Anda di halaman 1dari 85

SHARIA BANKING KNOWLEDGE - BERJENJANG

BASIC
SHARIA BANKING (BSB)

IDEAL
Basic Sharia Banking

Prinsip Dasar Islam

IDEAL
ISLAM WAY OF LIFE
ISLAM

AQIDAH SYARIAH AKHLAQ


(Faith & Belief) (Practice & Activities) (Moralities & Ethics)

IBADAH MUAMALAH
(Man-to God Worship) (Man-to Man Activities)

POLITICAL ACTIVITIES ECONOMIC ACTIVITIES SOCIAL ACTIVITIES

BANKING INSURANCE LEASING MORTGAGE OTHERS

IDEAL
Relationship IBADAH & MUAMALAH

Allah SWT
Vertical
Ibadah

Manusia Manusia

Muamalah
Horizontal
Relationship

IDEAL
Pengertian
• Menurut bahasa, kata fiqh mengandung arti faham dan kata mu’amalah
berarti saling melakukan suatu perbuatan dalam memenuhi
kebutuhannya masing-masing.
• Menurut pengertian istilah, Fiqh Muamalah dalam pengertian yang luas
adalah aturan-aturan Allah yang mengatur manusia sebagai makhluk
sosial dalam semua urusan yang bersifat duniawi.

Objek
• Objek dari muamalah ini adalah kontrak atau hukum perikatan yang
disebut aqad yang menimbulkan saling memberikan manfaat baik yang
berkaitan dengan materi maupun jasa.
• Inilah yang disebut dengan hablum minannas, membangun hubungan
kerja sama dan interaksi sosial dengan masyarakat, baik dengan sesama
muslim maupun dengan non Muslim.

IDEAL
FIQIH MUAMALAH (ADA/TIDAK ADA KOMPENSASI)

TABARRU’ TIJARAH

1. Non Profit Transaction 1. Profit Transaction Oriented

2. Tujuan transaksi adalah tolong-me- 2. Tujuan transaksi adalah mendapat


nolong untuk mendapatkan pahala keuntungan yang bersifat komersil
dari Allah dan bukan keuntungan 3. Akad Tijarah dapat diubah menjadi
komersil akad Tabarru’ dengan cara bila pihak
3. Pihak yang berbuat kebaikan terse- yang tertahan haknya dengan rela
but boleh meminta kepada Counter melepaskannya, sehingga menggu-
Part-nya untuk sekadar menutupi gurkan kewajiban pihak yang menu-
biaya (Cover the Cost) yang dikelu- naikan kewajibannya
arkannya untuk melakukan akad 4. Dilihat dari sifat keuntungan yang
Tabarru’ tsb. Tapi ia tidak boleh diperoleh, akad Tijarah dibagi menja-
sedikitpun mengambil laba dari di dua, yaitu: Natural Certainty
akad Tabarru’ itu. Return & Natural Uncertainty Return

IDEAL
Hubungan dg Alloh SWT Hubungan dg sesama manusia
Semua Dilarang Semua Boleh
kecuali ada Dalil kecuali ada Dalil
yang Membolehkannya yang Melarangnya

IBADAH MUAMALAH
√ 20% Boleh 80% Boleh
80% Tidak Boleh √ 20% Tidak Boleh

ANTI
MAGHRIB
IDEAL
TIDAK BOLEH
PRINSIP ❑ MAYSIR; tidak pasti dan untung-
untungan
SYARIAH ❑ GHARAR; yang objeknya tidak jelas,
Adalah prinsip Hukum Islam tidak dimiliki, tidak diketahui
dalam kegiatan perbankan keberadaannya, atau tidak dapat
berdasarkan fatwa yang diserahkan pada saat transaksi
dikeluarkan oleh lembaga yang
dilakukan
memiliki kewenangan dalam
penetapan fatwa di bidang ❑ HARAM; objeknya dilarang dalam
syariah syariah
❑ RIBA; penambahan pendapatan
secara tidak sah
❑ BATHIL; melakukan sesuatu
perbuatan dengan cara yang tidak
benar

IDEAL
Basic Sharia Banking
Pemahaman Maysir, Gharar, dan Riba

IDEAL
Maysir atau Qimar adalah suatu bentuk permainan
yang didalamnya dipersyaratkan, jika salah
seorang pemain menang, maka ia akan
mengambil keuntungan dari pemain yang kalah
dan sebaliknya.

(asy Seikh Murhif Abdul Jabbar, al Qimar fil Buyu’, www.kantakji.com)


DALIL PELARANGAN MAYSIR / QIMAR
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib
dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan. (QS. Al Maidah:90)

IDEAL
BEBERAPA AKTIVITAS YANG TERMASUK DALAM KATEGORI JUDI,
YANG TELAH DILARANG

Larangan SMS Berhadiah:


Fatwa MUI No. 9 Tahun 2008 Tentang SMS Berhadiah

Larangan Kuis berbasis telpon:


- Dr. Nasr Farid, Mufti Mesir
- Sekjen Majma al Buhuts al Islamiyyah, Wafa Abu ‘Ajuz
- Syeikh Abdul Aziz bin Baz
www.islamqa.net

IDEAL
Ketidakpastian dalam transaksi yang diakibatkan dari tidak terpenuhinya
ketentuan syariah dalam transaksi tersebut.

DAMPAK
PENDZALIMAN
TRANSAKSI
ATAS SALAH SATU
YANG
PIHAK YANG
MENGANDUN
BERTRANSAKSI
G GHARAR
IDEAL
KATEGORI UNSUR GHARAR

Tidak sesuainya timbangan


Kuantitas
atau takaran

Terdapat ketidakjelasan pada


Kualitas
kualitas barang

Adanya dua harga dalam satu


Harga
transaksi

Ketidakjelasan pada waktu


Waktu
penyerahan

IDEAL
IDENTIFIKASI KETIDAKPASTIAN YANG TERMASUK
DALAM GHARAR

Ketidakpastian yang muncul akibat tidak terpenuhinya


ketentuan syariah dalam suatu transaksi, maka
ketidakpastian tersebut merupakan gharar yang
dilarang oleh syariat.
Adapun Ketidakpastian yang tetap muncul setelah
seluruh ketentuan syariah terpenuhi dalam suatu
transaksi, maka ketidakpastian tersebut merupakan
sunnatullah yang tidak boleh dihilangkan, namun
dapat dikelola.
IDEAL
Spesifikasi barang yang diperjuabelikan dalam transaksi
harus jelas
IDEAL
Riba” dari segi istilah bahasa sama dengan “Ziyadah” artinya tambahan.
Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari
harta pokok (modal) secara bathil.

❑Terdapat perbedaan pendapat dalam menjelaskan riba. Secara umum Riba adalah penambahan terhadap
hutang. Maknanya: Setiap penambahan pada hutang baik kwalitas ataupun kwantitas, banyak maupun
sedikit, adalah riba yang diharamkan.

❑Landasannya Al Quran Surat An-Nisa ( 4 ) ayat 29 yang berarti :


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil”.

Adapun yang dimaksud dengan jalan yang bathil dalam hal ini yaitu pengambilan tambahan dari modal
pokok tanpa ada imbalan pengganti (kompensasi) yang dapat dibenarkan oleh Syar’i.

IDEAL
JENIS-JENIS RIBA

Riba VS Profit

Jual Beli Pinjaman


BELI JUAL LEBIH KET. PINJAM KEMBALI LEBIH KET

100.000 120.000 20.000 Laba 100.000 120.000 20.000 Riba

IDEAL
DEFINISI RIBA AD DUYUN
Riba ad Duyun adalah tambahan yang dipersyaratkan
dalam transaksi hutang piutang, baik hutang piutang
pada jual beli barang atau atas pinjaman uang.
Riba ad duyun terbagi dua:

1. Riba al Qardh
Definisi
Riba al Qardh adalah riba dalam bentuk seseorang memberikan pinjaman berupa uang
kepada pihak lain dengan ketentuan bahwa pihak tersebut harus mengembalikan uang
pinjaman dengan adanya tambahan sebesar jumlah tertentu atau sebesar kebiasaan
yang berlaku, atau dipersyaratkan adanya tambahan yang bersifat bulanan atau tahunan
atas dana yang dipinjam.
2. Riba an Nasi’ah / Jahiliyyah

Definisi

Adanya tambahan yang dipersyaratkan yang melebihi pokok hutang, disebabkan


penangguhan hutang tersebut.
IDEAL
DALIL-DALIL PELARANGAN RIBA
A. DALIL AL QUR’AN
1. QS. Ar Ruum: 39
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang
melipat gandakan (pahalanya).
2. QS. An Nisa: 160 s.d. 161
160. Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan
bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah,
161. dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang
dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.

3. QS. Ali Imron: 130


130. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu
mendapat keberuntungan.

4. QS. Al Baqarah: 275,276,278 dan 279


275. Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual-beli itu sama dengan riba,
padahal Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus
berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.
Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

IDEAL
276. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan
selalu berbuat dosa.

278. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-
orang yang beriman.

279. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan
memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak
(pula) dianiaya.

B. DALIL AL HADITS
Dari Abu Hurairah Ra. bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda: “Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan. Dikatakan, Wahai
Rasulullah, apakah tujuh perkara tersebut? Rasulullah Saw. bersabda: Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa tidak dengan
cara yang haq, memakan harta anak yatim, memakan riba, melarikan diri dalam medan perang, dan ….(HR. Muslim)

Dari Abdullah berkata, Rasulullah Saw. melaknat orang yang memakan riba dan pemberinya . (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah Ra. berkata, Rasulullah Saw. bersabda: Riba itu terdiri dari 70 tingkatan, yang paling ringan adalah seperti
seorang laki-laki yang menikahi ibunya (HR. Ibnu Majah)

IDEAL
‘ILLATUL HUKMI PADA PELARANGAN RIBA AD DUYUN

Adanya tambahan yang dipersyaratkan


RIBA AN NASI’AH merupakan konsekuensi dari adanya
penangguhan waktu pembayaran

Adanya tambahan yang dipersyaratkan


RIBA AL QARDH
atas pinjaman uang yang diberikan.

IDEAL
RIBA AL BUYU’

Riba al Buyu’ adalah riba yang terjadi pada pertukaran dua barang ribawi, yang sejenis ataupun tidak sejenis.
Riba al buyu’, terbagi dua:
1. Riba al Fadhl
Adanya kelebihan pada pertukaran dua barang ribawi yang sejenis
2. Riba an Nasa’
Pertukaran dua barang ribawi yang sejenis atau tidak sejenis, dalam klasifikasi yang sama, dengan adanya penangguhan

DALIL PELARANGAN RIBA AL FADHL DAN AN NASA’


Dari Ubadah bin as Shamit berkata, Rasulullah Saw bersabda: Jika ditukar emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum,
jelai dengan jelai, garam dengan garam, maka harus sama takarannya dan pada saat yang sama. Jika berbeda jenisnya, maka juallah sesuka
hati kalian, apabila pada saat yang sama. (HR. Muslim)

Dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata: Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah, mereka (penduduk Madinah)
mempraktekkan jual beli buah-buahan dengan sistim salaf, yaitu membayar dimuka dan diterima barangnya setelah kurun waktu dua atau
tiga tahun kemudian, Maka Beliau bersabda: Siapa yang mempraktekkan salaf dalam jual beli buah-buahan hendaklah dilakukannya dengan
takaran yang diketahui dan timbangan yang diketahui, serta sampai waktu yang di ketahui (HR. Bukhari)
Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah Ra, sesungguhnya Rasulullah Saw telah mempekerjakan seorang laki-laki di tanah Khaibar. Kemudian laki-
laki tersebut datang kepada Rasulullah Saw dengan segantang kurma Janib. Lalu Rasulullah Saw bertanya: Apakah semua kurma Khaibar
seperti ini? Ia menjawab: Tidak wahai Rasulullah, sesungguhnya kami telah mengambil satu sha’ dari kurma Janib dengan dua sha’ (Jam’i)
dan dua sha’ kurma Janib dengan tiga sha’ kurma Jam’i. Rasulullah Saw bersabda: Jangan lakukan yang demikian, juallah kurma Jam’i dengan
dirham, kemudian beli kurma Janib itu dengan dirham (yang engkau peroleh). (HR. Bukhari)

IDEAL
Basic Sharia Banking

Maqasid Sharia

IDEAL
DEFINISI MAQASHID ASY SYAR’IYYAH
Makna, hikmah dan tujuan dari syariat atas disya-riatkannya
sesuatu

IDEAL
KEDUDUKAN MAQASHID AS SYAR’IYYAH
Maqashid as Syar’iyyah memiliki kedudukan yang sangat penting, karena syariat
Islam diturunkan oleh Allah Swt. semata-mata ditujukan untuk menjaga
kemashlahatan dan kebahagian manusia dunia dan akhirat. Dan seluruh yang
ada di muka bumi ini diciptakan oleh Allah Swt. dengan maksud dan tujuan yang
haq.

Contoh:
1. Maqashid as Syar’iyyah dari pengutusan Nabi dan Rasul:

‫اّللُ َع ِّز ًيزا َح ِّك ًيما‬


‫الر ُس ِّال َوَاكا َان َا‬ ‫ا‬
‫د‬ ‫ع‬ ‫ب‬
ُّ َ ْ َ ُ‫ة‬
‫ا‬ ‫ج‬
َ ‫ح‬ ِّ
‫ا‬
‫اّلل‬
َ ‫ى‬‫ل‬
َ ‫ع‬ ‫ا‬ِّ
‫َاس‬ ‫ن‬ ‫ل‬ِّ
‫ل‬ ‫ا‬
‫ن‬ َ ِّ
َ َ َ َ ‫ين َوُمْن‬
‫و‬‫ك‬ُ ‫ي‬ ‫ا‬
‫ل‬ ‫ئ‬ ‫ل‬ ‫ا‬
‫ين‬ِّ
‫ر‬ ِّ
‫ذ‬ ‫ل ُمبَ ِّش ِّر َا‬
‫ُر ُس ًا‬
َ
)165(
(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah
sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana (Q.S. an Nisa: 165) .
IDEAL
2. Maqashid as Syar’iyyah dari penciptaan manusia:
‫ف ِّست ِّاَة اأَ ََّي ام َوَكا َنا َع ْر ُشهاُ َعلَى الْ َم ِّا‬
‫اء الِّيَ ْب لَُوُك ْما أَيُّ ُك ْما‬ ‫ضا ِّ ا‬ ‫َر‬
‫اْل‬
ْ ‫و‬ ‫ا‬ِّ ‫وه او الَ ِّذي خلَقا ال َسماو‬
‫ات‬
َ ْ َ ََ َ َ ََُ
)7( ‫ل‬ ‫َح َس ُان َع َم ًا‬
ْ‫أ‬
Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah
singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di
antara kamu yang lebih baik amalnya (Q.S. Hud:7)

3. Maqashid as Syar’iyyah dari shalat:

‫ص َلَاة تَ ْن َهى َع ِّان الْ َف ْح َش ِّا‬


‫اء َوالْ ُمْن َك ِّار َولَ ِّذ ْكُار‬ َ ‫اب َوأَقِِّّام ال‬
َ ‫ص َلَاة اإِّ َان ال‬ ‫ك ِّم َان الْ ِّكتَ ِّا‬ ِّ ‫اتْ ال ما أ‬
‫ُوح َاي إِّلَْي َا‬ َُ
)45( ‫صنَ ُعو َان‬ ‫ت‬
َ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ا‬
‫م‬ ‫ل‬
َ ‫ع‬ ‫ي‬ ‫ا‬
‫اّلل‬
َ ‫و‬ ‫ا‬
‫ب‬ ‫ك‬
ْ َ
‫أ‬ َِّ
‫ا‬
‫اّلل‬
ْ َ ُ ْ َ ُ َ َُ
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat)
adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S. al Ankabut: 45)
IDEAL
4. Maqashid as Syar’iyyah dari puasa:

‫ينا ِّم ْان قَ ْبلِّ ُك ْام لَ َعلَ ُك ْما تَتَ ُقو َنا‬
َ
ِّ َ‫ب علَى ال‬
‫ذ‬ ‫ا‬
َ َ
ِّ‫الصي اام َاكما ُكت‬
ِّ ‫ين آَمنُوا ُكتِّبا علَي ُكما‬
َ َُ ُ َْ َ َ َ ‫ا‬ ِّ َ‫اَّي أَيُّها ال‬
‫ذ‬ َ َ
)183(
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (Q.S. al
Baqarah 183)

5. Maqashid as Syar’iyyah dari qishash:


ِّ ‫ااْلَلْب‬
)179(‫ابالََاعلَ ُك ْماتَتَ ُقو َنا‬ ْ ِّ
‫ُوِل‬ ‫أ‬ ‫ا‬‫اَّي‬‫اة‬ ‫ي‬ ‫اح‬ ِّ
‫اص‬ ‫ص‬ ِّ ْ‫ولَ ُكم ِّافاال‬
‫ق‬
َ َ ََ َ ْ َ
Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-
orang yang berakal, supaya kamu bertakwa (Q.S. Al Baqarah: 179)

IDEAL
HILANGNYA MAQASHID AS SYAR’IYYAH DALAM SESUATU
YANG DISYARIATKAN DAPAT MENYEBABKAN SESUATU
TERSEBUT SIA-SIA DAN TERLARANG

Niat adalah ruh daripada amal, ia merupakan inti dan penggeraknya.


Oleh karena itu benar tidaknya amalan, tergantung daripada niatnya.
Hal ini merupakan bukti bahwa barangsiapa yang berjual beli dengan
niat untuk mengambil riba maka hukumnya adalah riba, walaupun
secara kasat mata ia melakukan jual beli

(I’lamul Muwaqqi’iin, Ibnul Qayyim al Jauziyyah)

IDEAL
Basic Sharia Banking
Prinsip Dasar dan
Pengenalan Akad

IDEAL
Akad-akad
Bank Syariah
Akad-akad
PENGERTIAN
Secara terminology bahasa akad berarti ikatan atau
simpul (al-rabth), janji (al-‘ahd).

Menurut istilah, akad adalah keterkaitan antara


ijab (pernyataan pemindahan kepemilikan) dan
qabul (pernyataan penerimaan kepemilikan) dalam
lingkup yang disyariatkan dan berpengaruh pada
sesuatu.

IDEAL
Akad-akad
Bank Syariah

Rukun Akad
1. Al-’Aqidain (para pihak yang berakad)
2. Mahal al-‘Aqd (objek akad)
3. Sighah al-’Aqd (pernyataan ijab dan qabul)

Mustafa Ahmad Zarqa menambahkan satu rukun lagi


Dia menyebut rukun dgn istilah Muqawwimat akad
(unsur penegak akad)

4. Maudhu’ al-aqd (tujuan akad)

IDEAL
Akad-akad
Bank Syariah

AKAD AKAD
menurut TUJUAN menurut KEABSAHANNYA

Tijari ‫تـجـاري‬ Fasid ‫فاسـد‬


Sahih ‫صحيح‬ (Voidable)
Dimasudkan untuk (Valid)
Mencari dan Mendapatkan Semua RUKUN
Keuntungan dimana Memenuhi semua terpenuhi, namun
Rukun dan Syarat RUKUN & SYARAT ada SYARAT yang
telah terpenuhi Tidak dipenuhi

Tabarru’ ‫تـبـرع‬ Batal ‫باطل‬


(Void)
Dimasudkan untuk
menolong dan murni Salah satu RUKUN tidak
semata-mata mengharap terpenuhi, otomatis
Ridha dan Pahala SYARAT-nya juga
dari Allah Ta’ala tidak terpenuhi

IDEAL
Akad-akad
Bank Syariah
JENISAkad
Jenis AKAD/ /Transaksi
TRANSAKSI

Tabarru Tijarah
(tidak mencari untung) (mencari keuntungan)
PENDANAAN PENDANAAN
JASA PERBANKAN PEMBIAYAAN
SOSIAL JASA PERBANKAN

Dengan Kepastian Dengan Ketidakpastian


Non Bagi Hasil Bagi Hasil
Non Bagi Hasil
Jasa Perbankan Bagi Hasil
Jasa Perbankan
Akad Titipan
Wadiah yad Dhamanah
Akad Jual Beli Akad Bagi Hasil
Akad Pinjaman - Murabahah
- Salam Mudharabah, Musyarakah
Qardh - Istishna
Qardhul Hasan
Akad Sewa Akad Lainnya
Akad Lainnya - Ijarah
Wakalah, Kafalah, - Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik Muzara’ah, Musaqah,
Hawalah, Rahn - Ujr Mukhabarah

Lain-lain Akad Lainnya


Hibah, Wakaf,
Shadaqah, Hadiah Sharf

IDEAL
Wadi’ah yadAmanah Wadi’ahyadDhamanah

Penerima titipan tidak boleh memanfaatkan Penerima titipan boleh memanfaatkan


barang titipan barang titipan tersebut dengan seizin
pemiliknya dan menjamin untuk
Penerima titipan tidak bertanggung jawab atas mengembalikantitipan tersebut secara utuh
kehilangan dan kerusakan yang terjadi pada barang saat pemilik menghendakinya
titipan, selama hal ini bukan akibat dari kelalaianatau
kecerobohan penerima titipan di dalam memelihara
titipantersebut
Penerima titipan boleh menerima biaya
penitipan.
Penerima titipan boleh menerima biaya
penitipan.
Sebagai contoh; Giro dan Tabungan

Sebagai contoh; Save DepositBox.

IDEAL
Qardh

Merupakan pinjaman kebajikan/ lunak tanpa


imbalan/kelebihan dan hanya mengembalikan pokok pinjaman

Hibah

Bantuan untuk membantu sektor usaha kecil/ mikro atau


membantu sektor/ aktivitas sosial dan tanpa harus
mengembalikannya

IDEAL
Wakalah Hawalah
❑ Biasa disebut perwalian, atau pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak Pengalihan utang/ piutang dari orang yang berutang/ berpiutang kepada orang lain yang
kepada pihak lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan. wajib menanggungnya atau menerimanya.
❑ Atas jasanya, maka penerima kekuasaan dapat menerima imbalan
tertentu dari pemberi amanah. Contoh dalam perbankan, anjak piutang

Contoh dalam perbankan, antara lain L/C (letter of credit), transfer, kliring, RTGS,
inkaso dan
pembayaran gaji/ payroll

Rahn
Kafalah ❖ Pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak kepada pihak lain dalam hal-hal yang boleh
Mengalihkan tanggung jawab seseorang kepada orang/ pihak lain diwakilkan.
dengan imbalan.
❖ Penerima kekuasaan dapat meminta imbalan tertentu dari pemberi amanah.

Contoh dalam perbankan, Bank Garansi Contoh dalam perbankan, gadai

IDEAL
Murabahah

Jual beli

IDEAL
Murabahah
akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli

Harga yang disepakati adalah harga jual, sedangkan harga beli harus diberitahukan

IDEAL
Ketentuan Umum Murabahah
Fatwa : 04/DSN-MUI/IV/2000

1. Akad Murabahah bebas riba

2. Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan

3. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang

Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank


4.
sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba

5. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian

Bank menjual barang kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual


6. senilai harga beli plus keuntungannya

=> bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada
nasabah berikut biaya yang diperlukan.
IDEAL
Salam

akad jual beli barang pesanan (muslam fiih)


dengan penangguhan pengiriman oleh
penjual (muslam ilaihi)

pembayaran/ pelunasannya dilakukan di awal/


segera sebelum barang pesanan (muslam fiih)
diterima sesuai dengan syarat-syarat tertentu

IDEAL
Karakteristik Barang Salam
(Fatwa DSN No.05/DSN-MUI/IV/2000)
Ketentuan tentang barang
1. Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai hutang

2. Harus dapat dijelaskan spesifikasinya

3. Penyerahan dilakukan kemudian

Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan


4. berdasarkan kesepakatan

5. Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya

6. Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang sejenis


sesuai kesepakatan

IDEAL
Karakteristik BarangSalam
(Fatwa DSNNo.05/DSN-MUI/IV/2000)

Penyerahanbarang sebelum atau pada waktunya:

1. Penjual harus menyerahkan barang tepat pada waktunya


dengan kualitas dan jumlah yang telah disepakati

Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas yang lebih


2. tinggi, penjual tidak boleh meminta tambahan harga

Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas yang


3 lebih rendah, dan pembeli rela menerimanya, maka ia
tidak boleh menuntut pengurangan harga (diskon)
.
Penjual dapat menyerahkan barang lebih cepat dari waktu yang
disepakati dengan syarat => kualitas dan jumlah barang sesuai dengan
4 kesepakatan, dan ia tidak boleh menuntut tambahan harga
.
Jika semua atau sebagian barang tidak tersedia pada waktu
5 penyerahan, atau kualitasnya lebih rendah dan pembeli tidak rela
menerimanya, maka ia memiliki dua pilihan :
.
a) Membatalkan kontrak dan meminta kembaliuangnya
b) Menunggu sampai barang tersedia IDEAL
Skema Istishna
(1) Negosiasi jual beli

Penyerahan Barang
istishna

PenyerahanBarang

Dalamproses
pembuatan
(2) Penyerahan barang dilakukan kemudian
Pembayaran Barang

Pemesan (3) Pembayaran sesuai kesepakatan

Pembuat

IDEAL
Istishna

jual beli barang dalam bentuk


pembuatan barang dengan
kriteria dan persyaratan tertentu

disepakati dengan pembayaran


sesuai dengan kesepakatan

IDEAL
PembayaranIstishna
(Fatwa DSNNo.06/DSN-MUI/IV/2000)

Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya,


1. baik berupa uang, barang, atau manfaat

2. Pembayaran dilakukan sesuai dengan kesepakatan

Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan


3. hutang.

84
IDEAL
PembayaranIstishna
(Fatwa DSNNo. 06/DSN-MUI/IV/2000)
Ketentuan tentang barang

1. Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai hutang

2. Harus dapat dijelaskan spesifikasinya

3. Penyerahan dilakukan kemudian

Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan


4. berdasarkan kesepakatan

5. Pembeli (mustashni’) tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya

Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang sejenis sesuai


6.
kesepakatan

7. Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak sesuai dengan kesepakatan, pemesan
memiliki hak khiyar (hak memilih) untuk melanjutkan atau membatalkan akad

IDEAL
Ketentuan Istishna
(Fatwa DSN No. 06/DSN-MUI/IV/2000)

Ketentuan lain :

Dalam hal pesanan sudah


1. dikerjakan sesuai dengan
kesepakatan, hukumnya mengikat

Semua ketentuan dalam jual


beli salam yang tidak
2.
disebutkan diatas berlaku pula
pada jual beli isthisna’

IDEAL
Syarat-syarat Jual Beli
Syarat
Transaksi penyerahan Syarat pembayaran
barang
Saat akad barang a. Tunai
1 Murabahah harus sudah ada
(diserahkan pada b. Tangguh, cicilan
saat akad)
Seluruhnya saat akad ditanda
2 Salam Kemudian
tangani (dimuka)

a. Dimuka
b. Selama dalam progres
3 Istishna Kemudian pembuatan barang
c. Setelah penyerahan
barang

18/05/201
8
8
7 IDEAL
Basic Sharia Banking

Ijarah

IDEAL
Ijarah

Ijarah =Sewa

FORRENT

IDEAL
Ijarah

Ijarah adalah akad sewa menyewa antara


pemilik objek sewa (ma’jur) dan penyewa
(musta’jir) untuk mendapatkan imbalan
atas objek sewa yang disewakannya

IDEAL
Skema Ijarah
A. Proses
Negosiasi
A.1. Permohonan A.2. Penawaran
menyewa
barang/jasa BANKSYARI AH

A.3. Penawaran disetujui


B.1. Pengadaan
C.1. Penyewaan
(menyewa/membeli)
B. Proses Bank
barang/jasa dengan
barang /jasa
Akad Ijarah
Mengadakan C.2.
Pembayaran sewa cicilan
Barang/Jasa
B.2. Penyerahan
barang /jasa kepada Bank

C. Proses
Sewa-
Menyewa
IDEAL
Rukun dan Syarat
Ijarah
RUKUN SYARAT
PARA PIHAK CAKAP HUKUM,
• Pemilik Objek Sewa /Pihak yang menyewakan (Bank)
• Penyewa (Nasabah) BERWENANG,
TIDAK ADA PAKSAAN

OBJEK
Sesuatu yang dapat dialihkan pemanfaatannya HALAL, JELAS
(barang/jasa) berikut harga (Kualitas dan Kuantitas)

IJAB-QABUL
• Pembayaran sewa JELAS DAN SALING
• Jangka waktu MEMAHAMI HAK DAN
• Hak dan kewajiban (pemanfaatan dan pemeliharaan)
• Syarat dan ketentuan pembiayaan
KEWAJIBAN

IDEAL
Ijarah Muntahiyah BitTamlik
(IMBT)

• Adalah akad sewa menyewa antara pemilik objek sewa dan


penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek
sewa yang disewakannya dengan opsi perpindahan hak
milik objek sewa pada saat tertentu sesuai dengan akad sewa.

IDEAL
Rukun dan Syarat
IMBT

RUKUN SYARAT
PARA PIHAK
• Pemilik Objek Sewa /Pihak yang menyewakan (Bank) CAKAP HUKUM, BERWENANG,
• Penyewa (Nasabah) TIDAK ADA PAKSAAN

OBJEK HALAL DAN SALING


Sesuatu yang dapat dialihkan pemanfaatannya dan MEMAHAMI HAK DAN
dapat dialihkan kepemilikannya berikut harga
KEWAJIBAN

IJAB-QABUL
• Pembayaran sewa JELAS DAN SALING MEMAHAMI HAK
• Jangka waktu
DAN
• Hak dan kewajiban (pemanfaatan dan pemeliharaan )
• Syarat dan ketentuan pembiayaan KEWAJIBAN CATATAN:
- Rukun dan syarat ijarah berlaku pada saat akad Ijarah dan
- Rukun dan syarat hibah berlaku pada saat akad hibah (jika hibah) ataurukundan
syarat jual-beli berlaku pada saat akad jual-beli (jika jual-beli)

IDEAL
Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik
• (Fatwa : 27/DSN-MUI/III/2002 )
• Akad Ijarah MuntahiyahBit Tamlik boleh dilakukan
dengan ketentuan sbb:

• Semua rukun dan syarat yang berlaku dalam akad


Ijarah (Fatwa DSN nomor : 09/DSN-MUI/IV/2000) berlaku pula
dalam akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik

Perjanjian untuk melakukan akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik


harus disepakati ketika akad Ijarah
ditandatangani

Hak dan kewajiban setiap pihak harus dijelaskan


dalam akad

IDEAL
Murabahah VS IMBT

MURABAHAH IMBT

Sifat akad jual – beli Sifat akad sewa dengan opsi/janji


pemindahan kepemilikan setelah akad ijarah
berakhir
Hak kepemilikan berpindah secara otomatis
ketika akad disepakati Hak kepemilikan belum berpindah berpindah
secara otomatis ketika akad disepakati
Barang yang sudah dibeli boleh dijual
atau disewakan kembali Barang yang disewa tidak boleh dijual atau
disewakan kembali

Cara pembayaran harga jual (kewajiban) Cara pembayaran harga sewa (kewajiban)
bisa tunai maupun angsuran dan selama
bisa tunai atau angsuran dan selama masa
masa angsuran tidak boleh ada perubahan
sewa dimungkinkan perubahan harga sewa
harga
sesuai kesepakatan

Tidak ada kewajiban penjual untuk


memelihara barang yang sudah dibeli Pemeliharaan asset yang sifatnya materiil
pembeli menjadi
tanggung jawab yang menyewakan

IDEAL
Basic Sharia Banking

Akad Jual Beli

IDEAL
Sharf
Jual beli suatu valuta dengan valuta lain.

Contoh dalam perbankan, fasilitas penukaran uang (money changer)

Ujra
Imbalan yang diberikan atau yang diminta atas suatu pekerjaan
yang dilakukan.

Contoh dalam perbankan, fee base income/ service, penyewaan safe deposit box, penggunaan ATM,
dll.

IDEAL
Basic Sharia Banking

Akad Pembiayaan

IDEAL
Penyertaan
(Sharing) Dana
Kerjasama 100% : 0%
usaha

Mudharabah

Bagi hasil
sesuai rasio
(nisbah) yang
disepakati

Kerugian ditanggun
Modal pemilik modal
dikembalikan di (jika bukan kelalaian
akhir kerjasama pengelola usaha)

IDEAL
Skema Mudharabah
Mudharabah
Akad kerja sama kemitraan antara
penyedia dana usaha (shahibul maal/
rabul maal) dengan pengelola dana/
Kemitraan
manajemen usaha (mudharib)
Usaha
untuk memperoleh hasil usaha dengan
pembagian hasil usaha sesuai porsi
(nisbah) yang disepakati bersama pada
saat awal.

IDEAL
Mudharabah Muthlaqah
(Unrestricted Investment/ InvestasiTidakTerikat/ DanaSyirkah
(Unrestricted Investment/ Investasi Tidak Terikat/ Dana Syirkah Temporer)
Temporer)
shahibul maal memberi kuasa penuh kepada mudharib, untuk menjalankan
menjalankan proyek tanpa larangan/ batasan yang berkaitan dengan
dengan waktu, tempat, jenis perusahaandan pelanggan
dan pelanggan

Mudharabah Muqayyadah

(Restricted Investment / Investasi Terikat/ IT)


shahibul maal memberikan batasan mengenai dimana, bagaimana atau
untuk tujuan apa dana tersebut diinvestasikan kepada pengusaha (mudharib)
dalam pengelolaan dananya
pengusaha (mudharib)
(mudharib) dalamdalam pengelolaan
pengelolaan dananya

IDEAL
Rukun dan Syarat Mudharabah

IDEAL
Jenis Mudharabah

IDEAL
Penyertaan
Kerjasam (Sharing) Dana
a usaha <100% : > 0%
Musyarakah

Bagi hasil
sesuai rasio
(nisbah) yang
disepakati

Kerugian ditanggung
Proporsional
Modal dikembalikan di (jika bukan
akhir kerjasama kelalaian
pengelola usaha)

IDEAL
Skema Musyarakah
Musyarakah

Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuksuatu


usaha tertentu

masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (modal) Keuntungan


Bagi Hasil sesuai
dengan nisbah
keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai
dengan kesepakatan Modal

IDEAL
Rukun dan Syarat Musyarakah

IDEAL
Mudharabah/Musyarakah
>>HASILYANGDIBAGIKAN <<

Keterangan (Rp.)
Pendapatan (Revenue) 120.000.000
Harga Pokok Penjualan (-) -100.000.000
Laba Kotor (Gross Profit) 20.000.000

Biaya-biaya (-) -10.000.000


Laba Bersih (Net Profit) 10.000.000

Bagi hasil harus disepakati


berdasarkan :
laba kotor atau laba bersih
IDEAL
Mudharabah vs Musyarakah
MUDHARABAH MUSYARAKAH

➢ 100% : 0% PORSI < 100% : > 0%


MODAL

➢ Tidak ikut serta MANAJEMEN Ikut serta

➢ Bisnis → Bank Bisnis → proporsional


KERUGIAN
➢ Curang / lalai / Curang / lalai /
menyalahi Menyalahi perjanjian
perjanjian → Bank/ Nasabah
→ Nasabah

IDEAL
MusyarakahMutanaqisah

Musyarakah Mutanaqisah adalah Musyarakah atau


Syirkah yang kepemilikan asset (barang) atau
modal salah satu pihak (syarik) berkurang
disebabkan pembelian secara bertahap oleh pihak
lainnya

Bagian modal bank beralih secara bertahap kepada mitra


=> akhir masa akad mitra akan menjadi pemilik
usaha
IDEAL
Musyarakah Mutanaqisah
Fatwa : 73/DSN-MUI/XI/2008

Dalam fatwa ini yang dimaksud dengan:

Musyarakah Mutanaqisah adalah Musyarakah atau Syirkah yang kepemilikan


a. asset (barang) atau modal salah satu pihak (syarik) berkurang
disebabkan pembelian secara bertahap oleh pihak lainnya;
KetentuanUmum

b. Syarik adalah mitra, yakni pihak yang melakukan akad syirkah


(musyarakah).

Hishshah adalah porsi atau bagian syarik dalam kekayaan musyarakah


c. yang bersifat musya’.

Musya’ ( ‫ )ع‬adalah porsi atau bagian syarik dalam kekayaan musyarakah


d. (milik bersama)
secara nilai dan tidak dapat ditentukan batas-batasnya secara fisik.

Ketentuan Hukum
Hukum Musyarakah Mutanaqisah adalah boleh
18/05/2018
56
IDEAL
Musyarakah Mutanaqisah
Fatwa : 73/DSN-
MUI/XI/2008
Akad Musyarakah Mutanaqisah terdiri dari akad
Ketentuan Akad

1. Musyarakah/ Syirkah dan Bai’ (jual beli).

Dalam Musyarakah Mutanaqisah berlaku hukum sebagaimana yang


diatur dalam Fatwa DSN No. 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang
2. Pembiayaan Musyarakah, yang para mitranya memiliki hak dan
kewajiban, di antaranya:

a. Memberikan modal dan kerja berdasarkan kesepakatan pada saat akad


b. Memperoleh keuntungan berdasarkan nisbah yang disepakati pada saat akad
c. Menanggung kerugian sesuai proporsi modal

18/05/2018 IDEAL
Basic Sharia Banking

Prinsip Dasar Bank Syariah

IDEAL
Undang Undang Nomor 21 Tahun 2008

• Bank Konvensional
Adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional dan
berdasarkan jenisnya terdiri atas Bank Umum Konvensional dan Bank Perkreditan
Rakyat

• Bank Syariah
Adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah
dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah

IDEAL
PENGERTIAN BANK SYARIAH

BANK SYARIAH
BANK YANG MENJALANKAN KEGIATAN USAHANYA
BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
Pasal 1 ayat 7, Pasal 2
UU 21 tahun 2008 Perbankan Syariah

IDEAL
KEGIATAN USAHA

Pasal 19 ayat 1
UU 21 tahun 2008 Perbankan Syariah

IDEAL
PENGERTIAN PRINSIP SYARIAH

Prinsip hukum Islam


PRINSIP
dalam kegiatan
SYARIAH perbankan berdasarkan
fatwa yang dikeluarkan
oleh lembaga yang
memiliki kewenangan
dalam penetapan fatwa
di bidang syariah.

Pasal 1 ayat 12
UU 21 tahun 2008 Perbankan Syariah

IDEAL
1 3
Investasi / Titipan Bagi Hasil / Margin
- Aman
- Mudah
- Untung

Pemilik Pengguna
Dana Dana
- Keuntungan
- Pemberdayaan
4 2

Bagi Hasil Penanaman Dana

IDEAL
1 1
Deposito/Tabungan/Giro Kredit/Pinjaman
+ / - Spread

Semakin
Kuat Kuat Defisit

Pemilik Pinjaman Pinjaman Debitur


Dana
Lemah Lemah
Terancam Terancam
‘Rush’ Kredit Bermasalah
Semakin
Surplus 2 2
Bunga

IDEAL
KEGIATAN USAHA

(1) Bank Umum Syariah dilarang:


a. melakukan kegiatan usaha yang
bertentangan dengan Prinsip Syariah;
Pasal 24 ayat 1
UU 21 tahun 2008 Perbankan Syariah

IDEAL
LEMBAGA
BERWENANG

Prinsip Syariah sebagaimana


dimaksud pada ayat (1)
difatwakan oleh Majelis Ulama
Indonesia

Pasal 26 ayat 2
UU 21 tahun 2008 Perbankan Syariah

IDEAL
DEWAN PENGAWAS SYARIAH

Dewan Pengawas Syariah WAJIB Dibentuk di

Bank UMUM SyarIah

UNIT USAHA SYARIAH

Pasal 32ayat 1
UU 21 tahun 2008 Perbankan Syariah

IDEAL
Karakteristik Bank Syariah
1. Berdasarkan prinsip syariah
2. Implementasi prinsip ekonomi Islam dengan ciri:
a. Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya
b. Tidak mengenal konsep “time-value of money”
c. Uang sebagai alat tukar bukan komoditi yang diperdagangkan.
3. Beroperasi atas dasar bagi hasil
4. Kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan atas jasa
5. Tidak menggunakan “bunga” sebagai alat untuk memperoleh
pendapatan
6. Azas utama => kemitraan, keadilan, transparansi dan universal
7. Tidak membedakan secara tegas sektor moneter dan sektor riil
=> dapat melakukan transaksi-transaksi sektor riil

IDEAL
‫ٰلل‬
‫الحمد ّه‬
‫‪IDEAL‬‬

Anda mungkin juga menyukai