Anda di halaman 1dari 12

Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.

php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

PERENCANAAN TEKNIS PENGELOLAAN SAMPAH


TERPADU STUDI KASUS KELURAHAN JABUNGAN,
KECAMATAN BANYUMANIK, KOTA SEMARANG
Cicilia Kartika KI*), Budi P Samadikun**), Dwi Siwi Handayani **)
Departemen Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
JL. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang, Semarang, Indonesia 50275
email: ciciliakartika@yahoo.com

Abstrak
Meningkatnya jumlah penduduk seiring dengan peningkatan pola konsumsi
masyarakat menyebabkan peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan. Adanya
peningkatan jumlah sampah harus diiringi dengan peningkatan pengelolaan
sampah. Pengelolaan sampah terpadu adalah kegiatan yang sistematis,
menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan
sampah (UU No.18 Tentang Pengelolaan Sampah, 2008). Tingkat pelayanan di
Kelurahan Jabungan masih sangat rendah yaitu sebesar 6% . Masyarakat
Kelurahan Jabungan yang belum terlayani pengangkutan sampah, membuang
sampahnya dengan cara dibakar, dibuang ke sungai, dibuang ke lahan terbuka
maupun dibuang sendiri ke TPS Kelurahan lain. Cara pembuangan sampah
dengan dibakar, dibuang ke lahan terbuka dan di sungai menyebabkan
pencemaran lingkungan. Selain itu, upaya pengurangan sampah masih belum
optimal dilakukan oleh seluruh masyarakat Kelurahan Jabungan. Oleh karena itu
direncanakan pengelolaan sampah terpadu yang akan ditinjau dari aspek
kelembagaan, peran serta masyarakat, hukum dan peraturan, teknik operasional
dan pembiayaan.

Kata kunci: Sampah, pengelolaan sampah terpadu, Kelurahan Jabungan

Abstract
The increasing number of people in line with the increase in consumption patterns
led to an increase in the amount of waste generated. There is an increasing
amount of waste must be accompanied by an increase in waste management.
Integrated waste management is a systematic, comprehensive, and continuous
covering waste reduction and handling (Law No.18 On Waste Management,
2008). Levels of service in the Jabungan Village still very low at 6%. Village
community Jabungan unserved transporting waste, dispose of trash are burned,
dumped or discharged into open land itself to another village polling station. How
to dispose of waste burned, thrown into open land and in the river caused
environmental pollution. In addition, waste reduction efforts are still not optimal
performed by the entire village community Jabungan. Therefore planned
integrated waste management that will be viewed from the aspect of institutional,
community participation, legal and regulatory, operational and financing
techniques.

Keyword: Waste, waste management, Jabungan Village

1 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

PENDAHULUAN Untuk RW 01 sampai 05, masyarakat


Latar Belakang mengelola sampahnya sendiri namun
Sampah adalah sisa kegiatan dengan cara dibakar, dibuang ke
sehari-hari manusia dan/atau proses lahan terbuka ataupun di sungai yang
alam yang berbentuk padat (UU No. berpengaruh terhadap pencemaran
18 tahun 2008). lingkungan.
Pengangkutan sampah dari Berdasarkan hal tersebut perlu
sumber sampah (kawasan dilakukan perencanaan pengelolaan
perumahan, perkantoran, komersial, sampah khususnya pengelolaan
industri dan lain-lain) ke TPA sampah terpadu. Adapun konsep
merupakan cara konvensional yang pengelolaan sampah terpadu meliputi
sampai saat ini masih mendominasi kegiatan pengurangan, pemilahan,
pola penanganan sampah di pengumpulan, pemanfaatan,
Indonesia. Namun sesuai dengan pengangkutan, dan pengolahan.
Undang-Undang No.18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah dan Tujuan Penelitian
Kebijakan Strategi Nasional 1. Menganalisis kondisi eksisting
Pengembangan Persampahan, pengelolaan sampah meliputi
paradigma pola pengelolaan sampah pengurangan dan penanganan
tidak lagi mengandalkan pola sampah di Kelurahan Jabungan
kumpul-angkut-buang, namun Kecamatan Banyumanik Kota
beralih ke pola pengurangan dan Semarang selanjutnya ditinjau
pemanfaatan sampah sejak dari dengan aspek teknik operasional,
sumbernya, sehingga volume sampah pembiayaan, peraturan,
yang dibuang ke TPA sudah sangat kelembagaan dan peran serta
berkurang. masyarakat.
Saat ini di Kelurahan Jabungan, 2. Merencanakan teknis
terkait aspek pengurangan sampah, pengelolaan sampah terpadu di
masyarakat belum sepenuhnya wilayah Kelurahan Jabungan
menerapkan upaya pengurangan Kecamatan Banyumanik Kota
sampah terutama pada sumbernya, Semarang berdasarkan aspek
sedangkan untuk upaya daur ulang teknik operasional, pembiayaan,
pada sebagian wilayah RW 06 sudah peraturan, kelembagaan dan
melakukan upaya daur ulang dengan peran serta masyarakat.
pemanfaatan sampah plastik menjadi
kerajinan yang diprakarsai oleh ibu- STUDI PUSTAKA
ibu PKK RT. Kemudian untuk Pengelolaan sampah didefinisikan
pewadahan sampah sudah memiliki sebagai kegiatan yang sistematis,
wadah individual maupun wadah menyeluruh, dan berkesinambungan
komunal sedangkan pelayanan yang meliputi pengurangan dan
pengumpulan sampah hanya penanganan sampah (UU No. 18
mencakup RW 06 dengan adanya tahun 2008).
TPS berupa pelataran berdinding Pengelolaan sampah terpadu
dengan dimensi 30 m³ yang setiap dapat didefinisikan sebagai
sebulan sekali sampah menumpuk pemilihan dan penerapan teknik-
tanpa adanya pengolahan baru teknik, teknologi dan program
kemudian diangkut menuju TPA. manajemen yang cocok untuk

2 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

mencapai tujuan tertentu dari


pengelolaan sampah (Tchobanoglus, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1993). Kondisi Eksisting Pengelolaan
Perencanaan berisi perumusan Sampah di Kelurahan Jabungan
dari tindakan – tindakan yang Pengelolaan sampah yang terjadi
dianggap perlu untuk mencapai hasil di Kelurahan Jabungan masih
yang diinginkan sesuai dengan menganut pola lama yaitu kumpul-
maksud dan tujuan yang ditetapkan angkut-buang yang terjadi di wilayah
(Herujito, 2001). RW 06, sampah dikumpulkan setiap
Sistem pengelolaan persampahan dua hari sekali dan dibuang ke TPS
meliputi 5 komponen aspek yaitu untuk selanjutnya setiap sebulan
aspek teknik operasional, aspek sekali sampah diangkut menuju TPA
pembiayaan, aspek peraturan, aspek Jatibarang. Jenis pola pengumpulan
kelembagaan, dan aspek peran serta yang terjadi di RW 06 yaitu pola
masyarakat (SNI 19-3242-2008). pengumpulan individual tidak
langsung. Sedangkan pola
TAHAPAN PERENCANAAN pengelolaan sampah yang terjadi di
Tahapan perencanaan pada tugas RW 01 hingga RW 05 adalah
akhir ini dapat dilihat pada gambar masyarakat membuang sampah dari
sebagai berikut : sumber kemudian dibakar, dibuang
ke lahan terbuka, dibuang ke sungai
dan dibawa langsung ke TPS.

Gambar 2. Pelayanan Pengelolaan


Sampah Kelurahan Jabungan tahun
2016

Sedangkan untuk pengurangan


sampah, belum sepenuhnya
diterapkan oleh seluruh masyarakat.
Namun, konsep pengurangan sampah
yang sudah diterapkan di RW 06
misalnya dengan mendaur ulang
sampah menjadi kerajinan yang
pernah dijadikan sebagai bahan
lomba.
Analisis kondisi eksisting meliputi
analisis timbulan, komposisi dan
karakteristik sampah, analisis
Gambar 1. Bagan Alir Perencanaan proyeksi, tingkat pelayanan, aspek
teknik operasional, kelembagaan,

3 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

pembiayaan, peraturan dan peran individual sesuai dengan


serta masyarakat. ketentuan yaitu diletakkan di
halaman muka dan halaman
Aspek Teknis Operasional belakang, sedangkan sebesar 2%
Sampah yang dihasilkan wadah diletakkan di samping
Kelurahan Jabungan sebesar 0,12 rumah. Kemudian untuk bahan
kg/orang/hari atau 0,647 l/orang/hari. wadah, wadah seharusnya tidak
Komposisi sampah yang dihasilkan mudah rusak, kedap air, tertutup
paling banyak di Kelurahan dan mudah dikosongkan, namun
Jabungan yaitu sampah organik hal ini belum diterapkan
domestik sebesar 69% dan non sepenuhnya di Kelurahan
domestik 75%. Berdasarkan hasil Jabungan. Jumlah timbulan per
pengujian laboratorium, sampah KK tidak melebihi kapasitas
Kelurahan Jabungan memiliki wadah yang banyak digunakan
karakteristik densitas sampah masyarakat di Kelurahan
domestik 0,157 kg/liter dan non Jabungan dengan kisaran wadah
domestik 0,131 kg/liter kadar air yang digunakan 10-40 L.
70,62%, kadar abu 1,82%, rasio C/N 2. Pengumpulan
sampah 8,78:1 dan nilai kalori Bagi wilayah yang terlayani,
1771,34 kal/g. menggunakan sistem individual
a) Pengurangan Sampah tidak langsung yaitu sampah
Pengurangan sampah di sumber dikumpulkan ke TPS setiap dua
meliputi penggunaan produk hari sekali kemudian diangkut ke
serta kemasan yang dapat TPA setiap sebulan sekali.
digunakan kembali. Di Sarana yang digunakan berupa
Kelurahan Jabungan sebesar 24% motor sampah dengan kapasitas
masyarakat melakukan 120 liter. Berdasarkan hasil
pengurangan sampah di sumber analisis operasional eksisting,
Kemudian hanya 27% timbulan sampah yang dihasilkan
masyarakat yang melakukan per periode (434,784
upaya guna ulang dengan liter/periode) jumlahnya melebihi
memanfaatkan barang bekas dan dari kapasitas tampungan alat
18% masyarakat yang melakukan pengumpul (120 liter/periode).
daur ulang. 3. Pemindahan
b) Penanganan Sampah TPS yang ada saat ini berupa
1. Pewadahan pelataran berdinding terbuka
Jenis pewadahan untuk yang baru melayani sampah dari
pemukiman beragam antara lain wilayah RW 06. Kapasitas TPS
kantong plastik, keranjang RW 06 Kelurahan Jabungan
sampah, tong,kotak, ember bekas dapat mencukupi timbulan
dan lubang dari tanah. Proses sampah yang dihasilkan dari RW
pemilahan sampah di Kelurahan 06. Namun tidak mencukupi jika
Jabungan ada yang dilakukan di TPS melayani wilayah satu
sumber sampah dan ada yang Kelurahan
dilakukan di TPS dengan 4. Pengangkutan
dilakukan satu tenaga kerja. Menggunakan sistem Macro
Untuk lokasi penempatan wadah Transportation yaitu sampah

4 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

yang terkumpul di depo diangkut Kelurahan Jabungan, 24% menjawab


dengan kendaraan yang lebih baik 38% menjawab cukup dan 38%
besar menuju TPA. Kapasitas menjawab buruk. Responden yang
alat pengangkut mencukupi menjawab cukup dan buruk adalah
jumlah timbulan sampah yang yang berada di wilayah belum
dihasilkan RW 06 namun dengan terlayani pengelolaan sampah
kondisi sampah yang tercampur. sehingga 16% membuang sampah di
lahan terbuka, 49% dibakar, 10%
Aspek Kelembagaan dibuang di sungai dan 8% dibawa
Pengelolaan sampah di RW 06 sendiri ke TPS. Masyarakat yang
dikelola oleh RT/RW setempat untuk sudah terlayani pengangkutan
pengumpulan sampah dari rumah ke sampah menilai pengelolaan
TPS kemudian pengangkutan dari sampahnya sudah baik.
TPS ke TPA dikelola oleh pihak Setiap rumah memiliki tempat
pengangkut Kecamatan Banyumanik. sampah untuk menampung
Sedangkan di wilayah RW 01 hingga sampahnya, tempat sampah yang
RW 05 sampah dikelola oleh digunakan masyarakat bervariasi
individu masing-masing. yaitu 37% kantong plastik, 23%
keranjang sampah, 2% bak
Aspek Pembiayaan dan Retribusi permanen, 20% tong sampah dan
Bagi wilayah yang sudah sisanya menggunakan ember bekas
terlayani, tarif retribusi yang atau langsung dibuang ke lubang
dibayarkan setiap bulan bervariasi yang terdapat di halaman rumah.
antara Rp 5.000,00 hingga Rp Masyarakat yang sudah terlayani
15.000,00 pegangkutan sampah di Kelurahan
Jabungan sebesar 17%, dimana
Aspek Hukum dan Peraturan sampah diambil setiap 2 hari sekali
Kota Semarang sudah memiliki menggunakan sepeda motor. Untuk
Peraturan Daerah tentang lembaga pengelola sampah sebesar
pengelolaan sampah yaitu Peraturan 83% dikelola secara pribadi dan
Daerah Kota Semarang No. 6 Tahun sisanya dikelola oleh RT/RW dengan
2012 tentang Pengelolaan Sampah. kinerja yang sudah baik. Untuk
Namun dalam segi pengetahuan wilayah yang sudah terlayani, ada
masyarakat di Kelurahan belum penarikan iuran setiap bulannya yang
mengetahui dan memahami tentang dikumpulkan oleh petugas RT.
dasar hukum persampahan tersebut. Untuk biaya iuran sampah per bulan
47% sebesar Rp 5.000,00 – Rp
Aspek Peran Serta Masyarakat 10.000,00; 53% sebesar Rp
Peran serta masyarakat masih 10.000,00 – Rp 15.000,00. Dalam
rendah dalam hal pemilahan sampah, hal hukum dan peraturan, sebesar
daur ulang dan guna ulang sampah 100% responden atau semua
terutama membuang sampah pada responden tidak mengetahui
tempatnya. peraturan pengelolaan sampah yang
berlaku di Indonesia maupung di
Analisis Kuesioner kota Semarang sehingga masyarakat
Berdasarkan hasil kuesioner, belum sadar hukum dan masih
untuk kondisi pengelolaan sampah di

5 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

membuang sampahnya di Gambar 4. 3R Pengelolaan Sampah


lingkungan. Terpadu

PERENCANAAN Tabel 1 Rekapitulasi Kapasitas dan


PENGELOLAAN SAMPAH Ukuran Wadah
TERPADU

Sumber : Analisa Peneliti, 2016


3. Pengumpulan
Alat yang digunakan sebagai
sarana pengumpulan adalah 4
Gambar 3. Skema Perencanaan motor sampah dan 1 gerobak
Pengelolaan Sampah Terpadu sampah kapasitas 1 m3 dengan 9
Kelurahan Jabungan orang petugas setiap satu hari
sekali dengan ritasi dua kali. Alat
Aspek Teknis Operasional pengumpul dimodifikasi sekat
1. Tingkat Pelayanan untuk memisahkan sampah
Tingkat pelayanan yang semula sesuai jenis pemilahan yang
hanya sebesar 6% ditingkatkan terjadi di sumber. Adanya
hingga 100% pada tahun 2036 organisasi pengumpul sampah
sehingga seluruh penduduk yaitu KSM dengan jam
terlayani pengelolaan sampah. pengumpulan akan direncanakan
2. Pewadahan dan Pemilahan pengumpulan pada sebelum jam
Pewadahan akan dibedakan 07.00 dan jam 10.00-15.00
menjadi dua jenis sampah 4. Pemindahan
organik dan anorganik kemudian Kegiatan pemindahan sampah
menjadi lima jenis sampah yaitu akan dilakukan seluruhnya di
sampah mudah terurai, guna TPS RW 06 dengan
ulang, daur ulang, B3 dan pengembangan sebagai TPS 3R.
sampah lain-lain. Pewadahan Sampah yang terkumpul dengan
sampah juga harus dalam kondisi kondisi terpilah akan dikelola
tertutup sesuai komposisinya. Sampah
mudah terurai, 90% diantaranya
akan diolah menjadi kompos.
Sampah anorganik berupa
sampah guna ulang dan sampah
daur ulang yang memiliki nilai
ekonomis akan dikelola oleh
KSM untuk selanjutnya dijual.
Sedangkan untuk sampah jenis
lainnya, sampah B3 dan sisa
sampah anorganik yang tidak

6 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

dapat didaur ulang akan dibawa Selain penambahan fasilitas


ke TPA Jatibarang. tersebut, juga direncanakan adanya
Luas TPS yang ada saat ini yaitu instalasi listrik, air, wadah komunal,
hanya 30 m² yang berupa barrier dan saluran drainase.
pelataran berdinding Peralatan diperlukan selama proses
dikembangkan menjadi TPS 3R pengolahan sampah di TPS 3R
yang menurut Permen PU No. Kelurahan Jabungan antara lain :
03/PRT/M/2013 untuk TPS 3R a. Peralatan pokok berupa mesin
luasnya harus lebih besar dari pencacah, dan pengayak.
200 m². untuk luas lahan di TPS b. Peralatan penunjang seperti
masih memungkinkan untuk timbangan duduk, sekop besar,
dilakukan perluasan TPS garpu sampah, termometer,
sehingga luas lebih besar dari mesin pengemas, sekop kecil,
200 m². Lokasi TPS berada di plastik kemasan, gerobak dorong,
daerah yang mudah keluar masuk timbangan jarum, peralatan daur
bagi sarana pengumpul dan ulang, sapu lidi, pengki plastik,
pengangkut sampah. dan perlengkapan kantor
Dalam segi fasilitas, di TPS ini c. Perlengkapan petugas pengolah
belum tersedia wadah komunal, seperti pakaian seragam, sepatu
areal pemilahan, areal boot, helm kerja, sarung tangan,
composting (kompos dan kompos dan masker.
cair), dan dilengkapi dengan 5. Pengangkutan
fasilitas penunjang lain seperti Pengangkutan residu sampah
saluran drainase, air bersih, yang tidak dapat diolah lagi
listrik, barier (pagar tanaman menggunakan armada truck
hidup) dan gudang penyimpan dump truck kapasitas 10 m³
bahan daur ulang maupun produk menuju TPA Jatibarang setiap
kompos serta biodigester lima hari sekali. Proses
(opsional) sesuai ketentuan pada pengangkutan sampah tetap
Permen PU No. 03/PRT/M/2013. memperhatikan sampah yang
Luas TPS 3R yang direncanakan sudah terpilah yaitu sampah
seluas 228 m². Fasilitas yang ada di residu kompos, residu guna ulang
dalamnya direncanakan terdiri dari : dan daur ulang, sampah B3 dan
Tabel 2 Pembagian Fasilitas TPS sampah lain-lain yang sudah
3R terkumpul dalam area residu dan
sudah dibedakan sesuai jenisnya
menggunakan kantong plastik.
6. Penggunaan dan Pendauran
Ulang
Penggunaan ulang di sumber
dapat dilakukan dengan cara
menggunakan kembali barang
yang dapat digunakan kembali
seperti kaleng, ember bekas,
Sumber: Analisis Peneliti, 2016 botol yang dapat dimanfaatkan
dengan fungsi yang berbeda.
Sedangkan pendauran ulang

7 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

dapat dilakukan dengan pengelolaan sampah terpadu


mengolah sampah botol atau di Kelurahan Jabungan
plastik menjadi kerajinan tangan. 6. Berpartisipasi dalam segala
bentuk sosialisasi maupun
Aspek Kelembagaan program kerja terkait dengan
Struktur organisasi KSM pengelolaan sampah terpadu.
Kelurahan Jabungan direncanakan 7. Peningkatan peran bank
sebagai berikut : sampah
Aspek Hukum dan Peraturan
Diadakan sosialisasi Perda Kota
Semarang No. 6 tahun 2012 yang
didukung dengan adanya papan
himbauan serta perencanaan
penerapan sanksi atas pelanggaran
serta evaluasi penerapan setiap lima
tahun.

Gambar 4. Rencana Struktur Aspek Pembiayaan


Organisasi KSM Kelurahan Sistem pengelolaan sampah
Jabungan terpadu Kelurahan Jabungan dibiayai
dari penerimaan retribusi serta hasil
Kelurahan Jabungan saat ini penjualan produk TPS 3R (kompos
belum memiliki KSM sehingga dan hasil daur ulang). Perhitungan
belum ada struktur kepengurusan RAB ini meliputi
KSM. Oleh karena itu dilakukan  Biaya investasi
perencanaan struktur kepengurusan Biaya investasi dihitung
KSM yang akan dibentuk yang berdasarkan harga barang pada
meliputi adanya penasehat, ketua, tahun 2016 dengan data kenaikan
wakil ketua, dua sekretaris, dua inflasi pada tahun 2017 yang
bendahara, seksi operasional, seksi akan digunakan pada tahun
humas, seksi daur ulang dan petugas pertama perencanaan. Dari hasil
TPS. proyeksi, diperoleh total investasi
pada tahun 2017 adalah sebesar
Aspek Peran Serta Masyarakat Rp 354.093.522,00
Bentuk peran aktif masyarakat di  Sumber dana
Kelurahan Jabungan dapat meliputi: Sumber dana yang direncanakan
1. Membuang sampah di tempat untuk pengelolaan sampah
sampah terpadu ini berasal dari
2. Melakukan pemilahan pemerintah, swasta dan iuran
sampah di sumber warga adalah sebesar Rp
3. Membayar iuran sampah 809.600.000,00
setiap bulan  Biaya operasional dan
4. Menjaga kebersihan pemeliharaan
lingkungan Biaya operasional dan
5. Berpartisipasi dan pemeliharaan untuk upah
mendukung sistem petugas, bensin, diesel,

8 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

pemeliharaan TPS 3R, instalasi sampah yang dihasilkan sampah


listrik, instalasi air dan domestik adalah 0,201
pemeliharaan alat pengumpul kg/orang/hari atau 1,161
sehingga pada tahun 2017 l/orang/hari. Sedangkan untuk
sebesar Rp 171.069.875,00 sampah non domestik sebesar
 Biaya pengelolaan sampah 0,038 kg/orang/hari atau 0,133
Biaya pengelolaan sampah (Rp/ l/orang/hari. Komposisi sampah
m³) tahun 2017 adalah Rp yang dihasilkan paling banyak di
214.857/ m³ Kelurahan Jabungan yaitu
 Biaya reinvestasi sampah organik domestik sebesar
Biaya reinvestasi untuk 69% dan non domestik 75%.
pengadaan peralatan baru dan Berdasarkan hasil pengujian
mengganti peralatan yang laboratorium, sampah Kelurahan
digunakan pada tahun 2018 Jabungan memiliki karakteristik
sebesar Rp 4.801.656,00. kadar air 70,62%, kadar abu
 Hasil penjualan sampah 1,82%, rasio C/N sampah 8,78:1
Total penjualan sampah tahun dan nilai kalori 1771,34 kal/g.
2017 adalah Rp 60.498.698,00 Kondisi eksisting pengelolaan
 Iuran sampah sampah di Kelurahan Jabungan
Besarnya iuran sampah yang meliputi pengurangan dan
dibayarkan sebesar Rp penanganan sampah yaitu:
15.000,00/bulan yang dapat a. Pengurangan Sampah
dibayarkan pada tahun 2017- Di Kelurahan Jabungan
2022 selanjutnya tahun 2023- sebesar 24% masyarakat
2033 sebesar Rp 10.000,00/bulan melakukan konsep
dan tahun 2034-2036 sebesar Rp pengurangan sampah di
5.000,00/bulan sumber. Kemudian hanya
 Perhitungan laba rugi sebesar 27% yang melakukan
konsep pemanfaatan barang
Dengan penerapan pengelolaan
bekas dan 18% yang
sampah terpadu, diperlukan biaya
melakukan daur ulang
pengelolaan sampah pada tahun
sampah.
pertama (2017) sebesar Rp.
b. Penanganan Sampah
234.301.143,00. Pendapatan
yang diperoleh dari penerimaan  Pewadahan
retribusi serta hasil penjualan Pewadahan di Kelurahan
produk TPS 3R pada tahun Jabungan terbagi menjadi
pertama (2017) adalah sebesar wadah individual dan
Rp 696.275.176,00 sehingga komunal. Wadah individual
keuntungan sebesar Rp sebesar 57% diletakkan di
461.973.608,00. halaman belakang dan masih
banyak wadah sampah yang
tidak dalam kondisi tertutup.
KESIMPULAN Sedangkan untuk jumlah
1. Sampah yang dihasilkan timbulan per KK tidak
Kelurahan Jabungan terbagi melebihi kapasitas wadah
menjadi 2 yaitu sampah domestik yang digunakan.
dan non domestik. Timbulan  Pengumpulan

9 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

Pola pengumpulan yaitu pola  Aspek Pembiayaan dan


individual tidak langsung, Retribusi
sampah dikumpulkan setiap 2 Bagi wilayah yang sudah
hari sekali ke TPS terlayani, tarif retribusi yang
menggunakan motor sampah. dibayarkan setiap bulan
Sedangkan untuk timbulan bervariasi antara Rp 5.000,00
sampah yang dihasilkan per hingga Rp 15.000,00
periode (434,784 liter/hari)  Aspek Hukum dan Peraturan
jumlahnya melebihi dari Kota Semarang sudah
kapasitas tampungan alat memiliki Peraturan Daerah
pengumpul (120 liter/hari). tentang pengelolaan sampah
 Pemindahan yaitu Peraturan Daerah Kota
TPS merupakan pemindahan Semarang No. 6 Tahun 2012
tipe II yang berupa pelataran tentang Pengelolaan Sampah.
berdinding seluas 30 m². Namun dalam segi
Kapasitas TPS RW 06 pengetahuan masyarakat di
Kelurahan Jabungan dapat Kelurahan belum mengetahui
mencukupi timbulan sampah dan memahami tentang dasar
yang dihasilkan dari RW 06, hukum persampahan tersebut.
namun tidak mencukupi jika  Aspek Peran Serta
TPS melayani wilayah satu Masyarakat
Kelurahan. Peran serta masyarakat masih
 Pengangkutan rendah dalam hal pemilahan
Sistem pengangkutan Macro sampah, daur ulang dan guna
Transportation (MAT) ulang sampah serta
dengan kapasitas alat membuang sampah pada
pengangkut mencukupi tempatnya khususnya antara
jumlah timbulan sampah RW 01 sampai 05 dengan
yang dihasilkan RW 06 yang RW 06.
diangkut setiap sebulan sekali 2. Perencanaan sistem pengelolaan
oleh pihak pengangkut persampahan Kelurahan
Kecamatan Banyumanik. Jabungan dibagi menjadi 5 aspek
Kondisi eksisting aspek yaitu aspek teknik operasional,
lainnya yaitu: kelembagaan, peran serta
 Aspek Kelembagaan masyarakat, hukum dan
Pengelolaan sampah di RW peraturan, dan biaya:
06 dikoordinir oleh RT/RW a. Aspek Teknik Operasional
setempat untuk pengumpulan 1) Tingkat Pelayanan
sampah dari rumah ke TPS Tingkat pelayanan yang semula
kemudian pengangkutan dari hanya sebesar 6% ditingkatkan
TPS ke TPA dikelola oleh hingga 100% pada tahun 2036
pihak pengangkut Kecamatan sehingga seluruh penduduk
Banyumanik. Sedangkan di terlayani pengelolaan sampah.
wilayah RW 01 hingga RW 2) Pewadahan
05 sampah dikelola oleh Pewadahan sampah di
individu masing-masing. Kelurahan Jabungan terdapat
tiga tahapan yaitu 2017-2021

10 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

seluruh wilayah terbagi pendapatan ekonomi


menjadi dua jenis sampah yaitu pengelolaan sampah terpadu
sampah organik dan anorganik, Kelurahan Jabungan
tahun 2022-2026 di RW 01-05 b. Aspek Kelembagaan
pemilahan tetap dua jenis Adanya pembentukan lembaga
sampah sedangkan di RW 06 KSM beserta anggota dan
menjadi 5 jenis wadah, yaitu struktur kepengurusan sebagai
sampah mudah terurai lembaga pengelola sampah di
(organik), guna ulang, daur Kelurahan Jabungan dengan
ulang, B3 dan sampah lain-lain. rencana kerja yang disusun
Kemudian tahun 2027-2036 untuk 20 tahun mendatang agar
seluruh wilayah Kelurahan tercipta pengelolaan sampah
Jabungan pemilahannya yang terpadu.
menjadi lima jenis sampah. c. Aspek Peran Serta Masyarakat
Pewadahan ini menggunakan Perlunya peran serta
kantong plastik sebagai media masyarakat dalam kegiatan
pilah. membuang sampah, memilah
3) Pengumpulan sampah, membayar iuran
Pengumpulan menggunakan 4 sampah, menjaga kebersihan
motor sampah dan 1 gerobak lingkungan, berpartisipasi
sampah dengan bak yang sudah dalam pengelolaan sampah
terbagi sesuai pemilahan terpadu dan berpartisipasi
sampah yang terjadi di sumber dalam segala bentuk sosialisasi
yang kemudian akan pengelolaan sampah terpadu
dikumpulkan ke TPS 3R dan peningkatan peran bank
Kelurahan Jabungan. sampah
4) Pemindahan d. Aspek Hukum dan Peraturan
Perencanaan pembangunan Diadakan sosialisasi Perda
TPS 3R dengan fasilitas yang Kota Semarang No. 6 tahun
menunjang pengoperasiannya 2012 dilengkapi dengan adanya
seperti area penerimaan, area papan himbauan dan
pengomposan, area residu, area perencanaan penerapan sanksi
penyimpanan, gudang, kantor atas pelanggaran serta evaluasi
dan toilet serta barrier, wadah Peraturan Daerah.
komunal, dan saluran drainase. e. Aspek Pembiayaan
5) Pengangkutan Berdasarkan perhitungan RAB,
Perencanaan pengangkutan maka total biaya yang
sampah ke TPA dengan diperlukan dalam kurun waktu
memperhatikan sampah yang perencanaan 2016-2036 adalah
sudah terpilah di area residu sebesar Rp 650.430.348,00
setiap 5 hari sekali. dengan total pemasukan
6) Penggunaan dan Pendauran sebesar Rp 673.353.519,00
Ulang sehingga keuntungan yang
Pemanfaatan sampah daur didapatkan sebesar Rp
ulang menjadi barang yang 22.923.170,00.
layak jual serta pembuatan
kompos sehingga menambah

11 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

SARAN DAFTAR PUSTAKA


1. Dibutuhkan peningkatan Anonim. 2008. Undang – Undang
kualitas pelayanan untuk No 18 Tahun 2008 tentang
meningkatkan tingkat pelayanan Pengelolaan Sampah.
di Kelurahan Jabungan untuk Badan Standar Nasional. 2008. SK
menunjang pelayanan di SNI 3242-2008 Tentang
Kelurahan Jabungan Pengelolaan Sampah di
2. Perlu adanya sosialisasi hukum Pemukiman. Jakarta :
dan peraturan pengelolaan Balitbang DPU
sampah khususnya Peraturan Herujito, Y. 2001. Dasar-Dasar
Daerah Kota Semarang Nomor 6 Manajemen. Jakarta :
tahun 2012 tentang Pengelolaan Penerbit PT. Grasindo
Sampah. Tchobanoglous, G. Theisen, H.
3. Perlunya peran serta Vigil, S. 1993. Integrated
masyarakat yang aktif untuk Solid Waste management.
mewujudkan pengelolaan sampah New York : McGraw-Hill
terpadu agar dapat terlaksana
sejak dari sumbernya.
4. Perlunya tanggung jawab
secara penuh dari KSM agar
terwujudnya pengelolaan sampah
yang diinginkan mulai dari
pengumpulan hingga
pengangkutan sampah
5. Perlunya penerapan
pengelolaan sampah terpadu yang
sistematis mulai dari pewadahan,
pengumpulan hingga pengelolaan
di TPS 3R sehingga kegiatan
pengurangan, pemilahan,
pengumpulan, pemanfaatan,
pengangkutan, dan pengolahan
dapat berjalan dengan baik.

12 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing

Anda mungkin juga menyukai