Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MATAKULIAH

PENGANTAR ILMU MELATIH

Disusun oleh :
Putra Jawara
20087058
Seksi : 202020870061

Dosen Pembimbing:
Vega Soniawan,.S.Pd,M.Pd

PRODI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI OLAHRAGA
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Illahi robbi yang telah melimpahkan Rahmad dan
hidayat-NYA sehingga penulis dapat melaksanakan tugas pembuatan makala dengan judul
Pembeban Latihan .Sebagai bahan mata kuliah Pengantar Ilmu Melatih Fakultas  Ilmu
Keolahragaan, Jurusan Pendididikan Kepelatihan Olahraga.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makala ini masih jauh dari kata sempurna
dan makalah ini tidak lepas dari bimbingan Bapak Vega Soniawan,.S.Pd,M.Pd sebagai dosen
Pembimbing. Untuk itu penulis mengharapkan masukan, kritik dan saran yang konstruktif guna
perbaikan dan penyempurnaan selanjutnya.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan menambah
pengetahuan kita. Dan juga segala amal kebaikan yang telah di berikan kepada penulis mendapat
balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Pariaman,2 April, 2021

Putra Jawara
DAFTAR ISI

BAB 1 Pendahuluan………………………………………………………………………….….1

1. Latar Belakang Masalah……………………………………………….………………….1


2. Rumusan Masalah………………………………………..………………………………..1
3. Tujuan…………………………………………..…………………………………………1

BAB 2 Pembahasan…………………...……………………………………….……………...…2

1. Defenisi atau pengertian Kondisi Fisik menurut 5 orang pendapat ahli…………...…..3


2. Perbedaan Kondisi Fisik Umum & Kondisi Fisik Khusus………………………..……4
3. Jelaskan tentang kondisi fisik sebagai dasar motorik………………………………….5
4.  Jelaskan tentang kondisi fisik olahraga kompleks………………………………...…..6
a) Kekuatan……………………………………………………………………….7
b) Daya Tahan…………………………………………………………………….8
c) Kecepatan ……………………………………………………...………………9
d) Kelentukan……………………………………………………………………..9

BAB 3 Penutup…………………………………………………………………………………...9

1. Kesimpulan……………………….…………………………………………………...9

Daftar Pustaka……………………………………..………………………………………….10
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam melakukan olahraga fisik, harus dilakukan secara teratur yaitu sebuah
intensitas yang sesuai, durasi dan frekuensi yang teratur. Intensitas olahraga harus
semakin meningkat seiring seiring meningkatkan kinerja utuk mencapai hasil yang
optimal. Namun, beban kerja atau olahraganya harus tetap berhubungan
dengankebugaran dan kekuatan individu. Olahraga yang teratur akan membuat penurunan
terhadap resting heart rate, meningkatkan ukuran jantung dan diding jantung.

Dalam sebuah latihan olahraga professional maupun pemula sangat dibutuhkan


dayatahan tubuh dan kekuatan. Disamping dari beberapa unsure lainnya seperti
kecepatan, kelincahan kelentukan dan lain sebagainya sebagai penunjang kondisi fisik.

Daya tahan (endurance) diartikan sebagai kesanggupan bekerja dengan intensitas


tertentu dalam rentang waktu yang cukup lama tanpa kelelahan yng berlebihan. Daya
tahan tebagi atas, daya tahan umum dan daya tahan khusus. Kekuatan (strength) diartikan
sebagai kemampuan dalan menggunakan gaya dalam bentuk mengankat atau menahan
suatu beban. Jadi dayatahan kekuatan adalah kemampuan otot untuk mengatasai atau
mempertahankan kelelahan yang disebabkan pembebanan kekuatan dalam waktu yang
relatif lama.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis akan membahasnya secara rinci


berdasarkan kajian beberapa literatur yang relevan, yang memfokuskan pada
permasalahan secara spesifik. Adapun permasalahan tersebut penulis rinci sebagai bentuk
pertanyaan Apa implementasi nilai pedagogi dan apa nilai-nilai Kondisi Fisik latihan

3. Tujuan

Makalah ini bertujuan mendeskripsikan berbagai fenomena pelatih khususnya


yang berkenaan dengan Kondisi Fisik
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
 Untuk mengetahui Kondisi Fisik latihan dalam ilmu kepelatihan olahraga
 Untuk mengetahui pendapat-pendapat para ahli yang mendukung
dari Kondisi Fisik latihan dalam ilmu kepelatihan
BAB II

PEMBAHASAN

1. Defenisi atau pengertian Kondisi Fisik menurut 5 orang pendapat ahli

1) Pasurnay (2001: 2)
“Kondisi fisik dalam olahraga adalah semua kemampuan jasmani yang
menentukan prestasi yang realisasinya dilakukan melalui kemampuan pribadi”

2) Menurut Sajoto (1989: 57)

“Kondisi fisik salah satu prasarat yang sangat diperlukan dalam setiap usaha
peningkatanprestasi seorang atlit, bahkan dikatakan dasar landasan titik tolak suatu
awalan olaraga prestasi

3) Harsono (1996: 1)

Mengemukakan bahwa : “kondisi fisik yang baik maka akan ada :

a. Peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung.

b. Peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan dan lainlain


komponen kondisi fisik.

c. Ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan.

d. Pemulihan yang cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan.

e. Respon yang cepat lari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respons
demikian diperlukan”.

Pendapat diatas mengemukakan bahwa kondisi fisik memegang peranan yang


sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan tingkat kesegaran jasmani.
Apabila tingkat kesegaran jasmani seorang atlet dalam kondisi yang baik maka untuk
penerapan teknik dan taktik dalam permainan akan mudah dikuasai serta gerakan yang
dilakukan efektif dan efisien.

4) Menurut Sadoso (1992)

Kondisi fisik adalah kemampuan fungsional seseorang dalam melakukan pekerjaan


sehari-hari yang relatif cukup berat untuk jangka waktu yang cukup tanpa menimbulkan
kelelahan yang berlebihan serta masih mempunyai tenaga cadangan untuk melakukan
hal-hal yang mendadak., setelah selesai bekerja dapat pulih ke keadaan semula dalam
waktu yang relatif singkat pada saat istirahat.

5) Robert A.Robergs, steven J.Keteyian, 2003)

Kondisi fisik adalah suatu kondisi fungsional tubuh yang ditandai dengan
kemampuan untuk mentoleransi beban latihan fisik

2.  Perbedaan Kondisi Fisik Umum & Kondisi Fisik Khusus

 Kondisi Fisik umum


Menurut Syafruddin (1999: 35) ”kondisi fisik umum adalah merupakan kemampuan
dasar untuk mengembangkan kemampuan prestasi tubuh yang terdiri dari komponen
kekuatan, kecepatan, daya tahan dan kelentukan”. Frohner Cs dalam Syafruddin (1999:
35) mengatakan bahwa : “latihan kondisi fisik umum berarti latihan-latihan yang
beranekaragam untuk mengembangkan kemampuan prestasi tubuh dan merupakan dasar
untuk meningkatkan kemampuan kondisi fisik khusus”. 17 Kemampuan tersebut meliputi
kekuatan umum, kecepatan umum, daya tahan umum dan kelentukan umum. Pasurney
(2001: 3) menjelaskan : “latihan fisik umum terdiri dari latihan dasar yang beragam,
dengan kata lain pelatihan yang mencakup seluruh aspek fisik yang bertujuan pelatihan
yang harmonis dan meningkatkan sistem kardio pulmalis (jantung, peredaran darah),
kekuatan otot dan ruang gerak sendi yang merupakan dasar, hampir semua cabang
olahraga”. Bentuk latihan merupakan suatu fundamen fisisk dalam setiap cabang olaraga.
Ini berarti bahwa latihan kondisi fisik umum diperlukan untuk semua cabang olaraga.
 Kondisi fisik khusus

Syafruddin (1999: 36) “kondisi fisik khusus adalah merupakan kemampuan yang
langsung dikaitkan dengan kebutuhan suatu cabang olahraga tertentu”. Rothing dan
Grossing dalam Syafruddin (1999: 36) mengartikan “kondisi khusus sebagai suatu latihan
yang optimal dari kemampuan kondisi yang menentukan prestasi suatu cabang olahraga.
Dari pendapat diatas bahwa kondisi fisik khusus menunjukkan kekhususan suatu cabang
olahraga, karena kebutuhan terhadap kemampuan ini akan berbeda antara satu cabang
olahraga dengan cabang olahraga yang lain. Dengan kata lain, setiap cabang olahraga
atau disiplin tertentu membutuhkan kemampuan kondisi fisik khusus sendiri dan spesifik.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan bahwa untuk mencapai prestasi olahraga
sebenarnya banyak faktor yang saling mempengaruhi didalamnya. Faktor 18 kemampuan
kondisi fisik merupakan salah satu yang sangat penting, untuk itu perlu diolah serta
diukur untuk melihat ada kemajuan atau tidak. Karena setiap cabang olahraga tidak sama
kondisi fisik yang diperlukan.

3. Jelaskan tentang kondisi fisik sebagai dasar motorik.

Penguasaan pola gerak dasar yang tepat adalah yang akan mendukung pencapaian
kinerja yang maksimal. Gerak dasar adalah salah dan telah menjadi kebiasaan akan
sangat sulit untuk ditangani di puncak prestasi. Banyak manfaat yang diperoleh dengan
mendapat pola gerakan mereka hak dasar termasuk efisiensi gerakan dan membuatnya
penguasaan dasar dalam banyak cabang (multilateral) sebelum menuju ke salah satu
olahraga. Semakin baik keterampilan motorik seseorang, akan lebih mudah dalam
penguasaan teknik dasar dalam berbagai olahraga. Untuk mengetahui penguasaan dasar
pola gerakan yang tepat, kebutuhan untuk observasi dan analisis akuisisi fisik, kesehatan
dan keterampilan motorik

Perkembangan motorik merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan


perkembangannya pada anak usia dini. Perkembangan motorik sering dijadikan sebagai
tolak ukur untuk membuktikan bahwa anak tumbuh dan berkembang dengan baik.
Perkembangan motorik adalah sesuatu yang membicarakan gerakan jasmani yang
terkoordinasi, sehingga dalam pengembangannya dibutuhkan berbagai stimulasi yang
tepat untuk anak usia dini. Stimulasi ini dapat diberikan oleh orang tua, guru, maupun
lingkungan baik lingkungan di rumah maupun lingkungan sekolah dengan menyediakan
lingkungan belajar yang mendukung untuk perkembangan motorik anak usia dini.
Pemberian stimulasi tersebut merupakan upaya yang dilakukan oleh orang dewasa dalam
memberikan fasilitas dan kesempatan yang optimal untuk tercapainya perkembangan
yang optimal. Memberikan waktu yang banyak untuk anak melakukan kegiatan-kegiatan
yang menunjang perkembangan motoriknya dan pengawasan yang tepat merupakan salah
satu usaha yang tepat dalam mendukung perkembangan fisik motorik

4.  Jelaskan tentang kondisi fisik olahraga kompleks

a) Kekuatan

Kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan tegangan


terhadap suatu tahanan. Kekuatan merupakan komponen yang paling mendasar dan
sangat penting dalam olahraga, karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap
aktivitas fisik, berperan untuk mencegah cedera dan merupakan komponen dassar bagi
komponen kondisi fisik lainnya. Latihan untuk mengembangkan kekuatan diantaranya
latihan tahan.Latihan untuk mengembangkan kekuatan diantaranya latihan tahan.Menurut
type kontraksi ototnya latihan tahanan dapat di bedakan yaitu:latihan kontraksi isometris
dan kontraksi isotonis(kombnasi kedua kontraksi tersebut yaitu isokinetis.

Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuan dalam


mempergunakan otot-otot utnuk menerima beban suatu bekerja (M. Sajoto, 1988:58).
Kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot seseorang untuk menahan atau
menerima beban kerja (E. R. Dwi Kusworo, 2000:2). Kekuatan memegang peranan
penting, karena kekuatan adalah daya penggerak setiap aktivitas dan merupakan
persyaratan untuk meningkatkan prestasi.
b) Daya Tahan

Daya tahan adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan ototnya untuk


berkontraksi secara terus-menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.
(M. Sajoto, 1988:58). Daya tahan mengacu pada kemampuan melakukan kerja yang
ditentukan intensitasnya dalam waktu tertentu, hal ini disebut dengan stamina. Seorang
atlet dapat dikatakan memiliki daya tahan yang baik bila dia tidak mudah lelah atau terus
bergerak dalam keadaan lelah. Daya tahan dapat di bagi menjadi dua bagian yaitu daya
tahan otot(muscule endurance)dan cardio respiratori

 Daya tahan otot kemampuan otot untuk melakukan kontraksi atau kerja
dalam waktu yang relatif lama
 Daya tahan cardio respiratori (daya tahan peredaran darah dan pernapasan
) adl keadaan atau kondisi tubuh yg mampu untuk bekerja dlm waktu yg
lama tanpa mengalami kelelahan yg berebihan setelah menyelesaikan
pekerjaan tsb

Daya tahan merupakan salah satu elemen kondisi fisik yang terpenting, karena
dasar dari elemen-elemen kondisi fisik yang lain. Harsono (1996: 19) mengemukakan
“daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu berlatih untuk waktu yang
lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan latihan
tersebut”. Menurut Irawadi (2011: 34) “daya tahan adalah kesanggupan bekerja dengan
intensitas tertentu dalam rentang waktu yang cukup lama, tanpa kelelahan yang
berlebihan”

c) Kecepatan

Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan


berkesinambungan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (M. Sajoto, 1988:8).
Kecepatan adalah kemampuan yang memungkinkan orang berubah arah atau
melaksanakan gerakan yang sama atau tidak sama secepat mungkin (E. R. Dwi Kusworo,
2000:2). Kecepatan dapat dibedakan antara kecepatan gerak dan kecepatan eksplosit.
Kecepatan adalah kemampuan untuk melaksanakan gerakan yang sama atau tidak
sama dalam waktu sesingkat mungkin. Speed, Kemampuan seseorang untuk mengerjakan
gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dengan waktu sesingkat-singkatnya
Menurut Irawadi (2011: 62) “kecepatan adalah Kemampuan seseorang dalam berpindah
tempat dari satu titik ke titik yang lainnya dalam waktu yang sesingkat singkatnya”.

Ditinjau dari segi gerak kecepatan adalah kemampuan dasar mobilitas sistem saraf
pusat dan perangkat otot untuk menampilkan gerakan-gerakan pada kecepatan tertentu.
Sedangkan Arsil (1999: 83) kecepatan adalah kemampuan tubuh mengarahkan semua
sistemnya dalam melawan beban, jarak dan waktu yang menghasilkan kerja mekanik.
Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kecepatan adalah kemampuan tubuh
untuk melakukan gerakan yang baik dan dengan waktu yang sesingkat-singkatnya.
Menurut Norsek dalam Arsil (1999: 84) mengemukakan. kecepatan digolongkan dalam
tiga bentuk, yaitu :

 Kecepatan reaksi; adalah kecepatan menjawab suatu rangsangan dengan cepat


 Kecepatan bergerak; adalah kecepatan merubah arah dalam gerakan yang
utuh, dan
 Kecepatan sprint merupakan kemampuan organisme untuk bergerak dengan
cepat”

d) Kelentukan

Kemampuan melakukan gerakan persendian seluas luasnya dan kelastisitas otot –


otot disekitar persendian. Menurut Harsono (1988) flexibilitas adl kemampuan untuk
melakukan gerak dalam ruang gerak sendi Untuk mengembangkan flekibilitas dapat
dilakukan melalui peregangan peregangan otot da memperluar ruang gerak sendi. Untuk
itu dapat dilakukan peregangan seperti peregangan dinamis dan statiz.
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Dalam melakukan olahraga fisik, harus dilakukan secara teratur yaitu sebuah
intensitas yang sesuai, durasi dan frekuensi yang teratur. Intensitas olahraga harus
semakin meningkat seiring seiring meningkatkan kinerja utuk mencapai hasil yang
optimal. Namun, beban kerja atau olahraganya harus tetap berhubungan
dengankebugaran dan kekuatan individu. Olahraga yang teratur akan membuat penurunan
terhadap resting heart rate, meningkatkan ukuran jantung dan diding jantung.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber :

1. Sajoto,Moh.1995. Pembinaan Kondisi Fisik Olahraga. Jakarta: Depdikbud Dirjen


DIKTI PPLPTK

2. Sajoto,Moh. 1998. Peningkatan dan Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga.


Semarang: Dahara Price.

3. Harsuki, 2003. Pengembangan Olahraga Terkini. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

4. KONI Pusat. 1993. Latihan Kondisi Fizik. Jakarta:Koni Pusat

5. Rani Abdul Adib, 1992.Ilmu Kepelatihan Dasar. Diktat Jurusan Pendidikan Olahraga.
Ujung Pandang:IKIP

Anda mungkin juga menyukai