
asuransi umum/lembaga penjaminan/perusahaan penjaminan yang
mempunyai program asuransi kerugian (suretyship), bersifat mudah
dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional) dimana konsorsium
tersebut telah ditetapkan/mendapat rekomendasi dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), dan diserahkan oleh Penyedia Jasa kepada PPK.
61.2 Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada PPK selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) sebelum dilakukan penandatanganan
kontrak dengan besaran/nilai :
a. 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak; atau
b. 5% (lima perseratus) dari nilai total Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
bagi penawaran yang lebih kecil dari 80% (delapan puluh
perseratus) HPS.
61.3 Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak
tanggal penanda-tanganan kontrak sampai dengan serah terima
pertama pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO).
61.4 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah pekerjaan dinyatakan
selesai 100% (seratus perseratus) dan diganti dengan Jaminan
Pemeliharaan atau dengan menahan uang retensi sebesar 5% (lima
perseratus) dari nilai kontrak;
61.5 Jaminan Uang Muka diberikan kepada PPK dalam rangka pengambilan
uang muka sekurang-kurangnya sama dengan besarnya uang muka;
61.6 Nilai Jaminan Uang Muka dapat dikurangi secara proporsional sesuai
dengan pencapaian prestasi pekerjaan;
61.7 Masa berlakunya Jaminan Uang Muka sekurang-kurangnya sejak
tanggal persetujuan pemberian uang muka sampai dengan tanggal
penyerahan pertama pekerjaan (PHO).
61.8 Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada PPK setelah pekerjaan
dinyatakan selesai 100% (seratus perseratus).
61.9 Pengembalian Jaminan Pemeliharan dilakukan paling lambat 14 (empat
belas) hari kalender setelah masa pemeliharaan selesai dan pekerjaan
diterima dengan baik sesuai dengan ketentuan kontrak;
61.10 Masa berlakunya Jaminan Pemeliharaan sekurang-kurangnya sejak
tanggal serah terima pertama pekerjaan (PHO) sampai dengan tanggal
penyerahan akhir pekerjaan (Final Hand Over/FHO);
62 Personil Inti 62.1 Personil inti dan/atau peralatan yang ditempatkan harus sesuai dengan
dan/atau yang tercantum dalam Dokumen Penawaran.
Peralatan 62.2 Penggantian personil inti dan/atau peralatan tidak boleh dilakukan
kecuali atas persetujuan tertulis PPK.
62.3 Penggantian personil inti dilakukan oleh penyedia dengan mengajukan
permohonan terlebih dahulu kepada PPK dengan melampirkan riwayat
hidup/pengalaman kerja personil inti yang diusulkan beserta alasan
penggantian.
62.4 PPK dapat menilai dan menyetujui penempatan/penggantian personil
inti dan/atau peralatan menurut kualifikasi yang dibutuhkan.
131
62.5 Jika PPK menilai bahwa personil inti :
a. tidak mampu atau tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik;
b. berkelakuan tidak baik; atau
c. mengabaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya,
maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dan
menjamin personil inti tersebut meninggalkan lokasi kerja dalam waktu
7 (tujuh) hari kalender sejak diminta oleh PPK.
62.6 Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan perlu dilakukan, maka
penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dengan
kualifikasi yang setara atau lebih baik dari personil inti dan/atau
peralatan yang digantikan tanpa biaya tambahan apapun.
62.7 Personil inti berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan pekerjaannya.
Jika diperlukan oleh PPK, Personil inti dapat sewaktu-waktu disyaratkan
untuk menjaga kerahasiaan pekerjaan di bawah sumpah.
E. Kewajiban PPK
63 Fasilitas PPK dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana atau kemudahan
lainnya (jika ada) yang tercantum dalam SSKK untuk kelancaran pelaksanan
pekerjaan ini.
64 Peristiwa 64.1 Peristiwa Kompensasi yang dapat diberikan kepada penyedia yaitu :
Kompensasi a. PPK mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan;
b. keterlambatan pembayaran kepada penyedia;
c. PPK tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi dan/atau
instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan;
d. penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal dalam kontrak;
e. PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia untuk melakukan
pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan pengujian ternyata
tidak ditemukan kerusakan/ kegagalan/ penyimpangan;
f. PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan pekerjaan;
g. PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi tertentu yang tidak
dapat diduga sebelumnya dan disebabkan oleh PPK;
h. ketentuan lain dalam SSKK.
64.2 Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan pengeluaran tambahan
dan/atau keterlambatan penyelesaian pekerjaan maka PPK
berkewajiban untuk membayar ganti rugi dan/atau memberikan
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan.
64.3 Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan data penunjang
dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada PPK,
dapat dibuktikan kerugian nyata akibat Peristiwa Kompensasi.
64.4 Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan hanya dapat diberikan jika
berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi yang
diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan perlunya
tambahan waktu akibat Peristiwa Kompensasi.
64.5 Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan waktu
penyelesaian pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai untuk
memberikan peringatan dini dalam mengantisipasi atau mengatasi
dampak Peristiwa Kompensasi.
132
F. Pembayaran Kepada Penyedia
65 Harga 65.1 PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan pekerjaan dalam
Kontrak kontrak sebesar harga kontrak.
65.2 Harga kontrak telah memperhitungkan keuntungan, beban pajak dan
biaya overhead termasuk penyelenggaraan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan semua pajak, bea, retribusi, tenaga kerja
praktek/magang, biaya asuransi, dan biaya lain yang harus dibayar oleh
penyedia untuk pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi.
65.3 Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian yang tercantum dalam
daftar kuantitas dan harga.
133
j. pengembalian uang muka harus diperhitungkan berangsur-angsur
secara proporsional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan
dan paling lambat harus lunas pada saat pekerjaan mencapai
prestasi 100% (seratus perseratus).
66.3 Peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian permanen dari hasil
pekerjaan yang akan diserahterimakan
Sesuai dengan ketentuan yang tercantum di dalam SSKK, peralatan
dan/atau bahan yang menjadi bagian dari hasil pekerjaan memenuhi
ketentuan :
a. Peralatan dan/atau bahan yang merupakan bagian dari pekerjaan
utama namun belum dilakukan uji fungsi (commisioning) harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Berada di lokasi pekerjaan sebagaimana tercantum dalam
Kontrak dan perubahannya;
2) Memiliki sertifikat uji mutu dari pabrikan/produsen;
134
3) Bersertifikat garansi dari produsen/agen resmi yang ditunjuk
oleh produsen
4) Disetujui oleh PPK sesuai dengan capaian fisik yang diterima;
5) Dilarang dipindahkan dari area lokasi pekerjaan dan/atau
dipindahtangankan oleh pihak manapun; dan
6) Keamanan penyimpanan dan risiko kerusakan sebelum
diserahterimakan secara satu kesatuan fungsi merupakan
tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
b. Sertifikat uji mutu dan sertifikat garansi tidak diperlukan dalam hal
peralatan dan/atau bahan dibuat/dirakit oleh Penyedia
Barang/Jasa;
c. Besaran yang akan dibayarkan dari material on site (berkisar antara
50% sampai dengan 70%). Besaran nilai pembayaran dicantumkan
di dalam SSKK;
67 Hari Kerja 67.1 Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan datanya disimpan oleh
penyedia. Daftar pembayaran ditandatangani oleh masing-masing
pekerja dan dapat diperiksa oleh PPK.
67.2 Penyedia harus membayar upah hari kerja kepada tenaga kerjanya
setelah formulir upah ditandatangani.
67.3 Jam kerja dan waktu cuti untuk pekerja harus dilampirkan.
135
68 Perhitungan 68.1 Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan terakhir dilakukan
Akhir berdasarkan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus) dan
berita acara penyerahan awal telah ditandatangani oleh kedua belah
Pihak berdasarkan Berita Acara Pekerjaan Selesai dari Panitia Penerima
Hasil Pekerjaan (PPHP).
68.2 Sebelum pembayaran terakhir dilakukan, penyedia berkewajiban untuk
menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan rincian perhitungan nilai
tagihan terakhir yang jatuh tempo. PPK berdasarkan hasil penelitian
tagihan oleh Pengawas Pekerjaan berkewajiban untuk menerbitkan SPP
untuk pembayaran tagihan angsuran terakhir selambat-lambatnya
7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak tagihan dan kelengkapan
dokumen penunjang diterima oleh Pengawas Pekerjaan.
G. Pengawasan Mutu
71 Penilaian 71.1 PPK dalam masa pelaksanaan pekerjaan dapat melakukan penilaian
Pekerjaan sementara atas hasil pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia.
Sementara
oleh PPK 71.2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap mutu dan kemajuan
fisik pekerjaan.
72 Cacat Mutu PPK atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap Hasil Pekerjaan dan
memberitahukan penyedia secara tertulis atas setiap Cacat Mutu yang
ditemukan. PPK atau Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia
untuk menemukan dan mengungkapkan Cacat Mutu, serta menguji Hasil
Pekerjaan yang dianggap oleh PPK atau Pengawas Pekerjaan mengandung
Cacat Mutu. Penyedia bertanggung jawab atas perbaikan Cacat Mutu selama
Masa Kontrak.
136
73 Pengujian Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk melakukan
pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis dan
Gambar, dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat Mutu maka penyedia
berkewajiban untuk menanggung biaya pengujian tersebut. Jika tidak
ditemukan adanya Cacat Mutu maka uji coba tersebut dianggap sebagai
Peristiwa Kompensasi.
75 Kegagalan 75.1 Apabila terjadi kegagalan konstruksi pada pelaksanaan pekerjaan dan
Konstruksi masa pemeliharaan, maka PPK dan/atau penyedia bertanggung jawab
dan Kegagalan atas kegagalan konstruksi sesuai dengan kesalahan masing-masing.
Bangunan 75.2 Apabila terjadi kegagalan bangunan maka PPK dan/atau penyedia
terhitung sejak tanggal penandatanganan berita acara penyerahan
akhir bertanggung jawab atas kegagalan bangunan sesuai dengan
kesalahan masing-masing selama umur konstruksi yang tercantum
dalam SSKK tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun, dan dalam SSKK
pada umur konstruksi agar dicantumkan lama pertanggungan terhadap
kegagalan bangunan yang ditetapkan apabila rencana umur konstruksi
kurang dari 10 (sepuluh) tahun.
75.3 Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan
menanggung tanpa batas PPK beserta instansinya terhadap semua
bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian,
denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan
biaya yang dikenakan terhadap PPK beserta instansinya (kecuali
kerugian yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau
kelalaian PPK) sehubungan dengan klaim kehilangan atau kerusakan
harta benda, dan cidera tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga yang
timbul dari kegagalan konstruksi dan/atau kegagalan bangunan.
137
75.4 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak membatasi
kewajiban penanggungan penyedia dalam Pasal ini.
75.5 PPK maupun Penyedia berkewajiban untuk menyimpan dan
memelihara semua dokumen yang digunakan dan terkait dengan
pelaksanaan ini selama umur konstruksi yang tercantum dalam SSKK
tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun.
H. Penyelesaian Perselisihan
77 Itikad Baik 77.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan
dengan hak-hak yang terdapat dalam kontrak.
77.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa
menonjolkan kepentingan masing-masing pihak. Apabila selama
kontrak, salah satu pihak merasa dirugikan, maka diupayakan tindakan
yang terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.
138
BAB X
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)
Penyedia :
Nama : ……………………………………………...
Alamat : ………………………………………………
E-mail : ……………………..........................
Faksimili : ………………………………………………
B. Wakil Sah Para Pihak Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut :
Untuk PPK : .................................
Untuk Penyedia : .................................
E. Masa Pelaksanaan Masa pelaksanaan selama : 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender, terhitung sejak tanggal mulai kerja yang tercantum
dalam SPMK.
139
b. Pertanggungan terhadap kegagalan bangunan ditetapkan
selama 5 (lima) tahun sejak tanggal penyerahan akhir.
[diisi sesuai dengan umur rencana pada huruf a untuk yang
umur konstruksinya tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun]
140
Jangka waktu tersebut terhitung sejak Penyedia mengajukan
permohonan Serah Terima Pekerjaan setelah pekerjaan
konstruksi selesai seluruhnya dan dinyatakan telah memenuhi
syarat oleh Direksi teknis. Kompensasi yang diberikan untuk
peristiwa tersebut adalah perpanjangan waktu sebagaimana
disebutkan pada SSUK pasal 62.4.
Q. Pembayaran Uang muka diberikan sebesar 30% (tiga puluh perseratus) dari
Uang Muka Nilai Kontrak
X. Usaha Mikro, Usaha Kecil Sanksi kepada penyedia apabila melanggar ketentuan
dan Koperasi Kecil mengenai subkontrak :
a. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia Usaha
Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil mensubkontrakkan
pekerjaan, maka akan dikenakan denda
……………..…………….. [ketentuan ini untuk nilai paket di
bawah Rp 2.500.000.000, dengan mengisi didenda senilai
pekerjaan yang dikontrakkan kepada pihak lain atau
sesuai ketentuan peraturan yang berlaku, misalnya
didenda senilai pekerjaan yang akan disubkontrakkan yang
dicantumkan dalam dokumen penawaran]
142
Lampiran A – Syarat-Syarat Khusus Kontrak
Daftar Harga Satuan Timpang, Subpenyedia, Personil Inti, dan Peralatan
- Daftar jenis/item pekerjaan yang masuk kategori harga satuan timpang [dicantumkan apabila
ada]
- Subpenyedia yang ditunjuk: [cantumkan nama Subpenyedia (jika ada) berikut uraian
personilnya seperti uraian detil tanggung jawab kerja, minimum kualifikasi, dan jumlah orang
bulan]
- Personil Inti yang ditugaskan: [cantumkan nama, uraian detil tanggung jawab kerja, minimum
kualifikasi, dan jumlah orang bulan]
- Peralatan khusus yang digunakan: [cantumkan jenis peralatan khusus yang disyaratkan
untuk pelaksanaan pekerjaan]
143
BAB XI
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
A. SPESIFIKASI UMUM
1. URAIAN PEKERJAAN
1.1. UMUM
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama dengan
gambar-gambar yang keduanya menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan, Istilah
pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang harus
dipadukan dalam konstruksi-konstruksi, yang diperlukan menurut dokumen-dokumen
kontrak, serta semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan
peralatan dan material tersebut. Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan
material yang harus disepakati, harus diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi
tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain dari pekerjaan dimana pekerjaan atau
material tersebut dijumpai.
1.2. AKSES KE LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan Pembangunan Rumah Pompa dan Jaringan Perpipaan Air Tanah Untuk
Sarana Air Baku Kec Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan terletak di desa Batang Miha .
Jarak dari Kota Medan ke desa Batang Miha adalah ± 360 km, dapat ditempuh dengan
jalan darat ± 10 jam. Jarak dari jalan besar nasional ke desa batang miha ± 1,5 km, dengan
kondisi jalan sedang
1.3. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan masing-masing lokasi pekerjaan terdiri dari:
1. Pekerjaan Persiapan;
2. Pekerjaan Pembangunan Rumah Pompa
3. Pekerjaan Bak Penampung
4. Pekerjaan Pipa dan Aksesoris;
5. Pekerjaan Bak Pengumpul;
6. Pekerjaan Bak Pelepas Tekanan (BPT)
7. Pekerjaan Pagar BRC
2. PROGRAM PELAKSANAAN
144
(c) Program pelaksanaan harus dipersiapkan dengan menggambarkan bahwa keseluruhan
Pekerjaan akan dapat selesai dalam jangka waktu pelaksanaan yang dinyatakan dalam
Kontrak. Temuan baru sebagai hasil dari pemeriksaan lapangan dan adanya instruksi
lebih lanjut dari Pemberi Tugas dan/atau Direksi pada dan setelah penandatanganan
Kontrak harus sudah termasuk dalam program. Program Pelaksanaan ini harus diajukan
dan disetujui oleh Direksi dan dianggap sebagai Program Pelaksanaan yang disahkan
dan menjadi bahagian dari Kontrak.
(d) Bilamana perlu atau sesuai dengan arahan Direksi, Program pelaksanaan dapat
disesuaikan dan dirubah, dan setelah disetujui Direksi maka akan dianggap sebagai
Program Pelaksanaan yang baru dan menjadi bahagian dari Kontrak.
(e) Program Pelaksanaan yang disahkan harus dimonitor dengan teliti dan dijaga
kemuktahirannya.
(f) Bila dalam perjalanan pelaksanaan, laju kemajuan pekerjaan pada suatu bahagian
pekerjaan turun menjadi dibawah rencana, dan menurut pendapat Direksi, Penyedia
Jasa tidak akan dapat menyelesaikan Pekerjaan atau bahagian Pekerjaan tersebut
dalam waktu yang diharuskan, maka Direksi dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk
meningkatkan tenaga kerjanya atau menambah peralatan konstruksinya di lapangan
atau langkah lain yang dianggap perlu untuk meningkatkan laju kemajuan untuk
bahagian pekerjaan tersebut. Penyedia Jasa harus, dalam waktu 14 (empat belas) hari,
menyerahkan untuk persetujuan suatu revisi program pelaksanaan yang menunjukkan
usaha-usaha yang diusulkan untuk menyelesaikan Pekerjaan pada waktunya. Tidak ada
tagihan yang akan menjadi pertimbangan Direksi atas pembayaran ekstra dalam usaha
mempercepat tersebut kecuali keterlambatan tersebut disebabkan oleh resiko yang
dikecualikan menurut Kontrak.
(g) Bila Penyedia Jasa mengusulkan untuk mengubah atau merevisi Program Pelaksanaan,
dan jika perubahan tersebut mempengaruhi desain dan gambar Direksi, maka Direksi
tidak akan bertanggungjawab atas konsekwensi yang disebabkan keterlambatan
persetujuan perubahan Gambar Kerja, walaupun Direksi menyetujui perubahan atau
revisi terhadap Program Pelaksanaan yang sah tersebut.
145
2.3. PEMBAYARAN
Seluruh biaya yang timbul pada Penyedia Jasa dalam memenuhi keharusan tersebut tidak
akan dibayar secara terpisah dan harus dianggap sudah termasuk dalam harga satuan dan
harga lump sum berbagai variasi item Daftar Kuantitas dan Harga.
3. GAMBAR-GAMBAR
146
(f) Seluruh gambar kerja, gambar perbengkelan, dan as-built drawings (gambar
sebagaimana terbangun) yang dibuat oleh Penyedia Jasa atau Subpenyedia Jasa
untuk Kontrak ini haruslah menggunakan dimensi sistem metrik. Kalau tidak
ditentukan dan disetujui secara khusus oleh Direksi, gambar harus dibuat dalam
ukuran kertas A1 (594 mm x 841 mm).
(g) Kopi dari keseluruhan gambar revisi terakhir yang telah disetujui harus sesegera
mungkin dikirimkan ke kantor lapangan Penyedia Jasa. Gambar-gambar tersebut
harus tersedia pada saat pemeriksaan oleh Direksi.
147
3.2.4. Gambar Pekerjaan Sementara.
(a) 30 (tiga puluh) hari sebelum memulai suatu Pekerjaan Sementara, Penyedia
Jasa harus menyerahkan kepada Direksi, untuk persetujuan, gambar yang
menunjukkan tambahan atau perubahan dari gambar pekerjaan tambah yang
telah diserahkan sebelumnya.
(b) Gambar Pekerjaan Sementara tersebut harus menunjukkan lokasi dan detail
hal-hal yang berhubungan dengan komponen utama lainnya dari peralatan
konstruksi, kantor, tempat tinggal, area penyimpanan, bengkel, barak pekerja
dan bangunan serta fasilitas sementara lainnya yang diusulkan Penyedia Jasa
untuk dibangun atau disewa di area atau di sekitar area kerja.
(c) Apabila ada perubahan yang dibuat atas item-item yang dijelaskan di atas pada
masa pelaksanaannya atau setelah beroperasi, Penyedia Jasa harus mengajukan
kepada Direksi, untuk persetujuan, gambar revisi yang menunjukkan
perubahan-perubahan tersebut.
3.2.5. Gambar Terbangun
(a) Sepanjang masa pelaksanaan, Penyedia Jasa harus memelihara suatu gambar
pekerjaan terbangun yang terbaru untuk berbagai item pekerjaan yang telah
selesai. Gambar-gambar tersebut harus menunjukkan, sampai taraf tertentu,
seluruh perubahan-perubahan yang disetujui terhadap gambar kerja, dan
benar-benar menggambarkan secara detail kondisi Pekerjaan Permanen
“sebagaimana terbangun”.
(b) Gambar terbangun yang terbaru harus cocok dengan hasil pemeriksaan
lapangan oleh Direksi, dan bila gambar tersebut ditemukan tidak memuaskan
atau tidak yang terbaru, Penyedia Jasa harus membawa gambar yang terbaru
dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah pemeriksaan. Bila bahagian
Pekerjaan Permanen yang tidak cocok tersebut selesai maka, gambar yang
tersebut, setelah disetujui Direksi, harus ditandatangani bersama oleh Direksi
dan Penyedia Jasa, atau oleh mereka yang mewakilinya, dan 3 (tiga) kopi harus
disimpan oleh Direksi.
(c) Set gambar terbangun yang telah selesai harus diserahkan oleh Penyedia Jasa
kepada Direksi, untuk persetujuan dan dikirim kepada Pemberi Kerja. Gambar
terbangun tersebut harus dibuat di atas kertas berkualitas tinggi sehingga dapat
dibuat kopinya yang dapat dengan jelas dibaca.
(d) Sebelum pembayaran akhir, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi,
untuk persetujuan dan dikirim kepada Pemberi Kerja, versi akhir dari Gambar
Terbangun, yang terdiri atas:
(i) 1 (satu) set gambar terbangun diatas kertas transparan;
(ii) 1 (satu) set gambar terbangun dalam format elektrik Auto-CAD;
(iii) 2 (dua) set gambar pada kertas ukuran A1 (bila diharuskan Direksi); dan
(iv) 5 (lima) set gambar pada kertas ukuran A3.
148
3.3. PEMBAYARAN
Apabila tidak ada mata pembayaran untuk pekerjaan penyiapan gambar-gambar dalam
Daftar Kuantitas dan Harga maka semua biaya yang timbul untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan ini dianggap sudah termasuk di dalam berbagai harga satuan dan
harga lump sum yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga Kontrak.
Apabila ada mata pembayarannya, maka pembayaran progresnya maksimal sama dengan
pembayaran progres fisik pada bulan dimaksud.
Mutual check adalah kegiatan pemeriksaan bersama yang dilaksanakan bersama-sama oleh
Penyedia Jasa dan Direksi atau yang ditunjuk oleh Direksi, yang merupakan rangkaian dari
kegiatan:
survey dan pengukuran lokasi pekerjaan pada kondisi awal setelah atau kondisi baru di lokasi
pekerjaan yang tidak terlihat / terdeteksi pada kondisi awal atau kondisi setelah pekerjaan
selesai;
survey dan pengukuran pekerjaan pada kondisi sedang dalam pelaksanaan atau kondisi
setelah pekerjaan selesai;
penggambaran hasil survey dan pengukuran saat kondisi awal atau sedang pelaksanaan atau
setelah pekerjaan selesai;
pembuatan gambar kerja yang didasarkan pada gambar desain atau gambar perubahan desain
yang disesuaikan dengan hasil survey dan pengukuran lokasi pada saat kondisi awal atau
kondisi baru saat pelaksanaan pekerjaan yang tidak terlihat / terdeteksi pada saat kondisi
awal;
setting out rencana pekerjaan (desain) atau perubahan desain ke lokasi pekerjaan
penghitungan volume pekerjaan sesuai dengan item pekerjaan berdasarkan gambar kerja atau
perubahan gambar kerja atau gambar terbangun.
149
5. PROGRAM PELAKSANAAN DAN PELAPORAN
Apabila tidak ada item pembayaran terpisah dalam Daftar Kuantitas dan Harga maka
seluruh biaya peralatan dan bahan tersebut dianggap sudah termasuk dalam harga satuan
penawaran pada Daftar Kuantitas dan Harga.
6. LAPORAN PELAKSANAAN
6.1. JADWAL MINGGUAN
Pada setiap akhir minggu, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi, untuk
pemeriksaan dan komentarnya, 3 (tiga) kopi dari suatu jadwal mingguan untuk minggu
berikutnya dalam bentuk yang disetujui Direksi. Jadwal tersebut harus berisi komentar
yang sesuai yang berkaitan dengan pekerjaan utama yang akan dilaksanakan seperti
pekerjaan tanah, pekerjaan beton dan pekerjaan tiang, dan juga pekerjaan konstruksi yang
150
berkaitan dengan pelaksanaan Pekerjaan termasuk produksi agregat, pengadaan material,
transport material dan peralatan, penyiapan gambar dan jadwal lainnya yang diharuskan
Direksi.
152
(e) Penyedia Jasa harus sesegera mungkin menyerahkan manual instruksi tentang cara
pemasangan peralatan permanen sebelum item tersebut dikirim ke lapangan. Manual
instruksi untuk operasi dan pemeliharaan dari peralatan terpasang harus efektip dalam
60 (enam puluh) hari setelah pengiriman.
(f) Manual instruksi tersebut harus menjelaskan dengan detail tentang prosedur
pemasangan yang harus diikuti dan kegunaan seluruh peralatan yang terpasang, alat
pengukur, dan item lainnya. Prosedur pemasangan, penyetelan, pengoperasian, dan
pelapisan dari setiap sistem komponen, mesin, atau peralatan harus dengan jelas
diuraikan dan diilustrasikan. Pemeliharaan yang harus dilakukan terhadap item ini
harus dijelaskan dengan detail termasuk rekomendasi frekwensi untuk inspeksi dan
pelumasan.
(g) Untuk memfasilitasi pemahaman penggambaran informasi, manual instruksi harus
dilengkapi diagram peralatan yang mudah dibaca. Penyedia Jasa, dalam
mempersiapkan manual instruksi, harus mempertimbangkan kurangnya pengalaman
dan tidak familiarnya personil dalam mengoperasikan dan memelihara peralatan tipe
tersebut. Dalam kaitan ini, Penyedia Jasa harus sepenuhnya bekerja sama dan
membantu Direksi dalam membangun suatu program operasi dan pemeliharaan (O&P)
termasuk on-the-job training atas seluruh peralatan permanen yang terpasang.
(h) Manual instruksi harus termasuk daftar komplet dari seluruh gambar yang dipakai,
daftar spare part, dan suatu daftar part dari setiap komponen item peralatan. Daftar
part harus termasuk kode pabrikan, nomor seri, dan instruksi pemesanan dan harus
mendetailkan stok peralatan. Lebih lanjut, harus diikuti detail yang ditentukan dalam
Spesifikasi Teknis yang berkenaan dengan manual instruksi.
(i) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi 3 (tiga) set manual instruksi dalam
Bahasa Indonesia.
6.7. PEMBAYARAN
Seluruh biaya yang timbul pada Penyedia Jasa dalam memenuhi keharusan tersebut tidak
akan dibayar secara terpisah dan harus dianggap sudah termasuk dalam harga satuan dan
harga lump sum berbagai variasi item Daftar Kuantitas dan Harga.
153
BS : British Standard
ASTM : American Society Burreau of Reclamation
ACI : American Concreate Institute
AASHTO : American Association of State Highways and
Transportation Officials
ISO : International Organization for Standardization
AWS : American Welding Society
SPI-KP-03 : Standar Perencanaan Irigasi Dan Drainase Indonesian
Bila Penyedia Jasa mengusulkan untuk menyediakan bahan dan peralatan yag memenuhi
suatu standar yang ekivalen, dia harus menyatakan dengan jelas sifat dasar dari
perubahannya dan harus menyerahkan standar dan spesifikasi yang lengkap, termasuk
informasi dan data dari material dan peralatan tersebut, untuk persetujuan Direksi.
Kegagalan menyerahkan usulan tersebut dalam waktu yang cukup untuk persetujuan
Direksi atau persetujuan Direksi untuk pembelian bahan dan peralatan ekivalen yang
diusulkan adalah menjadi resiko Penyedia Jasa.
8.2. PEMBAYARAN
Pembayaran progres mobilisasi dan demobilisasi akan dilakukan dengan harga lump sum
pada Daftar Kuantitas Dan Harga, dengan ketentuan:
(a) Pembayaran sebesar 60% dari harga lump sum dilakukan bila mobilisasi secara
substansi telah selesai dilakukan untuk masing-masing sub-item.
(b) Pembayarn sisanya sebasar 40% dari harga lump sum dilakukan bila demobilisasi telah
selesai dilakukan untuk masing-masing sub item.
154
PAPAN NAMA
PROYEK
120 cm
K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N
U M U MDIREKTOR A T JENDER
AL SUMB E R DA YA AI R
B A L A IW I L A Y A H S U N G A I S U M A
T E R A II
1. Nama Proyek SNVT PELAKSANAAN : ……………………………………………..
JARINGANPEMANFAATAN AIR SUMATERA I I PROVINSI 80 cm
150 cm 2. Daerah Pekerjaan SUM.UTARA : ……………………………………………..
3. Jumlah Dana
Jl. Jend. Besar DR. : A.H. Nasution No. 30 Pkl . Mansyur Medan Kode Pos 2011
……………………………………………..
4. Sumber Dana/Tahun Anggaran
5. Tujuan / Sasaran Proyek ::
:
6. Nama Perusahaan
7. Tanggal dan No.Kontrak
8. Jangka Waktu Pelaksanaan
7. Penanggung Jawab Proyek
Papan nama proyek tersebut harus tetap dalam kondisi baik selama masa pelaksanaan
pekerjaan dan mudah dibaca serta ditempatkan dengan cara memacaknya dengan baik di lokasi
yang mudah dibaca oleh masyarakat.
Pembayaran
Kecuali ditentukan lain dalam Daftar Kuantitas Dan Harga, seluruh biaya untuk melaksanakan
dan menyelesaikan pekerjaan ini dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan dan
harga lump sum pekerjaan lainnya.
10.1. UMUM
Setidaknya, dalam 30 (tiga puluh) hari sebelum memulai pekerjaan sementara, Penyedia
Jasa harus menyerahkan kepada Direksi untuk persetujuan detail usulan bahagian
Pekerjaan Sementara yang akan dikerjakan atau disediakan, termasuk denah, gambar,
jadwal dan informasi lain. Seluruh Pekerjaan Sementara harus disediakan, dipasang,
dioperasikan, dipelihara dan kemudian dibongkar oleh Penyedia Jasa, terutama untuk
bendung coverdam atau pengalihan air pada pekerjaan bangunan-bangunan yang berada
di lokasi genangan atau aliran air kecuali bila ditentukan lain dalam Kontrak.
Penyedia Jasa harus membuat aman, mengembalikan ke keadaan semula, membersihkan
dan melepaskan sebahagian lokasi pada akhir periode pemeliharaan atau pada waktu yang
lebih awal sebagaimana arahan Direksi.
155
10.2. KANTOR LAPANGAN DAN FASILITAS PELAKSANAAN LAINNYA
Penyedia Jasa harus dengan segera setelah SPMK menyediakan, memelihara dan
mengoperasikan kantor lapangan untuk Penyedia Jasa dan termasuk kantor untuk Direksi
dengan luas minimal 36 m2, serta fasilitas pelaksanaan yang mencakup pemondokan staff,
gudang, bengkel, kam pekerja dan bangunan sementara lainnya serta fasilitas yang
diperlukan untuk melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan Program Kerja yang disetujui.
Sebelumnya, Penyedia Jasa harus menyerahkan layout rencana kantor lapangan dan
fasilitas pelaksanaan kepada Direksi untuk persetujuan. Setelah kantor lapangan dan
fasilitas pelaksanaan tersebut siap untuk dioperasikan, Penyedia Jasa harus segera
memberitahukan kepada Direksi untuk pemeriksaan dan persetujuan.
Kantor lapangan dan fasilitas pelaksanaan tersebut harus dipersiapkan lengkap dengan
layanan air bersih, power listrik, sistem telekomunikasi, peralatan dan bahan operasional
kantor, drainase, listrik, area parkir, pagar, sanitasi, dapur, pencegah kebakaran dan
pemadam kebakaran, dan kebutuhan lain yang disyaratkan.
Bangunan atau fasilitas sementara ini harus disediakan memenuhi ketentuan ini dengan
cara membangun atau membeli atau menyewa fasilitas yang ada di sekitar lokasi
pekerjaan. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak atau arahan Direksi, Penyedia Jasa harus
membongkarnya setelah selesainya pelaksanaan pekerjaan.
Pembayaran
Kecuali ditentukan lain dalam Daftar Kuantitas Dan Harga, seluruh biaya untuk
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini dianggap sudah termasuk dalam harga
satuan pekerjaan dan harga lump sum pekerjaan lainnya.
Pembayaran
Kecuali ditentukan lain dalam Daftar Kuantitas Dan Harga, seluruh biaya untuk
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini dianggap sudah termasuk dalam harga
satuan pekerjaan dan harga lump sum pekerjaan lainnya.
156
Untuk maksud pekerjaan sementara ini, dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum
dimulainya pembangunan jalan dan jembatan sementara ini, Penyedia Jasa harus
menyerahkan kepada Direksi tentang rencana pembangunan tersebut untuk persetujuan,
yang mencakup rencana lokasi, rencana drainase, metode pelaksanaan, jadwal
pelaksanaan, dan desainnya.
Dalam pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menata lalulintas kenderaannya atau
merencanakan tempat berselisih sehingga lalu lintas maksimum yang umumnya ada di
jalan tersebut tidak menjadi terganggu.Penyedia Jasa tidak diijinkan menutup jalan
manapun atau mengalihkan arus lalu lintas tanpa mendapat persetujuan Direksi terlebih
dahulu.Penyedia Jasa wajib menyerahkan kepada Direksi izin pemakaian/ sewa jalan/ bahu
jalan oleh instansi pengola jalan tersebut.
Pembayaran
Kecuali ditentukan lain dalam Daftar Kuantitas Dan Harga, seluruh biaya untuk
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini dianggap sudah termasuk dalam harga
satuan pekerjaan dan harga lump sum pekerjaan lainnya.
Penyedia Jasa harus menyediakan suatu sistem yang cocok untuk pembuangan yang sehat dari
air selokan yang berasal dari Lokasi Kerja dan dari kantor lapangan dan fasilitas peralatan
Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa harus mengumpulkan dan membuang seluruh sampah dari Lokasi Kerja dan Area
Kerja.Pengumpulan sampah harus dilakukan sedikitnya dua kali seminggu dan harus berlanjut
sampai selesainya Pekerjaan.Sampah harus dibuang dalam suatu tempat sampah dan
selanjutnya dibuang atau ditanam di lokasi yang disetujui Direksi.
Aktivitas konstruksi dari Penyedia Jasa harus dilaksanakan dengan metode yang mencegah zat
padat, kotoran, reruntuhan dan polutan serta buangan lain masuk atau tumpah ke sumber air
permukaan atau sumber air tanah. Polutan serta buangan tersebut termasuk, tetapi tidak
teratas pada, sampah, semen, beton, aliran air selokan, buangan industri, oli dan produk minyak
lainnya.
Penyedia Jasa harus menyerahkan, untuk persetujuan, rencananya yang menunjukkan lokasi
dan desain dari sistem pencegahan polusi air dan fasilitasnya.
Penyedia Jasa harus mencegah terjadinya erosi tanah permukaan, erosi tanah pada borrow
area, tanah hasil galian, dan timbunan tanah di Lokasi Kerja dan Area Kerja dan mencegah
masuk serta mengendapnya material erosi tersebut ke aliran air.
Penyedia Jasa harus menahan diri untuk tidak merusak, membuang atau merusak pohon, kayu,
semak atau tanaman lainnya pada area yang lebih luas dari yang disetujui Direksi, sebagaimana
yang sepantasnya dibutuhkan untuk melaksanakan Pekerjaan.Penyedia Jasa harus mengambil
upaya-upaya yang dibutuhkan untuk mencegah pekerjanya memburu, mengganggu, menangkap
atau merusak stok dari binatang yang dilindungi oleh pihak yang berkompeten.
157
Pembayaran
Tidak ada pembayaran untuk memenuhi ketentuan tersebut di atas.Seluruh biaya yang timbul
dianggap sudah termasuk di dalam harga satuan atau harga lump sum dari berbagai item yang
tertuang dalam Daftar Kuantitas Dan Harga.
Seluruh upaya untuk keselamatan, kesehatan dan keselamatan kerja harus dibangun dan
dipelihara oleh Penyedia Jasa.Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk seluruh
keselamatan, kesehatan dan keselamatan kerja dan harus menyerahkan kepada Direksi, untuk
persetujuan, organisasi dan pengaturan untuk maksud tersebut.Penyerahan kepada atau
persetujuan Direksi atas usulan Penyedia Jasa tersebut tidaklah membebaskan Penyedia Jasa
dari tanggung jawab dan kewajibannya atas keselamatan, kesehatan dan keselamatan kerja
menurut Kontrak.
Tidak kurang 14 (empat belas) hari sebelum dimulainya pekerjaan di malam hari,
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi, untuk persetujuan, usulan
penerangan di area kerja.Penyedia Jasa harus memperbaiki usulannya bila
diarahkan demikian oleh Direksi dan tidak boleh memulai pekerjaan di malam
hari sampai usulan tersebut disetujui.
158
12.1.4. Tanda
Penyedia Jasa harus menyediakan tanda-tanda yang diperlukan untuk Pekerjaan,
yang mencakup, tetapi tidak terbatas pada:
rambu jalan standar, termasuk tanda pemutaran / pengalihan dan tanda arah
bila ada pekerjaan di jalan umum;
tanda peringatan dan tanda bahaya
Kata-kata dalam semua tanda harus dalam Bahasa Indonesia atau bahasa daerah
setempat bila diarahkan Direksi demikian.Ukuran, warna, penulisan dan lokasi
dari seluruh tanda harus mendapat persetujuan dan mengacu pada standar
terkait.
12.1.5. Pemberi Isyarat
Bilamana diperlukan atau bila diarahkan Direksi, Penyedia Jasa harus
menyediakan dan menempatkan pemberi isyarat yang tugasnya semata-mata
mengatur pergerakan lalu lintas di sekitar Lokasi Kerja yang ada di atau di sekitar
jalan umum.
12.1.6. Bahan Peledak
Penyedia Jasa tidak diijinkan menggunakan alat peledak selama pelaksanaan
Pekerjaan.
12.1.7. Peralatan Keselamatan
Semua orang yang dipekerjakan di Pekerjaan harus dilengkapi dengan dan wajib
menggunakan peralatan keselamatan yang cukup untuk tugas untuk mana
mereka dipekerjakan.Peralatan tersebut termasuk helm, masker abu, sepatu,
sarung tangan dan safety belt.
159
tambahan. Penyedia Jasa harus memelihara peralatan tersebut tetap dalam kondisi kerja
yang baik sampai Pekerjaan diterima oleh Pemberi Tugas.
Penyedia Jasa harus segera memadamkan kebakaran yang mungkin terjadi di Lokasi Kerja,
darimanapun api mungkin berasal. Dalam kaitan ini, dia harus mempekerjakan peralatan
dan tenaga kerja yang dibutuhkan sampai batasan peralatan dan tenaga kerja yang
dipekerjakan di lapangan, termasuk peralatan dan tenaga kerja Subpenyedia Jasanya.
12.5. KEAMANAN
Penyedia harus bertanggungjawab atas keamanan Pekerjaan dan harus menyediakan dan
secara terus menerus memelihara tenaga pengaman yang cukup untuk memenuhi
kewajiban ini. Tugas tenaga pengaman Penyedia Jasa tersebut harus termasuk, tetapi tidak
terbatas pada, memelihara perintah di Lapangan, memelihara persediaan seluruh
penerangan, pagar, pengawal, pemberi tanda, dan seluruh upaya yang dibutuhkan untuk
melindungi Pekerjaan di kem dan tempat lain di lapangan, menjaga seluruh bahan yang
disampaikan ke lapangan, publik, dan seluruh pekerja dalam hubungannya dengan
Pekerjaan, bekerja terus menerus termasuk malam, hari Minggu dan hari libur,
disepanjang waktu Kontrak.
Seluruh pegawai Penyedia Jasa, perwakilannya, dan pegawai Subpenyedia Jasa harus
menggunakan badge / tanda pengenal yang disediakan oleh Penyedia Jasa.Tanda pengenal
harus menunjukkan identitas Penyedia Jasa, menunjukkan nomor pegawai, dan harus
digunakan setiap saat di lapangan.
Seluruh kenderaan yang digunakan Penyedia Jasa harus diberi tanda yang jelas dengan
nama Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa lain yang bekerja di Lokasi Kerja berbarengan dengan Penyedia Jasa harus
menyediakan pengamanan untuk peralatan dan bahan mereka sendiri. Bagaimanapun,
ketentuan pengamanan mereka ini tidaklah melepaskan tanggung jawab Penyedia Jasa
dalam hal pengamanan ini.
160
12.6. MORALITAS PUBLIK
Untuk mencegah perselisihan antara pegawai dengan orang-orang yang berada di sekitar
Lokasi Kerja, Penyedia Jasa harus memberi perhatian pada moralitas publik staff dan
pekerjanya di dalam dan diluar Lokasi Kerja.Penyedia Jasa juga harus bertanggungjawab
untuk memelihara lalu lintas termasuk tempat pejalan kaki di jalan umum dan di jalan yang
sedang dikerjakan, untuk dapat dilewati dengan aman dan nyaman tanpa ada bahaya.
Penyedia Jasa harus memberi tahu Direksi apabila kegiatan pelaksanaan menjadi terganggu
akibat adanya fasilitas umum tersebut dan informasi tentang kebutuhan relokasinya, bila
diperlukan.Apabila diperlukan relokasi, maka pelaksanaan relokasi harus dilakukan dalam
koordinasi dengan pihak yang berwenang pada fasilitas umum tersebut.
Sebelum melaksanakan relokasi, Penyedia Jasa harus menyerahkan rencana, jadwal dan
estimasi biaya pelaksanaan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan, yang harus mencakup
pematian sementara, pengalihan lokasi fasilitas, metode pemasangan dan penyambungan
kembali, bahan dan peralatan yang digunakan, dan hal-hal lain yang diperlukan. Rencan dan
jadwal tersebut juga harus mendapat persetujuan dari pihak yang berwenang atas fasilitas
umum tersebut.Pelaksanaan relokasi baru boleh dimulai apabila telah mendapat persetujuan
Direksi.
Untuk keperluan tersebut maka Penyedia Jasa harus menyimpan dan memutahirkan
laporan dan rekaman data menyangkut hal-hal di atas.
Tidak ada pembayaran untuk memenuhi ketentuan tersebut di atas.Seluruh biaya yang
timbul dianggap sudah termasuk di dalam harga satuan atau harga lump sum dari berbagai
item yang tertuang dalam Daftar Kuantitas Dan Harga.
161
14.2. SERTIFIKAT BULANAN (MONTHLY CERTIFICATE)
Setiap bulannya, Penyedia Jasa harus menyerahkan Sertifikat Bulanan dalam kaitannya
dengan ketentuan tentang pembayaran pekerjaan menurut Kontrak. Sertifikat Bulanan
tersebut harus dilengkapi dengan kopi seluruh data survey, data pengukuran hasil
pekerjaan dan data hasil perhitungan kuantitas pekerjaan sebagaimana yang diarahkan
Direksi untuk mendukung jumlah biaya yang ditagihkan Penyedia Jasa atas pekerjaan yang
sudah dilaksanakannya pada bulan tersebut.
Tidak ada pembayaran untuk memenuhi ketentuan tersebut di atas.Seluruh biaya yang
timbul dianggap sudah termasuk di dalam harga satuan atau harga lump sum dari berbagai
item yang tertuang dalam Daftar Kuantitas Dan Harga.
Penyedia Jasa juga harus bertanggung jawab untuk hanya menggunakan bahan galian dari
suplayer yang juga membayar retribusi atas bahan galian tersebut.Kelalaian Penyedia jasa
atas hal ini adalah menjadi resiko Penyedia Jasa semata.
Penyedia Jasa harus mengurus retribusi dan perizinan pemakaian jalan.Tidak ada
pembayaran untuk memenuhi ketentuan tersebut di atas.Seluruh biaya yang timbul
dianggap sudah termasuk di dalam harga satuan atau harga lump sum dari berbagai item
yang tertuang dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
162
B. SPESIFIKASI TEKNIK
1. PEKERJAAN TANAH
Penyedia Jasa harus sudah menghitung semua biaya yang diperlukan untuk mendatangkan dan
memulangkan alat-alat yang diperlukan sesuai dengan yang di perkirakan dalam metode pelaksanaan.
Pembayaran dapat dilakukan sebesar 65% dari harga item pekerjaan nilai kontrak terhadap setiap
alat yang didatangkan sedangkan sisanya 35% dapat dibayarkan pada saat pekerjaan sudah selesai.
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus sudah memperoleh persetujuan PPK mengenai
batas wilayah kerja, objek-objek yang harus dibiarkan tetap ada dan metode pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia Jasa harus melaksanakan dengan penuh kehati-hatian agar tidak merusak pohon dan
bangunan yang ada di luar batas-batas wilayah kerja atau benda yang diidentifikasi untuk tetap ada
atau benda yang dilindungi, dan Penyedia Jasa wajib melindungi dan menjaga keberadaan benda-benda
tersebut.
Hasil penebasan dan pembersihan semak belukar ini harus dikumpulkan dan ditempatkan pada
satu lokasi untuk selanjutnya di dimusnahkan, dihancurkan, atau dibuang. Pemusnahan dan
penghancuran dengan cara membakar hanya diijinkan setelah mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Direksi Pekerjaan.
163
1.3. PEKERJAAN GALIAN TANAH
1.3.1. UMUM
164
penampang bangunan dan penampang galain pada pipa sebagaimana ditentukan pada gambar
rencana. Semua material/hasil galian ditempatkan disekitar lokasi bangunan dan disamping jalur pipa
dan atau sesuai petunjuk/persetujuan direksi/pengawas pekerjaan serta dirapikan.
Setiap saat, apabila akibat kegiatan Penyedia Jasa, material pondasi menjadi terganggu,
mengembang atau berubah menjadi tidak sesuai lagi maka material pondasi tersebut harus dipadatkan
kembali ditempat atau harus dibuang dan diganti dengan material timbunan yang dengan biaya
Penyedia Jasa.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran kuantitas untuk pembayaran pekerjaan galian dilakukan berdasarkan bentuk,
ukuran, kemiringan dan elevasi yang telah dilaksanakan sebagaimana ditentukan dalam gambar yang
dinyatakan dalam satuan meter kubik (m³).
Pembayaran untuk pekerjaan galian tanah dilakukan menggunakan harga satuan dengan
kuantitas volume (m³) atau sesuai dengan uraian pada Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan
tersebut dianggap sudah termasuk biaya pekerja, peralatan, bahan, dan biaya insidentil lainnya untuk
menyelesaikan pekerjaan atau dengan metode apapun dilaksanakan harus dianalisis dalam biaya upah
tenaga kerja, bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut sampai
selesai dikerjakan.
165
1.4. PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH
1.4.1. UMUM
Pekerjaan timbunan tanah yang dimaksudkan dalam spesifikasi ini harus mencakup semua jenis
pekerjaan timbunan tanah untuk embung, jalan inspeksi, untuk bangunan embung, termasuk lantai
dengan bahan tanah yang cocok dan disetujui Direksi/Pengawas pekerjaan/Konsultan Pengawas.
Pekerjaan timbunan tanah harus dilaksanakan sesuai dengan jalur, ukuran, kemiringan lereng
timbunan, elevasi (termasuk timbunan tambahan/tanah didatangkan), sebagaimana ditunjukkan dalam
gambar kerja.
Tanah bahan timbunan dapat berasal dari tanah hasil galian yang dinilai cocok dan layak untuk
digunakan sebagai bahan timbunan dan atau bilamana kurang diambil dari borrow pit sekitar pekejaan.
Pekerjaan timbunan tanah diklasifikasikan sebagai berikut :
1.4.1.1. PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH KEMBALI (TANAH BEKAS GALIAN)
Pekerjaan ini adalah timbunan sekitar bangunan dimana bahan timbunan adalah hasil galian
pondasi bangunan atau tanah yang diambil dari sekitar lokasi dan memenuhi persyaratan sebagai
bahan timbunan setelah mendapat persetujuan dari direksi/pengawas pekerjaan/Konsultan Pengawas.
Bahan tanah timbun disebar merata dalam lapisan-lapisan horizontal dengan ketebalan maximum 25
cm dan dipadatkan dengan peralatan yang telah disetujui direksi/Pengawas pekerjaan/konsultan
pengawas.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran kuantitas untuk pembayaran pekerjaan timbunan tanah kembali (tanah bekas
galian) dilakukan berdasarkan bentuk, ukuran, kemiringan dan elevasi yang telah dilaksanakan
sebagaimana ditentukan dalam gambar yang dinyatakan dalam satuan meter kubik (m³).
Pembayaran untuk pekerjaan timbunan tanah (tanah bekas galian) dilakukan menggunakan
harga satuan dengan kuantitas volume (m³) atau sesuai dengan uraian pada Daftar Kuantitas dan Harga.
Harga satuan tersebut dianggap sudah termasuk biaya pekerja, peralatan, bahan, dan biaya insidentil
lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan atau dengan metode apapun dilaksanakan harus dianalisis
dalam biaya upah tenaga kerja, bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut sampai selesai terpasang.
166
2. PEKERJAAN BETON
2.1. PEKERJAAN BETON
2.1.1.1. SEMEN
Semen yang digunakan adalah Semen Portland Biasa produksi dalam negeri yang
sesuai dengan ketentuan SNI dan mempunyai standar kualitas SNI.
Semen harus ditaruh dalam kantong kertas yang kuat dan tahan terhadap
bantingan dengan nama produsen, tipe semen, bulan dan tahun produksi yang tercetak
jelas pada kantong.
Segera setelah sampai di lokasi, semen harus disimpan di gudang yang kering,
terlindung dari air, berventilasi cukup, dengan lantai yang ditinggikan dan diberi alas
untuk mencegah terserapnya air oleh semen yang berada di lapisan bawah. Semen yang
sudah menunjukkan tanda-tanda pengerasan, menggumpal atau lengket harus ditolak
dan tidak digunakan. Penyedia Jasa harus menyampaikan metode pemindahan dan
penyimpanan semen untuk mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan/Konsultan
Pengawas.
Semen tidak boleh disimpan dalam bentuk tumpukan dengan ketinggian lebih
dari 13 kantong. Apabila semen tersebut akan disimpan dalam waktu lebih dari 2 bulan
maka tumpukan kantong semen harus dibatasi tidak lebih dari 7 kantong. Semen yang
lebih dulu masuk harus digunakan lebih dulu dan semen yang telah disimpan lebih dari 1
bulan pada musim hujan atau lebih dari 3 bulan pada musim kering, tidak boleh lagi
digunakan
167
maka Penyedia Jasa harus meletakkan agregat tersebut tanpa tercecer ke atas alas atau
platform kayu agar tidak terkontaminasi dengan tanah dasar.
168
Agregat, semen dan air harus digabungkan dengan akurat secara volume dan
Penyedia Jasa harus menyediakan, dan mendapatkan persetujuan Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas, kotak / kantong pengukur yang cocok dan kuat pada
setiap penggunaan mesin pengaduk portable.
Sekitar 10% dari kebutuhan air (untuk suatu penggabungan) harus dimasukkan ke
dalam drum mendahului semen dan agregat, dan sisa air harus dimasukkan secara
bertahap saat drum sedang berputar hingga pada akhir menit pertama dari waktu
pengadukan, seluruh air telah berada dalam drum. Beton harus diaduk sampai diperoleh
adukan yang warna dan kekentalannya seragam. Waktu pengadukan optimum untuk
beton harus ditentukan berdasarkan pengujian, akan tetapi waktu pengadukan tersebut
tidak boleh kurang dari 3 menit.
Penyedia Jasa harus menjamin bahwa pengawas / mandor dan pekerjanya telah
dilatih dan diinstruksikan untuk mampu memproduksi beton dengan mesin pengaduk
portable dan dapat dengan konsisten memenuhi kebutuhan spesifikasi ini.
169
2.1.3.3. PENUANGAN / PENGECORAN ADUKAN BETON
Sebelum beton dituangkan ke dalam cetakan beton maka segala kotoran, debu,
paku, kawat, batu lepas atau puing lainnya harus dibuang dan permukaan cetakan harus
dilapisi dengan bahan pelepas atau dibasahi dengan air secukupnya.
Adukan beton harus dituang sedekat mungkin ke lokasi akhirnya untuk
menghindari segregasi beton atau pergeseran tulangan, cetakan atau angker dan
dituangkan membentuk lapisan horizontal dengan tebal padat tidak lebih dari 30 cm.
Penuangan harus dilakukan menerus antara persambungan konstruksi yang ditentukan
atau yang disetujui.
Beton dapat dituang dengan menggunakan talang miring, kantong dengan dasar
dapat dibuka atau pompa, tetapi dengan tinggi jatuh tidak lebih dari 1 m. Bila
pelaksanaan pengecoran membutuhkan tinggi jatuh lebih dari 1.5 m maka pengecoran
harus dilakukan melalui pipa besi atau pipa jenis lain yang disetujui. Pipa harus dijaga
tetap penuh dengan beton selama pengecoran dan ujung bawahnya harus dijaga tetap
tertanam dalam beton cor yang baru.
Bila dibutuhkan kemiringan yang tajam maka talang harus dilengkapi dengan
papan penahan atau dalam dengan talang yang pendek-pendek yang dapat membalikkan
arah pergerakan adukan.
Pengecoran beton menggunakan pompa akan diijinkan bila disetujui oleh Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas. Alat harus diatur sehingga tidak ada getaran yang dapat
mengakibatkan rusaknya beton yang baru dituang.Bila beton dialirkan dan dituangkan
dengan penggunaan tekanan mekanis maka alat tersebut haruslah yang sesuai dan
dengan kapasitas yang cukup untuk pekerjaan.Pengoperasian pompa harus sedemikian
sehingga aliran beton kontinu tanpa menimbulkan kantong udara.Beton tidak boleh
dituangkan atau bersentuhan dengan genangan atau aliran air, dan setiap ada kumpulan
air selama pelaksanaan pengecoran harus dibuang.
Adukan beton tidak boleh dituangkan pada beton yang telah ada diposisinya
selama 30 menit atau lebih kecuali pada suatu bentuk persambungan konstruksi.Bila
suatu penghentian pelaksanaan pembetonan dihentikan karena suatu alasan maka suatu
persambungan konstruksi harus dibuat, apakah dalam arah horizontal maupun vertikal
sebagaimana yang dibutuhkan, melengkapinya dengan pengunci untuk menahan geser,
dan dowels (pasak) untuk membentuk ikatan, sebagaimana arahan Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas.Sebelum pengecoran dilanjutkan, permukaan beton harus
dikasarkan untuk membuang seluruh semen dan agregat yang terbongkar dan permukaan
beton harus dibasahi dengan air.
Dalam hal kesulitan pengerjaan pengecoran karena kecilnya jarak batang
tulangan dan banyaknya material angker, tipisnya ketebalan beton dan sejenisnya maka,
sebagaimana pertimbangan atau arahan Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas, atas
biayanya sendiri, Penyedia Jasa harus menyediakan superplasticizer untuk menambah
likuiditas dari beton. Sebelum penggunaan superplasticizer tersebut maka Penyedia Jasa
harus menyampaikan kepada Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas detail dari
superplasticizer tersebut termasuk spesifikasi, cara penggunaannya, tingkatan
manfaatnya, unsur-unsurnya dan sejenisnya untuk mendapat persetujuan.
Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas maka,
untuk meningkatkan kemudahan pelaksanaan dan untuk meningkatkan kekedapan air,
Penyedia Jasa harus menggunakan air-entraining admixtures (AE admixtures) pada
pengecoran lining saluran dengan biaya Penyedia Jasa sendiri. Sebelum penggunaan air-
170
entraining admixtures tersebut, Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas detail dari air-entraining admixtures tersebut termasuk
spesifikasi, cara penggunaan, tingkatan penggunaan, unsur-unsurnya dan sejenisnya
untuk mendapat persetujuan.
171
hari maka harus dilaksanakan prosedur perawatan yang disetujui dan harus terus dilaksanakan
oleh Penyedia Jasa sampai berakhirnya hari ke-7 periode perawatan.
Penyedia Jasa harus mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas
menyangkut metode perawatan termasuk bahan perawatan beton yang akan digunakan, dan
memiliki ketersediaan bahan perawat beton di lapangan sebelum dimulainya pekerjaan
pebetonan.
Perawatan dengan pembasahan dapat dilakukan dengan cara menggenangi permukaan
beton dengan air atau dengan memercikkan air (sprinkling). Selimut penutup seperti lembaran
goni harus digunakan untuk menahan air yang telah diberikan. Selimut penutup harus diletakkan
sesegera mungkin setelah selesainya penuangan beton. Selimut penutup harus dijaga tetap
basah selama 7 hari periode perawatan.
Penggunaan serbuk gergaji tidak diijinkan. Penutupan yang dapat mengakibatkan
perubahan warna beton tidak diijinkan.
Metode yang menjadikan beton kadang kala basah dan kadang kala kering dianggap
sebagai prosedur perawatan yang tidak sesuai.
Bila Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas menyetujui, dapat digunakan bahan
perawatan beton (curing compound)berupa membran cair yang sesuai dengan AASHTO M148
Tipe 2 sebagai bahan perawatan pada beton struktur dan beton lining mulai dari awal sampai
akhir perawatan.
Apabila pada masa perawatan terjadi kerusakan pada lapisan membran maka bidang-
bidang yang rusak tersebut harus dilapis ulang sebagaimana persyaratan awal. Bahan perawat
harus diaplikasikan pada bidang yang terbuka segera setelah cairan yang mengkilat di permukaan
beton telah hilang atau segera setelah cetakan beton dibuka. Apabila akan terjadi keterlambatan
dalam memasang bahan perawatan beton maka permukaan beton harus dijaga tetap basah
sampai bahan perawat beton dapat diaplikasikan.
Bahan perawat beton harus disemprot dengan menggunakan peralatan yang dapat
menghasilkan semprotan / semburanhalus dan seluruh bahan harus terlebih dahulu diaduk
merata sebelum digunakan. Permukaan harus segera disemprot kembali dengan arah tegak lurus
terhadap penyemprotan pertama. Dosis pada setiap lapisan tidak boleh kurang dari 1 liter untuk
setiap 3.6 m2 permukaan beton. Perhatian harus diberikan untuk mencegah tersemprotnya
bidang persambungan dimana akan dibutuhkan pengikatan antara beton dengan besi tulangan
dan pada persambungan dimana joint sealer akan dipasang.
2.1.6. PENYELESAIAN PERMUKAAN BETON
Permukaan beton harus diselesaikan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar atau
sebagaimana yang diminta oleh Direksi Pekerjaan. Permukaan akhir beton harus rapi, seragam,
padat dan bebas dari sarang tawon, benjolan, gelombang, ketidak teraturan dan cacat.
Penyelesaian permukaan beton, bila diperlukan, harus dilaksanakan hanya oleh pekerja yang ahli
untuk itu.
Perbaikan pada permukaan beton hanya boleh dilakukan apabila permukaan beton
tersebut telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas – bila tidak
maka perbaikan tersebut akan ditolak.
Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan permukaan beton, terdapat bahagian pekerjaan
yang mutu pengerjaannya diduga rendah atau terdapat cacat maka, untuk memastikan mutunya,
Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk melakukan
pengujian pada beton tersebut, termasuk pengujian dengan cara penghancuran pada sampel
yang diambil dari bahagian beton tersebut.
172
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran untuk berbagai klasifikasi Tipe beton harus dibuat dalam meter kubik (m³)
yang diukur dari bersih dari bangunan sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar. Tidak
dilakukan pengurangan volume beton sehubungan dengan keberadaan besi tulangan beton yang
tertanam di dalamnya.
Pembayaran terhadap semua klasifikasi Tipe beton akan dilakukan menggunakan harga
satuan yang sesuai pada Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan dianggap sudah termasuk
seluruh biaya yang dibutuhkan untuk seluruh pekerja, bahan, pelengkapan, peralatan,
penuangan beton, penggetaran dan perawatan beton, penyediaan bahan perawatan beton,
bahan admixture beton, bahan additives, penyelesaian permukaan beton dan semua jalan
sementara dan pendukungnya, semua penutup dan pengaman sementara.
173
2.2.4. SELIMUT BETON
Semua besi tulangan harus dipasang dengan mengaturnya sehingga didapat tebal selimut
beton yang sesuai dengan ketentuan dalam gambar atau sesuai perintah Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
Bila diameter tulangan tidak terdapat dalam tabel di atas maka beratnya akan ditentukan
lebih lanjut oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas untuk digunakan pada penghitungan
berat besi tulangan.
Tidak dilakukan pembayaran terpisah untuk penjepit, pengikat, alat pemasang atau
bahan-bahan lain yang digunakan untuk menempatkan dan memasang besi tulangan beton
tersebut. Biaya tersebut harus sudah dimasukkan ke dalam harga satuan besi tulangan.
Pembayaran besi tulangan beton akan dilakukan menggunakan harga satuan Kilogram
(Kg) yang sesuai yang ada dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus
dianggap sudah termasuk biaya-biaya pekerja, peralatan, bahan, perkakas, dan pekerjaan
lainnya yang dibutuhkan untuk memotong, membengkokkan, memasangnya menjadi rangkaian
tulangan, menempatkannya, menyetel, dan menyelesaikan keseluruhan penulangan besi beton
yang dimaksudkan dalam Spesifikasi ini.
174
metode pelaksanaannya harus diajukan kepada Direksi Pekerjaan paling lambat 2 minggu
sebelum dimulai pembuatannya. Cetakan harus mampu untuk memikul beban beton yang masih
plastis, beban karena penuangan beton, beban saat pengecoran, beban tambahan lainnya, dan
tidak terjadi deformasi yang besar serta tidak bocor.
Cetakan beton harus dibuat dengan akurat untuk mendapatkan bentuk beton yang sesuai
dengan Gambar dan dilengkapai dengan fasilitas membuka untuk keperluan inspeksi cetakan
bahagian dalam.
Cetakan beton untuk beton yang akan terbuka harus dilapis dengan plywood atau metal,
sebagaimana yang disetujui Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas, sehingga diperoleh
permukaan akhir beton yang halus dan bertekstur segaram. Material pelapis tidak boleh
meninggalkan noda pada beton.
Untuk mengikat cetakan dapat digunakan penjepit atau baut. Baut dan penjepit cetakan
harus dalam jumlah dan kekuatan yang cukup untuk mencegah mengembangnya cetakan beton.
Baut dan penjepit cetakan harus dapat dibuang atau dipotong 2 cm atau lebih dibawah
permukaan beton.
Permukaan cetakan yang akan bersinggungan / kontak dengan beton harus dioles dengan
bahan yang tidak membuat beton menjadi melekat dan yang tidak menimbulkan noda sehingga
cetakan beton dapat dilepas dengan bersih. Pelumas tersebut harus diaplikasikan sebelum
pengikatan tulangan dan harus dijaga dengan baik agar bahan pelumas tersebut tidak
bersinggungan dengan tulangan.Sebelum pengecoran beton, seluruh cetakan harus dibersihkan
seluruhnya dan dibasahi.
Ke dalam cetakan, Penyedia Jasa harus memasang seluruh tulangan yang dibutuhkan,
waterstop, angker, elemen penyambung, lengan, bahan penancap lainnya yang termasuk dalam
spesifikasi dan gambar.
Tidak diperbolehkan untuk menuang beton ke dalam cetakan sampai seluruh pekerjaan
yang berhubungan dengan pembuatan cetakan dan penempatan seluruh besi tulangan, angker
dan bahan tertancap telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
2.3.2. PEMBONGKARAN CETAKAN BETON (BEKISTING)
Cetakan vertikal pada bangunan hanya dapat dibuka bila beton telah berumur 3 hari.
Cetakan dan penyokong sementara dari balok dan lantai menggantung harus dijaga untuk tetap
ditempatnya dalam suatu periode minimum 10 hari atau sampai beton mencapai suatu tegangan
tekan sedikitnya 85% dari tegangan yang disyaratkan. Cetakan samping dari saluran pasangan
dapat dibongkar setelah 24 jam dari saat pengujian beton.
Penyedia Jasa harus menjamin bahwa metode kerja yang digunakan dalam membongkar
cetakan tidak akan mengakibatkan rusaknya permukaan beton atau bangunan.
175
2.3.3. PEKERJAAN PERSAMBUNGAN
3.3.1. SAMBUNGAN KONSTRUKSI (CONSTRUCTION JOINT)
Persambungan konstruksi hanya akan dibuat pada lokasi yang ditunjukkan dalam
Gambar atau yang disetujui Pengguna Jasa, kecuali dalam hal pembongkaran atau
hal-hal yang tidak terduga sebelumnya dan karena penghentian / penundaan yang
tidak dapat dihindari.
Beton baru akan dituang pada persambungan konstruksi bila beton sebelumnya
telah berumur sekurang-kurangnya 24 jam. Permukaan beton lama harus
dibersihkan terlebih dahulu dari pasta semen dan beton yang cacat dengan cara
menyemprot dengan air bertekanan, mengupas, menyikat dengan brus kawat
hingga diperoleh permukaan yang bersih dan mempunyai ikatan agregat yang kuat.
Setelah permukaan beton dibersihkan, sebelum beton baru dituang, maka beton
harus terlebih dahulu dijenuhkan dengan air selama 4 jam. Segera sebelum beton
baru dituang, pada seluruh bermukaan beton lama yang akan disambung harus
dituangkan bahan pengikat beton (bonding-agent) atau, bila disetujui Pengguna
Jasa, dengan lapisan mortas tipis dari campuran 1 pasir : 2 semen.
Pengukuran dan Pembayaran
Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan
pembuatan sambungan, dianggap sudah termasuk di dalam harga satuan beton
yang terkait
Semua batu yang akan dipergunakan untuk pembuatan pasangan batu bata, harus
bersih, tidak cacat, matang (lama pembakaran cukup) tidak keropos, dan bebas dari retakan-
retakan. Pasir yang dipergunakan untuk pembuatan adukan semen, harus pasir yang tajam,
keras, dan tidak mengandung kerikil yang keropos, tanah liat dan memenuhi syarat-syarat teknik
177
yang telah disebutkan dalam Bab sebelumnya, tentang pasir untuk beton. Pasir yang akan
dipergunakan, dan tempat pengambilannya terlebih dahulu harus mendapat persetujuan direksi.
Semen Portland yang akan dipergunakan harus disediakan oleh Penyedia Jasa, dan harus
memenuhi syarat-syarat teknik yang telah ditentukan pada Bab sebelumnya. Air yang akan
dipergunakan untuk mengaduk campuran semen pasir harus air bersih yang bebas dari lumpur,
bahan organic, asam, kandungan garam, dan kotoran-kotoran lain. Air yang akan dipergunakan
lebih dahulu ditest dan disetujui oleh direksi.
3.1.5. PEMASANGAN BATU BATA
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan dinding bangunan rumah jaga dan pekerjaan lain seperti
yang dipersyaratkan. Ukuran batu bata adalah 5 x 11 x 22. Mortar yang digunakan untuk
pekerjaan pasangan batu bata harus terdiri dari semen dan pasir yang dicampur dengan
perbandingan volume 1 semen : 4 pasir. Sebelum pemasangan, bata harus direndam dalam air
terlebih dahulu untuk mencapai daya rekat yang baik.
Pemasangan batu bata harus membentuk bidang tegak, rata mendatar dan atau sesuai
gambar yang telah disetujui. Tiap tahap pemasangan diperlukan max. 24 (dua puluh empat) lapis
perhari dan tinggi tiap tahapan tidak boleh berbeda lebih dari 1 (satu) meter dari bagian lainnya.
Bagian atas pasangan batu bata diakhiri dengan ring balok beton, gambar pelaksanaan dan atau
sesuai petunjuk Direksi/Pengawas lapangan/konsultan pengawas.
Pengukuran dan pembayaran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pasangan batu bata harus dibuat dalam volume
meter bujur sangkar (m2), yang dihitung berdasarkan garis bangunan yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana diarahkan Direksi Pekerjaan. Tidak dilakukan pengurangan volume
pasangan batu bata akibat adanya besi tulangan, angker, pipa lubang drainase atau pipa di
dalamnya.
Pembayaran untuk pekerjaan pasangan batu bata dilakukan menggunakan harga satuan
dengan kuantitas volume (m2) atau sesuai dengan uraian pada Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
satuan tersebut dianggap sudah termasuk biaya pekerja, peralatan, bahan, dan biaya insidentil
lainnya (kecuali ditentukan lain dalam Kontrak), untuk menyelesaikan pekerjaan atau dengan
metode apapun dilaksanakan harus dianalisis dalam biaya upah tenaga kerja, bahan dan
peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan pasangan batu sampai selesai
terpasang.
178
3.2.3. PASIR
Pasir yang akan digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut harus disediakan
oleh Penyedia Jasa, Pasir- pasir yang digunakan, harus pasir yang tajam, keras tidak
mengandung bahan-bahan lapuk, Lumpur dan kotoran-kotoran, serta sesuai engan syarat-
syarat yang telah ditentukan dalam Bab sebelumnya, mengenai Beton. Sebelum pasir
digunakan lebih dahulu asal dan kualitas pasir harus disetujui oleh Direksi/Pengawas
pekerjaan/Konsultan Pengawas.
3.2.4. AIR
Air yang akan digunakan untuk mencampur adukan semen, pasir, halus bebas dari
kandungan- kandungan Lumpur, bahan organik, asam, kandungan garam dan kotoran- kotoran
lain. Air yang akan digunakan harus diuji lebih dahulu dan harus disetujui oleh
Direksi/Pengawas pekerjaan/ Konsultan Pengawas.
3.2.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN PLESTERAN PADA PASANGAN BATU KALI
Campuran semen yang akan digunakan untuk pembuatan plesteran pada pasangan batu
harus dibuat dengan perbandingan 1 : 3 (1 bagian semen Portland dan 3 bagian pasir kemudian
air secukupnya, sehingga dapat menghasilkan campuran yang padat dan siap untuk
dipergunakan.
Sebelum diplester semua permukaan, dan juga tempat-tempat sambungan semen, harus
disikat dengan sikat baja, dengan maksud untuk membuang ceceran- ceceran semen permukaan
tersebut, kemudian dicuci. Semua sudut- sudut dan permukaan bagaian atas dari pasangan batu
harus diplester dengan tebal ± 1,50 cm.
Pengukuran dan Pembayaran.
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan plesteran harus dibuat dalam meter kuadrat
(m2), yang dihitung dari garis ukuran permukaan pasangan batu yang diplester sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar.
Pembayaran pekerjaan plesteran akan dibuat menggunakan harga satuan yang sesuai
pada Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus dianggap sudah termasuk seluruh
biaya yang dibutuhkan untuk pekerja, bahan dan peralatan, pengeringan dan pekerjaan
sementara lainnya (kecuali ditentukan lain dalam Kontrak), yang dibutuhkan untuk melaksanakan
dan menyelesaikan pekerjaan plesteran, termasuk semua keperluan insidentil untuk
menyelesaikan pekerjaan.
3.2.6. PELAKSANAAN PEKERJAAN PLESTERAN PADA PASANGAN BATU BATA
Lingkup pekerjaan plesteran mencakup seluruh permukaan pasangan bata yang telah
terpasang dengan ketebalan antara 1,5 cm. Campuran semen yang akan digunakan untuk
pembuatan plesteran pada pasangan batu harus dibuat dengan dan 1 : 4 (1 bagian semen
Portland dan 4 bagian pasir ) kemudian air secukupnya, sehingga dapat enghasilkan campuran
yang padat dan siap untuk dipergunakan.
Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus terhadap
lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang. Sebelum diplester, lakukan
penyiraman/curring terlebih dahulu pada permukaan dinding bata untuk menghindarkan
keretakan. Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur).
Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk memperoleh hasil
acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen, permukaan acian sebelum
mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok.
Pengukuran dan Pembayaran.
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan plesteran batu bata harus dibuat dalam meter
kuadrat (m2), yang dihitung dari garis ukuran permukaan pasangan batu yang diplester
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.
179
Pembayaran pekerjaan plesteran batu bata akan dibuat menggunakan harga satuan yang
sesuai pada Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus dianggap sudah termasuk
seluruh biaya yang dibutuhkan untuk pekerja, bahan dan peralatan, pengeringan dan pekerjaan
sementara lainnya (kecuali ditentukan lain dalam Kontrak), yang dibutuhkan untuk melaksanakan
dan menyelesaikan pekerjaan plesteran, termasuk semua keperluan insidentil untuk
menyelesaikan pekerjaan.
Pekerjaan pengadaan dan pemasangan besi profil yang dimaksudkan adalah untuk
pembuatan tower penampung air (tangki) yang dipasang pada beberapa titik sesuai dengan
gambar yang telah disetujui direksi
Bahan
Bahan dari pemasangan besi profil ini adalah jenis besi siku ukuran 6.60.60 dan 7.7.70 yang
sesuai dengan persyaratan standart SNI 07 2054, atau JIS G3101 SS 400, ASTM A 36, BS
4360 , DIN 17 100, JIS 3106 atau berpedoman kepada standar yang mutunya sama dengan
jenis tersebut diatas yang telah disetujui oleh direksi
Pelaksanaan
Penyedia jasa harus mengerjakan konstruksi besi siku dengan bentuk dan ukuran seperti
yang tercamtum dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan
Pekerjaan pengadaan dan pemasangan besi plat yang dimaksudkan adalah untuk
pembuatan alas atau tumpuan dari penampung air (tangki) yang dipasang pada setiap tower
penampung air
Bahan
Bahan dari pemasangan besi plat tebal 8 mm yang sesuai dengan persyaratan standart SNI
07- 0601-2006, atau JIS G3131 , JIS G3101 SS 400, ASTM A 36, 3106
atau berpedoman kepada standar yang mutunya sama dengan jenis tersebut diatas yang
telah disetujui oleh direksi
Pelaksanaan
Penyedia jasa harus mengerjakan konstruksi besi plat dengan bentuk dan ukuran seperti
yang tercamtum dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan
180
Pengukuran dan Pembayaran.
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pengadaan dan pemasangan besi plat dibuat
dalam Kilogram (Kg), yang dihitung berdasarkan jumlah yang terpasang sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar.
Pembayaran pekerjaan pengadaan dan pemasangan besi plat akan dibuat menggunakan
harga satuan yang sesuai pada Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus dianggap
sudah termasuk seluruh biaya yang dibutuhkan untuk pekerja, bahan dan peralatan, yang
dibutuhkan untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan pemasangan besi plat, termasuk
semua keperluan insidentil untuk menyelesaikan pekerjaan.
Pengadaan dan pemasangan tangki air terbuat dari bahan stainless atau fiber kapasitas 3 m3
yang cocok untuk air tanah dengan yang memenuhi standar sebagai berikut : Tahan Korosi,
Tahan terhadap suhu rendah dan tinggi, Ramah Lingkungan dan tahan lama. Ketebalan
tangki stainless minimal 5 mm – dan untuk tangki fiber minimal 6 mm
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pengadaan dan pemasangan besi plat dibuat
dalam buah (Bh), yang dihitung berdasarkan jumlah yang terpasang sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar.
Pembayaran pekerjaan pengadaan dan pemasangan tangki air akan dibuat menggunakan
harga satuan yang sesuai pada Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus
dianggap sudah termasuk seluruh biaya yang dibutuhkan untuk pekerja, bahan dan
peralatan, yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan pemasangan
besi plat, termasuk semua keperluan insidentil untuk menyelesaikan pekerjaan.
Lembaran atau pelat-pelat baja harus mempunyai batas keruntuhan minimum tidak kurang
dari 226 N/mm2 (2300 kg/cm2) dan harus memenuhi standard berikut :
SNI 07-0949-1989 Pelat baja carbon untuk uap dan bejana tekan.
SNI 07-0822-1989 Baja karbon strip canai panas untuk pipa
SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
ASTMA283, Grade D
ASTMA570, Grade 33
JISG 3101, Class 2
JISG 3452, SGP
JIS G 3457, STPY
Pipa GIP Median
181
Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-0822-1989 atau Sll 2527-
90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457. Ketebalan dan lebar pengelasan harus cukup merata
pada seluruh panjang pipa dan dibuat secara otomatis, kecuali atas persetujuan Pengguna
Barang boleh dilakukan pengelasan manual dengan prosedur yang sesuai oleh tukang yang
berpengalaman.
Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat dipabrik
harus dengan pengelasan sudut (butt welded). Banyaknya pengelasan pabrik maksimum
yang diizinkan adalah satu pengelasan memanjang dan tiga pengelasan keliling untuk setiap
batang pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6 (enam) meter atau kurang, kecuali
ditentukan lain.
DIMENSI PIPA
Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus mempunyai
ukuran diameter luar dan ketebalan dinding minimum sebelum dilapisi pelindung dalam dan
luar sebagai berikut:
50 50 2.50
75 78 3.20
100 114.3 4.00
150 168.3 5.00
Pengadaan dan pemasangan aksesoris pipa dilakukan sesuai dengan kebutuhan pada yang
diperlukan dilapangan. Pemasangan aksesoris harus tepat pada setiap titik yang akan
dipasang sesuai dengan ukuran aksesorisnya. Pada waktu pemasangan dipastikan benar-
benar kuat dan tidak menimbulkan cacat pada pipa yang dipasang
182
E.2. PEMASANGAN PIPA STEEL
UMUM
E. 1.1. RAMBU -RAMBU LALU LINTAS KESELAMATAN KERJA
Dimana yang dipandang perlu, Penyedia Jasa harus menyediakan rambu-
rambu (tanda-tanda) untuk keperluan lalu lintas yang dilewati. Rambu-rambu
tersebut harus jelas untuk menjamin keselamatan lalu lintas. Bila pekerjaan
harus memotong/menyeberangi jalan yang sibuk, Penyedia Jasa harus
melaksanakan secara bertahap dan apabila perlu dikerjakan pada malam hari.
Biaya yang diperlukan untuk keperluan-keperluan tersebut, diatas harus sudah
termasuk dalam kontrak.
184
E. 3.1. PENGELASAN
Pengelasan pipa Steel di lapangan harus sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan berikut ini. Hal – hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini,
mengacu pada standard ataupun pedoman (code) berikut ini.
Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat
lebih dalam agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang
dilakukan diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang
sesuai, harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.
Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan
pelindung luar pada kedua ujung pipa harus dikupas minimum 10 cm,
kemudian ujung pipadibuat alur sebagaimana yang ditentukan “fitting”
1. UMUM
Polyvinyl Chloride (PVC) adalah pipa yang terbuat dari plastik dan beberapa kombinasi vinyl
lainnya. Memiliki sifat yang tahan lama dan tidak gampang dirusak. Pipa PVC juga tidak
berkarat atau membusuk. Oleh karena itu, PVC ini paling sering digunakan dalam system
irigasi/perairan dan pelindung kabel.
Di Indonesia standard ukuran yang dipakai untuk system perairan rumah tangga atau lainnya
adalah standart JIS (Japanese Industrial Standard), sedangkan untuk PDAM biasanya
memakai standard Nasional SNI.
186
UKURAN TABEL DINDING UNTUK PIPA PVC
Pembayaran pengadaan akan dibuat menggunakan harga satuan yang sesuai pada Daftar
Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus dianggap sudah termasuk seluruh biaya
yang dibutuhkan untuk biaya pengangkutan ,pekerja, bahan dan peralatan, dan pekerjaan
sementara lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan menyelesaikan pengadaan
pipa, termasuk semua keperluan insidentil untuk menyelesaikan pekerjaan.
Pengadaan dan pemasangan aksesoris pipa dilakukan sesuai dengan kebutuhan pada yang
diperlukan dilapangan. Pemasangan aksesoris harus tepat pada setiap titik yang akan
dipasang sesuai dengan ukuran aksesorisnya. Pada waktu pemasangan dipastikan benar-
benar kuat dan tidak menimbulkan cacat pada pipa yang dipasang
187
Sambungan pipa dilakukan dengan memakai socket seperti yang telah ditentukan.
Sebelum pipa disambung, terlebih dahulu harus dilapisi dengan selotip pada dratnya,
kemudian disambungkan sampai dapat menahan kebocoran;
Tikungan atau belokan (vertical/horizontal) harus memakai elbow/bend yang dipasang
sedemikian rupa sehingga sudut sambungan tidak lebih besar dari yang diijinkan oleh
pabrik pipa yang bersangkutan. Untuk itu akan diberikan petunjuk lebih lanjut oleh
Direksi/Supervisi;
Pada waktu pemasangan pipa, harus diperhatikan mengenai kedudukan pipa agar benar-
benar lurus pada peil yang benar dan dasar pipa terletak rata, tidak boleh ada batu-batu
atau benda keras yang memungkinkan rusaknya pipa di kemudian hari;
Pada waktu pemasangan pipa, parit galian untuk peletakan pipa harus benar-benar
kering, tidak boleh ada air sama sekali dan bagian dalamnya pipa harus diperiksa kembali
kebersihannya;
Semua ujung pipa terakhir yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dengan ‘’end cap’’
atau dengan dop;
Perubahan arah letak pipa (belokan/tikungan) harus dilakukan dengan bantuan alat
penyambung (bend/elbow) yang sesuai, begitu pula untuk percabangan harus dengan
tee atau tee cross (sesuai dengan kebutuhan). Membengkokkan atau merubah bentuk
pipa dengan cara apapun tidak diperbolehkan (secara mekanis ataupun dengan cara
pemasangan).
Pembayaran pemasangan pipa akan dibuat menggunakan harga satuan yang sesuai pada
Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus dianggap sudah termasuk seluruh
biaya yang dibutuhkan untuk biaya pengangkutan ,pekerja, bahan dan peralatan, dan
pekerjaan sementara lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan menyelesaikan
pengadaan pipa, termasuk semua keperluan insidentil untuk menyelesaikan pekerjaan.
188
1.2. Pelaksanaan Pemasangan Rangka langit-langit
a. Pasang benang seperti langkah sebelumnya, ukur dan potong sesuai dengan ruang antar
kaso, biasanya setiap potongan akan berbeda-beda sesuai dengan ketebalan kayu.
Pasang dengan paku 2,5 inchi. Ratakan dengan benang agar lurus hasilnya.
b. Pasang sekur ke arah gordeng atau usuk atap, sehingga memperkuat plafon untuk
menahan bebannya sendiri. Pasang sekur dalam jumlah yang cukup agar kuat.
c. Rangka langit-Iangit untukkuda-kuda biasa dibuat dari kayu ukuran 4/6 atau
5/7,dilengkapi dengan klos dari reng 2/3 cm yang dipasangberselang-seling. Pada kuda-
kuda papan untuk rangkalangit-Iangit cukup dengan menggunakan kayu
rengberukuran ¾ cm.
d. Batang-batang dipasang rata dengan bagianbawah balok-ikat kudakuda. Jika arak
antardindin anmendukung kuda-kuda dalam ruangan kurang dari jarakantarakuda-kuda,
maka batang-batang gantung plafoninduk dipasang tegak lurus arah dinding dan
masukdalam pasangan dinding.Namun, jika jarak antara kuda-kuda kurang dari jarak
antar dinding yang mendukung kuda-kuda, makabatang-batang gantung plafon induk
dipasang tegak luruspada balok ikat dari kuda-kuda.
e. Pada prinsipnya pemasangan batang penggantungplafon adalah sama, tetapi jaraknya
tidak sama tergantungdari bahan plafon yang digunakan. Pada bangunanperumahan
dalam pemasangan plafond, ketentuan untuktinggi ruang/kamar minimal sekurang-
kurangnya 2,40 m,kecuali kalau kasau-kasaunya miring sekurang-kurangnya ½dari luas
ruang mempunyai tinggi ruang 2,40 m dan tinggiruang selebihnya pada titik terendah
tidak kurang dari 1,75m. Pada ruang cuci dan kamar mandi diperbolehkan
sampaisekurang-kurangnya 2,10 m.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran pekerjaan ini dilakukan berdasarkan yang ditunjukkan dalam gambar atau
yang telah dibuka dan dipasang sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan yang dinyatakan dalam
satuan (m2).
189
1.2. peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan plafond yaitu:
a. Stager sebagai tangga untuk bekerja di ketinggian.
b. Mesin Bor
c. Benang Ukur
d. Water Pass
e. Rambu Ukur
Pengukuran pekerjaan ini dilakukan berdasarkan yang ditunjukkan dalam gambar atau
yang telah dibuka dan dipasang sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan yang dinyatakan dalam
satuan (m2).
190
1.2. Persyaratan Bahan
a. Bahan Rangka Kayu
Harus benar - benar kayu mutu terbaik dari jenisnya masing - masing.
Dihindarkan adanya cacat - cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah -
pecah, melengkung, melintir, urat kapur ,basah dan lapuk, melebihi yang
diperkenankan sesuai dengan PUBI- 1982. Atau sesuai persetujuan direksi
191
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran pekerjaan pemasangan kusen pintu dan kusen jendela dilakukan berdasarkan
yang ditunjukkan dalam gambar atau yang telah dipasang sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan
yang dinyatakan dalam satuan (m3).
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pemasangan kusen pintu dan kusen jendela
dalam satuan M3 ( meter kubik). Pembayaran dilakukan menggunakan harga satuan yang
tercantum pada Daftar Kuantitas dan Harga dalam satuan per-meter kubik (m3), dimana
harga tersebut harus dianggap sudah termasuk biaya seluruh pekerja, bahan dan peralatan
yang dibutuhkan, biaya pengangkutan dan biaya lain yang terkait
H.4. Pemasangan Daun Pintu Panel
Pintu terdiri dari kusen atau gawang dan daun pintu. Kusen dipasang tetap atau mati di
dalam tembok, sedang daunnya digantungkan pada kusen dengan menggunakan engsel
sehingga dapat berputar pada engsel, berputar ke kiri atau ke kanan.
192
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan daun pintu panel dalam satuan M2 (meter
kuadrat ). Pembayaran dilakukan menggunakan harga satuan yang tercantum pada Daftar
Kuantitas dan Harga dalam satuan per-meter kuadrat (m2), dimana harga tersebut harus
dianggap sudah termasuk biaya seluruh pekerja, bahan dan peralatan yang dibutuhkan,
biaya pengangkutan dan biaya lain yang terkait
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembongkaran (buka) lisplank yang lama dan pemasangan
lisplank kayu yang baru. Lisplank kayu ini menggunakan bahan kayu yang berkualitas baik
dan tidak pecah-pecah dengan ukuran l=20 cm. Semua bahan terlebih dahulu harus
diperiksa dan diterima oleh Direksi/ Pengawas, dan pembuatannya dikerjakan ditempat.
Pemasangan harus sesuai dengan gambar dan petunjuk yang ada.
Pengukuran pekerjaan ini dilakukan berdasarkan yang ditunjukkan dalam gambar atau yang
telah dibuka dan dipasang sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan yang dinyatakan dalam satuan
(m2).
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan Lisplank Kayu dalam satuan M2 (meter kuadrat ).
Pembayaran dilakukan menggunakan harga satuan yang tercantum pada Daftar Kuantitas
dan Harga dalam satuan per-meter kuadrat (m2), dimana harga tersebut harus dianggap
sudah termasuk biaya seluruh pekerja, bahan dan peralatan yang dibutuhkan, biaya
pengangkutan dan biaya lain yang terkait
Untuk gording dipakai kayu ukuran 5/10 cm, jarak antara gording rata-rata 80 cm.
Perletakan gording pada kuda-kuda harus memakai klos penahan, sedang sambungannya
harus diklem.
Sistim penyambungan kayu gording dibuat dengan bibir miring berai dan diletakkan
tepat diatas kaki kuda-kuda yang ditahan/dipakukan pada kayu
1. Bahan
Bahan yang dipergunakan adalah Seng gelombang yang persyaratkan pada Standart
Nasional Indonesia (SNI) atau yang ditentukan dan disetujui oleh direksi
193
2. Pelaksanaan
Perletakan lembaran atap yang pertama harus dipasang berlawanan arah angin.
Maksud dari berlawanan arah angin adalah tepi gelombang yang mempunyai
kaki atap harus dipasang berlawanan arah angin, kemudian baru ditimpa dengan
atap yang bertepi gelombang tanpa kaki atap dan seterusnya diikuti oleh
lembaran – lembaran berikutnya.
Apabila dalam 1 (satu) span terdapat 2 (dua) lembar atau lebih tata peletakan
/penyusunan atap selalu harus dipasang mulai dengan pemasangan lajur bawah
hingga selesai baru dilanjutkan kejalur atas. Pemasangan paku pada atap harus
selalu pada puncak gelombang dan dikunci hingga puncak gelombang tersebut
tidak dapat bergerak. Pada saat pemasangan dianjurkan agar tukang yang sedang
bekerja harus mengalaskan papan yang dibuat seperti tangga yang diletakkan
diatas gording untuk menghindari atap diinjak langsung yang dapat
mengakibatkan atap tersebut rusak.
Bubungan ditutup dengan bahan yang sama seng gelombang Tindisan antar satu
lembar bubungan dengan lembaran bubungan yang lainnya harus sesuai dengan
persyaratan pabrik.
Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat –syarat sehingga tidak
mengakibatkan kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang bocor
tersebut harus dibongkar dan dipasang baru.
194
d. Pemasangan engsel, pengunci dan alat penggantung harus menggunakan sekrup yang
sesuai. Pemakaian paku tidak diperbolehkan.
e. Pegangan pintu dipasang dengan ketinggian 110 cm dari permukaanlantai atau 10 cm
diatas posisi pemasangan kunci.
f. Engsel pintu harus dipasang minimal 3 engsel untuk satu daun pintudengan jarak
pemasangan engsel pertama setinggi 40 cm dari mukalantai dan jarak pemasangan
engsel ke tiga sejarak 40 cm turundari permukaan kozen teratas sedangkan engsel
kedua adalah padaposisi pertengahan antara engsel pertama dan ketiga.
g. Grendel jendela harus dipasang minimal 2 grendel untuk satu daunjendela serta
ventilasi. Grendel dipasang pada rangka jendela danventilasi bagian bawah.
h. Pengangan jendela dipasang pada posisi tengah dari rangka daunjendela yaitu di
rangka bagian bawah jendela diantara dua grendel.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan kunci dan alat penggantung dalam satuan set.
Pembayaran dilakukan menggunakan harga satuan yang tercantum pada Daftar Kuantitas
dan Harga dalam satuan set, dimana harga tersebut harus dianggap sudah termasuk biaya
seluruh pekerja, bahan dan peralatan yang dibutuhkan, biaya pengangkutan dan biaya
lain yang terkait
195
H.10. Penyambungan Daya Listrik (PLN)
Pekerjaan ini terdiri dari beberapa bagian-bagian pekerjaan, antara lain ;
- Penyambungan Daya Listrik PLN dengan 1300 VA
- Pemasangan Meteran Listrik PLN;
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan penyambungan daya listrik (PLN) dalam satuan
kegiatan. Pembayaran dilakukan menggunakan harga satuan yang tercantum pada Daftar
Kuantitas dan Harga dalam satuan kegiatan, dimana harga tersebut harus dianggap sudah
termasuk biaya seluruh pekerja, bahan dan peralatan yang dibutuhkan, biaya pengangkutan
dan biaya lain yang terkait
Pekerjaan cat ini dilakukan untuk mengecat tembok. Tembok yang dicat harus dibersihkan dan
dihaluskan terlebih dahulu dan kemudian dilanjutkan dengan meni dan palmir. Meni dan
Palmir harus rata seluruh permukaan yang akan dicat. Setelah plamir kering/keras dan
digosok lagi sampai halus, setelah halus lalu dilanjutkan dengan pengecatan.Pengecatan
dilakukan lapis demi lapis sampai dua kali pengecatan.
Tembok yang akan dicat halus dan kering, dimana sebelum diadakan pengecatan tembok harus
digosok sampai rata, kemudian diteruskan pengecatan lapis demi lapis.
Pekerjaan cat ini dilakukan untuk mengecat besi. Besi yang dicat harus dibersihkan dan
dihaluskan terlebih dahulu dan kemudian dilanjutkan dengan meni dan palmir. Meni dan
Palmir harus rata seluruh permukaan yang akan dicat. Setelah plamir kering/keras dan
digosok lagi sampai halus, setelah halus lalu dilanjutkan dengan pengecatan. Pengecatan
dilakukan lapis demi lapis sampai dua kali pengecatan.
Besi yang akan dicat halus dan kering, dimana sebelum diadakan pengecatan besi harus
digosok sampai rata, kemudian diteruskan pengecatan lapis demi lapis.
196
H.13. PEKERJAAN AKSESORIS PINTU DAN JENDELA
Penyedia jasa harus mengadakan dan memasang aksesoris pintu dan jendela sesua kebutuhan
yang diperlukan dilapangan untuk melengkapi pekerjaan perbaikan dari rumah pompa.
Bahagian dari aksesoris ini adalah : Grendel, Kunci Tanam, Engsel Pintu
197
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pengecatan dinding dan kayu dalam satuan m2
(meter kuadrat). Pembayaran dilakukan menggunakan harga satuan yang tercantum pada
Daftar Kuantitas dan Harga dalam satuan per-meter kuadrat (m2), dimana harga tersebut harus
dianggap sudah termasuk biaya seluruh pekerja, bahan dan peralatan yang dibutuhkan, biaya
pengangkutan dan biaya lain yang terkait.
Setelah selesai pemasangan pagar BRC, maka dilakukan pemasangan kunci dan engsel pintu
pagar dengan memperhatikan bahwa pintu pagar sudah tepat tingginya dan tidak bergesar.
Pemasangan kunci dan engsel pada pintu pagar harus kuat .
198
BAB XII
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
Terbilang :
Penawar :
PT/CV..............................
.
Tanda Tangan & Cap Perusahaan
...............................
Direktur
199
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
Harga Jumlah
No. Jenis Pekerjaan Satuan Kuantitas Satuan Harga
( Rp.) ( Rp. )
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1 Pembersihan lokasi M2 50.00
200
2.15 Pembuatan dan pemasangan daun pintu panel M2 1.78
201
3.12 Beton Cor K.200 M3 9.25
PENGADAAN PIPA
PEMASANGAN PIPA
202
4.23 Flange steel Ø 4 " Bh 35.00
203
5. PEKERJAAN BAK PENGUMPUL
204
6.8 Bekisting dan Perancah ( lantai ) T = 2 m M2 18.90
PT/CV...............................
............................... .............................
Direktur Staf Teknik
205
Daftar 1: Mata Pembayaran Umum
CONTOH
Satuan Harga
No. Uraian Pekerjaan Kuantitas Total Harga
Ukuran Satuan
Total Daftar 1
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
206
Daftar 2 : Mata Pembayaran Pekerjaan Utama: ...............................
CONTOH
Total Daftar 2
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
207
Daftar 3 : Mata Pembayaran ...............................
CONTOH
Total Daftar 3
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
208
Daftar Rekapitulasi
CONTOH
209
BAB XIII
BENTUK DOKUMEN LAIN
Kepada Yth.:
....................
di ....................
Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor .................... tanggal
.................... perihal .................... dengan penawaran terkoreksi sebesar Rp....................
(.........dalam huruf...........) telah ditetapkan oleh Pokja ULP berdasarkan surat penetapan
nomor .................... tanggal .................... dan kami menyatakan menerima hasil
penetapan tersebut.
Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini Saudara
diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani Surat
Perjanjian. Penunjukan ini diberikan berdasarkan hasil evaluasi terhadap penawaran
Saudara tersebut diatas, apabila Saudara tidak bersedia menerima penunjukan ini akan
dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.
04 Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya.
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. ....................
Tembusan Yth. :
1. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi
2. APIP ............... [Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi]
3. Unit Eselon 1
4. Unit Eselon 2………. /Kepala Satuan kerja………..
5. .................... [Pokja ULP]
......... dst
210
B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
berdasarkan Surat Perjanjian .................... nomor .................... tanggal ...................., bersama ini
memerintahkan :
........................................ [nama Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
........................................ [alamat Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
yang dalam hal ini diwakili oleh : ....................
[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: ....................
[tanda tangan]
211
C. BENTUK SURAT JAMINAN
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ........................................
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas
waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada
Penerima Jaminan berupa :
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik
dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh Yang Dijamin.
Dikeluarkan di : .....................
Pada tanggal : .....................
[Bank]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk Materai Rp.6000,00
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ……..[bank] ......................................
[Nama dan Jabatan]
213
Jaminan Pelaksanaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
( Hanya Untuk Badan Usaha Kecil )
JAMINAN PELAKSANAAN
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN
tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan ................. yang telah
dipercayakan kepadanya atas dasar Surat Penunjukan Pemenang Barang/Jasa
(SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN No. ................................... tanggal
...................................
3. Surat Jaminan ini berlaku selama …….. (……dalam huruf………) hari kalender dan
efektif mulai dari tanggal …………… sampai dengan tanggal ……………
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
214
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah
diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah
berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di ……………
pada tanggal ……………
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
………………………… …………………………
Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini
ke …… [Penerbit Jaminan]
215
Jaminan Uang Muka dari Bank
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ........................................
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas
waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada
Penerima Jaminan berupa :
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali Uang
Muka yang sudah diterima Yang Dijamin kepada Penerima Jaminan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
216
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan
tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan Yang Dijamin
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah
menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan
Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang
Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda
yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang
Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada
pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-
masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan
Negeri …………..
Dikeluarkan di : ………….
Pada tanggal : ………….
[Bank]
Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ……..[bank]
217
Jaminan Uang Muka dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
(Hanya Untuk Badan Usaha Kecil)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN
tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan .................. yang telah
dipercayakan kepadanya atas dasar Surat Penunjukan Pemenang Barang/Jasa
(SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN No. ................... tanggal .................................
3. Surat Jaminan ini berlaku selama …….. (............dalam huruf.................) hari kalender
dan efektif mulai dari tanggal ................... sampai dengan tanggal
........................................
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
218
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah
diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah
berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di ..........................
pada tanggal .............................
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
............................... ............................
219
Jaminan Pemeliharaan dari Bank
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ........................................
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas
waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada
Penerima Jaminan berupa :
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Dikeluarkan di : ..........................
Pada tanggal : ..........................
[Bank]
Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
221
Jaminan Pemeliharaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
(Hanya Untuk Badan Usaha Kecil)
JAMINAN PEMELIHARAAN
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN
tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan ....................... yang
telah dipercayakan kepadanya atas dasar Surat Penunjukan Pemenang Barang/Jasa
(SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN No. ......................... tanggal .............................
3. Surat Jaminan ini berlaku selama …….. (........dalam huruf.........) hari kalender dan
efektif mulai dari tanggal ......................... sampai dengan tanggal ..........................
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
222
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah
diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah
berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di ……………………
pada tanggal ……………………...
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
...................................... ......................................
223
D. BENTUK SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN DARI BANK
Dikeluarkan di : ..................
Pada tanggal : ..................
[Bank]
Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan, pemegang
Dukungan Keuangan Dari Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi ke ……….*bank]
224
E. PENGUMUMAN PEMILIHAN LANGSUNG DENGAN PASCAKUALIFIKASI
1. No. Pengumuman :
[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]
2. Nama Pokja
[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]
3. Paket Pekerjaan
[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]
4. Persyaratan Peserta
[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]
5. Pelaksanaan Pengadaan
[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]
225