KONSEP POLITIK ISLAM DAN PERWUJUDAN MASYARAKAT MADANI \
Definisi Politik Secara Umum Politik berasal dari bahasa Belanda politiek dan bahasa Inggris politics, yang masing- masing bersumber dari bahasa Yunani τα πολιτικά (politika - yang berhubungan dengan negara) dengan akar katanya πολίτης (polites - warga negara) dan πόλις (polis - negara kota). Secara etimologi kata "politik" masih berhubungan dengan politis, kebijakan. Kata "politis" berarti hal- hal yang berhubungan dengan politik. Kata "politisi" berarti orang-orang yang menekuni hal politik. Secara Teminologi politik merupakan proses pembentukan dan pembagiaan kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.
Perspektif Islam tentang Politik
Dalam Bahasa Arab, politik biasa diterjemahkan dengan kata siyasah, kata Ini diambil dari kata sasa-yasuusu yang diartikan mengemudi, mengendalikan, dan mengatur.' Jadi kata politik diartikan mengurus, mengatur kepentingan seseorang. Politik merupakan pemikiran- pemikiran yang berhubungan dengan mengurus kepentingan masyarakat. Pemikiran tersebut dapat berupa pedoman, keyakinan, hukum, atau aktivitas- aktivitas yang terjadi maupun berupa informasi-informasi. Berkecimpung dalam politik berarti memperhatikan kondisi kaum muslimin dengan cara menghilangkan kezhaliman penguasa pada kaum muslimin dan melenyapkan kejahatan musuh kafir dari mereka. Namun, realitas politik demikian menjadi pudar saat terjadi kebiasaan umum masyarakat dewasa ini baik perkataan maupun perbuatannya menyimpang dari kebenaran Islam yang dilakukan oleh mereka yang beraqidahkan sekularisme, baik dari kalangan non muslim atau dari kalangan umat Islam. Demokrasi dan Syura Menurut Islam Pengertian Demokrasi dan Syura Kata "demokrasi" terdiri dari kata "demos" yang berarti rakyat dan “cratia” yang berarti pemerintahan, jadi artinya pemerintahan di tangan rakyat. Kata “musyawarah” merupakan bentuk mashdar dari kata syawara yusyawiru yang berarti menampakkan dan menawarkan atau mengambil sesuatu. Kata musyawarah juga sinonim dengan kata syura, yang berarti dirundingkan, permusyawaratan, bermusyawarah atau berkonsultasi. Secara etimologi, musyawarah mempunyai arti nasehat, konsultasi, perundingan, pikiran, atau konsideran permufakatan. Sedangkan secara terminologis berarti majlis yang dibentuk untuk mendengarkan saran dan ide, bagaimana mestinya dan terorganisir dalam urusan negara. Dalam melaksanakan musyawarah, ada empat unsur penentu yang tidak boleh ditinggalkan, yaitu: 1. Mustasyir adalah orang yang menghendaki adanya musyawarah dan menginginkan suatu pendapat yang benar atau mendekati kebenaran, 2. Musytasyar adalah orang yang diajak bermusyawarah. 3. Mus'tasyar fih, adalah permasalahan yang akan dikaji atau dijadikan objek musyawarah. 4. Ra'yu adalah pendapat bebas yang argumentatif, mencermati esensi syari'at dan terlepas dari perasaan nafsu. Sistem musyawarah atau syura adalah menghormati aspirasi rakyat dan kedaulatannya, yaitu memilih wakil-wakil mereka. Konsep musyawarah berdasar ayat- ayat Al-Quran tersebut, telah dilaksanakan Nabi SAW, dan merupakan suatu teladan yang diajarkan kepada para sahabat dan menjadi latihan untuk dibudayakan dalam seluruh aspek kehidupan. Dalam sistem pemerintahan menurut Islam, musyawarah atau syura memegang peranan yang amat penting. Karena musyawarah atau syura merupakan jalan untuk rnengetahui pendapat yang benar, di sana setiap peserta rnusyawarah mengemukakan pendapat dan pandangan, mereka membandingkan dan mendiskusikan berbagai macam pendapat, yang pada akhirnya akan dihasilkan suatu pendapat yang benar. KONSEP MASYARAKAT MADANI MENURUT ISLAM Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tingginilai- nilai kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, danteknologi.Seperti dalam firman-Nya, Q.S Saba’ ayat 15: Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediamanmereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan):“Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmudan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan(Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun”. Masyarakat madani pernah dibangun Rasulullah ketika beliau mendirikan komunitas muslim di Kota Madinah. Sebelum terbentuk kota Madinah, daerah tersebut bernama Yastrib. Nabi Muhammad-lah yang kemudian mengubah namanya jadi Madinah, setelah hijrah ke ke kota itu. Menurut Nurcholis madjid, perubahan nama dari Yastrib menjadi Madinah pada hakikatnya adalah sebuah pernyataan niat atau proklamasi untuk mendirikan dan membangun masyarakat peradaban di kota itu. Masyarakat madani yang dibangun Nabi Muhammad Saw tersebut bercirikan antara lain: egalitarianisme, penghargaan kepada manusia berdasarkan prestasi (bukan prestise seperti keturunan, kesukuan, gras, dll), keterbukaan partisipasi seluruh anggota masyarakat, dan ketentuan kepemimpinan melalui pemilihan umum, bukan berdasarkan keturunan.