Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP BERUBAH

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Adi Bintara Ariyanto (112019030003)

2. Jihan Dian Yustiana (112019030007)

3. Purnama Berlian Wulandari (112019030004)

4. Regita Prasatya (112019030030)

5. Sri Dewi Anjani (112019030033)

6. Willia Novita Audina (112019030008)

7. Yunita Lis Diana (112019030014)

UNIVERSITAS MUHHAMADIYAH KUDUS

TAHUN PELAJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin. Tanpa pertolongan-Nya tentu kami
tidak akan bisa untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti
syafa’atnya di yaumul akhir nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan dengan
judul “Konsep Berubah”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

WassalamualaikumWr. Wb

Kudus, 4 Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 2

DAFTAR ISI......................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang................................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................. 4

1.3 Tujuan dan Manfaat........................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Berubah Menurut Kurt Lewin (1951).................................................................. 6


B. Konsep Berubah Menurut Rogers R (1962)..................................................................... 6
C. Konsep Berubah Menurut Lippit (1973).......................................................................... 7
D. Tipe Perubahan Menurut Bennis (1965).......................................................................... 7
E. Proses Terjadinya Perubahan & Motivasi Dalam Perubahan.......................................... 8
F. Strategi Dalam Perubahan, Model Dalam Perubahan & Hambatan Dalam Perubahan.. 9

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan....................................................................................................................... 13

2. Saran................................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 14


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan mempunyai dua pilihan utama yang berhubungan dengan perubahan,
mereka melakukan inovasi dan perubahan atau mereka dapat dirubah oleh suatu keadaan
atau sutuasi. Perawat mempunyai keterampilan dalam proses perubahan. Pertama proses
keperawatan yaitu merupakan pendekatan dalam penyelesayan masalah yang sistematis
dan konsisten dengan perencanaan perubahan. Kedua, perawat diajarkan mendapatkan
ilmu dikelas dan mempunyai pengalaman praktek untuk bekerja secara efektif dengan
orang lain.
Perubahan pelayanan kesehatan / keperawatan merupakan kesatuan yang menyatu
dalam perkemangan dan perubahan keperawatan di indoneria. Bahkan adalah suatu yang
aneh atau tidak semestinya terjadi, apabila masyarakat umum dan lingkungan terus
menerus berubah, sedangkan keperawatan yang merupakan bagian masyarakat tersebut
tidak berubah dalam menata kehidupan keprofesiannya. Perubahan adalah cara
keperawatan mempertahankan diri sebagai profesi dan berperan aktif dalam menghadapi
era kesejagatan(millennium III). Maka keperawatan Indonesia, khususnya masyarakat
ilmuwan dan masyarakat profesional keperawatan Indonesia, melihat dan
mempertahankan proses profesionalisasi pada era kesejagatan ini bukan sebagai suatu
ancaman untuk ditakuti atau dihindari, tetapi merupakan tantangan untuk berupaya lebih
keras memacu proses propesionalisasi keperawatan di Indonesia dan mensejajarka diri
dengan keperawatan dinegara-negara lain.
Perubahan dapat dijabarkan dengan beberapa cara, termasuk perubahan yang
direncanakan atau yang tidak direncanakan. Perubahan yang tidak direcanakan adalah
perubahan yang terjadi tanpa suatu persiapan, sebaliknya perubahan yang direncanakan
adalah peribahan yang direncanakan dan dipiikirkan sebelumnya, terjadinya dalam waktu
yang lama, dan termasuk adanya suatu tujuanyang jelas.perubahan terencana lebih mudah
dikelola daripada perubahan yang terjadi pada perkembangan manusia atau tanpa
persiapan anat karena suatu ancaman. Untuk alasan tersebut, peerawat harus dapat
mengelola perubahan.

1.2 Rumusan Masalah


A. Jelaskan Konsep Berubah Menurut Kurt Lewin (1951) ?
B. Jelaskan Konsep Berubah Menurut Rogers R (1962) ?
C. Jelaskan Konsep Berubah Menurut Lippit (1973) ?
D. Sebutkan Tipe Perubahan Menurut Bennis (1965) ?
E. Jelaskan Proses Terjadinya Perubahan & Motivasi Dalam Perubahan ?
F. Jelaskan Strategi Dalam Perubahan, Model Dalam Perubahan & Hambatan Dalam
Perubahan ?
1.3 Tujuan dan manfaat
A. Untuk mengetahui tentang Konsep Berubah Menurut Kurt Lewin (1951).
B. Untuk mengetahui tentang Konsep Berubah Menurut Rogers R (1962).
C. Untuk mengetahui tentang Konsep Berubah Menurut Lippit (1973).
D. Untuk mengetahui tentang Tipe Perubahan Menurut Bennis (1965).
E. Untuk mengetahui tentang Proses Terjadinya Perubahan & Motivasi Dalam
Perubahan.
F. Untuk mengetahui tentang Strategi Dalam Perubahan, Model Dalam Perubahan &
Hambatan Dalam Perubahan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Berubah Menurut Kurt Lewin (1951)

Menurut Pandangan Kurt Lewin, 1951 seseorang yang akan mengadakan suatu perubahan
harus memiliki konsep tentang perubahan yang tercantum dalam tahap proses perubahan agar
proses perubahan tersebut menjadi terarah dan mencapai tujuan yang ada. Tahapan tersebut
antara lain :

1. Tahap Pencairan (Unfreezing)


Pada Tahap awal ini yang dapat dilakukan bagi seseorang yang mau mengadakan proses
perubahan adalah harus memiliki motivasi yang kuat untuk berubah dari keadaan semula
dengan merubah terhadap keseimbangan yang ada. Disamping itu juga perlu menyiapkan
diri dan siap untuk berubah atau melakukan adanya perubahan.
2. Tahap Bergerak (Moving)
Pada tahap ini sudah dimulai adanya suatu pergerakan ke arah sesuatu yang baru atau
perkembangan terbaru. Proses perubahan tahap ini dapat terjadi apabila seseorang telah
memiliki informasi yang cukup serta sikap dan kemampuan untuk berubah, juga memiliki
kemampuan dalam memahami masalah serta mengetahui langkah-langkah dalam
menyesuaikan masalah.
3. Tahap Pembekuan (Refreezing)
Tahap ini merupakan tahap pembekuan di mana seseorang yang mengadakan perubahan
telah mencapai tingkat atau tahapan yang baru dengan keseimbangan yang baru. Proses
pencapaian yang baru perlu dipertahankan dan selalu terdapat upaya mendapatkan umpan
balik, pembinaan tersebut dalam upaya mempertahankan perubahan yang telah dicapai.

Berdasarkan langkah-langkah menurut Kurt Lewin dalam proses perubahan ditemukan


banyak hambatan. Hambatan tersebut yang akan mempertahankan status quo agar tidak
terjadi perubahan. Karena itu diperlukan kemampuan yang benar-benar ada dalam konsep
perubahan sesuai dengan tahapan berubah.

B. Konsep Berubah Menurut Rogers R (1962)

Menurut Rogers R untuk mengadakan suatu perubahan perlu ada beberapa langkah yang
ditempuh sehingga harapan atau tujuan akhir dari perubahan dapat tercapai. Langkah-langkah
tersebut antara lain :

1. Tahap awareness
Tahap ini merupakan tahap awal yang mempunyai arti bahwa dalam mengadakan
perubahan diperlukan adanya kesadaran untuk berubah apabila tidak ada kesadaran untuk
berubah, maka tidak mungkin tercipta suatu perubahan.
2. Tahap interest
Tahap yang kedua dalam mengadakan perubahan harus timbul perasaan minat terhadap
perubahan dan selalu memperhatikan terhadap sesuatu yang baru dari perubahan yang
dikenalkan. Timbulnya minat akan mendorong dan menguatkan kesadaran untuk berubah.
3. Tahap evaluasi
Pada tahap ini terjadi penilaian terhadap sesuatu yang baru agar tidak terjadi hambatan
yang akan ditemukan selama mengadakan perubahan. Evaluasi ini dapat memudahkan
tujuan dan langkah dalam melakukan perubahan.
4. Tahap trial
Tahap ini meruapakan tahap uji coba terhadap sesuatu yang baru atau hasil perubahan
dengan harapan sesuatu yang baru dapat diketahui hasilnya sesuai dengan kondisi atau
situasi yang ada, dan memudahkan untuk diterima oleh lingkungan.
5. Tahap adoption
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari perubahan yaitu proses penerimaan terhadap
sesuatu yang baru setelah dilakukan uji coba dan merasakan adanya manfaat dari sesuatu
yang baru sehingga selalu mempertahankan hasil perubahan.

C. Konsep Berubah Menurut Lippit (1973)

Lippit memandang teori perubahan dapat dilaksanakan dari tinjauan sebagai seorang
pembaharu, dengan memperkenalkan terjadinya perubahan, sehingga terdapat beberapa
langkah yang ditempuh untuk dapat mengadakan pembaharuan. Langkah yang dimaksud
adalah :

1. Menentukan diagnosis terlebih dahulu masalah yang ada.


2. Mengadakan pengkajian terhadap motivasi perubahan serta kemampuan dalam
perubahan.
3. Melakukan pengkajian perubahan terhadap hasil atau manfaat dari suatu perubahan.
4. Menetapkan tujuan perubahan yang dilaksanakan berdasarkan langkah yang
ditempuhnya.
5. Menetapkan peran dari pembaharuan sebagai pendidik, peneliti atau pemimpin dalam
pembaharuan.
6. Mempertahankan hasil dari perubahan yang dicapainya.
7. Melakukan penghentian bantuan yang diberikan secara bertahap dengan harapan peran
dan tanggung jawab dapat tercapai secara bertahap.

D. Tipe Perubahan Menurut Bennis (1965)


Perubahan merupakan sesuatu yang mungkin sulit diterima bagi seseorang, kelompok
atau masyarakat yang belum memahami makna dari perubahan. Apabila dipandang dari
tipe perubahan, menurut Bennis tahun 1965, perubahan itu sendiri memiliki tujuh tipe
diantaranya tipe indoktrinasi, tipe paksaan, tipe teknokratik, tipe interaksional, tipe
sosialisasi, tipe emulatif dan tipe alamiah.
1. Tipe indoktrinsi, suatu perubahan yang dilakukan oleh sekelompok atau masyarakat
yang menginginkan pencapaian tujuan yang diharapkan dengan cara memberi doktrin
atau menggunakan kekuatan sepihak untuk dapat berubah.
2. Tipe paksaan atau kekerasan, merupakan tipe perubahan dengan melakukan
pemaksaan atau kekerasan pada anggota atau seseorang dengan harapan tujuan yang
hendak dicapai dapat terlaksana.
3. Tipe teknokratik, merupakan tipe perubahan dengan melibatkan kekuatan lain dalam
mencapai tujuan yang diharapkan terdapat satu pihak merumuskan tujuan dan pihak
lain untuk membantu mencapai tujuannya.
4. Tipe interaksional, merupakan perubahan dengan menggunakan kekuatan kelompok
yang saling berinteraksi satu dengan yang lain dalam mencapai tujuan yang
diharapkan dari perubahan.
5. Tipe sosialisasi, merupakan suatu perubahan dalam mencapai tujuan dengan
menggunakan kerja sama dengan kelompok lain tetapi masih menggunakan kekuatan
untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.
6. Tipe emulatif, merupakan suatu perubahan dengan menggunakan kekuatan unilateral
dengan tidak merumuskan tujuan terlebih dahulu secara sungguh-sungguh, perubahan
ini dapat dilakukan pada sistem di organisasi yang bawahannya berusaha menyamai
pimpinan atau atasannya.
7. Tipe alamiah, perubahan yang terjadi akibat sesuatu yang tidak disengaja tetapi dalam
merumuskan dilakukan secara tidak sungguh-sungguh, seperti kecelakaan, maka
seseorang ingin mengadakan perubahan untuk lebih berhati-hati dalam berkendara
dan lain sebagainya.

E. Proses Terjadinya Perubahan & Motivasi Dalam Perubahan


 Proses Terjadinya Perubahan
Dalam proses perubahan akan terjadi sebuah siklus. Siklus dalam sistem perubahan
tersebut itulah yang dinamakan sebuah proses yang akan menghasilkan sesuatu dan
berdampak pada sesuatu. Dalam proses perubahan terdapat komponen yang satu
dengan yang lain dapat mempengaruhi seperti pertumbuan perilaku sosial, perubahan
struktural dan institusional dan perubahan teknologi.

Perubahan Struktural
Institusional

Perubahan Teknologikal Perubahan Perilaku Sosial

Berdasarkan komponen di atas, proses perubahan dapat saling mempengaruhi


komponen yang ada, sebagaimana contoh dengan adanya penemuan teknologi tepat
guna, maka di masyarakat akan terjadi perubahan dalam perilaku sosial kemungkinan
masyarakat akan menggunakan dari teknologi yang dihasilkan. Perilaku sosial di
masyarakat akan dapat merubah struktural institusional dari sistem organisasi yang
ada di masyarakat.
 Motivasi Dalam Perubahan
Pada dasarnya setiap manusia mengalami proses perubahan dan memiliki sifat
berubah, mengingat berubah merupakan salah satu bagian dari kebutuhan manusia.
Perubahan timbul karena adanya suatu motivasi yang ada dalam diri manusia.
Motivasi itu timbul karena tuntutan kebutuhan dasar manusia sedangkan kebutuhan
dasar manusia yang dimaksud antara lain :
1. Kebutuhan fisiologis seperti makan, minum, tidur, oksigenasi dan lain-lain yang
secara fisiologis dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidupnya,
berdasarkan kebutuhan tersebut, maka manusia akan selalu ingin mempertahankan
hidupnya dengan jalan memenuhinya atau selalu mengadakan perubahan.
2. Kebutuhan keamanan. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia agar
mendapatkan jaminan keamanan atau perlindungan dari berbagai ancaman bahaya
yang ada sehingga manusia selalu ingin memenuhinya dengan jalan mengadakan
perubahan untuk mempertahankan kebutuhan tersebut, seperti mendapatkan
pekerjaan yang tetap, bertempat tinggal yang aman dan lain-lain.
3. Kebutuhan sosial. Kebutuhan ini mutlak diperlukan karena manusia tidak akan
dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain, sehingga untuk memenuhi
kehidupan sosialnya manusia selalu termotivasi untuk mengadakan perubahan
dalam memenuhi kebutuhan seperti mengadakan kegiatan sosial kemasyarakatan.
4. Kebutuhan penghargaan dan dihargai. Setiap manusia selalu ingin mendapatkan
penghargaan di mata masyarakat akan prestasi, status dan lain-lain untuk itu
manusia akan termotivasi untuk mengadakan perubahan.
5. Kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan perwujudan diri agar diakui masyarakat
akan kemampuannya dan potensi yang dimiliki, akan memotivasi seseorang untuk
memacu diri dalam memenuhinya melalui suatu perubahan.
6. Kebutuhan interpersonal yang meliputi kebutuhan untuk berkumpul bersama,
kebutuhan untuk melakukan kontrol dalam mendapatkan pengaruh dari
lingkungan atau dalam menjalankan sesuatu dan kebutuhan untuk dikasihi dapat
menjadikan motivasi tersendiri dalam mengadakan perubahan.

F. Strategi Dalam Perubahan, Model Dalam Perubahan & Hambatan Dalam


Perubahan
 Strategi Dalam Perubahan
Dalam perubahan dibutuhkan cara yang tepat agar tujuan dalam perubahan dapat
tercapai secara tepat, efektif dan efisien. Cara tersebut membutuhkan strategi khusus
dalam perubahan di antaranya :
1. Strategi Rasional Empirik
Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam perubahan
memiliki sifat rasional untuk kepentingan diri dalam berperilaku. Untuk
mengadakan suatu perubahan strategi rasional dan empirik yang didasarkan dari
hasil penemuan atau riset untuk diaplikasikan dalam perubahan manusia yang
memiliki sifat rasional akan menggunakan rasionalnya dalam menerima sebuah
perubahan. Langkah dalam perubahan atau kegiatan yang diinginkan dalam
strategi rasional empirik ini dapat melalui penelitian atau adanya desiminasi
melalui pendidikan secara umum sehingga melalui desiminasi akan diketahui
secara rasional bahwa perubahan yang akan dilakukan benar-benar sesuai dengan
rasional. Strategi ini juga dilakukan pada penempatan sasaran yang sesuai dengan
kemampuan dan keahlian yang dimiliki sehingga semua perubahan akan menjadi
efektif dan efisin, selain itu juga menggunakan sistem analisis dalam pemecahan
masalah yang ada.
2. Strategi Reedukatif Normatif
Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar norma yang ada di masyarakat.
Perubahan yang akan dilaksanakan melihat nilai-nilai normatif yang ada di
masyarakat sehingga tidak akan menimbulkan permasalahan baru di masyarakat.
Standar norma yang ada di masyarakat ini didukung dengan sikap dan sistem nilai
individu yang ada di masyarakat. Pendekatan ini dilaksanakan dengan
mengadakan intervensi secara langsung dalam penerapan teori-teori yang ada.
Strategi ini dilaksanakan dengan cara melibatkan individu, kelompok atau
masyarakat dan proses penyusunan rancangan untuk perubahan. Pelaku dalam
perubahan harus memiliki kemampuan dalam berkolaborasi dengan masyarakat.
Kemampuan ilmu perilaku harus dimiliki dalam pembaharu.
3. Strategi Paksaan – Kekuatan
Dikatakan strategi paksaan – kekuatan karena adanya penggunaan kekuatan atau
kekuasaan yang dilaksanakan secara paksa dengan menggunakan kekuatan moral
dan kekuatan politik. Strategi ini dapat dilaksanakan dalam perubahan sistem
kenegaraan, penerapan sistem pendidikan dan lain-lain.
 Model Dalam Perubahan
Dalam perubahan kita mengenal beberapa model di antaranya model penelitian
pengembangan, model interaksi sosial dan penyelesaian masalah. Ketiga model
tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam mengenal perubahan.
1. Research and Development Model (Model Penelitian dan Pengembangan)
Model perubahan ini didasarkan atas penelitian dan perencanaan dalam
pengembangan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam menggunakan
model ini dapat dilakukan dengan cara melakukan identifikasi atas perubahan
yang akan dilakukan, menjabarkan atau mengembangkan komponen yang akan
dilakukan dalam perubahan, menyiapkan perubahan dan melakukan desiminasi
kepada masyarakat tentang hal-hal yang akan dilakukan dalam perubahan.
2. Social Interaction Model (Model Interaksi Sosial)
Model perubahan dengan interaksi sosial ini dilakukan berdasarkan atas saling
kerja sama dalam sistem sosial dengan memfokuskan pada persepsi dan respons
dari perubahan yang akan dilakukan. Model ini menggunakan langkah
sebagaimana dalam teori perubahan Roger diantaranya, menyadari akan
perubahan, adanya minat dalam perubahan, melakukan evaluasi tentang hal-hal
yang akan dilakukan perubahan, melakukan uji coba sesuatu hal yang akan
dilakukan perubahan serta menerima perubahan.
3. Problem Solving Model (Model Penyelesaian Masalah)
Model ini menekankan pada penyelesaian masalah dengan menggunakan langkah
mengidentifikasi kebutuhan yang menjadi masalah, mendiagnosis masalah,
menemukan cara penyelesaian masalah yang akan digunakan, melakukan uji coba
dan melakukan evaluasi dari hasil uji coba untuk digunakan dalam perubahan.
 Hambatan Dalam Perubahan
Perubahan tidak selalu mudah untuk dilaksanakan akan tetapi banyak hambatan yang
akan diterimanya baik hambatan dari luar maupun dari dalam diantara hal yang
menjadi hambatan dalam perubahan adalah sebagai berikut :
1. Ancaman kepentingan pribadi
Ancaman kepentingan pribadi ini merupakan hambatan dalam perubahan karena
adanya kekhawatiran adanya perubahan segala kepentingan dan tujuan diri
contohnya dalam pelaksanaan standarisasi perawat profesional di mana yang
diakui sebagai profesi perawat adalah minimal pendidikan DIII keperawatan,
sehingga bagi lulusan SPK yang dahulu dan tidak ingin melanjutkan pendidikan
akan terancam bagi kepentingan dirinya sehingga hal tersebut dapat menjadikan
hambatan dalam perubahan.
2. Persepsi yang kurang tepat
Persepsi yang kurang tepat atau informasi yang belum jelas ini dapat menjadi
kendala dalam proses perubahan. Berbagai informasi yang akan dilakukan dalam
sistem perubahan jika tidak dikomunikasikan dengan jelas atau informasinya
kurang lengkap, maka tempat yang akan dijadikan perubahan akan sulit
menerimanya sehingga timbul kekhawatiran dari perubahan tersebut.
3. Reaksi psikologis
Reaksi psikologis ini merupakan faktor yang menjadi hambatan dalam perubahan
karena setiap orang memiliki reaksi psikologis yang berbeda dalam merespons
perbedaan sistem adaptasi pada setiap orang juga dapat menimbulkan reaksi
psikologis yang berbeda sehingga bisa menjadi hambatan dalam perubahan,
contohnya apabila akan dilakukan perubahan dalam sistem praktek keperawatan
mandiri bagi perawat. Jika perawat belum bisa menerima secara psikologis, akan
timbul kesulitan karena ada perasaan takut sebagai dampak dari perubahan.
4. Toleransi terhadap perubahan rendah
Toleransi terhadap perubahan ini tergantung dari individu, kelompok atau
masyarakat. Apabila individu, kelompok atau masyarakat tersebut memiliki
toleransi yang tinggi terhadap perubahan, maka akan memudahkan proses
perubahan tetapi apabila toleransi seseorang terhadap perubahan sangat rendah,
maka perubahan tersebut akan sulit dilaksanakan.
5. Kebiasaan
Pada dasarnya seseorang akan lebih senang pada sesuatu yang sudah diketahui
sebelumnya atau bahkan dilaksanakam sebelumnya dibandingkan dengan sesuatu
yang baru dikenalnya, karena keyakinan yang dimiliki sangat kuat. Faktor
kebiasaan ini yang menjadikan hambatan dalam perubahan.
6. Ketergantungan
Ketergantungan merupakan hambatan dalam proses perubahan karena
ketergantungan menyebabkan seseorang tidak dapat hidup secara mandiri dalam
mencapai tujuan tertentu. Suatu perubahan akan menjadi masalah bagi seseorang
yang selalu menggantungkan diri sehingga perubahan akan sulit dilakukan.
7. Perasaan tidak aman
Perasaan tidak aman juga merupakan faktor penghambat dalam perubahan karena
adanya ketakutan terhadap dampak dari perubahan yang juga akan menambah
ketidakamanan pada diri, kelompok atau masyarakat.
8. Norma
Norma merupakan segala aturan yang didukung oleh anggota masyarakat dan
tidak mudah dirubah. Apabila akan mengadakan proses perubahan namun
perubahan tersebut bertentangan dengan norma maka perubahan tersebut akan
mengalami hambatan. Sebaliknya jika norma tersebut sesuai dengan prinsip
perubahan, maka akan sangat mudah dalam perubahan.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Dalam kehidupan manusia, perubahan tidak dapat di hindari. Dimulai oleh
dunia usaha yang lebih dulu menyadari pentingnya perubahan bagi peningkatan
kualitas produksi yang dihasilkan, sampai ke administrasi pemerintah. Berbagai
upaya dan pendekatan telah dilakukan untuk memecahkan masalah yang timbul
akibat adanya perubahan. Oleh karena perubahan memang selalu terjadi dan pasti
akan selalu terjadi, pimpinan organisasi baik organisasi pemerintah maupun non-
pemerintah disamping harus memiliki kepekaan terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi di luar organisasi yang dipimpinnya dan mampu memperhitungkan
dan mengakomodasikan dampak dari perubahan-perubahan yang terjadi itu,
mutlak perlu pula untuk mempunyai keterampilan dan keberanian untuk
melakukan perubahan di dalam organisasi demi peningkatan kemampuan
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Diantara para pakar menurut Wibowo memberikan terminologi yang
berbeda-beda tentang jenis-jenis perubahan. Pertama, membedakan jenis
perubahan dalam planed change (perubahan terencana) dan unplanned change
(perubahan tidak terencana). Kedua, membandingkan tipologi perubahan menjadi
adaptive change, innovative change, radically innovative change. Ketiga,
membagi menurut sifatnya menjadi incremental change dan fundamental change.
Tidak banyak orang yang suka akan perubahan, namun walau begitu
perubahan tidak bisa dihindari. Harus dihadapi. Karena hakikatnya memang
seperti itu maka diperlukan satu manajemen perubahan agar proses dan dampak
dari perubahan tersebut mengarah pada titik positif.

2. Saran

Walaupun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan


tetapi masih ada kekurangan dalam penyusunan makalah.
Daftar Pustaka

Hidayat,Aziz Alimul A.2007, Edisi 2. Pengantar konsep dasar keperawatan. Penerbit :


Salemba medika. Surabaya

Anda mungkin juga menyukai