Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“AKUNTANSI BIAYA”
Dosen Pengampu:Estie Sandak

Disusun Oleh:
Regina Kristi Kaawoan
(1941000957)

FAKULTAS MANAJEMEN
UNIVERSITAS NUSANTARA
2021
KATA PENGANTAR

Sebagai Kata Pengantar. Pertama, saya mengucapkam syukur


Alhamdulilah yang sedalam dalamnya kepada TYE . Yang mana atas berkah dan
rahmatnya dapat memberikan tuntunan jalan dan kemudahan pada saya untuk
dapat menyusun dan menyelesaikan makalah saya ini.Tak lupa juga saya ucapkan
terima kasih yang sebesar besarnya kepada dosen pembimbing saya yang telah
memberikan ilmu dan bimbingannya dan pada saya , sehingga dapat
mempermudah saya dalam memahami materi yang diberikan.
Makalah ini tersusun dengan berbagai keterbatasan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang kontruktif akan senantiasa saya nanti dalam upaya evaluasi diri
demi terciptanya makalah yang lebih baik kedepanya. Dengan demikian saya
berharap, bahwa dibalik ketidaksempurnaan saya dan penyusunan makalah ini
bisa ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi
saya selaku penulis dan pembaca.

Manado, 17 Maret 2021

Regina Kristi Kaawoan


(1941000957)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

A. Akuntansi Biaya dan Pengertian Biaya.........................................................4

B. Metode Harga Pokok Pesanan......................................................................6

C. Metode Harga Pokok Proses.........................................................................7

D. Penentuan Harga Pokok Variabel.................................................................8

E. Biaya Overhead Pabrik.................................................................................9

F. Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik................................................10

G. Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja...............................................11

H. Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan..............................12

I. Sistem Biaya Taksiran................................................................................13

J. Sistem Biaya Standar..................................................................................14

BAB III PENUTUP..............................................................................................16

A. . Kesimpulan...............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akunasi biaya merupakan salah satu hal penting yang digunakan
setiap perusahaan untuk melakukan pengambilan keputusan terhadap
setiap permaslahan dan untuk menyusun strategi perusahaan kedepannya
sehingga perusahaan mampu untuk mencapai tujuan utama yang telah
direncanakan oleh perusahaan. Hal tersebut disebabkan oleh manfaat dari
akuntansi biaya yang bisa membantu pekerjaan para manajemen yang
terkhusus pada bidang perencanaan di dalam melakukan pengambilan
keputusan. Akuntansi biaya merupakan akuntansi yang memberikan
materi pembahasn mengenai penentuan harga pokok dari sebuah barang
yang telah diproduksi. Kesusahan di dalam hal pencatatan dan pengelolaan
berbagai macam data produksi ataupun transaksi keuangan seperti
perhitungan harga pokok produksi yang banyak terjadi pada perusahaan
manufaktur.

Harga pokok produksi merupakan harga pokok yang dikenakan


terhadap sebuah barang yang merupakan dampak dari proses produksi.
Ketidak akuratan di dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi
akan memberikan dampak-dampak negative sebab akan memberikan
pengaruh harga jual sebuah produk. Oleh sebab itu, perhitungan harga
pokok produksi seharusnya dilaksankan dengan akurat dan benar. Untuk
bisa melakukan perhitungan tentang harga pokok produksi yang sesuai
maka dibutuhkan sebuah system untuk melakukan perhitungan harga
pokok produksi dengan memakai sebuah metode. Beberapa metode yag
seringali dipakai merupakan metode full costing, dimana ciri khas metode
ini ada pada biaya produksi atau biaya pabrik yang berbeda dengan biaya
periodic. Penerapan aplikasi system perhitungan harga pokok produksi
dengan metode full costing pada perusahaan ini diharapkan dapat
membantu perusahaan dalam menghitung harga pokok produksi dengan

1
lebih benar dan cepat. Selain itu juga ada system perhitungan harga pokok
proses dan lain sebagaianya.
Dengan uraian di atas membuat penulis tertarik untuk membahas
lebih detail mengenai akuntansi biaya dimana dalam makalah ini akan
membahas dasar-dasar dan definisi dari akuntansi biaya yang dimulai dari
pengertian biaya sampai dengan metode-metode yang dipakai dalam
penentuang harga pokok. Sehingga dengan demikian penulis menyususn
makalah ini dengan judul “Akuntansi Biaya”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan akuntansi biaya dan pengertian biaya?

2. Apa yang dimaksud dengan metode harga pokok pesanan?

3. Apa yang dimaksud dengan metode harga pokok proses?

4. Apa yang dimaksud dengan penentuan harga pokok variabel?

5. Apa yang dimaksud dengan biaya overhead pabrik?

6. Apa yang dimaksud dengan departementalisasi biaya overhead pabrik?

7. Apa yang dimaksud dengan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja?

8. Apa yang dimaksud dengan harga pokok produk bersama dan produk
sampingan?

9. Apa yang dimaksud dengan sistem biaya taksiran?

10. Apa yang dimaksud dengan sistem biaya standar?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu akuntansi biaya dan pengertian biaya.

2. Untuk mengetahui apa itu metode harga pokok pesanan.

3. Untuk mengetahui apa itu metode harga pokok proses.

4. Untuk mengetahui penentuan harga pokok variabel

2
5. Untuk mengetahui apa itu biaya overhead pabrik.

6. Untuk mengetahui apa itu departementalisasi biaya overhead pabrik.


7. Untuk mengetahui apa itu biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.
8. Untuk mengetahui apa itu harga pokok produk bersama dan produk
sampingan.
9. Untuk mengetahui apa itu system biaya taksiran.
10. Untuk mengetahui apa itu system biaya standar.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Akuntansi Biaya dan Pengertian Biaya


Menurut pendapat dari Mulyadi menyatakan bahwa akuntansi
biaya merupakan suatu proses mencatat, megelompokkan atau
menggolongkan, meringkas dan menyajikan data-data yang berkaitan
dengan pembuatan serta penjualan produk dengan menggunakan berbagai
cara tertentu dan cara menafsirkannya.1

Akuntansi biaya memberikan penyediaan informasi yang berkaitan


dengan biaya-biaya yang dipakai oleh perusahaan untuk memberikan
bantuan terhadap penetapan harga pokok produksi sebuah perusahaan.
Akuntansi biaya memberikan ukuran dan laporan mengenai setiap
informasi dalam hal keuangan ataupun non-keuangan yang berkaitan erat
dengan biaya pendapatan datau pemanfaatan sumber daya yang dimiliki
oleh suatu perusahaan. Akuntansi biaya lebih memberikan tekanan
terhadap pengendalian ataupun penetapan biaya yang paling utama yang
berkaitan dengan biaya produksi sebuah perusahaan. Berikutnya akuntansi
biaya dapat memberikan bantuan terhadap perusahaan di dalam melakukan
penyusunan rencana dan pengawasan biaya pada setiap kegiatan
perusahaan.

Akuntansi biaya adalah sebuah perangkat yang diperlukan oleh


setiap maanjemen untuk segala kegiatan perencanaan dan pengendalian,
perbaikan kualitas, peningkatan efisiensi dan juga melakukan pebuatan-
pembuatan keputusan yang mempunyai sifat rutin ataupun yang
mempunyai sifat strategis. Berhubungan dengan hal demikian, amaka
akuntansi biaya bisa memberikan bantuan kepada setiap manajemen di
dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Dengan akuntansi biaya perusahaan
bisa melakukan pembuatan dan pelaksanaan perencanaan dan anggaran
untuk beroperasi pada keadaan kompetitif dan ekonomi yang diprediksi.
1
Mulyadi, Akuntansi Biaya, (Yogyakarta: Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN,
2010),7.

4
Untuk bisa menjalankan sebuah usaha maka dibutuhkannlh modal
atau biaya yang harus dikeluarkan oleh pemilik perusahaan sehingga
perusahaan bisa secara terus menerus melakukan profuksi. Biaya memiliki
makna sebagai hal yang terpenting dan tidak bisa dipisahkan di dalam
penentuan laba yang akan didapatkan oleh perusahaan. Menurut dari
pendapat Mulyadi dimana arti atau makna dari biaya secara luas
merupakan sebuah pengorbanan sumber ekonomi yang dapat diukur
dengan menggunakan satuan mata uang yang sudah terjadi ataupun yang
kemungkinan akan terjadi dalam tujuan yang sudah ditentukan. Di dalam
definisi tersebut terkandung empat unsur pokok tentang biaya yakni:2

1. Biaya adalah suatu pengorbanan sumber perekonomian

2. Biaya diukur dengan menggunakan satuan mata uang

3. Yang sudah terjadi ataupun yang secara potensial atau kemungkinan


akan terjadi di masa yang akan datang

4. Pengorbanan tersebut untuk mecapai tujuan tertentu atau tujuan yang


sudah ditentukan.

Biaya merupakan sebagai sebuai nilai pertukaran, pengeluaran


ataupun nilai pengorbanan yang dilaksanakan untuk memberikanan
jaminan pendapatan manfaat. Pada akuntansi keuangan. Pengeluaran
ataupun pengorbanan terhadap tanggal akuisisi dapat dilihat dengan
melihat penyusutan pad akas ataupun pada harta lainyang terjadi ketika di
masa sekarang ini ataupun di masa yang akan datang nantinya. 3
Pengeluaran biaya berdasarkan fungsi pokok di perusahaan manufaktur
terdapat tiga kelompok biaya yaitu sebagai berikut ini:

1. Biaya produksi
2. Biaya pemasaran
3. Biaya administrasi dan umum

2
Ibid, 8.
3
W.K. Carter dan M.F. Usry, Akuntansi Biaya. Buku 1. Edisi 13. Diterjemahkan oleh Krista,
(Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2009), 30.

5
B. Metode Harga Pokok Pesanan
Metode harga pokok pesanan merupakan sebuah metode atau cara
mengumpulkan biaya produsi untuk melakukan penentuan hatga pokok
sebuah produk di perusahaan yang melakukan produksi produk tersebut
yang didasarkan pada pesanan. Tujuan dari pemakaian metode harga
pokok pesanan merupakan untuk memberikan penentuan harga pokok
produk dari berbagai pesanan baik dari harga pokok secara keseluruhan
dari setiap pesanan ataupun untuk persatuan. Di dalam metode harga
pokok pesanan ataupun untuk persatuan. Pada metode ini berbagai macam
biaya produksi digolongkan untuk pesanan yang tertentu dan harga pokok
produksi persatuan yang dilakukan perhitungan dengan cara melakukan
pembagian pada total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan
jumlah persatuan pada pesanan yang bersangkutan. Pada pengumpulan
harga pokok pesanan yang mana biaya yang dikumpulkan untuk setiap
pemesanan ataupun kontrak ataupun jasa secara terpisah dan setiap
pesanan bisa dipisahkan mengenai identitasnya. Atau jika pada pengertian
lainnya, penentuan harga pokok pesanan merupakan sebuah system dalam
bidang akuntansi yang menelusuri biaya di unit-unit individual ataupun
pekerjaan atau pada kontrak atau pada tumpukan produk yang khusus atau
spesifik.

Metode harga pokok pesanan atau job order costing merupakan


sebuah metode pengumpulan harga pokok produksi yang mana biaya
tersebut dikumpulkan pada setiap pesanan atau kontrak atau jasa yang
secara terpisah dan setiap pesanan maupun kontrak bisa dipisahkan
identitasnya. Jumlah keseluruhan harga pokok pesanan dihitungn ketika
pesanan yang telah dipesan sudah diselesaikan dan melakukan
penjumlahan terhadap seluruh biaya yang dibebankan terhadap pemesan.
Harga pokok satuan untuk sebuah pesanan dihitung dengan cara
melakukan pembagian jumlah total harga pokok pesanan tersebut dengan
jumlah satuan produk yang dipesan itu.4

4
R.A, Supriyono, Akuntansi Biaya 1- Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok. Edisi
Kedua. Buku 1. (Yogyakarta : BPFE- yogyakarta, 2014), 35-55.

6
C. Metode Harga Pokok Proses
Metode harga pokok proses adalah sebuah metode atau cara yang
digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi yang dipakai oleh
perusahaan di dalam melakukan pengelolaan produknya secara masa. Di
dalam metode tersebut, biaya produksi digolongkan untuk setiap
perosenya selama masa waktu tertentu dan untuk biaya satuannya
dihitungn dengan metode atau cara melakukan pembagian terhadap total
biaya produksi pada proses tertentu, pada jangka waku tertenty dan dengan
jumlah persatuan produk yang diproduksi dari proses tersebut semala
jangka waktu yang telah diterntukan. Menurut dari pendapat Mulyadi
memberikan pendapat bahwa di dalam sebuah perusahaan yang melakukan
produksi massa. Karakteristik dalam produksinya adalah sebagai berikut
ini:5

1. Produk yang diproduksi oleh perusahaan merupakan produk yang


standar

2. Produk yang diproduksi dari bulan ke bulan tau dari period eke periode
selanjutnya adalah produk yang sama

3. Aktivitas produksi dimulai dengan menerbitkan perintah produksi


yang isinya adallah rencana produksi produk standar dalam jangka
waktu tertentu

Menurut pendapat dari Mulyadi mengungkapkan jika metode


pengumulan biaya produksi ada pada:

1. Tata cara mengumpulkan biaya produksi

2. Cara menghitung harga pokok produksi per satuannya

3. Pengelompokkan biaya-biaya produksi

4. Unsur biaya-biaya yang digolongkan di dalam biaya-biaya overhead


pabrik.

5
Mulyadi, Auditing. Edisi Keenam. Buku 1, (Jakarta: Salemba Empat, 2002), 70.

7
D. Penentuan Harga Pokok Variabel
Penentuan mengenai harga pokok variable atau variable costing
merupakan sebuah konsep penentuan harga pokok yang hanya
memberikan pemasukan biaya produksi variable sebagai bagian dari harga
pokok produk, biaya produksi masih dianggap sebagai biaya periode
atupun biaya waktu atau period cost yang secara langsung dibebankan
terhadap laba atau rugi periode terjadi dan tak diperlakukan sebagai suatu
biaya produksi. Penentuan harga pokok variable juga dapat diartikan
sebuah konsep dalam menentukan harga pokok yang hanya memasukkan
biaya produksi variable saja sebagai bagian dari harga pokok produksi.
Harga pokok produksi menurut metode variabel costing dapat
diformulasikan sebagai berikut :

Biaya produksi yang dihitung menggunakan metode pendekatan


variable costing meliputi unsur cost produksi variable yaitu biaya tenaga
kerja langsung, biaya untuk bahan baku produksi dan biaya overhead
pabrik kemudian dilakukan penembahan dengan biaya non
produksivariabel yaitu sepetti biaya unyuk pemasraan variabel dan biaya
administrasi dan umum variabel kemudian biaya tetap yaitu biaya
overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap dan juga biaya administrasi
umum yang tetap. Dimana manfaat dari penentuan menggunakan variabel
costing di dalam manajemen adalah sebagai berikut ini:6

1. Laba periodik tidak dipengaruhi oleh tingkat persediaan.

2. Dengan menggunakan variable costing, biaya produksi per unit tidak


mengandung biaya tetap.

6
Vanda Novita Sari dan Fazli Syam BZ, Analisis Penerapan Metode Variable Costing Dalam
Menentukan Harga Pokok Produksi Pada Ukm Di Banda Aceh, Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Ekonomi Akuntansi (JIMEKA) Vol. 1, No. 2, 2016, 104.

8
3. Biaya pabrik dan laporan laba rugi dalam bentuk variable costing lebih
dekat dalam mengikuti pemikiran manajemen.

4. Pendekatan ini memungkinkan manajemen mengidentifikasi biaya-


biaya yang dapat dan tidak dapat dikendalikan dalam jangka pendek.

5. Data variable costing relatif memudahkan penilaian kinerja menurut


produk, wilayah, kelas pelanggan dan segmen lain dalam bisnis.

E. Biaya Overhead Pabrik


Biaya overhead pabrik atau factory overhead cost merupakan suatu
biaya yang ada pada proses produksi sebuah perusahaan selain yang
masuk ke dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya
overhead pabrik (BOP) adalah biaya produksi selain bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik didefinisikan sebagai bahan
tidak langsung, buruh tidak langsung, dan biaya-biaya lainnya yang tidak
secara mudah diidentifikasikan atau dibebankan langsung pada suatu
pekerjaan, hasil produksi, atau tujuan akhir biaya tertentu seperti kontrak-
kontrak pemerintah. Biaya overhead pabrik mempunyai dua karateristik
yakni produk itu sendiri dan jumlah volume produksi.

Penggolongan biaya overhed pabrik berdasarkan pada sifatnya


adalah sebagai berikut ini:

1. Biaya bahan penolong

2. Biaya reparasi dan pemeliharaan

3. Biaya tenaga kerja tidak langsung

4. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap

5. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu

6. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan


pengeluaran uang tunai. Biaya overhead yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada
pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN dan sebagainya.

9
F. Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik
Departementalisasi biaya overhead pabrik merupakan pembagian
perusahaan ke dalam elemen-elemen yang seringkali disebut dengan nama
departemen atau pusat biaya yang terbebani oleh biaya overhead pabrik.
Adapun fungsi dari departementalisasi biaya overhead pabrik adalah
dipakai untuk melakukan penentuan terhadap tariff biaya overhead pabrik
pada sebuah perusahaan yang melakukan pengelolaan pada produknya
lewat beberapa bagian produksi. Dimana tarif biaya overhead pabrik
dihitung bagi setiap bagian produksi itu.

Dalam perusahaan yang relatif besar di mana pengolahan produk


melalui beberapa tahapan dan pengendalian biaya perlu dihubungkan
dengan bagian atau departemen di dalam pabrik, pada perusahaan tersebut
perlu diadakan departementalisasi khususnya untuk elemen biaya overhead
pabrik. Departementalisasi biaya overhead pabrik semakin penting pada
pabrik yang mengolah produk atau pesanan yang tidak selalu melalui
proses yang sama atau produk yang dihasilkan perusahaan memungkinkan
untuk dijual sebelum diolah melalui semua tahapan pengolahan, misalnya
pada pabrik tekstil yang dapat untuk menjual benang dan mori belum
disempurnakan (mori gray) yang dihasilkan.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penentuan dan


penggunaan departementalisasi tarif biaya overhead pabrik adalah sebagai
berikut:

1. Penentuan besarnya tarif biaya overhead pabrik untuk setiap


departemen produksi.

2. Pembebanan biaya overhead pabrik pada produk atau pesanan pada


setiap departemen produksi.

3. Pengumpulan biaya overhead pabrik sesungguhnya.

4. Perhitungan, analisa dan perilaku selisih biaya overhead pabrik utnuk


setiap departemen produksi.

10
G. Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja
Pengertian biaya bahan baku menurut Salman merupakan besar
dari pemakaian bahan baku yang dibutuhan pada proses produksi untuk
menghasilkan output.7 Bahan baku meliputi bahan-bahan yang
dipergunakan untuk memperlancar proses produksi atau disebut bahan
baku penolong dan bahan baku pembantu. Bahan baku dibedakan menjadi
bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung. Bahan baku
langsung disebut dengan biaya bahan baku, sedangkan bahan tidak
langsung disebut biaya overhead pabrik.

Dalam memperoleh bahan baku, perusahaan tidak hanya


mengeluarkan biaya sejumlah harga beli saja, tetapi juga mengeluarkan
biaya pembelian, pergudangan, dan biaya perolehan lainnya. Harga bahan
baku terdiri dari harga beli ditambah dengan biaya-biaya pemebelian dan
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut
dalam keadaan siap di olah. Biaya bahan baku langsung adalah semua
biaya bahan yang membentuk bagian integral dari barang jadi dan yang
dapat dimasukkan langsung dalam kalkulasi biaya produk.

Biaya tenaga kerja dibagi menjadi dua kelompok yaitu biaya


tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga
kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik
yang manfaatnya dapat diidentifikasikan pada produk yang dihasilkan.
Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung adalah balas jasa yang
diberikan kepada karyawan pabrik, akan tetapi manfaatnya tidak dapat
diidentifikasikan pada produk yang dihasilkan. Biaya tenaga kerja
langsung adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar pekerja
yang terkait langsung dengan proses produksi untuk menghasilkan produk
jadi. Biaya tenaga kerja yang digunakan adalah jumlah biaya yang
dibayarkan kepada setiap karyawan yang terlibat secara langsung dalam
proses produksi. Dimana sistem pembayaran yang digunakan adalah
sistem pembayaran upah karyawan.

7
Kautsar Salman, Akuntansi Biaya.Cetakan Pertama, (Jakarta: Akademia Permata, 2013), 26.

11
H. Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan
Perusahaan yang menghasilkan produk bersama pada umumnya
menghadapi masalah pemasaran berbagai macam produknya, karena
masing-masing produk mempunyai masalah pemasaran dan harga jual
yang berbeda. Manajemen biasanya ingin mengetahui kontribusi masing-
masing produk pada pendapatan perusahan. Oleh karena itu, perlu
diketahui secara teliti biaya yang dibebankan pada masing-masing produk
sebagai dasar perhitungan harga pokok setiap produk. Alokasi Biaya
merupakan pembebanan biaya secara proposional dari biaya tidak
langsung atau biaya bersama ke objek biaya. Biaya bersama sulit
diperhitungkan kepada masing-masing produk, oleh karena itu untuk
memudahkan dalam perhitungan diperlukan alokasi biaya. Manfaat
menghitung alokasi biaya dalam produk bersama adalah:

1. Menghitung harga pokok dan menentukan nilai persediaan untuk


tujuan pelaporan keuangan internal dan eksternal.

2. Menilai persediaan untuk tujuan asuransi.

3. Menentukan nilai persediaan jika terjadi kerusakan terhadap nilai


barang yang rusak.

4. Biaya bahan yang hancur.

5. Menetukan biaya departemen atau divisi untuk tujuan pengukuran


kinerja eksekutif.

6. Pengaturan tarif karena adanya sebagian produk atau jasa yang


diproduksi dikenakan peraturan harga.

7. Mengetahui besarnya kontribusi masing-masing produk bersama


terhadap total pendapatan perusahaan.

8. Mengetahui biaya produksi yang dibebankan ke produk bersama.

Biaya produk bersama dialokasikan ke setiap produk bersama


menggunakan metode nilai pasar, rata-rata biaya per satuan, rata-rata
tertimbang dan unit kuantitatif.

12
Pengakuan adanya produk sampingan ini menyangkut perlakuan
terhadap harga pokok produk sampingan, biaya untuk memproses produk
sampingan, dan hasil penjualan produk sampingan. Alokasi biaya bersama
kepada produk utama dan produk sampingan pada umumnya dianggap
tidak perlu, karena nilai produk sampingan relatif rendah bila
dibandingkan dengan produk utama. Tetapi dalam kenyataannya ada
beberapa metode yang mengalokasikan biaya bersama kepada produk
utama dan produk sampingan. Metode-metode akuntansi yang dapat
diterima untuk menetapkan biaya produk sampingan dibagi dalam dua
kategori, yaitu:
1. Metode Tanpa Harga Pokok (Non-Cost Methods)

2. Metode-Metode Harga Pokok (Cost Methods)

I. Sistem Biaya Taksiran


Biaya taksiran (Estimated Cost) merupakan salah satu
bentuk biaya yang ditentukan di muka sebelum produksi dilakukan
atau penyerahan jasa dilaksanakan. Sistem biaya taksiran adalah sistem
akuntansi biaya produksi yang menggunakan suatu bentuk biaya-
biaya yang ditentukan di muka dalam menghitung harga pokok produk
yang diproduksi.

Biaya taksiran biasanya dipecah menjadi tiga unsur: Biaya


bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Biaya
taksiran dapat ditentukan atas dasar data masa lalu, dari
perhitungan,dari rumus kimia atau matematis atau secara sederhana
dengan taksiran.Dalam penentuan taksiran biaya bahan baku yang
dipakai untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu, perlu dilakukan
penaksiran kuantitas tiap-tiap bahan baku yang dibutuhkan dan
taksiran harga masing-masing. Taksiran biaya overhead pabrik yang
dibebankan kepada produk didasarkan pada tarif yang ditentukan
dimuka. Biaya overhead pabrik variabel ditaksir dengan melihat hubungan
biaya tersebut dengan produksi,dengan anggapan bahwa terdapat

13
hubungan yang konstan antara jumlah produksi dengan biaya
yangdikeluarkan. Biaya overhead pabrik ditaksir dengan cara
memperhatikan masing-masing unsur biaya overhead pabrik tetap yang
bersangkutan. Pada umumnya biaya overhead pabrik tetap lebih
mudah cara penaksirannya. Misalnya biaya depresiasi mesin,
ditaksir dengan memperhitungkan jumlah m e s i n y a n g d i m i l i k i
s e k a r a n g dengan memperhitungkan rencana investasi serta rencana
pemberhentian pemakaian mesin yang akan terjadi dimasa yang akan
datang. Penaksiran jumlah asuransi tergantung pada kemungkinan
perubahan polis asuransi yang diperkirakan akan terjadi dalam periode
pemakaian biaya taksiran. Gaji pengawas pabrik dapat diaksir dengan
melihat rencana gaji yang akan dibayarkan kepada pengawas tersebut.

J. Sistem Biaya Standar


Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang
merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat
satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah
asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu. Sistem
biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya. Sistem biaya standar
memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya
untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Sistem biaya standar menyajikan
analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dan biaya standar.

Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang


merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk
membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan
tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-
faktor lain tertentu. Untuk menentukan berapa biaya yang seharusnya
dikeluarkan untuk menghasilkan satu satuan produk atau untuk satuan
jasa, harus diadakan penyelidikan lebih dahulu mengenai kegiatan
produksi atau penyerahan jasa yang paling efisien. Sistem biaya standar
merupakan suatu sistem akuntansi biaya yang mengolah informasi
biaya sedemikian rupa sehingga manajemen dapat mendeteksi

14
kegiatan-kegiatan dalam perusahaan yang biayanya menyimpang
dari biaya standar yang ditentukan. Sistem akuntansi biaya ini
mencatat biaya yang seharusnya dikeluarkan dan biaya yang
sesungguhnya terjadi, dan menyajikan perbandingan antara biaya
standar dan biaya sesungguhnya serta menyajikan analisis
penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar

15
BAB III
PENUTUP

A. . Kesimpulan
Akuntansi biaya merupakan suatu proses mencatat,
megelompokkan atau menggolongkan, meringkas dan menyajikan data-
data yang berkaitan dengan pembuatan serta penjualan produk dengan
menggunakan berbagai cara tertentu dan cara menafsirkannya. Sedangkan
Biaya merupakan sebagai sebuai nilai pertukaran, pengeluaran ataupun
nilai pengorbanan yang dilaksanakan untuk memberikanan jaminan
pendapatan manfaat. Untuk bisa melakukan perhitungan yang akurat maka
diperlukan berbagai macam macam metode dimana metode tersebut
adalah metode harga pokok pesanan dan proses serta menentukan harga
pokok variabel. Sehingga akuntansi biaya sangat diperlukan oleh
perusahaan di dalam melakukan pengambilan keputusan dengan
mempertimbangkan berbagai biaya yang berkaitan dengan pengeluaran
atau pendapatan perusahaan

16
DAFTAR PUSTAKA

Carter, W.K. dan Usry, M.F. 2009. Akuntansi Biaya. Buku 1. Edisi 13.
Diterjemahkan oleh Krista. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Mulyadi, 2002. Auditing. Edisi Keenam. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. 2010. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu


Manajemen YKPN.

Salman, Kautsar. 2013. Akuntansi Biaya.Cetakan Pertama. Jakarta: Akademia


Permata.

Sari, Vanda Novita dan Fazli Syam BZ. 2016. Analisis Penerapan Metode
Variable Costing Dalam Menentukan Harga Pokok Produksi Pada Ukm
Di Banda Aceh, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA)
Vol. 1, No. 2.

Supriyono, R.A. 2014. Akuntansi Biaya 1- Pengumpulan Biaya dan Penentuan


Harga Pokok. Edisi Kedua. Buku 1. Yogyakarta : BPFE- yogyakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai