Anda di halaman 1dari 27

Dukungan Psikososial

terhadap Penyintas Bencana Alam

Ugung DA Wibowo
1440/2018
disampaikan pada Pelatihan Rekrutmen Relawan LLHPB PDA Kab Banyumas
Ugung Dwi Ario Wibowo

• Dosen Fakultas Psikologi UMP


• Wakil Ketua II Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Barlingmascakeb
• Psikolog di LK3 Dinsospermades & di PPT PKBGA Kab Banyumas
• Narasumber Tetap Program CURHAT di RRI Pro2 FM 99.00 tiap Rabu 16.00

• Pernah di Muhammadiyah Disaster Manajemen Center (MDMC) Jateng


• Pernah di Relawan Bencana Himpsi Jateng
• Pernah menjadi Relawan & DPL KKN Bencana Gempa Jogja-Jateng
13/10/2018 Ugung D.A. Wibowo 1440/2018 2
Dukungan Psikososial?
Dampak Psikologi pada Bencana:
Depresi, Cemas, Perilaku agresif, Bingung, Putus asa, Sedih, Kehilangan, Takut,
Menyendiri

Dukungan Psikologis Pasca Bencana


Dukungan adalah bentuk sebuah suport kepada seseorang suatu perhatian,
penghargaan, yang diberikan kepada individu dan berfungsi sebagai memotivasi.

Dukungan Psikososial
“Bantuan yang diberikan kepada individu dan masyarakat yang mengalami gangguan
psikologis, dimana bantuan ini dilakukan secara terus menerus dan saling
mempengaruhi antara aspek psikologis dan aspek sosial dalam lingkungan dimana
individu atau masyarakat berada”
13/10/2018 .
Ugung D.A. Wibowo 1440/2018 3
Nama-nama Kegiatan Dukungan
Psikososial
• Trauma Healing
 istilah umum yang ambigu
• Program Dukungan Psikososial/PSP (Psychosocial Support Programme)
adalah kegiatanyang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan psikososial
individu maupun masyarakatagar tetap berfungsi optimal pada saat mengalami
krisis dalam situasi bencana maupunkecelakaan. Digunakan oleh PMI.
• Psychological First Aid (PFA)
Sekumpulan ketrampilan yang bisa membantu anggota masyarakat untuk menolong
keluarga, tetangga dan diri mereka sendiri dengan memberikan dukungan
psikologis setelah sebuah kejadian yang traumatis. Digunakan kalangan Psikologi
• Layanan Dukungan Psikososial (LDP).
Digunakan oleh Dinas Sosial
13/10/2018 Ugung D.A. Wibowo 1440/2018 4
Layanan Dukungan Psikososial?
• Layanan Dukungan Psikososial (LDP) merupakan satu
bentuk pelayanan yang diperuntukkan bagi korban yang mengalami trauma
akibat bencana.
• Berupa terapi psikososial, pelayanan konseling, psikoedukasi,
serta penguatan-penguatan sosio psikologis lainnya.
• Implementasi :
– Undang-Undang Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial,
– Undang-Undang Nomor 7 tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial dan
– Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah.
• Dikatakan spesifik, karena layanan ini mensyaratkan pendekatan dan
intervensi secara profesional  tenaga layanan psikososial yang
profesional, berintegritas, dan memiliki kompetensi untuk dikaryakan di
sejumlah titik pengungsian akibat bencana.
13/10/2018 Ugung D.A. Wibowo 1440/2018 5
Psychological First Aid
(sebagai Dukungan Psikososial)

• PFA atau Bantuan Psikologis Awal sebuah model yang:


– Mendorong persiapan di masyarakat, tempat kerja, sekolah dan keluarga
– Tidak tergantung pada layanan langsung dari para profesional kesehatan
mental.

• Langkah-langkah:
1. Memenuhi kebutuhan dasar
2. Dengarkan, dengarkan, dengarkan
3. Menerima perasaan penyintas
4. Pendampingan untuk langkah2 selanjutnya
5. Melakukan rujukan dan menindaklanjuti
13/10/2018 Ugung D.A. Wibowo 1440/2018 6
Tujuan & Manfaat Dukungan Psikososial
Tujuan Dukungan Psikososial
Mengembalikan individu, keluarga, masyarakat agar setelah peristiwa bencana
terjadi dapat secara bersama menjadi kuat, berfungsi optimal dan memiliki
ketangguhan menghadapi masalah sehingga menjadi produktif dan berdaya guna

Manfaat Dukungan Psikososial


1. Membantu individu untuk mengurangi beban emosinya
2. Mengembalikan fungsi sosial individu didalam lingkungannya
3. Meningkatkan kemampuan individu didalam pemecahan masalah masalah
yang dihadapi pasca bencana
4. Membantu para pekerja kemanusiaan untuk mengatasi masalah psikologisyang
muncul akibat dari situasi yang dihadapi

13/10/2018 Ugung D.A. Wibowo 1440/2018 7


Prinsip Dasar Pemberian Dukungan
Psikososial
1. Pendekatan berbasis masyarakat
2. Pemanfaatan relawan terlatih
3. Penguatan
4. Keterlibatan aktif
5. Partisipasi masyarakat
6. Kerahasiaan

13/10/2018 Ugung D.A. Wibowo 1440/2018 8


Bentuk Dukungan Psikososial
1. Bantuan Konseling & Konsultasi;
Pemberian pertolongan kepada individu atau keluarga untuk melepaskan
ketegangan dan beban psikologis.
2. Pendampingan;
Berbabagai metode terapi psikologis yang tepat kepada individu yang mengalami
trauma psikologis agar dapat berfungsi secara normal kembali.
3. Pelatihan;
Pelatihan untuk pemuka komunitas, relawan dan pihak-pihak yang
ditokohkan/mampu dalam masyarakat untuk memberikan
dukungan psikologis kepada masyarakatnya.
4. Kegiatan psikososial
Kegiatan mengaktifkan elemen-elemen masyarakat agar dapat kembali
menjalankan fungsi sosial secara normal.
13/10/2018 Ugung D.A. Wibowo 1440/2018 9
Bentuk Dukungan Psikososial
1. Tahap Tanggap Darurat : Pasca dampak- langsung
• Menyediakan pelayanan intervensi krisis untuk pekerja bantuan,
misalnya defusing dan debriefing untuk mencegah secondary
trauma
• Memberikan pertolongan emosional pertama (emotional first aid),
misalnya berbagai macam teknik relaksasi dan terapi praktis
• Berusahalah untuk menyatukan kembali keluarga dan masyarakat.
• Menyediakan informasi, kenyamanan, dan bantuan praktis.

13/10/2018 Ugung D.A. Wibowo 1440/2018 10


Bentuk Dukungan Psikososial
2. Tahap Pemulihan: Bulan pertama
• Lanjutkan tahap tanggap darurat
• Mendidik profesional lokal, relawan, dan masyarakat
sehubungan dengan efek trauma.
• Memberikan bantuan praktis jangka pendek dan dukungan
kepada penyintas
• Menghidupkan kembali aktivitas sosial dan ritual masyarakat

13/10/2018 Ugung D.A. Wibowo 1440/2018 11


Bentuk Dukungan Psikososial
3. Tahap Pemulihan akhir: Bulan kedua
• Lanjutkan tugas tanggap bencana.
• Memberikan pendidikan dan pelatihan masyarakat tentang
reseliensi atau ketangguhan.
• Mengembangkan jangkauan layanan untuk mengidentifikasi
mereka yang masih membutuhkan pertolongan psikologis.
• Menyediakan “debriefing” dan layanan lainnya untuk penyintas
bencana yang membutuhkan.
• Mengembangkan layanan berbasis sekolah dan layanan komunitas
lainnya berbasis lembaga.

13/10/2018 Ugung D.A. Wibowo 1440/2018 12


Bentuk Dukungan Psikososial
4. Fase Rekonstruksi
• Melanjutkan memberikan layanan psikologis dan pembekalan bagi
pekerja kemanusiaan dan penyintas bencana.
• Melanjutkan program reseliensi untuk antisipasi datangnya
bencana lagi.
• Pertahankan “hot line” atau cara lain dimana penyintas bisa
menghubungi konselor jika mereka membutuhkannya.
• Memberikan pelatihan bagi profesional dan relawan lokal tentang
pendampingan psikososial agar mereka mampu mandiri.

13/10/2018 Ugung D.A. Wibowo 1440/2018 13


13/10/2018 Ugung D.A. Wibowo 1440/2018 14
Masalah Kesehatan Jiwa pada Bencana
Stresor yang terjadi pada bencana meliputi stresor fisik, lingkungan dan
pikiran.
• Stresor fisik adalah cedera fisik yang diakibatkan oleh bencana dari
tingkat ringan sampai berat, dan dapat pula mengakibatkan korban
meninggal. Masyarakat yang selamat dan tinggal di pengungsian juga
rentan mengalami gangguan kesehatan fisik.
• Stresor lingkungan adalah rusak dan hilangnya harta benda (rumah,
sawah, ladang dll).
• Stresor pikiran adalah persepsi terhadap kejadian yang dapat realistis
dapat pula tidak realistik. Kehilangan orang yang dicintai merupakan
stressor yang sangat berat, terlebih kejadian ini tidak terduga sebelumnya.
13/10/2018 Ugung D.A. Wibowo 1440/2018 15
Masalah Kesehatan Jiwa pada Bencana
• Respon individu terkait bencana dan stressor yang menyertainya
bervariasi sesuai dengan kemampuan dalam melakukan adaptasi dengan
kondisi kehidupan yang berubah.
• Anxietas (kecemasan akut) dan depresi merupakan respon yang
paling sering ditemukan  Bisa pulih, tapi bisa juga berlanjut.
 perlu penanganan segera agar ketahanan mental dan pemulihan
kondisi kejiwaan, sehingga masyarakat dapat membangun kembali
kehidupan dengan semangat baru yang penuh harapan.
• Tanda dan gejala anxietas dapat dilihat dari konsentrasi yang kurang,
sakit kepala, tidak nafsu makan, tidur yang terganggu.
• Tanda dan gejala depresi seperti sedih berkepanjangan, kehilangan
minat, merasa lelah, ada pikiran untuk mengahiri kehidupan
13/10/2018 Ugung D.A. Wibowo 1440/2018 16
Masalah Kesehatan Jiwa pada Bencana
Post traumatic stress disorder(PTSD) adalah gangguan ansietas yang
terjadi akibat peristiwa traumatic/bencana yang mengancam keselamatan dan
membuat individu merasa tidak berdaya.
PTSD ada tiga macam yaitu PTSD akut terjadi 1-3 bulan setelah bencana, PTSD kronik
terjadi setelah tiga bulan, dan PTSD dengan onset yang memanjang (with delayed
onset).
Tanda dan gejala PTSD dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
• Merasakan kembali peristiwa traumatic (reexperiencing symptom), merasakan
kejadian terjadi kembali, muncul dalam bentuk bayangan, mimpi buruk,
bertindak seakan peristiwa terulang kembali,
• Menghindar (avoidance symptom), yaitu menghindar terhadap hal yang
mengingatkan terhadap peristiwa trauma..
• Waspada (hyperarousal symptom), mengalami peningkatan mekanisme fisiologik
tubuh pada saat tubuh istirahat..
13/10/2018 Ugung D.A. Wibowo 1440/2018 17
Strategi/Pendekatan Psikososial
Masalah psikososial pada korban bencana dapat dikelompokkan
sesuai dengan dampak bencana yang dialami yaitu:
1. Masyarakat yang selamat disertai orang yang dicintai juga
selamat dan harta bendapun selamat.
2. Masyarakat yang selamat tetapi harta benda rusak dan
hancur; atau masyarakat yang selamat tetapi kehilangan
orang yang dicintai.
3. Masyarakat yang selamat disertai dengan kehilangan orang
yang dicintai dan kehilangan harta benda
13/10/2018 Ugung D.A. Wibowo 1440/2018 18
Strategi/Pendekatan Psikososial
1. Kegiatan di Tempat Pengungsian
– Kelompok besar yang diikuti oleh semua pengungsi yang menempati tempat pengungsian
– Kelompok kecil yaitu semua pengungsi yang tinggal di satu tempat pengungsian dibagi dalam
kelompok kecil
– Keluarga dan atau individu dengan kebutuhan khusus
Selain itu kegiatan juga dapat dibagi sesuai dengan usia para pengungsi yaitu kelompok anak,
remaja, dewasa dan lansia.
2. Kegiatan di barak pengungsian pengganti rumah tempat tinggal
– Kelompok sehat: stimulasi perkembangan
– Kelompok risiko: penjelasan perawatan penyakit atau penyelesaian masalah, memberikan
perawatan psikososial sebagai akibat faktor risiko
– Kelompok gangguan: memberikan perawatan sesuai dengan kondisi kesehatan jiwanya dengan
prinsip sedapatnya dirawat di masyarakat dan jika perlu lakukan rujukan ke puskesmas /RS
3. Kegiatan di rumah atau kembali ke desa
– Kegiatan pelayanan kesehatan jiwa setelah kembali ke desa perlu dilanjutkan untuk terus
melakukan pencegahan masalah kesehatan jiwa yang dapat berlanjut akibat bencana yang
dialami
13/10/2018 Ugung D.A. Wibowo 1440/2018 19
Penanggulangan Masalah Psikososial
(di tempat Pengungsian)
1. Teknik pada kelompok besar
Pengungsi = 100 s.di ribuan orang. Rasio = satu orang relawan : 50-100 orang pengungsi  tetapkan leader.
a) Asesmen umum tentang masalah fisik, lingkungan dan pikiran yang membuat pikiran.
b) Latihan nafas dalam dengan menghela nafas dari hidung dan mengeluarkannya dari mulut (kedua bibir
menyatu) dan memperhatikan mengembang dan mengempisnya perut
c) Latihan relaksasi progresif dengan memperhatikan pengencangan dan pengenduran otot sambil nafas
dalam: mata, mulut, tengkuk, bahu, tangan, punggung, perut, pervis, kaki dan telapak kaki
d) Mengingatkan kebersihan diri yaitu cuci tangan sebelum makan dan cuci tangan sesudah buang air. Juga
makan, minum dan istirahat yang seimbang
e) Latihan perfokus pada lima jari sambil mengingat kondisi tubuh yang segar; orang-orang yang
memperhatikan dan peduli; pujian/ penghargaan/ keberhasilan yang pernah dirasakan; tempat indah yang
pernah dikunjungi
f) Latihan menghentikan pikiran yang susah dengan mengatakan stop setiap kali pikiran susah muncul dan
pikirkan hal positif yang masih dimiliki
g) Latihan membangun interaksi dalam keluarga (suami, istri, anak), teman sekampung yang sama-sama
tinggal dipengungsian, saudara lain yang tinggal di satu tempat pengungsian.
h) Melakukan ibadah dan kegiatan sosial bersama-sama
i) Peran serta kegiatan di tempat pengungsian: di dapur umum, membagikan makanan, menjaga
kebersihan lingkungan
13/10/2018 Ugung D.A. Wibowo 1440/2018 20
Penanggulangan Masalah Psikososial
(di tempat Pengungsian)
2. Teknik pada kelompok kecil
Setelah selesai kegiatan kelompok besar  dilanjutkan dengan kegiatan kelompok kecil (dibagi sesuai
kelompok usia).
• Kelompok dewasa
Kegiatan yang dilakukan pada kelompok dewasa : bercakap-cakap tentang perasaan, harapan,
keinginan, hal positif yang masih dapat disyukuri. Kelompok menjadi dukungan sosial bagi para
anggota kelompok, dan membangun harapan masa depan yang realistis.
• Kelompok remaja
Kegiatan yang dapat dilakukan adalah olah raga, musik, tari, bernyanyi, menulis, aktivitas sosial.
Dapat pula dilakukan latihan membangun percaya diri dan harga diri.
• Kelompok anak
Kegiatan yang dapat dilakukan dengan anak: bermain, menggambar, bernyanyi, menari, musik,
berceritra dan olah raga. Dapat pula memutar film kartun atau film anak-anak.
• Kelompok lansia
Kegiatan yang dapat dilakukan: bicara tentang perasaan, berikan informasi tentang kegiatan yang
dilakukan di pengungsian, berbagi pengalaman masa lalu yang sukses, lakukan pendampingan untuk
masalah dan kebutuhan lansia (butuh perhatian & rentan)
13/10/2018 Ugung D.A. Wibowo 1440/2018 21
Penanggulangan Masalah Psikososial
(di tempat Pengungsian)
3. Teknik pada keluarga dan individu
• Pada saat kegiatan kelompok kecil dapat diidentifikasi anggota
kelompok yang mempunyai kebutuhan khusus misalnya yang
kehilangan anggota keluarga, rumah, harta benda, cedera, gangguan jiwa.
• Lakukan perawatan sesuai dengan masalah yang dialami secara
profesional yaitu oleh psikolog, perawat jiwa, peksos, atau dokter jiwa.
• Diagnosa kedehatan jiwa (oleh profesional) yang dapat
diidentifikasi adalah Ansietas, PTSD, Harga diri rendah (situasional/kronik),
Keputusasaan, Ketidakberdayaan, Gangguan citra tubuh, Risiko perilaku
kekerasan, Gangguan sensori persepsi: halusinasi, Isolasi sosial, Risiko
bunuh diri, Defisit perawatan diri.
 Pertimbangkan rujukan yang diperlukan ke psikolog, puskesmas & RS.

13/10/2018 Ugung D.A. Wibowo 1440/2018 22


Cara Komunikasi pd Dukungan
Psikososial
• Hindari ucapan :
“Saya mengerti”
“Jangan sedih”
“Anda kuat, anda akan melaluinya”
“Jangan menangis”
“Ini kehendak tuhan”
“Ini bisa lebih buruk”

13/10/2018 Ugung D.A. Wibowo 1440/2018 23


Cara Komunikasi pd Dukungan
Psikososial
Ucapan yang lebih membantu adalah :
“Ada orang disini yang akan membantu anda”
“Kami tidak akan meninggalkan anda sendirian”
“Kita berada dalam kondisi ini bersama”
“Silahkan tumpahkan emosi anda”
“Saya tahu anda kuat”

13/10/2018 Ugung D.A. Wibowo 1440/2018 24


Rujukan dan Tindaklanjut
• Identifikasi penyintas yang
membutuhkan konseling atau
intervensi
• Lakukan rujukan bagi penyintas
yang tidak berespons terhadap
internvensi Anda
• Hubungkan mereka dukungan
sistim dukungan yang ada.
• Apabila dibutuhkan, lakukan
tindak lanjut pada hari
berikutnya.
13/10/2018 Ugung D.A. Wibowo 1440/2018 25
Referensi
• Himpsi. 2006. Materi Pelatihan Psychological First Aid.

• http://dinsos.jatengprov.go.id/dukungan-psikososial-pasca-bencana.html

• http://www.budiannakeliat.com/2014/12/teknik-dan-strategi-
penanggulangan_16.html

• http://www.cakrawalanews.co.id/artikel/1073/Pentingnya-Layanan-Dukungan-
Psikososial-Untuk-Korban-Bencana/

• Chatarina Rusmiyati & Enny Hikmawati. 2012. Penanganan Dampak Sosial


Psikologis Korban Bencana Merapi (Sosial Impact of Psychological Treatment Merapi
Disaster Victims). Informasi, Vol. 17, No. 02 Tahun 2012

13/10/2018 Ugung D.A. Wibowo 1440/2018 26


Jadi Relawan Psikososial itu
Menyenangkan
Yakinnn...

13/10/2018
•Terima Kasih
Ugung D.A. Wibowo 1440/2018 27

Anda mungkin juga menyukai