Anda di halaman 1dari 2

Nama : I Made Gde Kamal Mulia

NIM : 2007531244

Kelas / No Absen

Perpajakan I

PT Agung Ometraco Muda (PT AOM) merupakan salah satu pengembang real estate yang
terletak di Jakarta. Pada tahun 2005, PT AOM mengalami perselisihan dengan Fiskus (aparatur
pajak), dimana PT AOM diduga melakukan kurang bayar terhadap pajaknya. Dengan demikian,
fiskus menerbitkan Surat Ketetapan Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Penghasilan Badan tahun
Pajak 1998 Nomor 0059/206/98/015/05 tanggal 26 Oktober 2005, yang diterbitkan oleh Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Jakarta Tebet, yang didasarkan pada laporan pemeriksaan pajak KPP
Jakarta Tebet nomor LAP386/WPJ.04/KP.0305/2005 tanggal 25 Oktober 2005.

Dari SKPKB tersebut, PT AOM dibebankan kekurangan pembayaran Pajak Penghasilan Badan
sebesar Rp 5.888.192.500 (lima milyar delapan ratus delapan puluh delapan juta seratus
sembilan puluh dua ribu lima ratus rupiah), ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga
sebesar Rp 2.826.332.400 (dua milyar delapan ratus dua puluh enam juta tiga ratus tiga puluh
dua ribu empat ratus rupiah), sehingga total kewajiban yang harus dibayarkan oleh PT AOM
adalah sebesar Rp 8.714.524.900 (delapan milyar tujuh ratus empat belas juta lima ratus dua
puluh empat ribu sembilan ratus rupiah). Administrasi bunga dikenakan sesuai dengan pasal 13
ayat (3) UU No. 16 tahun 2009 tentang perubahan keempat atas UU No. 6 tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Terjadinya kurang bayar disebabkan karena pelaporan pajak Penghasilan Badan pasal 23 yang
dilaporkan NIHIL pada SPT Tahun pajak 1998, akibat persepsi yang berbeda antara Fiskus
dengan WP dalam menghitung penghasilan dari luar usaha dan pengurangan penghasilan bruto,
sehingga berpengaruh terhadap perolehan laba PT AOM.

Wajib Pajak (WP), dalam hal ini PT AOM, mengajukan upaya keberatan secara tertulis kepada
Dirjen Pajak Kementerian Keuangan RI dengan nomor S-031/PJK/AOM/XII/05 tanggal 21
Desember 2005 melalui KPP Jakarta Tebet. Pengajuan keberatan ini sesuai dengan ketentuan
pasal 25 ayat (1) UU NO. 16 tahun 2009 tentang perubahakan keempat atas UU No. 6 tahun
1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Tetapi, Dirjen Pajak Kementerian Keuangan RI memutuskan menolah permohonan keberatan


tersebut. Hal ini tercantum dalam Surat Keputusan Nomor KEP-626/WPJ.04/2006 tanggal 21
Desember 2006. Kemudian, PT AOM kembali mengajukan permohonan banding ke Pengadilan
Pajak dengan ketentuan pasal 35 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2002 tentang Pengadilan
Pajak.
Pada akhirnya, putusan Pengadilan Pajak memenangkan permohonan banding PT OAM. Sebagai
konsekuensinya, Dirjen Pajak sebagai Fiskus harus memenuhi putusan Majelis Persidangan
dengan mengembalikan 50% pajak terhutangan yang sudah dibayar berikut beserta dengan
bunga sebesar 2% per bulan kepada WP.

Dengan keputusan tersebut, maka PT AOM harus mematuhi kewajiban untuk melaporkan Pajak
Penghasilan Badan tahun 1998 tetap NIHIL serta berhak menerima pengembalian pembayaran
50% pajak terhutang beserta dengan bunganya sebesar 2% per bulan sebagai syarat pengajuan
banding, paling lambat 24 bulan dari Dirjen Pajak.

Anda mungkin juga menyukai