TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan menyajikan konsep dasar sikap, konsep keluarga,
proses penilaian yang dilakukan seseorang terhadap suatu objek atau situasi yang
disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar kepada orang tersebut
untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya
1. Komponen kognitif
8
9
2. Komponen afektif
paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling
seseorang.
3. Komponen konatif
kognitif, juga komponen emosional, dan komponen perilaku. Dari susunan sikap
kategori seseorang seperti apa. Ulasan tiga komponen tersebut menurut Donsu,
1. Kognitif
lain, selain kognitif, juga tergantung dari pengetahuan mereka. Orang yang
9
10
perilaku orang lain, dan lebih bias menghargai keputusan orang lain.
2. Emosional
Bias perasaan bahagia, perasaan sedih, dan perasaan terkejut. Komponen satu
3. Perilaku
sekolah perawatan.
169)
1. Menerima
Setiap orang memiliki rasa ingin diakui, termasuk ingin diterima oleh
10
11
2. Merespons
karena responding yang buruk. Sama halnya ketika kita memiliki itikad baik
maka muncullah rasa jengkel, tidak dihargai, marah dan sejenisnya. Dengan
3. Menghargai
dihargai.
Tanggung jawab adalah salah satu sikap yang tidak semua orang
pemikiran sosial seseorang. Dalam interaksi sosial, baik sadar ataupun tidak
kognisi. Dari proses kognisi yang super kompleks inilah akhirnya akan
11
12
dipelajari. Dengan kata lain sikap dapat terjadi dengan cepat, bahkan sebelum
tiba, perilaku kita akan mendukung dan memberikan suara untuk presiden A.
presiden tiba, kita pun tidak akan memilihnya sama sekali. Dengan
seseorang lewat sikap yang mereka rasakan itulah, yang mendorong para
bersikap tertentu, dan motif apa yang diinginkan sebenarnya. Namun kini,
dengan adanya kiprah pada ilmuan psikologi sosial, kita pun mampu
memahami.
1. Pernyataan favorable
12
13
2. Pernyataan unfavorable
mempengaruhi pembentukan sikap menurut Azwar, S., (2016 : 30), antara lin :
1. Pengalaman pribadi
Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuk sikap. Untuk dapat
ini Middle Brook (1974) mengatakan bahwa tidak adanya pengalaman sama
sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap
tingkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan, atau
seseorang yang berarti khusus bagi kita (significant others), akan banyak
yang biasanya dianggap penting bagi individu adalah orang tua, orang yang
status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja,
13
14
3. Pengaruh kebudayaan
besar terhadap pembentukan sikap kita. Tanpa kita sadari kebudayaaan telah
4. Media masa
televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar
sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi
tersebut apabila cukup kuat akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu
pengertian dan konsep moral pada diri individu. Pemahaman akan baik dan
buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh
dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta anjuran
14
15
merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah
hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan
bertahan lama. Suatu contoh bentuk sikap yang didasari oleh faktor emosional
tidak toleran, tidak ‘fair’, atau tidak favorabel terhadap sekelompok orang
Secara umum, sikap baik dan buruk seseorang dapat diukur lewat dua
cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung (Donsu, J.D.T., 2017 : 172-173).
1. Langsung
a. Skala terstruktur
1) Skala Bogardus
15
16
2) Skala Thurston
3) Skala Likert
cukup terkenal dan praktis adalah pengukuran sikap dengan skala Likert.
centang (√) pada alternatif jawaban yang cocok dengan pendapat atau
Tidak Setuju, dan STS = Sangat tidak setuju (Saam Z, 2012 : 68).
16
17
tidak semua positif atau semua negatif yang mendatangkan kesan seakan-
secara langsung dan melakukan survey. Bentuk survey itu sendiri tidak
173).
2. Tidak langsung
17
18
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas dua orang
atau lebih yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya ikatan perkawinan
dan pertalian darah atau adopsi. Satu dengan lainnya saling berinteraksi dan saling
Fungsi keluarga menurut Kholifah dan Widagdo (2016: 35-36), antara lain :
1. Fungsi afektif
situasi yang terpola secara sosial yang mereka alami. Sosialisasi merupakan
18
19
3. Fungsi reproduksi
4. Fungsi ekonomi
gangguan kesehatan.
dan kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku
19
20
Beberapa peran dalam keluarga menurut Indriyani dan Asmuji (2014 : 50),
adalah :
pemimpin dan pemberi asuhan kesehatan. Perlu diketahui bahwa wanita lebih
melebihi pria.
3. Peran kakak/adik, ketika anak telah beranjak dewasa peran sebagai kakak
adik (sibling rule) mendapat arti yang penting sebagai sesuatu sosializing
3. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit dan tidak dapat
20
21
fasilitas kesehatan.
adalah tahap lanjut dari infeksi HIV yang menyebabkan beberapa infeksi lainnya.
Virus akan memperburuk sistem kekebalan tubuh, dan penderita HIV/AIDS akan
beakhir dengan kematian dalam waktu 5-10 tahun kemudian jika tanpa
tubuh yang diakibatkan oleh faktor luar (bukan dibawa sejak lahir) dan sebagai
bentuk paling hebat dari infeksi HIV, mulai dari kelainan ringan dalam responden
imun tanpa gejala yang nyata hingga keadaan imunosupresi dan berkaitan dengan
berbagai infeksi yang dapat membawa kematian dan dengan kelainan malignitas
yang jarang terjadi (center for disease control and preventation) (Padila, 2012 :
355).
21
22
immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983
sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi
retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang
disebut HIV. Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :
1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada
gejala.
2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes
illness.
3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.
mulut.
5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali
tumor pada berbagai system tubuh, dan manifestasi neurologist. AIDS dapat
Menurut Purwanto (2016 : 293), yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :
22
23
2.3.3 Patofisiologi
yang bekerja sebagai reseptor viral. Subset limfosit ini, yang mencakup limfosit
CD4, yang bekerja sebagai reseptor viral. Subset lomfosit ini, yang mencakup
penyakit. Mekanisme infeksi HIV yang menyebabkan penurunan sel CD4 ini
tidak pasti, meskipun kemungkinan mencakup infeksi litik sel CD4 itu sendiri;
induksi apoptosis melalui antigen viral, yang dapat bekerja sebagai superantigen;
penghancuran sel yang terinfeksi melalui mekanisme imun antiviral penjamu dan
kematian atau disfungsi precursor limfosit atau sel asesorius pada timus dan
kelenjar getah bening. HIV dapat menginfeksi jenis sel selain limfosit. Infeksi
HIV pada monosit yang terinfeksi dapat berperan sebagai reservoir virus laten
tetapi tidak dapat diinduksi, dan dapat membawa virus ke organ, terutama otak,
dan menetap di otak. Percobaan hibridasi memperlihatkan asam nukleat viral pada
sel-sel kromofin mukosa usus, epitel glomerular dan tubular dan astroglia. Pada
jaringan janin, pemulihan virus yang paling konsisten adalah dari otak, hati, dan
23
24
paru. Patologi terkait HIV melibatkan banyak organ, meskipun sering sulit untuk
mengetahui apakah kerusakan terutama disebabkan oleh infeksi virus lokal atau
Infeksi HIV biasanya secara klinis tidak bergejala saat terakhir, meskipun
periode inkubasi atau interval sebelum muncul gejala infeksi HIV, secara umum
lebih singkat pada infeksi perinatal, dibandingkan pada infeksi dewasa. Selama
fase ini, gangguan regulasi imun sering tampak pada saat tes, terutama berkenaan
dewasa, sering meningkat pada usia 3 sampai 6 bulan (Bararah dan Jauhar, 2016 :
297).
sebelumnya, berperang pada infeksi dan keparahan infeksi bakteri yang lebih
berat pada infeksi HIV pediatrik. Deplesi limfosit CD4 sering merupakan temuan
lanjutan, dan mungkin tidak berkorelasi dengan status simtomatik. Bayi dan anak-
anak dengan infeksi HIV sering memiliki jumlah limfosit yang normal, dan 15%
pasien dengan AIDS periatrik mungkin memiliki resiko limfosit CD4 terhadap
CD8 yang normal. Penjamu yang berkembang untuk beberapa alasan menderita
sistem syaraf pusat menerangkan frekuensi relatif ensefalopati yang terjadi pada
24
25
Riwayat alamiah infeksi HIV dari tahap awal hingga ke tahap akhir AIDS
tergantung pada kekebalan dan kondisi individu, yang memerlukan waktu 2-15
tahu. Orang yang hidup dengan HIV umumnya tidak menyadari tentang status
HIV mereka tanpa tes HIV karena mereka terlihat sehat dan setelah beberapa
minggu terinfeksi mereka mungkin mengalami tanda-tanda dan gejala atau hanya
penyakit seperti demam, sakit kepala, ruam atau sakit tenggorokan. Namun, HIV
terus berkembang dan menginfeksi sel T-helper yang mengandung reseptor CD4
sampai virus ini melemahkan system kekebalan tubuh dan menyebabkan gejala
badan, demam, diare dan batuk dan penyakit berat berikutnya seperti tuberculosis,
meningitis kriptokokus dan kanker seperti limfoma dan sarcoma kaposi (Najmah,
2016 : 152).
3) Pada tahap ini, tes HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus.
2) Tes HIV sudah bisa mendeteksi keberadaan virus karena antibody yang
mulai terbentuk.
25
26
3) Penderita tampak sehat selama 5-10 tahun, bergantung pada daya tahan.
1) Pada tahap ini penderita dipastikan positif HIV dengan system kekebalan
4. AIDS
meliputi tes ELISA, latex agglutination dan western blot. Penilaian ELISA dan
tidak, bila dikatakan positif HIV harus dipastikan dengan tes western blot. Tes
lain adalah dengan cara menguji antigen HIV, yaitu tes antigen P 24 (polymerase
chain reaction) atau PCR. Bila pemeriksaan pada kulit, maka dideteksi dengan tes
antibodi (biasanya digunakan pada bayi baru lahir dengan ibu HIV) (Bararah dan
26
27
perilaku seksual yang tidak aman, khususnya dikalangan kelompok berisiko tingi
transmisi juga trjadi melalui praktik-praktik yang tidak aman dari penggunaan
3. Penularan dari ibu yang terinfeksi HIV ke janin yang ada dalam rahim, yang
dikenal sebagai penularan HIV dari ibu ke anak (Mother to Chile HIV
Transmisión/MTCT).
Pada perilaku seksual beresiko (tanpa kondom), virus HIV sangat mudah
menular melalui hubungan seksual dari orang yang positif HIV ke pasangan yang
sehat. Risiko penularan HIV akan meningkat jika ada luka atau sakit disekitar
vagina atau penis. Apalagi jika orang yang terinfeksi melakukan hubunagn
seksual melalui anus, maka akan terjadi peningkatan resiko penularan HIV karena
lapisan anus lebuh mudah terluka. Oral seks juga memiliki gusi berdarah atau luka
27
28
Pajanan melalui darah, produk darah, atau organ dan jaringan yang
kesehatan. Resiko penularan HIV juga rentan terhadap petugas kesehatan jika
mereka kontak dengan darah yang terinfeksi HIV pada jaringan kulit mereka yang
terluka. Peralatan kesehatan yang tajam seperti jarum suntik yang telah terinfeksi
HIV sangat rentan menjadi media penularan HIV di kalangan petugas kesehatan.
Pengguna narokoba suntik yang berbagi jarum suntik juga rentan terinfeksi HIV
jarum yang tidak steril selama tato atau tindik dan transmisi darah yang terinfeksi
dan transplantasi organ juga termasuk faktor risiko penularan HIV. Penularan dari
ibu ke anak selama kehamilan, melahirkan dan menyusui menyebabkan 90% dari
sering terjadi melalui pemberian ASI (Air Susu Ibu). ASI diketahui banyak
mengandung HIV dalam jumlah cukup banyak. Konsentrasi median sel yang
terinfeksi HIV pada ibu yang menderita HIV adalah 1 per 10,4 sel, partikel virus
ini dapat ditemukan pada komponen sel dan nonsel ASI. Berbagai faktor yang
dapat mempengaruhi risiko transmisi HIV melalui ASI antra lain mastitis atau
luka pada puting, lesi di mukosa mulut bayi, pramturitas dan respons imun bayi.
pascapersalinan dan meningkatkan risiko transmisi dua kali lipat (Bararah dan
28
29
risiko tinggi terhadap penularan HIV. Menurut Najmah (2016 : 156-157) beberapa
1. Penyuluhan kesehatan.
berhubungan seks denagn satu orang saya yang diketahui tidak terinfeksi
HIV.
secara vaginal, anal, dan oral dapat melindungi terhadap penyebaran infeksi
Konseling dan tes HIV secara sukarela ini sangat disarakan untuk
semua orang yang terkena salah satu factor resiko sehingga mereka
dini.
29
30
terlatih dan sesuai dengan aturan medis dapat mengurangi risiko infeksi HIV
suntikan.
infeksi HIV dengan menggunakan alat suntik steril untuk setiap infeksi atau
HIV Transmission/PMTCT)
intervensi maka tingkat penularan HIV dari ibu ke anak dapat mencapai 15-
dan bayi selama kehamilan, persalinan dan pasca persalinan, dan memberikan
30
31
diperkirakan 67% (62-73%) dari 1,4 (1,3 – 1,6) juta ibu hamil yang hidup
menerima obat anti retroviral (ARV) yang efektif untuk mencegah penularan
HIV kepada anak-anak mereka, naik dari 47% pada tahun 2009.
APD (sarung tangan lateks, pelindung mata, dan pelindung lainnya) untuk
menghindari terinfeksi HIV. Setiap tetes darah pasien yang mengenai tubuh
harus segera dicuci dengan air dan sabun. Tindakan kehati-hatian ini harus
kewaspadaan universal).
vital load rendah sehingga jumlah virus yang ada di dalam darah dan cairan
3. Setelah lahir. Informasi yang lengkap kepada ibu tentang risiko dan manfaat
ASI.
31
32
Orang dengan HIV/AIDS tidak selalu harus dirawat dirumah sakit kecuali
jika kondisi ODHA memerlukan perawatan yang hanya bisa dilakukan dirumah
sakit atau fasilitas kesehatan lainnya. ODHA adalah anggota keluarga sehingga
mencintainya akan memberikan kekuatan tersendiri bagi ODHA agar bisa terus
1. Langkah 1 : Jika pasien dan anggota keluarga baru mengetahui terinfeksi HIV
ODHA dan anggota keluarga lainnya untuk menjaga agar tidak terjadi
antara lain :
a. Sampaikan bahwa untuk ODHA sudah ada obat ARV yang disediakan
b. Sampaikan informasi yang benar berkaitan dengan HIV agar ODHA dan
keluarga tidak panik dan dapat menerima kondisinya dengan lebih baik.
keluarga lainnya.
32
33
menerus.
b. Jadilah PMO (Pendamping minum obat) yang baik, sabar dan telaten
e. Jika timbul efek samping yang tidak bisa diatasi oleh keluarga atau
Setiap obat pasti akan ada efek sampingnya, namun pada setiap orang
tingkatan dan gejala efek samping dapat berbeda-beda. Jika efek samping
berat dan tidak dapat ditolerir segera hubungi dokter dan ceritalah secara jujur
kepada dokter.
Jika mual :
33
34
7) Jika mual terasa tambah parah, tarik nafas secara perlahan dan
dalam.
2) Makanan dingin yang tidak berbau tajam misalnya es krim, susu sapi
kental dan buah-buahan air, air sop, cairan elektrolit dan bungkahan
es.
b. Diare
gelisah, kulit nampak kisut, bila dicubit maka bekas cubitan tersebut akan
a) Cairan lebih banyak dari biasanya seperti sari buah, larutan gula
garam, kuah sayur, air tajin, oralit (bisa diperoleh diapotek atau
34
35
pepaya.
pedas.
diarenya hilang.
5) Jika air kencing berwarna kuning gelap atau tidak bisa buang air
dehidrasi.
1) Darah dikotoran.
c. Sakit kepala
1) Dapat berupa sakit kepala yang tegang yang biasanya timbul jika
terdapat demam.
35
36
mg per tablet) atau ibuprofen (400 mg per tablet) pada malam hari.
1) Sakit kepala menetap lebih dari 24 jam, meskipun sudah minum obat
3) Bicara cadel
d. Masalah kulit
Kulit yang gatal dapat disebabkan oleh kulit kering, infeksi atau
sering dikaitkan dengan ruam kulit. Beberapa hal berikut ini dapat
5) Daun teh yang direndam dalam air panas juga cukup baik untuk
gatal.
36
37
menghilang dalam beberapa hari. Atau jika timbul lepuh atau kulit
mengelupas, atau jika masalah menjadi meluas dan berlanjut ke mata dan
selaput lendir.
f. Demam
2) Mandi dengan air sejuk atau basahkan kulit dan biarkan kering
4) Jika air kencing berwarna kuning gelap atau tidak dapat buang air
37
38
2) Demam sangat tinggi lebih dari 390C pada orang dewasa dan lebih
dari 380C pada anak tanpa atau setelah diberikan obat penurunan
panas.
g. Sulit tidur
malam hari, namun teh kental, kopi atau minuman karbonisasi harus
2) Jika timbul rasa sakit, berikan dosis ganda obat anti nyeri sebelum
ODHA.
38
39
kombinasi antiretroviral (ART) yang terdiri dari 3 atau lebih obat ARV. Namun,
ART ini bukan merupakan obat yang dapat menyembuhkan infeksi HIV, tetapi
hanya mengontrol replikasi virus pada tubuh penderita serta memperkuat sistem
kekebalan tubuh sehingga infeksi HIV tidak menjadi lebih parah. Pada akhir tahun
anak-anak. Cakupan pemakaian ART pada anak-anak masih rendah yaitu hanya 1
dewasa. Dari semua orang dewasa HIV-positif 37% yang menerima pengobatan
ART, namun dari semua anak yang hidup dengan HIV hanya 23% yang menerima
39
40
Unfavorabl Favorable
e (Positif)
(Negatif)
Keterangan :
: diteliti : berhubungan
40