2018
Andini
Universitas Sumatera Utara
https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/10132
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
TRADISI BERSIH DESA (Studi Di Desa Lama Kecamatan Sei Lepan
Kabupaten Langkat)
SKRIPSI
Diajukan Guna Melengkapi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Oleh :
ANDINI
130905108
MEDAN
2018
PERNYATAAN ORIGINALITAS
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memeperoleh gelar keserjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar
pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan di sini saya
bersedia diproses secara hukum dan siap meninggalkan gelar keserjanaan saya.
Penulis
Andini
Andini 2018, judul skripsi Tradisi Bersih Desa (Studi Pada Masyarakat desa Lama,
Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat) . Skripsi ini terdiri dari 5 bab, 85 halaman,
12 daftar foto.
Penelitian ini berjudul, Tradisi Bersih Desa (Studi Pada di Desa Lama, Kecamatan Sei
Lepan, Kabupaten Langkat) yang bertujuan untuk menggambarkan sekaligus
mendeskripsikan mengenai bagaimana pelaksanaan tradisi bersih desa, alasan warga
masyarakat masih mempertahankan bersih desa hingga sekarang ini, serta perubahan yang
terjadi.
Penelitian ini menggunakan metode etnografi dan untuk memperoleh data yang di
butuhkan, peneliti menggunakan teknik observasi dan wawancara. Peneliti melakukan
observasi partisipasi dalam penelitian ini dan langsung terlibat di lapangan, dengan tujuan
mengetahui kegiatan tradisi bersih desa selama sebelum dan akan pelaksanaan tiba.
wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dengan
menggunakan interview guide sebagai pedoman dalam melakukan wawancara. Dalam
menemukan data, peneliti mencari informan yang mengetahui banyak mengenai tradisi bersih
desa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi bersih desa dilaksanakan setahun
sekali, yakni pada bulan Maret setiap tahunnya. Waktu ini adalah waktu dimana panen lokal
telah selesai pada bulan Februari dan memasuki masa turun bibit (masa tanam) tanpa ada
penanggalan khusus dalam penetapannya. Pelaksanaan bersih desa dilakukan dalam dua hari
berturut-turut. Ada beberapa tujuan pelaksanaan bersih desa, yakni: Wujud rasa syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas panen yang telah diberikan pada tahun sebelumnya, dan
memohon kembali untuk kelancaran dalam masa tanam berikutnya, Memohon perlindungan
untuk seluruh warga desa agar terhindar dari malapetaka baik yang sifatnya alamiah
maupun disengaja, Penghormatan kepada arwah leluhur pendahulu mereka di desa tersebut,
yang mana telah menjaga mereka selalu dari segala malapetaka. Jikapun terjadi hal yang
tak diinginkan maka hal itu kembali kepada Tuhan mereka. Tradisi tahunan masyarakat Desa
Lama ini mencakup dua tahap diantaranya tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Dalam
setiap tahapannya tanggung jawab dan pembagian tugas sangat jelas terlihat.
Bentuk partisipasi masyarakat dalam menyelenggarakan tradisi bersih desa ada tiga
macam. Pertama adalah berbentuk materi, Kedua adalah berupa fisik atau tenaga. Ketiga
adalah keterlibatan secara mental dan emosional. Ada beberapa alasan masyarakat tetap
melestarikan tradisi bersih desa adalah karena pertama tradisi bersih desa merupakan warisan
dari nenek-moyang atau para pendahulu mereka sehingga wajib dilestarikan dengan baik,
kedua yaitu, sebagai media antara manusia dan Tuhan dalam rangka mengucapkan
terimakasih atas berkah yang diberikan selama satu tahun terakhir, berupa kesehatan,
ii
iii
Puji dan syukur saya hadiahkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Tradisi Bersih
Desa (Studi Pada Masyarakat desa Lama, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat)”
dengan baik. Penelitian ini dilakukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1
bidang Antropologi Sosial di Departemen Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Selama proses penulisan skripsi ini, saya banyak menerima bimbingan dan masukan
dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penghargaan terbesar saya
persembahkan kepada keluarga besar saya terutama orangtua saya tercinta Ibu Halimatun
Sakdiah yang memenuhi kebutuhan saya sehingga saya dapat menikmati fasilitas dalam
dunia pendidikan hingga saat ini. Semoga ibu diberikan umur yang panjang, sehat selalu dan
dilancarkan rezekinya. Tanpa adanya bimbingan dan do’amu saya tidak akan mampu untuk
mengerjakan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa pada kakak laki-laki saya Andriko dan adik
saya Anika, terimakasih telah memberikan semangat dan do’a untuk saya dalam
mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, tanpa jasa kalian yang telah
membuat saya dapat membaca dan menulis serta mendapatkan ilmu-ilmu lainnya yang sangat
berguna dan penuh kesabaran telah mendidik saya, tanpa kalian saya tidak akan pernah bisa
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Lister Berutu MA sebagai
dosen pembimbing saya yang sudah banyak membantu saya. Lalu meluangkan waktu dan
iv
banyak memberikan ilmu, semangat dan masukan-masukan yang berharga, serta dengan
sangat sabar dalam membimbing. Saya minta maaf karena sudah banyak merepotkan bapak
selama penulisan skripsi ini, semoga bapak beserta keluarga diberikan kesehatan dan
kebahagiaan dalam menjalani hidup, dan juga kepada staf pegawai serta pengajar
Departemen Antropologi, Bapak Dr. Fikarwin Zuska, Drs. Agustrisno,M.SP, dan seluruh
dosen Antropologi, yang juga memberi dukungan baik kritik maupun saran, serta telah
mendidik dan membekali ilmu pengetahuan. Kepada kak Nurhayati sebagai staf administrasi
Departemen Antropologi FISIP USU, saya mengucapkan terimakasih banyak telah bersedia
membantu kelancaran semua berkas yang diperlukan mulai dari selama kuliah hingga skripsi
Saya juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada para informan saya yang
merupakan orangtua saya di Desa Lama dan juga kakak, abang, paman, bibi yang telah
bersedia membantu saya, yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan informasi
untuk mendapatkan data dari skripsi ini, tanpa kalian saya tidak akan dapat menyelesaikan
skripsi ini, biarlah kiranya Tuhan yang membalas segala kebaikan kalian.
positif, dan teman- teman lateral khususnya abangda Prof. Hamdani Harahap, Abdullah
akhyar Nasution, Saruhum Rambe, Farid Aulia, dan Dr. Yeni Absah, yang senantiasa
Buat sahabat-sahabat saya stambuk 2013 terkhusus Yona Tusiana, Selvi Ariska,
Fadlun Nisa, Nur Intan Sari, terimakasih atas hubungan dan semua kenangan yang telah kita
lalui bersama baik itu dalam suka maupun duka. Terimakasih atas pertemanan selama kuliah
teman-teman.
Terimakasih banyak sekali lagi untuk semuanya. Kiranya Tuhan senantiasa membalas
Penulis
Andini
vi
vii
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas kehendak-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dan segala hal yang berkaitan dalam memenuhi persyaratan
untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang Antropologi Sosial di Fakultas Ilmu Sosial dan
Skripsi ini berjudul “Tradisi Bersih Desa (Studi Pada Masyarakat desa Lama,
Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat)” yang berisi kajian etnografi yang didasarkan
penelitian ini, juga ada tinjauan pustaka yang terdapat di dalamnya teori-teori untuk
mempermudah penulisan skripsi ini. Ada 2 perumusan masalah yang menjadi pokok
pertanyaan dalam penelitian, juga dalam bab ini berisi tujuan dan manfaat penelitian serta
terdiri dari sejarah desa lama, keadaan geografis dan susunan penduduk desa.
Bab III penulis menjelaskan mengenai sejarah tradisi bersih desa, kepercayaan
masyarakat desa lama, norma dan aturan yang terkait bersih desa, alasan masyarakat masih
yang akan membahas prosesnya, keterlibatan masyarakat pada kegiatan bersih desa, serta
Bab IV menjelaskan mengenai tradisi bersih desa dan perubahan yang terjadi. Serta
viii
Kesimpulan akan menjelaskan rangkuman keseluruhan dari isi skripsi dari Bab I hingga Bab
Skripsi ini tentu masih jauh dari kata sempurna.Oleh sebab itu, penulis dengan senang
hati menerima kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan selanjutnya serta sebagai
bahan pembelajaran untuk tulisan-tulisan berikutnya dan penulis berharap skripsi ini dapat
Penulis
Andini
ix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah…………………......................…………………..…………..... 1
1.2 Tinjauan Pustaka……………………......................…………………………………….. 9
1.3 Rumusan Masalah ………………………………………......................………………. 17
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………......................………….. 18
1.5 Metode Penelitian……………………………………………......................…………... 19
1.6 AnalisisData…………………………………………………….......................……….. 27
1.7 Pengalaman Penelitian…………………………………........……......................……... 28
BAB III TRADISI BERSIH DESA DI DESA LAMA KECAMATAN SEI LEPAN
KABUPATEN LANGKAT
3.1 Sejarah Tradisi Bersih Desa…….....................……………………………….………… 56
3.2 Kepercayaan Masyarakat Desa Lama............................................................................... 62
3.3 Norma dan aturan yang Terkait Bersih Desa…......................………………....……….. 67
3.4 Alasan Masyarakat Mempertahan Tradisi Bersih Desa……......................…………….. 75
3.4.1 Untuk Melestarikan Warisan Dari Para Pendahulu….......................…….…… 77
3.4.2 Wujud Terima Kasih Kepada Tuhan yang Maha Esa…….....................……... 81
3.4.3 Bentuk Pengharapan Untuk Kehidupan Selanjutnya …....................………… 83
3.5 Persiapan Bersih Desa………………….....................………………………………….. 86
3.5.1 Rapat Persiapan …………………………………………….....................…... 86
3.5.2 Pembersihan/Gotong Royong…………………..……...…........................….... 89
3.5.3 Membangun Kemah……………………………………….......................….... 90
3.5.4 Masak-Masak………..…………………………………………....................... 92
3.5.5 Dzikir Akbar……………………..............................………….……………… 95
3.6 Penyelenggaraan Bersih Desa ………………......................…………………………… 96
3.6.1 Dziarah Kubur……………………….......................………………………..... 96
3.6.2 Kenduri Selamet…………..……………….....................…………………….. 98
3.6.3 Wayang Kulit…………….…………..........……………………………….... 103
3.7 Bentuk Partisipasi Masyarakat Dalam Tradisi Bersih Desa……....................………... 108
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………......................….. 128
5.2 Saran………………………………………………………………….......................... 133
xi
xii
xiii
Jarak
Apa itu bersih desa
2 Konsep bersih desa Bagaimana sejarah bersih desa Primer Informan Kunci
Bagaimana bersih desa di desa
lama
Penentuan waktu
penyelenggaraan
Kepala desa,
3 Penanggung jawab acara Primer
kepala dusun
Penyelenggaraan bersih Bagaimana keberlangsungan
desa acara
Pendapat masyarakat tentang
tradisi bersih desa
Penting atau tidaknya bersih
desa
Partisipasi masyarakat dalam Informan kunci,
Eksistensi tradisi bersih penyelenggaraan bersih desa Informan
4 Primer
desa Apakah keadaan tradisi bersih pangkal,
desa mengalami perubahan Informan biasa
xiv
Data Informan:
xv
PENDAHULUAN
Weh sampai ke bagian timur di Merauke. Selain itu, Indonesia terdiri atas
berbagai suku bangsa dengan keragaman budaya yang dimilikinya. Oleh karena
itu bangsa Indonesia disebut juga bangsa majemuk yang memiliki beragam
budaya. Selain itu, Indonesia memiliki letak sangat strategis dan tanah yang subur
dengan kekayaan alam melimpah ruah. Dalam hal ini kita dapat menemui
meliputi berbagai kebiasaan dan nilai bersama yang dianut masyarakat tertentu.
Konsep suku bangsa sendiri sering dipersamakan dengan konsep kelompok etnik.
Menurut Fredrik Barth sebagaimana dikutip oleh Parsudi Suparlan, suku bangsa
diperoleh secara turun temurun dan melalui interaksi antar budaya. Budaya lokal
atau dalam hal ini budaya suku bangsa menjadi identitas pribadi ataupun
lokal hasil budi daya masyarakat suatu daerah yang terbentuk secara alami dan
diperoleh melalui proses belajar dari waktu ke waktu. Budaya lokal dapat berupa
mengubah dunia secara mendasar. Gejala yang menonjol sebagai dampak dari
dinamis, yaitu selalu bergerak dan mengalami perubahan, baik secara cepat
maupun lambat.
berpangkal pada kehidupan modern, maka adat istiadat bangsa Indonesia ini akan
dapat mendangkalkan adat istiadat leluhur, terlebih pada generasi muda yang
masih belum kuat dan belum mampu mengantisipasi kedatangan budaya asing
yang serba modern yang mendasarkan pada kemampuan teknologi dan melupakan
sumber nilai-nilai luhur yang mengakar pada adat istiadat kebudayaan bangsa
kita. Kalau pergeseran nilai dibiarkan berlarut-larut, maka tidak mustahil adat
akan dilupakan dan bahkan tidak dikenal oleh generasi muda dan akhirnya akan
hilang sama sekali. Kalau hal itu terjadi tentu sangat disayangkan.
―lingkungan dan budaya tidak dapat dipisahkan satu sama lain tapi terlibat dalam
Dua ide dasar dari sudut pandang ekologis yang tidak bisa dipisahkan
dalam konsep hubungan timbal balik, baik itu lingkungan maupun budaya adalah
pemberian, tapi satu sama lain disimpulkan dalam istilah lain bahwa lingkungan
bermain aktif, tidak hanya berperan dalam membatasi atau menyeleksi aktivitas
dan budaya dalam hubungannya dengan umpan balik yang tidak sama. Sesuai
dengan pandangan ini, kadang kala budaya memainkan suatu peran aktif dan
yang kuat dengan lingkungan daripada sektor lain, dan analisa ekologis harus bisa
budaya. Inti budaya terdiri dari sektor ekonomi masyarakat, yang menonjolkan
tinggal di daerah tertentu pasti mempunyai budaya atau tradisi yang diyakini dan
dilestarikan. Budaya dan tradisi itu biasanya dipercaya turun temurun oleh suatu
masyarakat yang tinggal di dalamnya. Tradisi diturunkan dari orang tua kepada
yang sama. Sama halnya dengan upacara bersih desa atau yang dikenal dengan
istilah Rasulan.
bermasyarakat. Jadi kebudayaan bisa didapat dari mana saja, baik dalam pelajaran
di sekolah maupun dari lingkungan sosialnya. Orang biasanya banyak belajar dari
apa yang ia lihat sehari-hari, mereka punya kebiasaan yang umumnya sama
dalam masyarakat dan di setujui secara tidak langsung oleh sebuah masyarakat
sebagai perwujudan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah pada tahun itu.
Kemudian juga agar panen tahun depan tidak berkurang dan daerah itu supaya
terhindar dari musibah. Aneh mungkin bagi orang yang tidak tahu. Namun masih
mensyukurinya dengan cara memasak nasi dan lauk-pauknya dalam jumlah yang
bersama dan sisanya dibagikan kepada seluruh warga. Kemudian pada malam
Upacara ini juga tidak jelas apa latar belakang dan darimana datangnya
namun sampai saat ini masih di lakukan oleh warga di beberapa daerah di
Indonesia yang memiliki penduduk suku Jawa . Dengan upacara kita menemukan
simbol yang bersifat abstrak (misalnya penggunaan bubur merah putih dalam
tradisi yang melambangkan persatuan dan kesatuan layaknya yin dan yang dalam
kehidupan, dan lain sebagainya) yang berada pada tingkat pemikiran di berbagai
tetapi juga terdapat interksi social antara warga desa dengan yang lainnya,
interaksi antara manusia dengan Tuhannya dan juga ada interaksi manusia dengan
dunia lain yang hidup berdampingan dengan manusia seperti roh dan para arwah
leluhur. Bersih desa/ rasulan ini memiliki makna yang luas bagi masyarakat yang
mempercayai dan yang mempunyai tradisi ini. Kebiasaan ini juga tidak jelas
bagaimana asal-usulnya, namun sampai saat ini masih terus dilakukan oleh
sebagian besar masyarakatnya. Ada orang-orang tua yang mungkin tahu seluk
beluk ―rasulan‖ tapi ada juga yang hanya ikut-ikutan karena orangtuanya juga
melakukan hal seperti itu atau mungkin hanya karena ―umum sanak‖ atau biar
sama dengan warga kampung yang lain. Hal ini terjadi karena tradisi ―rasulan‖ ini
bergotong- royong, kedua sebagai persembahan terhadap para nabi, danyang, serta
ibu pertiwi yang telah memberikan hasil panenan dari apa yang telah ditanam di
sawah ladangnya. Upacara tradisi bersih desa itu merupakan upacara intensifikasi
yaitu suatu upacara yang menandai keadaan krisis dalam kehidupan kelompok.
balik antara pelaku dan upacara yang akan dilakukan serta unsur-unsur yang
mendukungnya. Oleh karena itu interaksi sosial menjadi faktor terpenting dalam
hubungan dengan orang lain dan menyangkut keberhasilan suatu upacara, hal ini
menunjukkan adanya gotong-royong dan kerja sama. Adat dan budaya manusia
satunya adalah tradisi bersih desa. Menurut Sumardi, dkk (1997:134) menyatakan
bahwa upacara bersih desa mempunyai banyak sebutan, misalnya sedekah bumi,
rasulan, slametan bumi suran dan lainnya. Sedekah bumi adalah memberi
merupakan istilah bersih desa yang digunakan oleh masyarakat di Pulau Jawa,
slametan bumi dan suran memiliki makna yang sama dengan sedekah bumi.
Pemberian nama ini biasanya tergantung dari daerah masing-masing, selain itu
makna yang terkandung dari setiap istilah-istilah tersebut juga sama. Namun pada
keseimbangan atau hubungan dengan makhluk yang tidak kasat mata (gaib) dan
diyakini sebagai penjaga atau pelindung desa. Waktu pelaksanaan bersih desa
yaitu satu tahun sekali, biasanya sesudah musim panen padi. Namun lain halnya
yang dilakukan oleh masyarakat Desa Lama, yang mana penyelenggaraan bersih
desa dilaksanakan dalam rangka turun bibit atau turun sawah, yakni saat mereka
akan baru melakukan tanam padi. Tujuannya adalah agar tanaman padi yang
nantinya ditanam akan mendapatkan berkah dari Tuhan Yang Maha Kuasa
memuaskan bagi masyarakatnya. Terkait soal bulan, hari, tanggal, dan cara
pelaksanaannya tidak selalu sama antara satu desa dengan desa yang lain. Secara
umum tanggal dan hari pun tidak sembarangan ditentukan, melainkan ada hari-
hari tertentu di kalender Jawa yang merupakan hari sakral untuk melakukan ritual
bersih desa. Tempat penyelenggaraan bersih desa dan pesta desa mengikuti
lingkungan desa beserta penghuninya, disamping itu juga ada kegiatan yang
perubahan telah terjadi yang dilatarbelakangi oleh berbagai faktor pula. Dalam hal
ini salah satu dampak yang menonjol adalah persebaran penduduk, yakni
berpindah ketempat tinggal mereka yang baru dengan membawa budaya yang
mereka dapatkan dari tempat tinggal awalnya. Masyarakat Jawa menjadi salah
satu suku terbanyak yang menduduki populasi di Indonesia, hal inilah yang
Indonesia agar persebaran penduduk merata. Salah satu teempat tujuan tersebut
tata cara kelakuan yang sama dengan tempat asal mereka. Dan memang sejak
awal di bangunnya Desa Lama ini adalah oleh masyarakat Jawa, meskipun lama
kelamaan telah muncul beberapa suku yang turut hadir yakni Batak, Karo, dan
Jawa.
Kebun Lada dari Kota Binjai, dan pada masa itu mereka terpaksa harus mencari
tempat tinggal baru setelah mengalami Pemutusan Hubungan Kerja oleh pihak
perkebunan. Meskipun pada awalnya masih sangat sedikit mereka yang memilih
tinggal di Desa lama, namun lambat laun seiring berjalannya waktu desa pun
mulai ramai dengan para penduduk baru. Tak lama waktu yang dibutuhkan untuk
mereka saling berinteraksi, dikarenakan telah adanya kesamaan RAS maka sangat
mudah bagi mereka untuk berkomunikasi. Atas kesamaan inilah mereka memiliki
inisiatif untuk membuat suatu ucapan rasa syukur kepada pemilik tanah yang
mana telah membantu mereka dalam menjalani kehidupan pertanian sebagai mata
tahun panen yang didapatkan pun meningkat, lantas mereka kembali membuat
selamet, yakni wayang kulit. Berangkat dari sinilah maka mereka mulai
masyarakat Desa Lama, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat ini menarik
untuk diteliti karena kehadirannya sejak tahun 1974 masih tetap dipertahankan
Hal ini dilakukan agar dapat menjelaskan tentang tradisi bersih desa itu sendiri
maupun hal-hal yang terkait dengan eksistensinya dalam masyarakat hingga saat
ini.
kebudayaannya, tetapi pada dasarnya manusia lahir dan besar sebagai penerima
dikatakan sebagai suatu sistem yang menyeluruh, terdiri dari cara aspek dan
pemberian arti terhadap laku ujaran, laku ritual dan berbagai jenis laku lainnya
dari manusia atau sejumlah manusia yang melakukan tindakan satu dengan yang
lain (Wasid, dkk, 2011:30). Tradisi merupakan mekanisme yang dapat membantu
Dalam kebudayaan terdapat apa yang disebut dengan ekologi budaya, yaitu
berinteraksi bagi manusia. Hubungan antara sesama manusia dengan makhluk lain
bisa dijalankan dengan baik, apabila terjadi simbiosis mutualisme, dengan prinsip
dalam (Herusatoto, 1983:103106) tradisi atau adat istiadat atau disebut juga adat
tata kelakuan, dapat dibagi dalam empat tingkatan, diantaranya sebagai tingkat
nilai budaya, tingkat norma-norma, tingkat hukum, tingkat aturan khusus. Tradisi
‖buddhayah‖ yaitu bentuk jamak dari ―buddhi‖ yang berarti ―budi‖ atau ―akal‖.
10
merumuskan kebudayaan sebagai hasil sebuah karya, rasa, dan cipta masyarakat.
menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk
produk dari eksistensi diri manusia, yang meliputi semua aspek kegiatan manusia,
baik di bidang politik, sosial, ekonomi, kesenian, ilmu dan teknologi maupun
agama.
Jadi, hakikat kebudayaan adalah proses kreatif diri manusia yang aktual
muka bumi ini, manusia mampu melakukan perubahan dan penciptaan sesuatu
yang lebih baru lagi, sebagai sarana pertemuannya dengan tenaga gaib yang
dibagi, dan dipertukarkan yang di dalamnya terdapat nilai-nilai atau aspek penting
wujud diantaranya adalah ide, aktivitas, dan artefak. Wujud kebudayaan tersebut
dapat diuraikan melalui berbagai tradisi. Tradisi merupakan warisan sosial budaya
11
kearifan lokal yang merupakan pandangan hidup masyarakat Jawa yang sarat
kepercayaan dan penghayatan kepada Yang Maha Pencipta, Yang Maha Tunggal.
Yang Maha Tunggal menjadikan spirit bagi manusia untuk selalu berbuat
kebajikan, bersikap penuh kasih, dan menumbuhkan etos kerja yang tinggi.
wahana untuk bersikap spiritual sehingga ada keharmonisan antara dunia dengan
Menurut Tiezzi dalam (Nuraeni & Alfan, 2012: 68) bahwa kearifan lokal
sebagai acuan tingkah laku seseorang dalam hidup bermasyarakat, tetapi lebih
Tiezzi juga menambahkan bahwa ujung atau pengendapan dari kearifan lokal ini
tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan
12
dalam bentuk kata-kata bijak (filsafat), b) kearifan yang berupa sikap hidup sosial,
nasehat, dan iktibar yang diungkap dalam bentuk pepatah, perumpamaan, pantun,
syair atau folklor (cerita rakyat), c) kearifan yang berupa ritus/seremoni yang
diwujudkan ke dalam bentuk upacara, d) kearifan yang berupa prinsip, norma, dan
tata aturan bermasyarakat yang terwujud menjadi sistem sosial, e) kearifan yang
berupa kebiasaan yang terlihat dari perilaku sehari-hari dalam pergaulan sosial.
dulu berupa berbagai sikap dan etika moralitas komunitas masyarakat local atau
setempat yang bersifat religius. Kerarifan lokal ini mengandung arti relasi antara
Tuhan yang terinternalisasi dan diikuti oleh anggota masyarakat dimana bertujuan
untuk mengatur berbagai tatanan kehidupan yang harmonis antara dunia dengan
manusia.
Apa itu Bersih Desa? Bersih desa sendiri merupakan salah satu upacara
adat jawa yang diselenggarakan setelah para petani padi. Hal ini dimaksudkan
untuk mengungkapkan rasa syukur karena tanaman padi telah berhasil dipanen
13
merupakan penghormatan terhadap para leluhur yang telah meninggal dunia dan
Lama. Bersih Desa sendiri merupakan sebuah adat atau kebiasaan pada
Bagi masyarakat jawa, kegiatan tahunan yang bernama Bersih Desa ini
merupakan ungkapan refleksi sosial keagamaan. Hal ini dilakukan dalam rangka
Ritual ini dipahami sebagai bentuk pelestarian warisan tradisi dan budaya nenek
moyang. Tradisi ini merupakan simbol adanya hubungan dengan leluhur, sesama
dan yang Maha Kuasa, serta sebuah ritual yang mencampurkan budaya lokal dan
nilai-nilai islam, sehingga sangat tampak adanya lokalitas yang masih kental
islami.
Tradisi ini sendiri sudah ada sejak turun temurun oleh masyarakat. Hanya
1
Sadran atau Nyadran berasal dari bahasa Sansakerta “sraddha” yang berarti
keyakinan.Merupakan serangkaian upacara yang dilakukan oleh masyarakat Jawa.
2
http://pustaka-makalah.blogspot.co.id/2011/03/upacara-adat-desa-sebagai.html (diakses 06
desember 2017pukul 14:58)
14
Adanya anggapan kurang modern dan merupakan kegiatan yang syarat akan
daerah pinggiran yang sudah mendapat pengaruh budaya dan informasi dari luar
masih ada daerah-daerah yang tetap menjalankan tradisi leluhur ini. Salah satu
daerah yang masih setia melaksanakan upacara tradisi Bersih Desa adalah
satunya adalah tradisi bersih desa. Menurut Sumardi, dkk (1997:134) menyatakan
bahwa upacara bersih desa mempunyai banyak sebutan, misalnya sedekah bumi,
rasulan, slametan bumi suran dan lainnya. Pemberian nama ini biasanya
desa adalah upaya manusia untuk mencari keseimbangan atau hubungan dengan
makhluk yang tidak kasat mata (gaib) dan diyakini sebagai penjaga atau
pelindung desa. Waktu pelaksanaan bersih desa yaitu satu tahun sekali, biasanya
sesudah musim panen padi. Namun lain halnya yang dilakukan oleh masyarakat
desa lama, yang mana penyelenggaraan bersih desa dilaksanakan dalam rangka
turun bibit atau turun sawah, yakni saat mereka akan baru melakukan tanam padi.
Yang mana tujuannya adalah agar tanaman padi yang nantinya ditanam akan
mendapatkan berkah dari Tuhan Yang Maha Kuasa melalui para leluhur hingga
15
satu desa dengan desa yang lain. Tempat penyelenggaraan bersih desa dan pesta
desa mengikuti kebiasaan desa setempat, ada kegiatan yang merata dilakukan di
seluruh lingkungan desa beserta penghuninya, disamping itu juga ada kegiatan
makam tidak ada acara khusus yang ada hanya mengirim doa. Pelaksanaan
kebersihan di makam ini dilakukan oleh warga desa secara gotong royong.
daerah menjadi kebanggaan dan bagian penting dari status sosial bagi yang
nanggap Dari berbagai pandangan tentang bersih desa, terangkum bahwa bersih
desa merupakan tradisi selametan desa pada masyarakat agraris di Jawa yang
dilakukan setahun sekali setelah musim panen dengan bentuk pelaksanaan yang
berbeda-beda.
16
itu saya melihat hubungan ekologi dan kebudayaan masyarakat dengan mengikuti
konsep ―inti kebudayaan‖ dari Julian Steward. Salah satu pendekatan ekologi
kebudayaan seperti yang diungkapkan Julian Steward bahwa dalam meneliti suatu
Dengan kata lain, tidak segala aspek kebudayaan adalah hasil dari
hubungan manusia dengan alam. Namun selalu ada aspek kebudayaan yang secara
fungsional dipengaruhi oleh alam, dan itulah yang disebut Steward sebagai inti
terhadap aspek kebudayaan mana yang mempunyai interaksi yang kuat dengan
alam dan dapat menjadi representasi dari inti kebudayaan. Pada kasus di
masyarakat Jawa, ekologi yang menjadi inti budaya bukan dari dimensi udara
maupun air/laut, namun lebih ke pertanian sawah. Pengelolaan sawah inilah yang
secara lebih lanjut dapat dilihat pengaruhnya pada organisasi sosial, struktur desa,
oleh Geertz.
mendapatkan fokus objek kajian dan sekaligus juga sebagai pembatas bagi
17
adalah :
maupun secara praktis. Manfaat penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoretis Manfaat teoretis yang diharapkan dari penelitian ini adalah
2. Manfaat Praktis Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah bisa
18
etnografi, untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
Pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi ke dalam dua jenis data
1) Data Primer
Data primer merupakan data pokok atau data utama dari sebuah penelitian.
Data pokok yang akan dicari dalam penelitian ini berfokus pada
bagaimana tradisi bersih desa yang ada di Desa Lama serta eksistensi
tradisi bersih desa itu sendiri di kalangan masyarakat yang masih bertahan
hingga saat ini. Data tentang struktur sosial dan lain sebagainya. Selain itu,
peneliti juga menggunakan rekaman suara dan catatan lapangan atau field
2) Data Sekunder
Data ini dapat diperoleh dari buku, artikel, jurnal serta dokumentasi berupa
19
1)Observasi/Pengamatan
(tingkah laku ataupun peristiwa) dengan cara mengamati. Selain itu observasi atau
tentang segala tindakan, percakapan, tingkah laku, dan semua hal yang akan
ditangkap oleh panca indera terhadap apa yang dilakukan masyarakat yang diteliti
dilapangan.
secara lebih mendalam. Dalam penelitian yang akan dilakukan ini, peneliti
ini, peneliti mengamati sesuatu gejala dalam kedudukannya sebagai orang yang
terlibat dalam kegiatan dari masyarakat yang diteliti. Dengan kata lain, peneliti
informasi lebih mendalam, terbuka, tegas dan bebas tetapi tetap dalam fokus pada
apa yang akan diteliti, yakni terkait bagaimana kegiatan tradisi bersih desa di
Desa Lama dilakukan. Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari dua malam
bersih desa tersebut. Sebelum pelaksanaan kegiatan dilakukan pasti ada tahap
persiapan terlebih dahulu, ini juga menjadi bagian dari observasi peneliti. Objek
20
perkembangannya.
Observasi yang dilakukan dalam hal ini sebenarnya tidak sulit, karena
pada dasarnya lokasi penelitian merupakan daerah tempat tinggal peneliti sendiri
yang mana informasi yang ingin diketahui sudah terlebih dahulu diketahui oleh
peneliti sendiri. Oleh sebab itu lebih sangat mudah dalam melakukan observasi.
menyelesaikan studi di luar kota sehingga jarang berada dirumah apalagi untuk
ke tetangga-tetangga baik itu terdekat maupun yang sudah antar dusun. Hal ini
juga membuat peneliti sendiri menjadi lebih banyak mengenal penduduk desa
daripada yang sebelumnya. Satu per satu identitas masyarakat mulai peneliti
diketahui oleh peneliti sendiri. Karena sebelum kegiatan observasi kali ini peneliti
sudah terlebih dahulu melakukan prasurvey dua tahun silam untuk pengajuan
21
kedua yang dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2018 pukul 19.00 WIB di
bergantian dari satu dusun ke dusun lainnya dengan membuat kesepakatan waktu
untuk memberitahukan kepada warganya perihal hasil rapat malam itu. Kegiatan
prasurvey yang dilakukan setiap harinya hampir sama, yakni berkeliling sambil
Disinilah terjalinnya raport bagi peneliti yang nantinya akan digunakan juga
prasurvey ini peneliti jadi lebih dikenal di masyarakat dan diterima dalam
melakukan penelitian.
2) Teknik Wawancara
teknik wawancara. Wawancara itu sendiri diartikan sebagai tanya jawab antara
peneliti dengan informan yang akan diteliti. Untuk mendapatkan data yang lebih
banyak dan bervariasi dari informan maka diperlukan wawancara mendalam atau
sering disebut dengan istilah dept interview untuk mengorek lebih dalam
penelitian ini, yakni terkait bagaimana pelaksanaan tradisi bersih desa di desa
lama, selain itu kenapa tradisi bersih desa di desa lama ini masih dipertahankan
3
Mampir merupakan kata dalam bahasa Jawa yang berarti mari sini
22
dilibatkan nantinya. Tidak terlalu banyak jumlah yang akan dlibatkan, karena
pelaksanaan tradisi bersih desa di desa lama, selain itu kenapa tradisi bersih desa
di desa lama ini masih dipertahankan hingga sekarang. Tidak hanya itu, gambaran
ini melibatkan sejumlah orang yang diwawancarai sebagai informan. Perlu pula
disampaikan bahwa kegiatan wawancara dalam penelitian ini dapat dibagi atas
fase penelitian yang dilakukan. Sejalan dengan fase yang dijelaskan sebelumnya,
secara bebas. Wawancara pada fase ini lebih banyak ditujukan untuk tujuan
dimulai pada hari pertama kegiatan prasurvey yaitu pada hari Minggu tanggal 5
Februari 2018. Berdasarkan informasi yang telah diperoleh peneliti dari Ibu
23
akhirnya berupaya melakukan wawancara pada tokoh adat di Desa Lama yang
bernama Mbah Rejo. Kebetulan Mbah Rejo merupakan salah seorang tetangga
peneliti sendiri yang jarak rumahnya juga tak jauh dari rumah peneliti. Peneliti
akhirnya menemui Mbah Rejo di sore hari, tidak susah menemui Mbah Rejo
karena beliau seorang duda berusia 79 tahun yang tidak memiliki banyak aktifitas
atau hanya sekedari mengurus ternak ayamnya di belakang rumah. Saat peneliti
datang beliau mengajak duduk di teras rumahnya yang cukup luas terbuat dari
sengaja didesain lebih luas agar nyaman saat perkumpulan keluarga diadakan.
identitas peneliti yang tidak beliau kenal tanpa menyebutkan nama orang tua. Di
Desa Lama sendiri pada umumnya para orang tua yang sudah berusia 40 tahun
keatas sulit mengenali anak-anak disana tanpa mengetahui nama orang tuanya
terlebih dahulu, setelah itu barulah dimasukkan kedalam memori ingatan mereka,
wawancara.
pengalaman bagi peneliti terkait hal-hal yang telah terjadi pada masyarakat Desa
Lama. Dan mungkin hal ini masih banyak yang tidak mengetahuinya atau bahkan
masyarakat lestarikan serta perjalanan sejarah yang terus berlangsung hingga saat
ini. Terlepas dari itu semua cerita kami pun akhirnya menyeret pada struktur
24
Mbah Rejo ini sudah seperti kakek sendiri yang ingin mengetahui tentang diri
peneliti.
berlangsungnya fase survey dan sesudahnya. Pada fase survey ini, metode yang
dibagi kedalam tiga bentuk yaitu: informan pangkal, informan biasa, dan informan
kunci. Ada beberapa kriteria khusus yang harus dipenuhi sebagai informan, baik
pangkal kriteria yang harus dipenuhi yaitu informan merupakan orang yang
mengetahui tentang kondisi desa serta, mengetahui perjalanan tradisi bersih desa
sendiri, sebagai contoh mengetahui pencetus tradisi bersih desa pada masyarakat
Desa Lama tersebut, dalam hal ini informan yang dilibatkan adalah para tetua
desa, panitia penyelenggaraan acara bersih dessa sendiri, yaitu kepala dusun,
untuk informan biasa yakni masyarakat setempat yang turut hadir dalam
anak-anak), sedangkan untuk informan kunci kriteria yang harus dipenuhi yaitu
orang yang banyak mengetahui tentang tradisi bersih desa namun tidak secara
keseluruhan, seperti kepala desa, pemuka agama. Selain itu ada beberapa kriteria
khusus yang harus dipenuhi sebagai sumber data primer untuk menjawab
sebagai berikut:
25
Desa Lama.
Dalam penelitian ini jumlah informan ada 13 (tiga belas) orang, masing-
masing terdiri dari informan pangkal 3 orang yang mana dua orang diantaranya
merupakan warga biasa yang mengetahui sejarah berdirinya desa Lama serta
memiliki kedudukan jabatan di Desa. Sementara itu informan biasa yang berhasil
Informan kunci dalam penelitian ini terdiri dari berbagai latar belakang
orang merupakan tokoh adat dalam masyarakat Desa Lama yang sangat disegani
terlebih usia mereka yang sudah lanjut. Satu orang merupakan tokoh agama yang
sangat terkemuka di kalangan masyarakat Desa Lama, selain itu memiliki jabatan
formal di masyarakat. Dua orang merupakan warga biasa yang sejak awal
berdirinya Desa Lama sudah tinggal menetap. Satu lainnya merupakan Pejabat
tertinggi di Desa Lama yakni kepala desa. Pemilihan informan-informan ini tentu
didasari atas pengamatan selama peneliti tinggal di Desa lama dan melihat orang-
3) Pengembangan Rapport
26
sangat diperlukan dalam penelitian, agar tercipta hubungan yang baik dengan
4) Teknik Dokumentasi
diperlukan dengan cara pengambilan gambar atau merekam video melalui bantuan
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa
kualitatif. Proses analisa ini dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu sebgai
berikut:
Tahapan reduksi data. Dalam tahapan ini data yang telah diklasifikasikan
dipahami. Selain itu dalam tahapan ini juga dilakukan penambahan atau
27
survey.
Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama enam bulan, yang mana sejak
bulan November 2017. Pada saat itu awalnya peneliti hanya melakukan observasi
biasa saja di sekitar rumah peneliti sendiri. Lantas sambil melakukan pengamatan
informan-informan yang sudah terdata dalam jajaran informan yang akan peneliti
kaki kepada salah seorang informan yang kebetulan jarak rumah beliau dengan
peneliti sendiri tidak jauh, bisa dikatakan tetangga dekat peneliti. Di sore hari
sekitar pukul 15.00 dengan menggunakan pakaian rumah yang biasa saja layaknya
28
informan yang seorang kakek tua tinggal seorang diri. Sesampainya peneliti
langsung disambut hangat oleh kakek yang kerap disapa Mbah Rejo itu. Di
“cowokmu wong endi?”, “wes, kapan nikah iki?”,dengan gaya bahasa seorang
kakek tua tanpa gigi mmbuat hal ini semakin lucu, ditambah lagi pendengaran
beliau yang mulai menyamar sehingga membuat percakapan kami sore itu
terdengar sedikit riuh. Satu jam tak terasa sudah kami lewati dan akhirnya peneliti
pamit pulang agar tidak mengganggu aktifitas Mbah Rejo di sore hari yakni
membersihkan rumah dan memberi makan ayamnya dan membuat janji untuk
kembali lagi jika ada informasi yang kurang dimengerti. Namun sayangnya
sebelum peneliti kembali lagi beliau telah meninggal dunia pada awal Ramadhan
lalu. Hal tersebut membuat peneliti harus menambah jumlah informan kembali
untuk mendapatkan informasi yang sebenarnya telah ada pada Mbah Rejo.
4
Samberlang merupakan permainan tradisional masyarakat Desa Lama yang dimainkan dengan
cara dua regu tanpa ada ketentuan jumlah anggotanya. Dimainkan dengan cara melemparkan bola
kasti kearah tumpukan pecahan yang telah disusun vertical berjumlah sepuluh dengan lingkaran
yang menaunginya. Pecahan yang digunakan pun biasanya tutup botol yang kaleng lalu
digepengkan hingga pipih. Setelah bola dilempar atau digelindingkan dan mengenai pecahan
tersebut makan kedua regu akan berlari menyelamatkan diri dari serangan bola penjaga rumah.
Misi permainan ini adalah menyusun kembali pecahan yang telah berserakan kedalam lingkaran
yang memiliki ruangan tanpa harus dikenai bola oleh penjaga rumah.
29
terbuang untuk meraba- raba sampai pada akhirnya mendapatkan informasi yang
diinginkan. Saat itu informan yang baru sempat peneliti wawancara adalah Mbah
Rejo, karena keterbatasan waktu yang peneliti miliki, memutuskan untuk mencari
wawancara hari itu hingga bulan Februari 2018 peneliti melakukan observasi
jarak jauh via handphone melalui ibu peneliti yang syukurnya sangat membantu.
Hari demi hari pun berlalu, tibalah hari dimana penyelenggaraan tradisi
dimulai tepat tanggal 22 Maret 2018. Kegiatan dilaksanakan dalam dua hari
hingga akhir. Hari pertama saat itu peneliti mensurvei lokasi yang dijadikan
tempat penyelenggaraan dan meminta ijin dengan Kepala Desa terlebih dahulu
untuk mengikuti selama penyelenggaraan acara. Pak Jumin, beliau Kepala Desa
Lama yang terkenal sangat sulit ditemui sehingga harus membuat janji terlebih
dahulu, tentu saja tak terkecuali peneliti sendiri. Hari itu peneliti mencoba
menelepon dan ternyata mendapat respon baik dari beliau, akhirnya peneliti
memutuskan untuk menemui di tempat keberadaan beliau hari itu dan disetujui.
Warung Kopi dekat lapangan bola menjadi tempat sakral tongkrongan Pak Jumin,
sepanjang hari waktu beliau bisa dihabiskan di warung tersebut sambil berbincang
bersama sesama penikmat warung maupun orang-orang yang telah memiliki janji
dengan beliau.
untuk mengikuti acara tradisi bersih desa hingga selesai. Kebetulan yang sangat
beruntung, pada saat penyelenggaraan acara ini ada salah satu paslon tingkat III
30
sangat meriah tidak seperti biasanya. Peneliti mulai mengikuti acara dari pagi hari
saat warga sudah mulai beraktifitas untuk membangun tenda memasak yang
dilakukan di bawah keramat (kuburan) hingga esok harinya, yang mana setelah
sebelumnya masyarakat telah selesai bergotong royong terlebih dahulu. Satu per
satu rangkaian tenda pun tersusun. Di tempat yang berbeda warga juga sedang
mempersiapkan untuk acara hiburan berikut kampanye paslon yang jauh lebih
meriah, pada saat itu peneliti hanya mendokumentasikan dan berbincang sedikit
dengan salah satu orang tua yang sudah sepuh bernama Mbah Setrak dan seorang
polisi yang sedang bertugas berkeliling saat itu. Sayangnya tak ada satu pun kata-
kata dari mbah tersebut yang mampu peneliti pahami, dikarenakan beliau hanya
gigi yang sudah tidak ada membuat pelafalan beliau sulit dipahami. Seharian
pisang yang akan digunakan untuk makan bersama esok pagi. Di tengah aktifitas
malam itu salah seorang ibu-ibu pun bertanya dengan temannya tentang peneliti,
benar saja jika warga yang sedang masak-masak sejak siang itu banyak yang tidak
berbagai pertanyaan terkait kegiatan. Tak terasa hari pun makin larut, peneliti
pamit untuk kembali ke rumah karena tidak sanggup jika harus bergadang
bersama bapak-bapak yang bertugas menjaga tenda hingga pagi dan membuat
31
dan telah melewatkan janji mengikuti ritual yang diadakan setahun sekali tersebut.
Kesal sekali rasanya, padahal hari itu adalah acara puncak dari kegiatan tahunan
ini. Meskipun demikian peneliti tetap melanjutkan rangkaian kegiatan pagi itu
hingga selesai. Tak ingin melewatkan kesempatan untuk kedua kalinya, sesaat
setelah pemuka adat yang memimpin ziarah pagi itu turun dari kramat langsung
peneliti hampiri dan terjadilah tanya jawab pagi itu sebelum acara kenduri selamet
dimulai. Dengan sapaan hangat Mbah Karno, selaku pemimpin ziarah pagi itu
santai dan menyeluruh. Pagi itu waktu yang kami gunakan ternyata tidaklah
Saat acara selametan hari itu tiba-tiba peneliti menjadi seorang fotografer
yang mendapat amanat langsung dari Pak Jumin, kebetulan kami sudah sangat
akrab karena sering terlibat dalam banyak kegiatan terlebih beliau juga yang
sangat mengenal ibu peneliti dengan sangat baik menjadikan hubungan kami
terlihat sangat akrab. Pagi itu kenduri selamet berlangsung kurang lebih selama
satu jam. Dan selama itu juga peneliti melakukan tugasnya, tak lupa peneliti juga
mendapat siraman makanan dari acara tersebut. Kenduri selamet pagi itu berjalan
khidmat dan lancar meskipun tak banyak warga yang hadir. Rangkaian acara
kenduri terselesaikan satu persatu. Setelah acara selesai pun diajak makan
bersama oleh bapak kepala desa bersama rekan-rekan kerjanya juga pemuka
32
bergegas menuju tempat hiburan, disana juga terdapat makanan yang melimpah
ruah. Layaknya warga biasa dan tidak terlalu menonjol peneliti mengikuti hiburan
kala itu berupa wayang kulit serta tak lupa sambil menikmati hidangan yang
disajikan. Sekitar pukul 11.00 WIB wayang dimulai. Sambil menunggu sinden
selesai berdandan berbagai music disuguhkan dari mulai dangdut dan lain-lainnya
gamelan lainnya sebagai pemanasan. Hari itu peneliti tidak sampai selesai
33
sangat strategis dan sudah sangat terkenal di masyarakat kota Pangkalan Berandan
saat ini. Menilik kepada history desa yang mana informansi ini peneliti dapatkan
dari hasil wawancara dengan salah seorang warga yang sejak lahir memang sudah
menetap di Desa Lama. Sebenarnya banyak para orangtua dahulu yang rapi
menyimpan informasi ini, hanya saja sekarang tersisa dua orang saja, yang
lainnya sudah meninggal dunia. Wak Talib, biasa orang memanggilnya. Pria
kelahiran 1945 ini masih terlihat sangat sehat jasmani dan rohani saat peneliti
datang mengunjunginya pada 28 Juni 2018 pukul 20.20 WIB. Saat melakukan
sudah lanjut dan pendengaran yang sedikit bermasalah, namun secara keseluruhan
pada masa itu, sejak lahir beliau memang sudah menetap di desa bersama
mereka memang sudah ada sejak tahun 1930-an. Kala itu jumlah penduduk
sangatlah sedikit dan jarak setiap rumah pun layaknya antar dusun. Menjadi
kawasan penghasil minyak mentah terbesar di Kabupaten Langkat pada masa itu
menjadikan Desa Lama sebagai salah satu asrama tentara, baik itu Jepang maupun
34
tanam untuk memenuhi pangan para tentara serta mengangkut minyak bumi
sendiri sudah hilang sejak 1960-an beserta relnya. Keadaan ini pun terus
berlangsung sampai pada tahun 1960. Hingga pada akhirnya tentara perlahan
pasokannya.
merah muda, yang biasa disebut sirup kurnia ditemani sisa-sisa kue lebaran.
Meskipun sederhana malam itu terdengar sangat riuh, karena saat peneliti
mewawancarai Wak Talib, ibu peneliti pun berbincang dengan teman lamanya
yakni istri Wak Talib. Kami duduk di ruang tengah di depan televisi bersama
salah seorang anak laki-laki Wak Talib. Di dalam rumah sederhana berdindingkan
papan dan bertanahkan semen dialasi tikar plastik dengan cahaya lampu ruangan
yang terlihat meredup, malam itu kami lewati dengan canda, tawa lewat obrolan
Wak May yang terdengar begitu bising karena intonasinya bicaranya yang tinggi
wawancara ini menjadikan ajang silaturrahim yang mana sudah sangat lama kedua
teman ini tidak bertemu meskipun jarak rumah mereka yang tidak terlalu jauh,
penduduk pun mulai berdatangan satu persatu, mereka mulai membuka kampung
5
Muntek merupakan alat transportasi seperti lori yang berbentuk persegi berfungsi untuk
mengangkut minyak bumi dan hanya bisa melalui rel pada masa tentara dahulu
35
Jawa yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Kebun Lada Binjai,
Sumatera Utara. Sedangkan daerah asal mereka adalah Jawa Tengah. Bagaimana
mereka bisa sampai menjadi buruh di Kebun Lada? Hal itu dikarenakan
merupakan tujuan hidup mereka dan sampailah ke Kota Binjai yang mana mereka
bekerja sebagai buruh kebun disana untuk melanjutkan hidup di tempat yang baru
tentunya. Setelah mereka di PHK lantas ada yang mengajak untuk membuat
Desa Lama hingga saat ini. Kedatangan mereka tidak serta merta sekaligus
mereka yang masih sedikit hingga pada tahun 1970 puncak kedatangan warga
yang membuat Desa Lama berubah menjadi kawasan padat penduduk dan hutan
36
terdahulu, warga asli Desa Lama. Namun seiring perkembangannya nama ini pun
Desa Lama Sungai Lepan : nama asli yang diberikan oleh penduduk
terdahulu di daerah ini yang mana keadaan saat itu masih hutan belantara
dengan jumlah penduduk yang sangat sedikit dan merupakan daerah aliran
sungai lepan
Kramat Jaya: nama ini tercetus saat penduduk mulai bermunculan di Desa
Lama sekitar tahun 1960 an sampai 1975. Dasar pemberian nama ini
waktu itu penuh dengan hal mistis dan sangat dipercayai oleh masyarakat
Paya Mala : nama terakhir yang dihadirkan sekitar tahun 1975 sampai
tersebut, mereka lebih kepada mengikuti apa yang diperintahkan oleh pimpinan
mereka atau memang ikut-ikut saja sejak awal karena bukan kuasa bagi mereka
untuk bertanya. Meskipun telah beberapa kali mengalami perubahan nama desa,
namun hal ini tak menjadi sebuah keharusan bagi masyarakat untuk bertahan pada
satu nama saja. Hal ini masih sangat jelas terlihat banyak diantara masyarakat
yang masih menggunakan nama Desa Lama sebagai identitas tempat tinggal
37
desa yang mana Desa Lama digunakan untuk kepentingan birokrasi dengan
dan luar desa. Artinya, sampai saat ini ketiga nama yang pernah singgah di desa
kehidupan masyarakat sudah sampai kepada anak cucu mereka dan berbagai garis
keturunan yang saling sambung menyambung kepada keluarga lainnya. Hal inilah
Sei Bingai, Sei Lepan, Selesai, Sirapit, Stabat, Tanjung Pura dan Wampu dengan
luas 6.272 km² dan berpenduduk sejumlah 902.986 jiwa (2000). Kabupaten
Langkat merupakan salah satu daerah yang berada di Sumatera Utara. Secara
38
97o 52' 00" - 98o 45' 00" Bujur Timur dan 4 - 105 m dari permukaan laut.
yang terdiri dari 23 Kecamatan dan 240 Desa serta 37 Kelurahan Definitif. Area
Kabupaten Langkat di sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Aceh dan Selat
Kabupaten Deli Serdang dan Kota Binjai. Berdasarkan luas daerah menurut
Bahorok dengan luas 1.101,83 Km2 atau 17,59 persen diikuti kecamatan Batang
Serangan dengan luas 899,38 Km2 atau 14,36 persen. Sedangkan luas daerah
terkecil adalah kecamatan Binjai dengan luas 42,05 Km2 atau 0,67 persen dari
39
dengan 590 –780 bujur timur. Jarak tempuh dari ibukota kabupaten adalah 54 km
dan dari ibukota provinsi adalah 80 km. Akses menuju Sei Lepan dapat ditempuh
menuju Sei Lepan sekitar 2 jam perjalanan. Luas wilayah Kecamatan Sei Lepan
Kecamatan Sei Lepan antara lain adalah: Sebelah Utara berbatasan dengan
13.19).
Desa Lama merupakan salah satu desa yang tercakup dalam administratif
Kecamatan Sei Lepan selain Desa alur Dua, Alur Dua Baru, Harapan Baru,
Harapan Jaya, Harapan Maju, Harapan Makmur, Lama Baru, Mekar Makmur,
Puraka I Pertamina, Puraka II, dan Telaga Said yang memiliki kepadatan
penduduk 562,50 per Km2, Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Alur
Dua, sebelah selatan Desa Lama Baru, sebelah timur Desa Securai Utara, sebelah
barat berbatasan dengan Desa Harapan Baru dan Kelurahan Alur Dua. Jarak Desa
Lama ke Kota Pangkalan Berandan 10 Km, ke Kota Stabat ±42 Km, sedangkan ke
40
Jumlah penduduk Desa Lama menurut jenis kelamin dan golongan umur
sesuai data monografi bulan Februari tahun 2018 tercatat 2.295 jiwa yang terbagi
ke dalam 641 Kepala Keluarga. dengan penduduk usia antara 0-4 tahun 380 jiwa,
dengan jumlah laki-laki 165 jiwa, dan jumlah perempuan 215 jiwa.. Penduduk
usia antara 5-9 tahun adalah 438 jiwa, dengan jumlah laki-laki 239 jiwa dan
perempuan 199 jiwa. Untuk rentang usia 10-14 tahun jumlah penduduknya 370
jiwa, dengan jumlah laki-laki 174 jiwa dan perempuan 196 jiwa. Sedang pada
rentang usia 15-19 tahun jumlah penduduk 462 jiwa, dengan jumlah laki-laki 230
jiwa dan perempuan 232 jiwa. Penduduk usia antara 20-24 tahun berjumlah 330
jiwa dengan jumlah laki-laki 139 jiwa dan perempuan 191 jiwa. Jumlah
41
adalah 125 jiwa dan jumlah penduduk perempuan adalah 157 jiwa. Penduduk
pada rentang usia 30-39 tahun berjumlah 664 jiwa, jumlah laki-laki 332 jiwa dan
perempuan 332 jiwa. Usia antara 40-49 tahun ada 633 jiwa dengan jumlah laki-
laki 306 jiwa dan perempuan 327 jiwa. Penduduk pada rentang usia 50-59 tahun
ada 613 jiwa dengan jumlah laki-laki 325 jiwa dan jumlah perempuan 288 jiwa.
Penduduk yang berusia 60-75 tahun ada 841jiwa dengan jumlah laki-laki 413 jiwa
dan perempuan 428 jiwa. Sedangkan penduduk berusia 75 tahun ke atas ada 76
jiwa dengan jumlah laki-laki 37 jiwa dan perempuan 39 jiwa. Untuk lebih
Tabel 1.
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin
42
Selain itu penduduk angkatan kerja (usia 18-56 tahun) berjumlah 1.600 jiwa,
penduduk yang masih sekolah dan tidak bekerja (usia 18-56 tahun) berjumlah 349
jiwa, penduduk yang menjadi ibu rumah tangga (usia 18-56 tahun) berjumlah 670
jiwa, penduduk yang bekerja penuh (usia 18-56 tahun) berjumlah 950 jiwa,
penduduk yang bekerja tidak menentu (usia 18-56 tahun) berjumlah 700 jiwa,
penduduk yang cacat dan tidak bekerja (usia 18-56 tahun) berjumlah 12 jiwa,
penduduk yang cacat dan bekerja (usia 18-56 tahun) berjumlah 8 jiwa.
berdasarkan data di atas jumlah penduduk yang tergolong dalam usia angkatan
kerja menempati posisi teratas dalam piramida jumlah penduduk, yang mana
dalam hal ini berarti Desa Lama memiliki Sumber Daya Manusia yang siap
1) Mata Pencaharian
43
dengan Desa Lama. Dari 4.271 jiwa yang bermatapencaharian dengan usia di atas
petani yaitu sebanyak 927 jiwa. Kemudian disusul oleh masyarakat yang
bermatapencaharian buruh tani sebanyak 382 jiwa. Lalu dilanjutkan oleh mata
sebanyak 6 jiwa, TNI sebanyak 4 jiwa, POLRI sebanyak 2 jiwa, dukun tradisional
Tabel 3
Susunan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
44
menengah dan besar. Selain itu juga terlihat dari tingkat kesejahteraan
lainnya.
satunya yang terdapat pada warga Desa Lama. Lahan yang luas, menjadikan
bercocok tanam. Luas sawah yang mencapai puluhan hektar juga menjadi tanda
bahwa kehidupan masyarakat ini didominasi oleh petani. Masyarakat Desa Lama
sendiri pada umumnya memiliki luas lahan persawahan yang sangat luas, terlebih
mereka yang menduduki tingkat pendapatan tertinggi, maka luas lahannya akan
kecukupan biasanya memiliki luas lahan yang masih dalam satuan rante. Kendati
demikian, tak menghalangi niat mereka untuk berusaha lebih keras dalam
mendapatkan hasil panennya, agar kelak dapat menambah pundi-pundi luas sawah
mereka. Disisi lain, bagi masyarakat yang hidup serba kekurangan akan memilih
45
Jumlah petani yang mendominasi merupakan perpaduan antara orang tua dan
anak. Yang mana setiap anak yang sebelum dan sesudah menikah pun akan
orangtuanya dengan sistem bagi hasil. Selain menjadi petani, ada jenis pekerjaan
lain yang mereka jalani, khususnya yang tidak memiliki lahan garapan. Tentu saja
jika dilihat persentasinya sangat lebih kecil dari jumlah petani yang ada. Seperti
pedagang keliling, buruh migran, serabutan, dan lain sebagainya. Sebagian besar
dari mereka merupakan warga pendatang yang menetap dan lainnya merupakan
2) Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan masyakat Desa Lama tidaklah terlalu tinggi. Hal ini dapat
terlihat dari jumlah penduduk tamatan S-1 sebanyak 40 jiwa, penduduk tamatan
D-3 sebanyak 15 jiwa, penduduk tamat SMA sebanyak 263 jiwa, tamat SMP
sebanyak 276 jiwa, tamat SD sebanyak 822 jiwa. Penduduk usia 18-56 tahun tidak
pernah sekolah sebanyak 24 jiwa, Penduduk usia 7-18 tahun yang sedang sekolah
sebanyak 565 jiwa, penduduk usia 3-6 tahun yang sedang TK sebanyak 58 jiwa,
penduduk usia 3-6 tahun yang belum masuk TK sebanyak 132 jiwa.
46
SMA
18%
SMP
SD 19%
56%
bersekolah. Tentunya hal ini harus menjadi perhatian bagi masyarakat setempat.
Penyebab angka tamat SD sangat besar adalah pola pikir masyarakat yang statis
dan mengikuti nenek moyang mereka. Mulai dari mata pencaharian, sistem
mereka tidak sama dengan orangtua mereka tentunya. Sosialisasi ini dicetuskan
oleh para penduduk yang telah menyelesaikan studi S-1 sebelumnya sehingga
keterbelakangan pemikiran. Tenunya dengan cara ini diharapkan Desa Lama akan
Meskipun program ini sudah digalakkan, masih tetap saja ada warga masyarakat
yang tidak bisa menerima perubahan dalam diri mereka dan anak-anak mereka,
47
3) Agama
memeluk agama Islam, yakni sebanyak 2.020 jiwa, sedangkan yang lainnya
memeluk agama Kristen sebanyak 275 jiwa. Berdasarkan hal tersebut terlihat
islami seperti wirit, kenduri, pesta pernikahan. Selain itu juga bangunan-
beragama Kristen jika ingin melakukan ibadah biasanya mereka akan pergi ke
Sarana komunikasi dan informasi yang tercatat per Februari 2018 di Desa
Lama terdapat beberapa macam yakni, Handphone sebanyak 2.407 buah yang
tergabung dalam pelanggan Telkom, GSM, dan CDMA, Radio sebanyak 458
Tabel 5
Sarana Komunikasi dan Informasi
48
oleh warga Desa Lama menjadikan masyarakatnya lebih melek informasi dan
pemikiran mereka yang melingkupi tempat tinggal saja. Bayangkan saja seperti
yang berusia di atasnya dan juga para orangtua. Selain itu media televisi juga
semakin diminati oleh para tetua disana, yang mana pada awalnya mereka lebih
2) Sarana Transportasi
Lama sudah memadai, dengan rincian sesuai dengan data Februari 2018 sebagai
sedangkan sepeda motor sebanyak 385 buah. Sepeda sebanyak 20 buah, dan
Tabel 6
Sarana Transportasi
49
transportasi misalnya. Lihatlah betapa banyak orang yang tak mampu membeli
sepeda motor karena faktor ekonomi, namun karena gengsi akhirnya mereka tetap
memilih untuk memiliki, tak perduli kesusahan yang akan mereka alami nantinya.
begitu juga yang terjadi pada masyarakat Desa Lama. Sepeda motor sudah sangat
lebih memilih memberikan setiap anaknya sepeda motor untuk pergi ke sekolah
memilih transportasi umum. Tidak hanya itu, pemandangan sore hari yang terlihat
dari jalan ke jalan antar dusun pun sudah dipenuhi dengan anak-anak berusia 7-9
tahun yang mengendarai sepeda motor berkeliling dan membonceng dua orang
temannya.
mereka lebih menyukai mengayuh sepeda ketimbang membawa sepeda motor saat
pergi ke sawah. Jika pun tidak, mereka lebih menyukai menggunakan sepeda
motor yang sudah dengan nilai jual rendah bahkan tidak laku untuk pergi ke
sawah. Meskipun sebagian dari mereka ada yng menggunakan juga namun jumlah
50
yang memiliki pekerjaan di luar petani dengan pendapatan yang sangat besar.
madrasah dan TK pada pagi dan sore hari, dengan sistem sewa bulanan.
3) Prasarana Peribadatan
Sarana peribadatan yang tercatat per Februari 2018 ada 2 jenis yaitu masjid
Tabel 7
Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan menjadi salah satu bangunan penting bagi umat islam,
ibadah, selain itu biasanya ada beberapa kegiatan keagamaan yang dilakukan juga
keindahan rumah ibadah pun menjadi salah satu tujuan mereka untuk memugar
Prasarana dan saranakesehatan yang tercatat per Februari 2018 ada puskesmas
51
yang didapatkan sekarang ini, sangat berbeda dengan yang dahulu. Bahkan
sekarang kebanyakan penikmat fasilitas pun berasal dari desa tetangga setempat.
Terlebih penyedia jasa ini beroperasi selama 24 jam membuat masyarakat merasa
lebih aman, ditambah lagi tenaga media yang berasal dari desa sendiri pun sudah
ada.
Prasarana dan sarana pendidikan yang tercatat per Februari 2018 terdapat
Gedung SMP milik sendiri 1 buah, gedung SD sendiri 2 buah, dan gedung TK
sendiri 1 buah.
Tabel 9
Prasarana dan Sarana Pendidikan
52
mudah menikmati sarana pendidikan yang ada sekarang ini. Meskipun statusnya
yang masih milik swasta, namun peminatnya sudah cukup banyak berdatangan.
Terlepas dari itu, angka buta huruf juga semakin menurun dan tingkat kesadaran
bangunan sekolah di desa sendiri juga menjadi harapan bersama akan pendidikan
yang datang dari berbagai daerah, khususnya Kebun Lada Binjai, Trans
(Secanggang), Aceh, Jawa Tengah, dan beberapa daerah yang tidak diketahui
Merantau
kembali di lingkungan baru mereka. Proses ini tidaklah sulit dikarenakan adanya
kesamaan suku dan budaya menjadikan mereka terlihat lebih akrab meskipun
baru.
53
karakter yang lembut dan sopan serta sifat yang nerima dalam hal apapun. Hal ini
juga menjadi salah satu karakter yang dimiliki masyarakat Desa Lama. Namun
tingkah laku anak-anak mereka. Justru yang terdengar adalah suara teriakan
pentungan berupa kayu di tangannya. Ya..hal ini biasa dilakukan oleh para ibu-ibu
jika sepulang dari sawah di sore hari tak menemukan anaknya dirumah.
jaman yang serba modern saat ini sikap nerima harus dibarengi dengan
rasionalitas, karena jika tidak yang terjadi adalah pembodohan yang akan
diberikan oleh orang-orang yang haus kekuasaan, harta, jabatan. Hal ini juga telah
terjadi pada masyarakat Desa Lama. Betapa tidak, selama 10 tahun belakangan
mereka telah menjadi kambing congek oleh para aparatur desa, terutama kepala
desa. Atas kejadian tersebut warga menderita kerugian moral, dan juga pemikiran
yang tidak mengalami perubahan sedikitpun. Sikap nerima yang ditunjukkan pun
berbanding lurus dengan pola pikir masyarakat sendiri, tidak memahami apa yang
harus dilakukan dan apa yang harus disampaikan. Yang mereka mengerti
hanyalah ―sudah, terima saja‖. Berkat slogan tersebut dan suntikan pemikiran
beberapa orang faham lambat laun masyarakat mulai sadar akan apa yang telah
mereka lakukan, dan mulai bertindak cepat agar tidak terjadi kesalahan yang
sama.
saja bertani. Sejak pukul 06.00 WIB orang-orang sudah berjalan menuju sawah
54
12.00 WIB untuk makan siang, setelah itu kembali lagi dan akan pulang hingga
sore hari jam 18.00 WIB atau bahkan magrib. Karena semua itu tergantung
aktivitas apa yang sedang dikerjakan di sawah. Dan yang lainnya juga dengan
pekerjaan masing-masing.
Jika dilihat lebih dekat, sebenarnya interaksi social yang mereka bangun adalah
karena ikatan kekeluargaan, selain itu juga sistem barter dalam berbagai kegiatan
khususnya dalam hal bertani dan pesta pernikahan. Dalam bertani masyarakat
biasanya bertukar tenaga untuk menyemai, menanam, dan memanen. Karena jika
tenaga untuk masak akan memberikan bingkisan ataupun berbentuk uang kepada
tuan rumah, biasanya disebut dengan asok-an. Lantas semua asok-an tersebut
akan dikembalikan lagi oleh si penerima kepada si pemberi jika diminta. Desa
masyarakatnya yang menganut sistem pernikahan endogami. Hal ini juga menjadi
tidak pernah ataau bahkan sulit berkembang. Mereka hanya meyakini apa yang
menurut mereka benar, tidak perduli jika itu salah. Yang lebih memprihatinkan
adalah sikap tertutup mereka yang tidak mau menerima saran dari orang-orang
55
adalah sesuatu kebiasaan yang berkembang di masyarakat baik, yang menjadi adat
kebiasaan, atau yang diasimilasikan dengan ritual adat atau agama. Atau dalam
pengertian yang lain, sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi
bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara,
dihubungkan antara suatu kegiatan manusia dengan aktivitas alam sekitar, antar
kehidupan. (Kalau dalam Islam adalah Fitrah ketuhanan yang sudah ada terpatri
sejak zaman azali, sebagaimana saat manusia masih di alam ruh yang diminta
kesaksian akan keberadaan Sang Penciptanya, Qur‘an Surah Al A‘raf [7] ayat
172). Sebagai contoh tradisi yang dihubungkan antara kegiatan manusia dengan
bagi kehidupan manusia. Agar supaya panen dengan panenan yang baik,
tangkapan ikan yang baik, hasil toko yang baik, rumah yang selalu mendatangkan
rejeki yang baik, dan sebagainya. Bahasa simbol yang ada sebenarnya adalah
56
mana saja, baik dalam pelajaran di sekolah maupun dari lingkungan sosialnya.
Orang biasanya banyak belajar dari apa yang ia lihat sehari-hari, mereka punya
itu secara tidak di sengaja muncul dalam masyarakat dan di setujui secara tidak
langsung oleh sebuah masyarakat tersebut. Namun biasanya dianut dan dipercaya
Desa ini terdapat di berbagai daerah yang didominasi oleh suku Jawa khususnya
perwujudan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah pada tahun itu.
Kemudian juga agar panen tahun depan tidak berkurang dan daerah itu supaya
terhindar dari musibah. Aneh mungkin bagi orang yang tidak tahu. Namun masih
mensyukurinya dengan cara memasak nasi dan lauk-pauknya dalam jumlah yang
bersama dan sisanya dibagikan kepada seluruh warga. Kemudian pada malam
6
https://abinehisyam.wordpress.com/2011/12/29/tradisi-dalam-masyarakat-islam/
57
bagaimana asal-usulnya, namun sampai saat ini masih terus dilakukan oleh
sebagian besar masyarakatnya. Ada orang-orang tua yang mungkin tahu seluk
beluk ―bersih desa‖ tapi ada juga yang hanya ikut-ikutan karena orangtuanya juga
melakukan hal seperti itu atau mungkin hanya karena ―umum sanak‖ atau biar
sama dengan warga kampung yang lain. Hal ini terjadi karena tradisi ―bersih
berpangkal pada buah pemikiran masyarakat. Pada dasarnya banyak yang tidak
mengetahui mengenai asal usul tradisi bersih desa sendiri, mereka hanya
menganggap bahwa tradisi ini memang sudah ada sebelum mereka hadir. Namun
oleh masyarakat sejak terjadi hal-hal aneh berbau mistis di desa tersebut hingga
sebuah kawasan yang aman dan damai meskipun pernah menjadi daerah singgah
beda pula, baik itu yang sifatnya positif maupun negatif. Fakta yang terjadi di
desa menjadi murka hingga berbagai kejadian ganjil pun menimpa warga terus
58
diatur dalam alam semesta, sehingga tidak sedikit dari mereka yang bersikap
nerima, yaitu menyerahkan diri kepada takdir. Inilah sebabnya manusia hidup
tidak terlepas dengan lain-lainnya yang ada di alam jagad. Jadi apabila lain hal
yang ada itu mengalami kesukaran, maka manusia kan menderita juga. Bersama-
sama dengan pandangan alam pikiran partisipasi tersebut, orang Jawa percaya
pada suatu kekuatan yang melebihi kekuatan dimana saja yang pernah dikenal,
yaitu kesakten, kemudian arwah atau ruh leluhur, dan makhluk-makhluk halus
seperti misalnya memedi, lelembut, tuyul, demit, serta jin lainnya yang menempati
sebagai penunggu desa. Dia merupakan makhluk yang memiliki kebersihan hati
dan jiwa, sehingga tidak menyukai orang-orang yang berniat merusak lingkungan
yang kiranya memenuhi kriteria untuk menjadi tempat bersinggah rohani dalam
Rohani akan muncul merasuki orang tersebut dan memberitahu apa saja kesalahan
yang kerap dilakukan warga dan apa saja yang harus dilakukan demi
7
Lihat Kebudayaan Jawa dalam buku Prof. Dr. Koentjaraningrat: Manusia dan Kebudayaan Di
Indonesia. Jakarta, 1970, hlm. 347.
8
Rohani adalah nama seorang wanita leluhur yang mendiami Desa Lama dan bersemayam di
Kramat bersama Mbah Datuk
59
c. Mencuri
Dari semua kebiasaan buruk tersebut tidak pula mereka bisa bebas begitu saja
balasannya masing-masing. Hal ini memang nyata telah terjadi dan dialami
langsung oleh masyarakat Desa Lama. Hukuman yang mereka dapatkan juga
beberapa jam saja dari kejadian yang baru saja terjadi, yaitu:
a. Jika berbicara kotor maka mulut mereka akan miring seperti orang terkena
stroke dan akan kembali seperti sedia kala saat mereka benar-benar
menyesali perbuatannya.
membuat keluarganya hancur, baik itu suami dan istri, anak-anak, ataupun
dengan keluarga lainnya. Tidak perduli bagaimana dan apa yang akan
oleh perbuatannya sendiri. Selain itu hal-hal aneh juga akan terjadi
9
Sebutan bagi leluhur strata tertinggi sebagai penjaga Desa Lama yang diyakini dan ditakuti
keberadaannya sampai sekarang dan bersemayam di Kramat (tanah perkuburan desa)
60
yang berusaha melakukan perbuatan yang sama, sayangnya tidak ada yang
tangan. Hal juga yang dialami oleh salah seorang warga. Mereka akan
kehilangan salah satu tangannya tanpa bisa kembali lagi. Tentunya dengan
Sayangnya dalam hal ini tidak akan ada kata ampun atas perbuatannya,
tentu saja alat kelamin dari mereka akan hilang begitu saja. Meskipun
namun kenyataannya hal ini benar-benar terjadi dan dialami langsung oleh
masyarakat desa tersebut sehingga tidak ada kata mitos belaka dalam
kisahnya.
Melihat berbagai peristiwa tersebut yang dinilai merusak citra tempat tinggalnya,
karena jika tidak maka desa akan mengalami malapetaka yang tidak akan
sebuah kegiatan pembersihan desa. Secara kebetulan pula saat kejadian tersebut
61
kepala desa. Dilatarbelakangi oleh masyarakat yang mayoritas suku Jawa maka
kepada Mbah Datuk yang dilakukan oleh pemuka agama disana melalui ritual
yang biasa mereka lakukan. Setelah kegiatan tersebut dilakukan, rohani pun tidak
masyarakat lambat laun mulai padam dan akhirnya dapat hidup dengan nyaman
tanpa harus ada kekhawatiran yang terus menghantui mereka selama ini.
Kemudian atas kesepakatan bersama dari para pemuka adat dan agama serta
maka kegiatan pembersihan desa pun diadakan setiap tahunnya demi menjaga
ketentraman dan kesejahteraan warga Desa Lama, selain itu kegiatan ritual
tahunan ini juga dikaitkan dengan mata pencaharian masyarakat yang pada
umumnya merupakan petani sawah. Kegiatan ini pun terus dilangsungkan hingga
saat ini, yang mana masyarakat percaya jika sekali saja mereka melewatkan ritual
Jika dilihat dari hubungan keteraturan antara manusia dan alam, maka
Bakker, manusia secara obyektif tidak hanya merupakan bagian dari dunia saja,
62
dalam dunia. Ini berarti bahwa refleksi manusia atas dirinya sendiri secara konkret
dan menyeluruh merupakan pula refleksi atas dunia. Jadi dunia tidak dapat
dipakai tanpa manusia, demikian juga sebaliknya, manusia dan dunia saling
manusia dan alam dalam pandangan filsafat Jawa sangat erat kaitannya, karena
meliputi segalanya. Dalam kesatuan itu semua gejala mempunyai tempat dan
sama lain. Kesatuan eksistensi itu mendapatkan titik puncaknya pada pusat yang
dan makhluk agresif terhadap alam, melainkan sebagai bagian dari alam; manusia
Manusia bukan subyek bebas, otonom, sadar, Yang Maha Kuasa, melainkan ia
memainkan peranan sebagai sarana dalam proses pemekaran diri alam itu
sifat-sifat alam yang perkasa untuk menggambarkan seorang prajurit yang sedang
maju perang. Dengan kata lain manusia tanpa alam tidak mungkin, sebaliknya
alam tanpa manusia bukanlah alam manusia. Kemanunggalan alam dan semua
makhluknya yang ada di dalam itu merupakan unsur pokok pikiran alam pikiran
63
kembali kepada-Nya.
Lalu bagaimana manusia dan alam saling berkorelasi? Hal ini tentu saja
terlihat dalam berbagai cara hidup makhluk manusia yang tercermin dalam pola-
maupun yang lebih kompleks melalui daya intelektual yang mereka miliki
Kenyataannya, pada masyarakat Jawa sendiri sangat jelas terlihat bahwa berbagai
pola hidup dan tingkah laku mereka yang dalam dunia antropologi disebut dengan
alam terbina erat. Kehidupan masyarakat jawa, bermula dari alam. Hal ini terbukti
dengan mata pencaharian masyarakat yang erat kaitannya dengan alam, seperti
petani, peternak dan lain-lain. Petani hidup dari alam. Para petani mengolah alam,
untuk menghasilkan bahan makanan. Lalu kehidupan yang selaras ini mampu
relasi hubungan manusia dengan alam. Salah satunya ialah ritual bersih
64
perayaannya akan memiliki benang merah dengan kepercayaan yang mereka anut.
Hal ini jugalah yang dilakukan oleh masyarakat Desa Lama. Penyelenggaraan
Bersih Desa merupakan sebuah cara untuk memohon pertolongan kepada Tuhan
Yang Maha Esa untuk keberlangsungan hidup mereka yang mana akan penuh
dengan limpahan rejeki, kesehatan dan keselamatan serta dijauhkan dari segala
beberapa masyarakat.
hidup dengan alam tentunya ada berbagai norma dan aturan yang harus dipatuhi
oleh setiap individu agar terciptanya keselarasan yang diinginkan. Berbagai norma
dan aturan tersebut pun pada dasarnya juga diciptakan oleh manusia si pengikut
kebudayaan, diantaranya:
1). Pelaksanaan bersih desa dilaksanakan pada bulan maret setiap tahunnya
tanpa ada penanggalan khusus. Pelaksanaan dilakukan sebulan pasca panen lokal
dianggap pembawa keselamatan bagi mereka. Lain halnya di Desa Lama, tidak
ada penanggalan khsuus sama sekali saat pelaksanaan bersih desa. Namun yang
pasti adalah saat pelaksanaan tidak boleh ada masyarakat yang menyamainya
65
2). Sejak awal bersih desa yang terjadi di Desa Lama ada kaitannya dengan
kehadiran makhluk gaib yang dipercaya sebagai para leluhur mereka yang telah
jangan kotori desa dengan perbuatan keji, jangan berbuat curang. Intinya segala
bersama. Jika aturan tersebut ditaati maka sudah pasti kejadian-kejadian yang
tidak diinginkan akan terjadi dan masyarakat harus berbenah kembali untuk
3). Dalam benak setiap orang ketika mendengar masak-masak tentu yang
dapat melakukannya adalah orang yang dipercaya, ditunjuk, siapapun itu sesuai
selera si tuan rumah tanpa ada aturan yang terikat. Lain halnya yang terjadi pada
bagi orang yang akan dilakukannya. Aturan-aturan tersebut pun dibuat dan
diyakini akan selamat jika melakukannya, dan sebaliknya akan mendapat musibah
jika melanggarnya. Mayarakat Jawa di Desa Lama meyakini, segala aktivitas yang
mereka lakukan terlebih saat akan dan sedang penyelenggaraan bersih desa sang
penjaga tahu apa yang sedang mereka pikirkan dan mereka kerjakan. Oleh sebab
66
Harus ikhlas
Ikhlas menjadi hal pertama yang disebutkan daam hal ini. Karena niat
memiliki niat hati tidak ikhlas dari awal akan terlihat oleh sang
Bagi wanita yang sedang datang bulan tidak boleh menghadiri apalagi
dengan keadaan seperti ini akan sangat disukai oleh jin-jin yang
muncul, lebih baik mereka tidak perlu bergabung. Selain itu Sang
Hewan yang akan disembelih adalah kambing, tidak boleh ayam, itik
tradisi sejak awal bagi mereka, hal ini juga berbanding dengan jumlah
tidak mengerti akan maksud tersebut. Namun dibalik aturan pasti ada
67
akan dianggap sebagai masakan sisa, dan ini sebuah penghinaan bagi
masyarakat tentuya. Oleh sebab itu tidak ada yang boleh mencicipi,
ditaati.
68
ini adalah sedekah bumi yang dilakukan. Yang mana sebagai tanda
4). Hiburan yang dilaksanakan haruslah wayang kulit. Pemilihan ini bukan
semata-mata hasil diskusi antar warga atau keinginan tokoh-tokoh adat yang
diuangkapkan oleh Mbah Wagiman sebagai salah satu tokoh adat di Desa
ditampilkan dengan pilihan tersendiri selain wayang kulit seperti ronggeng, reog
oleh Mbah Datuk, oleh sebab itu cerita yang dibawakan juga tidak sembarangan.
69
ini perlu diketahui oleh generasi muda sebagai generasi penerus bangsa yang erlu
menjiwai nilai-nilai luhur bangsa berdasar Pancasila. Jika kita lihat dalam
adat istiadat bangsa Indonesia ini akan menghadapi tantangan berupa pergeseran
nilai. Tidak mustahil pergeseran nilai dapat mendangkalkan adat istiadat leluhur,
terlebih generasi muda yang mash belum kuat dan belum ammpu mengantisipasi
kedatangan budaya asing yang serba modern yang mendasarkan pada kemampuan
teknologi dan melupakan sumber nilai-nilai luhur yang mengakar pada adat
istiadat kebudayaan bangsa kita. Kalau pergeseran nilai dibiarkan berlarut- larut,
maka tidak mustahil adat bersih desa akan dilupakan dan bahkan tidak dikenal
oleh generasi muda dan akhirnya akan hilang sama sekali. Jika hal itu terjadi
mempunyai unsur-unsur yaitu hidup dalam suatu wilayah dalam jangka waktu
yang sama, maka dari itu dibutuhkan suatu nilai dan aturan untuk mengatur
kehidupan agar tercipta suatu keserasian dan keseimbangan. Masyarakat yang ada
di Desa Lama, Kecamatan Sei Lepan, merupakan masyarakat secara umum atau
society. Maksudnya adalah bahwa di samping sebagai suatu unit (kesatuan) sosial
yang menempati suatu daerah geografis yang dapat ditentukan, juga sebagai suatu
70
mempertahankan diri demi kelangsungan hidup, maka dari itu dibutuhkan suatu
waktu yang sangat panjang untuk membentuk suatu masyarakat. Dari proses
sama, mulai dari perilaku, adat, dan norma. Salah satu contoh dari kebiasaan
adalah tradisi yang dilakukan secara turun-temurun. Tradisi ini tetap dilakukan
karena telah diyakini kebenarannya. Begitu juga dengan masyarakat Desa Lama,
Kecamatan Sei Lepan. Masyarakat kampung mempunyai suatu tradisi yang tidak
pernah ditinggalkan setiap tahunnya, yaitu tradisi bersih desa. Ada tiga alasan
untuk melestarikan warisan para pendahulu dan kedua adalah sebagai wujud rasa
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rezeki dan keselamatan yang diberikan
dan ketiga adalah sebagai pengharapan agar kehidupan jauh lebih baik dengan
berkah yang diterima sebelumnya, yang dikenal dengan istilah ngalap berkah.
pendahulu mereka, yakni para orangtua yang mengetahui sejarah dan berbagai
71
“tradisi ini tidak ada yang tahu bagaimana awalnya…Selain itu, tradisi ini
adalah suatu warisan dari para pendahulu, di mana rutinitas kegiatan sangat
terjaga.Hal ini bisa terlihat dari penyelenggaraan tradisi bersih desa yang selalu
dilakukan setiap tahun. Tradisi bersih desa di Desa Lama, Kecamatan Sei Lepan
dilakukan pada hari yang sama setiap tahunnya. Sebagaimana pernyataan oleh
”Bersih desa dilaksanakan setiap satu tahun sekali, yaitu pada hari Kamis malam
Jumat Kliwon pada bulan Sura. Kenapa bulan Sura, Jumat Kliwon dan Sura itu
kan hari dan bulan yang dikeramatkan oleh orang Jawa, sehingga masyarakat
percaya jika dilakukan ritual pada waktu itu akan mendatangkan kebaikan dan
kelancaran”
bersih desa tidak dapat dirubah dari dulu hingga sekarang.Misalnya saja hari
dilakukan hingga sekarang, Kamis malam Jum‟at Kliwon pada bulan Sura adalah
hari yang digunakan untuk menyelenggarakan tradisi.Tidak ada yang berani untuk
Selain itu, terdapat syarat yang harus dipenuhi di dalam tradisi bersih desa,
yaitu harus diadakan wayang semalam suntuk pada setiap acara besih desa
72
menyatakan,
“wayangan dilestarikan di Desa Lama sudah sejak dahulu. jika tidak, maka tidak
akan sempurna tradisi bersih desa ini. Ya walaupun tidak wajib dilaksanakan,
sebuah keharusan bagi mereka meskipun tidak wajib dilaksanakan. Hal ini juga
“diusahakan selalu buat wayangan, karena jika tidak maka rasanya belum
afdhol. Tapi jika dana tidak mencukupi yam au bagaimana lagi?! Tahun lalu saja
namun lain halnya yang terjadi pada masyarakat Desa Lama, Kecamatan Sei
Lepan yang tidak mengharuskan pengadaan wayang, karena hal itu terjadi
bergantung dengan dana yang mereka miliki. Lagipula pagelaran wayang hanya
sebagai hiburan semata, jadi yang terpenting disini adalah acara inti bersih desa,
yakni kenduri slamet.Selain itu tidak ada ketakutan dan mitos yang beredar
Sebagaimana diungkapkan oleh dalang yang menjadi salah satu pengisi acara
73
yang melestarikan tradisi. Tradisi dari mbah-mbah dulu itu sebenarnya semua
bagus, tidak ada yang jelek.Menciptakannya saja susah, kita sebagai penerus
Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa tradisi bersih desa merupakan
salah satu warisan kebudayaan.Dikatakan oleh Mbah KN bahwa ajaran baik dari
kebaikan bukan sebaliknya, begitu pula dengan tradisi bersih desa.Banyak nilai
masyarakat banyak. Bagi Mbah KN, melestarikan tradisi adalah suatu kewajiban.
karena tradisi.”
Di dalam tradisi bersih desa, terdapat rasa ingin saling tolong-menolong terhadap
sesama untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan yang sama. Para warga saling
“istilahnya, saya hanya nguri-uri tradisi Jawa mbak. Tidak ada maksud lain.
Terserah orang mengatakan itu ada hal mistik atau gaib, tetapi saya hanya
bertujuan nguri-uri budaya jawi aja. Halah mbak, kalo saya melakukan tradisi ini
bukan karena apa-apa mbak, ya cuma untuk melestarikan kebudayaan Jawa saja,
tidak ada maksud lain. Lah kalo orang mau ngomong itu mistik atau apa lah ya
terserah mereka. Itu kan menurut pemikiran mereka. Lagipula jika itu benar ya
74
penjaga.”
“kalau saya sendiri ikut berpartisipasi adalah untuk nguri-uri budaya jawi mbak.
Kalau untuk hal-hal mistik yang seperti orang lain bilang, saya kurang percaya.
Meskipun kebanyakan orang bilang ini ada kaitannya dengan hal mistik. Tradisi
bersih desa itu kan warisan orangtua dulu-dulu, dan tanggung jawab kita untuk
Dari dua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tradisi bersih desa masih
hal-hal yang berbau mistik di dalam tradisi bersih desa adalah tidak masuk
jawab yang besar atas diadakannya tradisi bersih desa.Hal ini dikarenakan bahwa
tradisi yang dilakukan satu tahun sekali ini adalah salah satu kebudayaan jawa
yang harus tetap dijaga keberadaannya, jangan sampai dengan seiring berjalannya
waktu tradisi hilang begitu saja.Tradisi bersih desa terselenggara atas kerjasama
yang baik antar anggota masyarakat kampung, baik masyarakat asli maupun
Hal ini sebagaimana pernyataan oleh Ibu AS yang merupakan warga pendatang
“bersih desa sudah ada sejak saya tinggal di kampung ini, terus dilestarikan, ya
75
kampung, ibu AS merasa mempunyai kewajiban untuk turut serta dalam tradisi
bersih desa, bahkan beliau merasa mempunyai tanggung jawab dalam menjaga
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa, tradisi bersih desa tetap
dilakukan setiap tahun oleh masyarakat Desa Lama adalah untuk melestarikan
tradisi bersih desa, di mana istilah yang biasa disebut oleh masyarakat setempat
adalah nguri-uri budaya Jawi. Masyarakat desa berusaha untuk tetap menjaga
keberadaan tradisi bersih desa, karena tradisi tersebut adalah warisan dari para
pendahulu mereka. Bagi masyarakat, tradisi bersih desa adalah suatu ciri khas di
mana daerah lain belum tentu memilikinya. Pada saat banyak masyarakat Jawa
yang tersebar di Pulau Sumatera meninggalkan tradisi bersih desa, Desa Lama
tetap mempertahankan tradisi yang menjadi unggulan desa dan berharap akan
dengan Tuhan, baik untuk mengucapkan terimakasih atas segala yang telah
diberikan selama setahun terakhir, tetapi juga untuk meminta agar segala sesuatu
berjalan lancar bahkan lebih baik seperti tahun sebelumnya dalam kegiatan
76
bersih desa,
“tradisi bersih desa merupakan sarana dan media manusia untuk berdoa kepada
Tuhan Yang Maha Esa agar permintaan dikabulkan dan mendapatkan berkah,
tetapi kalau ada yang menyembah selain Tuhan ya biarkan saja. Saya yakin
syukur atas berkah yang diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa selama satu tahun
kesejahteraan masyarakat desa pada saat itu, karena desa tersebut dahulunya
adalah wilayah yang dianggap sakral dan suci,sehingga mengutuk para perusak
kesejahteraan dalam melakukan pekerjaan mereka sebagai petani, mulai dari awal
proses penebaran bibit sampai akhirnya masa panen tiba. Hal senada juga
“pada dasarnya tradisi bersih desa mempunyai tiga fungsi, salah satunya adalah
memetri desa, yaitu dengan menyajikan takir yang diberi cabai, ditujukan kepada
Tuhan agar padi yang ditanam subur sehingga menghasilkan panen yang banyak
dan agar tidak terserang hama. Apabila ada orang yang beranggapan bahwa hal
tersebut untuk memberikan sesajen kepada setan ataupun jin, saya tidak setuju.
77
moyang terdahulu. Tradisi dilakukan hanya ditujukan kepada Tuhan yang Maha
Jadi pada dasarnya, tradisi yang dilakukan oleh para pendahulu sejak dahulu
adalah ditujukan hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Mbah Datuk sebagai
media untuk mengucapkan syukur dan terimakasih atas segala sesuatu yang
diberikan kepada masyarakat desa. Jadi apabila terdapat warga yang menyembah
dan menyajikan sesaji pada saat tradisi bersih desa kepada sesuatu di luar Tuhan
adalah suatu kesalahan, karena mereka tidak mengetahui bagaimana sejarah atau
seimbang. Tidak terjadi sesuatu yang membahayakan dan merugikan bagi diri
maupun keluarga. Alasan Ibu AS sendiri ikut berpartisipasi dalam tradisi bersih
berkah dari yang maha kuasa, dengan diberikan rezeki dan keselamatan bagi ibu
dan keluarganya. Masih menurut salah satu warga kampung, selain warga yang
berharap mendapatkan berkah dari tradisi bersih desa, para dalang sebagai salah
satu pengisi acara juga mengharapkan berkah, karena ikut melakukan amal ibadah
dengan menarik bayaran seikhlasnya dari panitia bersih desa. Dikatakan oleh Bp
SM, yang terpenting bayaran yang diterima cukup untuk membayar para kru
bayaran yang diberikan tidak cukup untuk membayar para niaga. Bagi Bp SM,
78
Maksud dari ungkapan tersebut adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh
akan mendapatkan balasan yang baik pula, apabila melakukan kejahatan maka
akan dibalas dengan kejahatan. Kalaupun karma tidak diterima oleh pelaku, maka
karma tersebut akan diberikan kepada keturunannya. Maka dari itu, bagi Bp SM,
Tuhan. Selain itu, sebagai pelaku seni, dengan melakukan pertunjukan wayang di
Desa Lamaadalah merupakan salah satu wujud tindakan beliau untuk melestarikan
budaya Jawa yang adiluhung serta menjalin tali silaturrahmi sesama penduduk
Jawa.
manusia. Kekuatan yang luar biasa tersebut dipercaya adalah makhluk halus yang
tradisi yang dilakukan adalah untuk ditujukan kepada makhluk selain kepada
Tuhan. Tradisi diteruskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Suatu tradisi
kesusahan bagi masyarakat desa baik cepat maupun lambat. Apabila terjadi suatu
peristiwa, maka para warga akan menghubungkan kejadian tersebut dengan tradisi
tersebut ada karena tradisi tidak dilakukan. Demikian juga dengan tradisi bersih
desa di Desa lama, Kecamatan Sei Lepan.. Sebagaimana dikatakan oleh Ibu HS,
79
bala’. Kejadian yang merugikan masyarakat akan terjadi apabila tradisi bersih
desa ditinggalkan. Dengan melakukan tradisi bersih desa ini masyarakat desa
mendapatkan berkah atau keselamatan dari Tuhan yang Maha Esa. Seperti yang
“dulu, desa juga tidak terjadi apa-apa mbak, desa aman-aman saja.. sebelum
pada akhirnyapenduduk ramai datang. pada saat terjadi berbagai kejadiaan aneh
yang dialami masyarakat mbak, itu orang-orang seperti kesetanan, tapi desa juga
aman-aman saja.”
Hal serupa juga didukung oleh ibu GT selaku staf Desa Lamabidang sosial dan
budaya, bahwa
“ya mungkin warga dari kampung masih percaya hal-hal mistik ya mbak. Ya
misalnya saja kalau tidak melakukan tradisi bersih desa akan kena bala atau
dilakukan.
“semuanya adalah berasal dari Tuhan, kalaupun tidak dilakukan tradisi bersih
desa dan kebetulan terjadi paceklik sawah, maka semua itu adalah berasal dari
Tuhan.”
yang terjadi adalah dua hal yang berbeda.Musibah datang dari Tuhan. Meskipun
tradisi yang diwariskan para terdahulu tetap dijaga, apabila kehendak dari Tuhan
80
Jadi pada intinya, masyarakat Desa Lama melakukan tradisi bersih desa
adalah untuk melestarikan budaya Jawa, atau biasa disebut dengan istilah ‖nguri-
uri budaya Jawi”. Tradisi yang diwariskan para pendahulu dari generasi ke
generasi adalah salah satu kebudayaan Indonesia, dan kebudayaan itu adalah salah
satu kekayaan bangsa yang harus tetap dijaga keberadaannya. Selain itu, tradisi
kesehatan, dan rezeki yang telah diberikan oleh Tuhan selama setahun terakhir,
dan merupakan pengharapan agar tahun depan segala sesuatu menjadi jauh lebih
baik, yang dikenal dengan istilah ngalap berkah (mengharap berkah). Sebagian
masyarakat desa percaya apabila tradisi bersih desa ditinggalkan, maka akan
terjadi musibah atau bala’, sehingga tidak ada orang yang berani untuk
Bersih desa dilaksanakan setiap setahun sekali pada bulan maret, pasca
panen padi local sebulan sebelumnya dan saat para petani akan melakukan turun
sawah (mulai menebar bibit padi). Hal ini merupakan wujud syukur atas rejeki
yang telah diberikan pada tahun sebelumnya dengan panennya padi mereka dan
waktu dua hari dua malam tanpa jeda.Dalam setiap peringatannya, ada berbagai
81
kelancaran kegiatan pada hari pelaksanaannya. Rapat menjadi salah satu kegiatan
rutin demi meniliki kemajuan kinerja dari setiap tanggung jawab yang telah
pun dilaksanakan dalam tiga tahapan yang mana dilakukan sejak Februari 2018,
Rapat I: dilaksanakan dibalai desa dan dihadiri oleh BPD, Kepala Desa,
tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat. Rapat ini diselenggarakan
pertama kali dalam agenda penentuan anggaran biaya yang berasal dari
82
terdiri dari enam dusun, kemudian keenam dusun ini harus ikut
sebagai tempat kenduri dan Dusun III sebagai tempat makan bersama
- Panitia Kecil: selain pantia besar, ada juga pembentukan panitia kecil
yakni Dusun I dan III. Di Dusun I panitia membagi tugas dari belanja
Dusun III sebenarnya hampir sama, hanya saja persiapan lebih berat
83
telah dikumpulkan selama beberapa pekan. Dalam rapat kali ini semua
3.4.2Pembersihan/Gotong Royong
kuburan, halaman, masjid, jalan-jalan atau gang-gang yang jarang dilewati orang.
Hal ini dimaksudkan agar keadaan kampung atau desa nampak bersih. Kegiatan
bakti.Gotong royong dilakukan pada hari pertama oleh laki-laki dari setiap dusun
baik yang masih lajang maupun yang sudah menikah, tanpa terkecuali kakek yang
dianggap masih sanggup untuk ikut kerjasama. Pagi harinya masyarakat sudah
memenuhi jalan disetiap gang-gang desa dengan membawa cangkul dan parang
84
berupa cemilan seperti gorengan, minuman teh dan atau kopi dan tak lupa dengan
tenaga tambahan berupa rokok yang diletakkan begitu saja dipinggir jalan tidak
jauh dari tempat pembersihan atau pos kamling. Jika sumbangan belum datang
Gotong royong dimulai sejak pukul 07.00 – 11.00 WIB saat matahari
mulai bersinar dengan sangat cerah dan mereka sudah mulai merasakan
lelah.Setiap jalan, gang, halaman rumah, masjid, maupun perkuburan harus benar-
benar bebas dari rumput atau sampah yang mengganggu sehingga terlihat bersih,
jika tidak maka pekerjaan mereka harus dilanjutkan sampai benar-benar bersih.
Dalam kegiatan ini masyarakat percaya jika tidak melakukan gotong royong
dengan baik maka itu merupakan cerminan dari hati warga yang tidak baik/kotor,
yang mana dalam kegiatan berikutnya ia juga tidak akan mendapatkan kebersihan
hati dan pertolongan dari Mbah Datuk. Oleh sebab itu tidak ada dari warga
masyarakat yang berani melakukan hal yang tidak disukai Mbah Datuk, karena
disini adalah tempat yang akan digunakan masyarakat untuk memasak jamuan
untuk keperluan tradisi, berupa pendirian tenda dan perangkat masak lainnya
seperti tungku dandang yang tersusun dari beberapa bata dan dibuat dalam
85
dan tempat yang dianggap aman saat masyarakat melakukan kegiatan tersebut.
Tenda berukuran kurang lebih 5x2 meter itu dibangun dari beberapa tiang
dari bambu yang berfungsi sebagai penopang, bamboo yang digunakan juga
berasal dari bawah keramat milik Mbah Datuk, uniknya dalam proses
pengambilan harus meminta ijin terlebih dahulu meskipun hanya sebagai simbolis
secara lisan saja kepada Mbah Datuk. Sedangkan atapnya menggunakan terpal
Dilain tempat selain tenda untuk masak-masak, satu lagi yang harus didirikan
adalah tratak yang digunakan untuk kegiatan hiburan. Tratak ini letaknya terpisah
86
kegiatan sakral dan hiburan harus terpisah. Lain halnya dengan tenda masak yang
dibangun secara sederhana, tratak didirikan dari rangkaian kayu balok yang sudah
mejadi perlengkapan inventaris desa.Tratak berukuran kurang lebih 6x2 meter ini
panjang terbuat dari rangkaian kayu juga. Serta tak lupatratak untuk hiburan
sedikit pendek namun lebih lebar, mengingat peralatan yang akan memenuhi
nantinya sangat banyak dan system pemainnya yang harus berkumpul menumpuk
3.4.4 Masak-Masak
Setelah tenda selesai didirikan maka selanjutnya adalah tugas para wanita
untuk turut serta yaitu menyiapkan jamuan untuk keperluan kenduri dan berbagi
mengingat pembagian waktu kerja yang mereka miliki.Tidak hanya wanita, laki-
laki yang kebanyakan orangtua pun turut andil dalam membantu prosesnya,
87
memasak air panas, mengambil daun pisang, mengangkat dan lain sebagainya.
ekor kambing menjadi menu utama sebagai persembahan, kepala kambing akan
diberikan untuk Mbah Datuk, dan sisanya dibagikan kepada masyarakat setelah
dagingnya matang. Daging kambing hari itu digulai, tak lupa dengan teman
pelengkap makan lainnya yakni bihun goreng, tumis wortel dan buncis, serta
sambal ijo tempe dan kentang. Kegiatan ini berlangsung sejak sore hingga malam
hari sampai semua selesai, karena tidak boleh memasak sampai esok
Foto 5. Kegiatan masak-masak di bawah kramat sejak sore sampai malam hari
88
ibu yang masih belum selesai dengan pekerjaannya sambil duduk santai di bawah
tenda berbincang. Sesekali gelak tawa terdengar diantara mereka, seperti sudah
tidak ada batasan usia diantaranya. Pembahasan berlangsung mulai dari masalah
sekecil apapun seperti menggulung daun pisang untuk bungkus nasi acara esok
pagi dan lainnya. Setelah selesai semua ibu-ibu diharapkan pulang kerumah untuk
istirahat, sementara itu kemah dijaga oleh bapak-bapak sambil lek-lek an hingga
esok. Kemah tidak boleh ditinggalkan tanpa seorang pun, sudah menjadi
kewajiban bersaa bagi mereka untuk menjaganya dari gangguan apapun, naluri
merekalah yang membawa pada kewajiban tersebut tanpa intruksi dari siapapun
juga.
Disisi lain, terdapat satu kemah lagi yang digunakan untuk masak-masak,
yaitu disekitar tratak. Kemah ini bentuknya sama dengan kemah pertama hanya
saja karena letaknya yang disekitar rumah penduduk sehingga terlihat lebih
makanan di acara pesta pernikahan, sehingga hidangan pun akan terlihat lebih
mewah daripada yang sebelumnya. Dan dari segi jumlah, disini kapasitasnya dua
kali lipat daripada kemah pertama mengingat tamu yang hadir dan juga peserta
lebih banyak dan meriah karena memotong seekor lembu, dan berbagai menu
makanan lainnya yang siap dicicipi oleh seluruh warga desa lama maupun tamu.
89
Lain halnya pada kemah pertama yang nantinya hidangannya sebatas untuk acara
kenduri saja dan amsyarakat sekitar kemah, di kemah kedua seluruh masyarakat
Desa Lama boleh hadir untuk menikmati hidangan yang telah disajikan. Dan bagi
siapa yang belum hadir akan mendapatkan pesan untuk segera hadir menikmati
hidangan bersama warga lain sambil menikmati hiburan yang telah disediakan
nantinya.
akbar di dalam masjid yang dipimpin oleh seorang ustadz hal ini bertujuan
sebagai pemilik alam semesta ini. Peserta dzikir akbar adalah seluruh penduduk
desa baik laki-laki maupun perempuan yang dilaksanakan setelah shalat isya
90
Keesokan paginya pada hari kedua, tepat pukul 06.00 WIB saat matahari
Mbah Datuk.Letaknya berada di atas bukit tempat kemah didirikan. Pagi itu
Datuk berupa dua ekor kepala kambing yang nantinya akan ditanam disekitaran
keramat, tak lupa juga bunga tujuh rupa, bubur merah-putih yang telah
91
sesuatu di kediamannya.
Ziarah dilakukan selama kurang lebih satu jam, yang mana dalam hal ini
tidak boleh banyak yang ikut serta, hanya Pemimpin ritual dan dua oranglain
keadaan harus tenang, tidak boleh ada keributan.Hal ini juga yang mendasari
beraktifitas dan kendaraan yang melintas juga masih sangat sedikit, mengingat
dimulai dengan dipimpin oleh Pemuka adat dan dilakukan dalam bahasa Jawa,
yang mengerti hanya orang tertentu seperti pemuka adat sehingga mereka sangat
makam Mbah Datuk, keadaan harus tetap tenang tanpa ada suara lain selain
komunikasi dengan Mbah Datuk.. Selanjutnya bunga akan ditabur diatas makam
Mbah Datuk berikut dengan air bersih dan menyerahkan bubur merah putih tepat
di depan patok makam. Persembahan berupa dua kepala kambing tak luput
dekat posisi masak-masak sore itu. Setelah semua selesai mereka berpamit pulang
dengan Mbah Datuk dan langsung turun kembali ke tenda untuk melaksanakan
92
bagi masyarakat Desa Lama, yang mana adalah untuk menghormati bahwa
mereka adalah orang terdahulu atau leluhur Desa Lama yang lebih mengetahui
dilakukan. Dengan kata lain, masyarakat tidak akan pernah melupakan keberadaan
menjadi pokok acara yang diyakini merupakan bentuk komunikasi kepada Tuhan
yang Maha Esa melalui para leluhur yang masyarakat percaya sebagai penjaga
salahsatu unit territorialdasar dari struktur sosial orang Jawa.Apa yang ingin
terpisahkan dari pandangan alam pikiran partisipasi tersebut diatas, dan erat
Hal ini juga terlihat pada asal kata nama upacara sendiri, yakni kata slamat.
93
daripada mereka sendiri serta berusaha agar mereka tetap didalam keadaan damai
segala peristiwa dengan halus mengikuti jalan yang sudah ditentukan dan tak ada
biru, kenduri dilaksanakan pada hari kedua pukul 09.00 WIB setelah ziarah kubur
telah selesai/turun, pada tahap inilah acara puncak penyelanggaraan tradisi bersih
memulihkan tata tertib yakni perjamuan kerukunan sosio religious yang diikuti
oleh para tetangga bersama dengan beberapa sanak saudara dan sahabat. Tanpa
musibah yang tidak tahu kapan akan terjadi, melihat sejarah yang sudah pernah
terjadi sebelumnya maka mereka tidak ingin membuat kesalahan yang sama lagi.
Segala persiapan telah dilakukan mulai dari tempat, makanan yang disusun dalam
pisang sebagi wadah makan, perlengkapan tepung tawar seperti beras kuning,
bunga tujuh rupa, upah-upah, air yang telah dicampur wewangian, dan tak lupa
benih bibit yang akan didoakan. Setelah semua persiapan telah selesai dan waktu
94
b. Datang tepat waktu dan langsung mengambil tempat duduk yang telah
95
masyarakat dan dipimpin oleh kepala desa. Yang harus disediakan adalah
bunga tujuh rupa beserta potongan jeruk purut yang telah dimasukkan
kedalam wadah baskom beserta air, selain itu tak lupa rangkaian daun
tepung tawar yang diikat sebagai gayungnya. Dalam hal ini tepung tawar
g. Sebagai penutup yaitu nyambit sega ( serbu nasi ) yang sudah diletakkkan
96
dengan ini makan bersama pun terjadi dengan menggunakan piring dari
Makanan yang telah disiapkan pun memiliki syarat tidak boleh dititipkan melalui
peserta kenduri, bagi siapapun masyarakat yang ingin menikmati gulai kambing
bisa langsung datang ke kemah dan meminta kepada panitia, tanpa rasa sungkan
sedikitpun mereka akan langsung memberikan. Karena bagi siapapun yang hadir
langsung berlalu pergi, namun tak sedikit pula yang menepikan diri untuk
menikmati nasi ummat bersama warga lainnya, ada yang duduk, jongkok, maupun
berdiri, namun mereka tetap menikmati hidangan yang telah disediakan dengan
97
menjelaskan mengenai musim semai, musim tanam, terkait dengan tanggal yang
dengan itu.
maka yang menjadi penutup rangkaian penyelenggaran tradisi bersih desa adalah
pagelaran wayang kulit. Acara ini akan digelar sejak siang hari selesai kenduri
slamet hingga semalam suntuk. Wayang Kulit sering kali menjadi pendamping
acara slametan, yang mana akan dipimpin oleh seorang dalang dengan
Dalang akan memimpin cerita yang mana di iringi dengan music dan sinden
dari masyarakat yang tidak mengerti mengenai alur cerita, namun antusiasme
98
adalah perjalanan hidup manusia serta jagat alam raya ini yang berkaitan antara
manusia dan makhluk gaib. Kisah hidup manusia yang berawal dari mulai dalam
kandungan hingga dilahirkan ke dunia ini lengkap dengan tugas-tugas yang akan
di emban nantinya. Untuk kisah jagat alam raya sendiri merupakan alur
keteraturan hidup antara manusia dan makhluk gaib yang menjalin kerjasama
dalam kehidupan di dunia ini.Hal ini merupakan sebuah keharusan, yang mana
merupakan sebuah ajaran yang disampaikan oleh para wali songo dan nabi kita
99
sebagai berikut :
sehingga dapat dikatakan tidak ada tradisi bersih desa apabila tidak ada
Seperti yang diungkapkan oleh pak DT selaku ketua panitia tradisi bersih desa,
bahwa
“Bentuk partisipasi warga desa dalam tradisi bersih desa salah satunya adalah
masing.”
Pada saat penghitungan oleh panitia, dana yang terkumpul selalumencukupi sesuai
“Desa Lama sendiri terdiri dari enam dusun, yang berjumlah sekitar 641 Kepala
dipredisksikan karena tidak ada angka pasti pada jumlahnya.. Namun terkadang
dapatnya bisa saja melewati prediksi. Jadi terdapat beberapa kasus yaitu dalam
satu Kepala Keluarga terdapat beberapa keluarga, misalnya ada ayah dan ibu,
anak beserta istri dan anak, saudara laki-laki beserta istri. Sehingga dalam satu
100
yang seharusnya.‖
Meskipun begitu, terdapat beberapa warga yang tidak membayar iuran karena
“Dari panitia tidak mengharuskan untuk membayar, kalau ora enek tapi dienek-
enekne kan malah kasihan. Tetapi warga yang tidak mampu membayar tidak
banyak, hanya beberapa keluarga saja.” (Dari panitia tidak mengharuskan untuk
membayar, kalau tidak ada tetapi berusaha untuk mengadakan membuat kasihan.
Tetapi warga yang tidak mampu membayar tidak banyak, hanya beberapa
keluarga saja)”
Kendala lain yang dihadapi panitia tradisi bersih desa dalam pengumpulan iuran
saya harus mendatangi rumah para warga tersebut. Terkadang ada juga mbak
yang tidak bisa bayar penuh. Lha wongistilahnya saja, mereka…ya nyuwun sewu
susah dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, jadi pihak sini (petugas) tidak bisa
seribu, dua ribu, ada juga yang lima ribu. Pihak panitia tidak membebani iuran
bagi warga yang memang tidak mampu membayar. Hal ini cukup dimaklumi oleh
panitia dan warga yang lain. Karena bagi warga yang tidak mampu membayar,
Dana yang terkumpul tidak hanya dari iuran warga yang masih tinggal di
desa saja, tetapi dari APBDes yakni dana desa yang setiap tahunnya menjadi salah
101
penyelenggaraan tradisi bersih desa di Desa Lama, sedangkan iuran warga hanya
sebagai tambahan saja dan simbolis tradisi yang biasa mereka jalankan
sebelumnya di daerah masing-masing. Oleh sebab itu terkait dengan iuran warga
tidak terlalu dipaksakan oleh pihak panitia, terlebih mereka yang tidakmemiliki
“meskipun dana yang terkumpul dalam jumlah yang sangat besar, baik itu yang
berasal dari dana desa iuran warga, tetapi semua itu sebanding dengan
pengeluaran nantinya. Jikapun jumlahnya berlebih maka akan kembali lagi untuk
kas desa. Wayangannya aja nanti udah 10 juta, belum lagi keyboardnya, terus
motong lembu apa kambing, biaya masak-masaknya, uang capek kaya rokok bagi
dikeluarkan lumayan menguras. Oleh sebab itu panitia bekerja keras untuk
Selain uang, biasanya ada tambahan lain yang harus dikeluarkan. Seperti
tahun 2018 ini, warga akan memberikan sumbangan uang dan beras wajib
dalam pelaksanaan bersih desa ini menjadi kesadaran bersama bagi setiap
warganya.
Keterlibatan masyarakat tidak hanya berupa materi saja di dalam tradisi bersih
102
masjid dan kuburan. Kegiatan mulai dilakukan pada pagi hari, dengan
memanfaatkan tenaga laki-laki, yaitu dengan cara membagi tugas yang terbagi
bagian desa.”
dukungan dari Bp DT
“bersih desa dengan membersihkan seluruh desa, agar terlihat bersih sehingga
Telah dikatakan di atas, bahwa semua tradisi yang diajarkan oleh para pendahulu
adalah ajaran yang baik.Begitupun juga dengan tradisi bersih desa.Tradisi bersih
masyarakat untuk mewujudkan desa yang bersih dan terhindar dari penyakit.
keterlibatan fisik,
“misalnya saja untuk para panitia pada saat melakukan rapat guna membahas
pelaksanaan tradisi bersih desa, juga untuk para pekerja yang mempersiapkan
wayang.”
gotong royong oleh para laki-laki desa adalah berupa tenaga untuk melakukan
103
“ya kalau saya, selain iuran sepuluh ribu saya juga setor tenaga mbak. Saya yang
mencari donatur juga. Kebetulan saya punya teman yang punya perusahaan,
Iuran para warga di dalam tradisi bersih desa dikumpulkan kepada ketua RT
beliau selaku ketua RT 01.Banyak kendala yang dihadapi oleh Bp SG, misalnya
” ya di sini mbak yang dekat juga ikut membantu. Misalnya saja para ibu
Keterlibatan fisik terus ditunjukkan oleh masyarakat desa sejak awal mula
penyelenggaraan tradisi bersih desa hingga berakhir saat pembongkaran tenda dan
104
baik antar warga desa yang masih tinggal di Desa Lama maupun yang telah
pindah ke luar kota. Semua warga ikut terlibat dengan kesadaran masing-masing
tanpa harus ada yang memaksa.Semua saling gotong-royong, mulai dari bapak-
bapak, ibu-ibu dan para pemuda kampung.Hal ini dikarenakan ikatan emosional di
antara mereka yang disebabkan oleh rasa satu identitas, yaitu satu wilayah dengan
“setiap warga ikut terlibat dalam kegiatan tradisi bersih desa. Alasan yang
sehingga tidak ada suatu paksaan. Para warga bekerja tanpa mengharapkan
Para warga semua ikut terlibat tanpa terkecuali. Semua saling-tolong menolong
satu sama lain. Bagi ibu AS sendiri, melakukan tradisi bersih desa adalah suatu
adalah warga pendatang di desa ini, tetapi meskipun begitu, beliau selalu ikut
terlibat dalam tradisi bersih desa. Dengan hidup berdampingan satu sama lain
selama bertahun-tahun membuat para warga merasa satu ikatan persaudaraan yang
dibesarkan dalam satu wilayah. Sehingga tradisi bersih desa tercipta atas dasar
acara ini. Baik yang tua maupun yang muda, semua tahu kalau setiap tahun
105
mereka sudah pasti bersiap-siap untuk tradisi bersih desa. Semua didasarkan atas
Bagi Bp DT, tradisi bersih desa bisa bertahan karena adanyak kesadaran para
serta masyarakat, mustahil tradisi ini masih bisa dinikmati oleh generasi muda
“saya akan melakukan apa saja mbak, untuk menyelenggarakan tradisi ini. Kalau
relasi kita agar mereka ikut nyumbang. Ya capek, tapi itu kepuasan tersendiri.
Pokoknya diusahakan agar bersih desa ini tidak mandheg saat itu, bagaimana
lain:
Adanya rasa takwa dan hormat terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Ini
terlihat dengan adanya kegiatan dzikir akbar bersama dan kenduri slamet
106
yang lebih dulu ada. Ini memberikan suatu tauladan bahwa yang muda
107
arah kemajuan, namun dapat juga menuju ke arah kemunduran. Perubahan sosial
yang terjadi memang telah ada sejak zaman dahulu. Ada kalanya perubahan-
ada sebelumnya serta menggantinya dengan yang baru sesuai dengan tuntutan
perkembangan zaman.
Sebenarnya di dalam kehidupan sehari- hari, acap kali tidak mudah untuk
menentukan letak garis pemisah antara perubahan sosial dan kebudayaan. Hal ini
tidak mungkin ada kebudayaan yang tidak terjelma dalam suatu masyarakat. Hal
antara kedua gejala itu dapat di temukan hubungan timbal balik sebagai sebab dan
akibat.
108
2. Perubahan yang terjadi pada suatu lembaga kemasyarakatan akan diikuti oleh
tertentu, proses yang dimulai dari proses selanjutnya merupakan suatu mata rantai.
tersebut akan diikuti oleh reorganisasi yang mencakup pemantapan dari kaidah-
109
yang dimiliki masyarakatnya, bersih desa yang rutin dilakukan setiap tahunnya
pun mengalami perubahan dari waktu ke waktu, baik dari segi fisik maupun non
fisik.
perubahan fisik meliputi semua perubahan yang terdapat pada tubuh atau benda
baik yang melekat pada diri seorang atau tidak yang langsung dapat diamati
terjadinya. Dalam pelaksanaan bersih desa ada beberapa perubahan yang terkait
Makanan yang dihadirkan dalam sedekah bumi berupa nasi kuning dan
sawah. Pemandangan ini terjadi saat pertama kali bersih desa dilakukan,
dana yang dimiliki masyarakat juga masih sangat minim karena jumlah
penduduk pada saat itu masih sedikit, sehingga hanya membuat sedekah
tahunan ini juga semakin bertambah. Sedekah bumi yang dilakukan kini
perubahan kembali menjadi dua ekor kepala kambing sampai saat ini.
110
menjadi hewan pilihan, namun saat itu jumlahnya hanya satu ekor saja.
digunakan tak lagi hanya sekedar tikar plastik, melainkan sudah mampu
Sama halnya dengan tenda, peralatan masak juga sudah pasti mengalami
didapatkan.
Dalang yang digunakan dalam mengisi pagelaran wayang kulit selalu Pak
Sular yang berasal dari daerah Trans (daerah secanggang, Kota Stabat,
111
Dalam mperubahan non fisik, biasnya terjadi dalam kurun waktu yang
lambat, kebalikan dari perubahan fisik.Perubahan non fisik meliputi segala jenis
yang tidak tampak namun benar adanya, yakni terkait dengan kegiatan-kegiatan.
112
113
dalam diri masyarakat sendiri yang tidak mau bekerja jika tidak di
Manusia tidak bisa lepas antara satu dengan lainnya, karena manusia
istilah society.―Society adalah sekelompok orang yang telah menjadi satu kesatuan
alam merupakan satu kesatuan. Hubungan kedua elemen tersebut seakan tak bisa
lepas satu sama lain. Hubungan simbiosis keduanya pun menjadi sebuah
secara sadar perduli dengan alam.Yang menarik adalah, pada masyarakat kita
dahulu begiu menghargai alam.Hal ini terbukti dengan adanya ritual bersih desa,
114
berpendapat ―bahwa tingkat dan macam hubungan itu dalam segala aspek
jelas dan sangat penting.aspek-aspek kebudayaan yang lebih luas ini dinamainya
inti kebudayaan (cultural core). Inti kebudayaan itu meliputi pola-pola social,
politik, dan agama yang secara empiris ditetapkan bahwa hubungannya dengan
hingga saat ini masih memberikan penghormatan terhadap alam, terlihat dengan
adanya tradisi bersih desa yang masih rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Hal ini
temuan ini kemudian dikaitkan melalui kajian tentang hubungan antara budaya
dengan lingkungan ke dalam bidang kajian ekologis. Suatu ciri dalam ekologi
dan kedua sebagai konsep adaptasi sistemik, perhatian terhadap cara institusi-
institusi dalam suatu budaya baradaptasi dan saling menyesuaikan diri. Ekolog
115
merupakan suatu ekosistem; yaitu sistem atau kesatuan yang berfungsi, dan terdiri
atas lingkungan fisik berikut berbagai organisme yang hidup di dalamnya. Proses
bagian dari salah satu organisme hidup dalam lingkungan fisik tertentu. Melalui
gagasannya, dengan kata lain manusia sebagai salah satu bentuk organisme,
corak yang khas dan unik, salah satunya adalah, proses perkembangan
antara satu dan lainnya, dan bahkan ada beberapa diantaranya yang tampak sejajar
terutama pada sistem mata pencaharian hidup, sistem kemasyarakatan dan sistem
mata pencaharian petani. Melihat luas wilayah persawahan yang dimiliki masing-
pula.Namun semua yang mereka lakuan tentu saja tak terlepas dari kerjasama
dengan alam, sebagai wujudnya yaitu tradisi bersih desa.Tradisi bersih desa
116
maupun universal.
serentak dan sebelum turun bibit (turun sawah) kembali. Ada beberapa tujuan
a. Wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas panen yang telah
diberikan pada tahun sebelumnya, dan memohon kembali untuk kelancaran dalam
mana telah menjaga mereka selalu dari segala malapetaka. Jikapun terjadi hal
yang tak diinginkan maka hal itu kembali kepada Tuhan mereka.
Selain sebagai sebuah tradisi, tujuan yang tersirat dalam tradisi bersih desa sendiri
adalah sebagai bentuk interaksi masyarakat dalam system adat yang mereka miliki
demi mempertahankan budaya yang telah ada selama ini, tentunya kaitan ini
Melihat kearifan lokal masyrakat Desa Lama tidak sekedar sebagai acuan
tingkah laku seseorang, tetapi lebih jauh, yaitu mampu mendimanisasi kehidupan
117
bermakna etika dan moral, bermakna politik. Kearifan lokal juga disebut sebagai
prilaku manusia dalam kehidupan didalam komunitas ekologis (Keraf, 2010). Jadi
kearifan lokal yang terjadi di Desa Lama bukan hanya menyangkut pengetahuan
dan pemahaman masyarakat adat tentang manusia dan bagaimana relasi yang baik
komunitas ekologis pemberdayaan masyarakat yang secara sadar atau tidak dalam
kearifan lokal yang terjadi telah membawa perubahan untuk selalu dihayati,
dipraktikkan, diajarkan, dan diwariskan dari satu generasi ke generasi lain yang
10
Ibad, S. 2017. Kearifan Lokal Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan dan Pembangunan
Sumberdaya Perikanan yang Berkelanjutan (Studi Kabupaten Situbondo). Samakia: Jurnal Ilmu
Perikanan, 8 (1): 24-31
118
5.1 Kesimpulan
Tradisi Bersih Desa (Studi Kasus di Desa Lama, Kecamatan Sei Lepan,
sebagai berikut:
1. Tradisi bersih desa dilaksanakan setahun sekali, yakni pada bulan Maret
setiap tahunnya. Waktu ini adalah waktu dimana panen lokal telah selesai
pada bulan Februari dan memasuki masa turun bibit (masa tanam) tanpa
2. Dalam pelaksanaan bersih desa, ada berbagai norma dan aturan yang wajib
119
mana pada hari pertama masyarakat mulai Setelah shalat isya‘ dzikir
akbar. Selepas itu kemudian para laki-laki akan begadang sambil main
tidak terjadi apa-apa hingga esok. Hari kedua dimulai dengan ziarah
Wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas panen yang telah
yang mana telah menjaga mereka selalu dari segala malapetaka. Jikapun
terjadi hal yang tak diinginkan maka hal itu kembali kepada Tuhan
mereka.
120
Kedua adalah berupa fisik atau tenaga. Bentuk partisipasi ini tidak bisa
masak, dan teratak untuk pertunjukan wayang. Selain itu tenaga juga
donatur.
yang dibuktikan dengan eksistensi tradisi bersih desa yang dilakukan rutin
Kedua yaitu, sebagai media antara manusia dan Tuhan dalam rangka
apabila melaksanakan tradisi bersih desa secara rutin, maka kampung akan
terhindar dari segala kejadian yang merugikan, dan apabila dilanggar maka
121
pendamping dalang
desa
5.2 Saran
(Studi Kasus di Desa Lama, Kecamatan Sei lepan, Pangkalan Berandan), penulis
1. Bagi panitia tradisi bersih desa, hendaknya lebih menekan biaya yang
hanya bapak-bapak dan ibu-ibu, anak muda tidak kelihatan sedikitpun. Hal ini
justrunya menjadi sebuah PR penting bagi warga Desa Lama untuk memberikan
pelajaran terhadap budaya kepada anak-anak mereka. Karena tidak mustahil suatu
saat apabila tidak ada lagi orangtua yang mampu, maka tradisi ini akan hilang
ditelan masa.
122
tradisi besih desa di Desa Lama, mengingat tradisi ini adalah suatu aset desa yang
123
Cipta
Jakarta
Djambatan
Grafindo Persada
124
Rajawali.
Sutardjo, Imam. 2008. Kajian Budaya Jawa. Surakarta: Jurusan Sastra Daerah
FSSR UNS
Sumber Internet:
http://pustaka-makalah.blogspot.co.id/2011/03/upacara-adat-bersih-desa-
sebagai.html (diakses 06 desember 2017 pukul 14:58)
http://bpad.jogjaprov.go.id/public/article/508/2_bersih_desa_di_Jawa_timur.pdf
(diakses pada 20 Maret 2018 pukul 11:35)
https://media.neliti.com/media/publications/164691-ID-tayuban-dan-tradisi-
bersih-desa-di-wonog.pdf(diakses pada 20 Maret 2018 pukul 12:00)
https://eprints.uns.ac.id/9309/1/144991308201011291.pdf(diakses pada 20 Maret
2018 pukul 12:00)
https://books.google.co.id/books/about/Kejawen.html?hl=id&id=k5cn1iEadxgC(d
iakses pada 21 Maret 2018 pukul 08:00)
http://www.zonasiswa.com/2015/09/budaya-lokal-dan-budaya-asing.html (diakses
pada 30 April 2018 pukul 08:32)
https://spektrumologi.wordpress.com/2014/01/08/ekologi-jawa-dalam-involusi-
pertanian-proses-perubahan-ekologi-di-indonesia-clifford-geertz/ (diakses pada 30
April 2018 pukul 08:35)
https://www.langkatkab.go.id/page/14/iklim-dan-wilayah (diakses pada 10 juli
2018 pukul 13.19)
https://id.wikipedia.org/wiki/Pangkalan_Brandan (diakses pada 10 juli 2018 pukul
13.19)
https://abinehisyam.wordpress.com/2011/12/29/tradisi-dalam-masyarakat-islam/
(diakses pada 10 juli 2018 pukul 15.06)
125
126