Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun untuk memenuhi project UTS mata kuliah metode penelitian kuantitatif

Disusun oleh :

Novita Eka Christanti/13190054

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

2020
Judul penelitian : Pengaruh Pendidikan terhadap Krisis Moral Remaja
Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Menutut Fariah (2017) , moral adalah ajaran tentang baik buruknya
perbuatan dan perilaku, akhlak yang dimiliki semua orang. Seseorang dapat
dianggap bermoral apabila memiliki kesadaran untuk menerima serta melakukan
peraturan yang berlaku dan bersikap atau memiliki tingkah laku yang sesuai
dengan nilai-nilai moral yang dijunjujung tinggi di lingkungannya.

Saat ini bangsa Indonesia dapat dikatakan tengah dilanda persoalan yang
sangat serius yaitu krisis moral, dan kebanyakan kita tidak menyadari itu sebagai
sesuatu yang sangat berpengaruh bagi peradaban bangsa dan jati diri atau identitas
bangsa di mata dunia (Icsan Emrald Alamsyah,2019). Hancurnya bangsa-bangsa
besar hampir secara umum dilatar belakangi karena mengalami krisis moral.
Khususnya ketika anak “milenial” atau remaja mengalami krisis moral memiliki
dampak yang besar terhadap bangsa Indonesia karena generasi muda di harapkan
hadir untuk menjadi perubahan bangsa. jika krisis moral remaja terus berlanjut,
bagaimana dengan nasib masa depan bangsa?

Data Unicef tahun 2016 lalu menunjukkan bahwa kekerasan kepada


sesama remaja di Indonesia diperkirakan mencapai 50 persen. Terdapat beberapa
kasus seperti yang terjadi di Padang baru- baru ini tersebar video aksi kekerasan
terhadap seorang remaja yang dilakukan oleh teman sebayanya, viral di media
sosial.selain kekerasan, krisis moral remaja ditunjukan dengan memiliki perilaku
yang menyimpang yang dapat merugikan orang lain seperti kasus belasan remaja
Pekanbaru tertangkap pesta narkoba di kamar hotel dan kekerasan seksual yang
dilakukan oleh remaja.
Berdasarkan penelitian sebelumnya mengenai reformasi moralitas, Kita perlu
melakukan reformasi moralitas melalui bidang pendidikan yang pembinaanya
baik keluarga, masyarakat maupun level pemerintah (formal).

1.2 Rumusan masalah

 Adakah pengaruh pendidikan terhadap krisis moral remaja di Indonesia?


 Apa yang harus dilakukan agar krisis moral tidak terjadi di Indonesia?

1.3 Tujuan penelitian

 Mendeskripsikan pengaruh pendidikan terhadap krisis moral remaja di


Indonesia.

1.4 Manfaat penelitian

Manfaat teoritis:

 Sebagai bentuk referensi kebijakan kepada Pendidikan Indonesia untuk


menciptakan dan membuat sistem pendidikan yang bersifat kondisional
dan terbaru dalam pembentukan generasi emas ditengah krisis moral ini.
 Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan peningkatan pendidikan moral pada remaja serta
menjadi bahan kajian lebih lanjut.

Manfaat praktis :

- bagi penulis

 menambah wawasan dan pengalaman langsung mengenai pentingnya


Pendidikan bagi moral bangsa.

- bagi pendidik dan calon pendidik

 sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program pembelajaran serta


menentukan metode yang tempat untuk mentasi masalah krisis moral di
Indonesia
- bagi seluruh masyakarat Indonesia

 menambah pengetahuan dan sumbangan pemikiran tentang apa yang


seharusnya dilaksanakan masyarakat khususnya generasi muda yang
ternyata berdampak banyak kepada bangsa.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan di setiap


negara. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas dalam
pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, mengembangkan segala
potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran.

2.2 Dimensi pendidikan

Pendidikan dapat dideskrpsikan dengan berbagai jalur Pendidikan, Menurut


Teguh Triwiyanto jalur pendidikan yaitu:

a. Pendidikan Formal. pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang


terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi (di sekolah dan universitas)
b. Pendidikan Nonformal. pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di
luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup,
pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan
pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan
ketrampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan
lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
c. Pendidikan Informal. pendidikan informal adalah jalur pendidikan
keluarga dan lingkungan. Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan
oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.

2.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi pendidikan


1.Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan
dapat memengaruhi hasil belajar individu.

a. Faktor fisiologis. faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik


individu. kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh
positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang
lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang
maksimal.juga Panca indra yang berfunsi dengan baik akan
mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula .
b. Faktor psikologis. keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi
proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memngaruhi proses
belajar adalah kecerdasan siswa, motifasi , minat, sikap dan bakat.

2.Faktor eksogen/eksternal

a. Lingkungan sosial. lingkungan social sekolah, seperti guru, administrasi,


dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa.
lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat
tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa. Lingkungan social
keluarga. lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar.
Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak
rumah), pengelolaan keluarga, semuannya dapat memberi dampak
terhadap aktivitas belajar siswa.
b. Lingkungan non sosial. Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang
segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau
tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang.
Faktor instrumental,yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua
macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar,
fasilitas belajar, lapangan olahraga dan lain sebagainya.
Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya
disesuaikan dengan usia perkembangan siswa begitu juga dengan metode
mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa.

2.4 Manfaat/dampak dari pendidikan dalam hidup

6 manfaat pendidikan (Depdiknas 2004: 4), yaitu:

• Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin kepada anak.


• Mengenalkan anak pada dunia sekitarnya.
• Menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik.
• Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi.
• Mengembang ketrampilan, kreativitas, dan kemampuan yang
dimiliki anak.
• Menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar.

2.5 Pengertian tentang krisis moral

Moral berasal dari kata latin mores yang berarti adat kebiasaan. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata moral berarti “akhlak atau kesusilaan yang
mengandung makna tata tertib batin dalam hidup”. Moral adalah suatu ajaran
wejangan-wejangan, patokan-patokan, kumpulan peraturan baik lisan maupun
tertulis tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar menjadi
manusia yang baik.

Definisi krisis moral menurut KBBI adalah kemerosotan dalam bidang moral.

2.6 Dimensi krisis moral

Seseorang dapat dianggap bermoral apabila memiliki kesadaran untuk menerima


serta melakukan peraturan yang berlaku dan bersikap atau memiliki tingkah laku
yang sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjujung tinggi di lingkungannya.

Piaget berpendapat bahwa perkembangan moral berlangsung dalam tahap-tahap


yang dapat diprediksi, yakni dari tipe penalaran moral yang sangat egosentris ke
tipe penalaran moral yang didasarkan pada sistem keadilan berdasarkan kerjasama
dan ketimbalbalikan.

Contohnya, akhir-akhir ini banyak remaja yang memiliki perilaku yang


menyimpang yang dapat merugikan orang lain. Misalnya, seperti kasus di yang
terjadi yaitu kekerasan sesama pelajar ,tawuran, pesta narkoba dll.

2.7 Faktor – faktor yang mempengaruhi krisis moral

Beberapa faktor penyebab krisis moral di kalangan anak muda yaitu:

a. Faktor keluarga

kenakalan remaja banyak dilatarbelakangi oleh keluarga yang broken home atau


keluarga tidak harmonis. Dari keluarga yang tidak harmonis ini dapat memberikan
dampak mental dan psikologis terhadap anak.

b. Krisis Identitas

Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua
bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam
kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Terjadinya krisis moral karena
remaja gagal mencapai integrasi kedua.

c. Kontrol Diri yang Lemah

Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat
diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku yang tidak
terpuji. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku
tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku
sesuai dengan pengetahuannya.

d.  Sikap Mental yang Tidak Sehat

Perilaku yang menyimpang dapat pula disebabkan karena sikap mental yang tidak
sehat. Sikap tersebut ditunjukkan dengan tidak merasa bersalah atau menyesal atas
perbuatannya, bahkan merasa senang.
e.  Pelampiasan Rasa Kecewa

Seseorang yang mengalami kekecewaan apabila tidak dapat mengalihkannya ke


hal positif, maka ia akan berusaha mencari pelarian untuk memuaskan rasa
kecewanya.

f.   Pengaruh lingkungan dan Media Massa

Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang dapat disebabkan karena


terpengaruh oleh lingkungan kerjanya atau teman sepermainannya. Begitu juga
peran media massa, sangat berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku.

2.8 Manfaat/dampak dari krisis moral

Krisis moral memang sangat berpengaruh dalam perkembangan Indonesia


kedepan. Hal ini akan mengakibatkan bangsa Indonesia akan semakin terpuruk
dan dipandang rendah oleh bangsa lain. Sehingga adanya moral masyarakat yang
semakin remuk dan tak terkendali tersebut salah satunya dapat memunculkan
adanya pelanggaran-pelanggaran hukum yang semakin marak di Indonesia ini.
serta krisis moral tersebut menjadi penghambat kesuksesan , bagi bangsa
khusunya bangsa Indonesia untuk menjadi negara maju .

2.9 Hubungan (pengaruh) atau gambaran antara pendidikan dan krisis


moral

Pendidikan merupakan jembatan untuk mencerdaskan generasi bangsa.


Pendidikan memiliki peranan yang begitu penting dalam kemajuan negeri ini.
Apabila masyarakat memiliki pendidikan yang lebih baik, maka kita tidak akan
dipandang sebelah mata oleh orang lain bahkan oleh negara lain. Pendidikan
merupakan bekal utama dalam kehidupan. Dengan pendidikan kita dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang boleh dikerjakan
dan apa yang tidak boleh dikerjakan.

Etika pendidikan berdasarkan pada sebuah kajian nyata bahwa manusia harus
melakukan sesuatu dalam tindakan yang beretika, termasuk di dalamnya proses
belajar mengajar dalam dunia Pendidikan.Ada kesenjangan yang terjadi sekarang
bahwa antara penanaman nilai-nilai yang baik dan benar di sekolah pada proses
pendidikan, namun di masyarakat sebagai lapangan Pendidikan tempat
mempraktikkan pendidikan tidak memberikan nilai-nilai etika yang benar sebagai
dasar yang mendidik. Kondisi ini akan terus terjadi dari generasi ke generasi dan
pengaruhnya terus berlangsung dan menghasilkan kerusakan moral bagi generasi
selanjutnya, Karena itu, untuk mengatasi krisis moral dalam dunia pendidikan,
harus meningkatkan kurikulum atau peranan pendidikan baik disekolah ataupun di
rumah.

2.10 Kerangka Berpikir (Hipotesis)

H0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan terhadap


krisis moral remaja

H1 : terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan terhadap krisis


moral remaja

Berdasarkan sumber refrensi yang saya dapatkan hipotesisnya merujuk pada H1


diterima yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan
terhadap krisis moral remaja. gejala melemahnya moralitas diperlihatkan dengan
maraknya tawuran antar pelajar, berpakaiyan yang tidak sopan, percakapan yang
dilakukan dengan kalimat yang tidak santun, tidak menunjukan rasa hormat
terhadap guru, dan sering datang terlambat.  kondisi pendidikan kita di Indonesia
saat ini sangat memprihatinkan, dimana moral dan sopan santun peserta didik kita
sangat rendah dan menjalar tidak hanya moral sopan santun saja menjalan
ketindak kriminalitas.

Rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan terbentuknya karakter yang kurang


baik (tidak bisa menentukan mana yang baik dan mana yang buru) , serta
menyebabkan sesorang(pemuda/remaja) sulit mendapatkan pekerjaan pekerjaan
formal/informal dengan pendapatan yang sangat sedikit/kecil, sehingga kebutuhan
dasarnya tidak dapat dipenuhi. Keadaan ini, seringgali menjadi pendorong
keterlibatan Anak dalam tindak kriminalitas (termasuk krisis moral).
Pendidikan yang diperoleh tidak hanya pendidikan formal dalam sekolah tapi
pendidikan dalam keluarga ataupun dalam masyarakat sosial (lingkungan
pertemanan dll), keluarga memiliki peran yang signifikan dalam memberi
pengarahan (pendidikan). Pola pendidikan yang diterapkan akan sangat
mengarahkan emosi remaja. Namun, tidak semua keluarga mampu menjalin relasi
yang baik dengan anak-anaknya. keluarga harus bisa menjadi tempat penopang
pendidikan moral terhadap anak karna keluarga . peran yang paling fital bagi
terbentuk nya karater anak.sehingga pendidikan sangat berpengaruh dalam krisis
moral remaja.
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, icsan Emrald.(2019). krisis moral remaja, tanggung jawab siapa?.


Diunduh dari https://republika.co.id/berita/ppqc8g349/krisis-moral-remaja-
tanggung-jawab-siapa

Armawi, A. (2006). Refleksi Filosofis Terhadap Reformasi Akhlak (Moralitas)


Dan Masa Depan Bangsa. Jurnal Ketahanan Nasional, 11(1), 61-68.

Bahri, S. (2015). Implementasi pendidikan karakter dalam mengatasi krisis moral


di sekolah. Ta'allum: Jurnal Pendidikan Islam, 3(1), 57-76.

Chusniyah, Tutut. (2014).Penyebab Kenakalan dan Kriminalitas Anak. diunduh


dari http://fppsi.um.ac.id/?p=1276

Fariah, R.Aj Nurul. (2017). Moral? Apa Itu? Contohnya?. Diunduh dari
https://www.kompasiana.com/nurie/58c55743b47a61ed27066c28/moral-apa-
itu-contohnya

Nurfadhilah. (2009).Krisis Moral Bangsa Adalah Sumber Krisis Bangsa


Indonesia. diunduh dari http://nurfadhilahipa3.blogspot.com/2009/12/krisis-
moral-bangsa-sumber-krisis.html

Ratnawati, D. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan Karakter


Holistik Siswa Smkn Di Kota Malang. TAMAN VOKASI, 3(2).

Rini, Y. S., & Tari, J. P. S. (2013). Pendidikan: Hakekat, Tujuan, dan Proses.
Jogyakarta: Pendidikan Dan Seni Universitas Negeri Jogyakarta.

Salmiah. (2020).Krisis Moral yang Dialami Anak Muda di Era Milenial. diunduh
dari http://puspensos.kemsos.go.id/krisis-moral-yang-dialami-anak-muda-di-
era-milenial
Syukur,M. (2019). Belasan Remaja Pekanbaru Tertangkap Pesta Narkoba di
Kamar Hotel. Diunduh dari
https://today.line.me/id/v2/article/Belasan+Remaja+Pekanbaru+Tertangkap+Pe
sta+Narkoba+di+Kamar+Hotel-wOBoO5

Teguh, T. (2014). Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Angkasa.

Wadu, L. B., Darma, I. P., & Ladamay, I. (2019). Pengintegrasian Nilai Moral
Melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Di SMP. Jurnal Inspirasi
Pendidikan, 9(1), 66-70.

Wassa,Gerald. (2019). Krisis Moral Pendidik dan Peserta Didik. diunduh dari
https://ntt.kemenag.go.id/opini/629/krisis-moral-pendidik-dan-peserta-didik-

Anda mungkin juga menyukai