Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN PRA

SEKOLAH
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP KELUARGA
1. Defenisi Keluarga
Sehat menurut WHO adalah keadaan yang sempurna dari fisik,
mental, sosial, tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan. Menurut Goldenberg  seorang ahli terapi keluarga,
menekankan bahwa keluarga yang berfungsi dengan baik
mendorong individu yang ada di dalam keluarga untuk meraih potensi
dirinya. Keluarga yang sehat memberikan kebebasan yang dibutuhkan
anggota keluarga untuk mengeksplorasi dan menjadikan jati diri,
sementara pada saat yang sama memberikan perlindungan dan keamanan
yang mereka butuhkan untuk meraih potensi dirinya (Utami,2017).
Menurut salah satu ahli yaitu Friedman mendefenisikan keluarga
sebagai suaru sistem sosial. Keluarga merupakan sebuah kelompok
kecil yang terdiri dari individu-individu yang memilimi hubungan
erat satu sama lain, saling tergantungan yang diorganisir dalam satu unit
tunggal dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut
Reisner keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang
atau lebih yang masing-masing memounyai hubungan kekerabatan yang
terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek, dan nenek (Padila, 2012).

2. Tipe Keluarga
Secara umum tipe keluarga dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Tipe Keluarga Tradisional
Tipe keluarga ini menunjukkan sifat-sifat homogen, yaitu keluarga
yang memiliki struktur tatap dan utuh.
1. Keluarga Inti (Nuclear Family)
Keluarga ini merupakan keluarga kecil dalam satu rumah yang
terdiri dari anggota inti yaitu ayah, ibu dan anaknya yang hidup
bersama dan saling menjaga.
2. Keluarga besar (Exstended Family)
Keluarga besar ini merupakan gabungan dari beberapa keluarga
inti yang bersumbu dari satu keluarga inti. Satu keluarga memiliki
beberapa anak, lalu anak-anaknya menikah dan memiliki anak,
dan kemudian menikah dan memiliki anak lagi.
3. Keluarga Dyad (Pasangan Inti)
Tipe keluarga ini biasanya terjadi pada sepasang suami istri yang
baru menikah. Mereka telah membina rumah tangga tetapi belum
dikaruniai anak atau keduanya bersepakat untuk tidak memiliki
anak lebih dulu. 
4. Keluarga Single Parent
Single Parent adalah kondisi seseorang tidak memiliki pasangan
lagi.
5. Keluarga Single Adult (Bujang Dewasa)
Tipe keluarga ini disebut sebagai paangan yang sedang long
Distance Relationship (LDR), yaitu pasangan yang mengambil
jarak atau berpisah sementara waktu untuk kebutuhan tertentu,
misalnya kuliah atau bekerja. 

b. Tipe Keluarga Modern


1. The Ummariedteenege mother
Yaitu seorang ibu yang tinggal bersama anaknya tanpa adanya
pernikahan dengan bapak sang anak.
2. Reconstituded nuclear
Yaitu sebuah keluarga yang tadinya berpisah, kemudian kembali
membentukkeluarga inti melalui perkawinan kembali. 
3. The Stepparent Family
Yaitu sebuah keluarga dengan anak diadobsi oleh sepasang suami
istri, baik yang sudah memiliki anak maupun belum. 
4. Commune Family
Yaitu tipe keluarga yang biasanya hidup di dalam penampungan
atau memang memiliki kesepakatan bersama untuk hidupsatu
atap. 
5. The Non Materital Heterosexual congibitang Family
Yaitu sebuah keluarga yang tanpa ada ikatan pernikahan,
seseorang memutuskan untuk hidup bersama dengan
pasangannya. 
6. Gay and Lesbian Family
Yaitu sebuah keluarga yang seseorang dengan jenis kelamin yang
sama menyatukan hidup betsama sebagaimana pasangan suami
istri (Matetial Partners).
7. Cohibitung Couple
Yaitu sebuah keluarga yang terjadi misalnya dalam perantauan,
karena merasa satu negra atau satu daerah.
8. Group Marriage Family
Yaitu sebuah keluarga yang terdiri dari beberapa orang
dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama dan
mereka merasa sudah menikah, sehingga berbagi sesuatu termasuk
seksual dan membesarkan anaknya bersama.
9. Group Network Family
Yaitu sebuah keluarga inti yang dibatasi oleh aturan atau nilai-
nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya.
10. Foster Family
Yaitu sebuah keluarga yang seorang anak kehilangan orang
tuanya, lalu ada sebuah keluarga yang bersediamenampungnya
dalam kurun waktu tertentu. 
11. Institusional
Yaitu sebuah keluarga yang anak atau orang dewasa yang tinggal
dalam panti. 
12. Homeless Family
Yaitu sebuah keluarga yang terbentuk dan tidak
mempunyai perlindungan yang permanen kerena krisi personal
yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
keaehatan mental 

3. Tahap PerkembanKeluarga
a. Tahap perkembangan keluarga baru
Keluarga baru dimulai ketika dua individu membentuk keluarga
melalui perkawinan. 
b. Tahap Perkembangan Keluarga Anak Pertama/Child-bearing (<30
bulan)
Tahap keluarga ini merupakan masa transisi pasangan suami istri
yang dimulai sejak anak pertama lahir sampai berusia kurang dari 30
bulan. 
c. Tahap perkembangan Keluarga dengan Anak Prasekolah (2-5 tahun)
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah memenuhi kebutuhan
anggota keluarga, membantu anak bersosialisasi dengan lingkungan,
cermat membagi tanggung jawab, mempertahankan hubungan
keuarga, serta mampu membagi waktu untuk diri sendiri, pasangan,
dan anak.
d. Tahap Petkembangan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6_13
tahun)
Tahapan ini berlangsung sejak anak pertama menginjak sekolah dasar
sampai memasuki awal masa remaja.
e. Tahap Perkebangan Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun)
Pada perkembangan tahap remaja ini orang tua perlu
memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab.
f. Tahap Perkembangan Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1
meninggalkan rumah)
Tahapan ini dimulai sejak anak pertama meninggalkan rumah. Dalam
hal ini, orang tua harus merelakan anaknya untuk pergi jauh dari
rumah demi tujuan tertentu.
g. Tahap Perkembangan Keluarga Usia Pertengahan
Tahap ini ditandai dengan perginya anak terakhir dari rumah dan
salah satu pasangan bersiap meninggal. 
h. Tahap Perkembangan Lanjut Usia
Masa ini adalah masa-masa akhir kehidupan manusia.

4. Struktur Keluarga
Salah satu pendekatan dalam keluarga adalah pendekatan struktural
fungsional. Struktur keluarga menyatakan bagaimana keluarga disusun
atau bagaimana unit-unit ditata dan saling terkait satu sama lain.
Beberapa ahli meletakkan struktur pada bentuk/tipe keluarga, namun ada
juga yang memandang struktur keluarga menggambarkan subsistem-
subsistemnya sebagai dimensi structural.(Nadirawati, 2018).
Macam-macam struktur struktur keluarga terdiri atas :
1. Patrineal
Patrineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu
disusun disusun melalui jalur ayah.
2. Matrilineal
Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu. 
3. Matrikolar
Parrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
4. Patrilokal
Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
suami.
5. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga
dan beebrapa anak. Saudara yang menjadi bagian keluarga karena
hubungan dengan suami istri.(Harmoko,2012).
Struktur keluarga menurut Friedman :
1. Pola dan Proses Komunikasi
2. Struktur Kekuatan
3. Struktur Peran
Peran-peran formal dalam keluarga :
1). Peran parental dan perkawinan
2). Peran-peran dalam keluarga
3). Peran seksual perkawinan
4). Peran ikatan keluarga atau kinkeeping
5). Peran kakek/nenek

Setiap aggota keluarga mempunyai peran masing-masing yang


antara lain adalah:
1). Ayah
Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung, pemberi rasa aman bagi anggota
keluarga, dan sebagai anggota masyarakat atau kelompok social
tertentu.
2). Ibu
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-
anak, pelindung keluarga, dan sebagai pencari nafkah tambahan
keluarga, serta sebagai anggota masyarakat atau kelompok tertentu.
3). Anak
Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan
perkembangan fisik, mental, social dan spiritual.

Peran-peran informal keluarga :
Peran-peran informal (peran tertutup) biasanya bersifat implisit, tidak
tampak ke permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi
kebutuhan emosional atau untuk menjaga keseimbangan keluarga.

4. Struktur Nilai/ Norma


Nilai adalah system ide-ide, sikap, dan keyakinan yang keyakinan
yang mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu,
sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan
social tertentu. Sistem nilai keluarga dianggap sangat mempengaruhi
nilai-nilai masyarakat. Sebuah nilai keluarga akanmembentuk pola
tingkah laku dalam menghadapi masalah yang dialami keluarga.
Keyakiann dan nilai ini akanmenentukan bagaimana keluarga
mengatasi masalah Kesehatan dan stresor-steresor. (Nadirawati,
2018).

5. Fungsi keluarga
Fungsi Keluarga adalah sebagai berikut :
1). Fungsi Biologis, yaitu fungsi, yaitu fungsi untuk meneruskan
keturunan, memelihara dan membesarkan anak, serta memenuhi
kebutuhan gizi keluarga.
2). Fungsi psikologis, yaitu memberikan kasih sayang dan rasa aman
bagi keluarga, memberikan perhatian diantara keluarga, memberikan
perhatian di antara keluarga, memberikan kedewasaan kepribadiaan
anggota keluarga, serat memberikan kedewasaan kepribadian anggota
keluarga, serta memberikan identitas pada keluarga.
3). Fungsi sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku
sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing dan meneruskan
nilai-nilai budaya.
4). Fungsi Ekonomi, yaitu mencari sumber-sumber penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk memenuhi
keluarga dimasa yang akan dtang. (Harmoko, 2012).

6. Ciri-Ciri keluarga
Ciri-Ciri keluarga di Indonesia yaitu :
1). Terorganisasi yaitu saling berhubungan, saling ketergantungan
anatara anggota keluarga, mempunyai ikatan yang sangat erat dengan
dilandasi semangat gotong royong.
2). Ada keterbatasan, diamana setiap anggota memiliki keterbatasan
tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi
dan tugasnya masing-masing.
3). Ada perbedaan dan khususan yaitu setiap anggota keluarga
mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
4). Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran
5). Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan
dilakukan secara musyawarah.
6). Berbentuk monogram
7). Bertanggung jawab
8). Mempunyai semangat gotong royong (Padila,2012).

7. Peran perawat keluarga


Perawat keluarga dianggap penting karena perawat keluarga memiliki
peran yang cukup penting. Selain fungsinya di  depan, perawat keluarga
memiliki peran sebagai berikut:
a. Pendidik
b. Koordinator
c. Pelaksana
d. Pengawas Kesehatan
e. Konsultan
f. Kolaborasi
g. Fasilitator
h. Peneliti
i. Modifikasi Lingkungan

B. KONSEP KELUARGA TAHAP PERKEMBANGAN PRA SEKOLAH


1. Pengertian
Keluarga dengan tahap perkembangan pra sekolah adalah tahap tahap
perkembangan dengan anak pertama berusia 2,5 tahun sampai 5 tahun
2. Perkembangan usia sekolah
Menurut Yusuf (2011) mengemukakan beberapa perkembangan fisik
pada anak prasekolah yang meliputi perkembangan fisik, perkembangan
intelektual, perkembangan emosional, perkembangan bahasa,
perkembangan social, perkembangan bermain, perkembangan
kepribadian, perkembangan moral dan perkembangan kesadaran
beragama.
a. Perkembangan Fisik 
Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan
berikutnya.Perkembangan fisik yang baik ditandai dengan meningkatnya
pertumbuhan tubuh, perkembangan sistem syaraf pusat, dan
berkembangnya kemampuan atau keterampilan motorik kasar maupun
halus (Yusuf, 2011). 
b. Perkembangan Intelektual 
Menurut Piaget (dalam Yusuf, 2011) perkembangan kognitif pada usia
ini berada pada tahap praoperasional, yaitu tahapan dimana anak 2 belum
mampu menguasai operasional secara logis. Karakteristik periode
praoperasional adalah egosentrisme, kaku dalam berpikir dan semilogical
reasoning. 
c. Perkembangan Emosional 
Beberapa jenis emosi yang berkembang pada masa anak yaitu takut,
cemas, marah, cemburu, kegembiraan, kesenangan, kenikmatan,
kasihsayang, dan ingin tahu.Perkembangan emosi yang sehat sangat
membantu bagi keberhasilan anak belajar (Yusuf, 2011). 
d. Perkembangan Bahasa 
Perkembangan bahasa anak usia prasekolah dapat diklasifikasikan ke
dalam dua tahap (Yusuf, 2011): 
1) Usia 2,0 tahun sampai 2,6 tahun yang bercirikan; anak sudah bisa
menyusun kalimat tunggal, anak mampu memahami perbandingan, anak
banyak bertanya nama dan tempat, dan sudah mampu menggunakan
kata-kata yang berawalan dan berakhiran. 
2) Usia 2,6 tahun sampai 6,0 tahun yang bercirikan; anak sudah mampu
menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya, dan tingkat
berpikir anak sudah lebih maju. 
 e. Perkembangan Sosial 
Tanda-tanda perkembangan sosial menurut Yusuf (2011) adalah; anak mulai
mengetahui peraturan dan tunduk pada peraturan, anak mulai menyadari hak
atau kepentingan orang lain, dan anak mulai dapat bermain bersama anak-
anak lain. 
f. Perkembangan Bermain 
Kegiatan bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan
kebebasan batin untuk memperoleh kesenangan (Yusuf, 2011). Dengan
bermain anak akan memperoleh perasaan bahagia, dapat
mengembangkan kepercayaan diri dan dapat mengembangkan sikap
sportif. 3 
 g. Perkembangan Kepribadian 
Pada masa ini, berkembang kesadaran dan kemampuan untuk memenuhi
tuntutan dan tanggung jawab. Anak mulai menemukan bahwa tidak
setiap keinginannya dipenuhi orang lain. 
h. Perkembangan Moral 
Pada usia prasekolah berkembang kesadaran sosial anak, yang meliputi
sikap simpati, murah hati, atau sikap altruism, yaitu kepedulian terhadap
kesejahteraan orang lain. Anak sudah memiliki dasar tentang sikap
moralitas terhadap kelompok sosialnya. Hal tersebut berkembang
melalui pengalaman berinteraksi dengan orang lain (Yusuf, 2011). 
i.Perkembangan Kesadaran Beragama 
Pengetahuan anak tentang agama terus berkembang berkat
mendengarkan ucapan-ucapan orangtua, melihat sikap dan perilaku
orangtua dalam mengamalkan ibadah, serta pengalaman dan meniru
ucapan dan perbuatan orangtuanya (Yusuf, 2011).
3. Tugas Perkembangan Usia Anak Prasekolah
Menurut Gunarsa (dalam Pratisti, 2008), tugas-tugas perkembangan anak
usia dini (0-6 tahun) adalah sebagai berikut: 
a. Belajar berjalan 
Belajar berjalan terjadi pada usia antara 9 sampai 15 bulan, pada usia ini
tulang kaki, otot dan susunan syarafnya telah matang untuk belajar
berjalan. 
b. Belajar memakan makanan padat 
Hal ini terjadi pada tahun kedua, sistem alat-alat pencernaan makanan
dan alat-alat pengunyah pada mulut telah matang untuk hal tersebut. 
c. Belajar berbicara 
Diperlukan kematangan otot-ototdan syaraf dari alat-alat bicara untuk
dapat mengeluarkan suara yang berarti dan menyampaikannya kepada
orang lain dengan perantara suara itu.
d. Belajar buang air kecil dan buang air besar 
Sebelum usia 4 tahun, anak pada umunya belum dapat menahan buang
air besar dan kecil karena perkembangan syaraf yang mengatur
pembuangan belum sempurna, sehingga diperlukan pembiasaan untuk
memberikan pendidikan kebersihan. 
e. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin 
Agar anak dapat mengenal jenis kelamin dengan baik, maka orang tua
perlu memperlakukan anaknya, baik dalam memberikan alat mainan,
pakaian maupun aspek lainnya sesuai dengan jenis kelamin anak. 
f. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis 
Untuk mencapai kestabilan jasmaniah, bagi anak diperlukan waktu
sampai usia 5 tahun. Dalam proses tersebut, orangtua perlu memberikan
perawatan yang intensif, baik menyangkut pemberian makanan yang
bergizi maupun pemeliharaan kebersihan. 
g. Membentuk konsep sederhana tentang realitas sosial dan fisik 
Dunia bagi anak merupakan suatu keadaan yang
kompleks.Perkembangan lebih lanjut, anak menemukan keteraturan dan
membentuk generalisasi. 
h. Belajar melibatkan diri secara emosional dengan orangtua, saudara,
dan orang lain 
Anak akan berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya, cara yang
diperoleh dalam belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang
lain, akan menentukan sikapnya di kemudian hari. 
i. Belajar membentuk konsep tentang benar-salah sebagai landasan
membentuk nurani 
Seiring berkembangnya anak, ia harus belajar pengertian baik-buruk,
benar dan salah, sebab sebagai makhluk social manusia tidak hanya
memperhatikan kepentingan sendiri saja, tetapi harus memperhatikan
kepentingan orang lain juga
Masalah yang sering terjadi pana anak usia sekolah
     1.   Masalah kesehatan
Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti; diare,
cacar air, difteri, dan campak.
    2.    Hubungan keluarga
Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran
anggota keluarga baru (adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh
orang tua sehingga anak sering membuat olah untuk mendapatkan perhatian
orang tua.
    3.    Bahaya fisik
 
    4.    Kecelakaan
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan
keterampilan tertentu
5.    Keracunan
Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat
tanpa mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.
6.    Bahaya Psikologis
LPerasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu
berprestasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi,
lebih pemarah, mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan
sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap jempol.
    7.    Gangguan tidur
Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM
(rapid eye movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk
biasanya akan benar-benar terbangun dan dapat
mengingat kembalimimpinya secara terperinci. Mimpi buruk yang terjadi
sewaktu-waktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya tindakan yang
perlu dilakukan orang tua adalah menenangkan anak. Tetapi mimpi
buruk yang sering terjadi adalah abnormal dan bisa menunjukkan
masalah psikis.
  8.   Masalah Pelatihan Buang Air (Toileting)
Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak berumur
2-3 tahun, sedangkan pelatihan buang air kecil dilakukan pada umur 3-4
tahun. Pada umur 5 tahun, kebanyakan anak sudah dapat melakukan buang
air sendiri; melepas pakaian dalamnya sendiri, membersihkan dan
mengeringkan penis, vulva maupun anusnya sendiri serta kembali memakai
pakaian dalamnya sendiri.Tetapi sekitar 30% anak berusia 4 tahun dan 10%
anak berusia 6 tahun masih mengompol pada malam hari.Cara terbaik untuk
menghindari masalah pelatihan buang air (toilet training) adalah dengan
mengenali kesiapan anak.

C. ASKEP TEORITIS
D. 1. Pengkajian
E. I. Identitas Klien
Pengkajian terhadap data umum keluarga:
F. 1. Nama:
G. 2. Umur :
H. 3. Alamat:
I. 4. Pekerjaan KK:
J. 5. Pendidikan KK :
K. 6. Komposisi keluarga:
L. 7. Genogram
Biasanya dalam pembuatan genogram di buat dalam bentuk tiga generasi
keturunan keluarga dengan symbol – symbol yang dipakai sebagai berikut:

8. Tipe keluarga 
Biasanya tipe keluarga pada saat ini yaitu pada tipe keluarga dengan
tahap perkembangan Prasekolah
9. Suku Bangsa 
Biaksanya berdominan dengan suku minang, adat – istiadat minang,
memiliki kebudayaan minang, mengikuti garis keturunan ibu
( matrineal ).
10. Agama
Biasanya berdominan dengan agama islam dan menjalankan ibadah
sesuai agama islam dengan baik.
 
11. Status Sosial Ekonomi Keluarga 
Biasanya Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan,
baik dari kepala keluarga maupun anggota kkeluarga lainnya. Selain
itu, status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh kebutuhan –
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang – barang yang
dimiliki oleh keluarga.
12. Aktivitas Rekreasi Keluarga 
Biasanya rekreasi keluarga pergi bersama – sama untuk megunjungi
tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan
mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga 
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Biasanya tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua
dari keluarga inti.
2. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi
Biasanya mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum
terpenuhi.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
Biasanya mengenai riwayat kesehatan masing – masing anggota
keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi).
4. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Biasanya mengenai riwayat kesehatan pada keluarga sebelumnya yang
menyakut pada kesehatan dari pihak suami dan istri.
III. Pengkajian Lingkungan 
1. Karakteristik Rumah 
Biasanya bagaimana keluarga memodifikasikan lingkungan fisik yang
baik seperti lantai rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat
mengurangi faktor penyebab terjadinya suatu penyakit.
 
 
 
 
2. Karakteristik Tetangga dan Koomunitas RW
Biasanya bagaimana karakteristik tetangga dan komunitas setempat
yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan
penduduk setempat, budaya yang mempengaruhi kesehatan.
3. Mobilitas Geografis Keluarga 
Biasanya mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan
keluarga berpindah tempat. Tinggal didaerah sekarang sudah berapa
lama dan apakah sudah beradaptasi dengan lingkungan setempat.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi keluarga dengan masyarakat
Biasanya mengenai waktu yang digunakan untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga
berinterakksi dengan keluarga.
5. Sistem pendukung keluarga 
Biasanya yang termasuk system pendukung keluarga adalah jumlah
anggota ang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang
kesehatan yang sehat, fasilitas mencakup fasilitas fisik, psikologis dan
sosial.
IV. Struktur Keluarga 
1. Pola atau Cara Komunikasi Keluarga 
Biasnaya mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga pada
tahap child-bearing (terbuka atau tertutup).
2. Struktur Kekuatan Keluarga 
Biasanya Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi
kesehatan, kekuasaan otoriter dapat menyebabkan stress psikologik.
3. Struktur Peran (Peran Masing – Masing Anggota Keluarga)
Biasnaya  menggambarkan peran dari masing – masing anggota
keluarga baik secara formal maupun non formal.
4. Nilai dan Norma Keluarga 
Biasanya mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang
berhubungan dengan kesehatan.
 
 
 
V. Fungsi Keluarga 
1. Fungsi Afektif
Biasanya keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya
agar tidak menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor tertentu
bagi anggota keluarga itu sendiri.
2. Fungsi Sosialisasi 
Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga dalam
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak
memberikan kebebasan pada anggotanya, maka akan mengakibatkan
anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status emosi
menjadi labil dan mudah stress.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Biasanya fungsi mengembangkan dan melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain diluar rumah. Kesanggupan keluarga melakukan
pemenuhan tugas keperawatan keluarga yaitu:
a. Kemampuan mengenal masalah kesehatan
b. Pengambilan keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat.
c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit.
d. Kemampuan keluarga menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan.
e. Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan.
4. Fungsi Reproduksi 
Biasanya mengenai berapa jumlah anak, bagaimana keluarga
merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa yang digunakan
keluarga dalam mengendalikan jumlah anggota keluarga.
5. Fungsi Ekonomi 
Biasanya mengenai sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan
sandang, pangan dan papan, dan sejumlah mana keluarga
memanfaatkan sumber yang   ada dimasyarakat dalam upaya
peningkatan status kesehatan keluarga.
 
 
VI. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor Jangka Panjang dan Pendek 
Biasnaya yaitu bagaimana cara keluarga menghadapi stressor yang
dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu 6 bulan
dan jangka panjang yaitu yang memerlukan penyelesaian lebih dari 6
bulan.
2. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Stressor
Biasanya bagaimana keluarga berespon terhadap situasi stressor.
3. Strategi Koping 
Biasanya mengenai bagaimana stratrgi koping apa yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan.
4. Strategi Adaptasi Disfungsional 
Biasanya mengenai adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga
bila mengahadapi permasalahan.
VII. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan ini tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik
di klinik, yaitu:
a. Keadaan umum:
b. Kesadaran :
c. Tanda -  tanda vital:
TD: …mmHg
R: …menit
N: …menit 
S:… C
d. Rambut dan kulit kepala 
Inspeksi: biasanya rambut bersih, pendek, bewarna hitam, kulit kepala
bersih.
e. Mata 
Inspeksi: biasanya kedua mata simetris, konjungtiva anemis, sclera
tidak ikterik.
f. Hidung 
Inspeksi: biasanya hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada
pembesaran polip.
Palpasi: biasanya tidak ada nyeri tekan.
g. Mulut dan faring 
Inspeksi: biasanya tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, tidak ada
gigi palsu, gigi lengkap, tdak ada faringitis, lidah tidak kotor, nafas
berbau, warna gigi kuning terang.
Palpasi: biasanya tidak ada nyeri tekan pada mulut.
h. Telinga 
Inspeksi: biasanya kedua telinga simemtris, tidak ada pembekakan,
telinga sedikit kotor.
Palpasi: biasanya tidak ada nyeri tekan.
i. Leher 
Inspeksi: biasanya simetris antara kanan dan kiri, tidak ada
pembengkakan.
Palpasi: biasanya tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar
tiroid.
j. Thorax 
Inspeksi : biasanya bentuk normall, tidak ada pembengkakan.
Palpasi: biasanya tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang
iga.
Perkusi: biasanya terdengar resonan pada paru dan redup pada
jantung.
Auskultasi: biasanya terdengar sonor (normal)
k. Abdomen 
Inspeksi: biasanya warna kulit perut sama dengan warna kulit yang
lainnya, tidak ada acites.
Auskultasi: biasanya suara peristaltic 20x/mnt.
Perkusi: biasanya terdengar timpani pada usus.
Palpasi: biasanya tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembbesaran hati
dan limpa.
l. Ekstremitas 
Inspeksi: biasanya anggota gerak lengkap, tidak ada luka, tidak ada
bekas jahitan, tidak ada kelainan pada jari tangan dan kaki.
Palpasi: biasanya tidak ada nyeri tekan pada ekstremitas atas dan
bawah, tidak ada fraktur, tidak ada edema pada ekstremitas.
m. Genitorinaria 
Biasanya bersih dan tidak terpasang alat bantu.
 
VIII. Harapan Keluarga
Biasanya keluarga berharap dapat menyelesaikan masalah yang ada
pada tahap pengasuhan anak.
 
2. Diagnose Keperawatan
Setelah kita mengetahui masalah kesehatan prioritas yang dihadapi keluarga
(klien), kita memilih masalah yang dapat diatasi dengan asuhan keperawatan
dan kemudian menetapkan diagnosa keperarwatannya.
Penetapan diagnosa keluarga selalu mempertimbangkan faktor resiko, faktor
potensial terjadinya penyakit, dan kemampuan keluarga dalam menghadapi
masalah ksehatannya, formula perumusan diagnose keperawatan adalah
problrm, etiologi, simtom (P,E,S) contoh:
a. Resiko malnutrisi pada anak yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengambil keputusan dalam masalah kesehatan keluarga.
Skoring:
Proses skoringnya dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :
a) Tentukan skornya sesuai dengan criteria yang dibuat perawat.
b) Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikaitkan dengan bobot.
 

Skor                 × bobot 
     Angka tertinggi 
Jumlah skor untuk semua criteria (skor maksimum sama dengan jumlah bobot)
 
No Kriteria Sko Bobot Pembenaran
. r
 
1. Sifat Masalah       
 Tidak/kurang sehat
 Ancaman kesehatan
 Keadaan sejahtera
2. Kemungkinan masalah dapat diubah      
 Dengan mudah
 Hanya sebagian
 Tidak dapat diubah
3. Potensial masalah untuk dicegah      
 Tinggi
 Cukup
 Rendah
4. Menonjolnya masalah      
 masalah berat, harus segera ditangani
 ada masalah, tidak perlu segera ditangani
 masalah tidak dirasakan
 
3. Perencanaan Asuhan Keperawatan
Setelah diagnose keperawatan diterapkan, berikutnya adalah perumusan
rencana asuhan keperawatan. Rencana

Anda mungkin juga menyukai