Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BERDIRINYA KERAJAAN PAJANG dan AGAMA ISLAM


PADA MASA KERAJAAN PAJANG
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Islam Jawa
Dosen Pengampu :
Rizal Zamzami, M.A.

Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Sulis Rifamatul Muslimah (12307193010)
2. Fikriyatul Azzahro Aulia (12307193008)
3. Ailsa Noor Firjatullah (12307193034)
4. M. Limus Zakariyah Al-Fiqi (12307193014)

SEMESTER 4
JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM 4A
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
APRIL 2021

i
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN........................................................................................................
..................................................................................................................................................3
A. Latar Belakang.........................................................................................................
..............................................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
..............................................................................................................................................3
C. Tujuan Pembahasan..................................................................................................
..............................................................................................................................................3
BAB II : PEMBAHASAN..........................................................................................................
..................................................................................................................................................4
A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Pajang..........................................................................
..............................................................................................................................................4
B. Agama Islam di Kerajaan Pajang...............................................................................5
C. Dinamika Runtuhnya Kerajaan Pajang.......................................................................6

BAB III : PENUTUP..................................................................................................................


..................................................................................................................................................9
A. Kesimpulan................................................................................................................
.......................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
................................................................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kerajaan Pajang merupakan salah satu kerajaan Islam di Pulau Jawa yang merupakan
kelanjutan dari Kerajaan Demak. Kerajaan Pajang didirikan oleh Jaka Tingkir yang berasal
dari Pengging yakni di lereng Gunung Merapi. Ia adalah menantu Sultan Trenggono (Sultan
Demak ke-3) yang diberi kekuasaan di Pajang. Pasca membunuh dan merebut kekusaan
Demak dari Aria Penangsang, seluruh kekuasaan dan benda pusaka Demak dipindahkan ke
Pajang. Jaka Tingkir mendapat gelar Sultan Hadiwijaya dan sekaligus menjadi raja pertama
Kerajaan Pajang.
Islam yang semula berpusat di pesisir utara Jawa (Demak) dipindahkan ke pedalaman
membawa pengaruh yang besar dalam penyebarannya. Selain Islam yang mengalami
perkembangan, politik juga mengalami perkembangan. Pada masa kepemimpinan Sultan
Hadiwijaya, kejayaan yang sudah dikembangkan pada masa Kerajaan Demak dapat dikenal
di pedalaman dan berkembang pesat di dalamnya seperti kesenian, kesusastraan dan
penyebaran agama Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Pajang?
2. Bagaimana proses masuknya agama Islam dan Islamisasi di Kerajaan Pajang?
3. Bagaimana dinamika runtuhnya Kerajaan Pajang?

A. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Kerajaan Pajang
2. Untuk mengetahui proses masuknya agama Islam dan Islamisasi di Kerajaan Pajang
3. Untuk mengetahui dinamika runtuhnya Kerajaan Pajang

BAB II
3
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Pajang

Perkembangan Islam di Jawa salah satunya dipelopori oleh kerajaan Islam


pertama yang ada di Jawa, yaitu Kesultanan Demak. Setelah Demak runtuh, maka
bergantilah kerajaan Demak tersebut dengan kerajaan Pajang. Kerajaan Pajang ini
didirikan oleh Jaka Tingkir yang berhasil saingannya untuk kemudian memindahkan
pusat kerajaan Demak ke daerah Pajang.
Secara geografis, kerajaan Pajang terletak di daerah pedalaman. Kerajaan ini
tidak berlaku lama, hal tersebut disebabkan beberapa faktor, baik faktor intern maupun
ekstern. Namun meskipun demikian, kerajaan ini nantinya juga akan menghasilkan
kemajuan yang signifikan terhadap perkembangan Islam di sekitar wilayah kekuasaanya.
Berdirinya kerajaan Pajang pada akhir abad ke XVI M, merupakan tanda
berakhirnya kerajaan Islam yang berpusat di pesisir Utara Jawa yang kemudian bergeser
masuk ke daerah pedalaman dengan corak agraris. Ketika berbicara mengenai kerajaan
ini, maka orang yang menyatakannya dengan keruntuhan kerajaan Demak. Di akhir
kerajaan kerajaan Demak, terjadi peperangan antara Arya Penangsang dan Joko Tingkir
(menantu Sultan Trenggono). Peperangan itu terjadi pada tahun 1546 M, ketika Sultan
Demak meninggal dunia.
Pertempuran tersebut kemudian dimenangkan oleh Jaka Tingkir. Saat terjadi
konflik antara Aria Penangsang dan Joko Tingkir (Hadiwijaya), sebenarnya sunan Kudus
kurang setuju dengan Hadiwijaya. Namun hal tersebut kandas, ketika Jaka Tingkir
memindahkan pusat kerajaan Demak ke daerah Pajang. Pengesahan Joko Tingkir atau
biasa disebut dengan Hadiwijaya menjadi sultan pertama kerajaan ini dilakukan oleh
Sunan Giri.
Sebelum resmi kerajaan ini, Jaka Tingkir yang berasal dari daerah Pengging ini,
sudah memegang jabatan sebagai penguasa di daerah Pajang pada masa Sultan
Trenggono. Kerajaan ini juga menguasai sebagai pelanjut dan pewaris dari kerajaan
Demak. Kerajaan Pajang terletak di daerah Kertasura dan kerajaan Islam pertama yang
terletak di daerah pedalaman pulau Jawa. Kerajaan Pajang yang tidak berusia lama,
karena kemudian bertemu dengan suatu kerajaan Islam besar yang juga terletak di Jawa
Tengah yaitu kerajaan Mataram.

4
Pada awal berdirinya, wilayah kekuasaan Pajang hanya termasuk daerah Jawa
Tengah. Hal itu disebabkan karena setelah kematian Sultan Trenggono, banyak wilayah
Jawa Timur yang melepaskan diri. Namun pada tanggal 1568 M, Sultan Hadiwijaya dan
para Adipati Jawa Timur dipertemukan di Giri Kedaton oleh Sunan Prapen. Dalam
Kesempatan itu, para adipati sepakat mengakui kedaulatan Pajang diatas negeri-negeri
Jawa Timur, maka secara sah kerajaan Pajang telah berdiri. Selanjutnya, kerajaan Pajang
mulai melakukan ekspansi ke beberapa wilayah, termasuk juga wilayah Jawa Timur.

B. Agama Islam di Kerajaan Pajang


Pada dasarnya, Kerajaan Pajang adalah kerajaan Islam penerus dari kerajaan
Demak.1 Kerajaan ini dirintis oleh Jaka Tingkir yang kemudian mendapar gelar Sultan
Hadiwijaya. Beliau tak hanya sekedar mendirikan kerajaan. Namun beliau juga
membawa pembaharuan terhadap kebudayaan Islam pada masa itu. Seperti yang kita
ketahui bahwa beliau memindahkan ibukota Demak yang berada di pesisir pantai menuju
ke wilayah yang lebih pedalaman. Wilayah ini bernama Pajang yang sudah dikenal sejak
masa Majapahit. Wilayah ini terletak di sebuah daerah subur dekat dengan sungai
Bengawan Solo.2 Tentunya perpindahan ini membawa perubahan terhadap masyarakat.
Perekonomian kerajaan yang mulanya ditopang oleh perdagangan, kini perekonomian
kerajaan di topang oleh pertanian.
Pada awal Islamisasi di Jawa, sempat terdapat konflik antara Islam Pesisir dan
Islam Pedalaman. Perselisihan antara Islam pesisir dengan Islam pedalaman memang
sudah lama terjadi. Namun menurut Ricklefs, konflik yang ada antara daerah pesisir
dengan pedalaman memang sudah ada sejak lama, sebelum Islam datang. Islam
pedalaman dinilai masyarakatnya lebih identik dengan Islam Singkritis. Sedangkan
masyarakat pesisir yang lebih menekankan syariat atau bisa disebut dengan Mutihan.
Perpindahan pusat pemerintahan kerajaan Islam di Pajang ini memberikan nilai yang
lebih bagi mereka yang berfaham singkritis, karena mereka merasa memiliki legistimasi
yang sah atas keyakinan yang mereka anut.
Tokoh yang ikut andil dalam perpindahan kekuasaan dari pesisir ke daerah
pedalaman adalah Sunan Kalijaga. Pengaruh walisongo pada masa ini tidak seperti pada
kerajaan Demak dulu. Hal ini mungkin dikarenakan telah berakhirnya masa anggota

1
Latifa Annum Dalimunthe, Jurnal Studi Agama dan Masyarakat, hal 120.
2
Dede Maulana, SKRIPSI: Peran Jaka Tingkir Dalam Merintis Kerajaan Pajang 1546-1586M, hal 2.
5
walisonga awal. Hingga pada masa Pajang, Wijaya peran walisongo telah banyak
berkurang.
Hasanu Simon mengatakan, bahwa terdapat 3 kelompok ajaran Islam yang ada di
pedalaman, yaitu :
1. Kelompok yang tidak menerima Islam secara kaffah. Hal ini dikarenakan menurut
mereka agama yang selama ini mereka anut juga tak akalah baiknya dengan Islam.
kelompo ini menerima Islam karena sudah mayoritas dan kelompok ini beranggapan
bahwa semua agama itu sama baiknya.
2. Kelompok yang tidak mau menerima Islam tapi tak berani menentang secara terang-
terangan.
3. Kelompok yang tidak mau menerima agama Islam dan tetap bertahan di agama mana
saja selain Islam
Pada masa peralihan kerajaan Demak ke Pajang inilah mulai muncul istilah Islam
Abangan. Islam Abangan ini adalah wajah baru bagi Islam yang memiliki ciri khas
sendiri yang biasa disebut dengan Islam Abangan yang singkretik. Islam dengan wajah
ini adalah Islam yang sudah bercampur dengan budaya dan agama-agama sebelum Islam.
Ada yang mengatakan bahwa Islam Abangan bukan merupakan ajaran Islam karena
dianggap telah tercampur dengan agama Hindu-Budha dan telah keluar dari syariat
Islam.

C. Dinamika Runtuhnya Kerajaan Pajang


Semenjak meninggalnya Sultan Hadiwijaya, Kesultanan Pajang mengalami
perpecahan. Jaka Tingkir merupakan pendiri Kerajaan Pajang yang mempunyai peran
yang sangat besar dalam perkembangan kerajaan Pajang. Hal inilah yang menyebabkan
adanya konflik setelah meninggalnya sultan Hadiwijaya yang akhirnya mengakibatkan
runtuhnya Kesultanan Pajang.
Faktor-faktor penyebab runtuhnya kerajaan Pajang, yaitu :
1. Tidak adanya Dewan Walisanga
Pada masa Kesultanan Pajang, Dewan Walisanga hampir tidak mendapatkan
peran karena Sultan Hadiwijaya tidak meneruskan Lembaga Dewan Wali tetapi malah
menerapkan sistem politik terbuka. Sedangkan Jaka Tingkir sendiri penganut aliran
Islam Kejawen. Sedangkan Demak masih menjadikan Dewan Walisanga sebagai

6
Lembaga untuk mengatur kegiatan yang berhubungan dengan keagamaan serta
sebagai penasehat raja.
2. Perebutan Tahta
Setelah meninggalnya Sultan Hadiwijaya terjadi perebutan antara Pangeran
Benawa dan Arya Pangiri. Pangeran Benawa merasakan adanya ketidak adilan atas
fatwa dari Sunan Kudus yang mengumumkan bahwa Arya Pangiri sebagai Sultan
Pajang yang baru menggantikan Sultan Hadiwijaya. Hal tersebut menyebabkan
keadaan semakin kacau yang akhirnya terjadi peperangan. Oleh karena itu Pangeran
Benawa meminta bantuan Senopati Ing Alaga untuk merebut tahta Pajang yang sudah
seharusnya menjadi haknya tersebut.
3. Sikap buruk Sultan Hadiwijaya
Jaka Tingkir memiliki kelemahan apabila dihadapkan dengan perempuan yang
cantik.3 Hal ini merupakan alasan mengapa Senopati tidak mau tunduk ke Pajang.
Sedangkan Jaka Tingkir merupakan orang yang dikenal mudah untuk tergoda dengan
perempuan yang cantik.
4. Tidak adanya pewaris yang mapan
Setelah Sultan Hdiwijaya meninggal, kedudukannya digantikan oleh Arya
Pangiri yang statusnya sebagai menantu dari Raja, membuat ia menjadi penguasa
yang sulit untuk mendapat kepercayaan dari rakyat Pajang. Dikarenakan yang
seharusnya menjadi raja selanjutnya yaitu Pangeran Benawa (anak kandung Sultan
Hadiwijaya). Arya Pangiri juga dikenal sebagai pemimpin yang buruk dalam
mengelola pemerintahan, dia hanya berambisi hanya untuk mengalahkan Mataram
tanpa meneruskan usaha yang sudah dilakukan oleh Sultan Hadiwijaya. Setelah itu
tahta berpindah ke Pangeran Benawa. Pemerintahan dari Pangeran Benawa sendiri
tidak bertahan lama dan kemudian Pajang sudah dikendalikan dibawah Mataram.
Tidak lama, Pangeran Benawa menyerahkan tahta Pajang ke Senopati Ing Alaga dan
berakhirlah kekuasaan Pajang.
5. Banyaknya Kadipaten yang melepaskan diri
Sepeninggal Sultan Hadiwijaya, kerajaan-kerajaan yang ada dibawah
Kesultanan Pajang satu persatu mulai melepaskan ikatannya. Hal tersebut terjadi
karena adanya konflik internal di Pajang yang mengakibatkan semakin menurunnya
kepercayaan-kerajaan kecil terhadap Pajang. Akibat lepasnya kerajaan-kerajaan

3
Nancy K. Florida,Menyurat yang Silam, 65.
7
tersebut menjadikan Pajang tidak lagi dikenal sebagai negeri yang kuat, serta
menyebabkan wilayah kekuasaannya semakin menurun.
6. Serangan dari Mataram pada masa Sultan Agung
Pemberontakan yang dilakukan Pajang terhadap Mataram pada masa
pemerintahan Sultan Agung merupakan akhir dari pemerintahan Pajang itu sendiri.
Akibatnya, Pajang yang selama ini berada dalam tekanan dari Mataram dari segi
kekuasaan dan ekonomi mulai melakukan pemberontakan. Pemberontakan ini
tentunya didukung oleh pihak-pihak yang tidak puas dengan pemerintahan Mataram.
Pemberontakan yang dilakukan oleh Pajang yaitu dengan sikap dengan mereka tidak
mau menyetorkan hasil pertanian kepada Raja sebagai bentuk kesetiaan dan upeti.
Dengan adanya pemberontakan tersebut akibatnya Sultan Agung mengambil sikap
dengan membakar sawah-sawah milik Pajang. Tidak hanya itu, para petani yang
terlibat dalam pemberontakan tersebut ditawan dan dipaksa bekerja untuk
pembangunan keraton di Mataram.4 Sejak saat itu Pajang sudah tidak berarti lagi, baik
dalam segi politik maupun segi ekonomi. Sehingga keberadaan Pajang sebagai
kadipaten di bawah Mataram terjadi sejak Senopati naik tahta menjadi Raja di
Mataram telah benar-benar lenyap.

BAB III

4
A. Daliman, Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia (Yogyakarta: Penerbit Ombak,
2012), 176.
8
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kerajaan Pajang sebagai penerus dari Kerajaan Demak juga memiliki peran besar
dalam proses Islamisasi. Pada awal Islamisasi di Jawa, sempat terdapat konflik antara
Islam Pesisir dan Islam Pedalaman. Perselisihan antara Islam pesisir dengan Islam
pedalaman memang sudah lama terjadi. Namun menurut Ricklefs, konflik yang ada
antara daerah pesisir dengan pedalaman memang sudah ada sejak lama, sebelum Islam
datang. Islam pedalaman dinilai masyarakatnya lebih identik dengan Islam Singkritis.
Sedangkan masyarakat pesisir yang lebih menekankan syariat atau bisa disebut dengan
Mutihan. Perpindahan pusat pemerintahan kerajaan Islam di Pajang ini memberikan nilai
yang lebih bagi mereka yang berfaham singkritis, karena mereka merasa memiliki
legistimasi yang sah atas keyakinan yang mereka anut.
Jaka Tingkir merupakan pendiri Kerajaan Pajang yang mempunyai peran sangat
besar dalam perkembangan kerajaan Pajang. Semenjak meninggalnya Sultan Hadiwijaya
(Jaka Tingkir), Kesultanan Pajang mengalami perpecahan. Hal inilah yang menyebabkan
adanya konflik hingga akhirnya mengakibatkan runtuhnya Kerajaan Pajang yang juga
disebabkan oleh beberapa faktor.

DAFTAR PUSTAKA

9
Daliman, A. 2012. Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.
Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Dalimunthe, Latifa Annum. 2016. Kajian Proses Islamisasi Di Indonesia. IAIN Palangka
Raya. Vol 12 No 1.
Fahmi Sabih, 2019. Peralihan Kesultanan Pajang ke Mataram : Konfrontasi Antara Sultan
Hadiwijaya dengan Senopati Ing Alaga. Surabaya : Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya.
Florida, K.Nancy. Menyurat yang Silam
https://wawasansejarah.com/kerajaan-pajang/ , diakses pada 04-04-2021
Maulana, Dede. 2015. SKRIPSI: Peran Jaka Tingkir Dalam Merintis Kerajaan Pajang 1546-
1586 M. UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta.
Usamah. 2019. Transformasi Islam dari Demak Hingga Mataram. UIN Sunan Ampel:
Surabaya.

10

Anda mungkin juga menyukai