Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/331639695

Perbandingan Pemeriksaan Kerusakan DNA Spermatozoa Post Thawing antara


Sperm-Bos-Halomax ® dan Toluidine Blue Comparison of Post Thawing
Spermatozoa DNA Damage Examination Between...

Article · June 2018

CITATIONS READS

0 278

17 authors, including:

Langgeng Priyanto Asmarani Kusumawati


Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
7 PUBLICATIONS   7 CITATIONS    119 PUBLICATIONS   170 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Iis Arifiantini
Bogor Agricultural University
75 PUBLICATIONS   176 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

correlation DNA damage sperm with motility and viability in bulls View project

Artificial Insemination female banteng research project View project

All content following this page was uploaded by Langgeng Priyanto on 10 March 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol. 7, No. 1, Juni 2018, pp.30-39
ISSN 2303 – 1093

Perbandingan Pemeriksaan Kerusakan DNA Spermatozoa Post Thawing antara


Sperm-Bos-Halomax® dan Toluidine Blue

Comparison of Post Thawing Spermatozoa DNA Damage Examination Between


Sperm-Bos-Halomax® and Toluidine Blue

L. Priyanto1, A. Budiyanto2, A. Kusumawati2, Kurniasih2 & I. Arifiantini3


1
Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Palembang Sumatera Selatan.
2
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta DIY.
3
Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Jawa Barat.
E-mail: langgeng.priyanto@mail.ugm.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan penilaian kerusakan DNA spermatozoa
menggunakan Sperm–Bos–Halomax® dan Toluidine Blue pada spermatozoa sapi post thawing.
Hasil penelitian pada spermatozoa sapi menunjukkan bahwa perbandingan persentase kerusakan
DNA spermatozoa setelah thawing menunjukkan bahwa Sperm–Bos–Halomax® (14.56±7.52%)
lebih tinggi dibandingkan dengan Toluidine Blue (07.94±2.41%) (P<0.05). Kesimpulan yang
diperoleh dalam penelitian ini adalah Sperm–Bos–Halomax® lebih cepat, akurat dan sensitif
dibandingkan dengan Toluidine Blue untuk mendeteksi kerusakan DNA spermatozoa. Hasil tingkat
kerusakan DNA spermatozoa pada sapi pejantan yang digunakan dalam penelitian ini masih standar
kenormalan dan dapat digunakan untuk inseminasi buatan.
Kata kunci : Kerusakan DNA, Spermatozoa, Sperm–Bos–Halomax®, Toluidine Blue

ABSTRACT
The study was aims to determine the assessment of DNA damage in spermatozoa using
Sperm-Bos-Halomax® and Toluidine Blue stain in bull spermatozoa of post thawing. The findings
demonstrated that the percentage ratio of spermatozoa DNA damage after thawing showed that
Sperm-Bos-Halomax® (14.56 ± 7.52%) was higher than Toluidine Blue (07.94 ± 2.41%) (P <0.05).
By way of conclusion, after all, obtained in this line of research devoted that Sperm-Bos-Halomax®
was faster, more accurate and sensitive compared to Toluidine Blue in detecting spermatozoa DNA
damage. As well, its results especially in bulls employed in the recent study was still standardized and
might be used for artificial insemination.

Key words : DNA Damage, Spermatozoa, Sperm-Bos-Halomax® and Toluidine Blue


______________________________________________________________________________

30
Jurnal Peternakan Sriwijaya / Vol. 7, No.1, 2018, pp. 30-39 L. Priyanto, et al.

PENDAHULUAN mendeteksi ada tidak pecahnya ikatan


disulfida di dalam kromatin. Dengan
Standardisasi pemeriksaan kualitas
demikian, kepala spermatozoa yang
spermatozoa post thawing selama ini yang
menunjukan warna biru tua mengindikasikan
dilakukan adalah post thawing motility.
kerusakan dari DNA spermatozoa. Teknik
Motilitas spermatozoa minimal 40 % dan
pewarnaan ini telah digunakan untuk
derajat gerakan individu spermatozoa
mengevaluasi integritas kromatin
minimal 2 (dua), 1 dari 3 (SNI 2008)
spermatozoa pada beberapa spesies antara lain
sedangkan untuk mengukur daya fertilisasi
sapi, kuda, kelinci, kerbau dan manusia
spermatozoa tidak cukup dua pemeriksaan
(Erenpreisa et al. 2003; Beletti et al. 2005).
tersebut. Pemeriksaan kerusakan DNA
Pada manusia pewarnaan TB menunjukkan
spermatozoa lebih penting dari kedua
korelasi yang tinggi dengan Sperm Chromatin
pemeriksaan tersebut, karena kerusakan DNA
Structure Assay (SCSA), Terminal
spermatozoa akan menyebabkan abortus
Deoxynucleotidyl Transferase (TUNEL) dan
walaupun terjadi fertilisasi (Vassilev et al.
Acridine Orange (Erenpreisa et al. 2003).
2005) sehingga kasus prolong estrus cycle
Pemeriksaan ini berdasarkan kondisi dari
sering terjadi pada sapi.
kondensasi kromatin berupa perbedaan
Toluidine Blue (TB) merupakan metode
intensitas warna yang dihasilkan. Perubahan
pemeriksaan status DNA spermatozoa secara
ini akan menentukan kualitas proses
tidak langsung karena hanya memeriksa
kondensasi kromatin yang dapat dideteksi
perubahan struktur kromatin spermatozoa
melalui pewarnaan TB. Semakin kompak atau
yang berhubungan erat dengan stabilitas DNA
utuh kondensasi yang terjadi, maka warna
spermatozoa tersebut (Erenpreisa et al. 2003).
biru terang akan muncul, sebaliknya pada
Pewarnaan TB termasuk Cytochemical Assays
kondensasi yang kurang kompak atau tidak
terbukti sensitif untuk menguji struktur dan
utuh warna yang muncul biru tua.
kemasan pembungkus DNA atau kromatin
Kondensasi yang tidak kompak
(Erenpreisa et al. 2003; Prinosilova et al.
berhubungan positif dengan abnormalitas
2012; Beletti et al. 2005). Teknik ini selain
kromatin dan keutuhan DNA spermatozoa
sensitif, sederhana dan murah serta tidak
(Saili 2006). Kondisi ini dapat terjadi akibat
membutuhkan alat yang khusus seperti
bermacam-macam faktor seperti terpapar oleh
Flow Cytometry (Kim et al. 2013). Pewarnaan
radikal bebas saat proses spermatogenesis,
TB telah digunakan selama 40 tahun untuk
akibat apoptosis, kurangnya protein terutama
mendiagnosis suatu penyakit yaitu mendeteksi
arginin dan sistin, infeksi, stres, paparan zat
adanya keganasan pada sel mukosa (Bobot
kimia beracun, hipertermia testis dan
2011) dan juga dipakai dalam pewarnaan
hormonal (Aitken et al. 1998). Selain teknik
bakteri Stapylococcus aureus.
pewarnaan TB, pada saat ini dipasaran juga
Toluidine Blue adalah pewarnaan DNA
tersedia kit untuk melihat kerusakan DNA di
yang digunakan untuk mengevaluasi
antaranya adalah Sperm–Bos–Halomax®
integritas kromatin spermatozoa dengan
(Halotech DNA SL Madrid Spanyol) dan

31
Jurnal Peternakan Sriwijaya / Vol. 7, No.1, 2018, pp. 30-39 L. Priyanto, et al.

telah digunakan untuk mendeteksi kerusakan Fragmentasi (SDF). Penelitian Karoui et al.
DNA pada sapi dengan menggunakan (2012) pada sapi ditemukan kerusakan DNA
mikroskop fluorescent dan mikroskop cahaya spermatozoa sekitar 7% sampai 10% dapat
(García-Macías et al. 2007). digunakan sebagai indikator keberhasilan
Sperm–Bos–Halomax® adalah kit diagnostik inseminasi buatan yang paling rendah dengan
in vitro yang digunakan untuk pengukuran menggunakan
kerusakan DNA spermatozoa yang Sperm–Bos–Halomax®. Pemeriksaan
terfragmentasi pada spesies hewan yang DNA spermatozoa pada kuda dengan
berbeda. Sperm–Bos–Halomax® dapat Sperm–Bos–Halomax® dilaporkan juga oleh
mengevaluasi kualitas spermatozoa yang Langdon (2012) sebesar 13 % dinyatakan
lebih baik. normal dan dinyatakan tidak normal sebesar
Hasil analisis Sperm–Bos–Halomax® 42 %. Serafini et al (2016) melaporkan
didasarkan pada respon DNA yang kerusakan DNA spermatozoa pada kerbau
terfragmentasi dan yang tidak terfragmentasi dikatakan normal sebesar 8+3(6-15%) di
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop Italia dengan menggunakan Sperm–Bos–
fluorescent dan mikroskop cahaya. Sperm Halomax®.
Chromatin dispersion (SCD) test dengan Penelitian ini bertujuan untuk
Sperm–Bos–Halomax® (Halotech DNA, membandingkan penilaian kerusakan DNA
Madrid, Spain) adalah kit diagnostik in spermatozoa menggunakan Sperm–Bos–
vitro yang digunakan untuk pengukuran Halomax® dan Toluidine Blue pada
kerusakan DNA spermatozoa pada sapi dan spermatozoa sapi setelah thawing
hewan lainnya Sperm–Bos–Halomax® dapat
mengevaluasi kualitas spermatozoa yang BAHAN DAN METODE
lebih baik.
Materi Penelitian
Hasil analisis Sperm–Bos–Halomax®
didasarkan pada respon DNA yang rusak dan Sampel berupa semen beku dari delapan
yang tidak rusak dapat dilihat dengan ekor sapi terdiri atas Brahman, Ongole,
menggunakan mikroskop fluorescent dan Limosin dan Simental masing-masing dua
mikroskop cahaya. DNA spermatozoa yang ekor dengan tiga kali koleksi dan prosesing
rusak akan kelihatan ‘halo’ dengan kepala (n=24). Sapi-sapi tersebut milik BIB
spermatozoa berpendar, sedangkan sel dengan Lembang dan dipelihara dengan standar BIB
DNA yang tidak rusak kepala akan terlihat yang baik. Proses koleksi, evaluasi sampai
kompak tanpa ‘halo’ disekitar kepala produksi semen beku dilakukan di BIB
spermatozoa (Gambar 2). Semakin tinggi Lembang, sedangkan pengujian post thawing
DNA yang rusak atau terfragmentasi (SDF), di lakukan di URR FKH IPB dan BIB
maka semakin besar kemungkinan hewan Sembawa Banyuasin Sumatera Selatan.
betina akan mengalami keguguran.
Sperm–Bos–Halomax® kit ini dipakai
untuk mengukur nilai Sperm DNA

32
Jurnal Peternakan Sriwijaya / Vol. 7, No.1, 2018, pp. 30-39 L. Priyanto, et al.

Metode Penelitian Semen post thawing diambil satu tetes


Koleksi, Evaluasi dan Pengolahan Semen dan dibuat preparat ulas, pada 4 buah gelas
objek. Preparat selanjutnya dikeringudarakan
Semen dikoleksi menggunakan vagina dan difiksasi di dalam etanol 96% - aseton
buatan dua kali seminggu. Semen segar (1:1) selama 30 menit pada suhu 4 oC. Setelah
selanjutnya dievaluasi secara makroskopis difiksasi, preparat dikering udarakan,
dan mikroskopis. Evaluasi makroskopis selanjutnya dihidrolisis di dalam HCl 0.1 N
meliputi, volume, warna, pH dan konsistensi selama 5 menit pada suhu 4 oC. selanjutnya
dan mikroskopis meliputi gerakan massa, preparat dibilas tiga kali menggunakan
motilitas dan konsentrasi spermatozoa aquadest.
mengacu kepada (Arifiantini, 2012) dan Preparat selanjutnya diwarnai dengan
kerusakan DNA spermatozoa. Selanjutnya pewarnaan TB 0,05% selama 10 menit.
dilakukan pembekuan dan penyimpanan di N2 Preparat yang telah diwarnai dicuci kembali
cair sampai dilakukan pemeriksaan dengan aquadest dan didehidrasi dengan
berikutnya. menggunakan t-butanol dua kali serta
dibersihkan menggunakan xylol sebanyak dua
Pembekuan Semen kali. Preparat kemudian ditutup dengan gelas
Semen yang memiliki motilitas penutup dan diamati dibawah mikroskop
spermatozoa >70% dengan konsentrasi >1000 cahaya dengan pembesaran 400 X. Kepala
juta/mL diproses menjadi semen beku. Proses spermatozoa yang integritas kromatinnya
produksi semen beku dilakukan sesuai dengan masih baik akan berwarna biru terang,
protokol BIB Lembang menggunakan bahan sedangkan spermatozoa yang integritas
pengencer Skim milk egg yolk dengan kromatinnya sudah berkurang akan berwarna
konsentrasi gliserol 8% dan dikemas dalam biru tua. Pemeriksaan dilakukan terhadap 100
ministraw 0.25 mL dengan dosis inseminasi spermatozoa untuk setiap sampel (Erenpreisa
25 juta/straw. et al. 2003).
Semen beku yang telah diproduksi
disimpan dalam kontainer nitrogen cair (-196 Pengujian dengan Sperm–Bos–Halomax®
o
C) sampai pengujian lebih lanjut. Pengujian Sperm–Bos–Halomax® pada prinsipnya
semen beku dilakukan dengan cara memeriksa dekondensasi diferensial
melakukan thawing semen beku terlebih kromosom DNA spermatozoa. Spermatozoa
dahulu. Semen beku di-thawing pada air suhu yang mengalami kerusakan DNA akan
37 oC selama 30 detik kemudian dilakukan berpedar bentuk halo didaerah kepala,
pemeriksaan DNA spermatozoa. sedangkan yang tidak rusak daerah kepala
tidak berpendar. Berdasarkan bentuk halo
Pengujian Kerusakan DNA Spermatozoa dapat dibedakan menjadi 2 kriteria yaitu yang
Post Thawing
berbentuk halo (berpendar) yang menunjukan
Pengujian dengan Toluidine Blue (TB) kerusakan DNA pada spermatozoa dan yang

33
Jurnal Peternakan Sriwijaya / Vol. 7, No.1, 2018, pp. 30-39 L. Priyanto, et al.

tidak menunjukan halo (tidak berpendar) menggunakan aquadest dalam kotak selama 2
untuk DNA spermatozoa yang utuh. (dua) menit. Lalu amati preparat di bawah
Hasil pemeriksaan fragmentasi DNA mikroskop perbesaran 400x dengan
spermatozoa disebut DNA fragmentasi indeks menggunakan green filter. Pemeriksaan
(DFI). DNA fragmentasi indeks diperoleh dilakukan terhadap 500 spermatozoa untuk
dari persentase total spermatozoa dengan setiap sampel.(Garcia-Macias et al. 2007).
DNA yang rusak dibandingkan jumlah
spermatozoa yang diamati (Evenson. 2016). Analisa Data
Urutan pemeriksaan kerusakan DNA Penelitian ini dirancang menggunakan
spermatozoa sapi menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Sampel
®
Sperm–Bos–Halomax sebagai berikut: berupa semen beku berasal dari delapan ekor
langkah pertama semen dengan konsentrasi sapi terdiri atas Brahman, Ongole, Limosin
akhir 15-20 juta sel /mL dalam Phosphate dan Simental masing-masing dua ekor dengan
Buffered Saline (PBS). Langkah berikutnya tiga kali koleksi dan prosesing (n=24). Data
agarose dalam water bath dilelehkan pada yang diperoleh dianalisis menggunakan uji
suhu (90 °C-100 °C) selama 5 menit one sample t test dengan bantuan program
kemudian agarose dilelehkan pada suhu 37 °C sotfware SPSS 16 (SPSS., Chicago, IL, USA)
selama 5 menit. Lalu 25 μL semen diambil dan Microsoft excel. Data disampaikan dalam
dan dimasukan dalam agarose (mixing). rataan dan standar deviasi.
Suspensi semen kemudian dimasukkan dalam
gelas objek sebanyak 25 μL, kemudian tutup HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan gelas penutup. Inkubasi preparat Pengujian DNA menggunakan TB pada
dalam kulkas selama 5 menit. Lalu angkat prinsipnya mengevaluasi struktur kromatin
perlahan gelas penutup kemudian teteskan DNA (Kim et al. 2013), sehingga DNA
dengan Lysis Solution (LS) hingga agarose spermatozoa yang rusak akan berwarna biru
terendam, inkubasi pada suhu ruang selama 5 tua dan yang masih utuh akan berwarna biru
menit. Preparat diinkubasi dalam aquadest terang (Gambar 1), sedangkan menggunakan
selama 5 menit. Inkubasi preparat dalam Sperm–Bos–Halomax® prinsipnya adalah
etanol 70%, 90%, 100% (masing-masing melihat fragmentasi DNA spermatozoa
dalam waktu 4 menit). Kemudian lakukan (Sperm DNA fragmentation indeks; SDFi).
pengeringan preparat. Preparat kemudian Fragmentasi DNA ini terlihat dari keluarnya
diinkubasi dalam aquadest selama 5 menit, kromatin dari sel, sehingga membentuk ‘halo’
kemudian lakukan pengeringan. Lakukan dan berpendar untuk spermatozoa yang rusak
staining preparat: Inkubasi preparat dalam DNA dan tidak menunjukkan ‘halo’ tidak
kotak berisi pewarna Eosin selama 5 menit, berpendar untuk spermatozoa dengan DNA
kemudian cuci menggunakan aquadest dalam yang utuh (Langdon 2012).
®
kotak selama 2 (dua) menit. Inkubasi preparat Sperm–Bos–Halomax dapat digunakan
dalam kotak berisi pewarna Methylene Blue sebagai kontrol kualitas spermatozoa yang
selama 5 (lima) menit kemudian cuci disebabkan oleh kerusakan DNA misalnya

34
Jurnal Peternakan Sriwijaya / Vol. 7, No.1, 2018, pp. 30-39 L. Priyanto, et al.

yang disebabkan oleh media pengencer semen, Beberapa faktor yang dapat
krioprotektan, pembekuan, pakan, suhu testis memengaruhi kerusakan dan kualitas DNA,
dan manipulasi penanganan spermatozoa menurut Morrell dan Rodriguez-Martinez
lainnya seperti prosedur sexing spermatozoa . (2009) adalah pengaruh lingkungan, pakan,
Hasil pemeriksaan dengan Toluidine kesehatan dan kondisi sapi. Lingkungan dan
Blue tingkat kerusakan DNA spermatozoa pakan sangat berpengaruh terhadap proses
pada sapi Brahman rata-rata 6,83+1,25% spermatogenesis terutama pada fase
dengan hasil penelitian Nava-Trujillo et al. spermiogenesis. Pada fase tersebut terjadi
(2011) pada sapi Brahman 4,17+2,69% pemanjangan dari round spermatid menjadi
(Tabel 1). Tingkat SDFi tertinggi yang elongated spermatid, fase ini sangat penting
ditemukan pada spermatozoa sapi sekitar 7% karena sekitar 85% inti spermatozoa berupa
sampai 10% dapat digunakan sebagai histon akan digantikan oleh protamin (Wykes
indikator keberhasilan inseminasi buatan yang dan Krawetz, 2003). Penggantian histon oleh
paling rendah dengan menggunakan protamin berperan penting dalam penyusunan
®
Sperm-Bos-Halomax (Halotech DNA, inti kromatin dan pematangan spermatozoa
Madrid, Spain) (Karoui et al. 2012). (Arpanahi et al. 2009).
Penelitian Meseguer et al. (2011) kerusakan Penelitian ini Sperm–Bos–Halomax®
DNA spermatozoa menyebabkan kegagalan yang hasilnya ternyata lebih mudah dianalisis
kebuntingan sebesar 6,9% dan sisanya dan memberikan gambaran yang cukup akurat
disebabkan oleh faktor lain. (Gambar 2). Kerusakan DNA spermatozoa
pada semen beku dari empat bangsa yang
diuji antara pewarnaan Toluidine Blue (TB)
dan Sperm–Bos–Halomax® berbeda nyata
(P<0.05) (Tabel 1).
Pengujian lebih lanjut menunjukkan
bahwa setiap bangsa berbeda tingkat
kerusakan DNAnya. Sapi Brahman
menunjukkan kerusakan DNA paling rendah
sebesar 06,83±1,25% dan paling tinggi sapi
Simental sebesar 09,34±3,76% dengan
pemeriksaan TB.
Sapi Limosin menunjukan kerusakan
DNA paling rendah 11,06±6,56% dan paling
tinggi sapi Simental 19,68±11,24% dengan
Gambar 1. Pewarnaan TB spermatozoa dengan DNA pemeriksaan Sperm–Bos–Halomax®. Rerata
rusak warna biru tua (A) Spermatozoa dengan
DNA utuh warna biru terang (B) (Pembesaran dari keempat bangsa yang diuji antara
400x) pewarnaan TB adalah 07,94±2,41% dan
Sperm–Bos–Halomax® adalah 14,56±7,52%.
Dilihat dari hasil penelitian ini terlihat

35
Jurnal Peternakan Sriwijaya / Vol. 7, No.1, 2018, pp. 30-39 L. Priyanto, et al.

Sperm–Bos–Halomax® lebih sensitif dari pada menyebabkan kebuntingan 55 % pada umur


pemeriksaan dengan TB. 45 hari setelah inseminasi buatan.
Enciso et al. (2011) melaporkan
kerusakan DNA spermatozoa pada sapi
Friesian-Holstein sebesar 17,89% dengan
menggunakan Sperm–Bos–Halomax® masih
dikatakan normal. Penelitian Langdon (2012)
menunjukkan kerusakan DNA spermatozoa
kuda sebesar 13% dengan menggunakan
Sperm–Bos–Halomax® dinyatakan normal
walaupun ada juga yang tinggi sampai 42%
dari individu kuda yang abnormal. Jadi
tingkat keutuhan DNA spermatozoa sapi BIB
Lembang sebesar 14,56±7,52% masih normal
dengan pemeriksaan Sperm–Bos–Halomax®.
Kit Halomax lebih sensitif tetapi
kelemahannya adalah membutuhkan biaya
yang besar.
Pengujian DNA penting dilakukan
karena dapat memengaruhi kemampuan
spermatozoa dalam fertilisasi dan
perkembangan embrio (Ahmadi et al. 1999).
Tingkat kerusakan DNA spermatozoa pada
manusia lebih dari 30% akan menurunkan
fertilitas (Larson et al. 2003).
Kerusakan DNA spermatozoa sapi BIB
Lembang sebesar 14,56±7,52% masih
diambang batas normal. Hal ini diperkuat dari
penelitian Enciso et al. (2011) yang
sama-sama menggunakan Sperm–Bos–
®
Halomax di dalam pemeriksaan DNA
spermatozoa sapi (17,89%) dan penelitian
Langdon (2012) pada kuda (13%). Serafini et
al (2016) melaporkan kerusakan DNA
spermatozoa pada kerbau sebesar 8+3(6-15%)
di Italia dengan menggunakan Sperm–Bos–
Gambar 2. Pengujian Sperm–Bos–Halomax®
Halomax® menyebabkan kebuntingan 57 % spermatozoa dengan DNA utuh kepala spermatozoa
pada umur kebuntingan 30 hari dan tidak berpendar (A) spermatozoa dengan DNA rusak
kepala spermatozoa berpendar (B) (Pembesaran 400x).

36
Jurnal Peternakan Sriwijaya / Vol. 7, No.1, 2018, pp. 30-39 L. Priyanto, et al.

Tabel 1. Pemeriksaan kerusakan DNA spermatozoa sapi dengan menggunakan Uji


Sperm–Bos–Halomax® dan Toluidine Blue (Rerata±SD)

DNA Spermatozoa yang Rusak (%)


Bangsa Sapi Jumlah (n)
Sperm–Bos–Halomax® Toluidine Blue
Brahman 6 12,67±2,73a 06,83±1,25b
Simental 6 19,68±11,24a 09,34±3,76a
Limosin 6 11,06±6,56a 07,89±2,39a
Ongole 6 14,81±5,72a 07,69±1,17b
Rataan 24 14,56±7,52a 07,94±2,41b
Huruf superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata P<0.05

KESIMPULAN DAN SARAN Tinggi yang telah memberikan pendanaan


penelitian. Balai Inseminasi Buatan Lembang
Penelitian ini dapat diambil beberapa
Bandung, Balai Inseminasi Buatan Sembawa
kesimpulan yaitu sebagai berikut Pengujian
Banyuasin Sumatera Selatan dan Unit
menggunakan Sperm–Bos–Halomax® lebih
Rehabilitasi Reproduksi (URR) FKH IPB
sensitif untuk menentukan kerusakan DNA
yang telah memberikan penggunaan fasilitas
spermatozoa pada sapi dibandingkan dengan
untuk melakukan penelitian.
Toluidine Blue. Kerusakan DNA spermatozoa
sebesar 7,94% dengan pewarnaan Toluidine
Blue dan 14,56% dengan Sperm–Bos– DAFTAR PUSTAKA
Halomax® masih dalam kerusakan standar
Ahmadi A, Ng SC. 1999. Developmental
dan masih dapat digunakan untuk inseminasi
capacity of damaged spermatozoa.
buatan. Disarankan pengujian DNA dapat Human Reproduction, 14(9):2279-2285.
dilakukan pada sapi-sapi yang mempunyai
Aitken R, Krausz C. 2001. Oxidative stress
fertilitas yang rendah dan yang mempunyai DNA damage and the Y chromosome.
rekam medis prolong estrus cycle disetiap Reproduction. 122:497-506.
post inseminasi buatan agar penanganan dapat Arifiantini RI. 2012. Teknik koleksi dan
cepat dilakukan. evaluasi semen pada hewan. Bogor,
IPB Press.
UCAPAN TERIMAKASIH Arpanahi AM, Brinkworth M, Iles D,
Krawetz SA, Paradowska A, Platts
Ucapan terimakasih kami sampaikan AE, Saida M, Steger K, Tedder P,
kepada Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Miller D. 2009. Endonuclease sensitive
regions of human spermatozoal
(LPDP) Kementerian Keuangan dan Direktur
chromatin are highly enriched in
Jenderal Daya IPTEK dan DIKTI promoter and CTCF binding sequences.
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Genome Research. 19:1338-1349.

37
Jurnal Peternakan Sriwijaya / Vol. 7, No.1, 2018, pp. 30-39 L. Priyanto, et al.

Badan Standardisasi Nasional. Semen Beku Karoui S, Diaz C, Gonzalez-Marin C,


Sapi. SNI 4869, 1:2008. Amenabar ME, Serrano M, Ugarte E,
Beletti ME, Costa LF, Guardieiro MM. Gosalvez J, Roy R, Lopez-Fernandez
C, Carabano MJ. 2012. Is sperm DNA
2005. Morphometric features
fragmentation a good marker for field
andchromatin condensation
AI bull fertility. J Anim Sci.
abnormalities evaluated by
90:2437-2449.
ToluidineBlue staining in bull
spermatozoa. Braz J Morphol Sci. Kim HS, Kang MJ, Kim SA, Oh SK, Kim
22(2):85-90. H, Yup Ku S, Kim SH, Moon SY,
Choi YM. 2013. The utility of sperm
Bobot I. 2011. Pewarnaan toluidine blue
DNA damage assay using toluidine blue
sebagai tes diagnosa karsinoma sel
and aniline blue staining in routine
skuamosa (tesis). Yogyakarta (ID):
semen analysis. Clin Exp Reprod Med.
Universitas Gadjah Mada.
40(1):23-28.
Enciso M, Cisale H, Johnston SD, Sarasa J, Langdon WC. 2012. A comparative study on
Fernandez JL, Gosalvez J. 2011. equine sperm chromatin using the
Major morphological sperm sperm chromatin structure asay and the
abnormalities in the bull are related to sperm halomax kit® (disertasi). Texas
sperm DNA damage. Theriogenology. (USA). Texas Tech University.
76:23-32. Larson-Cook KL, Brannian JD, Hansen
Erenpreisa J, Freivalds T, Slaidina M, KA, Kasperson KM, Aamold ET,
Erenpreiss J, Krampe R, Butikova J, Evenson DP. 2003. Relationship
Ivanov A, Pjanova D. 2003. Toluidine between the out comes of assisted
blue test for sperm DNA integrity and reproductive techniques and sperm
elaboration of image cytometry DNA fragmentation as measured by the
algorithm. Cytometry. 52(1):19-27. sperm chromatin structure assay. Fer
Ster. 80:895-902.
Evenson DP. 2016. The sperm chromatin
Meseguer M, Santiso R, Garrido N,
structure assay (SCSA®) and other
García-Herrero S, Remohí J,
sperm DNA fragmentation tests for
Fernandez JL. 2011. Effect of sperm
evaluation of sperm nuclear DNA
DNA fragmentation on pregnancy
integrity as related to fertility. Anim
outcome pends on oocyte quality.
Reprod Sci. 169:56-75
Fertility and sterility, 95(1):124-128.
García-Macías V, de Paz P, Nava-Trujillo H, Quintero-Moreno A,
Martinez-Pastor F, Alvarez M, Finol-Parra G, Carruyo G,
Gomes-Alves S, Bernardo J, Anel E, Vilchez-Siu V, Osorio-Melendez C,
Anel L. 2007. DNA Fragmentation Rubio-Guillen J, Valeris-Chacin R.
assessment by flow cytometry and 2011. Relationship among damage
sperm bos halomax (bright field chromatin, motility and viability in
microscopy and fluorescence cryopreserved spermatozoa from
microscopy) in bull sperm Int. J Androl. Brahman bulls. Colombiana J of anim
30(2):88-98. science and vet med. 24(2):1-8.
Halotech DNA. Madrid chamber of Prinosilova P, Rybar R, Zajicova A,
commerce. [Internet]. [diunduh2014Mei Hlavicova J. 2012. DNA integrity in
24]. Tersedia pada : (http:// fresh, chilled and frozen-thawed canine
www.halotechdna.com/en/products/halo spermatozoa. Vet Med. 57(3):133-142.
max).

38
Jurnal Peternakan Sriwijaya / Vol. 7, No.1, 2018, pp. 30-39 L. Priyanto, et al.

Rodríguez-Martinez H. 2007. State of the


art in farm animal sperm evaluation.
Reprod Fertil Dev. 19:91-101.
Saili T. 2006. Morfologi dan Integritas DNA
Spermatozoa Domba Setelah Diawetkan
dengan Metode Pengering bekuan.
(disertasi). Bogor (ID):Institut Pertanian
Bogor.
Serafini, R., Love, C. C., Coletta, A., Mari,
G., Mislei, B., Caso, C., & Di Palo, R.
2016. Sperm DNA integrity in
frozen-thawed semen from Italian
Mediterranean Buffalo bulls and its
relationship to in vivo fertility. Animal
reproduction science, 172:26-31.
Vassilev N, Yotov S, Dimitrov F. 2005.
Incidence of early embryonic death in
dairy cows. Trakia J of Scie.
3(5):62-64.
Wykes SM, Krawetz SA. 2003. The
structural organization of sperm
chromatin. The J of Biol Chem.
278(32):29471-29477.

39

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai