Anda di halaman 1dari 9

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA PADA IBU HAMIL

DI DESA MAJAPAHIT KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG


TENGAH

OLEH :
SINTA CLAUDIA
NIM : 052401S19007

KARYA TULIS ILMIAH


AKADEMIMKEBIDANAN PATRIOT BANGSA HUSADA
LAMPUNG TENGAH
T/A.2019.2020

1
BIODATA PENULIS

Identitas penulis
1. Nama : Sinta claudia
2. NIM : 052401S19007
3. Tempat/tanggal lahir : Mojopahit,09 agustus 2001
4. Agama : Islam
5. Jenis kelamin : Perempuan
6. Status mahasiswa : Mahasiswa
7. Alamat : Desa mojopahit,punggur Kec.punggur
Kab.Lampung tengah

Riwayat pendidikan:
1. SD(2007-2013) : SDN 02 Mojopahit
2. SMP(2013-2016) : SMP Darusy Syafa’ah Kota Gajah
3. SMA(2016-2019) : SMA Darusy Syafa’ah Kota Gajah
4. DIII(2019-2022) : Akademi Kebidanan Patriot Bangsa Husada

2
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
1.Anemia
Hemoglobin merupakan zat warna yang terdapat dalam sel darah merah dan
berguna untuk mengangkut oksigen dan karbon dioksida dalam sel tubuh. Hemoglobin
adalah ikatan antara protein, garam besi, dan zat warna. Sebagian besar ibu hamil akan
mengalami beberapa tingkat anemia karena zat besi dibutuhkan untuk menghasilkan sel
darah merah pada janin.anemia bisa muncul selama kehamilan karena kekurangan asam
folat. Saat kehamilan, anemia dapat dicegah atau diobati dengan menggunakan zat besi dan
suplemen asam folat. Anemia merupakan dimana kadar hemoglobin (Hb) seseorang kurang
dari 10g/dl, sedangkan angka idealnya untuk ibu dewasa berdasarkan standar WHO adalah
12g/dl. (1). Badan kesehatan dunia (WHO) melaporkan bahwa prevelensi ibu-ibu hamil yang
mengalami defesiensi besi sekitar 35- 75%, serta semakin meningkat seiring dengan
pertambahan usia kehamilan. Anemia defisensi zat besi lebih cendrung berlangsung di
negara yang sedang berkembang dari pada negara yangsudah maju, 36% (atau sekitar 1400
juta orang) dari perkiraaan populasi 3800 juta orang dinegara maju hanya sekitar 8% (atau
kira-kira 100 juta orang) dari perkiraan populasi 1200 juta orang.
WHO melaporkan bahwa prevelensi anemia pada kehamilan secara global sebesar
(55%). Sedangkan prevelensi anemia pada ibu hamil di Indonesia tahun 2010 adalah (70%)
atau 7 dari 10 wanita hamil menderita anemia. Prevelensi anemia pada ibu hamil di
Indonesia masih sangat tinggi. Tingginya prevelensi anemia antara lain disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu kehilangan darah secara kronis, asupan zat besi untuk pembentukan
sel darah merah yang secara fisiologis berlangsung pada masa pertumbuhan, masa pubertas,
masa kehamilan dan menyusui.
anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat atau
ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, organ tubuh tidak
mendapat cukup oksigen, sehingga membuat penderita anemia pucat dan mudah lelah.

Anemia dapat terjadi sementara atau dalam jangka panjang, dengan tingkat keparahan
yang bisa ringan sampai berat. Anemia merupakan gangguan darah atau
kelainan hematologi yang terjadi ketika kadar hemoglobin (bagian utama dari sel
darah merah yang mengikat oksigen) berada di bawah normal.

3
2.Menurut Who
Kematian ibu merupakan permasalahan global. Tingginya angka kematian ibu
(AKI) membuat Indonesia menempati urutan ketiga tertinggi di Asia setelah Timor
Leste dan Bangladesh. Kematian ibu menurut World Health Organization (WHO)
adalah kematian wanita dalam masa kehamilan, persalinan, dan dalam masa 42 hari (6
minggu) setelah berakhirnya kehamilan tanpa memandang usia kehamilan maupun
tempat melekatnya janin tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan/cedera (WHO,
2010).
Menurut laporan WHO pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia
yaitu 289.000 jiwa. Amerika Serikat 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia
Tenggara 16.000 jiwa. Angka Kematian Ibu di Negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia 305/100.000 kelahiran hidup, Filiphina 170/100.000 kelahiran hidup,
Vietnam 160/100.000 kelahiran hidup, Thailand 44/100.000 kelahiran hidup, Brunei
60/100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 39/100.000 kelahiran hidup (WHO, 2015).

B.Dari Indonesia
AKI di Indonesia tahun 2015 adalah 305/100.000 kelahiran hidup. Penyebab
langsung kematian maternal yang paling umum di Indonesia adalah perdarahan 31%,
hipertensi 26%, gangguan sistem peredaran darah 7%, infeksi 6%, gangguan
metabolik 1%, lain-lain 29% (Kemenkes RI 2016).

C.Menurut Provinsi
AKI berdasarkan data Profil Kesehatan Jawa Barat pada tahun 2016 sebesar
799 orang (84,78/100.000 kelahiran hidup), dengan proporsi kematian pada ibu hamil
227 orang (20,09/100.000 kelahiran hidup), ibu bersalin 202 orang (21,43/100.000
kelahiran hidup) dan ibu nifas 380 orang (40,32/100.000 kelahiran hidup). Angka
kejadian anemia ibu hamil trimester l (20%), trimester ll (70%), dan trimester lll
(70%) (Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2016).

D.Menurut Kabupaten
AKI di Kota Tasikmalaya pada tahun 2017 sebanyak 14/100.000 kelahiran
hidup. Ini menunjukan penurunan angka kematian ibu dari tahun sebelumnya
sebanyak 16/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016. Laporan dari Dinkes Kota

4
Tasikmalaya tahun 2017 penyebab kematian ibu tertinggi adalah akibat perdarahan
dan penyakit jantung ada 6 kasus. 2 Eklampsia ada 1 kasus, PEB ada 3 kasus, sepsis
dan DSS 2 kasus, KET dan Abortus ada 2 kasus (Dinkes Kota Tasikmalaya, 2017).
Perdarahan merupakan penyebab tertinggi angka kematian ibu, sementara anemia dan
kekurangan gizi kronik (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya
perdarahan.

E.Menurut Penelitian
Anemia pada ibu hamil adalah suatu keadaan risiko yang berpengaruh
terhadap angka kematian ibu. Frekuensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia relatif
tinggi yaitu 63,5% defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya
saling berinteraksi (Sarwono, 2010). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota
Tasikmalaya jumlah semua ibu hamil pada tahun 2016 sebanyak 13,643 yaitu anemia
kehamilan 1.184 kasus, KEK 699 kasus, dan penyebab lain 11.760 kasus. Sedangkan
pada tahun 2017 sebanyak 13,559 yaitu anemia kehamilan 1.267 kasus, KEK 681
kasus, dan penyebab lain 11.611 kasus (Dinkes Kota Tasikmalaya, 2017).
Berdasarkan data di PMB Hj. Eet Sumiati jumlah ibu hamil dengan kasus Anemia
pada tahun 2017 sebanyak 27 orang. Pada tahun 2018 dari bulan januari-februari
sebanyak 6 orang (PMB Hj. Eet Sumiati, SST,.MM).
Data tersebut menunjukan bahwa anemia merupakan komplikasi kehamilan
terbanyak yang dialami ibu hamil. Artinya, anemia lebih sering dijumpai dalam
kehamilan, hal ini disebabkan karena dalam kehamilan keperluan akan zat-zat
makanan bertambah, selain itu anemia pada kehamilan disebabkan kurangnya asupan
zat besi. Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara
lain kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorpsi
di usus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti
pada waktu hamil, masa pertumbuhan dan masa penyembuhan dari penyakit. Nilai
ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil, didasarkan
pada kriteria WHO yang dapat dilakukan dengan menggunakan metode Sahli yaitu :
normal > 11 gr/dl, ringan 8-11 gr/dl, berat < 8 gr/dl (Rukiyah dan Yulianti, 2017).
Menurut hasil penelitian Adawyani (2013) bahwa tingginya angka ketidak
patuhan ibu hamil mengkonsumsi TTD (Tablet Tambah Darah) merupakan masalah
yang pernah dihadapi oleh bangsa Indonesia. 3 Pengetahuan ibu hamil yang kurang
terkait anemia, meningkatkan risiko ibu hamil tidak patuh minum tablet tambah darah

5
(Adawiyani, 2013). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Florencial T. Paendong
Eddy Suparman Hermi M. M. Tendean di Puskesmas Bahu Manado (2015).

F.Definisi Masalah
Anemia defisiensi besi merupakan penyebab utama terjadinya anemia pada
ibu hamil di Indonesia dengan prevalensi yang cukup tinggi sehingga masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat. Jenis penelitian ini menggunakan metode cross
sectional. Pemilihan sampel menggunakan metode total sampling yaitu dengan
menggunakan seluruh populasi yang berkunjung ke Puskesmas Bahu Manado pada
periode penelitian dengan jumlah 40 orang. Variabel dikumpulkan melalui
pemeriksaan laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan, dari 40 ibu hamil yang
berkunjung ke Puskesmas Bahu Manado, didapatkan 13 (32.5%) ibu hamil
mengalami anemia. Dari 13 (32.5%) ibu hamil yang anemia, didapatkan 8 (61.5%)
ibu hamil mengalami penurunan kadar SI (Serum Iron). Hasil analisis lain, terdapat
hubungan antara usia, usia kehamilan, paritas, pendidikan dan pekerjaan dengan
anemia dan penurunan kadar SI (Serum Iron) pada ibu hamil. Disarankan kepada ibu
hamil untuk memenuhi asupan zat besi saat hamil dan melakukan kontrol
pemeriksaan serta mendapatkan pengobatan apabila kadar zat besi (Fe) tidak berada
pada nilai optimal (Florancial, dkk. 2015).
Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat
besi. Hal ini penting dilakukan pemeriksaan untuk anemia pada kunjungan pertama
kehamilan. Bahkan jika tidak mengalami anemia pada saat kunjungan pertama, masih
mungkin terjadi anemia pada kehamilan lanjutnya (Proverawati, 2011).
Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan
hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan (abortus, partus immatur atau
prematur), gangguan proses persalinan (inersia, atonia, partus lama, perdarahan),
gangguan pada masa nifas (sub involusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress,
kurang produksi ASI rendah) (Rukiyah dan Yulianti, 2017). Kebijakan pemerintah
dalam menangani anemia pada kehamilan adalah pemberian suplementasi besi dan
asam folat. World Health Organitation menganjurkan untuk memberikan 60 mg zat
besi selama 6 4 bulan untuk memenuhi kebutuhan fisiologi selama kehamilan, namun
banyak literatur yang menganjurkan dosis 100 mg besi setiap hari selama 16 minggu
atau lebih pada kehamilan. Di wilayah-wilayah dengan prevalensi anemia yang tinggi
dianjurkan untuk memberikan suplementasi zat besi sampai tiga bulan post partum.

6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data diatas penulis membuat suatu rumusan masalah sebagai
berikut “Bagaimana asuhan kebidanan pada Ny. R umur 25 tahun G2P1A0 Hamil 31-
32 minggu dengan Anemia Ringan di PMB Hj. Eet Sumiati, SST.,MM Kota
Tasikmalaya?”

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu mengetahui faktor faktor apa saja yang menyebabkan ibu anemia di
desa majapahit kecamatan punggur kabupaten lampung tengah
Tujuan Khusus
a. Mampu mengetahui jumlah kejadian anemia dikarenakan faktor usia di desa
majapahit kecamatan punggur kabupaten lampung tengah
b. Mampu merumuskan faktor faktor penyebab anemia di daerah lampung tengah
c. Mampu mengetahui faktor faktor yang yang berhubungan dengan anemia

D. Manfaat Studi Kasus


1. Manfaat teoritis
Diharapkan hasil laporan ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi
perkembangan ilmu kebidanan, khususnya dalam pemberian asuhan kebidanan
komprehensif pada ibu hamil.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Prodi Kebidanan
Diharapkan dapat menambah bahan kajian bagi mahasiswa kebidanan
dalam menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan.
b. Bagi PMB Hj. Eet Sumiati
Diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan gambaran informasi
serta bahan untuk meningkatkan asuhan kebidanan yang diterapkan oleh PMB.

c. Bagi Ny. R
Diharapkan dengan melakukan asuhan kebidanan pada ibu, ibu dapat
melewati kehamilannya dengan sehat dan selamat sampai proses persalinan.

7
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan karya tulis ilmiah adalah manajemen asuhan kebidanan
pada ibu hamil dengan anemia ringan di pmb hj. eet sumiati kota tasikmalaya

8
DAFTAR PUSTAKA

Adawiyani, R. (2013). Pengaruh Pemberian BOOKLET Anemia Terhadap


Hemoglobin Ibu Hamil di Unit Rawat Jalan Rumkitai Dr. Ramelan Surabaya.
Surabaya : Jurnal Ilmiah Google Cendekia. http://mediainfo.sourceforge.net. [diakses
07 April 2017].
Dewi F Sunarsih T (2011). Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil. Salembang Medika
DinKes Jawa Barat. (2016). Profile Kesehatan-Dinas Kesehatan Jawa Barat. Tersedia
dalam http://www.diskes.jabarprov.go.id [Diakses 20 November 2017].
DinKes Kota Tasikmalaya (2017) Data KIA DinKes Kota Tasikmalaya. Tasikmalaya;
DinKes.
Estiwidani, dkk. (2009). Kosep Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya.
Florancial T, dkk. (2015). Profil zat besi (Fe) pada ibu hamil dengan anemia di
Puskesmas Bahu Manado. e-Clinic [internet] November, 4 (1) pp. 369-374. Available
from : https://ejournar.unsart.ac.id/index.php/eclinic/aclinic/view File/10985/10574.
[accessed januari 2016]
Hani, dkk. (2009). Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan Fisiologis. Jakarta :
Salemba Medika.
HR. Abu Dawud dari Abud Darda’ radhiallahu ‘anhu.
HR. Imam Muslim.
Jannah, Nurul. (2011). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta : C.V
ANDI
Kemenkes RI, (2016). Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016.
http://www.kemkes.go.id [diakses 4 Maret 2018].
Laporan Rutin Kesehatan Ibu, (2010-2015) KEMENKES RI 2016 Manuaba. I.B.G
(2010). Ilmu Kebidanan.
Penyakit Kandungan, dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. Notoatmodjo,
S. (2010).
Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Pelayanan Antenatal 10 T
yang Berkualitas-HeniKus. https://henikustarini. wordpress.com [diakses 28 januari
2017]
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin
dan Penyelenggaraan Praktik Bidan

Anda mungkin juga menyukai