Anda di halaman 1dari 2

Teori Behaviorisme John B Watson

John B. Watson (1878-1958)


Stimulus -> Respons
Menolak adanya pengaruh naluri (instinct).
Makan -> lapar (Kegiatan makan bukan karena naluri tetapi karena adanya S-R)

1. PRINSIP TEORI WATSON Menekankan respon terkondisi sebagai elemen atau


pembangun pelaku. Kondisi adalah lingkungan external yang hadir di kehidupan.
Perilaku muncul sebagai respon dari kondisi yang mengelilingi manusia dan
hewan. Perilaku adalah dipelajari sebagai konsekuensi dari pengaruh lingkungan
maka sesungguhnya perilaku terbentuk karena dipelajari. Lingkungan terdiri dari
pengalaman baik masa lalu dan yang baru saja, materi fisik dan sosial.
Lingkungan yang akan memberikan contoh dan individu akan belajar dari semua
itu.
2. KONSEP BEHAVIORISME DARI JOHN B WATSON Orang akan bereaksi jika diberi
rangsangan oleh lingkungan luarnya. Demikian juga jika stimulus dilakukan
secara terus menerus dan dalam waktu yang cukup lama, akan berakibat
berubahnya perilaku individu. Syarat terjadinya proses belajar dalam pola
hubungan S-R ini adalah adanya unsur: dorongan (drive), rangsangan (stimulus),
respons, dan penguatan (reinforcement).

Teori Behaviorisme Clark L Hull

Prinsip-prinsip utama teorinya (Parwira, 2012):

1. Reinforcement adalah faktor penting dalam belajar yang harus ada. Namun
fungsi reinforcement bagi Hull lebih sebagai drive reduction daripada
satisfied factor.

2. Dalam mempelajari hubungan S - R yang diperlu dikaji adalah peranan dari


intervening variable (atau yang juga dikenal sebagai unsur O (organisma).
Faktor O adalah kondisi internal dan sesuatu yang disimpulkan (inferred),
efeknya dapat dilihat pada faktor R yang berupa output.
3. Proses belajar baru terjadi setelah keseimbangan biologis terjadi. Di sini
tampak pengaruh teori Darwin yang mementingkan adaptasi biologis
organisma.

4. Hypothetico- deductive theory adalah teori belajar yang dikembangkan Hull


dengan menggunakan metode deduktif. Hull percaya bahwa pengembangan
ilmu psikologi harus didasarkan pada teori dan tidak semata-mata
berdasarkan fenomena individual (induktif). Perumusan deduktif dari teori ini
melibatkan serangkaian postulat yang akhirnya harus diuji eksperiemen.
Postulat merupakan pernyataan umum yang menjelaskan pemikirannya
tentang aktivitas otak, reinforcement, habit, reaksi potensial, dan lain
sebagainya

Anda mungkin juga menyukai