Anda di halaman 1dari 28

30-Jan-20 1

background
Unreliable
accident data

poor road
maintenance, badly Intersections
designed are a critical
intersections, component of
adequate provision
road safety
for pedestrians

Traffic
conflict
technique
Potentially accident occurs at or near intersections is
about 20% higher than at road segments (Gambard, 1998)

In Ontario, about 45% of reported crashes for 2002 took


place at or near intersection

an uncontrolled priority junction with a minor road will


usually have more accidents per year than other junction
types (Department for Transport, 2001)

in urban areas of Japan, about fifty percent of accidents


occur at intersections (ITARDA, 2003)

• Sixty percent of these accidents occur at un-signalized


intersections, with most of them being small intersections,70%
of accidents at un-signalized intersections are crossing collisions
(Yamanaka, 2005)
LATAR BELAKANG

 Kecelakaan lalu lintas


a. Biaya kecelakaan berdasarkan kecelakaan yang tercatat di Kabupaten
Sleman selama tahun 2003 adalah Rp 12,13 Milyar (Malkhamah, 2006).
b. Jumlah kecelakaan yang tercatat di Indonesia hanya 8% (DKTD, 2006),
data kecelakaan lalu lintas tidak lengkap dan tidak akurat.
c. Di Indonesia diperkirakan kerugian akibat kecelakaan pada tahun 2002
mencapai Rp 41,4 Trilyun (DKTD, 2006).
d. Sebagian besar penyebab kecelakaan yang terjadi melibatkan kaum
muda adalah kecelakaan karena kehilangan kendali, kecepatan yang
terlalu tinggi dan perilaku kaum muda lebih berani mengambil
risiko (Malkhamah et al., 2005).

30-Jan-20 4
LATAR BELAKANG

 Kecelakaan lalu lintas


e. Angka kecelakaan dianggap merupakan satu-satunya indikator keselamatan
lalu lintas.
f. Angka kecelakaan sebagai indikator keselamatan lalu lintas mempunyai
banyak kelemahan (Munawar, 1999 dan DKTD, 2006) sehingga perlu
menggunakan alternatif indikator lain yaitu konflik lalu lintas/ traffic conflict
(Malkhamah, 2005).
g. Biaya kecelakaan dapat dipakai sebagai dasar untuk memperkirakan biaya
keselamatan yang didekati dengan konflik lalulintas atau potensi kecelakaan.
h. Potensi terjadi kecelakaan di dekat simpang
20% lebih besar daripada di ruas jalan.
(Gambard, 1998 dalam Rahardjo, 2001)

30-Jan-20 5
TUJUAN

 Menganalisis interaksi antara pengguna jalan untuk dapat


mengidentifikasi berbagai konflik lalu lintas
 Menganalisis dan mengembangkan model konflik lalu lintas
yang didasarkan pada pergerakan dan interaksi antar pengguna jalan
yang berguna untuk menentukan tingkat keseriusan konflik lalu lintas
 Menerapkan model dan teknik konflik lalu lintas yang
dikembangkan dalam penelitian ini untuk mengetahui jumlah, tingkat
keseriusan dan penyebab konflik lalu lintas serta biayanya

30-Jan-20 6
MACAM-MACAM KONFLIK LALU LINTAS

Konflik lalu lintas berdasarkan lokasi terjadinya dibagi menjadi:


 Simpang Tak Bersinyal (Tanpa APILL)
 Ruas Jalan
 Tempat Penyeberangan Pejalan Kaki (Zebra Cross)

30-Jan-20 7
MACAM-MACAM KONFLIK LALU LINTAS

Konflik lalu lintas berdasarkan pelaku/jenis kendaraan:


 Konflik kendaraan-kendaraan
sepeda motor-sepeda motor (SM-SM),
sepeda motor-mobil penumpang (SM-MP),
sepeda motor-sepeda (SM-SPD),
sepeda motor-becak (SM-BECAK),
mobil penumpang-mobil penumpang (MP-MP),
mobil penumpang-sepeda (MP-SPD)

 Konflik kendaraan dan pejalan kaki


sepeda motor-pejalan kaki (SM-PK),
mobil penumpang-pejalan kaki (MP-PK),

30-Jan-20 8
Konflik Lalu Lintas

Konflik lalu lintas terjadi karena adanya interaksi antara dua/lebih pengguna jalan
yang apabila salah satu atau semua dari pengguna jalan tersebut tidak mengubah
kecepatan/arah pergerakannya maka mereka akan bertemu di suatu titik yang sama.
Malkhamah, et al (2005) mengembangkan indikator obyektif dan model untuk
melengkapi teknik yang bersifat subyektif.

Serious Conflicts
Accidents
Slight Conflicts
Potential Conflicts

Undisturbed
passages
Theoretical base
Serious Conflicts
Accidents
Slight Conflicts
Potential Conflicts

Undisturbed
passages

Company Logo (Hyden, 1987)


www.themegallery.com
Kondisi Kritis Konflik Lalu Lintas

V2 V1
d2 d1
TA2 = d2 / V2 TA1 = d1 / V1

TA : Time to Accident
V : Kecepatan,
d30-Jan-20 : Jarak 11
Time to Accidents (TA)

Penghitungan TA didasarkan pada Gambar 1 dan Persamaan 1 dan 2 nilai TA yang tertinggi yang
dipakai (Hyden, 1987):
TA = tfA - T = dA/VA ……………………….. (1)
TA = tfB - T = dB/VB ..……………………….(2)
dengan: tfA : waktu pengguna jalan A mencapai titik temu S,
VA : kecepatan pengguna jalan A
tfB : waktu pengguna jalan B mencapai titik temu S,
VB : kecepatan pengguna jalan A.

A
S
dB dA

Catatan:
S : titik temu
dA : jarak pengguna jalan A dari titik temu
dB : jarak pengguna jalan B dari titik temu
Gambar 1 Situasi saat Pengguna Jalan Sadar Mereka Berpotensi untuk Bertabrakan
(kondisi saat t=T)
30-Jan-20 12
Hubungan antara Time to Accident (TA)
dan Kecepatan
Kecepatan 80 (m/jam)
125 (km/jam)
70

100 Konflik Serius 60

50
75
40

50 Konflik Tidak Serius 30

20
25
10

0 0
0 1 2 3 4 5 6
Time to Accident (TA) (detik)

(Sumber: Department of Technology and Society, 2007)


30-Jan-20 13
Post--Encroachment Time (PET)
Post

PET didefinisikan sebagai selisih waktu antara pengguna jalan pertama meninggalkan
titik konflik dan waktu pengguna jalan kedua sampai ke titik konflik tersebut (Horst, 1990),
seperti diilustrasikan oleh Gambar 1 Konflik lalu lintas diukur dengan observasi langsung
di lapangan dan dengan analisis rekaman video.

A A
B

Kondisi saat t = tr1 Kondisi saat t = tr2

PET = tr2 - tr1 ………… (3)


Gambar 2 Ilustrasi Post-Encroachment-Time

30-Jan-20 15
Traffic conflicts at intersection

• Same direction
• Opposing left turn
Federal Highway • Cross traffic conflicts
Administration
(1989) • Right-turn-on-red conflict
• Pedestrian
• Secondary
Traffic conflicts at intersection
• Left turn same direction
• Right turn same direction
• Slow vehicle same direction
• Lane change
• Opposing left turn
• Right turn cross traffic from right
Glautz and • Left turn cross traffic from right
Migletz • Through cross traffic from right
• Right turn cross traffic from left
(1980) • Left turn cross traffic from left
• Through cross traffic from left
• Opposing right turn on red
• Pedestrian
• Secondary conflict
Traffic conflicts at intersection

• merging,
Hobbs • diverging
(1979) • crossing
Traffic conflicts at intersection
ILUSTRASI KONFLIK LALU LINTAS

30-Jan-20 20
Contoh Hasil Pengambilan Data Konflik Lalu Lintas

Kondisi
d TA
No. Waktu RU I RU II V (kpj) Cuaca Permukaan
(m) (detik)
Perkerasan
1 09.25 PK MP 35 2 0,2 cerah kering

2 09.30 SPD MP 30 2 0,2 cerah kering


3 09.33 PK SM 30 1 0,1 berawan kering
4 09.35 PK SM 35 3 0,3 berawan kering
5 09.40 PK SM 28 2 0,3 berawan kering
6 09.45 PK SM 25 1 0,1 berawan kering
7 09.46 PK SM 28 1 0,1 berawan kering
8 09.50 PK SM 30 1 0,1 berawan kering
9 09.51 PK MP 35 1 0,1 berawan kering
10 09.53 PK MP 32 2 0,2 berawan kering

30-Jan-20 21
Kurva-S Kecepatan Kendaraan
Sepeda Motor
100,00
Mobil Pribadi
90,00
Pick Up, Truk
80,00
Kecil
Frekuensi Kumulatif (%)

70,00 Bus
Kecil/Mikrolet
60,00 Bus Besar
50,00
Truk Besar
40,00
Truk Trailer
30,00 Speed limit
20,00

10,00

0,00
20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60 64 68 72 76 80 84
Kecepatan (km/jam)

30-Jan-20 22
Karakteristik dan Tingkat Keparahan Konflik
di Simpang Tak Bersinyal

Periode Sore Hari


Periode Pagi Hari

30-Jan-20 23
Tipe-Tipe Konflik Lalu Lintas
(Kendaraan-Kendaraan) yang terjadi

57.14%
60%
47.06% 47.06%
50% 42.86%
40%
30%
20%
5.88%
10% 0%
0%
Turning Head-on Crossing
conflict conflict conflict
Morning session Afternoon session

30-Jan-20 24
Hubungan antara Volume Lalu
Lintas, Kecepatan, dan Konflik Lalu Lintas

Morning session Afternoon session

Motorcycle (veh/h) 1675 1234


Car (veh/h) 356 270
Traffic volume Unmotorized
vehicle (veh/h) 83 75

Pedestrian (ped/h) 36 42

Average speed
(km/h) 26.6 25.5
Traffic Speed
Percentile 85
(km/h) 30 28

Traffic conflicts 17 21
30-Jan-20 25
Jumlah Time to Accident per sesi

7
6
5
4
3 morning session
2 afternoon session
1
0
0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1
Time to Accident (TA)

30-Jan-20 26
Prediksi Angka Kecelakaan Lalu Lintas

30-Jan-20 27

Anda mungkin juga menyukai