Anda di halaman 1dari 227

DOKUMEN PENGADAAN

Pekerjaan Konstruksi
Pemilihan Langsung Pascakualifikasi
Metode Satu Sampul
Evaluasi Sistem Gugur,
Kontrak Harga Satuan

Nomor : 77/A.VI.3/POKJA.PJPA.SII/BWS.SII
Tanggal : 04 Januari 2018

Nama Pekerjaan : Pembangunan Rumah Pompa dan


Jaringan Perpipaan Air Tanah untuk
Sarana Air Baku Kec. Sipirok Kab.
Tapanuli Selatan
Provinsi : Sumatera Utara
Nomor Paket : A.VI.3
Sumber Dana : APBN
Tahun Anggaran : 2018

Sumatera II Provinsi Sumatera Utara


KELOMPOK KERJA (POKJA)
SNVT PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR SUMATERA II
PROVINSI SUMATERA UTARA
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYATWil
TAHUN ANGGARAN 2018
DAFTAR ISI

BAB I UMUM ...................................................................................................................... 1

BAB II INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP) ........................................................................... 7

BAB III LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)............................................................................... 55

BAB IV LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)............................................................................. 59

BAB V BENTUK DOKUMEN PENAWARAN............................................................................. 62

BAB VI PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR KUALIFIKASI......................................................... 98

BAB VII TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI ……………………………………………………………………….. 100

BAB VIII BENTUK RANCANGAN KONTRAK ............................................................................. 102

BAB IX SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK .......................................................................... 110

BAB X SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK) .............................................................. 139

BAB XI SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR............................................................................ 144

BAB XII DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA ............................................................................ 199

BAB XIII BENTUK DOKUMEN LAIN ......................................................................................... 210

i
BAB I
UMUM

A. Dalam hal pemilihan metode evaluasi apabila ada pertentangan ketentuan yang
tertulis pada Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP)
maka yang digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data Pemilihan (LDP).

B. Dokumen Pengadaan ini disusun untuk membantu peserta dalam menyiapkan


dokumen penawaran.

C. Dalam dokumen pengadaan ini digunakan pengertian, istilah dan singkatan


sebagai berikut :

- Pekerjaan Konstruksi : adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan


dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau
pembuatan wujud fisik lainnya;

- Kontrak Harga Satuan : adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas


penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas
waktu tertentu, berdasarkan harga satuan
yang pasti dan tetap untuk setiap
satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi
teknis tertentu, yang volume pekerjaannya
masih bersifat perkiraan sementara,
sedangkan pembayarannya didasarkan pada
hasil pengukuran bersama atas volume
pekerjaan yang benar-benar telah
dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa;

- HEA : adalah Harga Evaluasi Akhir yang merupakan


penyesuaian atau normalisasi harga
terhadap harga penawaran dalam proses
pengadaan dimana unsur preferensi harga
telah diperhitungkan berdasarkan capaian
TKDN dan status perusahaan;

- LDP : adalah Lembar Data Pemilihan yang memuat


ketentuan dan informasi yang spesifik sesuai
dengan jenis pekerjaan antara lain meliputi
penyiapan, penyampaian, pembukaan,
kriteria dan tata cara penilaian dokumen
penawaran, pengumuman pemenang,
sanggahan;

1
- LDK : adalah Lembar Data Kualifikasi yang memuat
ketentuan dan informasi yang spesifik sesuai
dengan kualifikasi yang diperlukan penyedia
barang/jasa antara lain dalam menyiapkan,
mengisi formulir isian kualifikasi, dan
melengkapi pakta integritas;

- APIP : adalah Aparat Pengawas Intern Pemerintah


(APIP) yang selanjutnya disebut Inspektorat
K/L/D/I bertugas melakukan pengawasan
melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan
dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi;

- Penyedia : adalah badan usaha yang


menyediakan/melaksanakan Pekerjaan
Konstruksi;

- Sub Penyedia : adalah penyedia yang mengadakan perjanjian


kerja dengan penyedia penanggung jawab
kontrak, untuk melaksanakan sebagian
pekerjaan (subkontrak);

- Kemitraan/ : adalah kerja sama usaha antar penyedia baik


Kerja Sama Operasi penyedia nasional maupun penyedia asing,
(KSO) yang masing-masing pihak mempunyai hak,
kewajiban dan tanggung jawab yang jelas
berdasarkan perjanjian tertulis;

- Surat Jaminan : adalah jaminan tertulis yang selanjutnya


disebut Jaminan, bersifat mudah dicairkan
dan tidak bersyarat (unconditional), yang
diterbitkan oleh Bank Umum, Perusahaan
Penjaminan, Perusahaan Asuransi, atau
konsorsium perusahaan asuransi umum/
lembaga penjaminan/ perusahaan penjaminan
yang mempunyai program asuransi kerugian
(suretyship), dimana konsorsium tersebut
telah ditetapkan/mendapat rekomendasi dari
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), diserahkan oleh
penyedia kepada PPK/Pokja ULP untuk
menjamin terpenuhinya kewajiban penyedia;

2
- Hari : Adalah hari kalender untuk pelaksanaan
Kontrak dan proses pemilihan secara
elektronik dan batas akhir setiap tahapan
adalah hari kerja;

- Daftar kuantitas dan : Adalah Daftar kuantitas yang telah diisi harga
harga satuan dan jumlah biaya keseluruhannya yang
merupakan bagian dari penawaran;

- Harga : Adalah perhitungan perkiraan biaya seluruh


Perkiraan volume pekerjaan dikalikan dengan Harga
Sendiri (HPS) Satuan yang disusun dan ditetapkan oleh PPK,
dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan
data yang dapat dipertanggungjawabkan
sudah termasuk biaya umum, keuntungan
pekerjaan, dan beban pajak, serta digunakan
oleh Pokja ULP untuk menilai kewajaran
penawaran termasuk rinciannya;

- Pekerjaan Utama : Adalah jenis pekerjaan yang secara langsung


menunjang terwujudnya dan berfungsinya
suatu konstruksi sesuai peruntukannya yang
ditetapkan sebagaimana tercantum dalam
Dokumen Pengadaan;

- Mata Pembayaran : Adalah mata pembayaran yang pokok dan


Utama penting yang nilai bobot kumulatifnya
minimal 80% (delapan puluh per seratus)
dari seluruh nilai pekerjaan, dihitung mulai
dari mata pembayaran yang nilai bobotnya
terbesar yang ditetapkan oleh Pokja ULP
dalam Dokumen Pengadaan;

- Harga Satuan : Adalah harga satu jenis pekerjaan tertentu per


Pekerjaan (HSP) satu satuan tertentu;

- Harga Satuan Dasar : Adalah harga satuan komponen dari harga


(HSD) satuan pekerjaan (HSP) per satu satuan
tertentu, misalnya :
a. Upah tenaga kerja (per jam, per hari)
b. Bahan (per m, per m2, per m3, per kg, per
ton)
c. Peralatan (per jam, per hari)

3
- Metode pelaksanaan : Adalah metode yang menggambarkan
pekerjaan penguasaan penyelesaian pekerjaan yang
sistematis dari awal sampai akhir meliputi
tahapan/urutan pekerjaan (utama) dan
uraian /cara dari masing – masing jenis
kegiatan pekerjaan utama dan penunjang
pekerjaan utama yang dapat dipertanggung
jawabkan secara teknis;

- Personil inti : Adalah tenaga ahli atau tenaga teknis yang


ditempatkan sesuai penugasan pada
organisasi pelaksanaan pekerjaan;

- Bagian pekerjaan : Adalah bagian pekerjaan bukan pekerjaan


yang disubkontrakan utama, atau pekerjaan spesialis yang
ditetapkan sebagaimana tercantum dalam
Dokumen Pemilihan, yang pelaksanaannya
diserahkan kepada penyedia barang/jasa dan
disetujui terlebih dahulu oleh PPK;

- Masa Pelaksanaan : Adalah jangka waktu untuk melaksanakan


(jangka waktu pekerjaan dihitung berdasarkan SPMK
pelaksanaan) sampai dengan serah terima pertama
pekerjaan;

- K/L/D/I : Adalah Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja


Perangkat Daerah/Institusi yang
menggunakan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) dan/atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD);

- PA : Adalah Pengguna Anggaran yang merupakan


pejabat pemegang kewenangan penggunaan
anggaran Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja
Perangkat Daerah atau Pejabat yang
disamakan pada Institusi Pengguna
APBN/APBD;

- KPA : Adalah Kuasa Pengguna Anggaran yang


merupakan pejabat yang ditetapkan oleh PA
untuk menggunakan APBN atau
d i t e t a p k a n oleh Kepala Daerah untuk
menggunakan APBD;

4
- ULP : Adalah Unit Layanan Pengadaan yang
dibentuk oleh Menteri/Pimpinan
Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi
yang berfungsi melaksanakan Pengadaan
Barang/Jasa yang bersifat permanen. ULP
dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit
yang sudah ada;

- Pokja ULP : Adalah Kelompok Kerja ULP perangkat dari


ULP yang dibentuk dan ditetapkan oleh
Kepala ULP atas usulan KPA yang
penugasannya diatur oleh Kepala ULP untuk
melaksanakan Pemilihan Penyedia
Barang/Jasa;

- PPK : Adalah Pejabat Pembuat Komitmen yang


bertanggung jawab atas pelaksanaan
pekerjaan;

- SPPBJ : Adalah Surat Penunjukan Penyedia


Barang/Jasa yang diterbitkan oleh PPK
kepada penyedia barang/jasa untuk
melaksanakan pekerjaan;

- TKDN : Adalah Tingkat Komponen Dalam Negeri


besarnya komponen dalam negeri pada
barang, jasa, dan gabungan barang dan jasa;

- RK3K : Adalah Rencana Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi, merupakan
dokumen lengkap rencana penyelenggaraan
SMK3 konstruksi bidang PU merupakan satu
kesatuan dengan dokumen kontrak suatu
pekerjaan konstruksi, yang dibuat oleh
penyedia jasa dan disetujui oleh pengguna
jasa, untuk selanjutnya dijadikan sebagai
sarana interaksi antara penyedia jasa dengan
pengguna jasa dalam penyelenggaraan SMK3 konstruksi
bidang PU;

- LPSE Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah


unit kerja K/L/D/I yang dibentuk untuk
menyelenggarakan sistem pelayanan
pengadaan barang/jasa secara elektronik;

5
- Aplikasi SPSE aplikasi perangkat lunak Sistem Pengadaan
Secara Elektronik (SPSE) berbasis web yang
terpasang di server LPSE yang dapat di akses
melalui website LPSE;

- Form Isian Elektronik Tampilan/antarmuka pemakai berbentuk


grafis berisi komponen isian yang dapat
diinput oleh pengguna aplikasi;

- Form Isian Elektronik Form isian elektronik pada aplikasi SPSE yang
Data Kualifikasi digunakan penyedia barang/jasa untuk
menginputkan dan mengirimkan data
kualifikasi.

D. Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi ini dibiayai dari sumber pendanaan


sebagaimana tercantum dalam LDP.

E. Pemilihan Langsung ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua peserta yang
berbentuk badan usaha tunggal atau kemitraan/KSO.

6
BAB II
INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)

A. Umum

1. Lingkup 1.1 Nama paket dan lingkup pekerjaan


Pekerjaan sebagaimana tercantum dalam LDP.

1.2 Penyedia yang ditunjuk berkewajiban


untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jangka
waktu sebagaimana tercantum dalam
LDP, berdasarkan syarat umum dan syarat
khusus kontrak dengan mutu sesuai
spesifikasi teknis dan harga yang tercantum
dalam kontrak.

2. Sumber Dana Pengadaan ini dibiayai dari sumber


pendanaan sebagaimana tercantum dalam
LDP.

3. Peserta 3.1 Pokja ULP mengumumkan kepada para


peserta untuk menyampaikan penawaran
atas paket pekerjaan konstruksi
sebagaimana tercantum dalam LDP.

3.2 Pelelangan Umum pekerjaan konstruksi ini


terbuka dan dapat diikuti oleh semua
peserta penyedia pelaksana konstruksi
tunggal atau kemitraan/KSO yang memenuhi
kualifikasi.

3.3 Peserta pada paket pekerjaan konstruksi


dengan nilai diatas Rp.2.500.000.000,00
(dua miliar lima ratus juta rupiah) sampai
dengan Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh
miliar rupiah) dipersyaratkan hanya untuk
pelaksana konstruksi dengan kualifikasi
Usaha Menengah yang kemampuan
dasarnya (KD) memenuhi syarat.

3.4 Pelelangan paket pekerjaan konstruksi


sebagaimana dimaksud pada 3.3 dapat
dikerjakan oleh penyedia jasa dengan
kualifikasi besar apabila:

7
a. pelelangan gagal karena tidak ada
penyedia jasa dengan kualifikasi
menengah yang mendaftar; dan/atau
b. peralatan utama dan tingkat kesulitan
pekerjaan yang akan dilelangkan tidak
dapat dipenuhi/dilaksanakan oleh
penyedia jasa dengan kualifikasi
menengah.

3.5 Badan Usaha Jasa Konstruksi asing (BUJKA)


dapat mengikuti paket pekerjaan diatas
Rp. 100.000.000.000,00 (seratus milyar
rupiah) dan harus melakukan kerja sama
usaha dengan perusahaan nasional dalam
bentuk kemitraan, dalam hal terdapat
perusahaan nasional yang memiliki
kemampuan dibidang yang bersangkutan.

3.6 Kemitraan/KSO dilakukan sebelum


memasukkan dokumen penawaran, antar
badan usaha pelaksana konstruksi swasta
dan/atau milik pemerintah, dan/atau salah
satu peserta BUJKA.

3.7 Dalam hal peserta melakukan kemitraan/KSO


baik dengan perusahaan nasional maupun
asing maka peserta harus memiliki Perjanjian
Kemitraan/Kerja Sama Operasi yang memuat
persentase kemitraan/KSO dan perusahaan
yang mewakili kemitraan/KSO tersebut.

3.8. Kemitraan/KSO harus terdiri dari


perusahaan nasional untuk nilai pekerjaan
dibawah Rp. 100.000.000.000,00 (seratus
milyar rupiah).

3.9. Peserta kemitraan/KSO dilarang mengubah


Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi
selama proses pelelangan.

3.10 Penyedia jasa yang bermitra/KSO untuk


memenuhi jenis pekerjaan yang dilelangkan
dapat terdiri dari penyedia jasa konstruksi
umum (general), spesialis, mekanikal/
elektrikal, dan/atau keterampilan tertentu.
8
3.11. Bagi BUJKA yang mengikuti pelelangan harus
memiliki bukti Ijin Perwakilan Jasa Konstruksi
Asing dan melakukan kerja sama usaha
dengan perusahaan nasional dalam bentuk
kemitraan, subkontrak dan lain – lain, dalam
hal terdapat perusahaan nasional yang
memiliki kemampuan dibidang yang
bersangkutan.

4. Larangan Korupsi, Kolusi, 4.1 Peserta dan pihak yang terkait dengan
dan Nepotisme (KKN), pengadaan ini berkewajiban untuk
Penyalahgunaan Wewenang mematuhi etika pengadaan dengan tidak
serta Penipuan melakukan tindakan sebagai berikut :

a. berusaha mempengaruhi anggota Pokja


ULP dalam bentuk dan cara apapun,
untuk memenuhi keinginan peserta yang
bertentangan dengan Dokumen
Pengadaan, dan/atau peraturan
perundang-undangan;

b. melakukan persekongkolan dengan


peserta lain untuk mengatur hasil
Pelelangan Umum, sehingga
mengurangi/menghambat/ memperkecil /
meniadakan persaingan yang sehat
dan/atau merugikan pihak lain
sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan.

Indikasi persekongkolan antar peserta


memenuhi sekurang-kurangnya 2 (dua)
indikasi di bawah ini:

1). terdapat kesamaan dalam Dokumen


Penawaran, antara lain pada:
metode kerja, bahan, alat, analisa
pendekatan teknis, koefisien, harga
satuan dasar upah, bahan dan alat,
harga satuan pekerjaan, dan/atau
spesifkasi teknis/barang yang
ditawarkan (merk/tipe/jenis) dan/
atau dukungan teknis;

9
2). seluruh penawaran dari peserta
mendekati HPS;
3). adanya keikutsertaan beberapa
Penyedia Barang/Jasa yang berada
dalam 1 (satu) kendali;
4). adanya kesamaan/kesalahan isi
dokumen penawaran, antara lain
kesamaan/kesalahan pengetikan,
susunan, dan format penulisan; atau
5). jaminan penawaran dikeluarkan dari
penjamin yang sama dengan nomor
seri yang berurutan.

c. membuat dan/atau menyampaikan


dokumen dan/atau keterangan lain
yang tidak benar untuk memenuhi
persyaratan dalam Dokumen Pengadaan
ini.

4.2 Peserta yang menurut penilaian Pokja ULP


terbukti melakukan tindakan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 4.1 dikenakan
sanksi sebagai berikut :
a. sanksi administratif, seperti digugurkan
dari proses Pelelangan Umum atau
pembatalan penetapan pemenang;
b. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam;
c. gugatan secara perdata; dan/atau
d. pelaporan secara pidana kepada pihak
berwenang.

5. Larangan 5.1 Para pihak dalam melaksanan tugas, fungsi


Pertentangan dan perannya dilarang memiliki/melakukan
Kepentingan peran ganda atau terafiliasi.

5.2 Peran ganda sebagaimana dimaksud pasal 5.1


antara lain meliputi :

a. Seorang anggota direksi atau Dewan


Komisari suatu Badan Usaha merangkap
sebagai anggota direksi atau dewan
komisaris pada badan usaha lainnya yang
menjadi peserta pada Pelelangan
pekerjaan yang sama;

10
b. Penyedia yang ditunjuk sebagai
konsultan manajemen konstruksi
berperan sebagai konsultan perencana
dan/atau konsultan pengawas;

c. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai


konsultan perencana/ pengawas
bertindak sebagai pelaksana pekerjaan
konstrukski yang direncanakannya/
diawasinya;

d. Pengurus koperasi pegawai dalam suatu


Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah
Daerah/ Institusi atau anak perusahaan
pada BUMN/BUMD yang mengikuti
Pengadaan dan bersaing dengan
perusahaan lainnya, merangkap sebagai
anggota Pokja ULP atau Pejabat yang
berwenang menetapkan pemenang
Pelelangan;

e. PPK dan/atau anggota Pokja ULP, baik


langsung maupun tidak langsung
mengendalikan atau menjalankan
perusahaan peserta;

f. Hubungan antara 2 (dua) perusahaan


yang dikendalikan, baik langsung
maupun tidak langsung oleh pihak yang
sama yaitu lebih dari 50% (lima puluh
perseratus) pemegang saham.

6. Alih Pengalaman dan 6.1 Dalam hal pelaksanaan paket pekerjaan


Pendayagunaan Produksi konstruksi dengan nilai kontrak di atas
Dalam Negeri Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) penyedia jasa pelaksana konstruksi
diwajibkan memberikan alih
pengalaman/keahlian kepada peserta didik
bidang konstruksi melalui sistem kerja
praktek/magang sesuai dengan jumlah
peserta didik yang diusulkan dalam
dokumen penawaran.

11
6.2 Peserta berkewajiban untuk menyampaikan
penawaran yang mengutamakan pekerjaan
konstruksi yang dilaksanakan di Indonesia
oleh tenaga Indonesia (produksi dalam
negeri).

6.3 Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi


dimungkinkan menggunakan bahan baku,
tenaga ahli, dan perangkat lunak yang tidak
berasal dari dalam negeri (impor) dengan
ketentuan :
a. pemilahan atau pembagian komponen
harus benar-benar mencerminkan bagian
atau komponen yang telah dapat
diproduksi di dalam negeri dan bagian
atau komponen yang masih harus
diimpor;
b. komponen berupa bahan baku belum
diproduksi di dalam negeri dan/atau
spesifikasi teknis bahan baku yang
diproduksi di dalam negeri belum
memenuhi persyaratan;
c. pekerjaan pemasangan, pabrikasi,
pengujian dan lainnya sedapat mungkin
dilakukan di dalam negeri;
d. semaksimal mungkin menggunakan jasa
pelayanan yang ada di dalam negeri,
seperti jasa asuransi, angkutan, ekspedisi,
perbankan, dan pemeliharaan;
e. penggunaan tenaga ahli asing dilakukan
semata-mata untuk mencukupi
kebutuhan jenis keahlian yang belum
dapat diperoleh di Indonesia, disusun
berdasarkan keperluan yang nyata, dan
diusahakan secara terencana untuk
semaksimal mungkin terjadinya alih
pengalaman/keahlian dari tenaga ahli
asing tersebut ke tenaga Indonesia; dan
f. peserta diwajibkan membuat daftar
Barang yang diimpor yang dilengkapi
dengan spesifikasi teknis, jumlah dan
harga yang dilampirkan pada Dokumen
Penawaran.

12
6.4 Pemberian preferensi harga terhadap
penawaran peserta atas penggunaan
produksi dalam negeri ditetapkan dalam LDP.

7. Satu Penawaran 7.1 Setiap peserta, baik atas nama sendiri


Tiap Peserta maupun sebagai anggota kemitraan/KSO
hanya boleh memasukkan satu penawaran
untuk satu paket pekerjaan.

7.2 Setiap peserta yang termasuk dalam


kemitraan/KSO dilarang menjadi peserta
baik secara sendiri maupun sebagai anggota
kemitraan/KSO yang lain pada paket
pekerjaan yang sama.

B. Dokumen Pengadaan

8. Pengambilan Dokumen 8.1 Semua peserta wajib melakukan


Pengadaan pendaftaran sebelum mengambil Dokumen
Pengadaan.

8.2 Peserta dapat mengambil Dokumen


Pengadaan sesuai hari, tanggal, waktu dan
tempat pengambilan yang ditentukan dalam
pengumuman.

8.3 Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1


(satu) perusahaan dalam pendaftaran dan
pengambilan Dokumen.

9. Isi Dokumen 9.1 Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi


Pengadaan Pekerjaan terdiri dari Dokumen Pemilihan dan Dokumen
Konstruksi Kualifikasi.

9.2 Dokumen Pemilihan terdiri atas:


a. Umum
b. Instruksi Kepada Peserta;
c. Lembar Data Pemilihan;
d. Contoh Bentuk Dokumen Penawaran meliputi:
1) Surat Penawaran;
2) Surat Kuasa;
3) Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama
Operasi (KSO);
4) Dokumen Penawaran Teknis;

13
5) Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN;
6) Analisa Harga Satuan dan Analisa Teknik
Satuan Pekerjaan pada saat klarifikasi
kewajaran harga terhadap penawaran
di bawah 80% HPS akan diminta, untuk
kepentingan evaluasi dan tidak menjadi
bagian dari ketentuan kontrak.
e. Contoh Bentuk Rancangan Kontrak
meliputi :
1. Surat Perjanjian/Pokok Perjanjian;
2. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
3. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
f. Daftar Kuantitas dan Harga;
g. Formulir RK3K; dan
h. Contoh Bentuk Dokumen Lain meliputi :
1) Pengumuman Pelelangan;
2) SPPBJ;
3) SPMK;
4) Jaminan Pelaksanaan;
5) Jaminan Uang Muka;
6) Jaminan Pemeliharaan;
7) Daftar barang yang di impor.

9.3 Isi Dokumen Kualifikasi meliputi :


a. Lembar Data Kualifikasi;
b. Pakta Integritas;
c. Formulir Isian Kualifikasi;
d. Petunjuk Pengisian Formulir Isian
Kualifikasi;
e. Tata Cara Evaluasi Kualifikasi.

9.4 Peserta berkewajiban memeriksa


keseluruhan isi Dokumen Pengadaan.
Kelalaian menyampaikan Dokumen
Penawaran yang tidak memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan sepenuhnya merupakan risiko
peserta.

9.5 Peserta dapat meminta penjelasan secara


tertulis mengenai isi Dokumen Pengadaan
kepada Pokja ULP sebelum batas akhir
pemasukan penawaran.

14
9.6 Pokja ULP wajib menanggapi setiap
permintaan penjelasan yang diajukan peserta
secara tertulis.

10. Bahasa Dokumen Dokumen Pengadaan beserta seluruh


Pengadaan korespondensi tertulis dalam proses Pengadaan
menggunakan Bahasa Indonesia.

11. Pemberian 11.1 Pemberian penjelasan dilakukan pada


Penjelasan waktu dan tempat sebagaimana tercantum
dalam LDP serta dapat dihadiri oleh peserta
yang terdaftar.

11.2 Ketidakhadiran peserta pada saat


pemberian penjelasan tidak dapat dijadikan
dasar untuk menolak/menggugurkan
penawaran.

11.3 Perwakilan peserta yang hadir pada saat


pemberian penjelasan menunjukkan tanda
pengenal dan surat tugas kepada Pokja ULP.

11.4 Dalam pemberian penjelasan, Pokja ULP


menjelaskan kepada peserta mengenai :
a. Lingkup Pekerjaan;
b. Metode Pemilihan;
c. Metode Pemasukan Dokumen
Penawaran;
d. Kelengkapan yang harus dilampirkan
bersama Dokumen Penawaran;
e. Jadwal Batas Akhir Pemasukan Dokumen
Penawaran dan Pembukaan Dokumen
Penawaran;
f. Tata cara pembukaan Dokumen
Penawaran;
g. Metode Evaluasi;
h. Hal-hal yang menggugurkan penawaran;
i. Jenis kontrak yang akan digunakan;
j. Ketentuan dan cara evaluasi berkenaan
dengan preferensi harga atas
penggunaan produksi dalam negeri;
k. Ketentuan tentang penyesuaian harga;
l. Resiko K3 yang mungkin timbul
akibat pekerjaan termasuk kondisi dan
bahaya;
15
m. Ketentuan dan cara sub kontrak
sebagian pekerjaan kepada Usaha Mikro
dan Usaha Kecil serta Koperasi Kecil;
n. Besaran, masa berlaku dan penjamin
yang dapat menerbitkan jaminan; dan
o. Ketentuan tentang asuransi.

11.5 Apabila diperlukan, Pokja ULP dapat


memberikan penjelasan lanjutan dengan
cara melakukan peninjauan lapangan. Biaya
Peninjauan Lapangan dan keperluan peserta
ditanggung masing - masing peserta.

11.6 Pemberian penjelasan mengenai isi


Dokumen Pengadaan, pertanyaan dari
peserta, jawaban dari Pokja ULP, perubahan
substansi dokumen, hasil peninjauan
lapangan, serta keterangan lainnya harus
dituangkan dalam Berita Acara Pemberian
Penjelasan (BAPP) yang ditandatangani oleh
anggota Pokja ULP dan minimal 1 (satu)
wakil dari peserta yang hadir.

11.7 Apabila tidak ada satupun peserta yang


hadir atau yang bersedia menandatangani
BAPP, maka BAPP cukup ditandatangani oleh
anggota Pokja ULP yang hadir.

11.8 Apabila dalam BAPP sebagaimana


dimaksud pada pasal 11.6 terdapat hal-
hal/ketentuan baru atau perubahan
penting yang perlu ditampung, maka
Pokja ULP menuangkan ke dalam Adendum
Dokumen Pengadaan yang menjadi bagian
tidak terpisahkan dari Dokumen Pengadaan.

11.9 Perubahan rancangan kontrak spesifikasi


teknis, gambar, dan/atau nilai total HPS, harus
mendapat persetujuan PPK sebelum
dituangkan dalam Adendum Dokumen
Pengadaan.

11.10 Apabila ketentuan baru atau perubahan


penting tersebut tidak dituangkan dalam
Adendum Dokumen Pengadaan, maka
16
ketentuan baru atau perubahan tersebut
dianggap tidak ada dan ketentuan yang
berlaku adalah ketentuan dalam Dokumen
Pengadaan awal.

11.11 Peserta diberitahu oleh Pokja ULP untuk


mengambil salinan BAPP dan/atau
Adendum Dokumen Pengadaan (apabila
ada).

11.12 Peserta dapat mengambil salinan BAPP


dan/atau Adendum Dokumen Pengadaan
yang disediakan oleh Pokja ULP atau
mengunduh melalui aplikasi sistem
pengadaan secara elektronik (SPSE)
sebagaimana tercantum dalam LDP .

11.13 Sangat dianjurkan kepada peserta untuk


menghadiri Pemberian Penjelasan
pekerjaan di kantor dan Peninjauan
Lapangan agar dapat menyiapkan
penawarannya dengan baik.

11.4 Dalam hal Pemberian Penjelasan secara


elektronik dilakukan sesuai dengan petunjuk
penggunaan aplikasi SPSE pada website LPSE.

12. Perubahan 12.1 Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum


Dokumen batas akhir pemasukan penawaran, Pokja
Pengadaan ULP dapat menetapkan Adendum Dokumen
Pengadaan, berdasarkan informasi baru
yang mempengaruhi ketentuan Pemilihan
maupun substansi Dokumen Pengadaan.

12.2 Setiap Adendum yang ditetapkan


merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Dokumen Pengadaan.

12.3 Peserta diberitahu oleh Pokja ULP untuk


mengambil salinan Adendum Dokumen
Pengadaan.

12.4 Peserta dapat mengambil salinan Adendum


Dokumen Pengadaan yang disediakan oleh
Pokja ULP atau mengunduhnya melalui
17
aplikasi sistem pengadaan secara elektronik
(SPSE) sebagaimana tercantum dalam LDP.

13. Tambahan Waktu Dalam Adendum Dokumen Pengadaan, Pokja ULP


Pemasukan Dokumen dapat memberikan tambahan waktu untuk
Penawaran memasukkan Dokumen Penawaran.

C. Penyiapan Dokumen Penawaran

14. Biaya dalam Penyiapan 14.1 Peserta menanggung semua biaya dalam
Penawaran penyiapan dan penyampaian penawaran.

14.2 Pokja ULP tidak bertanggung jawab atas


kerugian apapun yang ditanggung oleh
peserta.

15. Bahasa 15.1 Semua Dokumen Penawaran harus


Penawaran menggunakan Bahasa Indonesia.

15.2 Dokumen pendukung yang terkait dengan


Dokumen Penawaran dapat menggunakan
Bahasa Indonesia atau bahasa asing.

15.3 Dokumen pendukung yang berbahasa asing


perlu disertai penjelasan dalam Bahasa
Indonesia. Dalam hal terdapat perbedaan
penafsiran, maka yang berlaku adalah
penjelasan dalam Bahasa Indonesia.

16. Dokumen 16.1 Dokumen Penawaran pokok/utama paling


Penawaran kurang terdiri atas:
a. Penawaran Administrasi;
b. Penawaran Teknis;
c. Penawaran Harga; dan
d. Data Kualifikasi.

16.2 Dokumen Penawaran, meliputi :


a. Surat Penawaran;
b. Daftar kuantitas dan harga;
c. Surat kuasa dari direktur utama/pimpinan
perusahaan kepada penerima kuasa yang
namanya tercantum dalam akta pendirian
atau perubahaanya (apabila dikuasakan);
d. surat perjanjian kemitraan/kerja sama
operasi (apabila bermitra);
18
e. Dokumen penawaran teknis:
1) Metode pelaksanaan;
2) Jangka waktu pelaksanaan;
3) Bagian pekerjaan yang akan
disubkontrakkan;
f. RK3K;
g. Rekapitulasi perhitungan TKDN;
h. Data kualifikasi meliputi :
1) Pakta Integritas;
2) Formulir Isian Kualifikasi;
i. Daftar Barang yang diimpor (apabila
impor);
j. Analisa Harga Satuan Pekerjaan.

17. Harga 17.1 Harga penawaran ditulis dengan jelas


Penawaran dalam angka dan huruf.

17.2 Peserta mencantumkan harga


kegiatan/keluaran dan harga total untuk
setiap kegiatan pekerjaan dalam
kebutuhan biaya (daftar kegiatan dan
harga) dapat dalam setiap mata
pembayaran yang pokok (milestone) atau
dalam rincian. Jika harga kegiatan /keluaran
ditulis “nol” atau tidak dicantumkan, maka
pekerjaan tersebut tetap harus dilaksanakan.
Harga penawaran yang mengikat adalah harga
total penawaran yang terkoreksi.

17.3 Biaya overhead termasuk untuk


penyelenggaraan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3), keuntungan, semua
pajak, bea, retribusi, tenaga kerja
praktek/magang, biaya asuransi, dan biaya
lain yang harus dibayar oleh penyedia
untuk pelaksanaan paket pekerjaan
konstruksi ini telah diperhitungkan dalam
total harga penawaran.

18. Mata Uang Penawaran 18.1 Semua harga dalam penawaran harus
dan Cara Pembayaran dalam bentuk mata uang sebagaimana
tercantum dalam LDP.

18.2 Pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan


dilakukan sesuai dengan cara
19
sebagaimana tercantum dalam LDP dan
diuraikan dalam Syarat-Syarat Umum/
Khusus Kontrak.

19. Masa Berlaku 19.1 Masa berlaku penawaran sebagaimana


Penawaran tercantum dalam LDP.

19.2 Apabila evaluasi belum selesai


dilaksanakan, sebelum akhir masa
berlakunya penawaran, Pokja ULP dapat
meminta kepada seluruh peserta secara
tertulis untuk memperpanjang masa
berlakunya penawaran tersebut dalam
jangka waktu tertentu dan diperhitungkan
paling kurang sampai perkiraan tanggal
penandatanganan kontrak.

19.3 Berkaitan dengan pasal 19.2, maka


peserta dapat :
a. menyetujui permintaan tersebut tanpa
mengubah penawaran; atau
b. tidak bersedia memperpanjang sesuai
dengan permintaan tersebut dan
dianggap mengundurkan diri, serta tidak
dikenakan sanksi.

20. Bentuk Dokumen Dokumen penawaran disampikan secara elektronik,


Penawaran dan penyerahan dokumen penawaran asli hanya
dilakukan terhadap penawaran yang akan diusulkan
sebagai calon pemenang dan calon pemenang
cadangan (apabila ada).

21. Pakta 21.1 Pakta Integritas berisi ikrar untuk


Integritas mencegah dan tidak melakukan dan akan
melaporkan terjadinya kolusi, korupsi, dan
nepotisme (KKN) termasuk penyalahgunaan
wewenang dalam pengadaan pekerjaan
konstruksi serta akan mengikuti proses
pengadaan secara bersih, transparan, dan
professional.

21.2 Dengan mendaftar sebagai peserta lelang


pada suatu paket pekerjaan melalui aplikasi
SPSE, maka peserta telah menandatangani
Pakta Integritas, kecuali untuk penyedia
20
barang/jasa yang melakukan
Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO), badan
usaha yang ditunjuk mewakili Kemitraan/
Kerja Sama Operasi (KSO) wajib
menyampaikan pakta integritas melalui
fasilitas unggahan lainnya pada form isian
elektronik data kualifikasi di aplikasi SPSE.

22. Pengisian Data Kualifikasi 22.1 Pengisian Data Kualifikasi


a. Data kualifikasi disampaikan melalui form
isian elektronik kualifikasi yang tersedia
pada aplikasi SPSE;

b. Jika form isian elektronik kualifikasi yang


tersedia pada aplikasi SPSE belum
mengakomodir data kualifikasi yang
disyaratkan Pokja ULP, maka data
kualifikasi tersebut diunggah (upload)
pada fasilitas pengunggahan lain yang
tersedia pada aplikasi SPSE;

c. Dengan mengirimkan data kualifikasi


secara elektronik, peserta menyetujui
pernyataan sebagai berikut:
1) yang bersangkutan dan
manajemennya tidak dalam
pengawasan pengadilan, tidak pailit,
dan kegiatan usahanya tidak sedang
dihentikan;
2) yang bersangkutan berikut pengurus
badan usaha tidak masuk dalam
daftar hitam;
3) yang bertindak untuk dan atas nama
badan usaha tidak sedang dalam
menjalani sanksi pidana;
4) data kualifikasi yang diisikan benar,
dan jika dikemudian hari ditemukan
bahwa data/dokumen yang
disampaikan tidak benar dan ada
pemalsuan, maka direktur
utama/pimpinan perusahaan, atau
kepala cabang, atau pejabat yang
menurut perjanjian kerja sama
berhak mewakili badan usaha yang
bekerja sama dan badan usaha yang
21
diwakili bersedia dikenakan sanksi
administratif, sanksi pencantuman
dalam daftar hitam, gugatan secara
perdata, dan/atau pelaporan secara
pidana kepada pihak berwenang
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan;
5) pimpinan dan pengurus badan usaha
bukan sebagai pegawai K/L/D/I atau
pimpinan dan pengurus badan usaha
sebagai pegawai K/L/D/I yang sedang
mengambil cuti diluar tanggungan
K/L/D/I; dan
6) pernyataan lain yang menjadi syarat
kualifikasi yang tercantum dalam
dokumen pengadaan

d. Untuk peserta yang berbentuk


konsorsium/ kemitraan/bentuk
kerjasama lain, pemasukan kualifikasi
dilakukan oleh badan usaha yang
ditunjuk mewakili konsorsium/
kemitraan/ bentuk kerjasama lain.

22.2 Peserta berkewajiban untuk menyetujui


Pakta Integritas dan mengisi form isian
elektronik data kualifikasi dalam aplikasi
SPSE.

22.3 Pakta Integritas dan Data Kualifikasi


dianggap telah disetujui dan ditandatangani
oleh peserta pengadaan, kecuali untuk
peserta yang melakukan Kemitraan/Kerja
Sama Operasi (KSO) Pakta Integritas dan
Data Kualifikasi ditandatangani oleh pejabat
yang menurut perjanjian Kemitraan/Kerja
Sama Operasi berhak mewakili
Kemitraan/KSO.

22.4 Peserta mengirimkan Data Kualifikasi


melalui aplikasi SPSE kepada Pokja ULP
sesuai jadwal yang ditetapkan.

22.5 Peserta dapat mengirimkan kekurangan


data kualifikasi melalui fasilitas pengiriman
22
data kualifikasi yang tersedia pada aplikasi
SPSE sebelum batas akhir pemasukan data
kualifikasi.

22.6 Data Kualifikasi harus disampaikan melalui


aplikasi SPSE kepada Pokja ULP paling
lambat pada waktu yang ditentukan oleh
Pokja ULP.

22.7 Aplikasi SPSE menolak setiap file penawaran


yang dikirimkan setelah batas akhir waktu
pemasukan penawaran.

22.8 Data Kualifikasi dapat dibuka pada saat Data


Kualifikasi diterima Pokja ULP pada aplikasi
SPSE.

23. Jaminan 23.1 Paket pekerjaan sampai dengan


Penawaran Rp. 2.500.000.000,- (dua miliar lima ratus juta
rupiah,-) tidak diperlukan surat jaminan
penawaran;

D. Dokumen Penawaran

24. Pemasukan dan Cara 24.1 Pemasukan dokumen penawaran dengan


Penyampaian Dokumen menggunakan metode 1 (satu) sampul.
Penawaran

24.2 Peserta menyampaikan dokumen


penawaran dengan cara mengunggah
melalui aplikasi sistem pengadaan secara
elektronik (SPSE) melalui pada website LPSE
sesuai ketentuan dalam LDP.

24.3 Jika terdapat penarikan/pembatalan/


penggantian Dokumen Penawaran, dapat
dilakukan dengan cara mengupload kembali
dokumen surat pengunduran
diri/pembatalan/penggantian.

24.4 Tata cara penyampaian dokumen


penawaran sesuai petunjuk penggunaan
aplikasi SPSE pada website LPSE.

23
25. Batas Akhir Penawaran harus disampaikan kepada Pokja ULP
Pemasukan melalui aplikasi sistem pengadaan secara elektronik
Penawaran (SPSE) pada melalui website LPSE paling lambat
pada waktu yang ditentukan dalam LDP.

E. Pembukaan dan Evaluasi Penawaran

26. Pembukaan 26.1 Dokumen Penawaran dibuka dihadapan


Penawaran peserta pada waktu dan tempat
sebagaimana tercantum dalam LDP yang
dihadiri paling kurang 2 (dua) peserta
sebagai saksi.

26.2 Perwakilan peserta yang hadir pada saat


pembukaan Dokumen Penawaran
menunjukkan tanda pengenal dan surat tugas
kepada Pokja ULP.

26.3 Apabila tidak ada peserta atau hanya ada 1


(satu) peserta sebagai saksi, maka Pokja
ULP menunda pembukaan Dokumen
Penawaran selama 2 (dua) jam.

26.4 Apabila setelah ditunda selama 2 (dua)


jam, hanya ada 1 (satu) atau tidak ada
peserta sebagai saksi, maka pembukaan
Dokumen Penawaran tetap dilanjutkan
dengan menunjuk saksi tambahan di luar
Pokja ULP yang ditunjuk oleh Pokja ULP.

26.5 Dinyatakan sebagai penawaran yang masuk


apabila dokumen penawaran pokok/utama
sebagaimana dimaksud dalam pasal 16.1
terpenuhi. Surat pengunduran diri
(misalnya) tidak termasuk sebagai
penawaran.

26.6 Apabila jumlah penawaran yang masuk


kurang dari 3 (tiga) maka dilanjutkan dengan
klarifikasi teknis dan negosiasi harga/biaya
terhadap Penawaran yang masuk.

26.7 Pokja ULP membuka Dokumen Penawaran


dihadapan peserta (apabila ada).

24
26.8 Pokja ULP memeriksa kelengkapan/
pemenuhan Dokumen Penawaran yang
meliputi :
a. surat penawaran yang didalamnya
tercantum masa berlaku penawaran dan
harga penawaran;
b. surat kuasa dari direktur utama/
pimpinan perusahaan kepada penerima
kuasa (apabila dikuasakan);
c. daftar kuantitas dan harga;
d. surat perjanjian kemitraan/kerja sama
operasi (apabila bermitra);
f. dokumen penawaran teknis:
1) Metode pelaksanaan;
2) Jangka waktu pelaksanaan;
3) Bagian pekerjaan yang akan
disubkontrakkan;
g. RK3K;
h. Formulir Rekapitulasi perhitungan TKDN;
i. Data kualifikasi meliputi :
1) Pakta Integritas;
2) Formulir Isian Kualifikasi;
j. Daftar Barang yang diimpor (apabila
impor);
k. Analisa Harga Satuan Pekerjaan

26.9 Pokja ULP tidak boleh menggugurkan


penawaran pada waktu pembukaan
penawaran.

26.10 Pokja ULP membuat Berita Acara Pembukaan


Penawaran yang paling kurang memuat :
a. jumlah Dokumen Penawaran yang masuk;
b. jumlah Dokumen Penawaran yang
lengkap dan tidak lengkap;
c. harga penawaran masing-masing
peserta;
d. kelainan-kelainan yang dijumpai dalam
Dokumen Penawaran (apabila ada);
e. keterangan lain yang dijumpai dalam
pembukaan Dokumen Penawaran
(apabila ada);
f. tanggal pembuatan Berita Acara; dan
g. tanda tangan anggota Pokja ULP dan
wakil peserta yang hadir atau saksi
25
yang ditunjuk oleh Pokja ULP apabila
tidak ada saksi dari peserta.

26.11 Dalam hal terjadi penundaan waktu


pembukaan penawaran, maka penyebab
penundaan tersebut harus dimuat dengan
jelas dalam Berita Acara.

26.12 Setelah dibacakan dengan jelas, Berita


Acara ditandatangani oleh anggota Pokja
ULP yang hadir dan 2 (dua) orang saksi.

26.13 Berita Acara dilampiri Dokumen Penawaran


dalam bentuk file elektronik.

26.14 Salinan Berita Acara dibagikan kepada


peserta yang hadir tanpa dilampiri
Dokumen Penawaran dan Pokja ULP dapat
mengunggah salinan tersebut melalui
aplikasi sistem pengadaan secara elektronik
(SPSE) sebagaimana tercantum dalam LDP
yang dapat diunduh oleh masing-masing
peserta.

26.15 Tata cara pembukaan dokumen penawaran


sesuai petunjuk penggunaan aplikasi SPSE
pada website LPSE.

27. Klarifikasi Dan 27.1 Dalam mengevaluasi dokumen penawaran,


Konfirmasi Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi
Penawaran terhadap hal-hal yang tidak jelas dalam
dokumen penawaran. Peserta harus
memberikan tanggapan atas klarifikasi.
Klarifikasi tidak boleh mengubah substansi
dan harga penawaran. Klarifikasi dan
tanggapan atas klarifikasi harus dilakukan
secara tertulis.

27.2 Terhadap hal-hal yang diragukan berkaitan


dengan dokumen penawaran, Pokja ULP
dapat melakukan konfirmasi kebenarannya
termasuk peninjauan lapangan kepada pihak-
pihak/ instansi terkait.

26
27.3 Hasil klarifikasi/konfirmasi dapat
menggugurkan penawaran.

28 Hak Menolak atau Dalam keadaan khusus, Pokja ULP berhak


Menerima Penawaran membatalkan proses pelelangan, menerima atau
menolak penawaran atau semua penawaran setiap
saat sebelum penandatanganan kontrak, dan tidak
dapat diminta bertanggung jawab apapun kepada
penawar atau berkewajiban untuk
menginformasikan kepada penawar alasan dari
tindakan tersebut. Dalam hal pembatalan, semua
penawaran khususnya jaminan penawaran segera
dikembalikan kepada penawar.

29. Evaluasi 29.1 Evaluasi penawaran dilakukan dengan


Penawaran sistem gugur.

29.2 Data yang digunakan Pokja ULP dalam


evaluasi dokumen penawaran adalah data
yang diunggah (upload) pada aplikasi sistem
pengadaan secara elektronik, sesuai dengan
data syarat – syarat yang tertulis dalam
dokumen pengadaan.

29.3 Dalam hal terdapat lebih dari satu data


dokumen elektronik yang berbeda isi dan
tidak saling melengkapi serta tidak ada
keterangan penarikan, penggantian,
pengubahan, atau penambahan dokumen,
maka dokumen yang digunakan untuk
evaluasi adalah dokumen yang di upload
paling akhir. Tetapi jika waktu uploadnya
sama maka yang digunakan adalah dokumen
yang waktu modifikasinya paling akhir.

29.4 Data dokumen elektronik yang rusak


(sesudah mendapat klarifikasi dari LPSE)
akibat kesalahan pengiriman dokumen oleh
Penyedia Jasa, yang mengakibatkan
dokumen tersebut tidak dapat dilakukan
evaluasi oleh Pokja ULP, maka dokumen
elektronik tersebut dinyatakan tidak
memenuhi syarat.

27
29.5 Sebelum evaluasi penawaran, dilakukan
koreksi aritmatik dengan ketentuan :
a. volume pekerjaan yang tercantum dalam
daftar kuantitas dan harga disesuaikan
dengan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan;
b. apabila terjadi kesalahan hasil perkalian
antara volume dengan harga satuan
pekerjaan, maka dilakukan pembetulan,
dengan ketentuan harga satuan pekerjaan
yang ditawarkan tidak boleh diubah;
c. jenis pekerjaan yang tidak diberi harga
satuan dianggap sudah termasuk dalam
harga satuan pekerjaan yang lain dan
harga satuan pada daftar kuantitas dan
harga tetap dibiarkan kosong.
d. Jenis pekerjaan yang tidak tercantum
dalam daftar kuantitas dan harga
disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang
tercantum dalam Dokumen Pengadaan
dan harga satuan pekerjaan dimaksud
dianggap nol serta sudah termasuk
dalam harga satuan pekerjaan yang lain.
e. Jenis pekerjaan yang ditawarkan
berbeda dengan daftar kuantitas dan
harga disesuaikan dengan jenis
pekerjaan yang tercantum dalam
dokumen pengadaan dan harga satuan
pekerjaan menggunakan harga yang
tercantum dalam penawaran.
f. Apabila terdapat koreksi pada huruf a
sampai dengan huruf e dilakukan
klarifikasi kepada penyedia.

29.6 Hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai


penawaran sehingga urutan peringkat dapat
menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari
urutan peringkat semula.

29.7 Penawaran setelah koreksi aritmatik yang


melebihi nilai total HPS dinyatakan gugur.

29.8 Berdasarkan hasil koreksi aritmatik Pokja


ULP menyusun urutan dimulai dari nilai
penawaran terendah terkoreksi.
28
29.9 Hasil koreksi aritmatik diumumkan melalui
aplikasi sistem pengadaan secara elektronik
sebagaimana tercantum dalam LDP.

29.10 Pelaksanaan evaluasi dengan sistem gugur


dilakukan oleh Pokja ULP untuk
mendapatkan 3 (tiga) penawaran yang
memenuhi syarat yang dimulai dari
penawaran terendah setelah koreksi
aritmatik.

29.11 Apabila setelah koreksi aritmatik terdapat


kurang dari 3 (tiga) penawar yang
menawar harga dibawah HPS maka proses
lelang tetap dilanjutkan dengan melakukan
evaluasi penawaran.

29.12 Pokja ULP melakukan evaluasi penawaran


yang meliputi :
a. evaluasi administrasi;
b. evaluasi teknis; dan
c. evaluasi harga.

29.13 Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi


sebagai berikut :
a. Pokja ULP dilarang menambah,
mengurangi, mengganti dan/atau
mengubah kriteria dan persyaratan yang
telah ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan;
b. Pokja ULP dan/atau peserta dilarang
menambah, mengurangi, mengganti,
dan/atau mengubah isi Dokumen
Penawaran;
c. Penawaran yang memenuhi syarat
adalah penawaran yang sesuai dengan
ketentuan antara lain disampaikan oleh
penawar yang berhak, pada waktu yang
telah ditentukan, untuk paket pekerjaan
yang dilelangkan, memenuhi syarat –
syarat yang ditetapkan meliputi syarat
administrasi, syarat teknis dalam
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan dan harga yang
29
wajar dapat dipertanggung jawabkan
tanpa ada penyimpangan yang bersifat
penting/pokok atau penawaran bersyarat;
d. Penyimpangan yang bersifat
penting/pokok atau penawaran bersyarat
adalah :
1) Penyimpangan dari Dokumen
Pengadaan yang mempengaruhi
lingkup, kualitas dan hasil/kinerja
pekerjaan; dan/atau
2) Penawaran dari peserta dengan
persyaratan tambahan yang akan
menimbulkan persaingan usaha tidak
sehat dan/atau tidak adil diantara
peserta yang memenuhi syarat.
e. Para pihak dilarang mempengaruhi atau
melakukan intervensi kepada Pokja ULP
selama proses evaluasi;
f. apabila dalam evaluasi ditemukan bukti
adanya persaingan usaha yang tidak
sehat dan/atau terjadi pengaturan
bersama (kolusi/ persekongkolan) antara
peserta, Pokja ULP dan/atau PPK,
dengan tujuan untuk memenangkan
salah satu peserta, maka :
1) peserta yang ditunjuk sebagai calon
pemenang dan peserta lain yang
terlibat dimasukkan ke dalam Daftar
Hitam
2) anggota Pokja ULP dan/atau PPK
yang terlibat persekongkolan diganti,
dikenakan sanksi administrasi
dan/atau pidana;
3) proses evaluasi tetap dilanjutkan
dengan menetapkan peserta lainnya
yang tidak terlibat (apabila ada); dan
4) apabila tidak ada peserta lain
sebagaimana dimaksud pada angka
3), maka pelelangan dinyatakan gagal.

29.14 Evaluasi Administrasi :


a. penawaran dinyatakan memenuhi
persyaratan administrasi, apabila :

30
1) Syarat - syarat substansial yang
diminta berdasarkan Dokumen
Pengadaan dipenuhi/dilengkapi :
a) surat penawaran;
b) surat kuasa dari direktur
utama/pimpinan perusahaan
kepada penerima kuasa (apabila
dikuasakan) ;
c) Daftar kuantitas dan harga;
d) Surat perjanjian kemitraan/kerja
sama operasi (apabila bermitra);
e) Dokumen penawaran teknis
1. Metode pelaksanaan;
2. Jangka waktu pelaksanaan;
3. Bagian pekerjaan yang akan
disubkontrakkan;
g. RK3K;
h. Rekapitulasi perhitungan TKDN
(khusus untuk peserta yang
tidak menyampaikan TKDN,
penawarannya tidak digugurkan
dan nilai TKDNnya dianggap nol);
i. Data Kualifikasi meliputi :
1. Pakta Integritas;
2. Formulir Isian Kualifikasi;
j. Daftar Barang yang diimpor
(apabila impor); dan
k. Analisa Harga Satuan Pekerjaan

2) Memenuhi kriteria sebagai berikut :


a) Surat penawaran memenuhi
ketentuan sebagai berikut :
1. jangka waktu berlakunya surat
penawaran tidak kurang dari
waktu sebagaimana tercantum
dalam LDP, dengan ketentuan :
(a) apabila ada perbedaan
nilai penulisan antara
angka dan huruf maka
yang diakui adalah
tulisan huruf;
(b) apabila nilai yang
tertulis dalam angka jelas
sedangkan nilai dalam
huruf tidak jelas, maka
31
nilai yang diakui adalah
nilai yang tertulis dalam
angka; atau
(c) apabila nilai dalam angka
dan nilai yang tertulis
dalam huruf tidak jelas,
maka penawaran
dinyatakan gugur.
2. Bertanggal.
b) Surat kuasa (apabila dikuasakan) :
1. Harus ditandatangani direktur
utama / pimpinan perusahaan;
2. Nama penerima kuasa harus
tercantum dalam akte
pendirian/anggaran dasar;
3. Dalam hal kemitraan, surat
kuasa ditandatangani oleh
anggota kemitraan yang
diwakili menurut perjanjian
kerja sama.

c) Surat perjanjian kemitraan/ kerja


sama operasi (apabila bermitra)
memenuhi persyaratan antara lain
sebagai berikut:
1. Mencantumkan nama
kemitraan sesuai dengan data
kualifikasi;
2. Mencantumkan lead firm dan
mitra/anggota;
3. Mencantumkan modal
(sharing) dari setiap
perusahaan;
4. Mencantumkan nama pihak
yang mewakili kemitraan/ KSO;
5. Ditandatangani para calon
peserta kemitraan/KSO.

1. (d) Dokumen penawaran teknis


(akan dievaluasi lebih lanjut sesuai
dengan kriteria persyaratan teknis
pada tahap evaluasi teknis)

32
b. Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi
secara tertulis terhadap hal-hal yang
kurang jelas dan meragukan namun tidak
boleh mengubah substansi;
c. Peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi dilanjutkan dengan evaluasi
teknis;
d. Apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah
ada yang tidak memenuhi persyaratan
administrasi, Kelompok Kerja ULP
melakukan evaluasi administrasi terhadap
penawar terendah berikutnya (apabila
ada);
e. Apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua)
peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi, maka evaluasi tetap
dilanjutkan dengan evaluasi teknis; dan
f. Apabila tidak ada peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi, maka
pelelangan dinyatakan gagal.

29.15 Evaluasi Teknis :


a. evaluasi teknis dilakukan terhadap
peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi;
b. unsur-unsur yang dievaluasi teknis
sesuai dengan yang ditetapkan dalam
dokumen pengadaan ini;
c. evaluasi teknis dilakukan dengan sistem
gugur dengan ketentuan:
1) Pokja ULP menilai persyaratan teknis
minimal yang harus dipenuhi dengan
membandingkan pemenuhan
persyaratan teknis sebagaimana
tercantum dalam LDP dan khusus
personil inti serta peralatan utama
minimal tercantum dalam LDK;
2) Penilaian persyaratan teknis, minimal
dilakukan terhadap:
a) metode pelaksanaan pekerjaan
memenuhi persyaratan substantif
yang meliputi tahapan/urutan
pekerjaan dari awal sampai akhir
secara garis besar dan
uraian/cara kerja dari masing-
33
masing jenis pekerjaan utama
dan pekerjaan penunjang/
sementara yang ikut menentukan
keberhasilan pelaksanaan
pekerjaan utama yang dapat
dipertanggung jawabkan secara
teknis dan diyakini
menggambarkan penguasaan
dalam penyelesaian pekerjaan.

Jenis-jenis pekerjaan utama dan


pekerjaan penunjang/sementara
yang ikut menentukan
keberhasilan pelaksanaan
pekerjaan utama ditetapkan
dalam LDP.

b) Jangka waktu pelaksanaan


pekerjaan yang ditawarkan tidak
melampaui batas waktu (yaitu
sampai dengan serah terima
pertama/Provision Hand Over
(PHO)) sebagaimana tercantum
dalam LDP;

c) Peralatan Utama minimal: jenis,


kapasitas, komposisi dan jumlah
yang disediakan untuk
pelaksanaan pekerjaan
menggunakan data peralatan
yang tercantum pada isian
kualifikasi;

d) Personil inti Tenaga Ahli: tingkat


pendidikan, jabatan dalam
pekerjaan yang diusulkan,
pengalaman kerja,
keahlian/keterampilan, yang
ditempatkan secara penuh,
menggunakan data personil inti
yang tercantum pada isian
kualifikasi;

34
e) Bagian pekerjaan yang akan
disubkontrakkan sebagai berikut :
(1) sebagian pekerjaan utama
disubkontrakkan kepada
penyedia jasa spesialis;
(2) penawaran di atas Rp.
25.000.000.000,00 (dua puluh
lima miliar rupiah) sampai
dengan Rp.50.000.000.000,00
(lima puluh miliar rupiah)
mensubkontrakkan sebagian
pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama kepada sub
penyedia jasa Usaha Mikro
dan Usaha Kecil serta koperasi
kecil; dan/atau
(3) penawaran di atas Rp.
50.000.000.000,00 (lima
puluh miliar rupiah)
mensubkontrakkan sebagian
pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama kepada sub
penyedia jasa Usaha Mikro
dan Usaha Kecil serta koperasi
kecil dan dalam
penawarannya sudah
menominasikan sub penyedia
jasa dari lokasi pekerjaan
setempat, kecuali tidak
tersedia sub penyedia jasa
yang dimaksud.

f) RK3K memenuhi persyaratan


yaitu adanya sasaran dan
program K3 yang secara umum
menggambarkan penguasaan
dalam mengendalikan resiko
bahaya K3.

3) Pokja ULP dapat meminta uji


mutu/teknis/fungsi untuk bahan/alat
tertentu sebagaimana tercantum
dalam LDP;

35
d. Apabila dalam evaluasi teknis terdapat
hal - hal yang kurang jelas atau
meragukan, Pokja ULP melakukan
klarifikasi dengan peserta. Hasil
klarifikasi dapat menggugurkan
penawaran;
e. Peserta yang dinyatakan lulus evaluasi
teknis dilanjutkan ke tahap evaluasi
harga;
f. Apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah
setelah koreksi aritmatik ada yang tidak
memenuhi persyaratan teknis, Pokja ULP
dapat melakukan evaluasi penawaran
terhadap penawar terendah berikutnya
(apabila ada);
g. Apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua)
peserta yang lulus evaluasi teknis, maka
evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi
harga;
h. Apabila tidak ada peserta yang lulus
evaluasi teknis maka pelelangan
dinyatakan gagal.

29.16 Evaluasi Harga :


a. Unsur - unsur yang perlu dievaluasi
adalah hal - hal yang pokok atau penting,
dengan ketentuan :
1) Total harga penawaran terkoreksi
dibandingkan nilai total HPS:
a) apabila total harga penawaran
terkoreksi melebihi nilai total HPS,
dinyatakan gugur; dan
b) apabila semua harga penawaran
terkoreksi diatas nilai total HPS,
pelelangan dinyatakan gagal;
2) Harga satuan penawaran yang nilainya
lebih besar dari 110% (seratus
sepuluh perseratus) dari harga
satuan yang tercantum dalam HPS,
dilakukan klarifikasi. Apabila setelah
dilakukan klarifikasi ternyata harga
satuan penawaran tersebut timpang,
maka harga satuan penawaran
timpang hanya berlaku untuk
volume sesuai dengan Daftar
Kuantitas dan Harga. Selanjutnya
daftar jenis/item pekerjaan timpang
tersebut dimasukkan ke dalam
kontrak;
36
3) Mata pembayaran yang harga
satuannya nol atau tidak ditulis
dilakukan klarifikasi dan kegiatan
tersebut harus tetap dilaksanakan.
Harganya dianggap termasuk dalam
harga satuan pekerjaan lainnya;

b. Dilakukan klarifikasi kewajaran harga


dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Klarifikasi dalam hal penawaran
Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN) berbeda dibandingkan dengan
perkiraan Pokja ULP;
2) Klarifikasi/Evaluasi kewajaran harga
dalam hal harga penawaran nilainya
dibawah 80% (delapan puluh
perseratus) HPS, dengan ketentuan :
a) Meneliti dan menilai kewajaran
harga satuan dasar meliputi harga
upah, bahan dan peralatan dari
harga satuan penawaran,
sekurang-kurangnya pada setiap
mata pembayaran utama;
b) Meneliti dan menilai kewajaran
kuantitas/koefisien dari unsur
upah, bahan, dan peralatan dalam
Analisa Harga Satuan;
c) Hasil penelitian butir a) dan butir
b) digunakan untuk menghitung
harga satuan yang dinilai wajar
tanpa memperhitungkan
keuntungan yang ditawarkan; dan
d) Harga satuan yang dinilai wajar
digunakan untuk menghitung total
harga penawaran yang dinilai
wajar dan dapat dipertanggung
jawabkan;
e) Total harga sebagaimana
dimaksud pada huruf d) dihitung
berdasarkan volume yang ada
dalam daftar kuantitas dan harga.
Apabila total harga penawaran yang
diusulkan lebih kecil dari hasil evaluasi
sebagaimana tersebut di atas, maka
harga penawaran dinyatakan tidak
wajar dan gugur harga.
37
Apabila total harga penawaran lebih
besar dari hasil evaluasi sebagaimana
tersebut di atas, maka harga
penawaran dinyatakan wajar dan
apabila peserta tersebut ditunjuk
sebagai pemenang pelelangan, harus
bersedia untuk menaikkan Jaminan
Pelaksanaan menjadi 5% (lima
perseratus) dari nilai total HPS.
Apabila peserta yang bersangkutan
tidak bersedia menaikkan nilai
Jaminan Pelaksanaan menjadi sebesar
5% HPS, penawarannya digugurkan
dan Jaminan Penawaran dicairkan dan
disetorkan ke Kas Negara/Daerah,
serta dimasukkan dalam daftar hitam.

c. Memperhitungkan preferensi harga atas


penggunaan produksi dalam negeri
(apabila memenuhi persyaratan
diberlakukannya preferensi harga) dengan
ketentuan Perhitungan Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang
disampaikan oleh peserta berdasarkan
penilaian sendiri (self assessment),
digunakan dalam evaluasi penawaran
harga apabila pelelangan pekerjaan
tersebut diberlakukan preferensi harga
yaitu apabila memenuhi ketentuan :
1) Preferensi Harga untuk Barang/Jasa
dalam negeri diberlakukan pada
Pengadaan Barang/Jasa yang dibiayai
rupiah murni tetapi hanya berlaku
untuk Pengadaan Barang/Jasa bernilai
di atas Rp. 1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah); dan
2) Preferensi Harga hanya diberikan
kepada Barang/Jasa dalam negeri
dengan TKDN lebih besar atau
sama dengan 25% (dua puluh lima
perseratus).
Apabila peserta tidak menyampaikan
formulir perhitungan TKDN maka
peserta dianggap tidak
menginginkan diberlakukan
38
preferensi harga bagi penawarannya
dan tidak menggugurkan.
Ketentuan dan tata cara
penghitungan TKDN merujuk pada
ketentuan yang ditetapkan oleh
Menteri yang membidangi urusan
perindustrian dengan tetap
berpedoman pada tata nilai
Pengadaan Barang /Jasa sebagaimana
diatur dalam Peraturan Presiden
Nomor 54 Tahun 2010 yang terakhir
diubah dengan Peraturan Presiden
No. 04 Tahun 2015 beserta petunjuk
teknisnya.

3) rumus penghitungan sebagai berikut :


1
HEA   HP

11 + KP

HEA = Harga Evaluasi Akhir.


KP = Koefisien Preferensi (Tingkat
Komponen Dalam Negeri
(TKDN) dikali Preferensi
tertinggi Barang/Jasa).
HP = Harga Penawaran (Harga
Penawaran/terkoreksi yang
memenuhi persyaratan lelang
dan telah dievaluasi).

4) dalam hal terdapat 2 (dua) atau


lebih penawaran dengan HEA yang
sama, penawar dengan TKDN terbesar
adalah sebagai pemenang;

5) pemberian Preferensi Harga tidak


mengubah Harga Penawaran dan
hanya digunakan oleh Pokja ULP
untuk keperluan perhitungan HEA
guna menetapkan peringkat
pemenang.

d. Apabila terdapat 2 (dua) calon pemenang


memiliki harga penawaran yang sama
dalam hal tidak diperhitungkan TKDN,
39
maka Pokja ULP memilih peserta yang
mempunyai kemampuan teknis lebih
besar dan hal ini dicatat dalam Berita
Acara Hasil Pelelangan.

e. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti


harga tidak wajar akibat terjadinya
persaingan usaha tidak sehat dan/atau
terjadi pengaturan bersama
(kolusi/persekongkolan) sebagaimana
ketentuan peraturan dan perundang-
undangan, maka pelelangan dinyatakan
gagal dan peserta yang terlibat
dimasukkan dalam Daftar Hitam.

29.17 Pokja ULP menyusun urutan 3 (tiga)


penawaran sebagai calon pemenang dan
calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila
ada).

30. Evaluasi Kualifikasi 30.1 Evaluasi dilakukan terhadap calon


pemenang pelelangan dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 (apabila ada).

30.2 Evaluasi kualifikasi dilakukan dengan


menggunakan metode penilaian sistem
gugur.

30.3 Pakta Integritas telah diisi dan


ditandatangani oleh peserta anggota
kemitraan/KSO sebelum pemasukan
penawaran, apabila tidak ditandatangani
maka tidak dievaluasi lebih lanjut.

30.4 Tata cara evaluasi kualifikasi dilakukan sesuai


dengan ketentuan dalam Dokumen
Kualifikasi.

30.5 Apabila tidak ada calon pemenang yang


lulus Evaluasi kualifikasi, maka lelang
dinyatakan gagal.

31. Pembuktian Kualifikasi 31.1 Pembuktian kualifikasi terhadap peserta yang


memenuhi persyaratan kualifikasi dilakukan
setelah evaluasi kualifikasi.

40
31.2 Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan
cara melihat keaslian dokumen dari
dokumen asli atau salinan dokumen yang
sudah dilegalisir oleh pejabat yang
berwenang dan meminta salinan dokumen
tersebut.

31.3 Pokja ULP melakukan klarifikasi dan/atau


verifikasi kepada penerbit dokumen, apabila
dokumen yang digunakan dalam
pembuktian kualifikasi masih diragukan
kebenarannya.

31.4 Apabila peserta tidak hadir dalam


pembuktian kualifikasi dan telah diberikan
kesempatan serta tenggang waktu yang
cukup, maka peserta digugurkan dan
Jaminan Penawaran yang bersangkutan
dicairkan dan disetorkan ke kas Negara/kas
Daerah.

31.5 Apabila hasil pembuktian kualifikasi


ditemukan data tidak benar/pemalsuan
data/tidak dapat menunjukan dokumen asli
atau salinan dokumen yang sudah dilegalisir,
maka peserta digugurkan, badan usaha
dan/atau pengurusnya dimasukkan dalam
Daftar Hitam, Jaminan Penawaran yang
bersangkutan dicairkan dan disetorkan ke
kas Negara/ kas Daerah.

31.6 Apabila tidak ada calon pemenang yang


lulus pembuktian kualifikasi, maka lelang
dinyatakan gagal.

32. Klarifikasi dan negosiasi Dalam hal yang memasukkan penawaran kurang
teknis dan harga dari 3 (tiga) dilakukan dengan ketentuan :
a. Klarifikasi teknis dan harga dimulai dari penawar
dari urutan terendah pertama setelah koreksi
aritmatik yang memenuhi persyaratan
administrasi dan teknis;
b. Hal yang diklarifikasi adalah metode pelaksanaan
pekerjaan yang dapat mempengaruhi harga
untuk dilakukan negosiasi;
c. Apabila klarifikasi dan negosiasi terhadap
penawaran terendah pertama tidak tercapai
41
kesepakatan, maka penawarannya dinyatakan
gugur dan dilanjutkan negosiasi terhadap
penawaran terendah kedua, apabila ada.

F. Penetapan Pemenang

33. Penetapan 33.1 Pokja ULP membuat Surat Penetapan


Pemenang Pemenang, Pemenang Cadangan 1, dan
Pemenang Cadangan 2 (apabila ada
pemenang cadangan) untuk nilai penawaran
terkoreksi sampai dengan
Rp 100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) berdasarkan Berita Acara Hasil
Pelelangan (BAHP).

33.2 PA membuat Surat Penetapan Pemenang,


Pemenang Cadangan 1, dan Pemenang
Cadangan 2 (apabila ada pemenang
cadangan) untuk nilai penawaran terkoreksi
diatas Rp 100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) setelah mendapat usulan dari Pokja
ULP, dengan ketentuan :
a. usulan penetapan pemenang
ditembuskan kepada PPK dan APIP
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/Institusi; dan
b. apabila PA tidak setuju dengan usulan
Pokja ULP dengan alasan yang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, maka PA memerintahkan
evaluasi ulang atau menyatakan
pelelangan gagal.

33.3 Dalam hal nilai penawaran terkoreksi


pemenang sampai dengan
Rp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) dan nilai penawaran terkoreksi
pemenang cadangan diatas
Rp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah), maka penetapannya oleh PA setelah
mendapatkan usulan dari Pokja ULP.

33.4 Dalam hal hasil evaluasi peserta akan


diusulkan sebagai pemenang pada beberapa
paket pekerjaan, dan sisa kemampuan
42
menangani paket (SKP) tidak mencukupi
maka dilakukan klarifikasi untuk memilih
paket pekerjaan berdasarkan pilihan
penyedia jasa setelah mempertimbangkan
ketersediaan peralatan dan personil.

33.5 Dalam hal peserta mengikuti pelelangan


beberapa paket pekerjaan konstruksi dalam
waktu penetapan pemenang bersamaan :
a. Menawarkan peralatan yang sama
pada masing – masing paket
pekerjaan, maka hanya dapat
ditetapkan sebagai pemenang pada
1 (satu) paket pekerjaan setelah
dilakukan klarifikasi untuk
menentukan peralatan tersebut akan
ditempatkan, sedangkan untuk paket
pekerjaan lainnya dinyatakan
peralatan tidak ada dan dinyatakan
gugur;
b. Ketentuan hanya dapat ditetapkan
sebagai pemenang pada 1 (satu)
paket pekerjaan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, dapat
dikecualikan dengan syarat waktu
penggunaan alat tidak tumpang
tindih (overlap), ada peralatan
candangan yang diusulkan dalam
dokumen penawaran yang
memenuhi syarat, dan/atau
kapasitas dan produktifitas peralatan
secara teknis dapat menyelesaikan
lebih dari 1 (satu) paket pekerjaan;
c. Menawarkan personil yang sama
pada masing-masing paket
pekerjaan, maka hanya dapat
ditetapkan sebagai pemenang pada
1 (satu) paket pekerjaan setelah
dilakukan klarifikasi untuk
menentukan personil tersebut akan
ditempatkan, sedangkan untuk paket
pekerjaan lainnya dinyatakan
personil tidak ada dan dinyatakan
gugur;

43
d. Ketentuan pada huruf c hanya dapat
ditetapkan sebagai pemenang pada
1 (satu) paket pekerjaan konstruksi,
dikecualikan apabila personil yang
diusulkan penugasannya sebagai
Kepala Proyek atau ada personil
cadangan yang diusulkan dalam
dokumen penawaran yang
memenuhi syarat;
e. Menawarkan personil yang sedang
bekerja di paket lain, maka pada saat
akan ditetapkan sebagai pemenang
dipastikan sudah tidak terikat pada
paket lain.

33.6 Penetapan pemenang disusun sesuai


dengan urutannya dan harus memuat :
a. Nama paket pekerjaan dan nilai total
HPS;
b. Nama dan alamat Penyedia serta harga
penawaran atau harga penawaran
terkoreksi;
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
d. Hasil evaluasi penawaran administrasi,
teknis, harga; dan
e. Evaluasi kualifikasi.

33.7 Data pendukung yang diperlukan untuk


menetapkan pemenang adalah:
a Dokumen Pengadaan beserta Adendum
(apabila ada);
b BAPP;
c BAHP; dan
d Dokumen Penawaran dari pemenang
dan pemenang cadangan 1 dan 2
(apabila ada) yang telah diparaf anggota
Pokja ULP dan 2 (dua) wakil
peserta/saksi.

33.8 Apabila terjadi keterlambatan dalam


menetapkan pemenang dan mengakibatkan
surat penawaran dan Jaminan Penawaran
habis masa berlakunya, dilakukan konfirmasi
kepada calon pemenang, calon pemenang
cadangan 1 dan 2 (apabila ada) untuk
44
memperpanjang masa berlaku surat
penawaran dan Jaminan Penawaran sampai
dengan perkiraan jadwal penandatanganan
kontrak. Calon pemenang, calon pemenang
cadangan 1 dan 2 (apabila ada) yang tidak
bersedia memperpanjang surat penawaran
dan Jaminan Penawaran dapat
mengundurkan diri tanpa dikenakan sanksi.

34. Pengumuman Pemenang Pokja ULP mengumumkan pemenang dan pemenang


cadangan 1 dan 2 (apabila ada) kepada masyarakat
di website layanan pengadaan secara elektronik
(LPSE) sebagaimana tercantum dalam LDP dan papan
pengumuman resmi yang memuat sekurang -
kurangnya:
a. Nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;
b. Nama dan alamat penyedia;
c. Harga penawaran;
d. Harga penawaran terkoreksi;
e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
f. Hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis,
harga, dan kualifikasi untuk seluruh peserta yang
dievaluasi dilengkapi dengan penjelasan untuk
setiap penawaran yang dinyatakan gugur dari
substansi yang dievaluasi (alasan gugur
administrasi/ teknis/ harga/ kualifikasi).

35. Sanggahan 35.1 Peserta yang memasukkan penawaran dapat


menyampaikan sanggahan secara elektronik
atas penetapan pemenang kepada Pokja ULP
disertai bukti terjadinya penyimpangan
melalui website, dengan tembusan kepada
PPK, PA/KPA dan APIP Kementerian/
Lembaga/ Pemerintah Daerah/ Institusi
sebagaimana tercantum dalam LDP, dengan
ketentuan :
a. Pelelangan Umum paling lambat 5 (lima)
hari kalender setelah pengumuman
pemenang; atau
b. Pemilihan Langsung paling lambat 3 (tiga)
hari kalender setelah pengumuman
pemenang.

45
35.2 Sanggahan diajukan oleh peserta baik
secara sendiri - sendiri maupun bersama-
sama dengan peserta lain.

35.3 Sanggahan diajukan apabila terjadi


penyimpangan prosedur meliputi:
a. Penyimpangan terhadap ketentuan dan
prosedur yang diatur dalam Peraturan
Presiden No. 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta
petunjuk teknisnya dan yang telah
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan;
b. Rekayasa tertentu sehingga menghalangi
terjadinya persaingan usaha yang sehat;
dan/atau
c. Penyalahgunaan wewenang oleh Pokja
ULP dan/atau pejabat yang berwenang
lainnya.

35.4 Apabila sanggahan dinyatakan benar maka


Pokja ULP menyatakan pelelangan gagal.

35.5 Sanggahan yang diajukan bukan dari peserta


dianggap sebagai pengaduan dan tetap
harus ditindaklanjuti serta tidak
menghentikan proses pelelangan.

35.6 Sanggahan yang disampaikan kepada


PA/KPA, PPK atau disampaikan dan diterima
diluar masa sanggah, dianggap sebagai
pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti
serta tidak menghentikan proses
pelelangan.

G. Penunjukan Pemenang Pengadaan

36. Penunjukan 36.1 Pokja ULP menyampaikan Berita Acara Hasil


Penyedia Pelelangan (BAHP) kepada PPK dengan
Barang/Jasa tembusan kepada Kepala ULP sebagai dasar
untuk menerbitkan Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ).

36.2 PPK menerbitkan SPPBJ, dengan ketentuan


apabila:

46
a. Pernyataan peserta pada formulir isian
kualifikasi masih berlaku;
b. tidak ada sanggahan dari peserta;
c. sanggahan terbukti tidak benar; atau
d. masa sanggah berakhir.

36.3 Rapat persiapan penandatanganan kontrak,


hal-hal yang dibahas antara lain:
a. Draft kontrak (substansi kontrak);
b. Kelengkapan dokumen kontrak;
c. Rencana penandatanganan kontrak;
d. Jaminan Uang Muka (ketentuan, bentuk,
isi, waktu penyerahan)
e. Jaminan Pelaksanaan (ketentuan, bentuk,
isi, waktu penyerahan)
f. Asuransi;
g. Harga satuan timpang;
h. Penyesuaian harga (apabila diperlukan);
i. tenaga kerja praktek/magang;
i. Hal-hal yang telah diklarifikasi dan
dikonfirmasi pada saat evaluasi
penawaran; dan/atau
k. Hal-hal yang dianggap perlu

36.4 Penyedia yang ditunjuk wajib menerima


keputusan tersebut, dengan ketentuan :
a. apabila yang bersangkutan
mengundurkan diri dan masa
penawarannya masih berlaku dengan
alasan yang dapat diterima secara
obyektif oleh Pokja ULP, maka Jaminan
Penawaran yang bersangkutan dicairkan
dan disetorkan sebagaimana tercantum
dalam LDP;

b. apabila yang bersangkutan


mengundurkan diri dan masa
penawarannya masih berlaku dengan
alasan yang tidak dapat diterima secara
obyektif oleh Pokja ULP, maka Jaminan
Penawaran yang bersangkutan dicairkan
dan disetorkan sebagaimana tercantum
dalam LDP serta dimasukkan dalam Daftar
Hitam/Black List; atau

47
c. apabila yang bersangkutan tidak bersedia
ditunjuk karena masa penawarannya
sudah tidak berlaku, maka tidak
dikenakan sanksi dan Jaminan Penawaran
yang bersangkutan tidak boleh dicairkan.

36.5 Apabila pemenang yang ditunjuk


mengundurkan diri, maka penunjukan
pemenang dapat dilakukan kepada
pemenang cadangan sesuai dengan
urutan peringkat, selama masa surat
penawaran dan Jaminan Penawaran
pemenang cadangan masih berlaku atau
sudah diperpanjang masa berlakunya.

36.6 Apabila semua pemenang yang ditunjuk


mengundurkan diri, maka pelelangan
dinyatakan gagal oleh PA/KPA setelah
mendapat laporan dari PPK.

36.7 SPPBJ harus diterbitkan, dengan ketentuan :


a pada Pelelangan Umum, paling lambat 6
(enam) hari kalender setelah
pengumuman penetapan pemenang,
apabila tidak ada sanggahan;
b. pada Pemilihan Langsung, paling lambat
4 (empat) hari kalender setelah
pengumuman penetapan pemenang,
apabila tidak ada sanggahan; atau
c. Dalam hal Pelelangan Umum/Pemilihan
Langsung, paling lambat 2 (dua) hari
kalender setelah semua sanggahan
dijawab.

36.8 Di dalam SPPBJ disebutkan/ditegaskan/ditulis


bahwa penyedia harus menyiapkan Jaminan
Pelaksanaan sebelum penandatanganan
kontrak.

37. Kerahasiaan 37.1 Proses evaluasi Dokumen Penawaran


Proses bersifat rahasia dan dilaksanakan oleh pokja
ULP secara independen.

37.2 Informasi yang berhubungan dengan


penelitian, evaluasi, klarifikasi, konfirmasi,
48
dan usulan calon pemenang tidak boleh
diberitahukan kepada peserta, atau orang
lain yang tidak berkepentingan sampai
keputusan pemenang diumumkan.

37.3 Setiap usaha peserta lelang mencampuri


proses evaluasi dokumen penawaran atau
keputusan pemenang akan mengakibatkan
ditolaknya penawaran yang bersangkutan.

37.4 Evaluasi penawaran yang disimpulkan


dalam Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP)
oleh Pokja ULP bersifat rahasia sampai
dengan saat pengumuman pemenang.

H. Pelelangan Gagal

38. Pelelangan Gagal 38.1 Pokja ULP menyatakan pelelangan gagal,


apabila :
a. tidak ada penawaran yang lulus evaluasi
penawaran;
b. dalam evaluasi penawaran ditemukan
bukti/indikasi terjadi persaingan tidak
sehat;
c. harga penawaran terendah terkoreksi
lebih tinggi dari HPS;
d. sanggahan dari peserta atas pelaksanaan
pelelangan yang tidak sesuai dengan
ketentuan Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2015
beserta petunjuk teknisnya dan Dokumen
Pengadaan ternyata benar;
e. sanggahan dari peserta atas kesalahan
substansi Dokumen Pengadaan ternyata
benar; atau
f. calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2, setelah dilakukan
evaluasi dengan sengaja tidak hadir
dalam klarifikasi dan/atau pembuktian
kualifikasi.

38.2 PA/KPA sebagaimana tercantum dalam LDP


menyatakan pelelangan gagal, apabila :

49
a. PA/KPA sebagaimana tercantum dalam
LDP sependapat dengan PPK yang tidak
bersedia menandatangani SPPBJ karena
proses Pelelangan tidak sesuai dengan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta
petunjuk teknisnya;
b. pengaduan masyarakat adanya dugaan
KKN yang melibatkan Pokja ULP
dan/atau PPK ternyata benar;
c. dugaan KKN dan/atau pelanggaran
persaingan sehat dalam pelaksanaan
Pelelangan dinyatakan benar oleh pihak
berwenang;
d. sanggahan dari Penyedia Barang/Jasa
atas kesalahan prosedur yang
tercantum dalam Dokumen Pengadaan
ternyata benar;
e. Dokumen Pengadaan tidak sesuai dengan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010,
yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta
petunjuk teknisnya;
f. Pelaksanaan Pelelangan tidak sesuai atau
menyimpang dari Dokumen Pengadaan;
g. Calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 mengundurkan diri;
atau
h. Pelaksanaan Pelelangan melanggar
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta
petunjuk teknisnya;

38.3 Menteri/Kepala Lembaga/Pimpinan Institusi


menyatakan pelelangan gagal, apabila
Pengaduan masyarakat atas terjadinya
KKN yang melibatkan KPA, ternyata benar.

38.4 Kepala daerah menyatakan pelelangan gagal


apabila Pengaduan masyarakat atas
terjadinya KKN yang melibatkan PA dan/atau
KPA, ternyata benar.

38.5 Setelah pelelangan dinyatakan gagal, maka


Pokja ULP memberitahukan kepada seluruh
peserta.

50
38.6 Setelah pemberitahuan adanya pelelangan
gagal, Pokja ULP atau Pokja ULP
pengganti (apabila diganti) meneliti dan
menganalisis penyebab terjadinya pelelangan
gagal, untuk menentukan langkah
selanjutnya, yaitu melakukan :
a. Evaluasi ulang;
b. Penyampaian ulang Dokumen
Penawaran;
c. Pelelangan ulang; atau
d. Penghentian proses pelelangan.

I. Surat Jaminan Pelaksanaan

39. Surat Jaminan 39.1 Surat Jaminan Pelaksanaan memenuhi


Pelaksanaan ketentuan sebagai berikut :
a. Paket pekerjaan sampai dengan
Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima
ratus juta rupiah) dapat diterbitkan oleh
Bank Umum, Perusahaan Asuransi,
Perusahaan Penjaminan, konsorsium
perusahaan asuransi umum/lembaga
penjaminan/perusahaan penjaminan
yang mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship), bersifat mudah
dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional) dimana konsorsium
tersebut telah ditetapkan/mendapat
rekomendasi dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), dan diserahkan oleh
Penyedia Jasa kepada PPK;
b. Paket pekerjaan di atas
Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima
ratus juta rupiah) diterbitkan oleh Bank
Umum, konsorsium perusahaan
asuransi umum/ lembaga
penjaminan/perusahaan penjaminan
yang mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship), bersifat mudah
dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional) dimana konsorsium
tersebut telah ditetapkan/mendapat
rekomendasi dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), dan diserahkan oleh
Penyedia Jasa kepada PPK;
51
c. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan
sejak tanggal penandatanganan Kontrak
sampai dengan serah terima pertama
pekerjaan berdasarkan Kontrak (PHO)
sebagaimana tercantum dalam LDP;
d. Nama penyedia sama dengan nama
yang tercantum dalam surat Jaminan
Pelaksanaan;
e. Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan tidak
kurang dari nilai jaminan yang
ditetapkan;
f. Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan
dicantumkan dalam angka dan huruf;
g. nama PPK yang menerima Jaminan
Pelaksanaan sama dengan nama PPK
yang menandatangani kontrak;
h. paket pekerjaan yang dijamin sama
dengan paket pekerjaan yang tercantum
dalam SPPBJ;
i. Jaminan Pelaksanaan harus dapat
dicairkan tanpa syarat (unconditional)
sebesar nilai jaminan dalam jangka
waktu paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja setelah surat pernyataan
wanprestasi dari PPK diterima oleh
penerbit Jaminan;
j. Jaminan Pelaksanaan atas nama
Kemitraan/KSO harus ditulis atas nama
Kemitraan/KSO; dan
k. Memuat nama, alamat dan tanda tangan
pihak penjamin.

39.2 Kegagalan penyedia yang ditunjuk untuk


menyerahkan Surat Jaminan Pelaksanaan
dipersamakan dengan menolak untuk
menandatangani Kontrak atau tidak
menerima keputusan penunjukan sebagai
penyedia barang/ jasa, maka akan dikenakan
sanksi;

39.3 Ketentuan lebih lanjut mengenai pencairan


Surat Jaminan Pelaksanaan diatur dalam
Syarat-Syarat Umum Kontrak.

52
J. Penandatanganan Kontrak

40. Penandatanganan 40.1 Penandatanganan Kontrak Pengadaan


Kontrak Barang/Jasa dilakukan setelah DIPA/DPA
ditetapkan.

40.2 Sebelum penandatanganan kontrak PPK wajib


memastikan isian kualifikasi masih
berlaku/valid. Apabila terdapat data isian
kualifikasi tidak valid, maka kontrak tidak
ditandatangani.

40.3 Penandatanganan kontrak dilakukan setelah


penyedia menyerahkan Jaminan
Pelaksanaan, dengan ketentuan:
a. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga
penawaran terkoreksi antara 80%
(delapan puluh perseratus) sampai
dengan 100% (seratus perseratus) nilai
total HPS adalah sebesar 5% (lima
perseratus) dari nilai Kontrak;
b. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga
penawaran terkoreksi dibawah 80%
(delapan puluh perseratus) nilai total
HPS adalah sebesar 5% (lima
perseratus) dari nilai total HPS.

40.4 PPK dan penyedia tidak diperkenankan


mengubah substansi Dokumen Pengadaan
sampai dengan penandatanganan Kontrak,
kecuali mempersingkat waktu pelaksanaan
pekerjaan dikarenakan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya akan
melewati batas tahun anggaran.

40.5 Dalam hal perubahan waktu pelaksanaan


pekerjaan melewati batas tahun anggaran,
penandatanganan kontrak dilakukan setelah
mendapat persetujuan kontrak tahun jamak.

40.6 PPK dan penyedia wajib memeriksa konsep


Kontrak meliputi substansi, bahasa,
redaksional, angka dan huruf serta
membubuhkan paraf pada setiap lembar
Dokumen Kontrak.

53
40.7 Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian
Dokumen Kontrak dalam Surat Perjanjian,
dengan maksud apabila terjadi
pertentangan ketentuan antara bagian satu
dengan bagian yang lain, maka berlaku
urutan sebagai berikut :
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar
kuantitas dan harga;
d. syarat-syarat khusus kontrak;
e. syarat-syarat umum kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar; dan
i. dokumen lainnya seperti: jaminan-
jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

40.8 Banyaknya rangkap kontrak dibuat sesuai


kebutuhan, yaitu :
a. sekurang - kurangnya 2 (dua) Kontrak asli,
terdiri dari:
1) kontrak asli pertama untuk PPK
dibubuhi materai pada bagian yang
ditandatangani oleh penyedia; dan
2) kontrak asli kedua untuk penyedia
dibubuhi materai pada bagian yang
ditandatangani oleh PPK;

b. rangkap kontrak lainnya (apabila


diperlukan) tanpa dibubuhi materai.

40.9 Penandatanganan Kontrak bernilai diatas


Rp 100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) dilakukan setelah memperoleh
pendapat ahli hukum Kontrak atau Tim Opini
Hukum Kontrak yang dibentuk oleh K/L/D/I
yang bersangkutan.

40.10 Pihak yang berwenang menandatangani


kontrak atas nama penyedia adalah Direksi
yang disebutkan namanya dalam Akta
Pendirian/Anggaran Dasar, yang telah
didaftarkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

54
BAB III
LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)

A. Penerapan IKP dan LDP Apabila ada pertentangan ketentuan yang tertulis
pada Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan
Instruksi Kepada Peserta (IKP) maka yang
digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data
Pemilihan (LDP).

B. Lingkup Pekerjaan 1. a. Pokja ULP :


Kelompok Kerja (Pokja) SNVT Pelaksanaan
Jaringan Pemanfaatan Air Sumatera II Provinsi
Sumatera Utara Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2018
b. Alamat Pokja ULP :
JL. Jend. Besar DR. A.H. Nasution No.30
Pkl.Masyhur Medan.
c. Email : pokjapjpa2018@gmail.com

2. Website : Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)

3. a. Nama paket pekerjaan :


Pembangunan Rumah Pompa dan Jaringan
Perpipaan Air Tanah untuk Sarana Air Baku Kec.
Sipirok Kab. Tapanuli Selatan

b. Uraian singkat pekerjaan :


- Pekerjaan Persiapan
- Pembangunan Rumah Pompa (1 Unit)
- Pekerjaan Bak Penampung (1 Unit)
- Pekerjaan Pipa Dan Aksesoris
- Pekerjaan Bak Pengumpul (4 Unit)
- Pekerjaan Bak Pelepas Tekanan (6 Unit)
- Pekerjaan Pagar Brc (1 Unit)

4. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan:


180 (seratus delapan puluh) hari kalender

C. Sumber Dana APBN Tahun Anggaran 2018

D. Pendayagunaan Produksi Preferensi harga tidak diberikan terhadap


Dalam Negeri penawaran peserta

55
E. Pemberian Penjelasan 1. Pemberian Penjelasan Dokumen Pengadaan akan
Dokumen Pengadaan dan dilaksanakan :
Peninjauan Lapangan Sesuai jadwal yang tercantum dalam sistem
pengadaan secara elektronik.

2. Peninjauan lapangan akan dilaksanakan setelah


Pemberian Penjelasan Dokumen Pengadaan.edan

F. Dokumen Penawaran 1. [Daftar Personil Inti dan Peralatan Utama Minimal


yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
adalah daftar yang ada di dalam LDK (Lembar Data
Kualifikasi)]

2. Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan :


tidak diberlakukan.
Persyaratan subkontrak pekerjaan konstruksi :
nilai penawaran > Rp25.000.000.000, Peserta wajib
ada subkontrak, dalam hal Pokja ULP menetapkan
Daftar pekerjaan yang akan disubkontrakkan, maka
Peserta wajib memenuhi daftar tersebut.
Penawaran terkait dengan bagian pekerjaan yang
disubkontrakan memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Sebagian pekerjaan utama disubkontrakkan
kepada penyedia jasa spesialis; dan/atau
b. Mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang
bukan pekerjaan utama kepada penyedia jasa
Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi
kecil.

3. Sebagai pekerjaan utama adalah:


- Pekerjaan Bak Penampung (1 Unit)
- Pekerjaan Pipa Dan Aksesoris
- Pekerjaan Bak Pengumpul (4 Unit)
- Pekerjaan Bak Pelepas Tekanan (6 Unit)

4. Sebagai pekerjaan penunjang/sementara sebagai


pendukung pekerjaan utama adalah :

No. Jenis Pekerjaan Penunjang/Sementara


1 Pekerjaan Persiapan
2 Pembangunan Rumah Pompa (1 Unit)
3 Pekerjaan Pagar Brc (1 Unit)

56
5. Identifikasi bahaya sesuai dengan Bab.V Huruf G
pada Tabel 1.

6. Uji mutu/teknis/fungsi dalam kondisi tertentu


diperlukan untuk :
a. Bahan konstruksi permanen : tidak ada
b. Alat yang menjadi bagian konstruksi
permanen : tidak ada

G. Mata Uang Penawaran dan 1. Mata uang yang digunakan adalah mata uang
Cara Pembayaran Rupiah.

2. Pembayaran dilakukan dengan cara bulanan


(monthly certificate) berdasarkan dari hasil
pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang
telah dilaksanakan.

H. Masa Berlakunya Masa berlaku penawaran selama 90 (Sembilan


Penawaran puluh) hari kalender sejak batas akhir pemasukan
penawaran.

I. Penyampaian [Sesuai jadwal yang tercantum dalam


Dokumen Penawaran sistem pengadaan secara elektronik]

J. Batas Akhir Waktu [Sesuai jadwal yang tercantum dalam


Pemasukan Penawaran sistem pengadaan secara elektronik]

K. Pembukaan [Sesuai jadwal yang tercantum dalam


Penawaran sistem pengadaan secara elektronik]

Tempat : Kantor Balai Wilayah Sungai


Sumatera II. Jl. Jend. Besar DR. A.H.
Nasution No. 30 Pkl. Masyhur Medan.

L. Ambang Batas Ambang Batas tidak digunakan

M. Sanggahan 1. Sanggahan ditujukan kepada :


Kelompok Kerja (Pokja) SNVT Pelaksanaan Jaringan
Pemanfaatan Air Sumatera II Provinsi Sumatera
Utara Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Tahun Anggaran 2018
Alamat : K Jl. Jend. Besar DR. A.H. Nasution
No. 30 Pkl. Masyhur Medan.

57
2. Tembusan sanggahan ditujukan kepada :
a. PPK Air Tanah dan Air Baku II
Alamat : Jl. Jend. Besar DR. A.H. Nasution
No. 30 Pkl. Masyhur Medan

b. Kasatker SNVT Pelaksanaan Jaringan


Pemanfaatan Air Sumatera II
Provinsi Sumatera Utara
Alamat : Jl. Jend. Besar DR. A.H. Nasution
No. 30 Pkl. Masyhur Medan

c. Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan


Umum dan Perumahan Rakyat
Alamat : Jl. Pattimura No.20 Jakarta Selatan

d. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan


Rakyat
Alamat : Jl. Pattimura No. 20 Jakarta Selatan

58
BAB IV
LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)

A. Lingkup Nama Pokja ULP :


Kualifikasi Kelompok Kerja (Pokja) SNVT Pelaksanaan
Jaringan Pemanfaatan Air Sumatera II Provinsi
Sumatera Utara Direktorat Jenderal Sumber Daya
Air Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2018
Alamat : K Jl. Jend. Besar DR. A.H. Nasution
No. 30 Pkl. Masyhur Medan.

Nama Paket Pekerjaan :


Pembangunan Rumah Pompa dan Jaringan
Perpipaan Air Tanah untuk Sarana Air Baku Kec.
Sipirok Kab. Tapanuli Selatan

B. Persyaratan 1. Peserta Kualifikasi badan usaha harus memiliki :


Kualifikasi - Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) Bidang
Sipil yang masih berlaku
- Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan
Klasifikasi Bangunan Sipil.

2. Peserta Kualifikasi Badan Usaha Jasa Konstruksi


Asing harus memiliki bukti Izin Perwakilan Jasa
Konstruksi Asing dan melakukan kerja sama
usaha dengan perusahaan nasional dalam
bentuk kemitraan, subkontrak dan lain-lain,
dalam hal terdapat perusahaan nasional yang
memiliki kemampuan dibidang yang
bersangkutan.

3. Memiliki pengalaman pengadaan pekerjaan


konstruksi paling kurang 1 (satu) pekerjaan
sebagai Penyedia Barang/Jasa dalam kurun
waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di
lingkungan pemerintah maupun swasta,
termasuk pengalaman subkontrak, kecuali bagi
Penyedia Usaha Kecil yang baru berdiri kurang
dari 3 (tiga) tahun.

4. Memiliki kemampuan pada Klasifikasi Bangunan


Sipil

59
5. Memiliki kemampuan menyediakan Personil
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
sebagai berikut :

a. Tenaga Ahli Bagi Usaha Kecil

Jabatan
Tingkat dalam Pengalaman
Profesi/
No. Pendidikan pekerjaan Kerja
Keahlian
yang (Tahun)
diusulkan
1 D3 Teknik Site 3 SKT
Lingkungan Manager/ atau Pelaksana
atau SMK Pelaksana 5 Lapangan
Bangunan (1 orang) Perpipaan
Air Madya
2 D3 Teknik Quantity 3 SKT Juru
Sipil/ SMK (1 orang) atau Hitung
Bangunan 5 Kuantitas

3 D3 Teknik Draftman 3 SKT Juru


Sipil/ SMK (1 orang) atau Gambar
Bangunan 5

4 D3 Teknik Juru Ukur 3 SKT Juru


Sipil/ SMK (1 orang) atau Ukur/
Bangunan 5 Survey
Pemetaan

5 D3 Teknik Sipil Petugas 3 Sertifikat


atau SMK K3 atau K3
Bangunan (1 orang) 5 Konstruksi

6. Memiliki Surat Keterangan Dukungan Keuangan


dari bank pemerintah/swasta sebesar paling
kurang Rp. 185.890.000,- (Seratus Delapan Puluh
Lima Juta Delapan Ratus Sembilan Puluh Ribu
Rupiah,-);

7. Memiliki kemampuan untuk menyediakan


peralatan untuk melaksanakan pekerjaan
konstruksi ini, yaitu:
Kepemilikan
No. Kapasitas Jumlah (Milik/ Sewa
Jenis
Beli / Sewa)
1 Dump Truck 7 ton 1,00

2 Pick Up 1,5 ton 1,00

60
3 Beton Molen 0,3 M3 1,00

4 Mesin Las 16 Hp 1,00

Dengan ketentuan kepemilikan (milik


sendiri/sewa beli/sewa), peralatan utama
minimal yang diperlukan untuk penyelesaian
pekerjaan utama sebagai berikut:
a. jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah alat
memenuhi persyaratan;
b. peralatan yang ditawarkan baik dan dapat
digunakan untuk penyelesaian pekerjaan
sesuai jadwal pelaksanaan pekerjaan; dan
c. wajib menggunakan peralatan utama milik
sendiri/sewa beli (alat telah tersedia) untuk
pekerjaan dengan nilai diatas Rp.
200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah),
dikecualikan untuk peralatan yang didesain
khusus yang ditetapkan dalam dokumen
lelang atau yang dilaksanakan penyedia jasa
spesialis.

8. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban


perpajakan tahun pajak terakhir (SPT Tahunan).
SPT Tahunan yang diminta untuk Tahun 2016.

61
BAB V
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN

A. BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA BADAN USAHA/KEMITRAAN


(KSO)

CONTOH

[Kop Surat Badan Usaha/Kemitraan (KSO)]

Nomor : ................,................. 20…….


Lampiran :

Kepada Yth.:
Kelompok Kerja (Pokja) SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air
Sumatera II Provinsi Sumatera Utara Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2018
di
Tempat

Perihal : Penawaran Pekerjaan Pembangunan Rumah Pompa dan


Jaringan Perpipaan Air Tanah untuk Sarana Air Baku Kec.
Sipirok Kab. Tapanuli Selatan

Sehubungan dengan pengumuman pendaftaran dan pengambilan


Dokumen Pengadaan Nomor : ................................... tanggal ...................... dan
setelah kami pelajari dengan saksama Dokumen Pengadaan dan Berita Acara
Pemberian Penjelasan (serta Addendum Dokumen Pengadaan, apabila ada],
dengan ini kami mengajukan penawaran untuk Pekerjaan Pembangunan Rumah
Pompa dan Jaringan Perpipaan Air Tanah untuk Sarana Air Baku Kec. Sipirok Kab.
Tapanuli Selatan sebesar Rp. .............................. (...............dalam
huruf.....................) termasuk PPN.

Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang


tercantum dalam Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di
atas.

Penawaran ini berlaku selama ........ (..........dalam huruf...........) hari kalender


sejak batas akhir pemasukan penawaran.

Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami lampirkan :


1. Daftar Kuantitas dan Harga;
2. Surat Kuasa [apabila ada];
3. Surat perjanjian kemitraan/Kerja Sama Operasi [apabila bermitra];
62
4. Dokumen penawaran teknis, terdiri dari :
a. Metode pelaksanaan;
b. Jangka waktu pelaksanaan;
c. Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakan (Apabila ada);
5. Rekapitulasi perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN);
6. RK3K;
7. Dokumen Isian Kualifikasi, terdiri dari :
a. Pakta Integritas;
b. Formulir Isian Kualifikasi;
8. Daftar Barang yang diimpor (apabila impor);
9. Analisa Harga Satuan Pekerjaan.

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup


dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan
serta Pokja ULP tidak terikat untuk menetapkan penawaran terendah sebagai
pemenang. Apabila dana dalam dokumen anggaran yang telah disahkan tidak tersedia
atau tidak cukup tersedia dalam DIPA Tahun Anggaran 2018, maka Pengadaan
Barang/Jasa dapat dibatalkan dan kami tidak akan menuntut ganti rugi dalam bentuk
apapun.

PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO) .........................


[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan

63
B. BENTUK SURAT KUASA
CONTOH-1
[Kop Surat Badan Usaha]

SURAT KUASA
Nomor : ..................

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : .................. ..................
Alamat Perusahaan : .................. ..................
Jabatan : ..................................... [Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan]
.............................................. Utama/Pimpinan
[nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta
Perusahaan]
Pendirian No. ........ [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal penerbitan
Akta] Notaris .................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya
(apabila ada), yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,

memberi kuasa kepada :


Nama : .....................................*)
Alamat : ....................................
Jabatan : ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.

Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk melaksanakan dan tidak terbatas
pada hal-hal sebagai berikut:
1. ............. [Menandatangani Surat Penawaran,]
2. ............. [Menandatangani Pakta Integritas,]
3. ............. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
4. ............. [Menandatangani Surat Sanggahan,]

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.

.................., .................. 20.....

Penerima Kuasa Pemberi Kuasa

.................................. ..................................
(nama dan jabatan) (nama dan jabatan)

*) Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama


penerima kuasanya tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya atau
pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili perusahaan
yang bekerja sama.

64
CONTOH-2

[Kop Surat Badan Usaha KSO]

SURAT KUASA
Nomor : ..................

1. Nama : ....................................
Alamat Perusahaan : ....................................
Jabatan :....................................[Direktur Utama/ Pimpinan
Perusahaan/Kepala Cabang/ wakil kemitraan
(KSO)]..................[nama PT/CV/Firma]

2. Nama : ....................................
Alamat Perusahaan : ....................................
Jabatan :....................................[Direktur Utama/ Pimpinan
Perusahaan/Kepala Cabang/ wakil kemitraan
(KSO)]..................[nama PT/CV/Firma]

3. (dst.)

masing-masing dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama


[perusahaan/kemitraan (KSO)] berdasarkan [Akta Notaris No. ...... [No. Akta
Notaris] tanggal .................. [tanggal penerbitan Akta] Notaris .................. [nama
Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila ada) atau Perjanjian
Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO) No ......... tanggal ..................], yang
selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,

memberi kuasa kepada:


Nama (lead firm) : ....................................
Alamat : ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Perusahaan Penerima Kuasa.

Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk melaksanakan dan tidak terbatas
pada hal-hal sebagai berikut:
1. .............. [Menandatangani Surat Penawaran,]
2. ............. [Menandatangani Pakta Integritas,]
3. ............. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
4. ............. [Menandatangani Surat Sanggahan,]

65
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.

.................., .................. 20....

Pemberi Kuasa 1 Penerima Kuasa (lead firm)

.................................. ..................................
(nama dan jabatan) (nama)

Pemberi Kuasa 2

..................................
(nama dan jabatan)

Dst…

66
C. BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO)

CONTOH

SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN/


KERJA SAMA OPERASI (KSO)

Sehubungan dengan pengumuman pelelangan pekerjaan ..................................


yang pembukaan penawarannya akan dilakukan di ..................................
pada tanggal .................... 20....., maka kami:
.................................................................... [nama peserta 1]
.................................................................... [nama peserta 2]
.................................................................... [dan seterusnya]
bermaksud untuk mengikuti pelelangan dan pelaksanaan kontrak secara bersama-
sama dalam bentuk kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO).

Kami menyetujui dan memutuskan bahwa :


1. Secara bersama-sama :
a. Membentuk kemitraan/KSO dengan nama kemitraan/KSO adalah
..................................
b. Menunjuk .................................. [nama peserta 1] dengan modal/sharing
paling besar] sebagai perusahaan utama (leading firm) untuk kemitraan/KSO
dan mewakili serta bertindak untuk dan atas nama kemitraan/KSO.
c. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung
jawab baik secara bersama-sama atau masing-masing atas semua
kewajiban sesuai ketentuan dokumen kontrak.
2. Keikutsertaan modal (sharing) setiap perusahaan dalam kemitraan/KSO
adalah :
............................... [nama peserta 1] sebesar ……...% (…………….. persen)
............................... [nama peserta 2] sebesar …….. % (…………….. persen)
............................... [dan seterusnya] sebesar ……..% (…………….. persen)
3. Masing-masing peserta anggota kemitraan/KSO, akan mengambil bagian
sesuai sharing tersebut pada butir 2. Dalam hal pengeluaran, keuntungan,
dan kerugian dari kemitraan/KSO.
4. Pembagian sharing dalam kemitraan/KSO ini tidak akan diubah baik selama
masa penawaran maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan
persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
dan persetujuan bersama secara tertulis dari masing-masing anggota
kemitraan/KSO.
5. Terlepas dari sharing yang ditetapkan di atas, masing-masing
anggota kemitraan/KSO akan melakukan pengawasan penuh terhadap
semua aspek pelaksanaan dari perjanjian ini, termasuk hak untuk
memeriksa keuangan, perintah pembelian, tanda terima, daftar peralatan
dan tenaga kerja, perjanjian subkontrak, surat-menyurat, dan lain-lain.

67
6. Wewenang menandatangani penawaran untuk dan atas nama
kemitraan/KSO diberikan kepada .................................. [nama wakil peserta]
dalam kedudukannya sebagai direktur utama/direktur pelaksana
.................................. [nama peserta 1] berdasarkan persetujuan tertulis
(surat kuasa untuk menandatangani penawaran) dari seluruh anggota
kemitraan/KSO.
7. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.
8. Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila
pelelangan tidak dimenangkan oleh perusahaan kemitraan/KSO.
9. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap …… (…………) yang masing-masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama.

DENGAN KESEPAKATAN INI semua anggota kemitraan/KSO membubuhkan


tanda tangan di …………….. pada hari …………….. tanggal …………….. bulan
…………….., tahun ……………..

[Peserta 1] [Peserta 2] [Peserta 3]

(………………....) (………………....) (………………....) *dst]

68
CONTOH
[Kop Surat Badan Usaha]

SURAT KUASA1 *)
(untuk menandatangani penawaran atas nama kemitraan)
Nomor : ..................

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : .................. ..................


Alamat Perusahaan : .................. ..................
Jabatan : ..................................... [Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan]
.................. [nama PT/CV/Firma]

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta Pendirian
No. ........ [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal penerbitan Akta] Notaris
.................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila ada), yang
selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,

memberi kuasa kepada :

Nama : ....................................
Alamat : ....................................
Jabatan : ....................................

yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.

Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk menandatangani Surat Penawaran atas
nama kemitraan………….. untuk pekerjaan……………

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.

.................., .................. 20.....

Penerima Kuasa Pemberi Kuasa

.................................. ..................................

(nama dan jabatan) (nama dan jabatan)

1
Surat Kuasa diberikan dari masing-masing penyedia/badan usaha anggota kemitraan kepada yang
mewakili kemitraan
69
D. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Dokumen Penawaran Teknis

[Cantumkan dan jelaskan secara rinci hal-hal berikut. Jika diperlukan, keterangan
dapat dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]

1. Metoda pelaksanaan pekerjaan [memberikan metoda pelaksanaan yang


layak, realistik dan tahapannya dapat dilaksanakan untuk penyelesaian
pekerjaan utama dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam
penyelesaian pekerjaan, tahapan dan cara pelaksanaan yang
menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai dengan akhir
dan dapat dipertanggung jawabkan secara teknis];
2. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan [tidak melampaui batas waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP];
3. Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan :
a. sebagian pekerjaan utama disubkontrakkan kepada penyedia jasa spesialis;
b. penawaran di atas Rp 25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah)
sampai dengan Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah)
mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama kepada
penyedia jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil; atau
c. penawaran di atas Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah)
mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama kepada
penyedia jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil dan dalam
penawarannya sudah menominasikan penyedia jasa dari lokasi pekerjaan
setempat, kecuali tidak tersedia penyedia jasa yang dimaksud.

70
CONTOH

BAGIAN PEKERJAAN YANG DISUBKONTRAKKAN

No. Jenis Pekerjaan yang Nama dan alamat sub


disubkontrakkan penyedia setempat *)

1. ...... 1. ......
2. ......
Dst.
2. ...... 1. ......
2. ......
Dst.
Dst. Dst. Dst.

Catatan:
*) Peserta wajib mencantumkan nama-nama sub penyedia jasa lokasi setempat
untuk penawaran di atas Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah)

71
E. BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN
DALAM NEGERI (TKDN)

Nilai Gabungan Barang


dan Jasa (Rp) TKDN
Uraian Pekerjaan
Barang
KDN KLN Total /Jasa Gabungan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Barang13
I. Material
langsung (Bahan Baku) (1A) (1B) (1C) (1D)
II. Peralatan (Barang Jadi) (2A) (2B) (2C) (2D)
A. Sub Total Barang (3A) (3B) (3C) (3D)
Jasa14
III. Manajemen Proyek dan
Perekayasaan (4A) (4B) (4C) (4D)
IV. Alat
(5A) (5B) (5C) (5D)
Kerja/Fasilitas
Kerja
V. Konstruksi dan (6A) (6B) (6C) (6D)
Fabrikasi
VI. Jasa Umum (7A) (7B) (7C) (7D)
B. Sub Total Jasa (8A) (8B) (8C) (8D)
C. Total Biaya (A+B) (9A) (9B) (9C) (9D) (9E)

1. Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya Material Langsung


(Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek dan Perekayasaan,
Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa lainnya dari
dalam negeri.
2. Biaya Komponen Luar Negeri (KLN) adalah biaya Material Langsung
(Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek dan Perekayasaan,
Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa lainnya dari luar
negeri.
3. Formulasi perhitungan :

Biaya Gabungan (9C) – Biaya Gabungan LN (9B)


% TKDN Gabungan X 100%
=
Barang & Jasa (9E)
Biaya Gabungan (9C)

72
F. BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR

CONTOH

DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR

NO NAMA SPESIFIKASI SATUAN JUMLAH HARGA NEGARA


BARANG/URAIAN ASAL

TOTAL HARGA

73
G. BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRUKSI
(RK3K)

CONTOH

I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN

................. RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


KONSTRUKSI (RK3K)
[Logo & Nama
Perusahaan] [digunakan untuk usulan penawaran]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Perencanaan K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, dan
Program K3.
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C. Pengendalian Operasional K3

A. KEBIJAKAN K3
........................................................................................................................................
[diisi oleh penyedia jasa berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk
menerapkan K3 berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3
yang dilaksanakan secara konsisten]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.

B. PERENCANAAN K3
Di dalam membuat rencana K3, PPK memberikan identifikasi awal dan
penyedia jasa harus menyampaikan pengendalian risiko pada saat
penawaran berdasarkan identifikasi awal tersebut.
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3,
Dan Program K3.
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian
Risiko K3, dan Program K3 sesuai dengan format pada Tabel 1.

74
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN PROGRAM K3
[digunakan untuk usulan penawaran]

Nama Perusahaan : .................


Kegiatan : .................
halaman : ….. / …..

IDENTIFIKASI BAHAYA
NO URAIAN PEKERJAAN SASARAN K3 PROYEK PENGENDALIAN RISIKO K3 PROGRAM SUMBER DAYA
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

TERLAMPIR

Ketentuan Pengisian Tabel 1:


1. Kolom (1), (2) dan (3) diisi oleh PPK di dalam dokumen pengadaan;
2. Kolom (4) sampai dengan (6) diisi oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran;

75
B.2. Pemenuhan Perundang-Uncdangan dan Persyaratan Lainnya
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU antara lain sebagai berikut:
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3;
3. Permen PU No. 09/PER/M/2008 tentang Pedoman Sistem
Managemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum.
4. Permen PU. No. 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem
Managemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum.

C. PENGENDALIAN OPERASIONAL K3
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus
mencakup seluruh upaya pengendalian pada Tabel 1 kolom (5), diantaranya :
1. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai Tabel 1 kolom
(5).
2. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penanggung
Jawab Kegiatan SMK3.
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Rencana prosedur/petunjuk kerja yang perlu disiapkan
5. Rencana program pelatihan/sosialisasi sesuai pengendalian risiko pada
Tabel 1 kolom (5).;
6. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;

PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO) .........................


[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan

76
II. BENTUK RK3K PELAKSANAAN PEKERJAAN
Dibuat oleh penyedia jasa pada saat pelaksanaan kontrak, dibahas dan
ditetapkan oleh PPK pada saat rapat persiapan pelaksanaan.

.............. RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


[Logo & Nama KONSTRUKSI (RK3K)
Perusahaan] [digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan]

DAFTAR ISI

A. Kebijakan K3
B. Organisasi K3
C. Perencanaan K3
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko
K3, Penanggung Jawab
C.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C.3. Sasaran dan Program K3
D. Pengendalian Operasional K3
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
F. Tinjauan Ulang Kinerja K3

A. KEBIJAKAN K3
[Berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3
berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3 yang
dilaksanakan secara konsisten dan harus ditandatangani oleh manajer
proyek/kepala proyek]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. kepala proyek/project manager harus mengesahkan Kebijakan K3
A.3. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.

77
B. ORGANISASI K3
Contoh:

Penanggung Jawab K3

Emergency/ P3K Kebakaran


kedaruratan

C. PERENCANAAN K3
Penyedia jasa wajib membuat Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala
Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab untuk diserahkan,
dibahas, dan disetujui PPK pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan
Kontrak/Pre Construction Meeting (PCM) sesuai lingkup pekerjaan yang
akan dilaksanakan.

C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko


K3, dan Penanggung Jawab
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas,
Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab sesuai dengan format
pada Tabel 1.

78
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, SKALA PRIORITAS, PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN PENANGGUNG JAWAB

Nama Perusahaan : ..................


Kegiatan : ..................
Lokasi : ..................
Tanggal dibuat : .................. halaman : ….. / …..

PENILAIAN RISIKO
SKALA PENGENDALIAN PENANGGUNG
NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI TINGKAT JAWAB
KEKERAPAN KEPARAHAN PRIORITAS RISIKO K3
BAHAYA RISIKO (Nama Petugas)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Dst.

79
Ketentuan Pengisian Tabel 1:
Kolom (1) : Nomor urut uraian pekerjaan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3
yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi dengan identifikasi bahaya yang akan timbul dari
seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3.
Kolom (4) : Diisi dengan nilai (angka) kekerapan terjadinya
kecelakaan.
Kolom (5) : Diisi dengan nilai (angka) keparahan.
Kolom (6) : Perhitungan tingkat risiko K3 adalah nilai kekerapan x
keparahan.
Kolom (7) : Penetapan skala prioritas ditetapkan berdasarkan item
pekerjaan yang mempunyai tingkat risiko K3 tinggi, sedang
dan kecil, dengan penjelasan: prioritas 1 (risiko tinggi),
prioritas 2 (risiko sedang), dan prioritas 3 (risiko kecil).
Apabila tingkat risiko dinyatakan tinggi, maka item
pekerjaan tersebut menjadi prioritas utama (peringkat 1)
dalam upaya pengendalian.
Kolom (8) : Diisi bentuk pengendalian risiko K3. Bentuk pengendalian
risiko menggunakan hirarki pengendalian risiko
(Eliminasi, Substitusi, Rekayasa, Administrasi, APD), diisi
oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran (belum
memperhitungkan penilaian risiko dan skala prioritas.
Keterangan :
1. Eliminasi adalah mendesain ulang pekerjaan atau
mengganti material/ bahan sehingga bahaya dapat
dihilangkan atau dieliminasi.
Contoh: seorang pekerja harus menghindari bekerja
di ketinggian namun pekerjaan tetap dilakukan
dengan menggunakan alat bantu.
2. Substitusi adalah mengganti dengan metode yang
lebih aman dan/ atau material yang tingkat
bahayanya lebih rendah.
Contoh: penggunaan tangga diganti dengan alat
angkat mekanik kecil untuk bekerja di ketinggian.
3. Rekayasa teknik adalah melakukan modifikasi
teknologi atau peralatan guna menghindari terjadinya
kecelakaan.
Contoh: menggunakan perlengkapan kerja atau
peralatan lainnya untuk menghindari terjatuh pada saat
bekerja di ketinggian.

80
4. Administrasi adalah pengendalian melalui
pelaksanaan prosedur untuk bekerja secara aman.
Contoh: pengaturan waktu kerja (rotasi tempat kerja)
untuk mengurangi terpaparnya/ tereksposnya pekerja
terhadap sumber bahaya, larangan menggunakan
telepon seluler di tempat tertentu, pemasangan
rambu-rambu keselamatan .
5. APD adalah alat pelindung diri yang memenuhi
standard dan harus dipakai oleh pekerja pada semua
pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Contoh: Pemakaian kacamata las dan sarung tangan
kulit pada pekerjaan pengelasan.
Kolom (9) : Diisi penanggung jawab (nama petugas) pengendali risiko
K3.

C.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya


Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang
PU antara lain sebagai berikut :
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang
Penerapan SMK3;
3. Permen PU No. 09/PER/M/2008 tentang Pedoman Sistem
Managemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum.
4. Permen PU. No. 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem
Managemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum

C.3. Sasaran dan Program K3


C.3.1. Sasaran
1. Sasaran Umum:
Nihil Kecelakaan Kerja yang fatal ( Zero Fatal Accidents) pada
pekerjaan konstruksi.
2. Sasaran Khusus:
Sasaran khusus adalah sasaran rinci dari setiap pengendalian
risiko yang disusun guna tercapainya Sasaran Umum, contoh
sebagaimana Tabel 2. Penyusunan Sasaran dan Program K3.
C.3.2. Program K3
Program K3 meliputi sumber daya, jangka waktu, indikator pencapaian,
monitoring, dan penanggung jawab, contoh sebagaimana Tabel 2.
Penyusunan Sasaran dan Program K3.

81
TABEL 2. TABEL PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3
Nama Perusahaan : ..................
Kegiatan : ..................
Lokasi : ..................
Tanggal dibuat : ..................

SASARAN KHUSUS PROGRAM


PENGENDALIAN SUMBER JANGKA
NO URAIAN PEKERJAAN URAIAN TOLOK UKUR INDIKATOR MONITORING PENANGGUN G
RISIKO DAYA WAKTU
PENCAPAIAN JAWAB

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

82
SASARAN KHUSUS PROGRAM
PENGENDALIAN SUMBER JANGKA
NO URAIAN PEKERJAAN URAIAN TOLOK UKUR INDIKATOR MONITORING PENANGGUN G
RISIKO DAYA WAKTU
PENCAPAIAN JAWAB

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

83
Ketentuan Pengisian Tabel 2.:
Kolom (1) : Nomor urut kegiatan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3
yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi pengendalian risiko merujuk pada Tabel 1. kolom
(8).
Kolom (4) : Diisi uraian dari sasaran khusus yang ingin dicapai
terhadap pengendalian risiko pada kolom (3).
Kolom (5) : Tolok ukur merupakan ukuran yang bersifat kualitatif
ataupun kuantitatif terhadap pencapaian sasaran pada
kolom (4)
Kolom (6) : Diisi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran yang hendak dicapai dari kolom
(5)
Kolom (7) : Diisi jangka waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran khusus yang hendak dicapai.
Kolom (8) : Indikator pencapaian adalah ukuran keberhasilan
pelaksanaan program.
Kolom (9) : Diisi bentuk-bentuk monitoring yang dilaksanakan dalam
rangka memastikan bahwa pencapaian sasaran dipenuhi
sepanjang waktu pelaksanaan
Kolom (10) : Penanggung jawab pelaksana program

D. Pengendalian Operasional
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus
mencakup seluruh upaya pengendalian pada Tabel 2., diantaranya :
1. Menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam
Struktur Organisasi K3 beserta Uraian Tugas.
2. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh
Tabel 2.;
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko pada
contoh Tabel 2.;
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang
tertera pada contoh Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala
Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab.

E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3


Kegiatan pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan mengacu pada
kegiatan yang dilaksanakan pada bagian D. (Pengendalian Operasional)
berdasarkan upaya pengendalian pada bagian C (Perencanaan K3) sesuai
dengan uraian Tabel 2. (sasaran dan program K3).

84
F. Tinjauan Ulang K3
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E. diklasifikasikan
dengan kategori sesuai dan tidak sesuai tolok ukur sebagaimana ditetapkan
pada tabel 2. Sasaran dan Program K3.
Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakaan kerja
dilakukan peninjauan ulang untuk diambil tindakan perbaikan.

Dibuat oleh,

[Penanggung Jawab Lapangan/Team

Leader]

(…………………………)
Penyedia Jasa

85
H. BENTUK RINCIAN/ URAIAN HARGA SATUAN PEKERJAAN (HSP)

CONTOH

Jenis pekerjaan : ....................


Satuan/Unit : ....................
Nomor Pembayaran : ………………….

Harga
No. Uraian Satuan Kuantitas/ Satuan Harga
Koefisien Dasar (Rp)
(Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

I Upah/Tenaga
Kerja

Sub jumlah I .........


II Bahan/Material
-
-
Sub jumlah II .........
III Peralatan
-
-
Sub jumlah III .........
Sub jumlah (I+II+III) .........
IV Lain-lain
- Biaya umum16 .....% x Sub jumlah (I+II+III)
- Keuntungan .....% x Sub jumlah (I+II+III)
Sub Jumlah IV .........
Jumlah Harga = I+II+III+IV .........
Harga satuan pekerjaan .......... (dibulatkan)

Catatan:
Hanya diperlukan untuk klarifikasi kewajaran harga, apabila harga penawaran di bawah
80% dari HPS

Biaya umum termasuk biaya keperluan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

86
I. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK

CONTOH

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PENAWARAN
No. ………………....

Yang bertanda tangan dibawah ini: ………………....………………....……… dalam jabatan selaku


………………....……….... dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ………………......…....…… [nama
bank] berkedudukan di ………………...………….... [alamat]
untuk selanjutnya disebut:
PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : ………………....……………….... [Pokja ULP]
Alamat : ………………....………………....
selanjutnya disebut:
PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ………………....………………....


(terbilang ………………....………………....………………....……………………………....) sebagai Jaminan
Penawaran dalam mengajukan penawaran untuk pelelangan pekerjaan ……..........… dengan
bentuk garansi bank, apabila:
Nama : ………………....……………….... [peserta pelelangan]
Alamat : ………………....………………....
selanjutnya disebut:
YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, tidak memenuhi ketentuan yaitu :

a. Terlibat korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);


b. Menarik kembali penawarannya selama dilaksanakannya pelelangan;
c. Tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon pemenang dan
calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya dibawah 80% HPS;
d. Tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon pemenang
dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang tidak dapat diterima; atau
e. Mengundurkan diri atau gagal tandatangan kontrak.
Sebagaimana ditentukan dalam dokumen pengadaan yang diikuti oleh yang dijamin.

87
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Garansi Bank berlaku selama …………… (……………….) hari kalender, dan efektif mulai dari tanggal
……………….... [diisi sesuai dengan tanggal batas akhir pemasukan penawaran]
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di
atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional)
setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan
Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin
cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang
diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing
pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri
……………….....

Dikeluarkan di : ………………....
Pada tanggal : ………………....

[Bank]

Materai Rp.6000,00

………………....
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan, pemegang
Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke
...........[bank]

88
J. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI ASURANSI/PERUSAHAAN PENJAMINAN ATAU
KONSORSIUM PERUSAHAAN ASURANSI UMUM/LEMBAGA PENJAMINAN/PERUSAHAAN
PENJAMINAN

CONTOH

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PENAWARAN

Nomor Jaminan : ………………....………….... Nilai : ………………....………………….

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : ………………....……… [nama],……………….... [alamat]


sebagai Peserta, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan ………………....……… [nama penerbit
jaminan], ……………….... [alamat], sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN,
bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada …………….... [nama Pokja ULP],
………………....………………....………… [alamat] sebagai Pelaksana Pelelangan Pekerjaan ……………,
selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp ……………….... (terbilang
……………….................)

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi ketentuan yaitu :
a. Menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
b. Tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon pemenang
dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya dibawah 80% HPS;
c. Tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang tidak dapat
diterima; atau
d. Mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
e. Terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN).

3. Surat Jaminan ini berlaku selama ……. (………………..) hari kalender dan efektif mulai tanggal
…………… [diisi sesuai dengan tanggal batas akhir pemasukan penawaran]

4. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut
di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional)
setelah menerima tuntutan penagihan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar
Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera
janji/wanprestasi.

5. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN
melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu
disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831
KUH Perdata.

89
6. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya
masa berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di ……………
pada tanggal ……………...

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp.6000,00

………………………… …………………………

Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan
ini ke ....[Penerbit Jaminan]

90
K. BENTUK PAKTA INTEGRITAS

[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Tanpa Kemitraan/KSO]

Dengan mendaftar sebagai peserta pemilihan pada aplikasi


SPSE maka peserta telah menyetujui dan menandatangani
pakta integritas

91
[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO]

PAKTA INTEGRITAS
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama : ……………*nama wakil sah badan usaha]


Jabatan : ………………..
Bertindak : PT/CV/Firma/ atau lainnya ……………*pilih yang
untuk sesuai dan cantumkan nama
dan atas
nama

2. Nama : ……………*nama wakil sah badan usaha+


Jabatan : ………………..
Bertindak : PT/CV/Firma/ atau lainnya ……………*pilih yang
untuk sesuai dan cantumkan nama
dan atas
nama

3. ......[dan seterusnya, diisi sesuai dengan jumlah anggota kemitraan/KSO]

dalam rangka pengadaan …………… [isi nama paket] pada ………………. [isi sesuai dengan nama Pokja
ULP] dengan ini menyatakan bahwa:

1. tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);


2. akan melaporkan kepada APIP …………… [isi sesuai dengan Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/Institusi] dan/atau LKPP apabila mengetahui ada indikasi KKN dalam proses pengadaan
ini;
3. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional untuk memberikan
hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
4. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini, bersedia menerima
sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, digugat secara perdata
dan/atau dilaporkan secara pidana.

…………[tempat], ….. [tanggal]…………..[bulan] 20…. [tahun]

[Nama Penyedia] [Nama Penyedia] [Nama Penyedia]

[tanda tangan],[tanda tangan],[tanda tangan],


[nama lengkap][nama lengkap][nama lengkap]

[cantumkan tanda tangan dan nama setiap anggota Kemitraan/KSO]

92
L. BENTUK FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI

[isian Data Kualifikasi bagi peserta selain anggota Kemitraan/KSO berbentuk Form Isian Elektronik
Data Kualifikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE]

FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI


UNTUK BADAN USAHA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ………………………… [nama wakil sah badan usaha]

Jabatan : …………….………….. [diisi sesuai jabatan dalam akta pendirian perusahaan


dan perubahannya]

Bertindak : PT/CV/Firma/Koperasi …………… [pilih yang sesuai dan cantumkan nama


untuk badan usaha]
dan atas nama

Alamat : …………………………

No. Telepon : ........................

No. Fax : ........................

E-mail : ........................

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :

1. saya secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak berdasarkan Akte Notaris
………………………… [sesuai akta pendirian/perubahannya/surat kuasa, disebutkan secara jelas
nomor dan tanggal akta pendirian/perubahan/surat kuasa. Jika kemitraan/KSO maka
dicantumkan tambahan Surat Perjanjian Kemitraan/KSO];
2. saya bukan sebagai pegawai Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/ Institusi [bagi pegawai
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi yang sedang cuti diluar tanggungan
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi ditulis sebagai berikut : “Saya merupakan
pegawai Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi yang sedang cuti diluar
tanggungan Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi”];
3. saya tidak sedang menjalani sanksi pidana;
4. saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan dengan para pihak yang
terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan ini;
5. badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam, tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan;
6. salah satu dan/atau semua pengurus badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam;
7. data-data saya/badan usaha yang saya wakili adalah sebagai berikut:

93
A. Data Administrasi

1. Nama (PT/CV/Firma/
atau lainnya) : ……………………………………………………………………

2. Status : Pusat Cabang


3. Alamat Kantor yang
Mendaftar (Pusat/Cabang) : ……………………………………………………………..

No. Telepon : ………………………………………………………………

No. Fax : ……………………………………………………………..

E-mail : ……………………………………………………………..

4. Alamat Kantor Pusat : ………………………………………………………………

No. Telepon : ……………………………………………………………..

No. Fax : ……………………………………………………………..

E-mail : ……………………………………………………………..
E-mail : ……………………………………………………………..

B. Ijin Usaha

1. Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi : a. Nomor.……………


b. Tanggal ……………
2. Masa berlaku ijin usaha : …………

3. Instansi pemberi ijin usaha : …………

C. Sertifikat Badan Usaha

1. Sertifikat Badan Usaha : a. Nomor.……………


b. Tanggal ………………….
2. Masa berlaku SBU : ………………………………………………
3. Instansi Pemberi : ……………...……………………………….

D. Izin Lainnya (Apabila dipersyaratkan, yang sesuai dengan pekerjaan yang dilelangkan)

1. Surat Izin : a. Nomor.……………


b. Tanggal ………………….
2. Masa berlaku Izin : ………………………………………………

3. Instansi Pemberi Izin : ……………...……………………………….

94
E. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha

1. Akta Pendirian PT/CV/Firma/ atau lainnya


a. Nomor Akta : …………
b. Tanggal : …………
c. Nama Notaris : …………
2. Akta Perubahan Terakhir
a. Nomor Akta : …………
b. Tanggal : …………
c. Nama Notaris : …………

F. Pengelola Badan Usaha

1. Komisaris/Pengawas untuk Perseroan Terbatas (PT)

No. Nama No. KTP Jabatan dalam Badan


Usaha

2. Direksi/Pengurus Badan Usaha

No. Nama No. KTP Jabatan dalam Badan


Usaha

G. Data Keuangan
1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/Susunan Persero (untuk CV/Firma)

No. Nama No. KTP Persentase

2. Pajak

a. Nomor Pokok Wajib Pajak : …………

b. Bukti Laporan Pajak Tahun


Terakhir (SPT Tahun 2016) : No. ………… Tanggal ………..……

95
H. Data Personil Inti (Tenaga ahli/teknis badan usaha)
Jabatan Tahun
No Nama Tgl/bln/thn Tingkat dalam Pengalaman Profesi/
Sertifikat/
lahir Pendidikan pekerjaan Kerja keahlian
(tahun) Ijazah
(posisi)

1 2 3 4 5 6 7 8

I. Data Peralatan
Kapasitas Merk Status
No. Jenis Peralatan Jumlah atau dan Tahun Kondisi Lokasi Kepemilikan
output tipe pembu (%) Sekarang (milik/sewa
pada saat beli/
ini atan sewa)
1 2 3 4 5 6 7 8 9

J. Data Pengalaman Perusahaan (nilai paket tertinggi pengalaman sesuai klasifikasi/sub


klasifikasi yang dipersyaratkan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir)
Pemberi Tugas/
Pejabat Tanggal
Nama Pembuat Kontrak Selesai
No. Klasifikasi/ Lokasi Menurut
Paket Sub Komitmen
Pekerjaan Klasifikasi
Alamat Nomor BA
Pekerjaan Nama Nilai Kontrak Serah
dan dan (Rp)
Telepon Tanggal Terima
(PHO)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

K. Data Pengalaman Perusahaan dalam 5 tahun terakhir (digunakan untuk penilaian SKP =
6 atau SKP = 1,2 N bagi paket pekerjaan non kecil)
Pemberi Tugas/
Pejabat Pembuat Kontrak/ Tanggal
Nama Komitmen Subkontrak Selesai
No. Paket Lokasi Menurut
Pekerjaan
Alamat dan Nomor BA
Nama Nilai Kontrak Serah
Telepon dan (Rp)
Tanggal Terima
(PHO)
1 2 3 4 5 6 7 8 9

96
L. Data Pekerjaan yang Sedang Dilaksanakan (untuk perhitungan SKP = KP – Jumlah paket
yang sedang dikerjakan)
Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat Kontrak
Komitmen
Nama Paket Rencana
No. Pekerjaan Lokasi Alamat / Nomor tanggal
Nama Telepon dan Nilai kontrak
Tanggal (Rp) berakhir

1 2 3 4 5 6 7 8

M. Modal Kerja

Surat dukungan keuangan dari Bank:

Nomor : ……………………
Tanggal : ……………………
Nama Bank : ……………………
Nilai : Rp ………………. ( .……... dalam huruf………..)

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggung
jawab. Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya sampaikan tidak
benar dan/atau ada pemalsuan, maka saya dan badan usaha yang saya wakili bersedia
dikenakan sanksi berupa sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam,
gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

………… [tempat], ….. [tanggal] ………… [bulan] 20…. [tahun]

PT/CV/Firma/ atau lainnya


………… [pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

[rekatkan meterai Rp 6.000,- dan tanda tangan]

(nama lengkap wakilsahbadanusaha)


[jabatan pada badan usaha]

97
BAB VI
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR KUALIFIKASI

I. Badan Usaha selain Kemitraan/KSO


Petunjuk pengisian untuk peserta bukan Kemitraan/KSO mengikuti petunjuk dan penggunaan
aplikasi SPSE (User Guide).

II. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota kemitraan/KSO wajib
mengisi formulir isian kualifikasi untuk masing-masing kualifikasi badan usahanya dengan
petunjuk pengisian formulir kualifikasi sebagai berikut:

A. Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan e-mail badan usaha yang didaftar sebagai
peserta.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan e-mail kantor pusat yang dapat dihubungi,
apabila peserta berstatus kantor cabang.

B. Izin Usaha
1. Diisi dengan jenis surat izin usaha, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin usaha.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin usaha.

C. Sertifikat Badan Usaha


1. Diisi nomor dan tanggal penerbitan.
2. Diisi dengan masa berlaku.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit.

D. Izin Lainnya (apabila dipersyaratkan, yang sesuai dengan pekerjaan yang dilelangkan)
1. Diisi dengan jenis surat izin, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin.

E. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha


1. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta pendirian badan usaha.
2. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta perubahan terakhir badan usaha,
apabila ada.

F. Pengelola Badan Usaha (Pengawas/Pengurus)


1. Diisi dengan nama, nomor KTP dan jabatan dalam badan usaha, apabila berbentuk Perseroan
Terbatas.
2. Diisi dengan nama, nomor KTP dan jabatan dalam badan usaha.

G. Data Keuangan
1. Diisi dengan nama, nomor KTP dan persentase kepemilikan saham/persero.
2. Pajak:
a. Diisi dengan NPWP badan usaha.
b. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan pajak tahun terakhir berupa SPT Tahunan.

98
H. Data Personil Inti
Diisi dengan nama, tanggal/bulan/tahun lahir, tingkat pendidikan (SLTP/SLTA/S1/S2/S3), jabatan
dalam pekerjaan yang pernah dilaksanakan, lama pengalaman kerja, profesi/keahlian sesuai
dengan Surat Keterangan Ahli/ Surat Keterangan Terampil dan tahun penerbitan sertifikat/ijazah
dari setiap tenaga ahli / teknis sesuai dengan yang diperlukan untuk pekerjaan yang dilelangkan.

I. Data Peralatan
Diisi dengan jenis, jumlah, kapasitas atau output yang dapat dicapai pada saat ini, merek dan tipe,
tahun pembuatan, kondisi (dalam persentase), lokasi keberadaan saat ini dan status
kepemilikan/dukungan sewa (dapat diisi sebagai milik sendiri/sewa beli/sewa/kontrak atau
lainnya yang tidak sedang digunakan dalam pelaksanaan) dari masing–masing fasilitas/
peralatan/perlengkapan sesuai dengan yang diperlukan untuk pekerjaan utama yang dilelangkan
sesuai ketentuan Dokumen Pengadaan. Pokja apabila diperlukan dapat membuktikan keberadaan
alat dan bukti status kepemilikan harus dapat ditunjukkan pada waktu Pembuktian Kualifikasi.

J. Data Pengalaman Perusahaan


Diisi dengan nama paket-paket pekerjaan yang dipilih mulai dari nilai paket tertinggi, klasifikasi/sub
klasifikasi pekerjaan yang dipersyaratkan, lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan, nama dan
alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak,
tanggal selesai paket pekerjaan menurut kontrak, dan tanggal Berita Acara serah terima (PHO),
untuk masing-masing paket pekerjaan selama 10 (sepuluh) tahun terakhir.

K. Data Pengalaman Perusahaan dalam 5 tahun terakhir


Diisi dengan nama paket-paket pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan, nama dan
alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak,
tanggal selesai paket pekerjaan menurut kontrak, dan tanggal Berita Acara serah terima (PHO),
untuk masing-masing paket pekerjaan selama 5 (lima) tahun terakhir.

L. Data Pekerjaan Yang Sedang Dilaksanakan


Diisi dengan nama paket pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan, nama dan
alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak,
dan rencana tanggal kontrak berakhir.

M. Modal Kerja
Diisi dengan nomor, tanggal, dan nama bank yang mengeluarkan surat dukungan keuangan serta
nilai dukungan paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total HPS.

N. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota kemitraan/KSO wajib
mengisi formulir isian kualifikasi untuk masing-masing kualifikasi badan usahanya.

99
BAB VII
TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI

A. Evaluasi Kualifikasi hanya berdasarkan Formulir Isian Kualifikasi. Data Kualifikasi harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:

1. Data kualifikasi untuk peserta yang melakukan kemitraan/Kerja Sama Operasi disampaikan
oleh pejabat yang menurut perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi berhak mewakili
Kemitraan/KSO.

2. Memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundang - undangan sebagai berikut :
- Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) Bidang Sipil yang masih berlaku
- Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Klasifikasi Bangunan Sipil.

3. Menyampaikan pernyataan/pengakuan tertulis bahwa perusahaan yang bersangkutan dan


manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak
sedang dihentikan dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan, tidak
sedang dalam menjalani sanksi pidana;

4. Salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya tidak masuk dalam Daftar Hitam;

5. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT Tahun
2016).

6. Memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam kurun waktu 4 (empat)
tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman
subkontrak, kecuali bagi Penyedia Usaha Kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;

7. Memiliki kemampuan pada klasifikasi Bangunan Sipil;

8. Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan;

9. Menyampaikan/mengisi daftar perolehan pekerjaan yang sedang dikerjakan;

10. Memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank pemerintah/swasta untuk mengikuti
pengadaan pekerjaan konstruksi paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total HPS.
Dalam hal kemitraan yang menyampaikan surat dukungan keuangan hanya lead firm;

11. Mempunyai Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan ketentuan :


a. SKP = KP – jumlah paket yang sedang dikerjakan
KP = Kemampuan menangani paket pekerjaan
untuk usaha kecil KP = 5
untuk usaha non kecil KP = 6 atau KP = 1,2 N
N = Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat
bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir;
b. dalam hal kemitraan/KSO, yang diperhitungkan adalah SKP dari masing-masing
perusahaan yang bermitra/KSO;
c. untuk paket pekerjaan non kecil perhitungan SKP dipilih yang nilainya terbesar dari cara
sesuai butir a.

100
12. Dalam hal peserta akan melakukan kemitraan/KSO :
a. Peserta wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama Operasi/kemitraan yang memuat
persentase kemitraan/KSO dan perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO tersebut;
b. Evaluasi persyaratan pada angka 1 sampai dengan angka 7, angka 9, dan angka 12
dilakukan untuk setiap perusahaan yang melakukan kemitraan/KSO. Khusus untuk angka
8 evaluasi persyaratan digabungkan sebagai evaluasi kemitraan/KSO, sedangkan
dukungan keuangan (angka 10) hanya atas nama kemitraan/KSO;

B. Evaluasi kualifikasi dilakukan dengan menggunakan metode penilaian sistem gugur. Pokja ULP
memeriksa dan membandingkan persyaratan dan data isian peserta dalam Data Isian Kualifikasi
dalam hal :
1. kelengkapan Data Kualifikasi; dan
2. pemenuhan persyaratan kualifikasi.

C. Formulir Isian Kualifikasi yang tidak dibubuhi materai tidak digugurkan, peserta diminta untuk
membubuhi materai senilai Rp.12.000,00 (dua belas ribu rupiah).

D. Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka Pokja ULP dapat meminta
peserta untuk menyampaikan klarifikasi secara tertulis namun tidak boleh mengubah substansi
formulir isian kualifikasi termasuk dapat melakukan peninjauan lapangan pada pihak-
pihak/instansi terkait.

E. Pakta Integritas telah diisi dan ditandatangani oleh peserta sebelum pemasukan penawaran.

F. Evaluasi kualifikasi (pascakualifikasi) sudah merupakan kompetisi, maka data yang kurang tidak
dapat dilengkapi.

101
BAB VIII
BENTUK RANCANGAN KONTRAK

CONTOH – 1 PENYEDIA TUNGGAL

SURAT PERJANJIAN
Kontrak Harga Satuan

Paket Pekerjaan Konstruksi:


............................................
Nomor : ........................

SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja konstruksi
harga satuan, yang selanjutnya disebut “Kontrak” dibuat dan ditandatangani di
..................... pada hari ...................... tanggal ………. Bulan ...................... tahun ......................
[tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf], berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No.……
tanggal ……. dan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No ……. Tanggal ……., [jika
kontrak tahun jamak ditambahkan: “dan Surat Menteri Keuangan Nomor: ....., tanggal:.....,
perihal: .....”] antara:

Nama : ...................... [nama PPK]


NIP : ...................... [NIP PPK]
Jabatan : PPK............... [sesuai SK Pengangkatan]
Berkedudukan di : ...................... [alamat PPK]

yang bertindak untuk dan atas nama18 Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat c.q. Direktorat Jenderal ....... c.q. Satuan Kerja ....... berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: ...... Tanggal ..... Tentang
............................ [SK pengangkatan PPK] selanjutnya disebut “PPK”, dengan:

Nama : ...................... [nama wakil penyedia]


Jabatan : ...................... [sesuai akta notaris]
Berkedudukan di : ...................... [alamat penyedia]
Akta Notaris
Nomor :...................... [sesuai akta notaris]
Tanggal :...................... [tanggal penerbitan akta]
Notaris : ...................... [nama Notaris penerbit akta]

yang bertindak untuk dan atas nama ....................................... [nama Badan Usaha]
selanjutnya disebut “Penyedia”

Dan dengan memperhatikan :


1. Undang - Undang RI Nomor 02 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang - Undang Hukum Perdata (Buku III Tentang Perikatan);
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir
diubah dengan Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 31/PRT/M/2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman pengadaan
Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi.

102
PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:

(a) telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui suatu Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan
dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya
disebut “Pekerjaan Konstruksi”;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional, personil, dan sumber daya
teknis, serta telah menyetujui untuk melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan
persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak ini, dan
mengikat pihak yang diwakili;
(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan penandatanganan
Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan mengkonfirmasikan
semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan kondisi yang terkait.

Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat untuk membuat perjanjian pelaksanaan
paket pekerjaan ..... [ditulis nama paket pekerjaan] dengan syarat-syarat atau ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:

Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN

Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama seperti yang
tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;

Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Ruang lingkup utama pekerjaan terdiri atas dari :

1. ................
2. ................
3. Dst.
[ruang lingkup utama pekerjaan diisi dengan output dari pekerjaan tersebut]

Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN

(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh berdasarkan total harga
penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar
Rp...................... (.........ditulis dalam huruf............. rupiah).

103
(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke Bank : …….. rekening nomor: ............. atas nama
penyedia : ...............;
[Catatan : untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk masing – masing
tahun anggarannya]

Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK

(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
Kontrak ini :
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
d. syarat-syarat khusus Kontrak;
e. syarat-syarat umum Kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar; dan
i. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi pertentangan
antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang
berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki
sebagaimana dimaksud pada ayat (1);

Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK

Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak yang meliputi khususnya :

a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan
oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Penyedia untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam Kontrak yang telah
ditetapkan kepada Penyedia;
b. Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk :
1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang telah
ditentukan dalam Kontrak;
2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;

104
4) melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN secara periodik kepada
PPK;
5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang
telah ditetapkan dalam Kontrak;
6) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh tanggung jawab
dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan,
dan segala pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan,
penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam Kontrak;
7) memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang
dilakukan PPK;
8) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam Kontrak;
9) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi lingkungan tempat kerja, serta membatasi
perusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.

[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan dengan lingkup pekerjaan yang harus
dilaksanakan sesuai kontrak]

Pasal 6
MASA KONTRAK

(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam
Syarat-Syarat Khusus Kontrak dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan selama ......... (.......dalam
huruf......) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal
penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama .........
(.......dalam huruf......) hari kalender.

Dengan demikian PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini pada tanggal
tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
Republik Indonesia dan dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai,
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak, rangkap yang lain dapat
diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi materai.

Untuk dan atas nama Untuk dan atas nama


...................... ......................
Penyedia PPK

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk [tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk
Penyedia maka rekatkan materai Rp 6.000,- )] satuan kerja PPK maka rekatkan materai Rp 6.000,- )]

[nama lengkap] [nama lengkap]


[jabatan] [jabatan]

105
CONTOH – 2 Penyedia Bermitra/KSO

SURAT PERJANJIAN
Kontrak Harga Satuan
Paket Pekerjaan Konstruksi:
..........................
Nomor : ........................

SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja konstruksi harga satuan, yang
selanjutnya disebut “Kontrak” dibuat dan ditandatangani di ...................... pada hari ......................
tanggal …. Bulan ...................... tahun ...................... [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf],
berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No.…… tanggal ……. dan Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ) No ……. Tanggal ……., [jika kontrak tahun jamak ditambahkan: “dan Surat Menteri
Keuangan Nomor: ....., tanggal:....., perihal: .....”] antara :

Nama : ...................... [nama PPK]


NIP : ...................... [NIP PPK]
Jabatan : PPK............... [sesuai SK Pengangkatan]
Berkedudukan di : ...................... [alamat PPK]

yang bertindak untuk dan atas nama 19 Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat c.q. Direktorat Jenderal ....... c.q. Satuan Kerja ....... berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: ...... Tanggal ..... Tentang
............................ [SK pengangkatan PPK] selanjutnya disebut “PPK”, dengan kemitraan/KSO yang
beranggotakan sebagai berikut:
1. ...................... [nama Penyedia 1];
2. ...................... [nama Penyedia 2];
..... dst
yang masing-masing anggotanya bertanggung jawab secara pribadi dan tanggung renteng atas semua
kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini dan telah menunjuk ...................... [nama anggota
kemitraan yang ditunjuk sebagai wakil kemitraan/KSO] untuk bertindak atas nama Kemitraan yang
berkedudukan di ...................... [alamat Penyedia wakil kemitraan], berdasarkan surat Perjanjian
kemitraan/KSO No. ...................... tanggal ...................... selanjutnya disebut “Penyedia”.

Dan dengan memperhatikan :


1. Undang - Undang RI Nomor 02 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang - Undang Hukum Perdata (Buku III Tentang Perikatan);
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir
diubah dengan Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 31/PRT/M/2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman pengadaan
Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi.

106
PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:

(a) telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui suatu Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan
dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya
disebut “Pekerjaan Konstruksi”;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional, personil, dan sumber daya
teknis, serta telah menyetujui untuk melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan
persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak ini, dan
mengikat pihak yang diwakili;
(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan penandatanganan
Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan mengkonfirmasikan
semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan kondisi yang terkait.

Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat untuk membuat perjanjian pelaksanaan
paket pekerjaan ..... [ditulis nama paket pekerjaan] dengan syarat-syarat atau ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:

Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN

Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama seperti yang
tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;

Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Ruang lingkup utama pekerjaan terdiri dari :


1. ................
2. ................
Dst.
[ruang lingkup utama pekerjaan diisi dengan output dari pekerjaan tersebut]

Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN

(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh berdasarkan total harga
penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar
Rp...................... (.........ditulis dalam huruf............. rupiah).
(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke rekening nomor : ............. atas nama penyedia :
...............;
[Catatan : untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk masing – masing
Tahun Anggarannya]

107
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK

(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
Kontrak ini :
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
d. syarat-syarat khusus Kontrak;
e. syarat-syarat umum Kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar; dan
i. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi pertentangan
antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang
berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki
sebagaimana dimaksud pada ayat (1);

Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK

Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak yang meliputi khususnya :
a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk :
1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Penyedia untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam Kontrak yang telah ditetapkan
kepada Penyedia;

b. Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang telah ditentukan
dalam Kontrak;
2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
4) melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN secara periodik kepada PPK;
5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang
telah ditetapkan dalam Kontrak;
6) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh tanggung jawab
dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan,
dan segala pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan,
penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam Kontrak;
7) memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang
dilakukan PPK;
8) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan
dalam Kontrak;

108
9) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi lingkungan tempat kerja, serta membatasi
perusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.

[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan dengan lingkup pekerjaan yang harus
dilaksanakan sesuai kontrak]

Pasal 6
MASA KONTRAK

(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam
Syarat-Syarat Khusus Kontrak dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan selama ......... (.......dalam
huruf......) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal
penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama .........
(.......dalam huruf......) hari kalender.

Dengan demikian, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini pada tanggal
tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
Republik Indonesia dan dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai,
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak, rangkap yang lain dapat
diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi materai.

Untuk dan atas nama Untuk dan atas


...................... nama....................
Penyedia/Kemitraan (KSO) PPK

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini [tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk
untuk Penyedia maka rekatkan materai satuan kerja PPK maka rekatkan materai
Rp 6.000,- )] Rp 6.000,- )]

[nama lengkap] [nama lengkap]


[jabatan] [jabatan]

109
BAB IX
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK

A. Ketentuan Umum

1. Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak selanjutnya


disebut SSUK harus mempunyai arti atau tafsiran seperti yang dimaksudkan
sebagai berikut :
1.1 Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan
dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik
lainnya.
1.2 Kontrak Harga Satuan adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu,
berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap
satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume
pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan
pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas
volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia
barang/jasa.
1.3 Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah pejabat
pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga/
Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan pada
Institusi Pengguna APBN/APBD.
1.4 Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah
pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau
ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.
1.5 Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah
pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi.
1.6 Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang
ditetapkan oleh KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil
pekerjaan.
1.7 Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengawas intern pada
Institusi lain yang selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang
melakukan pengawasan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan
kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi.
1.8 Penyedia adalah badan usaha yang menyediakan/ melaksanakan
Pekerjaan Konstruksi.
1.9 Subpenyedia adalah penyedia yang mengadakan perjanjian kerja
dengan penyedia penanggung jawab kontrak, untuk melaksanakan
sebagian pekerjaan (subkontrak).
1.10 Kemitraan/KSO adalah kerjasama usaha antar penyedia baik penyedia
nasional maupun penyedia asing, yang masing-masing pihak
mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab yang jelas berdasarkan
perjanjian tertulis.
1.11 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan, adalah jaminan
tertulis yang bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank Umum, Perusahaan
Penjaminan, Perusahaan Asuransi, Konsorsium perusahaan asuransi
umum/lembaga penjaminan/perusahaan penjaminan yang mempunyai
program asansi kerugian (suretyship) dimana konsorsium tersebut telah
110
ditetapkan/mendapatkan rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dan diserahkan oleh penyedia kepada PPK/Pokja ULP untuk
menjamin terpenuhinya kewajiban penyedia barang/jasa.
1.12 Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak
adalah perjanjian tertulis antara PPK dengan penyedia yang mencakup
Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) ini dan Syarat-Syarat Khusus
Kontrak (SSKK) serta dokumen lain yang merupakan bagian dari
kontrak.
1.13 Nilai Kontrak adalah total harga pelaksanaan pekerjaan yang tercantum
dalam Kontrak.
1.14 Hari adalah hari kalender untuk proses pemilihan secara elektronik,
pelaksanaan kontrak dan batas akhir setiap tahapan adalah hari kerja.
1.15 Direksi lapangan adalah tim pendukung yang dibentuk/ditetapkan oleh
PPK (dapat dijabat oleh PPK atau Pejabat lain dan diberitahukan secara
tertulis kepada penyedia), terdiri dari 1 (satu) orang atau lebih, yang
ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak untuk mengelola
administrasi kontrak dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan.
1.16 Direksi teknis adalah tim pendukung yang ditunjuk/ditetapkan oleh PPK
yang bertugas untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
1.17 Daftar kuantitas dan Harga adalah daftar kuantitas yang telah diisi
harga satuan dan jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan bagian
dari penawaran.
1.18 Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perhitungan perkiraan biaya
pekerjaan yang disusun oleh PPK, dikalkulasikan secara keahlian
berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan serta digunakan
oleh Pokja ULP untuk menilai kewajaran penawaran termasuk
rinciannya.
1.19 Pekerjaan Utama adalah jenis pekerjaan yang secara langsung
menunjang terwujudnya dan berfungsinya suatu konstruksi sesuai
peruntukannya yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam LDP.
1.20 Mata Pembayaran Utama adalah Mata pembayaran yang pokok dan
penting yang nilai bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan puluh per
seratus) dari seluruh nilai pekerjaan, dihitung mulai dari mata
pembayaran yang nilai bobotnya terbesar yang ditetapkan oleh Pokja
ULP dalam Dokumen Pengadaan.
1.21 Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah harga satu jenis pekerjaan
tertentu per satu satuan tertentu.
1.22 Metoda Pelaksanaan Pekerjaan adalah metode/cara kerja yang layak,
realistik dan dapat dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam
penyelesaian pekerjaan dengan tahap pelaksanaan yang sistimatis dari
awal sampai akhir dan dapat dipertanggung jawabkan secara teknis
berdasarkan sumber daya yang dimiliki penawar.
1.23 Personil inti adalah tenaga ahli atau tenaga teknis yang akan
ditempatkan secara penuh sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
sebagaimana tercantum dalam dokumen pengadaan serta posisinya
dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan organisasi
pelaksanaan yang diajukan untuk melaksanakan pekerjaan.
1.24 Bagian Pekerjaan yang Disubkontrakan adalah pekerjaan spesialis atau
bagian pekerjaan bukan pekerjaan utama yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam penawaran, yang pelaksanaannya diserahkan kepada
penyedia lain dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK.
111
1.25 SPMK adalah Surat Perintah Mulai Kerja yang diterbitkan oleh PPK
kepada penyedia barang/jasa untuk memulai melaksanakan pekerjaan.
1.26 Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung
sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan masa
pemeliharaan berakhir.
1.27 Masa Pelaksanaan (jangka waktu pelaksanaan) adalah jangka waktu
untuk melaksanakan pekerjaan dihitung berdasarkan SPMK sampai
dengan serah terima pertama pekerjaan.
1.28 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan adalah kerangka waktu yang sudah
terinci berdasarkan masa pelaksanaan, setelah dilaksanakan
pemeriksaan lapangan bersama dan disepakati dalam rapat persiapan
pelaksanaan kontrak.
1.29 Tanggal Mulai Kerja adalah tanggal yang dinyatakan pada Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) yang diterbitkan oleh PPK untuk memulai
melaksanakan pekerjaan.
1.30 Tanggal Penyelesaian Pekerjaan adalah tanggal penyerahan pertama
pekerjaan selesai (Provisional Hand Over/PHO), dinyatakan dalam
Berita Acara penyerahan pertama pekerjaan yang diterbitkan oleh
Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
1.31 Masa Pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak yang ditentukan
dalam syarat-syarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan
pertama pekerjaan sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan.
1.32 Kegagalan Konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan yang tidak sesuai
dengan spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak
baik sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat kesalahan pengguna
atau penyedia dalam periode pelaksanaan kontrak.
1.33 Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah
diserahterimakan oleh penyedia kepada PPK dan terlebih dahulu
diperiksa serta diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan,
menjadi tidak berfungsi, baik secara keseluruhan maupun sebagian
dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
kontrak, dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja,
dan/atau keselamatan umum sebagai akibat kesalahan penyedia atau
Pengguna Jasa.

2. Penerapan SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi ini tetapi
tidak dapat bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam Dokumen
Kontrak yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki dalam Surat Perjanjian.

3. Bahasa dan 3.1 Bahasa kontrak harus dalam Bahasa Indonesia kecuali dalam rangka
Hukum pinjaman/hibah luar negeri menggunakan Bahasa Indonesia dan
bahasa nasional pemberi pinjaman/hibah tersebut dan/atau bahasa
Inggris.
3.2 Hukum yang digunakan adalah hukum yang berlaku di Indonesia,
3.3 Apabila sumber dana berasal dari pinjaman/hibah luar negeri,
menggunakan hukum yang berlaku di Indonesia atau hukum yang
berlaku di negara pemberi pinjaman/hibah (tergantung kesepakatan
antara Pemerintah dan negara pemberi pinjaman/hibah), pilihan
hukum yang digunakan agar dicantumkan dalam Syarat – Syarat Khusus
Kontrak yang selanjutnya disebut SSKK

112
4. Larangan 4.1 Berdasarkan etika pengadaan barang/jasa pemerintah, dilarang untuk :
Korupsi, Kolusi a. menawarkan, menerima atau menjanjikan untuk memberi atau
dan Nepotisme menerima hadiah atau imbalan berupa apa saja atau melakukan
(KKN), tindakan lainnya untuk mempengaruhi siapapun yang diketahui
Penyalahgunaan atau patut dapat diduga berkaitan dengan pengadaan ini;
Wewenang serta b. mendorong terjadinya persaingan tidak sehat;
Penipuan c. membuat dan/atau menyampaikan secara tidak benar dokumen
dan/atau keterangan lain yang disyaratkan untuk penyusunan dan
pelaksanaan Kontrak ini.
4.2 Penyedia menjamin bahwa yang bersangkutan (termasuk semua
anggota Kemitraan/KSO apabila berbentuk Kemitraan/KSO) dan Sub
penyedianya (jika ada) tidak pernah dan tidak akan melakukan tindakan
yang dilarang di atas.
4.3 Penyedia yang menurut penilaian PPK terbukti melakukan larangan-
larangan di atas dapat dikenakan sanksi-sanksi administratif oleh PPK
sebagai berikut :
a. pemutusan Kontrak;
b. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan disetorkan sebagaimana
ditetapkan dalam SSKK;
c. sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia; dan/atau
d. Sanksi pengenaan daftar hitam.
[Catatan :Sanksi pengenaan Daftar Hitam, diterbitkan oleh KPA atas
usulan PPK.
KPA mengirimkan dokumen penetapan sanksi Daftar Hitam
kepada :
1. Penyedia yang dikenakan Daftar Hitam; dan
2. Kepala LKPP]
4.4 Pengenaan sanksi administratif di atas dilaporkan oleh PPK/KPA kepada
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi.
4.5 PPK yang terlibat dalam KKN dan penipuan dikenakan sanksi
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5. Asal Material/ 5.1 Penyedia harus menyampaikan asal material/bahan yang terdiri dari
Bahan rincian komponen dalam negeri dan komponen impor.
5.2 Asal material/bahan merupakan tempat material/bahan diperoleh,
antara lain tempat material/bahan ditambang, tumbuh, atau
diproduksi.

6. Korespondensi 6.1 Semua korespondensi dapat berbentuk surat, e-mail dan/atau faksimili
dengan alamat tujuan para pihak yang tercantum dalam SSKK.
6.2 Semua pemberitahuan, permohonan, atau persetujuan berdasarkan
Kontrak ini harus dibuat secara tertulis dalam Bahasa Indonesia, dan
dianggap telah diberitahukan jika telah disampaikan secara langsung
kepada wakil sah Para Pihak dalam SSUK, atau jika disampaikan melalui
surat tercatat dan/atau faksimili ditujukan ke alamat yang tercantum
dalam SSKK.

7. Wakil Sah Para Setiap tindakan yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk dilakukan, dan
Pihak setiap dokumen yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk dibuat
berdasarkan Kontrak ini oleh PPK atau Penyedia hanya dapat dilakukan atau
dibuat oleh pejabat yang disebutkan dalam SSKK.

113
8. Pembukuan Penyedia diharapkan untuk melakukan pencatatan keuangan yang akurat dan
sistematis sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini berdasarkan standar
akuntansi yang berlaku.

9. Perpajakan Penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan Personil yang bersangkutan


berkewajiban untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain
yang dibebankan oleh peraturan perpajakan atas pelaksanaan Kontrak ini.
Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap telah termasuk dalam Nilai
Kontrak.

10. Pengalihan 10.1 Penyedia dilarang untuk mengalihkan sebagian atau seluruh Kontrak
dan/atau ini. Pengalihan seluruh Kontrak hanya diperbolehkan dalam hal
Subkontrak pergantian nama Penyedia, baik sebagai akibat peleburan (merger)
maupun akibat lainnya.
10.2 Penyedia dilarang mengalihkan pelaksanaan pekerjaan utama
berdasarkan Kontrak, dengan melakukan subkontrak kepada pihak lain,
kecuali sebagian pekerjaan utama kepada penyedia spesialis setelah
mendapat persetujuan tertulis dari PPK. Penyedia tetap bertanggung
jawab atas bagian pekerjaan yang disubkontrakkan.
10.3 Jika ketentuan di atas dilanggar maka Kontrak diputuskan dan Penyedia
dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam SSKK.

11. Pengabaian Jika terjadi pengabaian oleh satu Pihak terhadap pelanggaran ketentuan
tertentu Kontrak oleh Pihak yang lain maka pengabaian tersebut tidak menjadi
pengabaian yang terus-menerus selama Masa Kontrak atau seketika menjadi
pengabaian terhadap pelanggaran ketentuan yang lain. Pengabaian hanya
dapat mengikat jika dapat dibuktikan secara tertulis dan ditandatangani oleh
Wakil Sah Pihak yang melakukan pengabaian.

12. Penyedia Penyedia berdasarkan Kontrak ini bertanggung jawab penuh terhadap personil
Mandiri dan subpenyedianya (jika ada) serta pekerjaan yang dilakukan oleh mereka.

13. Kemitraan/ KSO Kemitraan/KSO memberi kuasa kepada salah satu anggota yang disebut dalam
Surat Perjanjian untuk bertindak atas nama Kemitraan/KSO dalam
pelaksanaan hak dan kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini.

14. Pengawasan 14.1 Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan, PPK jika dipandang
Pelaksanaan perlu dapat mengangkat Pengawas Pekerjaan (Direksi
Pekerjaan Pekerjaan/Direksi Teknis) yang berasal dari personil PPK atau konsultan
pengawas. Pengawas Pekerjaan berkewajiban untuk mengawasi
pelaksanaan pekerjaan.
14.2 Dalam melaksanakan kewajibannya, Pengawas Pekerjaan selalu
bertindak untuk kepentingan PPK. Jika tercantum dalam SSKK,
Pengawas Pekerjaan dapat bertindak sebagai Wakil Sah PPK.

15. Persetujuan Atau 15.1 Semua gambar yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai
Pernyataan Tidak kontrak, untuk pekerjaan permanen maupun pekerjaan sementara
Berkeberatan harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
Dari Pengawas 15.2 Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan terlebih dahulu ada
Pekerjaan pekerjaan sementara yang tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan
harga di dalam kontrak maka penyedia berkewajiban untuk
menyerahkan spesifikasi dan gambar usulan pekerjaan sementara
114
tersebut untuk mendapatkan pernyataan tidak berkeberatan (no
objection) untuk dilaksanakan dari Pengawas Pekerjaan.
Pernyataan tidak berkeberatan atas rencana pekerjaan sementara ini
tidak melepaskan penyedia dari tanggung jawabnya sesuai kontrak.

16. Perintah Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan semua perintah Pengawas


Pekerjaan yang sesuai dengan kewenangan Pengawas Pekerjaan dalam
Kontrak ini.

17. Penemuan- Penyedia wajib memberitahukan kepada PPK dan kepada pihak yang
penemuan berwenang semua penemuan benda/barang yang mempunyai nilai sejarah
atau penemuan kekayaan di lokasi pekerjaan yang menurut peraturan
perundang-undangan dikuasai oleh negara.

18. Akses ke Lokasi 18.1 Penyedia berkewajiban untuk menjamin akses PPK, Wakil Sah PPK,
Kerja Pengawas Pekerjaan dan/atau pihak yang mendapat izin dari PPK ke
lokasi kerja dan lokasi lainnya dimana pekerjaan ini sedang atau akan
dilaksanakan.
18.2 Penyedia harus dianggap telah menerima kelayakan dan ketersediaan
jalur akses menuju lapangan. Penyedia harus berupaya menjaga setiap
jalan atau jembatan dari kerusakan akibat penggunaan/lalu lintas
penyedia atau akibat personil penyedia. Kecuali ditentukan lain maka:
a Penyedia harus bertanggung jawab atas pemeliharaan yang
mungkin diperlukan akibat pengunaan jalur akses.
b Penyedia harus menyediakan rambu atau petunjuk sepanjang jalur
akses, dan mendapatkan perizinan yang mungkin disyaratkan oleh
otoritas terkait untuk penggunaan jalur, rambu, dan petunjuk.
c Biaya karena ketidaklayakan atau tidak tersedianya jalur akses
untuk digunakan oleh penyedia, harus ditanggung penyedia.
d PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang mungkin timbul akibat
penggunaan jalur akses.
18.3 PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang mungkin timbul selain
penggunaan jalur akses tersebut.

B. Pelaksanaan, Penyelesaian, Adendum dan Pemutusan Kontrak


19. Masa 19.1 Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan Surat
Pelaksanaan Perjanjian oleh Para Pihak atau yang ditetapkan dalam SSKK.
(Jangka Waktu 19.2 Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu yang ditentukan
Pelaksanaan) dalam syarat-syarat khusus kontrak dihitung sejak tanggal mulai kerja
Pekerjaan yang tercantum dalam SPMK.
19.3 Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan masa
pelaksanaan yang ditentukan dalam SSKK.
19.4 Apabila penyedia berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan
sesuai masa pelaksanaan karena keadaan diluar pengendaliannya yang
dapat dibuktikan demikian, dan penyedia telah melaporkan kejadian
tersebut kepada PPK, dengan disertai bukti-bukti yang dapat disetujui
PPK, maka PPK dapat melakukan penjadwalan kembali pelaksanaan
tugas penyedia dengan membuat adendum kontrak.
19.5 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan disepakati bersama dalam rapat
persiapan pelaksanaan kontrak, jadwal pelaksanaan pekerjaan tidak
boleh melebihi dari masa pelaksanaan.

115
B.1 Pelaksanaan Pekerjaan
20. Penyerahan 20.1 PPK berkewajiban untuk menyerahkan lokasi kerja sesuai dengan
Lokasi Kerja kebutuhan penyedia yang tercantum dalam rencana kerja yang telah
disepakati oleh para pihak untuk melaksanakan pekerjaan tanpa ada
hambatan kepada penyedia sebelum SPMK diterbitkan. Penyerahan
dilakukan setelah sebelumnya dilakukan peninjauan lapangan bersama.
Hasil peninjauan dan penyerahan dituangkan dalam berita acara
penyerahan lokasi kerja.
20.2 Jika dalam peninjauan lapangan bersama ditemukan hal-hal yang dapat
mengakibatkan perubahan isi Kontrak maka perubahan tersebut harus
dituangkan dalam adendum Kontrak.
20.3 Jika PPK tidak dapat menyerahkan lokasi kerja sesuai kebutuhan
penyedia yang tercantum dalam rencana kerja (sesuai angka 20.1)
untuk melaksanakan pekerjaan dan terbukti merupakan suatu
hambatan, maka kondisi ini ditetapkan sebagai Peristiwa Kompensasi.

21. Surat Perintah 21.1 PPK menerbitkan SPMK selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
Mulai Kerja sejak tanggal penandatanganan kontrak.
(SPMK) 21.2 Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat dimulainya pelaksanaan
kontrak oleh penyedia.

22. Program Mutu 22.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan program mutu pada rapat
persiapan pelaksanaan kontrak untuk disetujui oleh PPK.
22.2 Program mutu disusun paling sedikit berisi:
a informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
b organisasi kerja penyedia;
c jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d prosedur pelaksanaan pekerjaan;
e prosedur instruksi kerja; dan
f pelaksana kerja.
22.3 Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan.
22.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan program mutu jika
terjadi adendum Kontrak dan Peristiwa Kompensasi.
22.5 Pemutakhiran program mutu harus menunjukkan perkembangan
kemajuan setiap pekerjaan dan dampaknya terhadap penjadwalan sisa
pekerjaan, termasuk perubahan terhadap urutan pekerjaan.
Pemutakhiran program mutu harus mendapatkan persetujuan PPK.
22.6 Persetujuan PPK terhadap program mutu tidak mengubah kewajiban
kontraktual penyedia.

23. Rencana 23.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan program RK3K pada rapat
Keselamatan dan persiapan pelaksanaan kontrak untuk disetujui oleh PPK.
Kesehatan Kerja 23.2 RK3K disusun paling sedikit berisi:
Konstruksi a Kebijakan K3 Proyek;
(RK3K) b Organisasi K3;
c Perencanaan K3
d Pengendalian dan Program K3;
e Pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3;
f Tinjauan Ulang Kinerja K3;
23.3 RK3K dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan.

116
23.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan RK3K jika terjadi
addendum kontrak dan peristiwa kompensasi.
23.5 Pemutakhiran RK3K harus mendapatkan persetujuan PPK.
23.6 Persetujuan PPK terhadap RK3K tidak mengubah kewajiban kontraktual
penyedia.

24. Rapat 24.1 Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak diterbitkannya SPMK
Persiapan dan sebelum pelaksanaan pekerjaan, PPK bersama dengan penyedia,
Pelaksanaan unsur perencanaan, dan unsur pengawasan, harus sudah
Kontrak menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak.
24.2 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan
pelaksanaan kontrak meliputi :
a program mutu;
b rencana K3 Kontrak;
c organisasi kerja;
d tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
e jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang diikuti uraian tentang metode
kerja yang memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
f jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi peralatan dan
personil;
g penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lokasi
pekerjaan.

25. Mobilisasi 25.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu
30 (tiga puluh) hari kalender sejak diterbitkan SPMK, atau sesuai
kebutuhan dan rencana kerja.
25.2 Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, yaitu :
a. mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan, termasuk instalasi alat;
b mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung
laboratorium, bengkel, gudang, dan sebagainya; dan/atau
c mendatangkan personil-personil.
25.3 Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap
sesuai dengan kebutuhan.

26. Pengukuran/ 26.1 Pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, PPK bersama-sama dengan
Pemeriksaan penyedia melakukan pemeriksaan lokasi pekerjaan dengan melakukan
Bersama pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lokasi pekerjaan untuk
setiap rencana mata pembayaran (Mutual Check 0%).
26.2 Untuk pemeriksaan bersama ini, KPA dapat membentuk Panitia Peneliti
Pelaksanaan Kontrak atas usul PPK.
26.3 Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara. Apabila
dalam pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi Kontrak,
maka harus dituangkan dalam adendum Kontrak (Berita Acara Mutual
Check 0%).
26.4 Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Personil dan/atau
Peralatan ternyata belum memenuhi persyaratan Kontrak maka
penyedia tetap dapat melanjutkan pekerjaan dengan syarat Personil
dan/atau Peralatan yang belum memenuhi syarat harus segera diganti
dalam jangka waktu yang disepakati bersama.

117
27. Penggunaan 27.1 Penggunaan produk dalam negeri dilakukan sesuai besaran komponen
Produksi dalam negeri pada setiap Barang/Jasa yang ditunjukkan dengan nilai
Dalam Negeri Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada saat penawaran.
27.2 Penyedia wajib membuat laporan penggunaan produksi dalam negeri
secara periodik.
27.3 Apabila di dalam penggunaan produksi dalam negeri berbeda dengan
yang ditunjukkan dengan nilai TKDN pada saat penawaran akan
dikenakan sanksi sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta
petunjuk teknisnya, dan ditetapkan dalam SSKK.

B.2 Pengendalian Waktu

28. Waktu 28.1 Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal, penyedia berkewajiban untuk
Penyelesaian memulai pelaksanaan pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan
Pekerjaan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program mutu, serta
menyelesaikan pekerjaan selambat-lambatnya pada Tanggal
Penyelesaian yang ditetapkan dalam SPMK.
28.2 Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal Penyelesaian bukan akibat
Keadaan Kahar atau Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau
kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan denda.
28.3 Jika keterlambatan tersebut semata-mata disebabkan oleh Peristiwa
Kompensasi maka PPK dikenakan kewajiban pembayaran ganti rugi.
Denda atau ganti rugi tidak dikenakan jika Tanggal Penyelesaian
disepakati oleh Para Pihak untuk diperpanjang.
28.4 Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam Pasal ini adalah tanggal
penyelesaian seluruh pekerjaan.

29. Perpanjangan 29.1 Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan
Waktu akan melampaui Tanggal Penyelesaian maka penyedia berhak untuk
meminta perpanjangan Tanggal Penyelesaian berdasarkan data
penunjang. PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan
memperpanjang Tanggal Penyelesaian Pekerjaan secara tertulis.
Perpanjangan Tanggal Penyelesaian harus dilakukan melalui Adendum
Kontrak.
29.2 PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan harus telah
menetapkan ada tidaknya perpanjangan dan untuk berapa lama, dalam
jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari kalender setelah penyedia
meminta perpanjangan. Jika penyedia lalai untuk memberikan
peringatan dini atas keterlambatan atau tidak dapat bekerja sama
untuk mencegah keterlambatan sesegera mungkin, maka
keterlambatan seperti ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
memperpanjang Tanggal Penyelesaian.

30. Penundaan Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan secara tertulis penyedia untuk
oleh Pengawas menunda pelaksanaan pekerjaan. Setiap perintah penundaan ini harus segera
Pekerjaan ditembuskan kepada PPK.

118
31. Rapat 31.1 Pengawas Pekerjaan atau penyedia dapat menyelenggarakan rapat
Pemantauan pemantauan, dan meminta satu sama lain untuk menghadiri rapat
tersebut. Rapat pemantauan diselenggarakan untuk membahas
perkembangan pekerjaan dan perencanaaan atas sisa pekerjaan serta
untuk menindaklanjuti peringatan dini.
31.2 Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh Pengawas Pekerjaan
dalam berita acara rapat, dan rekamannya diserahkan kepada PPK dan
pihak-pihak yang menghadiri rapat.
31.3 Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu diputuskan, Pengawas
Pekerjaan dapat memutuskan baik dalam rapat atau setelah rapat
melalui pernyataan tertulis kepada semua pihak yang menghadiri rapat.

32. Peringatan 32.1 Penyedia berkewajiban untuk memperingatkan sedini mungkin


Dini Pengawas Pekerjaan atas peristiwa atau kondisi tertentu yang dapat
mempengaruhi mutu pekerjaan, menaikkan Nilai Kontrak atau
menunda penyelesaian pekerjaan. Pengawas Pekerjaan dapat
memerintahkan penyedia untuk menyampaikan secara tertulis
perkiraan dampak peristiwa atau kondisi tersebut di atas terhadap Nilai
Kontrak dan Tanggal Penyelesaian. Pernyataan perkiraan ini harus
sesegera mungkin disampaikan oleh penyedia.
32.2 Penyedia berkewajiban untuk bekerja sama dengan Pengawas
Pekerjaan untuk mencegah atau mengurangi dampak peristiwa atau
kondisi tersebut.

B.3 Penyelesaian Kontrak

33. Serah Terima 33.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), penyedia
Pekerjaan mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan
pekerjaan.
33.2 Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan Panitia
Penerima Hasil Pekerjaan. Apabila memerlukan keahlian teknis khusus
dapat dibantu oleh tim/tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan
tugas Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
33.3 Panitia Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian terhadap hasil
pekerjaan yang telah diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat
kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, penyedia wajib
memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah PPK.
33.4 PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasil
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kontrak sejak tanggal
berita acara penyerahan pekerjaan dan telah diterima oleh Panitia
Penerima Hasil Pekerjaan.
33.5 Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima perseratus)
dari nilai kontrak, sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan
retensi selama masa pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan
sebesar 100% (seratus perseratus) dari nilai kontrak dan penyedia
harus menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima
perseratus) dari nilai kontrak.
33.6 Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan
sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama
pekerjaan.

119
33.7 Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan akhir
pekerjaan.
33.8 PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia
melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan
baik. PPK wajib melakukan pembayaran sisa nilai kontrak yang belum
dibayar atau mengembalikan Jaminan Pemeliharaan.
33.9 Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan
sebagaimana mestinya, maka PPK berhak menggunakan uang retensi
untuk membiayai perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan Jaminan
Pemeliharaan.
33.10 Serah terima pekerjaan dapat dilakukan perbagian pekerjaan (secara
parsial) yang ketentuannya ditetapkan dalam SSKK.
33.11 Dalam hal dilakukan serah terima pekerjaan secara parsial, maka cara
pembayaran dan kewajiban pemeliharaan tersebut di atas disesuaikan.
33.12 Kewajiban pemeliharaan diperhitungkan setelah penyerahan bagian
pekerjaan tersebut dilaksanakan pertama kali.
33.13 Umur konstruksi bangunan hasil dari pelaksanaan pekerjaan ditetapkan
dalam SSKK.

34. Pengambilalihan PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan dalam jangka waktu
tertentu setelah dikeluarkan surat keterangan selesai/pengakhiran pekerjaan.

35. Pedoman 35.1 Penyedia diwajibkan memberikan petunjuk kepada PPK tentang
Pengoperasian pedoman pengoperasian dan perawatan/pemeliharaan sesuai dengan
dan Perawatan/ SSKK.
Pemeliharaan 35.2 Apabila penyedia tidak memberikan pedoman pengoperasian dan
perawatan/pemeliharaan, PPK berhak menahan uang retensi atau
Jaminan Pemeliharaan.

B.4 Adendum

36. Perubahan 36.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum kontrak.
Kontrak 36.2 Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan apabila disetujui oleh para
pihak, meliputi:
a perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan
oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup
pekerjaan dalam kontrak;
b perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan
dan/atau karena perubahan pelaksanaan pekerjaan;
c perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan
pekerjaan;
d perubahan harga kontrak akibat adanya penyesuaian harga
(eskalasi/de-eskalasi).
36.3 Untuk kepentingan perubahan kontrak, PPK menugaskan Panitia
Peneliti Pelaksanaan Kontrak.

37. Perubahan 37.1 Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lokasi
Lingkup pekerjaan pada saat pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang
Pekerjaan ditentukan dalam Dokumen Kontrak, maka PPK bersama penyedia
dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi antara lain:

120
a menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum
dalam kontrak;
b menambah atau mengurangi jenis pekerjaan;
c mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan
kebutuhan lokasi pekerjaan; dan/atau
d melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam
kontrak yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan
sesuai lingkup kontrak awal.
37.2 Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan tersedianya anggaran dan
paling tinggi 10% (sepuluh perseratus) dari nilai kontrak awal.
37.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK secara tertulis kepada
penyedia kemudian dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga
dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam kontrak
awal.
37.4 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara sebagai dasar
penyusunan adendum kontrak.

38. Perubahan 38.1 Harga satuan dalam daftar kuantitas dan harga digunakan untuk
Kuantitas dan membayar prestasi pekerjaan.
Harga 38.2 Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang akan dilaksanakan
berubah lebih dari 10% (sepuluh perseratus) dari kuantitas awal, maka
pembayaran volume selanjutnya dengan menggunakan harga satuan
yang disesuaikan dengan negosiasi.
38.3 Apabila dari hasil evaluasi penawaran terdapat harga satuan timpang,
maka harga satuan timpang tersebut hanya berlaku untuk kuantitas
pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan. Untuk
kuantitas pekerjaan tambahan digunakan harga satuan berdasarkan
hasil negosiasi.
Apabila ada daftar item pekerjaan yang masuk kategori harga satuan
timpang, maka dicantumkan dalam lampiran A SSKK.
38.4 Apabila diperlukan mata pembayaran baru, maka penyedia jasa harus
menyerahkan rincian harga satuannya kepada PPK. Penentuan harga
satuan mata pembayaran baru dilakukan dengan negosiasi.

39 Perubahan 39.1 Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh PPK atas
Jadwal pertimbangan yang layak dan wajar untuk hal-hal sebagai berikut :
Pelaksanaan a. pekerjaan tambah;
Pekerjaan b. perubahan disain;
c. keterlambatan yang disebabkan oleh PPK;
d. masalah yang timbul di luar kendali penyedia; dan/atau
e. keadaan kahar.
39.2 Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang sekurang-kurangnya
sama dengan waktu terhentinya kontrak akibat keadaan kahar atau
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan pada 39.1.
39.3 PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan atas kontrak
setelah melakukan penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan
oleh penyedia.
39.4 PPK dapat menugaskan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak untuk
meneliti kelayakan usulan perpanjangan waktu pelaksanaan.
39.5 Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan dalam
adendum kontrak.

121
40 Penyesuaian 40.1 Ketentuan penggunaan rumusan Penyesuaian Harga (Price Adjustment)
Harga adalah sebagai berikut:
(Eskalasi/De- a. Harga yang tercantum dalam kontrak dapat berubah akibat adanya
eskalasi) penyesuaian harga sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Penyesuaian harga diberlakukan pada Kontrak Tahun Jamak yang
masa pelaksanaannya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan
diberlakukan mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak pelaksanaan
pekerjaan.
c. Penyesuaian harga berlaku bagi seluruh kegiatan/mata
pembayaran, kecuali mata pembayaran Lump Sum serta pekerjaan
dengan Harga Satuan timpang.
d. Penyesuaian Harga Satuan berlaku bagi seluruh komponen harga
satuan (upah, bahan, peralatan, dan bahan bakar), tidak termasuk
komponen keuntungan dan biaya operasional sebagaimana
tercantum dalam penawaran.
e. Penyesuaian Harga Satuan diberlakukan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan yang tercantum dalam kontrak awal/adendum
kontrak.
f. Penyesuaian Harga Satuan bagi komponen pekerjaan yang berasal
dari luar negeri, menggunakan indeks penyesuaian harga dari
negara asal barang tersebut.
g. Jenis pekerjaan baru dengan Harga Satuan baru sebagai akibat
adanya adendum kontrak dapat diberikan penyesuaian harga mulai
bulan ke-13 (tiga belas) sejak adendum kontrak tersebut
ditandatangani.
h. Jenis pekerjaan yang terlambat pelaksanaannya disebabkan oleh
kesalahan Penyedia diberlakukan penyesuaian harga berdasarkan
indeks harga jadwal awal pelaksanaan pekerjaan.
i. Jenis pekerjaan yang lebih cepat pelaksanaannya diberlakukan
penyesuaian harga berdasarkan indeks harga pada saat
pelaksanaan
40.2 Ketentuan lebih lanjut sebagaimana diatur dalam SSKK.

B.5 Keadaan Kahar

41 Keadaan Kahar 41.1 suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak dan tidak dapat
diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang ditentukan dalam
Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
41.2 Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka penyedia memberitahukan
kepada PPK paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak
terjadinya Keadaan Kahar, dengan menyertakan pernyataan Keadaan
Kahar dari pejabat yang berwenang.
41.3 Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak untuk pemenuhan
kewajiban Pihak yang tertimpa Keadaan Kahar harus diperpanjang
sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu terhentinya Kontrak
akibat Keadaan Kahar.
41.4 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat Keadaan Kahar yang
dilaporkan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak
terjadinya Keadaan Kahar, tidak dikenakan sanksi.

122
41.5 Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini akan dihentikan
sementara hingga Keadaan Kahar berakhir dengan ketentuan, Penyedia
berhak untuk menerima pembayaran sesuai dengan prestasi atau
kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai. Jika selama masa
Keadaan Kahar PPK memerintahkan secara tertulis kepada Penyedia
untuk meneruskan pekerjaan sedapat mungkin maka Penyedia berhak
untuk menerima pembayaran sebagaimana ditentukan dalam Kontrak
dan mendapat penggantian biaya yang wajar sesuai dengan yang telah
dikeluarkan untuk bekerja dalam situasi demikian. Penggantian biaya
ini harus diatur dalam suatu adendum Kontrak.

B.6 Penghentian dan Pemutusan Kontrak

42 Penghentian 42.1 Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai
dan Pemutusan atau terjadi Keadaan Kahar.
Kontrak 42.2 Dalam hal kontrak dihentikan, maka PPK wajib membayar kepada
penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai,
termasuk:
a. biaya langsung pengadaan Bahan dan Perlengkapan untuk
pekerjaan ini. Bahan dan Perlengkapan ini harus diserahkan oleh
Penyedia kepada PPK, dan selanjutnya menjadi hak milik PPK;
b. biaya langsung pembongkaran dan demobilisasi Hasil Pekerjaan
Sementara dan Peralatan;
c. biaya langsung demobilisasi Personil.
42.3 Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pihak penyedia atau pihak
PPK.
42.4 Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, pemutusan Kontrak melalui pemberitahuan tertulis dapat
dilakukan apabila :
a. penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan
tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan;
b. penyedia tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan, tidak memulai
pelaksanaan pekerjaan;
c. penyedia menghentikan pekerjaan selama 28 (dua puluh delapan)
hari kalender dan penghentian ini tidak tercantum dalam program
mutu serta tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan;
d. penyedia berada dalam keadaan pailit;
e. penyedia selama Masa Kontrak gagal memperbaiki Cacat Mutu
dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh PPK;
f. penyedia tidak mempertahankan keberlakuan Jaminan
Pelaksanaan;
g. denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan
penyedia sudah melampaui 5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak
dan PPK menilai bahwa Penyedia tidak akan sanggup menyelesaikan
sisa pekerjaan;
h. Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk menunda
pelaksanaan atau kelanjutan pekerjaan, dan perintah tersebut tidak
ditarik selama 28 (dua puluh delapan) hari kalender;
i. PPK tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan angsuran
sesuai dengan yang disepakati sebagaimana tercantum dalam SSKK;

123
j. penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan
dalam proses Pengadaan yang diputuskan oleh instansi yang
berwenang; dan/atau
k. pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan/atau
pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan
dinyatakan benar oleh instansi yang berwenang.

42.5 Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa pelaksanaan dilakukan


karena kesalahan penyedia, maka:
a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan;
b. sisa Uang Muka harus dilunasi oleh penyedia atau Jaminan Uang
Muka dicairkan;
c. penyedia membayar denda (apabila pelaksanaan pekerjaannya
terlambat); dan
d. penyedia dimasukkan kedalam Daftar Hitam.

42.6 Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa pemeliharaan dilakukan


karena kesalahan penyedia, maka:
a. Jaminan Pemeliharaan dicairkan untuk membiayai
perbaikan/pemeliharaan; dan
b. penyedia dimasukkan ke dalam Daftar Hitam.

42.7 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena PPK terlibat


penyimpangan prosedur, melakukan KKN dan/atau pelanggaran
persaingan usaha didalam pelaksanaan pengadaan yang sudah
diputuskan oleh instansi berwenang, maka PPK dikenakan sanksi
berdasarkan peraturan perundang-undangan.

43 Keterlambatan 43.1 Apabila penyedia terlambat melaksanakan pekerjaan sesuai jadwal,


Pelaksanaan maka PPK harus memberikan peringatan secara tertulis atau dikenakan
Pekerjaan dan ketentuan tentang kontrak kritis.
Kontrak Kritis
43.2 Kontrak dinyatakan kritis apabila :
a. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0% – 70% dari kontrak),
selisih keterlambatan antara realisasi fisik pelaksanaan dengan
rencana pelaksanaan lebih besar 10%;
b. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari
kontrak), selisih keterlambatan antara realisasi fisik pelaksanaan
dengan rencana pelaksanaan lebih besar 5%;
c. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari
kontrak), selisih keterlambatan antara realisasi fisik pelaksanaan
dengan rencana pelaksanaan kurang dari 5% dan akan melampaui
tahun anggaran berjalan.

43.3 Penanganan kontrak kritis.


a. Dalam hal keterlambatan pada 43.1 dan penanganan kontrak pada
43.2, penanganan kontrak kritis dilakukan dengan Rapat
pembuktian (show cause meeting/SCM)
1) Pada saat kontrak dinyatakan kritis direksi pekerjaan
menerbitkan surat peringatan kepada penyedia dan selanjutnya
menyelenggarakan SCM.

124
2) Dalam SCM direksi pekerjaan, direksi teknis dan penyedia
membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus
dicapai oleh penyedia dalam periode waktu tertentu (uji coba
pertama) yang dituangkan dalam berita acara SCM tingkat
Tahap I
3) Apabila penyedia gagal pada uji coba pertama, maka harus
diselenggarakan SCM Tahap II yang membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh
penyedia dalam periode waktu tertentu (uji coba kedua) yang
dituangkan dalam berita acara SCM Tahap II
4) Apabila penyedia gagal pada uji coba kedua, maka harus
diselenggarakan SCM Tahap III yang membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh
penyedia dalam periode waktu tertentu (uji coba ketiga) yang
dituangkan dalam berita acara SCM. Tahap III
5) Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus menerbitkan surat
peringatan kepada penyedia atas keterlambatan realisasi fisik
pelaksanaan pekerjaan.
b. Dalam hal terjadi keterlambatan dan akan melampaui tahun
anggaran berjalan akibat kesalahan penyedia pekerjaan konstruksi,
sebelum dilakukan pemutusan kontrak penyedia pekerjaan
konstruksi dapat diberi kesempatan menyelesaikan pekerjaan
sampai dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa
berakhirnya pelaksanaan pekerjaan dengan diberlakukan denda
sebesar 1/1000 (satu perseribu) dari nilai kontrak atau nilai bagian
kontrak apabila ditetapkan serah terima pekerjaan secara parsial
untuk setiap hari keterlambatan. Kesempatan menyelesaikan
pekerjaan selama 50 (lima puluh) hari tersebut dapat melampaui
tahun anggaran berjalan.
c. Dalam hal penyelesaian pekerjaan akibat keterlambatan melampaui
tahun anggaran berjalan, diterbitkan addendum untuk
mencantumkan sumber dana tahun anggaran berikutnya atas sisa
pekerjaan yang akan diselesaikan dan memperpanjang masa
berlaku jaminan pelaksanaan.
d. Dalam hal keterlambatan pada 43.2 a atau 43.2 b, setelah dilakukan
penanganan kontrak kritis sesuai 43.3 a, PPK dapat langsung
memutuskan kontrak secara sepihak dengan mengesampingkan
Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

PPK dapat memutuskan kontrak secara sepihak, apabila:


1) Kebutuhan barang/jasa tidak dapat ditunda melebihi batas
berakhirnya kontrak;
2) Berdasarkan penelitian PPK, Penyedia Barang/Jasa tidak akan
mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan walaupun
diberikan kesempatan sampai dengan 50 (lima puluh) hari
kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan untuk
menyelesaikan pekerjaan; dan/atau
3) setelah diberikan kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya
pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan.

125
44 Peninggalan Semua Bahan, Perlengkapan, Peralatan, Hasil Pekerjaan Sementara yang
masih berada di lokasi kerja setelah pemutusan Kontrak akibat kelalaian atau
kesalahan penyedia, dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh PPK tanpa
kewajiban perawatan/pemeliharaan. Pengambilan kembali semua
peninggalan tersebut oleh penyedia hanya dapat dilakukan setelah
mempertimbangkan kepentingan PPK.

C. Hak dan Kewajiban Para Pihak

45 Hak dan Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
Kewajiban Para PPK dan penyedia dalam melaksanakan kontrak, meliputi :
Pihak 45.1 Hak dan kewajiban PPK :
a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh
penyedia;
b. meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia;
c. membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
kontrak yang telah ditetapkan kepada penyedia; dan
d. memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan kontrak.

45.2 Hak dan kewajiban penyedia :


a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
harga yang telah ditentukan dalam kontrak;
b. berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan
prasarana dari PPK untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan kontrak;
c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
d. melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN
secara periodik kepada PPK;
e. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak;
f. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat
dan penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan
segala pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan
untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang
dirinci dalam kontrak;
g. memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
h. menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak; dan
i. mengambil langkah-langkah yang memadai dalam rangka memberi
perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat kerja
maupun masyarakat dan lingkungan sekitar yang berhubungan
dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja
konstruksi dan proses produksi.

[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan dengan lingkup


pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai kontrak]

126
46 Penggunaan Penyedia tidak diperkenankan menggunakan dan menginformasikan dokumen
Dokumen- kontrak atau dokumen lainnya yang berhubungan dengan kontrak untuk
Dokumen kepentingan pihak lain, misalnya spesifikasi teknis dan/atau gambar-gambar,
Kontrak dan serta informasi lain yang berkaitan dengan kontrak, kecuali dengan izin tertulis
Informasi dari PPK sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

47 Hak Kekayaan Penyedia wajib melindungi PPK dari segala tuntutan atau klaim dari pihak
Intelektual ketiga yang disebabkan penggunaan atau atas pelanggaran Hak Kekayaan
Intelektual (HAKI) oleh penyedia.

48 Penanggungan 48.1 Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan


dan Risiko menanggung tanpa batas PPK beserta instansinya terhadap semua
bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian,
denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan
biaya yang dikenakan terhadap PPK beserta instansinya (kecuali
kerugian yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau
kelalaian berat PPK) sehubungan dengan klaim yang timbul dari hal-hal
berikut terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan akhir:
a. kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta benda penyedia,
Subpenyedia (jika ada), dan Personil;
b. cidera tubuh, sakit atau kematian Personil;
c. kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit
atau kematian pihak ketiga;
48.2 Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan awal, semua risiko
kehilangan atau kerusakan Hasil Pekerjaan ini, Bahan dan Perlengkapan
merupakan risiko penyedia, kecuali kerugian atau kerusakan tersebut
diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian PPK.
48.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak membatasi
kewajiban penanggungan dalam Pasal ini.
48.4 Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil Pekerjaan atau Bahan yang
menyatu dengan Hasil Pekerjaan selama Tanggal Mulai Kerja dan batas
akhir Masa Pemeliharaan harus diganti atau diperbaiki oleh penyedia
atas tanggungannya sendiri jika kehilangan atau kerusakan tersebut
terjadi akibat tindakan atau kelalaian penyedia.

49 Perlindungan 49.1 Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk
Tenaga Kerja mengikutsertakan Personilnya pada program Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) ketenagakerjaan sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
49.2 Penyedia berkewajiban untuk mematuhi dan memerintahkan
Personilnya untuk mematuhi peraturan keselamatan kerja. Pada waktu
pelaksanaan pekerjaan, penyedia beserta Personilnya dianggap telah
membaca dan memahami peraturan keselamatan kerja tersebut.
49.3 Penyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk menyediakan kepada
setiap Personilnya (termasuk Personil Subpenyedia, jika ada)
perlengkapan keselamatan kerja yang sesuai dan memadai.

127
49.4 Tanpa mengurangi kewajiban penyedia untuk melaporkan kecelakaan
berdasarkan hukum yang berlaku, penyedia wajib melaporkan kepada
PPK mengenai setiap kecelakaan yang timbul sehubungan dengan
pelaksanaan Kontrak ini dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah
kejadian.

50 Pemeliharaan Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah yang memadai


Lingkungan untuk melindungi lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan
membatasi gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga dan harta bendanya
sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini.

51 Asuransi 51.1 Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK sampai dengan
tanggal selesainya pemeliharaan untuk :
a. semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi
terjadinya kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk
pelaksanaan pekerjaan, atas segala risiko terhadap kecelakaan,
kerusakan, kehilangan, serta risiko lain yang tidak dapat diduga;
b. pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya; dan
c. perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
51.2 Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran dan
termasuk dalam nilai kontrak.

52 Tindakan 52.1 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih dahulu persetujuan


Penyedia yang tertulis PPK sebelum melakukan tindakan-tindakan berikut:
Mensyaratkan a. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan dalam Lampiran A SSKK;
Persetujuan b. menunjuk Personil Inti yang namanya tidak tercantum dalam
PPK atau Lampiran A SSKK;
Pengawas c. mengubah atau memutakhirkan program mutu dan RK3K;
Pekerjaan d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.
52.2 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih dahulu persetujuan
tertulis Pengawas Pekerjaan sebelum melakukan tindakan-tindakan
berikut:
a. menggunakan spesifikasi dan gambar dalam Pasal 15 SSUK;
b. mengubah syarat dan ketentuan polis asuransi;
c. mengubah Personil Inti dan/atau Peralatan;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.

53 Laporan Hasil 53.1 Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan kontrak untuk
Pekerjaan menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan
guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan
dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan.
53.2 Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan
pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan
dicatat dalam buku harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan
yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan harian.
53.3 Laporan harian berisi:
a. jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan;
b. penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;
c. jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
d. jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;

128
e. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya
yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan
f. catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
53.4 Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila diperlukan diperiksa oleh
konsultan, dan disetujui oleh wakil PPK.
53.5 Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.
53.6 Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.
53.7 Untuk merekam kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi, PPK dan
penyedia membuat foto-foto dokumentasi dan video pelaksanaan
pekerjaan di lokasi pekerjaan sesuai kebutuhan.

54 Kepemilikan Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan, dan dokumen-


Dokumen dokumen lain serta piranti lunak yang dipersiapkan oleh penyedia berdasarkan
Kontrak ini sepenuhnya merupakan hak milik PPK. Penyedia paling lambat
pada waktu pemutusan atau akhir Masa Kontrak berkewajiban untuk
menyerahkan semua dokumen dan piranti lunak tersebut beserta daftar
rinciannya kepada PPK. Penyedia dapat menyimpan 1 (satu) buah salinan tiap
dokumen dan piranti lunak tersebut. Pembatasan (jika ada) mengenai
penggunaan dokumen dan piranti lunak tersebut di atas di kemudian hari
diatur dalam SSKK.

55 Kerjasama 55.1 Penyedia yang mempunyai harga Kontrak di atas Rp 25.000.000.000,00


Antara (dua puluh lima miliar rupiah) sampai dengan Rp 50.000.000.000,00
Penyedia dan (lima puluh miliar rupiah) wajib bekerja sama dengan penyedia Usaha
Sub Penyedia Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil, yaitu dengan mensubkontrakkan
sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama.
55.2 Penyedia yang mempunyai harga Kontrak di atas Rp 50.000.000.000,00
(lima puluh miliar rupiah) wajib bekerja sama dengan penyedia Usaha
Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil, yaitu dengan mensubkontrakkan
sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama kepada sub penyedia
jasa dari lokasi pekerjaan setempat, kecuali tidak tersedia sub penyedia
jasa yang dimaksud.
55.3 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut harus diatur dalam
Kontrak dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK.
55.4 Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang
disubkontrakkan tersebut.
55.5 Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak harus mengacu kepada
Kontrak serta menganut prinsip kesetaraan.

56 Usaha Mikro, 56.1 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai pelaksana konstruksi adalah
Usaha Kecil penyedia Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil, maka pekerjaan
dan Koperasi tersebut harus dilaksanakan sendiri oleh penyedia yang ditunjuk dan
Kecil dilarang diserahkan atau disubkontrakkan kepada pihak lain.
56.2 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai pelaksana konstruksi adalah
penyedia bukan Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil, maka:
a. penyedia wajib bekerja sama dengan penyedia Usaha Mikro, Usaha
Kecil dan koperasi kecil, antara lain dengan mensubkontrakkan
sebagian pekerjaannya;
129
b. dalam melaksanakan kewajiban di atas penyedia terpilih tetap
bertanggungjawab penuh atas keseluruhan pekerjaan tersebut;
c. bentuk kerjasama tersebut hanya untuk sebagian pekerjaan yang
bukan pekerjaan utama; dan
d. membuat laporan periodik mengenai pelaksanaan ketetapan di
atas.
56.3 Apabila ketentuan tersebut di atas dilanggar, maka penyedia dikenakan
sanksi yang diatur dalam SSKK.

57 Penyedia Lain Penyedia berkewajiban untuk bekerjasama dan menggunakan lokasi kerja
termasuk jalan akses bersama-sama dengan penyedia yang lain (jika ada) dan
pihak-pihak lainnya yang berkepentingan atas lokasi kerja. Jika dipandang
perlu, PPK dapat memberikan jadwal kerja penyedia yang lain di lokasi kerja.

58 Alih Dalam hal paket pekerjaan dengan nilai di atas Rp 25.000.000.000,00 (dua
Pengalaman/ puluh lima miliar rupiah) diwajibkan mengalokasikan alih pengalaman/
Keahlian keahlian dengan merekrut tenaga magang dan/atau fresh graduate.

59 Keselamatan Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan semua pihak di
dan Kesehatan lokasi kerja. Penyedia setiap saat harus mengambil langkah-langkah yang patut
Kerja diambil untuk menjaga keselamatan dan kesehatan para personilnya. Penyedia
harus memastikan bahwa staf kesehatan, fasilitas pertolongan pertama pada
kecelakaan, dan layanan ambulance dapat disediakan setiap saat di lapangan
bagi personil penyedia termasuk subpenyedia maupun personil PPK dan telah
dibuat perencanaan yang sesuai dengan semua persyaratan kesehatan dan
kebersihan untuk mencegah timbulnya wabah penyakit. Penyedia harus
menunjuk petugas keselamatan kerja yang bertanggung jawab untuk menjaga
keselamatan dan mencegah terjadinya kecelakaan. Petugas yang bersangkutan
harus memenuhi aturan dan persyaratan K3. Petugas K3 dipersyaratkan
berdasarkan tingkat risiko pekerjaan : diperlukan Ahli K3 untuk pekerjaan
berisiko tinggi dan diperlukan Petugas K3 untuk pekerjaan berisiko sedang atau
kecil sebagaimana ditetapkan dalam SSKK.

60 Pembayaran Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial berupa Denda


Denda sebagai akibat wanprestasi atau cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban
penyedia dalam Kontrak ini. PPK mengenakan Denda dengan memotong
angsuran pembayaran prestasi pekerjaan penyedia. Pembayaran Denda tidak
mengurangi tanggung jawab kontraktual penyedia.

61 Jaminan 61.1 Penggunaan jaminan pelaksanaan, jaminan uang muka, dan jaminan
pemeliharaan sebagai berikut:
a. paket pekerjaan sampai dengan Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar
lima ratus juta rupiah) dapat diterbitkan oleh Bank Umum,
Perusahaan Asuransi, Perusahaan Penjaminan, konsorsium
perusahaan asuransi umum/lembaga penjaminan/ perusahaan
penjaminan yang mempunyai program asuransi kerugian
(suretyship), bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional) dimana konsorsium tersebut telah
ditetapkan/mendapat rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan
(OJK), dan diserahkan oleh Penyedia Jasa kepada PPK.

130
b. paket pekerjaan di atas Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
juta rupiah) diterbitkan oleh Bank Umum, konsorsium perusahaan
asuransi umum/lembaga penjaminan/perusahaan penjaminan yang
mempunyai program asuransi kerugian (suretyship), bersifat mudah
dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional) dimana konsorsium
tersebut telah ditetapkan/mendapat rekomendasi dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), dan diserahkan oleh Penyedia Jasa kepada PPK.
61.2 Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada PPK selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) sebelum dilakukan penandatanganan
kontrak dengan besaran/nilai :
a. 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak; atau
b. 5% (lima perseratus) dari nilai total Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
bagi penawaran yang lebih kecil dari 80% (delapan puluh
perseratus) HPS.
61.3 Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak
tanggal penanda-tanganan kontrak sampai dengan serah terima
pertama pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO).
61.4 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah pekerjaan dinyatakan
selesai 100% (seratus perseratus) dan diganti dengan Jaminan
Pemeliharaan atau dengan menahan uang retensi sebesar 5% (lima
perseratus) dari nilai kontrak;
61.5 Jaminan Uang Muka diberikan kepada PPK dalam rangka pengambilan
uang muka sekurang-kurangnya sama dengan besarnya uang muka;
61.6 Nilai Jaminan Uang Muka dapat dikurangi secara proporsional sesuai
dengan pencapaian prestasi pekerjaan;
61.7 Masa berlakunya Jaminan Uang Muka sekurang-kurangnya sejak
tanggal persetujuan pemberian uang muka sampai dengan tanggal
penyerahan pertama pekerjaan (PHO).
61.8 Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada PPK setelah pekerjaan
dinyatakan selesai 100% (seratus perseratus).
61.9 Pengembalian Jaminan Pemeliharan dilakukan paling lambat 14 (empat
belas) hari kalender setelah masa pemeliharaan selesai dan pekerjaan
diterima dengan baik sesuai dengan ketentuan kontrak;
61.10 Masa berlakunya Jaminan Pemeliharaan sekurang-kurangnya sejak
tanggal serah terima pertama pekerjaan (PHO) sampai dengan tanggal
penyerahan akhir pekerjaan (Final Hand Over/FHO);

D. Personil Inti dan/atau Peralatan Penyedia

62 Personil Inti 62.1 Personil inti dan/atau peralatan yang ditempatkan harus sesuai dengan
dan/atau yang tercantum dalam Dokumen Penawaran.
Peralatan 62.2 Penggantian personil inti dan/atau peralatan tidak boleh dilakukan
kecuali atas persetujuan tertulis PPK.
62.3 Penggantian personil inti dilakukan oleh penyedia dengan mengajukan
permohonan terlebih dahulu kepada PPK dengan melampirkan riwayat
hidup/pengalaman kerja personil inti yang diusulkan beserta alasan
penggantian.
62.4 PPK dapat menilai dan menyetujui penempatan/penggantian personil
inti dan/atau peralatan menurut kualifikasi yang dibutuhkan.

131
62.5 Jika PPK menilai bahwa personil inti :
a. tidak mampu atau tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik;
b. berkelakuan tidak baik; atau
c. mengabaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya,
maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dan
menjamin personil inti tersebut meninggalkan lokasi kerja dalam waktu
7 (tujuh) hari kalender sejak diminta oleh PPK.
62.6 Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan perlu dilakukan, maka
penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dengan
kualifikasi yang setara atau lebih baik dari personil inti dan/atau
peralatan yang digantikan tanpa biaya tambahan apapun.
62.7 Personil inti berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan pekerjaannya.
Jika diperlukan oleh PPK, Personil inti dapat sewaktu-waktu disyaratkan
untuk menjaga kerahasiaan pekerjaan di bawah sumpah.

E. Kewajiban PPK

63 Fasilitas PPK dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana atau kemudahan
lainnya (jika ada) yang tercantum dalam SSKK untuk kelancaran pelaksanan
pekerjaan ini.

64 Peristiwa 64.1 Peristiwa Kompensasi yang dapat diberikan kepada penyedia yaitu :
Kompensasi a. PPK mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan;
b. keterlambatan pembayaran kepada penyedia;
c. PPK tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi dan/atau
instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan;
d. penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal dalam kontrak;
e. PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia untuk melakukan
pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan pengujian ternyata
tidak ditemukan kerusakan/ kegagalan/ penyimpangan;
f. PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan pekerjaan;
g. PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi tertentu yang tidak
dapat diduga sebelumnya dan disebabkan oleh PPK;
h. ketentuan lain dalam SSKK.
64.2 Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan pengeluaran tambahan
dan/atau keterlambatan penyelesaian pekerjaan maka PPK
berkewajiban untuk membayar ganti rugi dan/atau memberikan
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan.
64.3 Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan data penunjang
dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada PPK,
dapat dibuktikan kerugian nyata akibat Peristiwa Kompensasi.
64.4 Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan hanya dapat diberikan jika
berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi yang
diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan perlunya
tambahan waktu akibat Peristiwa Kompensasi.
64.5 Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan waktu
penyelesaian pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai untuk
memberikan peringatan dini dalam mengantisipasi atau mengatasi
dampak Peristiwa Kompensasi.

132
F. Pembayaran Kepada Penyedia

65 Harga 65.1 PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan pekerjaan dalam
Kontrak kontrak sebesar harga kontrak.
65.2 Harga kontrak telah memperhitungkan keuntungan, beban pajak dan
biaya overhead termasuk penyelenggaraan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan semua pajak, bea, retribusi, tenaga kerja
praktek/magang, biaya asuransi, dan biaya lain yang harus dibayar oleh
penyedia untuk pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi.
65.3 Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian yang tercantum dalam
daftar kuantitas dan harga.

66 Pembayaran 66.1 Uang muka


a. uang muka dibayar untuk membiayai mobilisasi peralatan, personil,
pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok bahan/material dan
persiapan teknis lain;
b. untuk usaha kecil, uang muka dapat diberikan paling tinggi 30%
(tiga puluh perseratus) dari nilai kontrak pengadaan barang/jasa;
c. untuk usaha non kecil, uang muka dapat diberikan paling tinggi 20%
(dua puluh perseratus) dari nilai Kontrak Pengadaan Barang/Jasa;
d. untuk Kontrak Tahun Jamak, uang muka dapat diberikan:
1) 20% (dua puluh perseratus) dari alokasi anggaran tahun
pertama; atau
2) 15% (lima belas perseratus) dari nilai Kontrak.
e. Besaran uang muka ditentukan dalam SSKK dan dibayar setelah
penyedia menyerahkan Jaminan Uang Muka senilai uang muka
yang diterima;
f. penyedia harus mengajukan permohonan pengambilan uang muka
secara tertulis kepada PPK disertai dengan rencana penggunaan
uang muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak;
g. PPK harus mengajukan surat permintaan pembayaran untuk
permohonan tersebut pada huruf c, paling lambat 7 (tujuh) hari
kalender setelah Jaminan Uang Muka diterima;
h. Jaminan Uang Muka dapat diterbitkan oleh Bank Umum,
Perusahaan Asuransi, Perusahaan Penjaminan, konsorsium
perusahaan asuransi umum/lembaga penjaminan/ perusahaan
penjaminan yang mempunyai program asuransi kerugian
(suretyship), bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional) dimana konsorsium tersebut telah
ditetapkan/mendapat rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) untuk paket pekerjaan sampai dengan Rp 2.500.000.000,00
(dua miliar lima ratus juta rupiah);
i. Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh Bank Umum, konsorsium
perusahaan asuransi umum/lembaga penjaminan/ perusahaan
penjaminan yang mempunyai program asuransi kerugian
(suretyship), bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional) dimana konsorsium tersebut telah
ditetapkan/mendapat rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) untuk paket pekerjaan di atas Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar
lima ratus juta rupiah);

133
j. pengembalian uang muka harus diperhitungkan berangsur-angsur
secara proporsional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan
dan paling lambat harus lunas pada saat pekerjaan mencapai
prestasi 100% (seratus perseratus).

66.2 Prestasi pekerjaan


Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh
PPK, dengan ketentuan :
1) Penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil
pekerjaan;
2) Pembayaran dilakukan dengan sistem bulanan, sistem termin atau
pembayaran secara sekaligus, sesuai ketentuan dalam SSKK;
3) Pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang;
4) Pembayaran harus memperhitungkan:
1) angsuran uang muka;
2) peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian permanen dari
hasil pekerjaan yang akan diserahterimakan (material on site)
yang sudah dibayar sebelumnya;
3) denda (apabila ada);
4) pajak; dan/atau
5) uang retensi.
5) Untuk kontrak yang mempunyai sub kontrak, permintaan
pembayaran harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh
sub penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan. Pembayaran
kepada sub penyedia dilakukan sesuai prestasi pekerjaan yang
selesai dilaksanakan oleh sub penyedia tanpa harus menunggu
pembayaran terlebih dahulu dari PPK.
6) pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai
100% (seratus perseratus) dan Berita Acara Penyerahan Pertama
Pekerjaan diterbitkan;
7) PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah pengajuan
permintaan pembayaran dari penyedia harus sudah mengajukan
surat permintaan pembayaran kepada Pejabat Penandatangan
Surat Perintah Membayar (PPSPM);
8) apabila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran,
tidak akan menjadi alasan untuk menunda pembayaran. PPK dapat
meminta penyedia untuk menyampaikan perhitungan prestasi
sementara dengan mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi
perselisihan.

66.3 Peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian permanen dari hasil
pekerjaan yang akan diserahterimakan
Sesuai dengan ketentuan yang tercantum di dalam SSKK, peralatan
dan/atau bahan yang menjadi bagian dari hasil pekerjaan memenuhi
ketentuan :
a. Peralatan dan/atau bahan yang merupakan bagian dari pekerjaan
utama namun belum dilakukan uji fungsi (commisioning) harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Berada di lokasi pekerjaan sebagaimana tercantum dalam
Kontrak dan perubahannya;
2) Memiliki sertifikat uji mutu dari pabrikan/produsen;

134
3) Bersertifikat garansi dari produsen/agen resmi yang ditunjuk
oleh produsen
4) Disetujui oleh PPK sesuai dengan capaian fisik yang diterima;
5) Dilarang dipindahkan dari area lokasi pekerjaan dan/atau
dipindahtangankan oleh pihak manapun; dan
6) Keamanan penyimpanan dan risiko kerusakan sebelum
diserahterimakan secara satu kesatuan fungsi merupakan
tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
b. Sertifikat uji mutu dan sertifikat garansi tidak diperlukan dalam hal
peralatan dan/atau bahan dibuat/dirakit oleh Penyedia
Barang/Jasa;
c. Besaran yang akan dibayarkan dari material on site (berkisar antara
50% sampai dengan 70%). Besaran nilai pembayaran dicantumkan
di dalam SSKK;

66.4 Denda dan ganti rugi


a. denda merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada
penyedia;
b. ganti rugi merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada PPK
karena terjadinya cidera janji/wanprestasi;
c. besarnya denda yang dikenakan kepada penyedia atas
keterlambatan penyelesaian pekerjaan untuk setiap hari
keterlambatan adalah :
1) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa harga bagian kontrak yang
belum dikerjakan (sebelum PPN), apabila bagian pekerjaan
yang sudah dilaksanakan dapat berfungsi; atau
2) 1/1000 (satu perseribu) dari harga kontrak (sebelum PPN),
apabila bagian pekerjaan yang sudah dilaksanakan belum
berfungsi;
sesuai yang ditetapkan dalam SSKK;
d. besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK atas keterlambatan
pembayaran adalah sebesar bunga dari nilai tagihan yang terlambat
dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu
menurut ketetapan Bank Indonesia, atau dapat diberikan
kompensasi;
e. pembayaran denda dan/atau ganti rugi diperhitungkan dalam
pembayaran prestasi pekerjaan;
f. ganti rugi dan kompensasi kepada peserta dituangkan dalam
adendum kontrak;
g. pembayaran ganti rugi dan kompensasi dilakukan oleh PPK, apabila
penyedia telah mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data-
data.

67 Hari Kerja 67.1 Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan datanya disimpan oleh
penyedia. Daftar pembayaran ditandatangani oleh masing-masing
pekerja dan dapat diperiksa oleh PPK.
67.2 Penyedia harus membayar upah hari kerja kepada tenaga kerjanya
setelah formulir upah ditandatangani.
67.3 Jam kerja dan waktu cuti untuk pekerja harus dilampirkan.

135
68 Perhitungan 68.1 Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan terakhir dilakukan
Akhir berdasarkan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus) dan
berita acara penyerahan awal telah ditandatangani oleh kedua belah
Pihak berdasarkan Berita Acara Pekerjaan Selesai dari Panitia Penerima
Hasil Pekerjaan (PPHP).
68.2 Sebelum pembayaran terakhir dilakukan, penyedia berkewajiban untuk
menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan rincian perhitungan nilai
tagihan terakhir yang jatuh tempo. PPK berdasarkan hasil penelitian
tagihan oleh Pengawas Pekerjaan berkewajiban untuk menerbitkan SPP
untuk pembayaran tagihan angsuran terakhir selambat-lambatnya
7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak tagihan dan kelengkapan
dokumen penunjang diterima oleh Pengawas Pekerjaan.

69 Penangguhan 69.1 PPK dapat menangguhkan pembayaran setiap angsuran prestasi


pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai memenuhi kewajiban
kontraktualnya, termasuk penyerahan setiap Hasil Pekerjaan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.
69.2 PPK secara tertulis memberitahukan kepada penyedia tentang
penangguhan hak pembayaran, disertai alasan-alasan yang jelas
mengenai penangguhan tersebut. Penyedia diberi kesempatan untuk
memperbaiki dalam jangka waktu tertentu.
69.3 Pembayaran yang ditangguhkan harus disesuaikan dengan proporsi
kegagalan atau kelalaian penyedia.
69.4 Jika dipandang perlu oleh PPK, penangguhan pembayaran akibat
keterlambatan penyerahan pekerjaan dapat dilakukan bersamaan
dengan pengenaan denda kepada penyedia.

G. Pengawasan Mutu

70 Pengawasan PPK berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap


dan pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia. Apabila diperlukan,
Pemeriksaan PPK dapat memerintahkan kepada pihak ketiga untuk melakukan pengawasan
dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh
penyedia.

71 Penilaian 71.1 PPK dalam masa pelaksanaan pekerjaan dapat melakukan penilaian
Pekerjaan sementara atas hasil pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia.
Sementara
oleh PPK 71.2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap mutu dan kemajuan
fisik pekerjaan.

72 Cacat Mutu PPK atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap Hasil Pekerjaan dan
memberitahukan penyedia secara tertulis atas setiap Cacat Mutu yang
ditemukan. PPK atau Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia
untuk menemukan dan mengungkapkan Cacat Mutu, serta menguji Hasil
Pekerjaan yang dianggap oleh PPK atau Pengawas Pekerjaan mengandung
Cacat Mutu. Penyedia bertanggung jawab atas perbaikan Cacat Mutu selama
Masa Kontrak.

136
73 Pengujian Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk melakukan
pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis dan
Gambar, dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat Mutu maka penyedia
berkewajiban untuk menanggung biaya pengujian tersebut. Jika tidak
ditemukan adanya Cacat Mutu maka uji coba tersebut dianggap sebagai
Peristiwa Kompensasi.

74 Perbaikan 74.1 PPK atau Pengawas Pekerjaan akan menyampaikan pemberitahuan


Cacat Mutu cacat mutu kepada penyedia segera setelah ditemukan cacat mutu
tersebut. Penyedia bertanggung jawab atas cacat mutu selama masa
pelaksanaan dan masa pemeliharaan.
74.2 Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut, penyedia berkewajiban
untuk memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan
dalam pemberitahuan.
74.3 Jika penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang
ditentukan maka PPK, berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan,
berhak untuk secara langsung atau melalui pihak ketiga yang ditunjuk
oleh PPK melakukan perbaikan tersebut. Penyedia segera setelah
menerima permintaan penggantian biaya/klaim dari PPK secara tertulis
berkewajiban untuk mengganti biaya perbaikan tersebut. PPK dapat
memperoleh penggantian biaya dengan memotong pembayaran atas
tagihan penyedia yang jatuh tempo (jika ada) atau uang retensi atau
pencairan Surat Jaminan Pemeliharaan atau jika tidak ada maka biaya
penggantian akan diperhitungkan sebagai utang penyedia kepada PPK
yang telah jatuh tempo.
74.4 PPK mengenakan Denda Keterlambatan untuk setiap keterlambatan
perbaikan Cacat Mutu, dan mengenakan sanksi daftar hitam kepada
penyedia jika tidak melaksanakan perbaikan Cacat Mutu. Besaran
denda keterlambatan akibat cacat mutu ini ditentukan dalam SSKK.

75 Kegagalan 75.1 Apabila terjadi kegagalan konstruksi pada pelaksanaan pekerjaan dan
Konstruksi masa pemeliharaan, maka PPK dan/atau penyedia bertanggung jawab
dan Kegagalan atas kegagalan konstruksi sesuai dengan kesalahan masing-masing.
Bangunan 75.2 Apabila terjadi kegagalan bangunan maka PPK dan/atau penyedia
terhitung sejak tanggal penandatanganan berita acara penyerahan
akhir bertanggung jawab atas kegagalan bangunan sesuai dengan
kesalahan masing-masing selama umur konstruksi yang tercantum
dalam SSKK tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun, dan dalam SSKK
pada umur konstruksi agar dicantumkan lama pertanggungan terhadap
kegagalan bangunan yang ditetapkan apabila rencana umur konstruksi
kurang dari 10 (sepuluh) tahun.
75.3 Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan
menanggung tanpa batas PPK beserta instansinya terhadap semua
bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian,
denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan
biaya yang dikenakan terhadap PPK beserta instansinya (kecuali
kerugian yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau
kelalaian PPK) sehubungan dengan klaim kehilangan atau kerusakan
harta benda, dan cidera tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga yang
timbul dari kegagalan konstruksi dan/atau kegagalan bangunan.

137
75.4 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak membatasi
kewajiban penanggungan penyedia dalam Pasal ini.
75.5 PPK maupun Penyedia berkewajiban untuk menyimpan dan
memelihara semua dokumen yang digunakan dan terkait dengan
pelaksanaan ini selama umur konstruksi yang tercantum dalam SSKK
tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun.

H. Penyelesaian Perselisihan

76 Penyelesaian 76.1 Para Pihak berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh


Perselisihan menyelesaikan secara damai semua perselisihan yang timbul dari atau
berhubungan dengan Kontrak ini atau interpretasinya selama atau
setelah pelaksanaan pekerjaan ini.
76.2 Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara para pihak dalam
Kontrak dapat dilakukan melalui musyawarah, arbitrase, mediasi,
konsiliasi atau pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Penyelesaian perselisihan atau sengketa yang
dipilih ditetapkan dalam SSKK.

77 Itikad Baik 77.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan
dengan hak-hak yang terdapat dalam kontrak.
77.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa
menonjolkan kepentingan masing-masing pihak. Apabila selama
kontrak, salah satu pihak merasa dirugikan, maka diupayakan tindakan
yang terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.

138
BAB X
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)

A. Korespondensi Alamat Para Pihak sebagai berikut:

Satuan Kerja PPK :


Nama : ……………………………………………...
Alamat : ……………………………………………...
Website : ……………………………………………...
E-mail : ……………………………………………...
Faksimili : ……………………………………………...

Penyedia :
Nama : ……………………………………………...
Alamat : ………………………………………………
E-mail : ……………………..........................
Faksimili : ………………………………………………

B. Wakil Sah Para Pihak Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut :
Untuk PPK : .................................
Untuk Penyedia : .................................

C. Jenis Kontrak Kontrak Harga Satuan

D. Tanggal Berlaku Kontrak mulai berlaku sejak : penandatanganan kontrak


Kontrak sampai dengan masa pemeliharaan berakhir.

E. Masa Pelaksanaan Masa pelaksanaan selama : 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender, terhitung sejak tanggal mulai kerja yang tercantum
dalam SPMK.

F. Masa Masa Pemeliharaan berlaku selama : 180 (seratus delapan


Pemeliharaan puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal penyerahan
pertama (PHO) pekerjaan.

G. Perbaikan Denda keterlambatan akibat cacat mutu untuk setiap hari


Cacat Mutu keterlambatan adalah sebesar 1/1000 (satu perseribu) dari
biaya perbaikan cacat mutu. Jangka waktu perbaikan cacat
mutu sesuai dengan perkiraan waktu yang diperlukan untuk
perbaikan dan ditetapkan oleh PPK.

H. Umur Konstruksi a. Bangunan Hasil Pekerjaan memiliki umur konstruksi :


5 (lima) tahun sejak tanggal penanda-tanganan Berita
Acara penyerahan akhir.
Catatan: ketentuan umur konstruksi ini diisi apabila
perencanaan konstruksi yang ditetapkan diperkirakan
hanya dapat mencapai umur kurang dari 10 (sepuluh)
tahun.

139
b. Pertanggungan terhadap kegagalan bangunan ditetapkan
selama 5 (lima) tahun sejak tanggal penyerahan akhir.
[diisi sesuai dengan umur rencana pada huruf a untuk yang
umur konstruksinya tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun]

I. Pedoman Gambar ”As built” dan/atau pedoman pengoperasian dan


Pengoperasian dan perawatan/pemeliharaan harus diserahkan selambat -
Perawatan/ lambatnya : 7 (tujuh) hari kalender setelah tanggal
Pemeliharaan penandatanganan Berita Acara penyerahan awal.

J. Pembayaran Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan SPP


Tagihan oleh PPK untuk pembayaran tagihan angsuran adalah
7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak tagihan dan
kelengkapan dokumen penunjang yang tidak diperselisihkan
diterima oleh PPK.

K. Pencairan Jaminan Jaminan dicairkan dan disetorkan pada Kas Negara.

L. Tindakan Penyedia Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan persetujuan


yang Mensyaratkan PPK adalah :
Persetujuan PPK atau a). Menambah dan/atau mengurangi volume pekerjaan yang
Pengawas Pekerjaan menimbulkan perubahan nilai kontrak;
b). Menambah jenis item pekerjaan baru;
c). Menambah dan/atau mengurangi nilai kontrak;
d). Merubah jadwal pelaksanaan pekerjaan;
e). Persetujuan pembayaran prestasi pekerjaan.

Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan persetujuan


Pengawas Pekerjaan adalah :
a). Merubah dan memodifikasi spesifikasi teknik;
b). Metode dan ijin pelaksanaan pekerjaan;
c). Pengesahan rancangan mutu kerja
d). Pengujian mutu bahan dan hasil pekerjaan;
e). Pengesahan perbaikan cacat mutu pekerjaan;
f). Pengesahan hasil prestasi pekerjaan dilapangan

M. Kepemilikan Penyedia diperbolehkan menggunakan salinan dokumen dan


Dokumen piranti lunak yang dihasilkan dari Pekerjaan Konstruksi ini
dengan pembatasan sebagai berikut : Penyedia berhak
menyimpan 1 (satu) set dokumen, jika Penyedia
mempergunakan dokumen tersebut harus sepengetahuan PPK.

N. Fasilitas PPK akan memberikan fasilitas berupa : Lokasi pekerjaan

O. Peristiwa Termasuk peristiwa kompensasi yang dapat diberikan ganti


Kompensasi rugi adalah keterlambatan pembuatan Berita Acara Serah
Terima Pekerjaan yang disebabkan jangka waktu pelaksanaan
Serah Terima Pekerjaan melampaui jangka waktu 14 (empat
belas) hari.

140
Jangka waktu tersebut terhitung sejak Penyedia mengajukan
permohonan Serah Terima Pekerjaan setelah pekerjaan
konstruksi selesai seluruhnya dan dinyatakan telah memenuhi
syarat oleh Direksi teknis. Kompensasi yang diberikan untuk
peristiwa tersebut adalah perpanjangan waktu sebagaimana
disebutkan pada SSUK pasal 62.4.

P. Sumber Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi ini dibiayai dari


Pembiayaan APBN Tahun Anggaran 2018

Q. Pembayaran Uang muka diberikan sebesar 30% (tiga puluh perseratus) dari
Uang Muka Nilai Kontrak

R. Keselamatan dan Personil K3 yang dipersyaratkan : Petugas K3


Kesehatan Kerja

S. Pembayaran Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara :


Prestasi Bulanan.
Pekerjaan
Dokumen penunjang yang disyaratkan untuk mengajukan
tagihan pembayaran prestasi pekerjaan:
- Laporan harian;
- Laporan mingguan;
- Laporan bulanan;
- Perhitungan volume pekerjaan yang telah dilaksanakan;
- Photo-photo pelaksanaan;
- Hasil test jika dipersyaratkan.

T. Pembayaran Penentuan dan besaran pembayaran untuk item peralatan


Peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian permanen dari
dan/atau pekerjaan utama (material on site), ditetapkan sebagai
Bahan berikut:
1. ....[diisi item peralatan/bahan].... dibayar .......% dari harga
Kontrak
2. ....[diisi item peralatan/bahan].... dibayar .......% dari harga
Kontrak
3. ................... dst
[contoh peralatan: eskalator, lift, pompa air stationer, turbin,
peralatan elektromekanik; contoh bahan fabrikasi: sheet pile,
geosintetik, konduktor, tower, insulator; contoh bahan jadi:
beton pracetak]

U. Serah Terima Tidak diberlakukan


sebagian pekerjaan

V. Penyesuaian Harga Penyesuaian harga tidak diberikan


(Eskalasi/De-eskalasi)

W. Denda 1. Untuk pekerjaan ini besar denda keterlambatan untuk


setiap hari keterlambatan adalah 1/1000 (satu perseribu)
dari total nilai kontrak yang belum dikerjakan.
141
2. Sanksi finansial terhadap realisasi pelaksanaan yang tidak
sesuai dengan nilai TKDN Penawaran dikenakan berdasarkan
perbedaan antara nilai TKDN Penawaran dengan nilai TKDN
realisasi pelaksanaan dikalikan dengan Harga Penawaran,
dengan perbedaan nilai TKDN maksimal sebesar 15% (lima
belas persen).

X. Usaha Mikro, Usaha Kecil Sanksi kepada penyedia apabila melanggar ketentuan
dan Koperasi Kecil mengenai subkontrak :
a. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia Usaha
Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil mensubkontrakkan
pekerjaan, maka akan dikenakan denda
……………..…………….. [ketentuan ini untuk nilai paket di
bawah Rp 2.500.000.000, dengan mengisi didenda senilai
pekerjaan yang dikontrakkan kepada pihak lain atau
sesuai ketentuan peraturan yang berlaku, misalnya
didenda senilai pekerjaan yang akan disubkontrakkan yang
dicantumkan dalam dokumen penawaran]

b. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia bukan


Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil yang tidak
mensubkontrakkan pekerjaan, maka akan dikenakan
denda ……………………….. [ketentuan ini untuk nilai paket di
atas Rp 25.000.000.000, dengan mengisi di denda senilai
pekerjaan yang akan disubkontrakkan yang dicantumkan
dalam dokumen penawaran atau sesuai ketentuan
peraturan yang berlaku, misalnya didenda senilai
pekerjaan yang akan disubkontrakkan yang dicantumkan
dalam dokumen penawaran]

c. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia bukan


Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil yang
mensubkontrakkan pekerjaan utama, maka akan
dikenakan denda……………… [ketentuan ini untuk nilai paket
di atas Rp 25.000.000.000, dengan mengisi didenda senilai
pekerjaan utama yang disubkontrakkan atau sesuai
ketentuan peraturan yang berlaku, misalnya didenda
senilai pekerjaan utama yang disubkontrakkan]

Y. Penyelesaian Dalam hal terjadi perselisihan/sengketa diantara para Pihak,


Perselisihan/Sengketa para pihak terlebih dahulu menyelesaikan perselisihan
tersebut melalui musyawarah untuk mufakat.
Dalam hal musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka
para pihak sepakat menyelesaikan perselisihan/sengketa
melalui ..................................... [diisi pengadilan atau arbitrase]

142
Lampiran A – Syarat-Syarat Khusus Kontrak
Daftar Harga Satuan Timpang, Subpenyedia, Personil Inti, dan Peralatan

- Daftar jenis/item pekerjaan yang masuk kategori harga satuan timpang [dicantumkan apabila
ada]

- Subpenyedia yang ditunjuk: [cantumkan nama Subpenyedia (jika ada) berikut uraian
personilnya seperti uraian detil tanggung jawab kerja, minimum kualifikasi, dan jumlah orang
bulan]

- Personil Inti yang ditugaskan: [cantumkan nama, uraian detil tanggung jawab kerja, minimum
kualifikasi, dan jumlah orang bulan]

- Peralatan khusus yang digunakan: [cantumkan jenis peralatan khusus yang disyaratkan
untuk pelaksanaan pekerjaan]

143
BAB XI
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

A. SPESIFIKASI UMUM
1. URAIAN PEKERJAAN
1.1. UMUM
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama dengan
gambar-gambar yang keduanya menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan, Istilah
pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang harus
dipadukan dalam konstruksi-konstruksi, yang diperlukan menurut dokumen-dokumen
kontrak, serta semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan
peralatan dan material tersebut. Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan
material yang harus disepakati, harus diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi
tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain dari pekerjaan dimana pekerjaan atau
material tersebut dijumpai.
1.2. AKSES KE LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan Pembangunan Rumah Pompa dan Jaringan Perpipaan Air Tanah Untuk
Sarana Air Baku Kec Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan terletak di desa Batang Miha .
Jarak dari Kota Medan ke desa Batang Miha adalah ± 360 km, dapat ditempuh dengan
jalan darat ± 10 jam. Jarak dari jalan besar nasional ke desa batang miha ± 1,5 km, dengan
kondisi jalan sedang
1.3. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan masing-masing lokasi pekerjaan terdiri dari:
1. Pekerjaan Persiapan;
2. Pekerjaan Pembangunan Rumah Pompa
3. Pekerjaan Bak Penampung
4. Pekerjaan Pipa dan Aksesoris;
5. Pekerjaan Bak Pengumpul;
6. Pekerjaan Bak Pelepas Tekanan (BPT)
7. Pekerjaan Pagar BRC

2. PROGRAM PELAKSANAAN

2.1. PROGRAM PELAKSANAAN


(a) Sebagaimana yang ditentukan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak, dalam 7 (tujuh) hari
sejak diterbitkannya SPMK dan sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan kepada Direksi, untuk persetujuan, suatu suatu Program Pelaksanaan
yang merupakan revisi dari jadwal pelaksanaan pekerjaan yang terlampir dalam
Dokumen Penawaran.
(b) Program pelaksanaan harus mencakup detail dari kegiatan-kegiatan utama yang
dibutuhkan untuk Pekerjaan, yaitu program:
(i) mobilisasi dan demobilisasi;
(ii) survey, pemeriksaan lapangan dan pengujian;
(iii) penyiapan dan persetujuan gambar dan sample;
(iv) pengadaan dan pengiriman bahan dan peralatan;
(v) mendapatkan seluruh lisensi dan ijin yang dibutuhkan;
(vi) pelaksanaan setiap item pekerjaan;
(vii) pelaksanaan item khusus; dan
(viii) kemungkinan keterlambatan yang diakibatkan oleh banjir, kondisi iklim yang
buruk, hari libur umum dan libur tradisional.

144
(c) Program pelaksanaan harus dipersiapkan dengan menggambarkan bahwa keseluruhan
Pekerjaan akan dapat selesai dalam jangka waktu pelaksanaan yang dinyatakan dalam
Kontrak. Temuan baru sebagai hasil dari pemeriksaan lapangan dan adanya instruksi
lebih lanjut dari Pemberi Tugas dan/atau Direksi pada dan setelah penandatanganan
Kontrak harus sudah termasuk dalam program. Program Pelaksanaan ini harus diajukan
dan disetujui oleh Direksi dan dianggap sebagai Program Pelaksanaan yang disahkan
dan menjadi bahagian dari Kontrak.
(d) Bilamana perlu atau sesuai dengan arahan Direksi, Program pelaksanaan dapat
disesuaikan dan dirubah, dan setelah disetujui Direksi maka akan dianggap sebagai
Program Pelaksanaan yang baru dan menjadi bahagian dari Kontrak.
(e) Program Pelaksanaan yang disahkan harus dimonitor dengan teliti dan dijaga
kemuktahirannya.
(f) Bila dalam perjalanan pelaksanaan, laju kemajuan pekerjaan pada suatu bahagian
pekerjaan turun menjadi dibawah rencana, dan menurut pendapat Direksi, Penyedia
Jasa tidak akan dapat menyelesaikan Pekerjaan atau bahagian Pekerjaan tersebut
dalam waktu yang diharuskan, maka Direksi dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk
meningkatkan tenaga kerjanya atau menambah peralatan konstruksinya di lapangan
atau langkah lain yang dianggap perlu untuk meningkatkan laju kemajuan untuk
bahagian pekerjaan tersebut. Penyedia Jasa harus, dalam waktu 14 (empat belas) hari,
menyerahkan untuk persetujuan suatu revisi program pelaksanaan yang menunjukkan
usaha-usaha yang diusulkan untuk menyelesaikan Pekerjaan pada waktunya. Tidak ada
tagihan yang akan menjadi pertimbangan Direksi atas pembayaran ekstra dalam usaha
mempercepat tersebut kecuali keterlambatan tersebut disebabkan oleh resiko yang
dikecualikan menurut Kontrak.
(g) Bila Penyedia Jasa mengusulkan untuk mengubah atau merevisi Program Pelaksanaan,
dan jika perubahan tersebut mempengaruhi desain dan gambar Direksi, maka Direksi
tidak akan bertanggungjawab atas konsekwensi yang disebabkan keterlambatan
persetujuan perubahan Gambar Kerja, walaupun Direksi menyetujui perubahan atau
revisi terhadap Program Pelaksanaan yang sah tersebut.

2.2. METODE KERJA


(a) Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diterbitkannya SPMK, Penyedia Jasa harus
menyerahkan kepada Direksi, untuk persetujuan, suatu metode pelaksanaan yang rinci
termasuk gambar dan uraian tertulis dari usulannya dan khususnya tentang Pekerjaan
Sementara utama. Metode pelaksanaan harus disiapkan oleh Penyedia Jasa sesuai
dengan program pelaksanaan. Instruksi lebih lanjut yang diberikan Pemberi Tugas
dan/atau Direksi pada dan setelah penandatanganan Kontrak haruslah digabungkan.
(b) Detail metode kerja yang disetujui Direksi harus dianggap sebagai metode kerja yang
sah dan harus menjadi bagian dari Kontrak. Penyedia Jasa, bagaimanapun, harus
menambahkan metode kerja tersebut setidaknya dalam 15 (lima belas) hari sebelum
dimulainya Pekerjaan atau bahagian Pekerjaan dengan rencana kerja yang mendetail
sebagaimana yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
(c) Bilamana Penyedia Jasa memperbaharui atau bermaksud merubah metode kerjanya,
dia harus menyerahkan usulan perubahan metode kerja tersebut kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu.

145
2.3. PEMBAYARAN
Seluruh biaya yang timbul pada Penyedia Jasa dalam memenuhi keharusan tersebut tidak
akan dibayar secara terpisah dan harus dianggap sudah termasuk dalam harga satuan dan
harga lump sum berbagai variasi item Daftar Kuantitas dan Harga.

3. GAMBAR-GAMBAR

3.1. GAMBAR KONTRAK


Gambar-gambar yang termasuk dalam Dokumen Lelang, bahagian gambar-gambar desain
pekerjaan yang tidak seluruhnya termasuk dalam Dokumen Lelang, dan gambar-gambar
yang diterbitkan sebagai addendum Dokumen Lelang, bila ada, akan menjadi Gambar-
Gambar Kontrak. Penyedia Jasa dapat menggunakan Gambar Kontrak tersebut untuk
pemesanan awal material dan untuk mempersiapkan gambar kerja untuk Pekerjaan
Permanen dan Pekerjaan Sementara.Bagaimanapun, Gambar Kontrak tidak boleh
digunakan langsung sebagai dasar untuk fabrikasi dan/atau untuk melaksanakan pekerjaan
konstruksi.

3.2. GAMBAR-GAMBAR YANG HARUS DIPERSIAPKAN OLEH PENYEDIA JASA


3.2.1. Umum
(a) Seluruh gambar dalam berbagai tipe sebagaimana yang dinyatakan di bawah ini,
termasuk perhitungan pendukungnya, harus dipersiapkan oleh Peyedia Jasa
dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi dan diajukan lebih awal untuk
memberikan cukup waktu kepada Direksi untuk memeriksa dan menyetujuinya
tanpa mengakibatkan adanya keterlambatan pekerjaan di lapangan. Penyedia
Jasa harus mempersiapkan juru gambar dan pembantunya yang memenuhi
syarat kemampuan dan dalam jumlah yang cukup untuk memproduksi seluruh
gambar-gambar yang dibutuhkan.
(b) Pekerjaan yang dilakukan sebelum disetujuinya gambar tersebut oleh Direksi
adalah sepenuhnya menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan Direksi atas
gambar-gambar yang dipersiapkan oleh Penyedia Jasa tidaklah mengurangi
kewajiban apapun dari Penyedia Jasa menurut Kontrak.
(c) Penyedia Jasa harus tetap bertanggungjawab atas seluruh gambar-gambar yang
tidak diserahkan dalam kurun waktu 90 hari dan atas seluruh biaya yang timbul
sebagai konsekwensi keterlambatan dan kerusakannya. Gambar-gambar
Penyedia Jasa yang digunakan untuk pelaksanaan konstruksi adalah gambar-
gambar yang telah disetujui Direksi.
(d) Penyedia Jasa harus menyerahkan suatu contoh usulan kotak judul, nomor
gambar, korespondensi, instruksi operasi dan pemeliharaan dan lainnya untuk
mendapat persetujuan Direksi. Kotak judul harus menunjukkan nama
Kontraktor dan Subkontraktornya, tanggal, judul dan jumlah gambar. Setiap
penerbitan baru dari gambar harus teridentifikasi melalui surat revisi. Penyedia
Jasa dapat, bila dia menginginkan, menyisipkan nomor referensinya pada
tempat yang pantas di kotak judul. Nomor gambar harus sebagaimana yang
dialokasikan oleh Direksi.
(e) Penyedia Jasa harus menyusun suatu indeks keseluruhan gambarnya dan
gambar Subkontraktornya. Setiap bulan atau atas permintaan Direksi, Penyedia
Jasa harus mengirimkan 3 (tiga) kopi lembar indeks yang terbaru kepada Direksi.

146
(f) Seluruh gambar kerja, gambar perbengkelan, dan as-built drawings (gambar
sebagaimana terbangun) yang dibuat oleh Penyedia Jasa atau Subpenyedia Jasa
untuk Kontrak ini haruslah menggunakan dimensi sistem metrik. Kalau tidak
ditentukan dan disetujui secara khusus oleh Direksi, gambar harus dibuat dalam
ukuran kertas A1 (594 mm x 841 mm).
(g) Kopi dari keseluruhan gambar revisi terakhir yang telah disetujui harus sesegera
mungkin dikirimkan ke kantor lapangan Penyedia Jasa. Gambar-gambar tersebut
harus tersedia pada saat pemeriksaan oleh Direksi.

3.2.2. Prosedur Penyerahan dan Persetujuan Gambar


(a) Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini, setidaknya 30 (tiga puluh) hari
sebelum dimulainya pelaksanaan suatu item pekerjaan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan kepada Direksi 2 (dua) kopi gambar kerja, gambar bengkel dan
gambar lain yang dapat terbaca jelas, dengan format pengiriman yang disetujui
Direksi, untuk mendapat persetujuan. Gambar bengkel untuk setiap item yang
difabrikasi diluar lokasi kerja dan akan diangkut ke lokasi kerja harus diserahkan
lebih awal agar dapat memberikan waktu yang cukup untuk memeriksa,
menyetujui, memfabrikasi, mengangkut, dan menerimanya di lokasi kerja.
(b) Direksi berhak untuk mengarahkan Penyedia Jasa untuk mempersiapkan
tambahan gambar detail dan/atau merubah gambar, apabila diperlukan untuk
menjamin pemenuhannya terhadap ketentuan dan maksud dari spesifikasi ini.
Dalam 14 (empat belas) hari setelah diterimanya gambar yang diserahkan
Penyedia Jasa, Direksi akan mengembalikan 1 (satu) kopi dari padanya kepada
Penyedia Jasa yang ditandai dengan “Disetujui untuk Dilaksanakan”, “Disetujui
untuk Dilaksanakan – Kecuali yang Bercatatan”, atau “Tidak Disetujui –
Diserahkan Kembali).
(c) Pengembalian dan penerimaan setiap gambar yang disetujui harus dianggap
memberi ijin kepada Penyedia Jasa untuk memproses lebih lanjut pekerjaan
yang dimaksud pada gambar tersebut. Seluruh gambar yang telah disetujui
harus dipelihara dengan cara yang patut di kantor lapangan Penyedia Jasa.
(d) Apabila diarahkan untuk merevisi gambar yang diserahkan oleh Penyedia Jasa
maka Penyedia Jasa harus membuat koreksi dan/atau revisi yang dibutuhkan
dalam waktu yang tepat dan menyerahkan kembali kepada Direksi 2 (dua) kopi
gambar yang telah dikoreksi atau direvisi dengan cara yang sama seperti
gambar baru. Prosedur ini harus berlanjut sampai akhirnya gambar disetujui.
3.2.3. Gambar Kerja
Penyedia Jasa harus menyiapkan Gambar Kerja dari seluruh item Pekerjaan
Permanen yang didasarkan pada gambar desain yang diterbitkan oleh Direksi.
Gambar kerja harus menunjukkan detail konstruksi yang cukup, metode kerja atau
prosedur seperti, tetapi tidak terbatas pada, rencana penulangan beton termasuk
daftar pembengkokan/ pemotongan dan daftar batang, expansion joints,
construction joints, detail pengecoran beton, layout waterstop, pemasangan
peralatan, dan lain-lain, dengan mana Penyedia Jasa akan melanjutkannya dengan
pekerjaan dan operasi di lapangan. Lebih lanjut, gambar yang menunjukkan detail
seluruh item yang bukan menjadi bagian Pekerjaan Permanen tetapi
mempengaruhi kualitas pekerjaan seperti cetakan beton, penyokong, dan lain-lain,
harus juga dimasukkan dalam Gambar Kerja.Seluruh Gambar Kerja yang
berhubungan dengan setiap bagian Pekerjaan harus disetujui oleh Direksi terlebih
dahulu sebelum Penyedia Jasa melaksanakan bagian pekerjaan tersebut.

147
3.2.4. Gambar Pekerjaan Sementara.
(a) 30 (tiga puluh) hari sebelum memulai suatu Pekerjaan Sementara, Penyedia
Jasa harus menyerahkan kepada Direksi, untuk persetujuan, gambar yang
menunjukkan tambahan atau perubahan dari gambar pekerjaan tambah yang
telah diserahkan sebelumnya.
(b) Gambar Pekerjaan Sementara tersebut harus menunjukkan lokasi dan detail
hal-hal yang berhubungan dengan komponen utama lainnya dari peralatan
konstruksi, kantor, tempat tinggal, area penyimpanan, bengkel, barak pekerja
dan bangunan serta fasilitas sementara lainnya yang diusulkan Penyedia Jasa
untuk dibangun atau disewa di area atau di sekitar area kerja.
(c) Apabila ada perubahan yang dibuat atas item-item yang dijelaskan di atas pada
masa pelaksanaannya atau setelah beroperasi, Penyedia Jasa harus mengajukan
kepada Direksi, untuk persetujuan, gambar revisi yang menunjukkan
perubahan-perubahan tersebut.
3.2.5. Gambar Terbangun
(a) Sepanjang masa pelaksanaan, Penyedia Jasa harus memelihara suatu gambar
pekerjaan terbangun yang terbaru untuk berbagai item pekerjaan yang telah
selesai. Gambar-gambar tersebut harus menunjukkan, sampai taraf tertentu,
seluruh perubahan-perubahan yang disetujui terhadap gambar kerja, dan
benar-benar menggambarkan secara detail kondisi Pekerjaan Permanen
“sebagaimana terbangun”.
(b) Gambar terbangun yang terbaru harus cocok dengan hasil pemeriksaan
lapangan oleh Direksi, dan bila gambar tersebut ditemukan tidak memuaskan
atau tidak yang terbaru, Penyedia Jasa harus membawa gambar yang terbaru
dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah pemeriksaan. Bila bahagian
Pekerjaan Permanen yang tidak cocok tersebut selesai maka, gambar yang
tersebut, setelah disetujui Direksi, harus ditandatangani bersama oleh Direksi
dan Penyedia Jasa, atau oleh mereka yang mewakilinya, dan 3 (tiga) kopi harus
disimpan oleh Direksi.
(c) Set gambar terbangun yang telah selesai harus diserahkan oleh Penyedia Jasa
kepada Direksi, untuk persetujuan dan dikirim kepada Pemberi Kerja. Gambar
terbangun tersebut harus dibuat di atas kertas berkualitas tinggi sehingga dapat
dibuat kopinya yang dapat dengan jelas dibaca.
(d) Sebelum pembayaran akhir, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi,
untuk persetujuan dan dikirim kepada Pemberi Kerja, versi akhir dari Gambar
Terbangun, yang terdiri atas:
(i) 1 (satu) set gambar terbangun diatas kertas transparan;
(ii) 1 (satu) set gambar terbangun dalam format elektrik Auto-CAD;
(iii) 2 (dua) set gambar pada kertas ukuran A1 (bila diharuskan Direksi); dan
(iv) 5 (lima) set gambar pada kertas ukuran A3.

3.2.6. Gambar Lain


Gambar-gambar selain gambar yang dijelaskan di atas, yang secara natural, seperti
gambar usulan metode kerja, diagram skematik dan ikhtisar tentang bagaimana
berbagai tipe pekerjaan tersebut akan dilaksanakan, sebagaimana yang diarahkan
Direksi atau sebagaimana dituangkan dalam Syarat-Syarat Kontrak dan Spesifikasi,
harus diserahkan kepada Direksi untuk persetujuan.

148
3.3. PEMBAYARAN
Apabila tidak ada mata pembayaran untuk pekerjaan penyiapan gambar-gambar dalam
Daftar Kuantitas dan Harga maka semua biaya yang timbul untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan ini dianggap sudah termasuk di dalam berbagai harga satuan dan
harga lump sum yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga Kontrak.
Apabila ada mata pembayarannya, maka pembayaran progresnya maksimal sama dengan
pembayaran progres fisik pada bulan dimaksud.

4. MUTUAL CHECK AWAL (PEMERIKSAAN BERSAMA)

Mutual check adalah kegiatan pemeriksaan bersama yang dilaksanakan bersama-sama oleh
Penyedia Jasa dan Direksi atau yang ditunjuk oleh Direksi, yang merupakan rangkaian dari
kegiatan:
 survey dan pengukuran lokasi pekerjaan pada kondisi awal setelah atau kondisi baru di lokasi
pekerjaan yang tidak terlihat / terdeteksi pada kondisi awal atau kondisi setelah pekerjaan
selesai;
 survey dan pengukuran pekerjaan pada kondisi sedang dalam pelaksanaan atau kondisi
setelah pekerjaan selesai;
 penggambaran hasil survey dan pengukuran saat kondisi awal atau sedang pelaksanaan atau
setelah pekerjaan selesai;
 pembuatan gambar kerja yang didasarkan pada gambar desain atau gambar perubahan desain
yang disesuaikan dengan hasil survey dan pengukuran lokasi pada saat kondisi awal atau
kondisi baru saat pelaksanaan pekerjaan yang tidak terlihat / terdeteksi pada saat kondisi
awal;
 setting out rencana pekerjaan (desain) atau perubahan desain ke lokasi pekerjaan
 penghitungan volume pekerjaan sesuai dengan item pekerjaan berdasarkan gambar kerja atau
perubahan gambar kerja atau gambar terbangun.

4.1. MUTUAL CHECK AWAL (MC-0)


Mutual check awal (MC-0) adalah kegiatan pemeriksaan bersama atas rencana pekerjaan
yang didasarkan pada gambar desain, yang sudah ditindaklanjuti dengan menyesuaikan
dan mendetailkannya dalam gambar kerja, atas kondisi lokasi pekerjaan saat kondisi awal.
4.2. MUTUAL CHECK SATU (MC-1), DUA (MC-2), TIGA (MC-3), ………
Mutual check satu (MC-1), dua (MC-2), tiga (MC-3), dan seterusnya adalah kegiatan
pemeriksaan bersama atas rencana pekerjaan yang didasarkan pada gambar perubahan
desain yang sudah ditindaklanjuti dengan menyesuaikan dan mendetailkannya dalam
perubahan gambar kerja, atas kondisi lokasi pekerjaan saat kondisi awal maupun atas
kondisi baru yang dijumpai saat pelaksanaan pekerjaan dimana kondisi ini tidak terlihat /
terdeteksi pada saat kondisi awal.
4.3. MUTUAL CHECK AKHIR (MC-100)
Mutual check akhir (MC-100) adalah pemeriksaan bersama atas hasil pekerjaan yang telah
selesai dilaksanakan, yang didasarkan pada gambar terbangun, atas kondisi lokasi
pekerjaan saat kondisi awal atau kondisi yang terakhir disepakati dalam mutual check –
mutual check sebelumnya.
4.4. PEMBAYARAN
Tidak ada pembayaran khusus untuk pekerjaan ini.Seluruh biaya untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan ini dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan dan
harga lump sum pekerjaan lainnya.

149
5. PROGRAM PELAKSANAAN DAN PELAPORAN

5.1. PERALATAN DAN MATERIAL YANG HARUS DISEDIAKAN


(a) Penyedia Jasa harus menyerahkan daftar detail dari peralatan dan bahan yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan Pekerjaan dalam memenuhi Program Pelaksanaan.
Daftar peralatan harus mencakup tanggal kedatangan, tipe, ukuran, kapasitas atau
power, dan jumlah dari masing-masing alat.
(b) Penyedia Jasa harus menyediakan seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk
melaksanakan setiap fase pekerjaan, dan alat harus berada di lapangan dan diperiksa
dan disetujui oleh Direksi sebelum pekerjaan dimulai pada setiap fase tertentu. Setiap
peralatan atau bahagian darinya yang usang atau tidak efektif harus diperbaiki atau
segera dipindahkan untuk memuaskan Direksi.
(c) Dalam segala hal, Penyedia Jasa hanya boleh memindahkan peralatan setelah
mendapat persetujuan Direksi terlebih dahulu.
(d) Kerusakan peralatan, bangunan, fasilitas, dan lain-lain, yang disebabkan kelalaian
Penyedia Jasa, tidak dapat digunakan Penyedia Jasa sebagai alasan untuk mendapatkan
perpanjangan periode Kontrak.
(e) Seluruh peralatan dan bahan yang merupakan bahagian dari Pekerjaan Permanen
haruslah baru dan harus memenuhi standar yang ditentukan dalam Spesifikasi ini. Bila
tidak dinyatakan dalam Spesifikasi, peralatan dan material tersebut harus memenuhi
kepantasan dan yang aktual di Indonesia.

5.2. PEMERIKSAAN PERALATAN DAN BAHAN


(a) Peralatan dan bahan yang disediakan oleh Penyedia Jasa harus dapat diperiksa dalam
kaitannya dengan Kontrak di tempat produksi, pengapalan, di lapangan, dan ditempat
lainnya.
(b) Penyedia Jasa harus menyediakan seluruh fasilitas, tenaga kerja, sample dan bahan
yang layak dibutuhkan untuk melaksanakan pemeriksaan, pengujian dan test yang
dibutuhkan oleh Direksi tanpa ada permintaan tambahan harga.

5.3. PEMERIKSAAN PERALATAN DAN BAHAN


Apabila ada item tersendiri dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk penyediaan peralatan
dan bahan maka biaya penyediaannya, transportasi, menyimpanan dan pemindahan
peralatan dan bahan tersebut harus dianggap sudah termasuk dalam harga satuan
penawaran peralatan dan bahan tersebut.

Apabila tidak ada item pembayaran terpisah dalam Daftar Kuantitas dan Harga maka
seluruh biaya peralatan dan bahan tersebut dianggap sudah termasuk dalam harga satuan
penawaran pada Daftar Kuantitas dan Harga.

6. LAPORAN PELAKSANAAN
6.1. JADWAL MINGGUAN
Pada setiap akhir minggu, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi, untuk
pemeriksaan dan komentarnya, 3 (tiga) kopi dari suatu jadwal mingguan untuk minggu
berikutnya dalam bentuk yang disetujui Direksi. Jadwal tersebut harus berisi komentar
yang sesuai yang berkaitan dengan pekerjaan utama yang akan dilaksanakan seperti
pekerjaan tanah, pekerjaan beton dan pekerjaan tiang, dan juga pekerjaan konstruksi yang

150
berkaitan dengan pelaksanaan Pekerjaan termasuk produksi agregat, pengadaan material,
transport material dan peralatan, penyiapan gambar dan jadwal lainnya yang diharuskan
Direksi.

6.2. LAPORAN KEMAJUAN MINGGUAN DAN BULANAN


Penyedia Jasa harus, pada setiap akhir minggu dan akhir bulan atau pada setiap waktu yang
ditentukan oleh Direksi, menyerahkan 3 (tiga) kopi laporan mingguan atau laporan bulanan
dalam bentuk yang dapat diterima oleh Direksi yang merinci kemajuan Pekerjaan dalam
minggu atau bulan berjalan. Laporan harus mencakup, tetapi tidak terbatas pada, hal-hal
berikut:
(a) Penjelasan ringkas tetapi mendetail tentang Pekerjaan yang dilaksanakan pada minggu
dan bulan laporan dan permasalahan penting yang dihadapi.
(b) Rangkuman kumulatip dari progres fisik dan keuangan sampai tanggal laporan untuk
setiap kegiatan utama dan total kegiatan.
(c) Persentase aktual dari setiap dan keseluruhan pekerjaan utama yang telah selesai
sampai dengan minggu atau bulan yang dilaporkan, termasuk persentase yang
dijadwalkan, dengan komentar yang sesuai atas progres tersebut.
(d) Jadwal kegiatan yang akan dimulai dalam kurun waktu 1 (satu) bulan ke depan, dengan
perkiraan tanggal mulai dan tanggal selesai. Bila tanggal tersebut berbeda dengan yang
tercantum dalam Program Pelaksanaan yang sah, maka suatu penjelasan haruslah
diberikan.
(e) Daftar tenaga kerja lokal dari Penyedia Jasa per-pekerjaan, personil inti berdasarkan
posisinya, yang dipekerjakan selama bulan yang dilaporkan.
(f) Daftar peralatan konstruksi dan bahan di lapangan yang digunakan untuk melaksanakan
Pekerjaan termasuk peralatan dan material yang tiba pada atau yang dipindahkan dari
lapangan. Catatan harus termasuk durasi dari peralatan konstruksi dan peralatan yang
(g) Gambaran umum tentang kondisi iklim dalam bulan laporan, termasuk durasi dan
intensitas curah hujan pada setiap hari kerja.
(h) Daftar setiap kecelakaan termasuk perumahsakitan dan/atau kematian seseorang,
kerusakan Pekerjaan, kerusakan harta benda, peralatan dan bahan.
(i) Kejadian atau peristiwa yang mungkin akan memperlambat atau menghambat
penyelesaian Pekerjaan dibandingkan dengan Program Kerja yang sah, dan langkah-
langkah yang telah diambil Penyedia Jasa untuk memperbaiki situasi tersebut.
(j) Kejadian lain yang mungkin dibutuhkan menurut Kontrak atau pernyataan yang
berkaitan dengan hal yang timbul dari atau berkaitan dengan pelaksanaan Pekerjaan
selama minggu atau bulan yang dilaporkan.

6.3. LAPORAN HARIAN


Berdasarkan permintaan Direksi, Penyedia Jasa harus mempersiapkan laporan harian atau
laporan periodikal atas setiap pekerjaan dalam bentuk yang disetujui Direksi. Laporan
harus mengandung, tetapi tidak terbatas pada, hal-hal berikut:
(a) kondisi cuaca;
(b) staff dan pekerja yang dipekerjakan pada pekerjaan;
(c) bahan dan peralatan di lapangan;
(d) Pekerjaan dalam progres termasuk lokasi dan estimasi produksi harian;
(e) Pekerjaan yang sedang dalam persiapan;
(f) Kecelakaan, atau alasan lainnya yang menyebabkan penangguhan pekerjaan;
(g) Kejadian dari setiap peristiwa atau kondisi yang mungkin memperlambat laju kemajuan
pekerjaan; dan
(h) Semua informasi yang berkaitan dengan kemajuan Pekerjaan.
151
6.4. PERTEMUAN BERSAMA UNTUK MENDISKUSIKAN PROGRES
Suatu pertemuan reguler antara personil Direksi dengan Penyedia Jasa harus
diselenggarakan sekali seminggu pada waktu yang disepakati oleh kedua belah pihak untuk
mendiskusikan progres yang dibuat, pekerjaan yang diusulkan untuk minggu yang akan
datang dan permasalahan yang mempunyai sangkut paut langsung pada kegiatan
berikutnya.

6.5. FOTO PELAKSANAAN PEKERJAAN


Sepanjang periode kontrak, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi 3 (tiga) kopi
dari foto pelaksanaan pekerjaan berwarna (dengan ukuran tidak lebih kecil dari 8 cm x 12
cm) yang secara jelas menunjukkan progres pekerjaan yang dibuat. Foto harus diambil
pada saat memulai, sedang, dan selesainya setiap komponen utama Pekerjaan dan pada
waktu dan tempat yang lain sebagaimana yang diarahkan Direksi. Foto yang diserahkan
kepada Direksi tersebut harus dilampirkan pada Laporan Kemajuan Bulanan.Uraian singkat
atas subjek dan tanggal kapan foto diambil harus dicantumkan pada setiap foto.Tambahan
cetakan, bila diperlukan oleh Direksi dan Pemberi Tugas, harus disediakan oleh Penyedia
Jasa.
Negatip atau dokumen format elektrik dari foto harus menjadi milik Pemberi Tugas dan
tidak ada pencetakan dari negatip atau dokumen format elektrik yang harus disediakan
kepada orang lain kecuali disetujui oleh Pemberi Tugas. Setelah penyelesaian Pekerjaan,
Penyedia Jasa harus menyerahkan seluruh negatip atau dokumen format elektriknya
kepada Pemberi Tugas, yang disusun secara kronologis dan ditandai untuk identifikasi.
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) set foto berwarna yang diedit memadai dan
dalam bentuk booklet yang menunjukkan keseluruhan urut-urutan pekerjaan sampai
selesai.

6.6. PENYERAHAN LAINNYA


(a) Penyedia Jasa harus, selama pelaksanaan, menyerahkan kepada Direksi untuk
persetujuan, berbagai rencana kerja, survey, test dan operasi, laporan hasil survey, test
dan pemeriksaan, uraian tertulis dari peralatan yang digunakan, pamflet, brosur dan
contoh material dan peralatan, dan dokumen serta barang-barang lainnya yang
diharuskan menurut Spesifikasi dan sebagaimana arahan Direksi.
(b) Dokumen dan barang-barang serahan tersebut harus diserahkan lebih awal untuk
memberikan waktu yang cukup bagi Direksi untuk memeriksa dan menyetujuinya tanpa
menyebabkan adanya keterlambatan pekerjaan lapangan.
(c) Dalam waktu 60 (enam puluh) hari setelah diterbitkannya SPMK, Penyedia Jasa harus
menyerahkan 3 (tiga) set kepada Direksi untuk persetujuan katalog, pamflet, spesifikasi
pabrik, diagram, gambar, atau deskriptif data dari seluruh peralatan dan bahan yang
akan disediakan menurut Kontrak dan dalam hal mana Penyedia Jasa mengajukannya
untuk digunakan atau sebagaimana yang dijelaskan dalam Spesifikasi
Teknik.Persetujuan Direksi atas descriptif data tersebut tidaklah berarti mengurangi
tanggung jawab Penyedia Jasa menurut Kontrak.
(d) Selama atau segera mengikuti penyerahan gambar, Penyedia Jasa harus menyerahkan
instruksi prosedur test kepada Direksi untuk persetujuan yang menggambarkan test
yang mungkin dibutuhkan selama pengerjaan dan yang harus dilakukan atas
penyelesaikan pekerjaan. Instruksi tersebut harus menjelaskan urut-urutan test,
penyiapan peralatan, prosedur operasi yang harus diikuti, dan prosedur detail untuk
melaksanakan test. Detail lebih lanjut diuraikan dalam Spesifikasi Teknis tentang
instruksi prosedur test dan tipe test yang harus diikuti.

152
(e) Penyedia Jasa harus sesegera mungkin menyerahkan manual instruksi tentang cara
pemasangan peralatan permanen sebelum item tersebut dikirim ke lapangan. Manual
instruksi untuk operasi dan pemeliharaan dari peralatan terpasang harus efektip dalam
60 (enam puluh) hari setelah pengiriman.
(f) Manual instruksi tersebut harus menjelaskan dengan detail tentang prosedur
pemasangan yang harus diikuti dan kegunaan seluruh peralatan yang terpasang, alat
pengukur, dan item lainnya. Prosedur pemasangan, penyetelan, pengoperasian, dan
pelapisan dari setiap sistem komponen, mesin, atau peralatan harus dengan jelas
diuraikan dan diilustrasikan. Pemeliharaan yang harus dilakukan terhadap item ini
harus dijelaskan dengan detail termasuk rekomendasi frekwensi untuk inspeksi dan
pelumasan.
(g) Untuk memfasilitasi pemahaman penggambaran informasi, manual instruksi harus
dilengkapi diagram peralatan yang mudah dibaca. Penyedia Jasa, dalam
mempersiapkan manual instruksi, harus mempertimbangkan kurangnya pengalaman
dan tidak familiarnya personil dalam mengoperasikan dan memelihara peralatan tipe
tersebut. Dalam kaitan ini, Penyedia Jasa harus sepenuhnya bekerja sama dan
membantu Direksi dalam membangun suatu program operasi dan pemeliharaan (O&P)
termasuk on-the-job training atas seluruh peralatan permanen yang terpasang.
(h) Manual instruksi harus termasuk daftar komplet dari seluruh gambar yang dipakai,
daftar spare part, dan suatu daftar part dari setiap komponen item peralatan. Daftar
part harus termasuk kode pabrikan, nomor seri, dan instruksi pemesanan dan harus
mendetailkan stok peralatan. Lebih lanjut, harus diikuti detail yang ditentukan dalam
Spesifikasi Teknis yang berkenaan dengan manual instruksi.
(i) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi 3 (tiga) set manual instruksi dalam
Bahasa Indonesia.

6.7. PEMBAYARAN
Seluruh biaya yang timbul pada Penyedia Jasa dalam memenuhi keharusan tersebut tidak
akan dibayar secara terpisah dan harus dianggap sudah termasuk dalam harga satuan dan
harga lump sum berbagai variasi item Daftar Kuantitas dan Harga.

7. STANDAR DAN PENGUJIAN


7.1. STANDAR
Seluruh bahan dan peralatan yang akan disediakan dan dipasang untuk Pekerjaan dan
seluruh pekerjaan konstruksi yang akan dikerjakan menurut Kontrak, harus memenuhi
masing-masing standar yang dinyatakan dalam Spesifikasi dan yang berlaku pada tanggal
undangan pelelangan. Bila, setelah tanggal undangan pelelangan, terdapat suatu
amandemen terhadap standar atau code yang relevan terhadap Kontrak maka Direksi akan
mengarahkan apakah amandemen tersebut dipakai.

Daftar standar yang disetujui adalah:


 SII : Standar Industri Indonesia
 PUBI : Persyaratan Umum Bahan bangunan di Indonesia
 PBI / NI-2 : Peraturan Beton Indonesia
 NI : Normalisasi Indonesia
 PKKI / NI-5 : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
 SNI : Standar Nasional Indonesia
 JIS : Japanese Industri Standar

153
 BS : British Standard
 ASTM : American Society Burreau of Reclamation
 ACI : American Concreate Institute
 AASHTO : American Association of State Highways and
Transportation Officials
 ISO : International Organization for Standardization
 AWS : American Welding Society
 SPI-KP-03 : Standar Perencanaan Irigasi Dan Drainase Indonesian

Bila Penyedia Jasa mengusulkan untuk menyediakan bahan dan peralatan yag memenuhi
suatu standar yang ekivalen, dia harus menyatakan dengan jelas sifat dasar dari
perubahannya dan harus menyerahkan standar dan spesifikasi yang lengkap, termasuk
informasi dan data dari material dan peralatan tersebut, untuk persetujuan Direksi.
Kegagalan menyerahkan usulan tersebut dalam waktu yang cukup untuk persetujuan
Direksi atau persetujuan Direksi untuk pembelian bahan dan peralatan ekivalen yang
diusulkan adalah menjadi resiko Penyedia Jasa.

8. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

8.1. PROGRAM DAN PEMBERITAHUAN MOBILISASI


Mobilisasi dan demobilisasi adalah mengacu pada transportasi peralatan dan personil dari
tempat asalnya ke lokasi pekerjaan berdasarkan revisi Program Pelaksanaan yang diajukan
Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa harus memberi tahu bilamana mobilisasi secara substansi telah selesai untuk
tingkatan bahwa Pekerjaan dapat dimulai dalam kaitannya dengan Program Pelakanaan
yang disetujui.

8.2. PEMBAYARAN
Pembayaran progres mobilisasi dan demobilisasi akan dilakukan dengan harga lump sum
pada Daftar Kuantitas Dan Harga, dengan ketentuan:
(a) Pembayaran sebesar 60% dari harga lump sum dilakukan bila mobilisasi secara
substansi telah selesai dilakukan untuk masing-masing sub-item.
(b) Pembayarn sisanya sebasar 40% dari harga lump sum dilakukan bila demobilisasi telah
selesai dilakukan untuk masing-masing sub item.

9. PAPAN NAMA PROYEK


Sebelum dimulainya kegiatan di Lokasi Kerja, Penyedia Jasa harus membuat dan memasang
Papan Nama Proyek sebanyak 1 (satu) buah dengan ukuran dan penulisan informasi
sebagaimana yang diarahkan oleh Direksi.

154
PAPAN NAMA
PROYEK
120 cm

K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N
U M U MDIREKTOR A T JENDER
AL SUMB E R DA YA AI R

B A L A IW I L A Y A H S U N G A I S U M A
T E R A II
1. Nama Proyek SNVT PELAKSANAAN : ……………………………………………..
JARINGANPEMANFAATAN AIR SUMATERA I I PROVINSI 80 cm
150 cm 2. Daerah Pekerjaan SUM.UTARA : ……………………………………………..
3. Jumlah Dana
Jl. Jend. Besar DR. : A.H. Nasution No. 30 Pkl . Mansyur Medan Kode Pos 2011
……………………………………………..
4. Sumber Dana/Tahun Anggaran
5. Tujuan / Sasaran Proyek ::
:
6. Nama Perusahaan
7. Tanggal dan No.Kontrak
8. Jangka Waktu Pelaksanaan
7. Penanggung Jawab Proyek

PROYEK INI DIBIAYAI DARI PAJAK YANG


ANDA BAYAR

Papan nama proyek tersebut harus tetap dalam kondisi baik selama masa pelaksanaan
pekerjaan dan mudah dibaca serta ditempatkan dengan cara memacaknya dengan baik di lokasi
yang mudah dibaca oleh masyarakat.

Pembayaran
Kecuali ditentukan lain dalam Daftar Kuantitas Dan Harga, seluruh biaya untuk melaksanakan
dan menyelesaikan pekerjaan ini dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan dan
harga lump sum pekerjaan lainnya.

10. PEKERJAAN SEMENTARA

10.1. UMUM
Setidaknya, dalam 30 (tiga puluh) hari sebelum memulai pekerjaan sementara, Penyedia
Jasa harus menyerahkan kepada Direksi untuk persetujuan detail usulan bahagian
Pekerjaan Sementara yang akan dikerjakan atau disediakan, termasuk denah, gambar,
jadwal dan informasi lain. Seluruh Pekerjaan Sementara harus disediakan, dipasang,
dioperasikan, dipelihara dan kemudian dibongkar oleh Penyedia Jasa, terutama untuk
bendung coverdam atau pengalihan air pada pekerjaan bangunan-bangunan yang berada
di lokasi genangan atau aliran air kecuali bila ditentukan lain dalam Kontrak.
Penyedia Jasa harus membuat aman, mengembalikan ke keadaan semula, membersihkan
dan melepaskan sebahagian lokasi pada akhir periode pemeliharaan atau pada waktu yang
lebih awal sebagaimana arahan Direksi.

155
10.2. KANTOR LAPANGAN DAN FASILITAS PELAKSANAAN LAINNYA
Penyedia Jasa harus dengan segera setelah SPMK menyediakan, memelihara dan
mengoperasikan kantor lapangan untuk Penyedia Jasa dan termasuk kantor untuk Direksi
dengan luas minimal 36 m2, serta fasilitas pelaksanaan yang mencakup pemondokan staff,
gudang, bengkel, kam pekerja dan bangunan sementara lainnya serta fasilitas yang
diperlukan untuk melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan Program Kerja yang disetujui.
Sebelumnya, Penyedia Jasa harus menyerahkan layout rencana kantor lapangan dan
fasilitas pelaksanaan kepada Direksi untuk persetujuan. Setelah kantor lapangan dan
fasilitas pelaksanaan tersebut siap untuk dioperasikan, Penyedia Jasa harus segera
memberitahukan kepada Direksi untuk pemeriksaan dan persetujuan.
Kantor lapangan dan fasilitas pelaksanaan tersebut harus dipersiapkan lengkap dengan
layanan air bersih, power listrik, sistem telekomunikasi, peralatan dan bahan operasional
kantor, drainase, listrik, area parkir, pagar, sanitasi, dapur, pencegah kebakaran dan
pemadam kebakaran, dan kebutuhan lain yang disyaratkan.
Bangunan atau fasilitas sementara ini harus disediakan memenuhi ketentuan ini dengan
cara membangun atau membeli atau menyewa fasilitas yang ada di sekitar lokasi
pekerjaan. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak atau arahan Direksi, Penyedia Jasa harus
membongkarnya setelah selesainya pelaksanaan pekerjaan.
Pembayaran
Kecuali ditentukan lain dalam Daftar Kuantitas Dan Harga, seluruh biaya untuk
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini dianggap sudah termasuk dalam harga
satuan pekerjaan dan harga lump sum pekerjaan lainnya.

10.3. TEMPAT SEMENTARA BAHAN, PENGAMBILAN BAHAN DAN PEMBUANGAN MATERIAL


Penyedia Jasa harus bertanggungjawab menyediakan, memelihara dan merestorasi
seluruh tempat sementara material yang digunakan sebagai tempat penumpukan,
pengadukan, pengeringan bahan dan tempat sementara bahan konstruksi dan peralatan
lainnya.Sebelum digunakan, Penyedia Jasa harus terlebih dahulu membersihkan dan
membabat, stripping lapisan atas tanah, dan membuat sistem drainase pada areal tempat
sementara bahan dan tempat pengambilan bahan tersebut.

Pembayaran
Kecuali ditentukan lain dalam Daftar Kuantitas Dan Harga, seluruh biaya untuk
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini dianggap sudah termasuk dalam harga
satuan pekerjaan dan harga lump sum pekerjaan lainnya.

10.4. JALAN DAN JEMBATAN SEMENTARA SERTA PENGGUNAAN JALAN


Penyedia Jasa harus membangun dan memelihara jalan sementara, termasuk jalan untuk
mengangkut dan jalan masuk, jembatan sementara, drainase terkait yag dibutuhkan untuk
melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan metode pelaksanaan yang disetujui. Penyedia Jasa
juga harus meningkatkan atau menyesuaikan jalan yang ada di lokasi pekerjaan, yang
disediakan oleh Pemberi Tugas, untuk maksud pelaksanaan pekerjaan.Pembongkaran dan
pemindahan bangunan sementara ini harus mendapat persetujuan Direksi terlebih
dahulu.Bila harus dibongkar maka setelah selesainya pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa
harus mengembalikannya ke keadaan semula.

156
Untuk maksud pekerjaan sementara ini, dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum
dimulainya pembangunan jalan dan jembatan sementara ini, Penyedia Jasa harus
menyerahkan kepada Direksi tentang rencana pembangunan tersebut untuk persetujuan,
yang mencakup rencana lokasi, rencana drainase, metode pelaksanaan, jadwal
pelaksanaan, dan desainnya.

Dalam pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menata lalulintas kenderaannya atau
merencanakan tempat berselisih sehingga lalu lintas maksimum yang umumnya ada di
jalan tersebut tidak menjadi terganggu.Penyedia Jasa tidak diijinkan menutup jalan
manapun atau mengalihkan arus lalu lintas tanpa mendapat persetujuan Direksi terlebih
dahulu.Penyedia Jasa wajib menyerahkan kepada Direksi izin pemakaian/ sewa jalan/ bahu
jalan oleh instansi pengola jalan tersebut.

Pembayaran
Kecuali ditentukan lain dalam Daftar Kuantitas Dan Harga, seluruh biaya untuk
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini dianggap sudah termasuk dalam harga
satuan pekerjaan dan harga lump sum pekerjaan lainnya.

11. PERLINDUNGAN LINGKUNGAN


Penyedia Jasa harus menjaga agar Lokasi Kerja dan Area Kerjanya dalam kondisi bersih dan
sehat, dan harus menyediakan dan memelihara kamar kecil yang bersih untuk digunakan para
pekerja.

Penyedia Jasa harus menyediakan suatu sistem yang cocok untuk pembuangan yang sehat dari
air selokan yang berasal dari Lokasi Kerja dan dari kantor lapangan dan fasilitas peralatan
Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa harus mengumpulkan dan membuang seluruh sampah dari Lokasi Kerja dan Area
Kerja.Pengumpulan sampah harus dilakukan sedikitnya dua kali seminggu dan harus berlanjut
sampai selesainya Pekerjaan.Sampah harus dibuang dalam suatu tempat sampah dan
selanjutnya dibuang atau ditanam di lokasi yang disetujui Direksi.

Aktivitas konstruksi dari Penyedia Jasa harus dilaksanakan dengan metode yang mencegah zat
padat, kotoran, reruntuhan dan polutan serta buangan lain masuk atau tumpah ke sumber air
permukaan atau sumber air tanah. Polutan serta buangan tersebut termasuk, tetapi tidak
teratas pada, sampah, semen, beton, aliran air selokan, buangan industri, oli dan produk minyak
lainnya.
Penyedia Jasa harus menyerahkan, untuk persetujuan, rencananya yang menunjukkan lokasi
dan desain dari sistem pencegahan polusi air dan fasilitasnya.

Penyedia Jasa harus mencegah terjadinya erosi tanah permukaan, erosi tanah pada borrow
area, tanah hasil galian, dan timbunan tanah di Lokasi Kerja dan Area Kerja dan mencegah
masuk serta mengendapnya material erosi tersebut ke aliran air.

Penyedia Jasa harus menahan diri untuk tidak merusak, membuang atau merusak pohon, kayu,
semak atau tanaman lainnya pada area yang lebih luas dari yang disetujui Direksi, sebagaimana
yang sepantasnya dibutuhkan untuk melaksanakan Pekerjaan.Penyedia Jasa harus mengambil
upaya-upaya yang dibutuhkan untuk mencegah pekerjanya memburu, mengganggu, menangkap
atau merusak stok dari binatang yang dilindungi oleh pihak yang berkompeten.

157
Pembayaran
Tidak ada pembayaran untuk memenuhi ketentuan tersebut di atas.Seluruh biaya yang timbul
dianggap sudah termasuk di dalam harga satuan atau harga lump sum dari berbagai item yang
tertuang dalam Daftar Kuantitas Dan Harga.

12. KESELAMATAN, KESEHATAN DAN KEAMANAN KERJA

Seluruh upaya untuk keselamatan, kesehatan dan keselamatan kerja harus dibangun dan
dipelihara oleh Penyedia Jasa.Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk seluruh
keselamatan, kesehatan dan keselamatan kerja dan harus menyerahkan kepada Direksi, untuk
persetujuan, organisasi dan pengaturan untuk maksud tersebut.Penyerahan kepada atau
persetujuan Direksi atas usulan Penyedia Jasa tersebut tidaklah membebaskan Penyedia Jasa
dari tanggung jawab dan kewajibannya atas keselamatan, kesehatan dan keselamatan kerja
menurut Kontrak.

12.1. KESELAMATAN KERJA


Penyedia Jasa harus memenuhi seluruh instruksi keselamatan yang diberikan
Direksi.Dalam melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa harus mengerjakan upaya
pencegahan yang perlu untuk melindungi orang atau harta benda dari cedera atau
kerusakan.Penyedia Jasa harus membuat dan memelihara, tetapi tidak terbatas pada, hal-
hal sebagai berikut di bawah ini.
12.1.1. Petugas Keselamatan
Penyedia Jasa harus mempekerjakan, sepanjang masa pelaksanaan Pekerjaan,
pegawai yang berkualitas dalam keselamatan, dan akrab dengan tipe pekerjaan
yang sedang dilaksanakan, yang penugasannya harus termasuk mengawali upaya
perlindungan kesehatan serta pencegahan kecelakaan dan orang yang harus
melihat, dengan pemeriksaan perorangan, bahwa seluruh kaidah dan peraturan
keselamatan telah dilaksanakan. Penyedia Jasa harus mempertahankan jadwal
reguler pertemuan keselamatan sedikitnya satu kali sebulan dengan pelaksana,
pengawas dan mandor dan, bila diarahkan, dengan Direksi.
12.1.2. Pagar Sementara
Penyedia Jasa harus membuat, memelihara dan mebongkar pagar sementara
dengan tipe yang disetujui untuk melingkungi area Pekerjaan Permanen dan area
tanah yang ditempati Penyedia Jasa di Area Kerja sebagaimana yang mungkin
diperlukan untuk melaksanakan kewajibannya menurut Kontrak.
12.1.3. Penerangan
Penyedia Jasa harus menyediakan penerangan yang cukup di semua tempat
dimana pekerjaan dilaksanakan untuk menjamin:
 kondisi kerja yang aman
 pekerjaan dapat dilaksanakan dengan pemenuhan Kontrak yang lengkap
 pemeriksaan yang lengkap oleh Direksi terhadap seluruh pekerjaan yang sedang
dilaksanakan
 kondisi kerja yang aman bagi peralatan kerja yang bekerja di malam hari.

Tidak kurang 14 (empat belas) hari sebelum dimulainya pekerjaan di malam hari,
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi, untuk persetujuan, usulan
penerangan di area kerja.Penyedia Jasa harus memperbaiki usulannya bila
diarahkan demikian oleh Direksi dan tidak boleh memulai pekerjaan di malam
hari sampai usulan tersebut disetujui.

158
12.1.4. Tanda
Penyedia Jasa harus menyediakan tanda-tanda yang diperlukan untuk Pekerjaan,
yang mencakup, tetapi tidak terbatas pada:
 rambu jalan standar, termasuk tanda pemutaran / pengalihan dan tanda arah
bila ada pekerjaan di jalan umum;
 tanda peringatan dan tanda bahaya
Kata-kata dalam semua tanda harus dalam Bahasa Indonesia atau bahasa daerah
setempat bila diarahkan Direksi demikian.Ukuran, warna, penulisan dan lokasi
dari seluruh tanda harus mendapat persetujuan dan mengacu pada standar
terkait.
12.1.5. Pemberi Isyarat
Bilamana diperlukan atau bila diarahkan Direksi, Penyedia Jasa harus
menyediakan dan menempatkan pemberi isyarat yang tugasnya semata-mata
mengatur pergerakan lalu lintas di sekitar Lokasi Kerja yang ada di atau di sekitar
jalan umum.
12.1.6. Bahan Peledak
Penyedia Jasa tidak diijinkan menggunakan alat peledak selama pelaksanaan
Pekerjaan.
12.1.7. Peralatan Keselamatan
Semua orang yang dipekerjakan di Pekerjaan harus dilengkapi dengan dan wajib
menggunakan peralatan keselamatan yang cukup untuk tugas untuk mana
mereka dipekerjakan.Peralatan tersebut termasuk helm, masker abu, sepatu,
sarung tangan dan safety belt.

12.1.8. Laporan Kecelakaan


Penyedia Jasa harus melaporkan dengan segera kepada Direksi, dalam bentuk
sebagaimana yang disetujui Direksi, seluruh kecelakaan termasuk kematian dan
cedera serius pada staff atau pekerja.Setiap bulannya, Penyedia Jasa juga harus
menyampaikan laporan seluruh kecelakaan yang terjadi di Area Kerja.

12.2. PERLAKUAN TERHADAP BAHAN BAKAR


Penyedia Jasa harus merencanakan pengangkutan, penyimpanan dan pemindahan bahan
bakar dengan cara yang aman untuk melindungi masyarakat umum dalam kaitannya
dengan undang-undang dan peraturan keselamatan.
Penyedia Jasa harus mendapatkan lisensi yang diperlukan dan harus membayar semua
biaya dan ongkos yang mungkin diperlukan untuk memindahkan bahan bakar dari tempat
yang satu ke tempat lain dan untuk menyimpannya. Tanki bahan bakar cair dan gas yang
ditempatkan di atas tanah tidak boleh ditempatkan sejarak kurang dari 50 m dari
bangunan di Lokasi Pekerjaan.

12.3. PENCEGAH KEBAKARAN


Penyedia Jasa harus mengambil upaya tindakan pencegahan untuk mencegah terjadinya
kebakaran pada dan di sekitar Lokasi Kerja. Penyedia Jasa harus memenuhi undang-
undang dan peraturan dari pihak yang berwenang terkait kebakaran dan harus
menyediakan peralatan pencegahan kebakaran, yang menurut pertimbangan Direksi cocok
dan diperlukan, siap untuk digunakan di seluruh struktur, bangunan atau pekerjaan yang
sedang dilaksanakan, termasuk pondok tempat tinggal, kam pekerja dan bangunan

159
tambahan. Penyedia Jasa harus memelihara peralatan tersebut tetap dalam kondisi kerja
yang baik sampai Pekerjaan diterima oleh Pemberi Tugas.

Penyedia Jasa harus segera memadamkan kebakaran yang mungkin terjadi di Lokasi Kerja,
darimanapun api mungkin berasal. Dalam kaitan ini, dia harus mempekerjakan peralatan
dan tenaga kerja yang dibutuhkan sampai batasan peralatan dan tenaga kerja yang
dipekerjakan di lapangan, termasuk peralatan dan tenaga kerja Subpenyedia Jasanya.

12.4. PENGOBATAN DAN PELAYANAN KESEHATAN


Penyedia Jasa harus membuat perencanaan unit penanganan pertama pada korban
kecelakaan di Lokasi Kerja.Penyedia Jasa harus bertanggungjawab atas semua biaya yang
timbul dalam kaitannya dengan penanganan pertama pada kecelakaan, termasuk
pemindahan pemindahan pekerja yang sakit dengan ambulance ke rumah sakit terdekat
atau rumah sakit lainnya.Pelayanan pertama pada kecelakaan tersebut harus disediakan
tanpa menarik biaya apapun dari orang-orang yang dipekerjakan oleh Peyedia Jasa sendiri
atau oleh Subpenyedia Jasanya.
Penyedia Jasa harus menjalin kerja sama dengan rumah sakit terdekat untuk mendukung
kecepatan pertolongan dan penanganan segera kepada pekerja yang sakit dan/atau
cedera.
Dalam hal emergency, Penyedia Jasa juga harus melayani sebagaimana diuraikan di atas
bilamana terjadi kecelakaan pada staff Pemberi Tugas dan Direksi saat mereka bekerja di
Lokasi Kerja atau di Area Kerja.

12.5. KEAMANAN
Penyedia harus bertanggungjawab atas keamanan Pekerjaan dan harus menyediakan dan
secara terus menerus memelihara tenaga pengaman yang cukup untuk memenuhi
kewajiban ini. Tugas tenaga pengaman Penyedia Jasa tersebut harus termasuk, tetapi tidak
terbatas pada, memelihara perintah di Lapangan, memelihara persediaan seluruh
penerangan, pagar, pengawal, pemberi tanda, dan seluruh upaya yang dibutuhkan untuk
melindungi Pekerjaan di kem dan tempat lain di lapangan, menjaga seluruh bahan yang
disampaikan ke lapangan, publik, dan seluruh pekerja dalam hubungannya dengan
Pekerjaan, bekerja terus menerus termasuk malam, hari Minggu dan hari libur,
disepanjang waktu Kontrak.

Seluruh pegawai Penyedia Jasa, perwakilannya, dan pegawai Subpenyedia Jasa harus
menggunakan badge / tanda pengenal yang disediakan oleh Penyedia Jasa.Tanda pengenal
harus menunjukkan identitas Penyedia Jasa, menunjukkan nomor pegawai, dan harus
digunakan setiap saat di lapangan.

Seluruh kenderaan yang digunakan Penyedia Jasa harus diberi tanda yang jelas dengan
nama Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa lain yang bekerja di Lokasi Kerja berbarengan dengan Penyedia Jasa harus
menyediakan pengamanan untuk peralatan dan bahan mereka sendiri. Bagaimanapun,
ketentuan pengamanan mereka ini tidaklah melepaskan tanggung jawab Penyedia Jasa
dalam hal pengamanan ini.

160
12.6. MORALITAS PUBLIK
Untuk mencegah perselisihan antara pegawai dengan orang-orang yang berada di sekitar
Lokasi Kerja, Penyedia Jasa harus memberi perhatian pada moralitas publik staff dan
pekerjanya di dalam dan diluar Lokasi Kerja.Penyedia Jasa juga harus bertanggungjawab
untuk memelihara lalu lintas termasuk tempat pejalan kaki di jalan umum dan di jalan yang
sedang dikerjakan, untuk dapat dilewati dengan aman dan nyaman tanpa ada bahaya.

13. RELOKASI FASILITAS YANG ADA


Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk memindahkan, mengalihkan dan memasang
kembali fasilitas publik yang ada di lokasi Pekerjaan Permanen atau Pekerjaan Sementara, bila
ada dan mengganggu pekerjaan, baik berupa pemindahan sementara mupun pemindahan
secara permanen. Fasilitas umum tersebut dapat berupa, tetapi tidak terbatas pada, pipa suplai
air minum, kabel telekomunikasi, jaringan listrik, dan jaringan drainase.

Penyedia Jasa harus memberi tahu Direksi apabila kegiatan pelaksanaan menjadi terganggu
akibat adanya fasilitas umum tersebut dan informasi tentang kebutuhan relokasinya, bila
diperlukan.Apabila diperlukan relokasi, maka pelaksanaan relokasi harus dilakukan dalam
koordinasi dengan pihak yang berwenang pada fasilitas umum tersebut.

Sebelum melaksanakan relokasi, Penyedia Jasa harus menyerahkan rencana, jadwal dan
estimasi biaya pelaksanaan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan, yang harus mencakup
pematian sementara, pengalihan lokasi fasilitas, metode pemasangan dan penyambungan
kembali, bahan dan peralatan yang digunakan, dan hal-hal lain yang diperlukan. Rencan dan
jadwal tersebut juga harus mendapat persetujuan dari pihak yang berwenang atas fasilitas
umum tersebut.Pelaksanaan relokasi baru boleh dimulai apabila telah mendapat persetujuan
Direksi.

14. HAL-HAL LAIN MENYANGKUT KONTRAKTUAL

14.1. AUDIT OLEH PEMBERI TUGAS


Pemberi Tugas berhak untuk melakukan audit sebagaimana yang diperlukannya untuk
menyelidiki dalam hal-hal hubungannya dengan:
(a) biaya yang timbul dalam peristiwa penundaan pekerjaan menurut Kontrak;
(b) biaya yang timbul dalam peristiwa pemutusan Kontrak menurut Kontrak;
(c) biaya yang diklaim oleh Penyedia Jasa, yang tidak secara jelas diatur dalam ketentuan
Kontrak;

Untuk keperluan tersebut maka Penyedia Jasa harus menyimpan dan memutahirkan
laporan dan rekaman data menyangkut hal-hal di atas.
Tidak ada pembayaran untuk memenuhi ketentuan tersebut di atas.Seluruh biaya yang
timbul dianggap sudah termasuk di dalam harga satuan atau harga lump sum dari berbagai
item yang tertuang dalam Daftar Kuantitas Dan Harga.

161
14.2. SERTIFIKAT BULANAN (MONTHLY CERTIFICATE)
Setiap bulannya, Penyedia Jasa harus menyerahkan Sertifikat Bulanan dalam kaitannya
dengan ketentuan tentang pembayaran pekerjaan menurut Kontrak. Sertifikat Bulanan
tersebut harus dilengkapi dengan kopi seluruh data survey, data pengukuran hasil
pekerjaan dan data hasil perhitungan kuantitas pekerjaan sebagaimana yang diarahkan
Direksi untuk mendukung jumlah biaya yang ditagihkan Penyedia Jasa atas pekerjaan yang
sudah dilaksanakannya pada bulan tersebut.

Tidak ada pembayaran untuk memenuhi ketentuan tersebut di atas.Seluruh biaya yang
timbul dianggap sudah termasuk di dalam harga satuan atau harga lump sum dari berbagai
item yang tertuang dalam Daftar Kuantitas Dan Harga.

14.3. JAM DAN HARI KERJA


Sebelum memulai Pekerjaan, Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi, untuk mendapat
persetujuan, tentang hari kerja, jam kerja dan jumlah sift pekerja yang diusulkannya dalam
melaksanakan pekerjaan. Apabila dalam pelaksanaannya ternyata diperlukan perubahan,
maka Penyedia Jasa harus terlebih dahulu memberitahukannya kepada Direksi, dalam
waktu 48 (empat puluh delapan) jam sebelum dimulainya perubahan tersebut, untuk
mendapat persetujuan.

14.4. RETRIBUSI DAN PERIZINAN


Penyedia Jasa harus membayar retribusi atas batu, pasir, kerikil dan bahan timbunan yang
diambil dari borrow area yang diajukan oleh Penyedia Jasa untuk digunakan dalam
Pekerjaan. Pembayaran retribusi harus dilakukan sesuai dengan peraturan pada
Pemerintah Daerah atas bahan galian yang digunakan untuk Pekerjaan. Volume bahan
yang dikenakan retribusi akan dihitung dari kuantitas volume pekerjaan yang
menggunakan bahan galian tersebut.

Penyedia Jasa juga harus bertanggung jawab untuk hanya menggunakan bahan galian dari
suplayer yang juga membayar retribusi atas bahan galian tersebut.Kelalaian Penyedia jasa
atas hal ini adalah menjadi resiko Penyedia Jasa semata.

Penyedia Jasa harus mengurus retribusi dan perizinan pemakaian jalan.Tidak ada
pembayaran untuk memenuhi ketentuan tersebut di atas.Seluruh biaya yang timbul
dianggap sudah termasuk di dalam harga satuan atau harga lump sum dari berbagai item
yang tertuang dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

162
B. SPESIFIKASI TEKNIK

1. PEKERJAAN TANAH

1.1. PEKERJAAN PERSIAPAN


Mobilisasi dan Demobilisasi.
Mobilisasi adalah pengadaan dan mendatangkan alat-alat/perlengkapan, serta personil ke lokasi
pekerjaan, sedangkan demobilisasi adalah mengeluarkan/memulangkan alat-alat/perlengkapan,
material serta personil dari lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa harus melaksanakan mobilisasi dan
demobilisasi sebelum dan sesudah selesai melaksanakan seluruh pekerjaan. Mobilisasi harus dengan
persetujuan Pengguna Jasa.

Penyedia Jasa harus sudah menghitung semua biaya yang diperlukan untuk mendatangkan dan
memulangkan alat-alat yang diperlukan sesuai dengan yang di perkirakan dalam metode pelaksanaan.

Pembayaran dapat dilakukan sebesar 65% dari harga item pekerjaan nilai kontrak terhadap setiap
alat yang didatangkan sedangkan sisanya 35% dapat dibayarkan pada saat pekerjaan sudah selesai.

1.2. PEMBERSIHAN lOKASI


Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah kegiatan pembersihan permukaan tanah,
pembongkaran pangkal / tunggul batang pohon, gelondongan kayu, semak, belukar dan tanaman lain
serta bahan non-organik berupa pagar, bangunan, fondasi, puing dan kotoran lainnya pada lokasi yang
ditunjukkan dalam gambar kerja atau sebagaimana petunjuk Direksi Pekerjaan.

Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus sudah memperoleh persetujuan PPK mengenai
batas wilayah kerja, objek-objek yang harus dibiarkan tetap ada dan metode pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia Jasa harus melaksanakan dengan penuh kehati-hatian agar tidak merusak pohon dan
bangunan yang ada di luar batas-batas wilayah kerja atau benda yang diidentifikasi untuk tetap ada
atau benda yang dilindungi, dan Penyedia Jasa wajib melindungi dan menjaga keberadaan benda-benda
tersebut.

Hasil penebasan dan pembersihan semak belukar ini harus dikumpulkan dan ditempatkan pada
satu lokasi untuk selanjutnya di dimusnahkan, dihancurkan, atau dibuang. Pemusnahan dan
penghancuran dengan cara membakar hanya diijinkan setelah mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Direksi Pekerjaan.

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran pekerjaan ini dilaksanakan dalam satuan luas per-meter kuadrat (m2), yang diukur
dalam batas garis yang ditunjukkan dalam gambar terbangun. Pembayaran untuk pekerjaan ini
dilakukan berdasarkan harga satuan item ini, yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
dimana harga tersebut harus sudah termasuk biaya seluruh pekerja, bahan dan peralatan yang
dibutuhkan untuk melaksanakan seluruh kegiatan tersebut di atas dan kegiatan lain yang dibutuhkan
dalam kaitannya dengan pekerjaan ini. Tidak akan dilakukan pembayaran untuk pekerjaan penebasan
dan pembersihan permukaan tanah di borrow area / quarry.

163
1.3. PEKERJAAN GALIAN TANAH

1.3.1. UMUM

Pekerjaan penggalian mencakup penggalian dan pemindahan / pengangkutan material hasil


galian ke area stockpile atau area pembuangan yang jaraknya kurang dari 1 Km, baikmaterial yang
cocok maupun yang tidak cocok untuk bahan timbunan, termasuk perapian dan semua penanganan
yang diperlukan di area stockpile atau area pembuangan. Galian harus dibentuk dan dirapikan sesuai
dengan lokasi, garis, elevasi, kemiringan dan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar dan sebagaimana
diperintahkan Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
Sebelum pekerjaan penggalian dimulai,Penyedia Jasa wajib menyerahkan kepada Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas, untuk persetujuannya, gambar kerja, peralatan yang akan digunakan,
dan metode menggali serta metode memindahkan / mengangkut tanah hasil galian ke area stockpile
atau ke area pembuangan.Pekerjaan penggalian juga hanya dapat dimulai apabila seluruh pekerjaan
penebasan dan pembersihan semak belukar di atasnya sudah selesai.
Metode kerja penggalian dengan menggunakan alat berat hanya diijinkan apabila tersedia ruang
kerja untuk peralatan berat tersebut atau Penyedia Jasa, dengan biayanya sendiri, dapat menyediakan
ruang kerja untuk operasional peralatan beratnya dan penggunaan alat berat tersebut diyakini tidak
akan mengakibatkan rusaknya bangunan lama yang ada di lokasi pekerjaan, baik kerusakan akibat
beratnya peralatan, kerusakan karena getaran alat, kerusakan karena pergerakan alat, kerusakan
karena penggalian, dan kerusakan lain dalam hubungannya dengan keberadaan alat berat tersebut.
Kontraktor harus melakukan semua tindakan yang diperlukan untuk menjaga material tanah di
bawah dan di luar garis penggalian Pekerjaan Permanen tetap dalam keadaan stabil.Setiap kerusakan
pekerjaan akibat kegiatan Penyedia Jasa, termasuk menghancurkan dengan cara peledakan, terhadap
material di luar garis penggalian yang dibutuhkan, haruslah diperbaiki oleh Penyedia Jasa dengan
biayanya sendiri. Setiap penggalian yang berlebih atau menggalilebih, yang dilakukan oleh Penyedia
Jasa untuk tujuan atau alasan apapun, kecuali karena hal-hal sebagaimana diperintahkan secara tertulis
oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas, harus menjadi beban biaya Penyedia Jasa. Bila mana
diperlukan, seluruh penggalian yang berlebih tersebut harus diisi dengan bahan yang cocok, yang
disediakan dan ditempatkan oleh Penyedia Jasa dengan biaya yang menjadi bebannya sendiri.
Ketika penggalian telah selesai dan telahdirapikan, Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas harus
diberitahu sehingga ia dapat memeriksa galian dan karakter tanah dasar. Setiap pengujian yang dari
hasil pemeriksaan iniharusdiselesaikan oleh Penyedia Jasa.Tidak ada galian yang ditimbun atau ditutupi
dengan beton sampai diperiksa dan disetujuinya hasil pekerjaan galian tersebut oleh Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
1.3.2. KLASIFIKASIPEKERJAAN GALIAN TANAH
Kecuali ditentukan lain, seluruh pekerjaan galian tanah diklasifikasikan sebagai berikut
1.3.2.1. PEKERJAAN GALIAN TANAH BIASA (MANUAL)
Pekerjaan galian tanah biasa adalah pekerjaan galian pada lahan yang permukaan tanahnya
tidak terendam air secara permanen, dengan material yang digali dari jenis tanah biasa, tanah endapan,
pasir, kerikil, kerakal, tanah keras atau batu yang dapat digali yang dapat digali dengan mudah dan
menggunakan alat cangkul, lam dan lain sebagainya
Pelaksanaan penggalian ada 2 ((dua) macam yaitu penggalian pada bangunan disesuaikan
dengan dimensi bangunan dimana pekerjaan beton atau pasangan batu akan ditempatkan dan
penggalian pada jaringaan perpipaan disesuaikan dimensi yang ditetapkan. Penetapan kedalaman dan
lebar harus diselesaikan dengan teliti sesuai gambar atau petunjuk dan persetujuan direksi/pengawas
pekerjaan/konsultan pengawas.Penggalian harus dilaksanakan dengan menggunakan peralatan dan
metode kerja yang sesuai dengan kondisi lapangan sehingga dapat diperoleh bentuk dan ukuran

164
penampang bangunan dan penampang galain pada pipa sebagaimana ditentukan pada gambar
rencana. Semua material/hasil galian ditempatkan disekitar lokasi bangunan dan disamping jalur pipa
dan atau sesuai petunjuk/persetujuan direksi/pengawas pekerjaan serta dirapikan.
Setiap saat, apabila akibat kegiatan Penyedia Jasa, material pondasi menjadi terganggu,
mengembang atau berubah menjadi tidak sesuai lagi maka material pondasi tersebut harus dipadatkan
kembali ditempat atau harus dibuang dan diganti dengan material timbunan yang dengan biaya
Penyedia Jasa.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran kuantitas untuk pembayaran pekerjaan galian dilakukan berdasarkan bentuk,
ukuran, kemiringan dan elevasi yang telah dilaksanakan sebagaimana ditentukan dalam gambar yang
dinyatakan dalam satuan meter kubik (m³).
Pembayaran untuk pekerjaan galian tanah dilakukan menggunakan harga satuan dengan
kuantitas volume (m³) atau sesuai dengan uraian pada Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan
tersebut dianggap sudah termasuk biaya pekerja, peralatan, bahan, dan biaya insidentil lainnya untuk
menyelesaikan pekerjaan atau dengan metode apapun dilaksanakan harus dianalisis dalam biaya upah
tenaga kerja, bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut sampai
selesai dikerjakan.

1.3.2.2. PEKERJAAN GALIAN TANAH BERBATU


Pekerjaan galian tanah berbatu adalah pekerjaan galian pada lahan yang permukaan tanahnya
keras dan didalam tanah mengadung bebatuan yang dapat digali yang dapat digali dengan Linggis,
Pacul, Peco, cangkul atau alat yang sering dipergunakan untuk menggali bebatuan dan lain sebagainya
Pelaksanaan penggalian yaitu penggalian pada bangunan disesuaikan dengan dimensi bangunan
dimana pekerjaan beton atau pasangan batu akan ditempatkan dan penggalian pada jaringaan
perpipaan disesuaikan dimensi yang ditetapkan. Penetapan kedalaman dan lebar harus diselesaikan
dengan teliti sesuai gambar atau petunjuk dan persetujuan direksi/pengawas pekerjaan/konsultan
pengawas.Penggalian harus dilaksanakan dengan menggunakan peralatan dan metode kerja yang
sesuai dengan kondisi lapangan sehingga dapat diperoleh bentuk dan ukuran penampang bangunan
dan penampang galain pada pipa sebagaimana ditentukan pada gambar rencana. Semua material/hasil
galian ditempatkan disekitar lokasi bangunan dan disamping jalur pipa dan atau sesuai
petunjuk/persetujuan direksi/pengawas pekerjaan serta dirapikan.

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran kuantitas untuk pembayaran pekerjaan galian berbatu dilakukan berdasarkan
bentuk, ukuran, kemiringan dan elevasi yang telah dilaksanakan sebagaimana ditentukan dalam gambar
yang dinyatakan dalam satuan meter kubik (m³).
Pembayaran untuk pekerjaan galian tanah berbatu dilakukan menggunakan harga satuan
dengan kuantitas volume (m³) atau sesuai dengan uraian pada Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
satuan tersebut dianggap sudah termasuk biaya pekerja, peralatan, bahan, dan biaya insidentil lainnya
untuk menyelesaikan pekerjaan atau dengan metode apapun dilaksanakan harus dianalisis dalam biaya
upah tenaga kerja, bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut
sampai selesai dikerjakan.

165
1.4. PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH
1.4.1. UMUM
Pekerjaan timbunan tanah yang dimaksudkan dalam spesifikasi ini harus mencakup semua jenis
pekerjaan timbunan tanah untuk embung, jalan inspeksi, untuk bangunan embung, termasuk lantai
dengan bahan tanah yang cocok dan disetujui Direksi/Pengawas pekerjaan/Konsultan Pengawas.
Pekerjaan timbunan tanah harus dilaksanakan sesuai dengan jalur, ukuran, kemiringan lereng
timbunan, elevasi (termasuk timbunan tambahan/tanah didatangkan), sebagaimana ditunjukkan dalam
gambar kerja.
Tanah bahan timbunan dapat berasal dari tanah hasil galian yang dinilai cocok dan layak untuk
digunakan sebagai bahan timbunan dan atau bilamana kurang diambil dari borrow pit sekitar pekejaan.
Pekerjaan timbunan tanah diklasifikasikan sebagai berikut :
1.4.1.1. PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH KEMBALI (TANAH BEKAS GALIAN)
Pekerjaan ini adalah timbunan sekitar bangunan dimana bahan timbunan adalah hasil galian
pondasi bangunan atau tanah yang diambil dari sekitar lokasi dan memenuhi persyaratan sebagai
bahan timbunan setelah mendapat persetujuan dari direksi/pengawas pekerjaan/Konsultan Pengawas.
Bahan tanah timbun disebar merata dalam lapisan-lapisan horizontal dengan ketebalan maximum 25
cm dan dipadatkan dengan peralatan yang telah disetujui direksi/Pengawas pekerjaan/konsultan
pengawas.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran kuantitas untuk pembayaran pekerjaan timbunan tanah kembali (tanah bekas
galian) dilakukan berdasarkan bentuk, ukuran, kemiringan dan elevasi yang telah dilaksanakan
sebagaimana ditentukan dalam gambar yang dinyatakan dalam satuan meter kubik (m³).
Pembayaran untuk pekerjaan timbunan tanah (tanah bekas galian) dilakukan menggunakan
harga satuan dengan kuantitas volume (m³) atau sesuai dengan uraian pada Daftar Kuantitas dan Harga.
Harga satuan tersebut dianggap sudah termasuk biaya pekerja, peralatan, bahan, dan biaya insidentil
lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan atau dengan metode apapun dilaksanakan harus dianalisis
dalam biaya upah tenaga kerja, bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut sampai selesai terpasang.

1.5. PEKERJAAN TIMBUNAN PASIR


Timbunan pasir dilaksanakan pada bagian-bagian dasar/bawah pasangan pondasi telapak / foot palet
pada bangunan beton , pasangan batu kali dan alas perpipaan supaya tidak menurun atau
bergeser. Bahan yang digunakan adalah material pasir yang bagus, bebas dari kotoran.
Pengurugan dilaksanakan setebal sesuai petunjuk direksi pekerjaan/konsultan pengawas gambar,
dan dipadatkan dengan cara manual
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan timbunan pasir diukur dalam satuan M3 (meter kubik).
Pembayaran dilakukan menggunakan harga satuan yang tercantum pada Daftar Kuantitas dan
Harga dalam satuan per-meter kubik (m3), dimana harga tersebut harus dianggap sudah
termasuk biaya seluruh pekerja, bahan dan peralatan yang dibutuhkan, biaya pengangkutan dan
biaya lain yang terkait

166
2. PEKERJAAN BETON
2.1. PEKERJAAN BETON

2.1.1. MATERIAL BETON


Semua bahan yang digunakan pada pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan
sebagaimana ditentukan berikut di bawah ini, dan Penyedia Jasa harus mendapatkan persetujuan
Direksi Pekerjaan Pekerjaan terlebih dahulu menyangkut bahan-bahan tersebut sebelum
digunakan dalam Pekerjaan.
Penyedia Jasa harus menyimpan dan memindah-mindahkan material tersebut (bila
diperlukan) untuk maksud menjaga kualitas material sebelum digunakan.
Material yang tidak memenuhi persyaratan di atas dan spesifikasi ini akan ditolak oleh
Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas dan Penyedia Jasa harus segera mengeluarkan material
tersebut dari lokasi pekerjaan atau lokasi penyimpanan. Material yang ditolak tidak diijinkan
digunakan dalam Pekerjaan.

2.1.1.1. SEMEN
Semen yang digunakan adalah Semen Portland Biasa produksi dalam negeri yang
sesuai dengan ketentuan SNI dan mempunyai standar kualitas SNI.
Semen harus ditaruh dalam kantong kertas yang kuat dan tahan terhadap
bantingan dengan nama produsen, tipe semen, bulan dan tahun produksi yang tercetak
jelas pada kantong.
Segera setelah sampai di lokasi, semen harus disimpan di gudang yang kering,
terlindung dari air, berventilasi cukup, dengan lantai yang ditinggikan dan diberi alas
untuk mencegah terserapnya air oleh semen yang berada di lapisan bawah. Semen yang
sudah menunjukkan tanda-tanda pengerasan, menggumpal atau lengket harus ditolak
dan tidak digunakan. Penyedia Jasa harus menyampaikan metode pemindahan dan
penyimpanan semen untuk mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan/Konsultan
Pengawas.
Semen tidak boleh disimpan dalam bentuk tumpukan dengan ketinggian lebih
dari 13 kantong. Apabila semen tersebut akan disimpan dalam waktu lebih dari 2 bulan
maka tumpukan kantong semen harus dibatasi tidak lebih dari 7 kantong. Semen yang
lebih dulu masuk harus digunakan lebih dulu dan semen yang telah disimpan lebih dari 1
bulan pada musim hujan atau lebih dari 3 bulan pada musim kering, tidak boleh lagi
digunakan

2.1.1.2. AGREGAT BETON


Agregat beton harus bebas dari kotoran, bahan organik, kandungan kimia atau
bahan merusak lainnya dan harus padat, kuat, dan tahan lama.
Penyedia Jasa harus mempersiapkan stockpile yang berdrainase baik, terpisah
antara agregat kasar dan agregat halus, baik di lokasi sumbernya atau di lokasi stockpile
lapangan, dan upaya yang sesuai harus dilakukan untuk mencegah terkontaminasi dengan
agregat lain atau benda asing. Agregat dari sumber yang berbeda atau berbeda gradasi
tidak boleh ditempatkan pada stockpile yang sama. Penyimpanan dan pemindahan
agregat tersebut harus dilakukan tanpa mengakibatkan terjadinya segregasi.
Pada lokasi kerja di Lapangan dimana agregat dalam jumlah kecil akan
ditempatkan sementara, seperti pada pekerjaan saluran pasangan dan bangunan kecil,

167
maka Penyedia Jasa harus meletakkan agregat tersebut tanpa tercecer ke atas alas atau
platform kayu agar tidak terkontaminasi dengan tanah dasar.

2.1.1.2.1. AGREGAT KASAR


Agregat kasar harus mengandung dari bahan yang bersih, kuat, berdaya
tahan, yang diproduksi oleh pemecah batu (stone crusher) atau berasal dari
kerikil sungai alam yang memenuhi persyaratan atau yang disaring.
Ukuran maksimum nominal butiran agregat kasar secara umum tidak
boleh melebihi 40 mm, tetapi untuk struktur pra-cetak atau bilamana terdapat
banyak tulangan beton di dalamnya atau bilamana diinstruksikan oleh Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas maka digunakan butiran agregat kasar dengan
ukuran nominal tidak lebih dari 20 mm.
2.1.1.2.2. AGREGAT HALUS
Agregat halus harus berupa pasir hasil pemecahan batu alam atau
berasal dari pasir sungai atau pasir hasil galian, berbentuk tajam, padat, keras,
berdaya tahan, bebas kotoran, bahan organik atau material lain yang
mengganggu / merusak beton.

2.1.1.3. AIR PENCAMPUR


Air yang digunakan untuk pekerjaan beton harus yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas dan harus dari kualitas air untuk dapat diminum dan
bebas dari minyak, asam, garam, bahan organik atau unsur yang merusak lainnya yang
dapat berdampak merugikan kualitas beton.
2.1.1.4. BAHAN KIMIA TAMBAHAN (ADMIXTURE)
Penggunaan bahan kimia tambahan (admixture) tidak akan diijinkan bila tidak ada
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas
dan,bagaimanapun juga, tidak diijinkan penggunaan bahan kimia tambahan yang dapat
mengakibatkan korosif.
2.1.2. CAMPURAN BETON
2.1.2.1. PERBANDINGAN CAMPURAN
Perbandingan campuran beton K, 100, K 125, K 175 , K 200, dan berdasarkan
kepada Permen pekerjaan umum tentang pedoman analisa harga satuan pekerjaan . Pada
waktu pelaksanaannya bisa di konversi menjadi perbandingan bahan di lapangan. setelah
mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan
2.1.2.2. PENGADUKAN BETON MENGGUNAKAN PORTABLE MECHANICAL MIXER
(MOLEN)
Pengadukan beton dengan tangan (manual) tidak diijinkan kecuali karena kondisi
lapangan membuatnya menjadi tidak memungkinkan dan itupun hanya untuk beton
dengan volume kecil dan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
Bila karena kondisi lapangan atau karena metode kerja Penyedia Jasa hanya
melaksanakan pengadukan beton untuk volume kecil maka pengadukan beton dapat
dilakukan menggunakan mesin pengaduk portable dengan persetujuan Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas terlebih dahulu.

168
Agregat, semen dan air harus digabungkan dengan akurat secara volume dan
Penyedia Jasa harus menyediakan, dan mendapatkan persetujuan Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas, kotak / kantong pengukur yang cocok dan kuat pada
setiap penggunaan mesin pengaduk portable.
Sekitar 10% dari kebutuhan air (untuk suatu penggabungan) harus dimasukkan ke
dalam drum mendahului semen dan agregat, dan sisa air harus dimasukkan secara
bertahap saat drum sedang berputar hingga pada akhir menit pertama dari waktu
pengadukan, seluruh air telah berada dalam drum. Beton harus diaduk sampai diperoleh
adukan yang warna dan kekentalannya seragam. Waktu pengadukan optimum untuk
beton harus ditentukan berdasarkan pengujian, akan tetapi waktu pengadukan tersebut
tidak boleh kurang dari 3 menit.
Penyedia Jasa harus menjamin bahwa pengawas / mandor dan pekerjanya telah
dilatih dan diinstruksikan untuk mampu memproduksi beton dengan mesin pengaduk
portable dan dapat dengan konsisten memenuhi kebutuhan spesifikasi ini.

2.1.3. PENGANGKUTAN DAN PENUANGAN / PENGECORAN BETON


2.1.3.1. UMUM
Tidak diijinkan memulai pelaksanaan pembetonan sebelum Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas melakukan pemeriksaan setiap pekerjaan galian, cetakan
beton, penulangan atau angker dan menyetujuinya. Penyedia Jasa harus menyediakan
jalan masuk untuk pemeriksaan tersebut.
Segera setelah pengadukan, beton harus diangkut ke tempat penuangannya
dengan metode yang dapat memastikan kontinuitas pengiriman beton, mencegah
pemisahan, kehilangan atau kontaminasi dan menjamin bahwa beton mudah dikerjakan
pada saat penuangan pada titiknya. Seluruh beton harus sudah dituang dan dipadatkan
dalam waktu 1 jam sejak diaduk, dan tidak ada beton yang sudah mengeras sebahagian
digunakan dalam Pekerjaan.
2.1.3.2. PEMBATASAN KARENA CUACA
Beton tidak boleh dituang / dicor pada saat hujan. Bila hujan datang, atau akan
turun selama pelaksanaan pembetonan, pekerjaan harus dihentikan dan suatu
persambungan konstruksi harus dibentuk dan perawatan beton yang sudah dituang dan
diselesaikan harus dimulai. Dalam hal penghentian pekerjaan beton setelah datangnya
hujan, permukaan beton yang masih basah tersebut, yang sedang dalam proses
pengerasan, harus ditutupi dengan baik dengan lembaran penutup dan dilindungi dengan
cara yang sesuai yang disetujui Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas dalam upaya untuk
mencegah hilangnya semen atau terjadinya sarang tawon pada permukaan beton akibat
curah hujan tersebut, dan mencegah terjadinya kerusakan akibat curah hujan dan aliran
air permukaannya.
Bila beton dituang pada saat cuaca yang dapat mengakibatkan suhu beton
melebihi 320C maka Penyedia Jasa harus melakukan upaya yang efektip, seperti
mendinginkan agregat dan air pencampur terlebih dahulu, memayungi area kerja atau
melaksanakan pengecoran pada malam hari dalam upaya untuk menjaga temperatur
beton tetap berada di bawah 320C.
Bila kualitas beton, dinilai oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas, menjadi
menurun akibat pengabaian persyaratan di atas atau karena keteledoran Penyedia Jasa
atau alasan lain, Penyedia Jasa harus, dengan biayanya sendiri, membongkar dan
membuang beton tersebut dan menggantinya kembali dengan mengikuti persyaratan
sehingga memuaskan Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.

169
2.1.3.3. PENUANGAN / PENGECORAN ADUKAN BETON
Sebelum beton dituangkan ke dalam cetakan beton maka segala kotoran, debu,
paku, kawat, batu lepas atau puing lainnya harus dibuang dan permukaan cetakan harus
dilapisi dengan bahan pelepas atau dibasahi dengan air secukupnya.
Adukan beton harus dituang sedekat mungkin ke lokasi akhirnya untuk
menghindari segregasi beton atau pergeseran tulangan, cetakan atau angker dan
dituangkan membentuk lapisan horizontal dengan tebal padat tidak lebih dari 30 cm.
Penuangan harus dilakukan menerus antara persambungan konstruksi yang ditentukan
atau yang disetujui.
Beton dapat dituang dengan menggunakan talang miring, kantong dengan dasar
dapat dibuka atau pompa, tetapi dengan tinggi jatuh tidak lebih dari 1 m. Bila
pelaksanaan pengecoran membutuhkan tinggi jatuh lebih dari 1.5 m maka pengecoran
harus dilakukan melalui pipa besi atau pipa jenis lain yang disetujui. Pipa harus dijaga
tetap penuh dengan beton selama pengecoran dan ujung bawahnya harus dijaga tetap
tertanam dalam beton cor yang baru.
Bila dibutuhkan kemiringan yang tajam maka talang harus dilengkapi dengan
papan penahan atau dalam dengan talang yang pendek-pendek yang dapat membalikkan
arah pergerakan adukan.
Pengecoran beton menggunakan pompa akan diijinkan bila disetujui oleh Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas. Alat harus diatur sehingga tidak ada getaran yang dapat
mengakibatkan rusaknya beton yang baru dituang.Bila beton dialirkan dan dituangkan
dengan penggunaan tekanan mekanis maka alat tersebut haruslah yang sesuai dan
dengan kapasitas yang cukup untuk pekerjaan.Pengoperasian pompa harus sedemikian
sehingga aliran beton kontinu tanpa menimbulkan kantong udara.Beton tidak boleh
dituangkan atau bersentuhan dengan genangan atau aliran air, dan setiap ada kumpulan
air selama pelaksanaan pengecoran harus dibuang.
Adukan beton tidak boleh dituangkan pada beton yang telah ada diposisinya
selama 30 menit atau lebih kecuali pada suatu bentuk persambungan konstruksi.Bila
suatu penghentian pelaksanaan pembetonan dihentikan karena suatu alasan maka suatu
persambungan konstruksi harus dibuat, apakah dalam arah horizontal maupun vertikal
sebagaimana yang dibutuhkan, melengkapinya dengan pengunci untuk menahan geser,
dan dowels (pasak) untuk membentuk ikatan, sebagaimana arahan Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas.Sebelum pengecoran dilanjutkan, permukaan beton harus
dikasarkan untuk membuang seluruh semen dan agregat yang terbongkar dan permukaan
beton harus dibasahi dengan air.
Dalam hal kesulitan pengerjaan pengecoran karena kecilnya jarak batang
tulangan dan banyaknya material angker, tipisnya ketebalan beton dan sejenisnya maka,
sebagaimana pertimbangan atau arahan Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas, atas
biayanya sendiri, Penyedia Jasa harus menyediakan superplasticizer untuk menambah
likuiditas dari beton. Sebelum penggunaan superplasticizer tersebut maka Penyedia Jasa
harus menyampaikan kepada Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas detail dari
superplasticizer tersebut termasuk spesifikasi, cara penggunaannya, tingkatan
manfaatnya, unsur-unsurnya dan sejenisnya untuk mendapat persetujuan.
Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas maka,
untuk meningkatkan kemudahan pelaksanaan dan untuk meningkatkan kekedapan air,
Penyedia Jasa harus menggunakan air-entraining admixtures (AE admixtures) pada
pengecoran lining saluran dengan biaya Penyedia Jasa sendiri. Sebelum penggunaan air-

170
entraining admixtures tersebut, Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas detail dari air-entraining admixtures tersebut termasuk
spesifikasi, cara penggunaan, tingkatan penggunaan, unsur-unsurnya dan sejenisnya
untuk mendapat persetujuan.

2.1.4. PENGGETARAN DAN PEMADATAN BETON


Beton harus dipadatkan dengan alat tusuk penggetar (poker vibrator) mekanikal atau
elektrikal dari tipe yang disetujui Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas. Alat tusuk penggetar
harus mempunyai diameter yang sesuai dengan jarak besi tulangan, harus mempunyai frekwensi
yang cukup dan harus ditangani oleh personil yang berpengalaman.
Beton harus dipadatkan dengan hati-hati dan kontinu serta dikerjakan di sekitar besi
tulangan dan angker dan ke sudut-sudut cetakan sehingga beton akan menjadi melekat dengan
baik pada besi tulangan dan bebas dari sarang tawon. Penggetaran beton yang berlebihan yang
dilakukan pada cetakan tidak diijinkan.
Tusuk penggetar harus dibenamkan dengan interval yang teratur dengan jarak 10 kali
diameter penggetar dan pada suatu kedalaman sehingga beton baru akan menyatu dengan
beton sebelumnya. Setiap benaman harus menerus sampai segera setelah munculnya balon
udara di permukaan beton, tetapi harus tidak lebih dari 30 detik. Penggetar harus dicabut
berangsur-angsur dan vertikal untuk menjamin tidak terbentuknya kantong udara. Perhatian
harus diberikan untuk menghindari kontak dengan, dan pergeseran dari, tulangan dan cetakan
atau mengganggu beton yang baru mulai mengeras. Dalam setiap keadaan, alat penggetar tidak
boleh menyentuh tulangan.
Penyedia Jasa harus menyediakan vibrator stand-by atau yang sejenisnya selama
pelaksanaan pengecoran. Keterlambatan pekerjaan akibat kesalahan pengaturan Penyedia Jasa
ini harus menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa untuk kembali mengejar progres pekerjaan.
Beton yang ditempatkan sebagai lining saluran harus dipadatkan untuk mendapatkan
tegangan dan kepadatan yang ditentukan tidak kurang 98% dari yang didapat dalam percobaan
campuran dengan tipe yang sama. Perhatian khusus harus diberikan di sepanjang sudut lining
untuk memastikan bahwa beton telah dipadatkan dengan baik.
Pemadatan beton pada lining saluran harus dicapai apakah dengan menggunakan
kepingan plat penggetar mekanikal dari arah luar atau kepingan plat pelantak / pemukul manual.
Alat dan metode pemadatan Penyedia Jasa harus disetujui Direksi Pekerjaan/Konsultan
Pengawas.
Beton lining saluran tidak boleh dipadatkan dengan menggunakan tusuk penggetar ke
bahagian dalam beton.
2.1.5. PERAWATAN (CURING) BETON
Seluruh beton yang baru dituang harus dirawat. Perawatan harus dimulai segera setelah
pengecoran dan harus terus berlangsung sekurang-kurangnya selama 7 hari. Perawatan harus
dilakukan sehingga beton tetap dalam keadaan lembab / basah.Perawatan beton yang tidak
sesuai akan dianggap tidak efektip dan Direksi Pekerjaan akan menghentikan seluruh
pelaksanaan penuangan beton yang dilaksanakan Penyedia Jasa sampai prosedur perawatan
beton yang sesuai telah dilaksanakan.
Perawatan beton harus menjadi satu kesatuan kegiatan dari pelaksanaan pembetonan.
Permukaan cetakan beton yang terbuat dari kayu harus selalu dibasahi dengan air agar
tidak kering selama masa perawatan. Cetakan besi yang terkena sinar matahari harus diberi
naungan, dicat putih atau dilindungi selama periode perawatan. Bila cetakan dibuka sebelum 7

171
hari maka harus dilaksanakan prosedur perawatan yang disetujui dan harus terus dilaksanakan
oleh Penyedia Jasa sampai berakhirnya hari ke-7 periode perawatan.
Penyedia Jasa harus mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas
menyangkut metode perawatan termasuk bahan perawatan beton yang akan digunakan, dan
memiliki ketersediaan bahan perawat beton di lapangan sebelum dimulainya pekerjaan
pebetonan.
Perawatan dengan pembasahan dapat dilakukan dengan cara menggenangi permukaan
beton dengan air atau dengan memercikkan air (sprinkling). Selimut penutup seperti lembaran
goni harus digunakan untuk menahan air yang telah diberikan. Selimut penutup harus diletakkan
sesegera mungkin setelah selesainya penuangan beton. Selimut penutup harus dijaga tetap
basah selama 7 hari periode perawatan.
Penggunaan serbuk gergaji tidak diijinkan. Penutupan yang dapat mengakibatkan
perubahan warna beton tidak diijinkan.
Metode yang menjadikan beton kadang kala basah dan kadang kala kering dianggap
sebagai prosedur perawatan yang tidak sesuai.
Bila Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas menyetujui, dapat digunakan bahan
perawatan beton (curing compound)berupa membran cair yang sesuai dengan AASHTO M148
Tipe 2 sebagai bahan perawatan pada beton struktur dan beton lining mulai dari awal sampai
akhir perawatan.
Apabila pada masa perawatan terjadi kerusakan pada lapisan membran maka bidang-
bidang yang rusak tersebut harus dilapis ulang sebagaimana persyaratan awal. Bahan perawat
harus diaplikasikan pada bidang yang terbuka segera setelah cairan yang mengkilat di permukaan
beton telah hilang atau segera setelah cetakan beton dibuka. Apabila akan terjadi keterlambatan
dalam memasang bahan perawatan beton maka permukaan beton harus dijaga tetap basah
sampai bahan perawat beton dapat diaplikasikan.
Bahan perawat beton harus disemprot dengan menggunakan peralatan yang dapat
menghasilkan semprotan / semburanhalus dan seluruh bahan harus terlebih dahulu diaduk
merata sebelum digunakan. Permukaan harus segera disemprot kembali dengan arah tegak lurus
terhadap penyemprotan pertama. Dosis pada setiap lapisan tidak boleh kurang dari 1 liter untuk
setiap 3.6 m2 permukaan beton. Perhatian harus diberikan untuk mencegah tersemprotnya
bidang persambungan dimana akan dibutuhkan pengikatan antara beton dengan besi tulangan
dan pada persambungan dimana joint sealer akan dipasang.
2.1.6. PENYELESAIAN PERMUKAAN BETON
Permukaan beton harus diselesaikan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar atau
sebagaimana yang diminta oleh Direksi Pekerjaan. Permukaan akhir beton harus rapi, seragam,
padat dan bebas dari sarang tawon, benjolan, gelombang, ketidak teraturan dan cacat.
Penyelesaian permukaan beton, bila diperlukan, harus dilaksanakan hanya oleh pekerja yang ahli
untuk itu.
Perbaikan pada permukaan beton hanya boleh dilakukan apabila permukaan beton
tersebut telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas – bila tidak
maka perbaikan tersebut akan ditolak.
Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan permukaan beton, terdapat bahagian pekerjaan
yang mutu pengerjaannya diduga rendah atau terdapat cacat maka, untuk memastikan mutunya,
Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk melakukan
pengujian pada beton tersebut, termasuk pengujian dengan cara penghancuran pada sampel
yang diambil dari bahagian beton tersebut.

172
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran untuk berbagai klasifikasi Tipe beton harus dibuat dalam meter kubik (m³)
yang diukur dari bersih dari bangunan sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar. Tidak
dilakukan pengurangan volume beton sehubungan dengan keberadaan besi tulangan beton yang
tertanam di dalamnya.
Pembayaran terhadap semua klasifikasi Tipe beton akan dilakukan menggunakan harga
satuan yang sesuai pada Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan dianggap sudah termasuk
seluruh biaya yang dibutuhkan untuk seluruh pekerja, bahan, pelengkapan, peralatan,
penuangan beton, penggetaran dan perawatan beton, penyediaan bahan perawatan beton,
bahan admixture beton, bahan additives, penyelesaian permukaan beton dan semua jalan
sementara dan pendukungnya, semua penutup dan pengaman sementara.

2.2. PEKERJAAN BESI TULANGAN BETON


2.2.1. BESI TULANGAN
Penyedia Jasa harus menyediakan, memotong, membengkok, dan menempatkan seluruh
besi tulangan sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
Kecuali bila telah ditentukan pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, besi
tulangan harus berupa besi polos. Besi polos sesuai standar SNI yang setara. Tulangan pabrikasi
harus sesuai dengan standar SNI yang setara.
2.2.2. GAMBAR PEMBESIAN
Penyedia Jasa harus mempersiapkan dan mengajukan usulannya kepada Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas, seluruh gambar rencana penulangan yang diperlukan, daftar
batang besi dan rencana pembengkokkannya sebelum tulangan ditempatkan di Pekerjaan.
2.2.3. PEMASANGAN BESI TULANGAN
Besi tulangan harus dipotong, dibengkok, ditempatkan, dan diikat dengan kaku satu sama
lain pada posisinya yang tepat sehingga didapat bentuk dan dimensi sebagaimana dimaksudkan
dalam gambar kerja yang telah disetujui. Susunan tulangan secara keseluruhan, untuk
sementara, harus disokong / dicagak untuk mempertahankannya tetap di posisinya yang benar
selama proses pengecoran dan pemadatan beton. Ujung kawat pengikat harus dibengkok ke arah
badan utama beton dan tidak diijinkan muncul di permukaan beton.
Agar nantinya didapat selimut beton yang ditentukan maka dapat digunakan blok
pengatur jarak (beton tahu) yang diikat dengan kawat beton agar posisinya tidak berubah, dan
dengan mutu beton yang setidaknya sama dengan mutu beton pada beton di tempat tulangan
beton yang akan dicor. Blok pengatur jarak tersebut harus dibasahi terlebih dahulu segera
sebelum pengecoran.
Kawat beton yang digunakan harus kawat yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan
Pengawas.
Sebelum beton dicor, seluruh besi tulangan beton harus dibersihkan terlebih dahulu dan
bebas dari karat, kerak, lumpur, minyak atau pelapisan lain pada besi tulangan beton yang dapat
mengurangi ikatan besi dengan beton. Seluruh tulangan yang sudah terikat harus diperiksa dan
disetujui Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas terlebih dahulu sebelum dimulainya pengecoran
beton. Penyedia Jasa harus memberi tahu kesiapan untuk pemeriksaan tulangan setidaknya 24
jam sebelum rencana pengecoran.

173
2.2.4. SELIMUT BETON
Semua besi tulangan harus dipasang dengan mengaturnya sehingga didapat tebal selimut
beton yang sesuai dengan ketentuan dalam gambar atau sesuai perintah Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas.

2.2.5. PENYAMBUNGAN BESI TULANGAN


Untuk mendapatkan panjang tulangan sebagaimana yang ditentukan dalam Gambar maka
harus digunakan tulangan dengan ukuran panjang yang penuh. Penyedia Jasa hanya diijinkan
untuk melakukan penyambungan pada tempat yang ditunjukkan dalam gambar dan tidak
diijinkan penyambungan dengan cara pengelasan, kecuali hal-hal tersebut telah mendapat
persetujuan Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
Penyambungan hanya diijinkan dengan cara penyambungan over lap dengan panjang
over lap sebagaimana ditunjukkan dalam gambar. Bila tidak ditentukan dalam gambar maka
panjang over lap harus minimal 30 x dari diameter batang tulangan. Besi yang over lap harus
diikat dengan kuat dan harus dijaga rencana tebal selimut betonnya.
2.2.6. BESI ANGKER
Sebelum beton dituang, Penyedia Jasa harus memastikan bahwa seluruh angker sudah
berada di posisinya sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar dan terikat kuat.Seluruh angker
harus bersih dan bebas dari karat, minyak, mortar atau bahan yang merusak lainnya.
Pengukuran dan Pembayaran
Kecuali pada beton pracetak, pengukuran dari besi tulangan, apakah untuk besi polos
maupun besi ulir, harus dilakukan dalam satuan Kg, yang beratnya dihitung berdasarkan ukuran
dan panjang batang yang ditunjukkan dalam tabel rencana penulangan yang telah disetujui
Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
Diameter besi polos
Diameter (mm) Ø6 Ø8 Ø10 Ø12 Ø16 Ø19 Ø22 Ø25 Ø28 Ø32
Unit weight (kg/m) 0.222 0.395 0.617 0.888 1.58 2.23 2.98 3.85 4.83 6.31

Bila diameter tulangan tidak terdapat dalam tabel di atas maka beratnya akan ditentukan
lebih lanjut oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas untuk digunakan pada penghitungan
berat besi tulangan.
Tidak dilakukan pembayaran terpisah untuk penjepit, pengikat, alat pemasang atau
bahan-bahan lain yang digunakan untuk menempatkan dan memasang besi tulangan beton
tersebut. Biaya tersebut harus sudah dimasukkan ke dalam harga satuan besi tulangan.
Pembayaran besi tulangan beton akan dilakukan menggunakan harga satuan Kilogram
(Kg) yang sesuai yang ada dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus
dianggap sudah termasuk biaya-biaya pekerja, peralatan, bahan, perkakas, dan pekerjaan
lainnya yang dibutuhkan untuk memotong, membengkokkan, memasangnya menjadi rangkaian
tulangan, menempatkannya, menyetel, dan menyelesaikan keseluruhan penulangan besi beton
yang dimaksudkan dalam Spesifikasi ini.

2.3. PEKERJAAN CETAKAN BETON (BEKISTING)


2.3.1. PEMBUATAN CETAKAN BETON
Desain dan pembuatan seluruh cetakan beton sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa semata. Cetakan beton dapat dibuat dari kayu atau besi. Desain cetakan, penyekat,
perancah, penopang, penguat, pengikat, serta gambar kerja, bahan yang akan digunakan, dan

174
metode pelaksanaannya harus diajukan kepada Direksi Pekerjaan paling lambat 2 minggu
sebelum dimulai pembuatannya. Cetakan harus mampu untuk memikul beban beton yang masih
plastis, beban karena penuangan beton, beban saat pengecoran, beban tambahan lainnya, dan
tidak terjadi deformasi yang besar serta tidak bocor.
Cetakan beton harus dibuat dengan akurat untuk mendapatkan bentuk beton yang sesuai
dengan Gambar dan dilengkapai dengan fasilitas membuka untuk keperluan inspeksi cetakan
bahagian dalam.
Cetakan beton untuk beton yang akan terbuka harus dilapis dengan plywood atau metal,
sebagaimana yang disetujui Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas, sehingga diperoleh
permukaan akhir beton yang halus dan bertekstur segaram. Material pelapis tidak boleh
meninggalkan noda pada beton.
Untuk mengikat cetakan dapat digunakan penjepit atau baut. Baut dan penjepit cetakan
harus dalam jumlah dan kekuatan yang cukup untuk mencegah mengembangnya cetakan beton.
Baut dan penjepit cetakan harus dapat dibuang atau dipotong 2 cm atau lebih dibawah
permukaan beton.
Permukaan cetakan yang akan bersinggungan / kontak dengan beton harus dioles dengan
bahan yang tidak membuat beton menjadi melekat dan yang tidak menimbulkan noda sehingga
cetakan beton dapat dilepas dengan bersih. Pelumas tersebut harus diaplikasikan sebelum
pengikatan tulangan dan harus dijaga dengan baik agar bahan pelumas tersebut tidak
bersinggungan dengan tulangan.Sebelum pengecoran beton, seluruh cetakan harus dibersihkan
seluruhnya dan dibasahi.
Ke dalam cetakan, Penyedia Jasa harus memasang seluruh tulangan yang dibutuhkan,
waterstop, angker, elemen penyambung, lengan, bahan penancap lainnya yang termasuk dalam
spesifikasi dan gambar.
Tidak diperbolehkan untuk menuang beton ke dalam cetakan sampai seluruh pekerjaan
yang berhubungan dengan pembuatan cetakan dan penempatan seluruh besi tulangan, angker
dan bahan tertancap telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
2.3.2. PEMBONGKARAN CETAKAN BETON (BEKISTING)
Cetakan vertikal pada bangunan hanya dapat dibuka bila beton telah berumur 3 hari.
Cetakan dan penyokong sementara dari balok dan lantai menggantung harus dijaga untuk tetap
ditempatnya dalam suatu periode minimum 10 hari atau sampai beton mencapai suatu tegangan
tekan sedikitnya 85% dari tegangan yang disyaratkan. Cetakan samping dari saluran pasangan
dapat dibongkar setelah 24 jam dari saat pengujian beton.
Penyedia Jasa harus menjamin bahwa metode kerja yang digunakan dalam membongkar
cetakan tidak akan mengakibatkan rusaknya permukaan beton atau bangunan.

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran cetakan beton harus dibuat dalam meter kuadrat (m2). Kuantitas harus
dihitung netto dari area permukaan akhir yang kontak dengan beton sebagaimana yang
ditunjukkan dalam Gambar, termasuk bentuk permukaan sambungan dan celah besar.
Pembayaran cetakan beton akan dilakukan menggunakan harga satuan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus dianggap sudah mencakup biaya pekerja,
peralatan, bahan dan pekerjaan lain yang berkaitan, termasuk pemasangan dan pembongkaran
cetakan dan penyediaan dan pemindahan setiap sokong, perancah, jalan masuk dan kayu yang
dibutuhkan.

175
2.3.3. PEKERJAAN PERSAMBUNGAN
3.3.1. SAMBUNGAN KONSTRUKSI (CONSTRUCTION JOINT)

Persambungan konstruksi hanya akan dibuat pada lokasi yang ditunjukkan dalam
Gambar atau yang disetujui Pengguna Jasa, kecuali dalam hal pembongkaran atau
hal-hal yang tidak terduga sebelumnya dan karena penghentian / penundaan yang
tidak dapat dihindari.
Beton baru akan dituang pada persambungan konstruksi bila beton sebelumnya
telah berumur sekurang-kurangnya 24 jam. Permukaan beton lama harus
dibersihkan terlebih dahulu dari pasta semen dan beton yang cacat dengan cara
menyemprot dengan air bertekanan, mengupas, menyikat dengan brus kawat
hingga diperoleh permukaan yang bersih dan mempunyai ikatan agregat yang kuat.
Setelah permukaan beton dibersihkan, sebelum beton baru dituang, maka beton
harus terlebih dahulu dijenuhkan dengan air selama 4 jam. Segera sebelum beton
baru dituang, pada seluruh bermukaan beton lama yang akan disambung harus
dituangkan bahan pengikat beton (bonding-agent) atau, bila disetujui Pengguna
Jasa, dengan lapisan mortas tipis dari campuran 1 pasir : 2 semen.
Pengukuran dan Pembayaran
Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan
pembuatan sambungan, dianggap sudah termasuk di dalam harga satuan beton
yang terkait

3. PEKERJAAN BATU DAN PLESTERAN

3.1. PEKERJAAN PASANGAN BATU

3.1.1. BATU KALI UNTUK PASANGAN BATU


Batu untuk pasangan batu harus batu yang berasal dari sungai atau dari quarry batu
dimana batu tersebut harus kuat, keras, awet / dapat bertahan lama, padat, bebas dari
retakan, tahan terhadap udara dan air dan dalam segala hal cocok untuk pekerjaan pasangan
batu. Berat jenis batu tidak boleh kurang dari 2.5 Kg/cm3. Ukuran maksimum dari batu adalah
2/3 dari tebal lining atau tebal bangunan, dan tidak lebih dari 40 cm. Batu yang digunakan harus
mempunyai ukuran yang seragam sehingga tidak terdapat rongga yang besar di antara batu.
Batu harus bersih, bebas minyak, tanah lempung, dan dari semua bahan yang dapat
mengakibatkan berkurangnya daya lekat mortar dengan batu.
Penggunaan kembali batu yang berasal dari bekas atau hasil bongkaran bangunan lama
hanya diijinkan bila mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas. Bila
diijinkan untuk digunakan, permukaan batu lama harus disikat hingga bersih dari material yang
dapat mengganggu daya lekat mortar dengan batu.
3.1.2. MORTAR
Mortar digunakan pada pekerjaan pasangan batu sebagai pengikat dan pengisi rongga di
antara batu, dengan campuran 1 : 4 ( 1 Porland cement, 4 Pasir )
Semen, pasir dan air yang digunakan untuk mortar harus memenuhi persyaratan
spesifikasi ini. Pengadukan mortar dengan tangan tidak diijinkan. Penyedia Jasa harus menjamin
bahwa bahan yang digunakan terukur dengan akurat perbandingannya secara volume dan diaduk
secara mekanis.
176
Secara keseluruhan, pekerjaan pasangan batu tidak boleh dimulai sebelum Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas menyetujui semua bahan, gambar, dan metode pelaksanaan. Pekerjaan
pasangan batu suatu bangunan baru dapat dilaksanakan bila pekerjaan pondasi telah selesai dan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
3.1.3. PEMASANGAN MORTAR DAN BATU KALI
Sebelum digunakan, batu harus direndam terlebih dahulu sampai mendekati jenuh agar batu
tidak menyerap air dari mortar. Sebelum mulai memasang batu, Penyedia Jasa harus harus menuang
terlebih dahulu mortar setebal tidak kurang dari 3 cm di atas tanah pondasi yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Penyedia Jasa harus mempersiapkan lokasi pekerjaan sehingga pekerjaan pondasi dan
pasangan batu di atasnya dikerjakan dalam kondisi kering dan tidak berlumpur.
Batu harus dipasang dengan tangan dengan cara yang tepat sehingga seluruh permukaan batu
dan rongga di antara batu sepenuhnya berisi mortar dengan padat. Batu harus dipasang sehingga jarak
antara permukaan batu yang satu dengan yang lainnya seragam sebesar 2 cm. Pengerjaan pasangan batu
harus dilakukan berangsur-angsur sampai suatu batas sampai ketinggian yang diyakini tidak akan
mengakibatkan bergesernya susunan batu yang telah dipasang akibat dari beratnya sendiri.
Kecuali bila ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana diarahkan Direksi Pekerjaan/Konsultan
Pengawas, dan bila di balik pasangan batu terdapat muka air tanah yang lebih tinggi dari muka air di sisi
muka pasangan batu maka, pada sisi tegak dan sisi miring pasangan batu dengan luas setiap 4 m2, harus
dipasang pipa lobang rembesan (weep hole) yang memenuhi spesifikasi .
Permukaan pasangan batu yang akan diplester, kecuali sudut-sudut dan permukaan
bagaian atas, harus diberi celah/sela sedalam 0,50 cm sampai 1 cm dari permukaan batu, dengan
ketebalan 1 sampai 2 cm. Sebelum memulai pekerjaan plesteran atau siar maka permukaan batu
yang akan diplester atau disiar harus dibersihkan dan dibasahi terlebih dahulu. Seluruh pekerjaan
pasangan batu, termasuk pekerjaan plesteran dan siar, harus dirawat sebagaimana perawatan
pada pekerjaan beton.
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pasangan batu harus dibuat dalam volume
meter kubik (m3), yang dihitung berdasarkan garis bangunan yang ditunjukkan dalam Gambar
atau sebagaimana diarahkan Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas. Tidak dilakukan
pengurangan volume pasangan batu akibat adanya besi tulangan, angker, pipa lubang drainase
atau pipa di dalamnya.
Pembayaran pekerjaan pasangan batu akan dibuat menggunakan harga satuan yang
sesuai pada Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut dianggap sudah termasuk seluruh
biaya yang dibutuhkan untuk pekerja, bahan dan peralatan, pengeringan dan pekerjaan
sementara lainnya (kecuali ditentukan lain dalam Kontrak), yang dibutuhkan untuk melaksanakan
dan menyelesaikan pekerjaan pasangan batu, termasuk semua keperluan insidentil untuk
menyelesaikan pekerjaan.
3.1.4. BATU BATA UNTUK PASANGAN BATU
Batu yang dipergunakan adalah batu bata yang sifat fisiknya persegi panjang, dengan
dimensi yang telah disetujui Direksi. Batu bata terbuat dari campuran tanah liat dan pasir di cetak
dalam ukuran tertentu kemudian di jemur sampai dengan kering. Batu bata yang telah kering
dibakar dalam tunggu pembakaran sampai matang dengan indikasi warna pisik batu bata
berubah dari warna coklat tanah ke warna merah ke hitaman.

Semua batu yang akan dipergunakan untuk pembuatan pasangan batu bata, harus
bersih, tidak cacat, matang (lama pembakaran cukup) tidak keropos, dan bebas dari retakan-
retakan. Pasir yang dipergunakan untuk pembuatan adukan semen, harus pasir yang tajam,
keras, dan tidak mengandung kerikil yang keropos, tanah liat dan memenuhi syarat-syarat teknik
177
yang telah disebutkan dalam Bab sebelumnya, tentang pasir untuk beton. Pasir yang akan
dipergunakan, dan tempat pengambilannya terlebih dahulu harus mendapat persetujuan direksi.

Semen Portland yang akan dipergunakan harus disediakan oleh Penyedia Jasa, dan harus
memenuhi syarat-syarat teknik yang telah ditentukan pada Bab sebelumnya. Air yang akan
dipergunakan untuk mengaduk campuran semen pasir harus air bersih yang bebas dari lumpur,
bahan organic, asam, kandungan garam, dan kotoran-kotoran lain. Air yang akan dipergunakan
lebih dahulu ditest dan disetujui oleh direksi.
3.1.5. PEMASANGAN BATU BATA
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan dinding bangunan rumah jaga dan pekerjaan lain seperti
yang dipersyaratkan. Ukuran batu bata adalah 5 x 11 x 22. Mortar yang digunakan untuk
pekerjaan pasangan batu bata harus terdiri dari semen dan pasir yang dicampur dengan
perbandingan volume 1 semen : 4 pasir. Sebelum pemasangan, bata harus direndam dalam air
terlebih dahulu untuk mencapai daya rekat yang baik.
Pemasangan batu bata harus membentuk bidang tegak, rata mendatar dan atau sesuai
gambar yang telah disetujui. Tiap tahap pemasangan diperlukan max. 24 (dua puluh empat) lapis
perhari dan tinggi tiap tahapan tidak boleh berbeda lebih dari 1 (satu) meter dari bagian lainnya.
Bagian atas pasangan batu bata diakhiri dengan ring balok beton, gambar pelaksanaan dan atau
sesuai petunjuk Direksi/Pengawas lapangan/konsultan pengawas.
Pengukuran dan pembayaran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pasangan batu bata harus dibuat dalam volume
meter bujur sangkar (m2), yang dihitung berdasarkan garis bangunan yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana diarahkan Direksi Pekerjaan. Tidak dilakukan pengurangan volume
pasangan batu bata akibat adanya besi tulangan, angker, pipa lubang drainase atau pipa di
dalamnya.
Pembayaran untuk pekerjaan pasangan batu bata dilakukan menggunakan harga satuan
dengan kuantitas volume (m2) atau sesuai dengan uraian pada Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
satuan tersebut dianggap sudah termasuk biaya pekerja, peralatan, bahan, dan biaya insidentil
lainnya (kecuali ditentukan lain dalam Kontrak), untuk menyelesaikan pekerjaan atau dengan
metode apapun dilaksanakan harus dianalisis dalam biaya upah tenaga kerja, bahan dan
peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan pasangan batu sampai selesai
terpasang.

3.2. PEKERJAAN PLESTERAN


3.2.1. UMUM
Yang dimaksud dengan pekerjaan plesteran, dalam syarat ini adalah pekerjaan untuk
menutup pasangan batu dengan tahapan persiapan, pembuatan dan pemasangan plesteran,
Pekerjaan plesteran dikerjakan setelah pemasangan batu selesai dilakukan. Pekerjaan plesteran
harus dikerjakan seperti yang ditentukan dalam gambar rencana atau seperti yang
ditentukan oleh Direksi/Pengawas/Konsultan Pengawas
Bahan-bahan material yang dipergunakan sebagai berikut :
3.2.2. SEMEN.
Semua semen Portland yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan plesteran, siaran,
grout dan mortar harus disediakan oleh Penyedia Jasa, dan harus sesuai dengan syarat-syarat
yang diminta seperti yang telah ditentukan pada Bab sebelumnya.

178
3.2.3. PASIR
Pasir yang akan digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut harus disediakan
oleh Penyedia Jasa, Pasir- pasir yang digunakan, harus pasir yang tajam, keras tidak
mengandung bahan-bahan lapuk, Lumpur dan kotoran-kotoran, serta sesuai engan syarat-
syarat yang telah ditentukan dalam Bab sebelumnya, mengenai Beton. Sebelum pasir
digunakan lebih dahulu asal dan kualitas pasir harus disetujui oleh Direksi/Pengawas
pekerjaan/Konsultan Pengawas.
3.2.4. AIR
Air yang akan digunakan untuk mencampur adukan semen, pasir, halus bebas dari
kandungan- kandungan Lumpur, bahan organik, asam, kandungan garam dan kotoran- kotoran
lain. Air yang akan digunakan harus diuji lebih dahulu dan harus disetujui oleh
Direksi/Pengawas pekerjaan/ Konsultan Pengawas.
3.2.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN PLESTERAN PADA PASANGAN BATU KALI
Campuran semen yang akan digunakan untuk pembuatan plesteran pada pasangan batu
harus dibuat dengan perbandingan 1 : 3 (1 bagian semen Portland dan 3 bagian pasir kemudian
air secukupnya, sehingga dapat menghasilkan campuran yang padat dan siap untuk
dipergunakan.
Sebelum diplester semua permukaan, dan juga tempat-tempat sambungan semen, harus
disikat dengan sikat baja, dengan maksud untuk membuang ceceran- ceceran semen permukaan
tersebut, kemudian dicuci. Semua sudut- sudut dan permukaan bagaian atas dari pasangan batu
harus diplester dengan tebal ± 1,50 cm.
Pengukuran dan Pembayaran.
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan plesteran harus dibuat dalam meter kuadrat
(m2), yang dihitung dari garis ukuran permukaan pasangan batu yang diplester sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar.
Pembayaran pekerjaan plesteran akan dibuat menggunakan harga satuan yang sesuai
pada Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus dianggap sudah termasuk seluruh
biaya yang dibutuhkan untuk pekerja, bahan dan peralatan, pengeringan dan pekerjaan
sementara lainnya (kecuali ditentukan lain dalam Kontrak), yang dibutuhkan untuk melaksanakan
dan menyelesaikan pekerjaan plesteran, termasuk semua keperluan insidentil untuk
menyelesaikan pekerjaan.
3.2.6. PELAKSANAAN PEKERJAAN PLESTERAN PADA PASANGAN BATU BATA
Lingkup pekerjaan plesteran mencakup seluruh permukaan pasangan bata yang telah
terpasang dengan ketebalan antara 1,5 cm. Campuran semen yang akan digunakan untuk
pembuatan plesteran pada pasangan batu harus dibuat dengan dan 1 : 4 (1 bagian semen
Portland dan 4 bagian pasir ) kemudian air secukupnya, sehingga dapat enghasilkan campuran
yang padat dan siap untuk dipergunakan.
Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus terhadap
lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang. Sebelum diplester, lakukan
penyiraman/curring terlebih dahulu pada permukaan dinding bata untuk menghindarkan
keretakan. Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur).
Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk memperoleh hasil
acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen, permukaan acian sebelum
mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok.
Pengukuran dan Pembayaran.
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan plesteran batu bata harus dibuat dalam meter
kuadrat (m2), yang dihitung dari garis ukuran permukaan pasangan batu yang diplester
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.

179
Pembayaran pekerjaan plesteran batu bata akan dibuat menggunakan harga satuan yang
sesuai pada Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus dianggap sudah termasuk
seluruh biaya yang dibutuhkan untuk pekerja, bahan dan peralatan, pengeringan dan pekerjaan
sementara lainnya (kecuali ditentukan lain dalam Kontrak), yang dibutuhkan untuk melaksanakan
dan menyelesaikan pekerjaan plesteran, termasuk semua keperluan insidentil untuk
menyelesaikan pekerjaan.

4. PEKERJAAAN BAK PENGUMPUL

E.1. PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN BESI PROFIL

Pekerjaan pengadaan dan pemasangan besi profil yang dimaksudkan adalah untuk
pembuatan tower penampung air (tangki) yang dipasang pada beberapa titik sesuai dengan
gambar yang telah disetujui direksi

Bahan
Bahan dari pemasangan besi profil ini adalah jenis besi siku ukuran 6.60.60 dan 7.7.70 yang
sesuai dengan persyaratan standart SNI 07 2054, atau JIS G3101 SS 400, ASTM A 36, BS
4360 , DIN 17 100, JIS 3106 atau berpedoman kepada standar yang mutunya sama dengan
jenis tersebut diatas yang telah disetujui oleh direksi

Pelaksanaan
Penyedia jasa harus mengerjakan konstruksi besi siku dengan bentuk dan ukuran seperti
yang tercamtum dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan

Pengukuran dan Pembayaran.


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pengadaan dan pemasangan besi profil harus
dibuat dalam Kilogram (Kg), yang dihitung berdasarkan jumlah yang terpasang sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar.
Pembayaran pekerjaan pengadaan dan pemasangan besi profil akan dibuat menggunakan
harga satuan yang sesuai pada Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus dianggap
sudah termasuk seluruh biaya yang dibutuhkan untuk pekerja, bahan dan peralatan, yang
dibutuhkan untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan pemasangan besi profil, termasuk
semua keperluan insidentil untuk menyelesaikan pekerjaan.

E.2. PEKERJAAN PENGADAAAN DAN PEMASANGAN BESI PLAT

Pekerjaan pengadaan dan pemasangan besi plat yang dimaksudkan adalah untuk
pembuatan alas atau tumpuan dari penampung air (tangki) yang dipasang pada setiap tower
penampung air

Bahan
Bahan dari pemasangan besi plat tebal 8 mm yang sesuai dengan persyaratan standart SNI
07- 0601-2006, atau JIS G3131 , JIS G3101 SS 400, ASTM A 36, 3106
atau berpedoman kepada standar yang mutunya sama dengan jenis tersebut diatas yang
telah disetujui oleh direksi

Pelaksanaan
Penyedia jasa harus mengerjakan konstruksi besi plat dengan bentuk dan ukuran seperti
yang tercamtum dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan

180
Pengukuran dan Pembayaran.
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pengadaan dan pemasangan besi plat dibuat
dalam Kilogram (Kg), yang dihitung berdasarkan jumlah yang terpasang sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar.
Pembayaran pekerjaan pengadaan dan pemasangan besi plat akan dibuat menggunakan
harga satuan yang sesuai pada Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus dianggap
sudah termasuk seluruh biaya yang dibutuhkan untuk pekerja, bahan dan peralatan, yang
dibutuhkan untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan pemasangan besi plat, termasuk
semua keperluan insidentil untuk menyelesaikan pekerjaan.

E.3. PEKERJAAN PENGADAAAN DAN PEMASANGAN TANGKI AIR 3 M3

Pengadaan dan pemasangan tangki air terbuat dari bahan stainless atau fiber kapasitas 3 m3
yang cocok untuk air tanah dengan yang memenuhi standar sebagai berikut : Tahan Korosi,
Tahan terhadap suhu rendah dan tinggi, Ramah Lingkungan dan tahan lama. Ketebalan
tangki stainless minimal 5 mm – dan untuk tangki fiber minimal 6 mm

Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pengadaan dan pemasangan besi plat dibuat
dalam buah (Bh), yang dihitung berdasarkan jumlah yang terpasang sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar.
Pembayaran pekerjaan pengadaan dan pemasangan tangki air akan dibuat menggunakan
harga satuan yang sesuai pada Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus
dianggap sudah termasuk seluruh biaya yang dibutuhkan untuk pekerja, bahan dan
peralatan, yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan pemasangan
besi plat, termasuk semua keperluan insidentil untuk menyelesaikan pekerjaan.

5. PEKERJAAAN PIPA DAN AKSESORIS (GIP)

E.1. PENGADAAN PIPA

MATERIAL DAN FABRIKASI


Pipa baja/steel harus dibuat dari pelat atau lembaran baja dan sambungannya
menggunakan pengelasan tumpul (arc-welded) atau pengelasan listrik, dikerjakan di pabrik,
dites dan dibersihkan.

Lembaran atau pelat-pelat baja harus mempunyai batas keruntuhan minimum tidak kurang
dari 226 N/mm2 (2300 kg/cm2) dan harus memenuhi standard berikut :
 SNI 07-0949-1989 Pelat baja carbon untuk uap dan bejana tekan.
 SNI 07-0822-1989 Baja karbon strip canai panas untuk pipa
 SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
 ASTMA283, Grade D
 ASTMA570, Grade 33
 JISG 3101, Class 2
 JISG 3452, SGP
 JIS G 3457, STPY
 Pipa GIP Median

181
Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-0822-1989 atau Sll 2527-
90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457. Ketebalan dan lebar pengelasan harus cukup merata
pada seluruh panjang pipa dan dibuat secara otomatis, kecuali atas persetujuan Pengguna
Barang boleh dilakukan pengelasan manual dengan prosedur yang sesuai oleh tukang yang
berpengalaman.

Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat dipabrik
harus dengan pengelasan sudut (butt welded). Banyaknya pengelasan pabrik maksimum
yang diizinkan adalah satu pengelasan memanjang dan tiga pengelasan keliling untuk setiap
batang pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6 (enam) meter atau kurang, kecuali
ditentukan lain.

DIMENSI PIPA
Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus mempunyai
ukuran diameter luar dan ketebalan dinding minimum sebelum dilapisi pelindung dalam dan
luar sebagai berikut:

Tabel Diameter Luar dan Ketebalan Dinding Pipa Baja


Diameter Diameter Luar Ketebalan Dinding
Nominal (mm) Minimum (mm)
(mm)

50 50 2.50
75 78 3.20
100 114.3 4.00
150 168.3 5.00

PENGADAAN DAN PEMASANGAN AKSESORIS PIPA

Pengadaan dan pemasangan aksesoris pipa dilakukan sesuai dengan kebutuhan pada yang
diperlukan dilapangan. Pemasangan aksesoris harus tepat pada setiap titik yang akan
dipasang sesuai dengan ukuran aksesorisnya. Pada waktu pemasangan dipastikan benar-
benar kuat dan tidak menimbulkan cacat pada pipa yang dipasang

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN PENGADAAN PIPA STEEL


Pengukuran kuantitas untuk pembayaran pekerjaan ini dilakukan sesuai dengan satuan
meter panjang (m’) bahan pipa yang sudah berada dilokasi pekerjaan.

Pengukuran dan Pembayaran Pengadaan dan Pemasangan Aksesoris Pipa


Pengukuran kuantitas untuk pembayaran pekerjaan Aksesoris pipa (Gate Valve, Air Valve,
Flange Socket dan lain-lainnya ) ini dilakukan sesuai satuan jumlah (bh). Pembayaran
dilakukan dengan satuan kuantitas buah (bh), pembayaran yang dihitung bahan yang telah
terpasang.

182
E.2. PEMASANGAN PIPA STEEL

UMUM
E. 1.1. RAMBU -RAMBU LALU LINTAS KESELAMATAN KERJA
Dimana yang dipandang perlu, Penyedia Jasa harus menyediakan rambu-
rambu (tanda-tanda) untuk keperluan lalu lintas yang dilewati. Rambu-rambu
tersebut harus jelas untuk menjamin keselamatan lalu lintas. Bila pekerjaan
harus memotong/menyeberangi jalan yang sibuk, Penyedia Jasa harus
melaksanakan secara bertahap dan apabila perlu dikerjakan pada malam hari.
Biaya yang diperlukan untuk keperluan-keperluan tersebut, diatas harus sudah
termasuk dalam kontrak.

E. 1.2. PEMERIKSAAN TRASE DAN ELEVASI PIPA


Instansi yang berwenang atau direksi, akan memeriksa trase dan elevasi
(ketinggian) jalur pipa pada gambar dan akan mematok (stake out) trase
tersebut di lapangan. Penyedia Jasa harus membayar sejumlah biaya untuk
pemeriksaan dan pematokan tersebut kepada instansi yang berwenang.

E. 1.3. TANGGUNG JAWAB PENYEDIA JASA


Penyedia Jasa harus bertanggung jawab agar persyaratan dasar untuk pipa
induk diletakkan dan dipasang pada jalur dan ketinggian yang ditetapkan dan
dengan fitting, valve dan saluran pembuang pada lokasi yang ditentukan.
Untuk maksud ini, Penyedia Jasa harus diminta membuat patok pekerjaan atau
titik referensi atas biaya Penyedia Jasa sendiri.
Setelah Pipa sampai dilokasi pekerjaan akan diambil contoh acak oleh direksi
pekerjaan untuk keperluan pengujian pipa sesuai dengan standard dan
spesifikasi teknis yang ditentukan, pengujian dilakukan di laboratorium
Independent dan biaya pengujian dibebankan oleh Penyedia Jasa.

E.2. PEMASANGAN PIPA


E. 2.1. PENURUNAN PIPA KEDALAM GALIAN
Peralatan perkakas dan fasilitas direksi lain harus disediakan dan digunakan
oleh Penyedia Jasa untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan.
Semua pipa dan assesoris harus diturunkan secara hati – hati kedalam galian
satu persatu dengan batasan diameter/ yang diizinkan Direksi sesuai dengan
kondis lapangan memakai “crane”, Derek, tali/tambang, atau dengan mesin,
perkakas, atau peralatan lainnya yang sesuai dengan cara sedemikian rupa agar
mencegah kerusakan terhadap bahan, lapisan pelindung luar (protective
coating) serta lapisan pelindung dalam (Linning). Bahan tersebut sama sekali
tidak diperkenankan dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian.
Jika kerusakan terjadi pada pipa atau perlengkapan lainnya pada saat
penanganannya harus segera dilaporkan kepada Direksi. Direksi akan
menentukan perbaikan yang diperlukan atau menolak bahan yang rusak
tersebut.

E. 2.2. PEMERIKSAAN SEBELUM PEMASANGAN


Semua Pipa dan assesoris harus diperiksa secara hati – hati dari kemungkinan
kerusakan, pada saat diatas galian sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir.
Setiap ujung pipa harus dip[eriksa dengan secara khusus, karena daerah ini
paling mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya.
Pipa atau assesoris yang rusak/cacat harus diletakkan terpisah untuk
183
pemeriksaan oleh direksi yang akan menentukan perbaikan yang diperlukan
ataupun menolaknya.

E. 2.3. PEMBERSIHAN PIPA DAN ASSESORIS


Bagian luar dan dalam ujujng pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan
bersih, dikeringkan dan bebas dari minyak dan lemak sebelum pipa dipasang.
Bila ada profil pengaku badan (stiffeners) guna melindungi ujung pipa, semua
profil pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda
asing lainnya dalam pipa.

E. 2.4. PERLETAKAN PIPA


Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk
kedalam pipa pada saat pipa diletakkan pada jalur.
Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain,
atupun benda – benda lainnya ditempatkan dalam pipa.
Saat saluran panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang
berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan
pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa ditempatkan dengan bahan
urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian yang sama
kecuali pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk
mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.
Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan dengan cara yang disetujui oleh direksi.
Sebelum Pipa dimasukkan ke dalam galian jalur pipa terlebih dahulu galiaan
dibersihkan dari barang-barang yang menghambat jalur pipa, apabila di
dalam jalur pipa terdapat genangan air harus dibeersihkan dengan cara
memompa air tersebut keluar dengan pompa air.

E. 2.5. PEMOTONGAN PIPA


Pemotongan pipa untuk menyisipkan assesoris atau tujuan lainnya, harus
dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapih dan baik,
tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung
dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat
terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa baja harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang
diminta terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar
maupuan lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong
tersebut, harus dipotong serong ( Beveled ) dengan ukuran yang sama
sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi.
Tidak boleh assesoris dipotong untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh
tidak ada instruksi tertulis yang diberikan kepada Penyedia Jasa dari Direksi.

E.3. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN PEMASANGAN PIPA STEEL


Pengukuran kuantitas untuk pembayaran pekerjaan ini dilakukan sesuai
dengan satuan volume meter panjang (m’) yang terpasang dan sudah
termasuk bahan aksesoris paking, bend, klem-anker-bout, pipa diatas
permukaan,pencucian kecuali item aksesoris tersebut tertulis pada Daftar
Kuantitas dan Harga.

184
E. 3.1. PENGELASAN
Pengelasan pipa Steel di lapangan harus sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan berikut ini. Hal – hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini,
mengacu pada standard ataupun pedoman (code) berikut ini.
Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat
lebih dalam agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang
dilakukan diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang
sesuai, harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.

Penyambungan pipa dengan Flange minimal dengan jarak 60 meter.


Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan
dengan las tumpul tunggal (single – welded butt joint) atau las - tumpul
ganda (double – welded butt joint) sesuai yang ditentukan.
Apabila terdapat Pengelasan memanjang harus dipasang berselang-seling
pada sisi yang berlawanan untuk bagian yang berurutan. Tidak diizinkan
adanya ring, pelat ataupun pelana (saddle) penguat baik pada bagian luar
maupun pada bagian dalam pipa

Batang Las dan Mesin Las


Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan yang memiliki kuat tarik
yang setara atau lebih baik dari logam dasar bahan pipa.
Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan
tingkat lengas harus lebih kecil dari 2,50 % untuk batang yang diiluminasi
(illuminated rod) dan 0,5 % untuk batang yang hydrogennya rendah (low
hydrogenous rod).
Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine)
dengan arusAC atau pengelasan busur nyala DC, menurut standard yang telah
ditentukan dalam spesifikasi teksnis.

E..3.1.1. Pengelasan atau cara lain yang disetujui oleh direksi


Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari
debu, tanah dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).

Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan
pelindung luar pada kedua ujung pipa harus dikupas minimum 10 cm,
kemudian ujung pipadibuat alur sebagaimana yang ditentukan “fitting”

E..3.1.2. Pengujian Tanpa Merusak Pada Pengelasan di Lapangan.


Bagian ini dipakai untuk Pengujian Tanpa Merusak Sambungan dengan
pengelasan setelah pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah, semua
pengelasan dilapangan harus diuji dengan cara uji cairan penembus dengan
pewarna (dye penetrant test).
Pengujian harus dilakukan oleh perusahaan pemeriksa yang independen
yang memiliki sertifikat dari badan yang berwenang.
Penyedia Jasa harus memberikan keterangan mengenai perusahaan
pemeriksa yang diusulkan beserta pengalamannya, bersama dengan
kualifikasi kepala pengawas yang disebutkan untuk persetujuan Direksi.
Penyedia Jasa harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan
untuk pengujian tanpa merusak pada sambungan dengan pengelasan di
lapangan.
185
Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi atau wakilnya,
kecuali disetujui lain oleh Direksi.
Penyedia Jasa harus menunjuk kepala pengawas yang mampu, yang
bertanggung jawab dalam mengawasi prosedur pengujian sambungan
dengan pengelasan.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN PEMASANGAN PIPA STEEL


Pengukuran kuantitas untuk pembayaran pekerjaan ini dilakukan sesuai dengan
satuan volume meter panjang (m’) yang terpasang dan sudah termasuk bahan
aksesoris paking, bend, klem-anker-bout, pengecatan pipa diatas
permukaan,pencucian kecuali item aksesoris tersebut tertulis pada Daftar Kuantitas
dan Harga.

6. PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA PVC

1. UMUM
Polyvinyl Chloride (PVC) adalah pipa yang terbuat dari plastik dan beberapa kombinasi vinyl
lainnya. Memiliki sifat yang tahan lama dan tidak gampang dirusak. Pipa PVC juga tidak
berkarat atau membusuk. Oleh karena itu, PVC ini paling sering digunakan dalam system
irigasi/perairan dan pelindung kabel.
Di Indonesia standard ukuran yang dipakai untuk system perairan rumah tangga atau lainnya
adalah standart JIS (Japanese Industrial Standard), sedangkan untuk PDAM biasanya
memakai standard Nasional SNI.

Aplikasi Pipa PVC untuk:


Jalannya air;
Air mengalir;
Irigasi saluran;
Ventilasi saluran.

Beberapa Merk yang memproduksi Pipa PVC diantaranya:


Pipa PVC Wavin;
Pipa PVC Pralon;
Pipa PVC Maspion;
Pipa PVC Rucika;
Pipa PVC Vinilion;
Pipa PVC SLG;
Pipa PVC Asiavin;
Pipa PVC Supernova;
Pipa PVC Unilon;
Pipa PVC Panasonic

2. UKURAN DIAMETER DAN TEBAL PIPA


Adapun Pipa PVC yang diperlukan pada pekerjaan ini adalah Pipa PVC Ǿ 150 ,Ǿ 100, Ǿ 75, Ǿ
50 sesuai dengan gambar atau yang sesuai dan disetujui PPK. Pipa tersebut harus
memenuhi persyaratan SNI No. 06-0084-2002 dengan tekanan nominal S – 12, 5 (
10kgf/cm2), atau seperti tabel dibawah ini :

186
UKURAN TABEL DINDING UNTUK PIPA PVC

Diameter Diameter Tebal Keterangan


Nominal (inci) Luar Dinding Min.
(mm) (mm)
Klas S-12,
5
2” 63 2.4 SNI No. 06-0084-2002
3” 90 3.5 SNI No. 06-0084-2002
4” 110 4,2 SNI No. 06-0084-2002
6” 160 6,2 SNI No. 06-0084-2002

3. PENGADAAN PIPA PVC


10” 250
Pengadaan Pipa harus berdasarkan ukuran diameter dan tebal yang telah ditentukan seperti
tabel diatas dan disetujui oleh direksi pekerjaan. Penyimpanan pipa dilapangan harus
terbebas dari gangguan yang bisa menyebabkan kerusakan dari pipa .

Pengukuran dan pembayaran pengadaan pipa


Pengukuran kuantitas untuk pembayaran pengadaan pipa ini dilakukan sesuai dengan
satuan volume meter panjang (m’) yang sudah sampai dilokasi dan sesuai diameter serta
ketebalan yang telah ditentukan oleh direksi .

Pembayaran pengadaan akan dibuat menggunakan harga satuan yang sesuai pada Daftar
Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus dianggap sudah termasuk seluruh biaya
yang dibutuhkan untuk biaya pengangkutan ,pekerja, bahan dan peralatan, dan pekerjaan
sementara lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan menyelesaikan pengadaan
pipa, termasuk semua keperluan insidentil untuk menyelesaikan pekerjaan.

4. PENGADAAN DAN PEMASANGAN AKSESORIS PIPA

Pengadaan dan pemasangan aksesoris pipa dilakukan sesuai dengan kebutuhan pada yang
diperlukan dilapangan. Pemasangan aksesoris harus tepat pada setiap titik yang akan
dipasang sesuai dengan ukuran aksesorisnya. Pada waktu pemasangan dipastikan benar-
benar kuat dan tidak menimbulkan cacat pada pipa yang dipasang

Pengukuran dan Pembayaran Pengadaan dan Pemasangan Aksesoris Pipa


Pengukuran kuantitas untuk pembayaran pekerjaan Aksesoris pipa (Gate Valve, Air Valve,
Flange Socket dan lain-lainnya ) ini dilakukan sesuai satuan jumlah (bh). Pembayaran
dilakukan dengan satuan kuantitas buah (bh), pembayaran yang dihitung bahan yang telah
terpasang.

5. Pemasangan Pipa dan Peralatannya


Persyaratan Pemasangan Pipa dan Perlengkapannya adalah sebagai berikut :
 Pipa dan aksesorisnya serta bangunan pelengkap yang akan dipasang harus sesuai
dengan gambar-gambar bestek;
 Sebelum dan sesudah pemasangan pipa dan perlengkapannya terutama bagian sebelah
dalam harus dijaga tetap bersih dan tidak boleh ada kerusakan maupun keretakan. Pipa
dan perlengkapan yang dipasang hanyalah pipa dan aksesoris yang memiliki kualitas baik;

187
 Sambungan pipa dilakukan dengan memakai socket seperti yang telah ditentukan.
Sebelum pipa disambung, terlebih dahulu harus dilapisi dengan selotip pada dratnya,
kemudian disambungkan sampai dapat menahan kebocoran;
 Tikungan atau belokan (vertical/horizontal) harus memakai elbow/bend yang dipasang
sedemikian rupa sehingga sudut sambungan tidak lebih besar dari yang diijinkan oleh
pabrik pipa yang bersangkutan. Untuk itu akan diberikan petunjuk lebih lanjut oleh
Direksi/Supervisi;
 Pada waktu pemasangan pipa, harus diperhatikan mengenai kedudukan pipa agar benar-
benar lurus pada peil yang benar dan dasar pipa terletak rata, tidak boleh ada batu-batu
atau benda keras yang memungkinkan rusaknya pipa di kemudian hari;
 Pada waktu pemasangan pipa, parit galian untuk peletakan pipa harus benar-benar
kering, tidak boleh ada air sama sekali dan bagian dalamnya pipa harus diperiksa kembali
kebersihannya;
 Semua ujung pipa terakhir yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dengan ‘’end cap’’
atau dengan dop;
 Perubahan arah letak pipa (belokan/tikungan) harus dilakukan dengan bantuan alat
penyambung (bend/elbow) yang sesuai, begitu pula untuk percabangan harus dengan
tee atau tee cross (sesuai dengan kebutuhan). Membengkokkan atau merubah bentuk
pipa dengan cara apapun tidak diperbolehkan (secara mekanis ataupun dengan cara
pemasangan).

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran kuantitas untuk pembayaran pemasangan pipa ini dilakukan sesuai dengan
satuan volume meter panjang (m’) yang sudah terpasang dan sesuai dengan gambar bestek
dan disetujui oleh direksi .

Pembayaran pemasangan pipa akan dibuat menggunakan harga satuan yang sesuai pada
Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus dianggap sudah termasuk seluruh
biaya yang dibutuhkan untuk biaya pengangkutan ,pekerja, bahan dan peralatan, dan
pekerjaan sementara lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan menyelesaikan
pengadaan pipa, termasuk semua keperluan insidentil untuk menyelesaikan pekerjaan.

7. PEKERJAAAN RUMAH POMPA

H.1. Pemasangan Rangka Langit-Langit (60 x 60) cm, Kayu Kelas II


Rangka plafond mengunakan kayu gunung kelas II dan plafond menggunakan Triplek tebal 4
mm. Pemasangan rangka plafond diwajjibkan lurus dan rata dengan jarak interval kaso-kaso
tidak terlalu jauh.
1.1. Ukuran kayu untuk rangka plafon dapat digunakan beberapa ukuran kayu sebagai berikut:
a. Balok induk;
Ukuran 6/12 untuk bentangan 2 – 3 m1 ;
Ukuran 8/14 untuk bentangan 3 – 5 m1.
b. Balok pembagi pertama;
Ukuran 6/8 untuk bentangan 2 – 2,5 m1;
Ukuran 5/7 untuk bentangan 1 – 2 m1.
c. Balok pembagi kedua;
Ukuran 4/6 untuk bentangan 1 m1 atau d1 m1.

188
1.2. Pelaksanaan Pemasangan Rangka langit-langit
a. Pasang benang seperti langkah sebelumnya, ukur dan potong sesuai dengan ruang antar
kaso, biasanya setiap potongan akan berbeda-beda sesuai dengan ketebalan kayu.
Pasang dengan paku 2,5 inchi. Ratakan dengan benang agar lurus hasilnya.
b. Pasang sekur ke arah gordeng atau usuk atap, sehingga memperkuat plafon untuk
menahan bebannya sendiri. Pasang sekur dalam jumlah yang cukup agar kuat.
c. Rangka langit-Iangit untukkuda-kuda biasa dibuat dari kayu ukuran 4/6 atau
5/7,dilengkapi dengan klos dari reng 2/3 cm yang dipasangberselang-seling. Pada kuda-
kuda papan untuk rangkalangit-Iangit cukup dengan menggunakan kayu
rengberukuran ¾ cm.
d. Batang-batang dipasang rata dengan bagianbawah balok-ikat kudakuda. Jika arak
antardindin anmendukung kuda-kuda dalam ruangan kurang dari jarakantarakuda-kuda,
maka batang-batang gantung plafoninduk dipasang tegak lurus arah dinding dan
masukdalam pasangan dinding.Namun, jika jarak antara kuda-kuda kurang dari jarak
antar dinding yang mendukung kuda-kuda, makabatang-batang gantung plafon induk
dipasang tegak luruspada balok ikat dari kuda-kuda.
e. Pada prinsipnya pemasangan batang penggantungplafon adalah sama, tetapi jaraknya
tidak sama tergantungdari bahan plafon yang digunakan. Pada bangunanperumahan
dalam pemasangan plafond, ketentuan untuktinggi ruang/kamar minimal sekurang-
kurangnya 2,40 m,kecuali kalau kasau-kasaunya miring sekurang-kurangnya ½dari luas
ruang mempunyai tinggi ruang 2,40 m dan tinggiruang selebihnya pada titik terendah
tidak kurang dari 1,75m. Pada ruang cuci dan kamar mandi diperbolehkan
sampaisekurang-kurangnya 2,10 m.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran pekerjaan ini dilakukan berdasarkan yang ditunjukkan dalam gambar atau
yang telah dibuka dan dipasang sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan yang dinyatakan dalam
satuan (m2).

Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan rangka langit-langit dalam satuan M2 (meter


kuadrat). Pembayaran dilakukan menggunakan harga satuan yang tercantum pada Daftar
Kuantitas dan Harga dalam satuan per-meter kuadrat (m2), dimana harga tersebut harus
dianggap sudah termasuk biaya seluruh pekerja, bahan dan peralatan yang dibutuhkan,
biaya pengangkutan dan biaya lain yang terkait

H.2. Pemasangan Plafond (langit-langit)


Plafond digunakan sebagai penutup langit – langit atap sehingga memberikan keindahan
dan menimbulkan rasa aman ketika melintas dibawahnya.
Bahan yang dipakai untuk langit-langit adalah triplek ukuran 120 x 240 cm dengan tebal 4
mm
1.1. Syarat pemasangan plafond yang baik adalah:
a. Nut plafond rapi
b. Plafond Datar
c. Warna plafond sejenis
d. Plafond tidak bergelombang
e. Penggantung plafond kuat.

189
1.2. peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan plafond yaitu:
a. Stager sebagai tangga untuk bekerja di ketinggian.
b. Mesin Bor
c. Benang Ukur
d. Water Pass
e. Rambu Ukur

1.3. Pelaksanaan pemasangan plafond sebagai berikut:


a.Membersihkan langit – langit yang akan dipasang plafond. material yang tidak terpakai
seperti multriplek bekas bekisting lantai beton ada kemungkinan suatu saat dapat
terlepas dan merusak plafond dibawahnya, selain itu pembersihan lokasi juga dapat
mempermudah proses pemasangan plafond.
b. Memasang penggantung plafond. pengecekan harus terus dilakukan untuk memastikan
setiap penggantung terikat kuat dan berada pada posisi yang aman karena plafond
harus terpasang dalam keadaan kuat tanpa mengalami kerobohan sehingga
membahayakan aktifitas didalam sebuah ruangan, goyangan pada plafond yang
seharusnya terpasang diam juga dapat menyebabkan rasa was-was sehingga muncul
rasa takut untuk berada didalam ruangan tersebut
c. Tes beban gantung menggunakan beban pemberat. sebelum material plafond diikat
pada penggantung perlu di lakukan tes pembebanan terlebih dahulu untuk
memastikan material penggantung yang digunakan kuat untuk menahan beban
plafond secara keseluruhan.
d. Mengukur kedataran tiang penggantung dengan waterpass dan rambu ukur. posisi
yang datar diperlukan agar hasil akhir pemasangan plafond rapi tidak bergelombang.
Menentukan batas- batas pemasangan dengan bantuan benang ukur.
Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran pekerjaan ini dilakukan berdasarkan yang ditunjukkan dalam gambar atau
yang telah dibuka dan dipasang sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan yang dinyatakan dalam
satuan (m2).

Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan Plafond (langit-langit) dalam satuan M2 (meter


kuadrat). Pembayaran dilakukan menggunakan harga satuan yang tercantum pada Daftar
Kuantitas dan Harga dalam satuan per-meter kuadrat (m2), dimana harga tersebut harus
dianggap sudah termasuk biaya seluruh pekerja, bahan dan peralatan yang dibutuhkan,
biaya pengangkutan dan biaya lain yang terkait

H.3. Pekerjaan Kusen Pintu Dan Kusen Jendela.


1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pembuatan kosen pintu dan jendela seperti yang
dinyatakan/ditunjukan dalam gambar.
 Kusen Pintu dan Jendela

190
1.2. Persyaratan Bahan
a. Bahan Rangka Kayu
 Harus benar - benar kayu mutu terbaik dari jenisnya masing - masing.
 Dihindarkan adanya cacat - cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah -
pecah, melengkung, melintir, urat kapur ,basah dan lapuk, melebihi yang
diperkenankan sesuai dengan PUBI- 1982. Atau sesuai persetujuan direksi

b. Syarat - syarat kelembaban kayu yang dipakai berpedoman syarat PKKI

1.3. Memasang Kusen pintu


a. kusen pintu ditegakkan setelah pengecoran sloof pondasi selesai dan telah kering,
sehingga daya tekan beban kusen tidak merusak sloof.
b. Bowplank yang ada di sekeliling pondasi tidak dibongkar terlebih dahulu, karena titik
tengah pondasi dijadikan sebagai pedoman pemasangan kusen dan dinding.
c. Pasang papan lurus sebagai profil dengan posisi tegak lurus, menggunakan lot pada
setiap titik yang akan dipasang dinding dan kusen. Garis benang sebagai patokan sisi
paling pinggir kusen.
d. Siapkan dulu kaki kusen dengan cara memasang papan kecil selebar kusen pada bagian
bawah kusen. Jika kusen memiliki tinggi 200 cm, sedangkan daun pintu tingginya 210 cm,
maka tinggi kaki harus 216 cm, ukuran 6 cm digunakan sebagai spasi atau ruangan untuk
memasang keramik.
e. Pasang angkur pada bagian bawah kusen, kanan dan kiri. Juga pasang angkur (berupa
paku 3 inchi) pada kedua sisi kusen yang bersinggungan dengan batu bata. Pasang
beberapa saja misalnya 4 paku di sisi kanan dan 4 paku di sisi kiri.
f. Cek kedua sudut kusen menggunakan penggaris siku, jika sudutnya 90°, maka kondisi
kusen adalah baik, jika tidak 90° maka perbaiki dahulu sampai kedua sudut kusen 90°.
g. Tegakkan pada setiap lokasi yang akan dipasang kusen, biasanya ruang tamu, kamar,
dapur, dan ruangan belakang. Posisikan sisi luar kusen dengan benang. Pasang lot untuk
mengecek kusen agar tegak lurus. Lakukan pengecekan ini pada kedua kaki kusen.
h. Sebagai penyempurna, lakukan pengetesan menggunakan selang kecil yang diisi air
sebagai waterpas. Caranya, tarik meteran ukur pada bagian atas kusen pada kedua sisi
kaki kusen, misalnya 1 meter, tandai dengan pensil. Jika posisi air yang ada dalam selang
sama tingginya dengan tanda garis pensil, maka kedua kaki kusen telah sama dan tegak
lurus.
i. Agar tidak bergerak, kedua sisi kusen harus disekur menggunakan reng atau papan.
1.4. Memasang kusen jendela
Langkah teknis pemasangan kusen jendela sama dengan kusen pintu, namun dipasang
setelah ada pasangan batu pada bagian bawahnya sebagai tumpuan kusen.
a. Tinggi bagian atas kusen jendela harus sama dengan sisi atas kusen pintu, gunakan
selang sebagai waterpas.
b. Tarik meteran ukur pada bagian atas kusen misalnya 1 meter (sama dengan tanda pada
kusen pintu, yaitu satu meter).
c. Cek dengan selang jika ketinggian air sama dengan tanda tadi, maka kusen dalam posisi
tegak dalam. Kemudian cek menggunakan lot untuk mengukur tegak lurus kusen
bagian luar.
d. Cara ini bisa juga digunakan, tarik benang di kedua ujung profil yang sudah tegak lurus,
posisi benang harus bersinggungan dengan sisi luar kusen.

191
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran pekerjaan pemasangan kusen pintu dan kusen jendela dilakukan berdasarkan
yang ditunjukkan dalam gambar atau yang telah dipasang sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan
yang dinyatakan dalam satuan (m3).

Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pemasangan kusen pintu dan kusen jendela
dalam satuan M3 ( meter kubik). Pembayaran dilakukan menggunakan harga satuan yang
tercantum pada Daftar Kuantitas dan Harga dalam satuan per-meter kubik (m3), dimana
harga tersebut harus dianggap sudah termasuk biaya seluruh pekerja, bahan dan peralatan
yang dibutuhkan, biaya pengangkutan dan biaya lain yang terkait
H.4. Pemasangan Daun Pintu Panel
Pintu terdiri dari kusen atau gawang dan daun pintu. Kusen dipasang tetap atau mati di
dalam tembok, sedang daunnya digantungkan pada kusen dengan menggunakan engsel
sehingga dapat berputar pada engsel, berputar ke kiri atau ke kanan.

a. Ukuran Daun Pintu


Jumlah daun pintu ada yang tunggal, ada pula yang ganda. Lebar dan tingginya daun
pintu diukur dari sisi dalam kusen sampai sisi luar kusen. Ukuran yang lazim dipakai
untuk pintu adalah sebagai berikut:
 Tinggi : 2,00-2,10 meter,
 Lebar : 0,70-0,90 meter (tunggal), 0,60-0,80 meter (ganda)
 Tebal : 0,30-0,40 meter.
b. Cara Pemasangan
 Ukur lebar dan tinggi kusen pintu.
 Ukur lebar dan tinggi daun pintu.
 Ketam dan potong daun pintu (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
 Masukkan/pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
 Lepaskan daun pintu, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu (sisi
tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas 25 cm
(untuk pintu dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah (untuk pintu dengan 3
engsel)
 Masukkan/pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai baik kedudukannya,
kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu tempat engsel yang sesuai dengan
engsel pada daun pintu.
 Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu dengan cara melepas pennya,
kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
 Pasang kembali daun pintu pada kusennya dengan memasangkan engselnya,
kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun pintu pada
kusen pintunya.
 Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup.
 Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu dengan cara melepaskan pen.
 Stel lagi sampai daun pintu dapat membuka dan menutup dengan baik, rata dan
lurus dengan kusen.

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran pekerjaan daun pintu panel dilakukan berdasarkan yang ditunjukkan dalam
gambar atau yang telah dipasang sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan yang dinyatakan dalam
satuan (m2).

192
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan daun pintu panel dalam satuan M2 (meter
kuadrat ). Pembayaran dilakukan menggunakan harga satuan yang tercantum pada Daftar
Kuantitas dan Harga dalam satuan per-meter kuadrat (m2), dimana harga tersebut harus
dianggap sudah termasuk biaya seluruh pekerja, bahan dan peralatan yang dibutuhkan,
biaya pengangkutan dan biaya lain yang terkait

H.5. PEKERJAAN BUKA DAN PASANG BARU LISPLANK KAYU

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembongkaran (buka) lisplank yang lama dan pemasangan
lisplank kayu yang baru. Lisplank kayu ini menggunakan bahan kayu yang berkualitas baik
dan tidak pecah-pecah dengan ukuran l=20 cm. Semua bahan terlebih dahulu harus
diperiksa dan diterima oleh Direksi/ Pengawas, dan pembuatannya dikerjakan ditempat.
Pemasangan harus sesuai dengan gambar dan petunjuk yang ada.

Pengukuran pekerjaan ini dilakukan berdasarkan yang ditunjukkan dalam gambar atau yang
telah dibuka dan dipasang sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan yang dinyatakan dalam satuan
(m2).

Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan Lisplank Kayu dalam satuan M2 (meter kuadrat ).
Pembayaran dilakukan menggunakan harga satuan yang tercantum pada Daftar Kuantitas
dan Harga dalam satuan per-meter kuadrat (m2), dimana harga tersebut harus dianggap
sudah termasuk biaya seluruh pekerja, bahan dan peralatan yang dibutuhkan, biaya
pengangkutan dan biaya lain yang terkait

H.6. Pekerjaan Kontruksi Kuda –kuda (Rangka Atap).


Rangka atap terdiri dari kuda-kuda, gording. Semua bahan rangka atap dari kayu
kualitas terbaik, tidak cacat, lurus dan betul-betul kering. Untuk kuda-kuda ukuran kayu
5/10 cm atau disesuaikan dengan gambar dan disetujui oleg direksi .. Pada perletakan
kuda-kuda diatas kolom harus diikat dengan besi beton agar kap tidak terangkat atau
bergeser.

Untuk gording dipakai kayu ukuran 5/10 cm, jarak antara gording rata-rata 80 cm.
Perletakan gording pada kuda-kuda harus memakai klos penahan, sedang sambungannya
harus diklem.
Sistim penyambungan kayu gording dibuat dengan bibir miring berai dan diletakkan
tepat diatas kaki kuda-kuda yang ditahan/dipakukan pada kayu

Pengukuran pekerjaan kontruksi kuda-kuda ( Rangka Atap ) dilakukan berdasarkan yang


ditunjukkan dalam gambar atau yang telah dipasang sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan yang
dinyatakan dalam satuan (m3).
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan Rangka Atap dalam satuan M3 (meter kubik.)
Pembayaran dilakukan menggunakan harga satuan yang tercantum pada Daftar Kuantitas
dan Harga dalam satuan per-meter kubik (m3), dimana harga tersebut harus dianggap
sudah termasuk biaya seluruh pekerja, bahan dan peralatan yang dibutuhkan, biaya
pengangkutan dan biaya lain yang terkait

H.7. Pekerjaan Atab

1. Bahan
Bahan yang dipergunakan adalah Seng gelombang yang persyaratkan pada Standart
Nasional Indonesia (SNI) atau yang ditentukan dan disetujui oleh direksi

193
2. Pelaksanaan
Perletakan lembaran atap yang pertama harus dipasang berlawanan arah angin.
Maksud dari berlawanan arah angin adalah tepi gelombang yang mempunyai
kaki atap harus dipasang berlawanan arah angin, kemudian baru ditimpa dengan
atap yang bertepi gelombang tanpa kaki atap dan seterusnya diikuti oleh
lembaran – lembaran berikutnya.

Apabila dalam 1 (satu) span terdapat 2 (dua) lembar atau lebih tata peletakan
/penyusunan atap selalu harus dipasang mulai dengan pemasangan lajur bawah
hingga selesai baru dilanjutkan kejalur atas. Pemasangan paku pada atap harus
selalu pada puncak gelombang dan dikunci hingga puncak gelombang tersebut
tidak dapat bergerak. Pada saat pemasangan dianjurkan agar tukang yang sedang
bekerja harus mengalaskan papan yang dibuat seperti tangga yang diletakkan
diatas gording untuk menghindari atap diinjak langsung yang dapat
mengakibatkan atap tersebut rusak.

Bubungan ditutup dengan bahan yang sama seng gelombang Tindisan antar satu
lembar bubungan dengan lembaran bubungan yang lainnya harus sesuai dengan
persyaratan pabrik.
Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat –syarat sehingga tidak
mengakibatkan kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang bocor
tersebut harus dibongkar dan dipasang baru.

Pengukuran dan Pembayaran.


Pengukuran pekerjaan ini dilakukan berdasarkan yang ditunjukkan dalam gambar atau
yang telah dibuka dan dipasang sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan yang dinyatakan dalam
satuan (m2). Pembayaran biaya pekerjaan atab dalam harga satuan (m2), sesuai dengan
uraian pekerjaan dalam Daftar Kuantitas dan harga yang dianalis dalam tenaga kerja,
bahan dan peralatan yang dibutuhkan, telah meliputi biaya pekerjaan
persiapan,pengukuran, penyediaan, penyimpanan, dan melaksanakan serta

H.8. Pekerjaan Kunci dan Alat Penggantung


1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan meliputi penyediaan bahan – bahan engsel, kunci, pegangan pintu dan
lain – lain serta pemasangannya pada pintu dan jendela.
2. Bahan dan Peralatan.
a. Untuk engsel dipakai engsel kupu – kupu dengan peredam/cincin plastik kualitas
baik.
b. Alat – alat pengunci lengkap dengan pegangannya dipakai kualitas baik, type 2 (dua)
slag untuk pintu-pintu yang berhubungan dengan luar type 1 (satu) slag untuk
pintu – pintu bagian dalam.
c. Pada daun jendela dipasang grendel dan hak angin kualitas baik.
3. Pelaksanaan.
a. Semua pintu memakai engsel masing – masing 3 (tiga) buah dan untuk jendela
masing – masing memakai 2 (dua) engsel. Jendela dilengkapi dengan grendel dan kait
angin.
b. Untuk semua pintu diberi kunci tanam kualitas baik.
c. Semua alat – alat penggantung dan pengunci untuk pintu dan jendea harus dipasang
dengan baik serta lengkap, sesuai dengan system pembukaannya.

194
d. Pemasangan engsel, pengunci dan alat penggantung harus menggunakan sekrup yang
sesuai. Pemakaian paku tidak diperbolehkan.
e. Pegangan pintu dipasang dengan ketinggian 110 cm dari permukaanlantai atau 10 cm
diatas posisi pemasangan kunci.
f. Engsel pintu harus dipasang minimal 3 engsel untuk satu daun pintudengan jarak
pemasangan engsel pertama setinggi 40 cm dari mukalantai dan jarak pemasangan
engsel ke tiga sejarak 40 cm turundari permukaan kozen teratas sedangkan engsel
kedua adalah padaposisi pertengahan antara engsel pertama dan ketiga.
g. Grendel jendela harus dipasang minimal 2 grendel untuk satu daunjendela serta
ventilasi. Grendel dipasang pada rangka jendela danventilasi bagian bawah.
h. Pengangan jendela dipasang pada posisi tengah dari rangka daunjendela yaitu di
rangka bagian bawah jendela diantara dua grendel.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan kunci dan alat penggantung dalam satuan set.
Pembayaran dilakukan menggunakan harga satuan yang tercantum pada Daftar Kuantitas
dan Harga dalam satuan set, dimana harga tersebut harus dianggap sudah termasuk biaya
seluruh pekerja, bahan dan peralatan yang dibutuhkan, biaya pengangkutan dan biaya
lain yang terkait

H.9. Pekerjaan Instalasi Listrik


1. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan meliputi pengadaan dan pemasangan pipa, kabel, stop kontak,
schakelaar, fitting, armateur lampu dan panil pembagi untuk penerangan.
2. Bahan dan Peralatan
a. Pipa dipakai jenis paralon
b. Kabel dipakai sesuai dengan tegangan yang ada 220 volt atau 110 volt,
digunakan kabel NYM, penampang minimal 2 1/2 mm 2 ex dalam negeri.
c. Stop kontak schakelar, fitting dan armateur dipakai ex dalam negeri sesuai kondisi
dipasaran daerah yang bersangkutan.
d. Untuk panil pembagi dipakai kualitas terbaik ex dalam negeri.
3. Pelaksanaan
a. Penyedia Jasa diwajibkan membuat gambar skema listrik untuk diperiksa dan
disetujui Direksi/Pengawas.
b. Penyedia Jasa harus memberikan contoh alat – alat listrik dan armature lampu
untuk diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Pengawas.
c. Pemasangan pipa dan kabel dengan system in-bouw dan harus dilakukan dengan
rapi.
d. Setelah jaringan terpasang dengan rapi, Penyedia Jasa diwajibkan untuk
mengadakan pengetesan, sesuai petunjuk Direksi/Pengawas dilapangan.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan instalasi listrik dalam satuan buah Pembayaran
dilakukan menggunakan harga satuan yang tercantum pada Daftar Kuantitas dan Harga
dalam satuan kegiatan, dimana harga tersebut harus dianggap sudah termasuk biaya
seluruh pekerja, bahan dan peralatan yang dibutuhkan, biaya pengangkutan dan biaya
lain yang terkait

195
H.10. Penyambungan Daya Listrik (PLN)
Pekerjaan ini terdiri dari beberapa bagian-bagian pekerjaan, antara lain ;
- Penyambungan Daya Listrik PLN dengan 1300 VA
- Pemasangan Meteran Listrik PLN;
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan penyambungan daya listrik (PLN) dalam satuan
kegiatan. Pembayaran dilakukan menggunakan harga satuan yang tercantum pada Daftar
Kuantitas dan Harga dalam satuan kegiatan, dimana harga tersebut harus dianggap sudah
termasuk biaya seluruh pekerja, bahan dan peralatan yang dibutuhkan, biaya pengangkutan
dan biaya lain yang terkait

H.11. PEKERJAAN CAT TEMBOK

Pekerjaan cat ini dilakukan untuk mengecat tembok. Tembok yang dicat harus dibersihkan dan
dihaluskan terlebih dahulu dan kemudian dilanjutkan dengan meni dan palmir. Meni dan
Palmir harus rata seluruh permukaan yang akan dicat. Setelah plamir kering/keras dan
digosok lagi sampai halus, setelah halus lalu dilanjutkan dengan pengecatan.Pengecatan
dilakukan lapis demi lapis sampai dua kali pengecatan.
Tembok yang akan dicat halus dan kering, dimana sebelum diadakan pengecatan tembok harus
digosok sampai rata, kemudian diteruskan pengecatan lapis demi lapis.

Pengukuran dan Pembayaran.


Pengukuran pekerjaan ini dilakukan berdasarkan yang ditunjukkan dalam gambar atau yang
terpasang sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan yang dinyatakan dalam satuan (m2).
Pembayaran biaya pekerjaan pengecatan dalam harga satuan (m2), sesuai dengan uraian
pekerjaan dalam Daftar Kuantitas dan harga yang dianalis dalam tenaga kerja, bahan dan
peralatan yang dibutuhkan, telah meliputi biaya pekerjaan persiapan,pengukuran,
penyediaan, penyimpanan, dan melaksanakan serta mengamankan galian sebagaimana
ditunjukkan/diatur dalam gambar dan spesifikasi teknik.

H.12. PEKERJAAN CAT MINYAK (Untuk besi dan kayu)

Pekerjaan cat ini dilakukan untuk mengecat besi. Besi yang dicat harus dibersihkan dan
dihaluskan terlebih dahulu dan kemudian dilanjutkan dengan meni dan palmir. Meni dan
Palmir harus rata seluruh permukaan yang akan dicat. Setelah plamir kering/keras dan
digosok lagi sampai halus, setelah halus lalu dilanjutkan dengan pengecatan. Pengecatan
dilakukan lapis demi lapis sampai dua kali pengecatan.
Besi yang akan dicat halus dan kering, dimana sebelum diadakan pengecatan besi harus
digosok sampai rata, kemudian diteruskan pengecatan lapis demi lapis.

Pengukuran dan Pembayaran.


Pengukuran pekerjaan ini dilakukan berdasarkan yang ditunjukkan dalam gambar atau yang
terpasang sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan yang dinyatakan dalam satuan (m2).
Pembayaran biaya pekerjaan pengecatan dalam harga satuan (m2), sesuai dengan uraian
pekerjaan dalam Daftar Kuantitas dan harga yang dianalis dalam tenaga kerja, bahan dan
peralatan yang dibutuhkan, telah meliputi biaya pekerjaan persiapan,pengukuran,
penyediaan, penyimpanan, dan melaksanakan serta mengamankan galian sebagaimana
ditunjukkan/diatur dalam gambar dan spesifikasi teknik.

196
H.13. PEKERJAAN AKSESORIS PINTU DAN JENDELA

Penyedia jasa harus mengadakan dan memasang aksesoris pintu dan jendela sesua kebutuhan
yang diperlukan dilapangan untuk melengkapi pekerjaan perbaikan dari rumah pompa.
Bahagian dari aksesoris ini adalah : Grendel, Kunci Tanam, Engsel Pintu

Pengukuran dan Pembayaran.


Pengukuran pekerjaan ini dilakukan berdasarkan yang ditunjukkan dalam gambar atau yang
terpasang sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan yang dinyatakan dalam satuan (Bh).
Pembayaran biaya pekerjaan Grendel, Kunci Tanam, Engsel Pintu dalam harga satuan (Bh),
sesuai dengan uraian pekerjaan dalam Daftar Kuantitas dan harga yang dianalis dalam
tenaga kerja, bahan dan peralatan yang dibutuhkan, telah meliputi biaya pekerjaan
persiapan,pengukuran, penyediaan, penyimpanan, dan melaksanakan serta mengamankan
galian sebagaimana ditunjukkan/diatur dalam gambar dan spesifikasi teknik.

H.14. PEKERJAAN AKSESORIS Instalasi Listrik


Penyedia jasa harus mengadakan dan memasang Instalasi Listrik sesuai kebutuhan yang
diperlukan dilapangan untuk melengkapi pekerjaan perbaikan dari rumah pompa. Bahagian
dari aksesoris ini adalah : saklar, Bola Lampu , kabel dan pipa listrik

Pengukuran dan Pembayaran.


Pengukuran pekerjaan ini dilakukan berdasarkan yang ditunjukkan dalam gambar atau yang
terpasang sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan yang dinyatakan dalam satuan (Bh) dan set .
Pembayaran biaya pekerjaan Saklar dan Bola lampau dalam satuan Buah (Bh) dan Kabel dan
pipa listrik satuan set , sesuai dengan uraian pekerjaan dalam Daftar Kuantitas dan harga
yang dianalis dalam tenaga kerja, bahan dan peralatan yang dibutuhkan, telah meliputi
biaya pekerjaan persiapan,pengukuran, penyediaan, penyimpanan, dan melaksanakan serta
mengamankan galian sebagaimana ditunjukkan/diatur dalam gambar dan spesifikasi teknik.

8. PENGADAAN DAN PEMASANGAN PAGAR BRC


1. Bahan
Bahan terdiri dari Tiang dan Pagar BRC yang terbuat dari material besi U -50 dengan jenis Hot
Dip atau yang sejenisnya dan disetujui oleh direksi . Ukuran Pagar BRC yaitu 1.5 m x 2.4 m
dengan ketebalan 6 mm. Adapun Tiang yang dipakai adalah tiang besi dengan diamater 2”.
2. Pemasangan Tiang dan Pagar BRC
Sebelum dilakukan pemasangan tiang dan pagar BRC , terlebih dahulu membuat pondasi untuk
tiang dan pasangan batu bata, karena tinggi pagar direncanakan 50 cm diatas permukaan
tanah. Jarak antara lubang dengan lubang lainnya adalah 2,40 m karena pagar BRC memiliki
ukuran panjang yang umum yaitu 2,40 m. Selajutnya kita lakukan pengecoran pada tiang pagar
BRC dengan cara menegakkan tiang kedalam lubang dan dipasang angkur atau besi behel pada
bawah tiang yanag akan kita cor. Setelah proses pengecoran dan telah benar benar kering dan
kuat atau pemasangan tiang pagar BRCnya selesai, selanjutnya adalah proses pemasangan
pagar BRC dengan mengaitkan uclip dan mur bautnya atau menyatukan pagar BRC dan Tiang
BRC

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran pekerjaan ini dilakukan berdasarkan yang ditunjukkan dalam gambar atau yang
telah dibuka dan dipasang sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan yang dinyatakan dalam satuan
(m2

197
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pengecatan dinding dan kayu dalam satuan m2
(meter kuadrat). Pembayaran dilakukan menggunakan harga satuan yang tercantum pada
Daftar Kuantitas dan Harga dalam satuan per-meter kuadrat (m2), dimana harga tersebut harus
dianggap sudah termasuk biaya seluruh pekerja, bahan dan peralatan yang dibutuhkan, biaya
pengangkutan dan biaya lain yang terkait.

3. Pengadaan dan Pemasangan Kunci & Engsel Pintu pagar

Setelah selesai pemasangan pagar BRC, maka dilakukan pemasangan kunci dan engsel pintu
pagar dengan memperhatikan bahwa pintu pagar sudah tepat tingginya dan tidak bergesar.
Pemasangan kunci dan engsel pada pintu pagar harus kuat .

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran pekerjaan ini dilakukan berdasarkan yang ditunjukkan dalam gambar atau yang
telah dibuka dan dipasang sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan yang dinyatakan dalam satuan
(Set)
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pengecatan dinding dan kayu dalam satuan Set.
Pembayaran dilakukan menggunakan harga satuan yang tercantum pada Daftar Kuantitas dan
Harga dalam satuan per set (set), dimana harga tersebut harus dianggap sudah termasuk biaya
seluruh pekerja, bahan dan peralatan yang dibutuhkan, biaya pengangkutan dan biaya lain
yang terkait.

198
BAB XII
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Pembangunan Rumah Pompa dan Jaringan Perpipaan Air Tanah


Nama Pekerjaan :
untuk Sarana Air Baku Kec. Sipirok Kab. Tapanuli Selatan
Nomor Paket : A.VI.3.
Satuan Kerja : SNVT PJPA Sumatera II Provinsi Sumatera Utara
Kegiatan : Air Tanah dan Air Baku II
Tahun Anggaran : 2018

NO. JENIS PEKERJAAN JUMLAH HARGA


(Rp)
1. PEKERJAAN PERSIAPAN

2. PEMBANGUNAN RUMAH POMPA

3. PEKERJAAN BAK PENAMPUNG

4. PEKERJAAN PIPA DAN AKSESORIS

5. PEKERJAAN BAK PENGUMPUL

6. PEKERJAAN BAK PELEPAS TEKANAN (BPT)

7. PEKERJAAN PAGAR BRC

(A) Jumlah Harga (termasuk Biaya Umum dan Keuntungan)


(B) Pajak Pertambahan Nilai (PPn) = 10% x (A)
(C) Harga Penawaran = (A) + (B)
(D) Pembulatan Harga

Terbilang :

…....…, ….......…….…… 20…..

Penawar :
PT/CV..............................
.
Tanda Tangan & Cap Perusahaan

...............................
Direktur

199
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Pembangunan Rumah Pompa dan Jaringan Perpipaan Air


Nama Pekerjaan : Tanah untuk Sarana Air Baku Kec. Sipirok Kab. Tapanuli
Selatan
Nomor Paket : A.VI.3.
Satuan Kerja : SNVT PJPA Sumatera II Provinsi Sumatera Utara
Kegiatan : Air Tanah dan Air Baku II
Tahun Anggaran : 2018

Harga Jumlah
No. Jenis Pekerjaan Satuan Kuantitas Satuan Harga
( Rp.) ( Rp. )
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1 Pembersihan lokasi M2 50.00

1.2 Mobilisasi dan Demobilisasi Ls 1.00

2. PEMBANGUNAN RUMAH POMPA

2.1 Galian Tanah Biasa < 1 m M3 7.08

2.2 Timbunan Tanah Kembali M3 2.52

2.3 Timbunan Pasir M3 0.72

2.4 Pasangan batu kali Camp 1 : 4 M3 2.40

2.5 Pasangan 1/2 Bata Camp 1 : 4 M2 35.28

2.6 Plesteran Camp 1:4 ( untuk batu bata ) M2 74.76

2.7 Plesteran Camp 1:3 ( untuk batu kali ) M2 10.50

2.8 Tulangan Kg 171.44

2.9 Bekisting ( Balok ) M2 4.80

2.10 Bekisting dan Perancah ( Kolom ) M2 7.20

2.11 Bekisting dan Perancah ( Pondasi dan Sloof ) M2 4.80

2.12 Beton Cor K.175 M3 0.99

2.13 Beton Cor K. 100 M3 1.56

Pembuatan dan pemasangan kusen pintu dan kusen M3 0.28


2.14
jendela

200
2.15 Pembuatan dan pemasangan daun pintu panel M2 1.78

2.16 Pembuatan dan pemasangan kontruksi kuda-kuda M3 0.30

2.17 pemasangan atap seng gelombang M2 22.41

2.18 Pemasangan Lisplank M' 18.70

2.19 Pemasangan langit-langit / plafon M2 16.47

2.20 Pemasangan rangka langit-langit / plafon M2 16.47

2.21 Pengecatan tembok M2 74.76

2.22 Pengecatan kayu M2 9.76

AKSESORIS PINTU DAN JENDELA

2.23 Grendel Bh 3.00

2.24 Kunci Tanam Bh 1.00

2.25 Engsel pintu Bh 3.00

AKSESORIS INSTALASI LISTRIK

2.26 Saklar Bh 1.00

2.27 Bola lampu Bh 2.00

2.28 Kabel dan pipa listrik Set 1.00

3. PEKERJAAN BAK PENAMPUNG

3.1 Galian Tanah Biasa < 1 m M3 1.31

3.2 Galian Tanah Biasa 1 m s/d 2 m M3 6.80

3.3 Timbunan Tanah Kembali M3 4.77

3.4 Tulangan Kg 2,339.93

3.5 Bekisting dan Perancah ( lantai ) M2 26.24

3.6 Bekisting dan Perancah ( Balok ) M2 43.68

3.7 Bekisting dan Perancah ( Kolom ) M2 42.96

3.8 Bekisting dan Perancah ( Dinding ) M2 51.20

3.9 Bekisting dan Perancah ( Pondasi dan Sloof ) M2 24.00

3.10 Beton Cor K.125 M3 0.40

3.11 Beton Cor K.175 M3 10.84

201
3.12 Beton Cor K.200 M3 9.25

3.13 Pengecatan M2 112.96

4. PEKERJAAN PIPA DAN AKSESORIS

PENGADAAN PIPA

4.1 Pengadaan Pipa GIP Φ 100 mm M' 80.00

4.2 Pengadaan Pipa GIP Φ 75 mm M' 1,550.00

4.3 Pengadaan Pipa GIP Φ 50 mm M' 100.00

4.4 Pengadaan Pipa PVC Φ 100 mm M' 50.00

4.5 Pengadaan Pipa PVC Φ 75 mm M' 250.00

4.6 Pengadaan Pipa PVC Φ 50 mm M' 450.00

PEMASANGAN PIPA

4.7 Galian Tanah Biasa < 1 m M3 630.71

4.8 Galian Tanah Berbatu < 1 m M3 20.50

4.9 Galian Tanah Berbatu 1 m s/d 2 m M3 10.50

4.10 Galian Tanah Berbatu < 1 m (Semi Mekanis ) M3 12.00

4.11 Timbunan Pasir M3 56.51

4.12 Pemasangan Pipa GIP Ø 100 mm M’ 80.00

4.13 Pemasangan Pipa GIP Ø 75 mm M’ 1,550.00

4.14 Pemasangan Pipa GIP Ø 50 mm M’ 100.00

4.15 Pemasangan Pipa PVC Ø 100 mm M’ 50.00

4.16 Pemasangan Pipa PVC Ø 75 mm M' 250.00

4.17 Pemasangan Pipa PVC Ø 50 mm M' 450.00

4.18 Pengelasan M' 152.76

4.19 Timbunan Tanah Kembali M3 601.70

PENGADAAN DAN PEMASANGAN AKSESORIS PIPA

4.20 Bend Steel Ø 100 mm Bh 5.00

4.21 Bend Steel Ø 75 mm Bh 30.00

4.22 Bend Steel Ø 50 mm Bh 10.00

202
4.23 Flange steel Ø 4 " Bh 35.00

4.24 Flange steel Ø 3 " Bh 266.00

4.25 Flange steel Ø 2 " Bh 16.00

4.26 Gate Valve Ø 100 mm Bh 4.00

4.27 Gate Valve Ø 75 mm Bh 10.00

4.28 Gate Valve Ø 50 mm Bh 2.00

4.29 Air Valve single 3/4" Bh 1.00

4.30 Air Valve single 1" Bh 1.00

4.31 Bout-Mur 5/8" Bh 1,234.00

4.32 Tee steel Ø 100 mm Bh 5.00

4.33 Tee steel Ø 75 mm Bh 5.00

4.34 Tee steel Ø 50 mm Bh 5.00

4.35 Rubber / Packing M2 3.00

4.36 Reduser Steel Ø 100 x 75 mm Bh 4.00

4.37 Reduser Steel Ø 75 x 50 mm Bh 4.00

4.38 Reduser Steel Ø 100 x 50 mm Bh 4.00

4.39 Elbow Ø 100 mm (PVC) Bh 4.00

4.40 Elbow Ø 75 mm (PVC) Bh 4.00

4.41 Elbow Ø 50 mm (PVC) Bh 4.00

4.42 Tee Ø 100 mm (PVC) Bh 3.00

4.43 Tee Ø 75 mm (PVC) Bh 3.00

4.44 Tee Ø 50 mm (PVC) Bh 3.00

4.45 Socket Ø 100 mm (PVC) Bh 4.00

4.46 Socket Ø 75 mm (PVC) Bh 4.00

4.47 Socket Ø 50 mm (PVC) Bh 4.00

4.48 Reducer 100 mm x 75 mm (PVC) Bh 6.00

4.49 Reducer 75 mm x 50 mm ( PVC ) Bh 5.00

4.50 Reducer 100 mm x 50 mm ( PVC ) Bh 5.00

203
5. PEKERJAAN BAK PENGUMPUL

5.1 Galian Tanah Biasa < 1 m M3 8.02

5.2 Galian Tanah Biasa 1 m s/d 2 m M3 20.40

5.3 Timbunan Tanah Kembali M3 15.98

5.4 Tulangan Kg 4,773.29

5.5 Bekisting dan Perancah ( lantai ) T = 2 m M2 68.64

5.6 Bekisting dan Perancah ( Balok ) T = 2 m M2 45.36

5.7 Bekisting dan Perancah ( Kolom ) M2 28.80

5.8 Bekisting dan Perancah ( Dinding ) M2 153.60

5.9 Bekisting dan Perancah ( Pondasi dan Sloof ) M2 76.44

5.10 Beton Cor K.125 M3 1.62

5.11 Beton Cor K.175 M3 19.79

5.12 Beton Cor K.200 M3 24.96

5.13 Pengadaan dan Pemasangan besi profil Kg 749.10

5.14 Pengelasan M' 17.00

5.15 Pengadaan dan Pemasangan besi plat t = 8mm Kg 649.30

5.16 Baut mur 5/8' Bh 396.00

5.17 Pengadaan dan Pemasangan tangki air kapasitas 3 Unit 2.00


M3

5.18 Pengecatan M2 173.16

6. PEKERJAAN BAK PELEPAS TEKANAN (BPT)

6.1 Galian Tanah Biasa < 1 m M3 27.60

6.2 Timbunan Tanah Kembali M3 21.62

6.3 Timbunan Pasir M3 0.68

6.4 Tulangan Kg 1,897.74

6.5 Bekisting dan Perancah ( Kolom ) T max = 2 m M2 40.32

6.6 Bekisting dan Perancah ( Dinding ), T max = 2, 5 m M2 108.00

6.7 Bekisting dan Perancah ( Pondasi dan Sloof ) M2 32.40

204
6.8 Bekisting dan Perancah ( lantai ) T = 2 m M2 18.90

6.9 Beton Cor K 100 (Lantai kerja) M3 1.35

6.10 Beton Cor K.125 M3 1.18

6.11 Beton Cor K.175 M3 8.37

6.12 Beton Cor K.200 M3 14.40

6.13 Pengecatan M2 54.00

7. PEKERJAAN PAGAR BRC

7.1 Galian Tanah Biasa < 1 m M3 7.20

7.2 Timbunan Tanah Kembali M3 1.80

7.3 Pasangan batu kali Camp 1 : 4 M3 5.40

7.4 Pasangan 1/2 Bata Camp 1 : 4 M2 15.15

7.5 Plesteran Camp 1:4 ( untuk batu bata ) M2 30.30

7.6 Plesteran Camp 1:3 ( untuk batu kali ) M2 5.00

7.7 Beton Cor K 100 M3 0.20

Pengadaan dan Pemasangan Kunci & Engsel Pintu Set 1.00


7.8
pagar

7.9 Pengecatan Besi M2 25.94

7.10 Pengadaan dan Pemasangan pagar BRC M2 51.00

…....…, ….......…….…… 20…..

Penawar : Dibuat Oleh :

PT/CV...............................

Tanda Tangan & Cap Perusahaan

............................... .............................
Direktur Staf Teknik

205
Daftar 1: Mata Pembayaran Umum
CONTOH

Satuan Harga
No. Uraian Pekerjaan Kuantitas Total Harga
Ukuran Satuan

Total Daftar 1
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

206
Daftar 2 : Mata Pembayaran Pekerjaan Utama: ...............................

CONTOH

No. Uraian Pekerjaan Satuan Kuantitas Harga Total


Ukuran Satuan Harga

Total Daftar 2
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

Pekerjaan yang disubkontrakkan

No. Uraian Pekerjaan Nama Domisili


Perusahaan

207
Daftar 3 : Mata Pembayaran ...............................

CONTOH

No. Uraian Pekerjaan Satuan Kuantitas Harga Total


Ukuran Satuan Harga

Total Daftar 3
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

208
Daftar Rekapitulasi

CONTOH

Mata Pembayaran Harga

Daftar No.1 : Mata Pembayaran Umum


Daftar No.2 : Mata Pembayaran Pekerjaan
Utama
Daftar No.3 : Mata Pembayaran
………………………
--dll--
Jumlah (Daftar 1+2+3+ ……………)
PPN 10%
TOTAL NILAI

209
BAB XIII
BENTUK DOKUMEN LAIN

A. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ)

[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]

Nomor : .................... ..............., …. ................ 20....


Lampiran : ....................

Kepada Yth.:
....................
di ....................

Perihal : Penunjukan Penyedia untuk Pelaksanaan Paket Pekerjaan


........................................ .................... .................... ....................

Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor .................... tanggal
.................... perihal .................... dengan penawaran terkoreksi sebesar Rp....................
(.........dalam huruf...........) telah ditetapkan oleh Pokja ULP berdasarkan surat penetapan
nomor .................... tanggal .................... dan kami menyatakan menerima hasil
penetapan tersebut.

Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini Saudara
diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani Surat
Perjanjian. Penunjukan ini diberikan berdasarkan hasil evaluasi terhadap penawaran
Saudara tersebut diatas, apabila Saudara tidak bersedia menerima penunjukan ini akan
dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.
04 Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya.

Satuan Kerja ....................


Pejabat Pembuat Komitmen
....................

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. ....................

Tembusan Yth. :
1. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi
2. APIP ............... [Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi]
3. Unit Eselon 1
4. Unit Eselon 2………. /Kepala Satuan kerja………..
5. .................... [Pokja ULP]
......... dst

210
B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]

SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)


Nomor : ....................
Paket Pekerjaan : ....................

Yang bertanda tangan di bawah ini :


........................................ [nama Pejabat Pembuat Komitmen]
........................................ [jabatan Pejabat Pembuat Komitmen]
........................................ [alamat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]

selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pembuat Komitmen;

berdasarkan Surat Perjanjian .................... nomor .................... tanggal ...................., bersama ini
memerintahkan :
........................................ [nama Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
........................................ [alamat Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
yang dalam hal ini diwakili oleh : ....................

selanjutnya disebut sebagai Penyedia;

untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan


sebagai berikut :
1. Lingkup pekerjaan : ....................;
2. Tanggal mulai kerja : .................... [hari/bulan/tahun];
3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan ketentuan Kontrak;
4. Waktu penyelesaian : selama …… (.........dalam huruf...........) hari kalender dan pekerjaan
harus sudah selesai pada tanggal .................... [hari/bulan/tahun];
5. Denda : Terhadap setiap hari keterlambatan penyelesaian pekerjaan Penyedia akan
dikenakan Denda Keterlambatan sebesar ........ [1/1000 (satu per seribu) dari Nilai Kontrak
atau bagian tertentu dari Nilai Kontrak sebelum PPN sesuai dengan Syarat-Syarat Umum
Kontrak].

...................., …. .................... 20.....


Untuk dan atas nama ....................
Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan]

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: ....................

Menerima dan menyetujui:

Untuk dan atas nama ....................

[tanda tangan]

[nama lengkap wakil sah badan usaha]


[jabatan]

211
C. BENTUK SURAT JAMINAN

Jaminan Pelaksanaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ........................................

Yang bertanda tangan dibawah ini : ................................................................... dalam


jabatan selaku ................................................. dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama ............................................... [nama bank] berkedudukan di
................................................. [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada :


Nama : ................................................. [nama PPK]
Alamat : .................................................

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp .................................................


(terbilang ..............................................dalam huruf..................................................)
sebagai Jaminan Pelaksanaan untuk pekerjaan ............ dalam bentuk garansi bank,
apabila:
Nama : ................................................. [nama penyedia]
Alamat : .................................................

selanjutnya disebut : YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas
waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada
Penerima Jaminan berupa :
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik
dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh Yang Dijamin.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :


1. Garansi Bank berlaku selama ................. (........dalam huruf.........) hari kalender, -
dari tanggal .................................. s.d. ..................................
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan
Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat
belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana
tercantum dalam butir 1.
212
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan
tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa
syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar
Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi
akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda
yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang
Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada
pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-
masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan
Negeri .....................

Dikeluarkan di : .....................
Pada tanggal : .....................

[Bank]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk Materai Rp.6000,00
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ……..[bank] ......................................
[Nama dan Jabatan]

213
Jaminan Pelaksanaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
( Hanya Untuk Badan Usaha Kecil )

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PELAKSANAAN

Nomor Jaminan : ................................... Nilai : ...................................

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : ................................... [nama],


................................... [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN,
dan ................................... [nama penerbit jaminan], ...................................
[alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung
jawab dan dengan tegas terikat pada ................................... [nama PPK],
...................................... [alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut
PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp ................................... (terbilang
...................................)

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN
tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan ................. yang telah
dipercayakan kepadanya atas dasar Surat Penunjukan Pemenang Barang/Jasa
(SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN No. ................................... tanggal
...................................

3. Surat Jaminan ini berlaku selama …….. (……dalam huruf………) hari kalender dan
efektif mulai dari tanggal …………… sampai dengan tanggal ……………

4. Jaminan ini dicairkan apabila :

a. TERJAMIN tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik


dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan TERJAMIN.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan


tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN
berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat
TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

214
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah
diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah
berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di ……………
pada tanggal ……………

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp.6000,00

………………………… …………………………

Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini
ke …… [Penerbit Jaminan]

215
Jaminan Uang Muka dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ........................................

Yang bertanda tangan dibawah ini : .......................................................................... dalam


jabatan selaku ........................................................ dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama ........................................ [nama bank] berkedudukan di
........................................ [alamat]

untuk selanjutnya disebut : PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada :


Nama : ........................................ [nama PPK]
Alamat : ........................................

selanjutnya disebut : PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ................................................................................


(terbilang ..................................................................................................................)
sebagai Jaminan Uang Muka untuk pekerjaan ........... dalam bentuk garansi bank,
apabila :
Nama : ........................................ [nama penyedia]
Alamat : ........................................

selanjutnya disebut : YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas
waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada
Penerima Jaminan berupa :
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali Uang
Muka yang sudah diterima Yang Dijamin kepada Penerima Jaminan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :


1. Garansi Bank berlaku selama …………. (…….…dalam huruf……....) hari kalender, dari
tanggal …………. s.d. ………….
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan
Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat
belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana
tercantum dalam butir 1.

216
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan
tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan Yang Dijamin
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah
menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan
Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang
Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda
yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang
Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada
pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-
masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan
Negeri …………..

Dikeluarkan di : ………….
Pada tanggal : ………….

[Bank]

Materai Rp.6000,00

......................................
[Nama dan Jabatan]

Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ……..[bank]

217
Jaminan Uang Muka dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
(Hanya Untuk Badan Usaha Kecil)

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN UANG MUKA

Nomor Jaminan : ........................................ Nilai : ..................................

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : ........................................ [nama],


........................................ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN,
dan ........................................ [nama penerbit jaminan], ........................................
[alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung
jawab dan dengan tegas terikat pada ...................................... [nama PPK],
........................................ [alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya
disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah
Rp .................................................................. (terbilang ................................. )

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN
tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan .................. yang telah
dipercayakan kepadanya atas dasar Surat Penunjukan Pemenang Barang/Jasa
(SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN No. ................... tanggal .................................

3. Surat Jaminan ini berlaku selama …….. (............dalam huruf.................) hari kalender
dan efektif mulai dari tanggal ................... sampai dengan tanggal
........................................

4. Jaminan ini dicairkan apabila :


TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali kepada
PENERIMA JAMINAN senilai Uang Muka yang wajib dibayar menurut Dokumen
Kontrak.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan


tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan TERJAMIN dalam
waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima
tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan
PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

218
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah
diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah
berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di ..........................
pada tanggal .............................

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp.6000,00

............................... ............................

Untuk keyakinan, pemegang


Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
………[Penerbit Jaminan]

219
Jaminan Pemeliharaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ........................................

Yang bertanda tangan dibawah ini : .......................................................................... dalam


jabatan selaku ................................................. dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama ........................................ [nama bank] berkedudukan di ........................................
[alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : ........................................ [nama PPK]
Alamat : ........................................

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ................................................................................


(terbilang .........................................................................................................) sebagai
Jaminan Pemeliharaan untuk pekerjaan ................ dalam bentuk garansi bank, apabila:
Nama : ........................................ [nama penyedia]
Alamat : ........................................

selanjutnya disebut : YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas
waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada
Penerima Jaminan berupa :
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :


1. Garansi Bank berlaku selama ….. (……dalam huruf……) hari kalender, dari tanggal
........................................ s.d. ........................................
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan
Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat
belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana
tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan
tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa
syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar
Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi
akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
220
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda
yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang
Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada
pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-
masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan
Negeri ..................

Dikeluarkan di : ..........................
Pada tanggal : ..........................

[Bank]

Materai Rp.6000,00

......................................
[Nama dan Jabatan]

Untuk keyakinan, pemegang


Garansi Bank disarankan
untuk mengkonfirmasi
Garansi ini ke …….[bank]

221
Jaminan Pemeliharaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
(Hanya Untuk Badan Usaha Kecil)

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PEMELIHARAAN

Nomor Jaminan : ........................................ Nilai : ..............................

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : ........................................ [nama],


........................................ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN,
dan ........................................ [nama penerbit jaminan], ........................................
[alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung
jawab dan dengan tegas terikat pada ........................................ [nama PPK],
........................................ [alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya
disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah
Rp ...................................................(terbilang .....................................)

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN
tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan ....................... yang
telah dipercayakan kepadanya atas dasar Surat Penunjukan Pemenang Barang/Jasa
(SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN No. ......................... tanggal .............................

3. Surat Jaminan ini berlaku selama …….. (........dalam huruf.........) hari kalender dan
efektif mulai dari tanggal ......................... sampai dengan tanggal ..........................

4. Jaminan ini dicairkan apabila :


TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan


tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN
berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat
TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

222
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah
diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah
berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di ……………………
pada tanggal ……………………...

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp.6000,00

...................................... ......................................

Untuk keyakinan, pemegang


Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini
ke ……….* Penerbit Jaminan]

223
D. BENTUK SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN DARI BANK

[Kop Bank Penerbit Dukungan Keuangan]

SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN


No. ........................................

Yang bertanda tangan dibawah ini : ........................................................................


dalam jabatan selaku ....................................................... dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ..........................................................................................
[nama bank] berkedudukan di ....................................................... [alamat]

Dalam rangka memenuhi persyaratan kualifikasi pengadaan


pekerjaan................................... pada ......................................
dengan ini menerangkan kesediaan memberikan dukungan keuangan kepada :

Nama Perusahaan : .......................................................


Alamat : .......................................................
Nomor Rekening : .......................................................
Nama Penanggung Jawab : .......................................................

Apabila Perusahaan tersebut diatas dinyatakan lulus dan ditetapkan sebagai


Pemenang, maka Bank .................. bersedia mendukung pelaksanaan pekerjaan
dengan dana paling kurang Rp. .................. (terbilang ..................).

Demikian Surat Keterangan Dukungan Keuangan diberikan untuk d ipergunakan


semestinya.

Dikeluarkan di : ..................
Pada tanggal : ..................

[Bank]

Materai Rp.6000,00

......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan, pemegang
Dukungan Keuangan Dari Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi ke ……….*bank]

224
E. PENGUMUMAN PEMILIHAN LANGSUNG DENGAN PASCAKUALIFIKASI

E.1. Pengumuman pemilihan langsung secara elektronik mengikuti petunjuk/


pedoman sistem pengadaan secara elektronik pada website LPSE.

E.2. Pengumuman pemilihan langsung secara elektronik di lingkungan Kementerian


Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat diatur dengan mekanisme sesuai yang
tercantum di dalam portal LPSE dengan langkah-langkah antara lain:

1. No. Pengumuman :
[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]

2. Nama Pokja
[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]

3. Paket Pekerjaan
[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]

4. Persyaratan Peserta
[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]

5. Pelaksanaan Pengadaan
[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]

6. Jadwal Pelaksanaan Pengadaan *)


[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]

225

Anda mungkin juga menyukai