Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ria Azura

NIM : 1702121798
Mata Kuliah : Teori Akuntansi Keuangan
Resume Kerangka Konseptual

Pengertian Kerangka Konseptual


Kerangka konseptual  adalah suatu konstitusi, suatu system koheren dari hubungan
anatara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang konsisten dan yang
menjelaskan sifat, fungsi dan keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Menurut FASB, kerangka konseptual merupakan suatu konstitusi, suatu sistem yang
koheren dari hubungan antara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang
konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi serta keterbatasan akuntansi keuangan dan
laporan keuangan. Tujuan akan mengindentifikasikan sasaran dan maksud akuntansi,
sedangkan fundamental adalah konsep yang mendasari akuntansi, konsep yang memberikan
petunjuk dalam memilih kejadian untuk dicatat, mengukur kejadian tersebut, meringkas dan
mengkomunikasikan pada pihak-pihak yangberkepentingan.
Kerangka konseptual dapat dipandang sebagai teori akuntansi yang terstruktur (belkaoui,
1993), karena struktur kerangka konseptual sama dengan struktur teori akuntansi yang
didasarkan pada proses penalaran logis yang dapat digambarkan dalam bentuk hierarki yang
memiliki beberapa tingkatan. Kerangka kerja konseptual dimaksudkan untuk konstitusi dalam
proses penyusunan standar.  Tujuannya adalah memberikan petunjuk dalam menyelesaikan
perselisihan yang meningkat selama proses penyusunan standar dengan mempersempit
pertanyaan, apakah standar telah sesuai dengan kerangka konseptual ataukah tidak.  Secara
lengkap, kerangka kerja konseptual adalah :
 Petunjuk FASB dalam menetapkan standar akuntansi
 Menyediakan kerangka acuan untuk menyelesaikan pertanyaan sebelum ada
standar khusus yang mengaturnya.
 Menentukan batasan pertimbangan dalam penyusunan laporan keuangan
 Mempertinggi komparabilitas dengan menurunkan jumlah alternative metode
akuntansi.
Kerangka konseptual dibagi atas: 
 Tujuan pelaporan keuangan
 Karakteristik kualitatif atas laporan keuangan
 Elemen laporan keuangan
 Asusmsi
 Prinsip-prinsip
 Keterbatasan

Tujuan pelaporan keuangan


Menurut FASB, pelaporan keuangan harus memberikan informasi yang berguna bagi
investor dan kreditor saat ini atau calon investor dan kreditor dan pengguna lain dalam:
 Mengambil keputusan investasi, kredit dan lainnya yang rasional
 Menilai jumlah, waktu dan ketidakpastian penerimaan kas dalam bentuk dividen atau
bunga, serta kas yang diperoleh saat penjualan, penebusan atau jatuh temponya
sekuritas atau pinjaman mereka.
Pelaporan keuangan harus memberikan informasi mengenai sumberdaya ekonomi dalam
suatu perusahaan, klaim atas sumber daya tersebut dan dampak teransaksi, kejadian dan
situasi yang dapat mengubah sumber daya dan klaim tersebut. 
Tujuan Pelaporan keuangan ini menimbulkan tiga pertanyaan penting : 
1. Pengguna laporan manakah yang harus dipertimbangkan Menurut FASB fokus
pelaporan keuangan adalah pihak eksternal yang tidak memiliki otoritas untuk
langsung melihat laporan keuangan dalam perusahaan dan karananya harus melihat
apa yang diberikan pihak Manajemen. Definisi ini tentunya bertentangan dengan
hipotesa efficient-market, yang mengatakan bahwa harga pasar saham ditentukan oleh
tindakan investor yang pintar.
2. Apakah tujuan dari beberapa pengguna tersebut serupa? Tujuan dapat dibagi menjadi
tujuan umum dan tujuan khusus. APB Statement No.4 menegaskan bahwa tujuan
umum lebih dapat memenuhi kebutuhan sebanyak mungkin pengguna.
3. Haruskan keinginan menajemen juga dipertimbangkan? Salah satu kesulitas dalam
menetapkan tujuan pelaporan adalah bahwa pengguna bukan satu-satunya pihak yang
terlibat. Informasi keuangan dapat mempengaruhi perilaku pengguna maupun
pembuatnya. Dalam hal ini tujuan pelaporan harus mempertimbangkan secara etis
tingkat keadilan (fainess) atas pihak pengguna maupun pembuat.

Karakteristik kualitatif atas laporan keuangan


Hendriksen membagi karakteristik kualitatif menjadi karakteristik primer dan karakteristik
sekunder. 
a. Primary decision specific qualities (karakteritik kualitatif primer)
Relevan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa
kini atau masa depan. 
Relevan memiliki unsure-unsur:
 Tepat waktu 
 Memiliki nilai pediktif 
 Memiliki nilai feedback
Andal (reliable). Informasi memiliki kriteria andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan untuk pengambilan
keputusan. Andal memiliki unsur-unsur: 
 Dapat diverifikasi, artinya informasi tidak subyektif dan tidak bias. Dalam
akuntansi hal ini berarti adanya suatu cara pengukuran yang independent terhadap
pengukuirnya, sehingga dua orang pengukur yang berbeda akan menghasilkan
kesimpulan yang sama dengan menggunakan cara pengukuran tersebut.
 Netral, artinya informasi harus diarahkan pada kepentingan semua pihak, tidak
hanya menguntungkan pihak tertentu. Netral juga berarti tidak cenderung untuk
mencapai suatu hasil tertentu.
 Penyajian jujur (representational faithfulness). Penyajian jujur terkait dengan
adanya hubungan antara suatu pengukuran dan fenomena yang ingin diukur (atau
validitasnya). Kesulitan dalam definisi ini adalah bahwa pengukuran dalam
akuntansi banyak yang tidak terkait dengan interpretasi ekonomis. Misalnya
harga pasar pada saat pembelian mungkin merupakan alat ukur yang berarti pada
saat itu tetapi mungkin tidak banyak artinya 10 tahun kemudian 
b. Karakteristik kualitatif sekunder
Dapat dibandingkan (comparatible). Pemakai harus dapat memperbandingkan
laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengindentifikasi kecenderungan
( trend ) posisi dan kinerja keuangan. 
Menurut FASB comparability didevinisikan sebagai kualitas Informasi yang
memungkinkan pengguna untuk mengindentifikasi persamaan dan perbedaan antara
dua fenomena ekonomi. 
Definisi tersebut tergantung pada dua hal, yaitu keseragaman dan konsistensi. 
Keseragaman (uniformity). Keseragaman ini dibagi lagi menjadi: 
 Rigid uniformity, yaitu adanya satu metode untuk semua transaksi yang sama,
meskipun situasinya berbeda. Misalnya Akuntansi untuk biaya penelitian dan
pengembangan.
 Finite uniformity adalah keseragaman dengan mempertimbangkan situasi yang
dihadapi. Misalnya akuntansi untuk rugi bersyarat (loss contingencies) bias
berbeda tergantung dari tingkat ketidakpastian yang dihadapi
Definisi tersebut banyak diperdebatkan, karena tujuannya adalah dapat
dibandingkan (comparability) bukan keseragaman (rigit uniformity). Dapat
dibandingkan sendiri didefinisikan sebagai kualitas atau kondisi yang memililki
cukup banyak karakteristik sehingga memungkinkan suatu perbandingan yang
layak. 
Dari dua pendapat ini, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa ada baiknya jika
perusahaan dibebaskan untuk mengambil pilihan tertentu selama tidak
membahayakan kepentingan investor dan kreditor. 
Konsistensi memiliki beberapa definisi yaitu: 
 Penggunaan suatu prosedur akuntansi oleh suatu entitas akuntansi selama
beberapa periode.
 Penggunaan konsep dan prosedur pengukuran yang sama untuk beberapa item
yang terkait dalam laporan suatu perusahaan selama satu periode.
 Pengggunaan prosedur yang sama oleh beberapa perusahaan ( lebih mirip dengan
definisi keseragaman ).
Kebutuhan terhadap daya banding jangan dikaacaukan dengan keseragaman semata-
mata dan tidak seharusnya menjadi hambatan dalam memperkenalkan standar
akuntansi keuangan yang lebih baik. 

Elemen Laporan Keuangan


Elemen-elemen laporan keuangan terdiri dari: 
 Aset
 Liabilitas
 Ekuitas
 Penghasilan
 Beban

Asumsi Dasar
Asumsi dasar adalah sesuatu yang dianggap berlaku walaupun dalam kenyataannya bisa
berlaku bisa juga tidak. Dalam ilmu ekonomi banyak teori yang mendasarkan diri pada
asumsi ceteris paribus yang berarti “jika hal-hal lain tetap/tidak berubah”. Dalam ilmu sosial,
asumsi menjadi hal yang tidak dipisahkan dari suatu teori karena, berbeda dengan ilmu
alam/pasti, tidak mungkin kita melakukan penelitian ilmu sosial dalam suatu laboratorium
yang terisolasi. 
 Asumsi dasar terkait entitas pelapor meliputi dua hal yaitu: 
1. Perusahaan harus diasumsikan sebagai suatu entitas yang terpisah dari
pemiliknya. Dengan demikian pencatatan aset, liabilitas dan ekuitas perusahaan
harus dicatat terpisah dari aset, liabilitas dan ekuitas pribadi pemilik.
2. Dua atau lebih perusahaan yang secara hokum merupakan badan hukum yang
terpisah, dari sudut pandang ekonomi dapat dianggap sebagai satu kesatuan
ekonomi. Itulah sebabnya antara perusahaan dan anak harus dibuat laporan
konsolidasi.
 Kelangsungan usaha. Perusahaan harus diasumsikan akan berdiri terus tanpa batas
umur. Implikasi dari asumsi ini adalah digunakanya Nilai histories untuk menilai
aktiva tetap. Jika perusahaan dalam proses likuidasi, maka aktiva tetap harus dinilai
likuidasi yang biasanya lebih rendah dari nilai pasar. 
 Satuan mata uang yang stabil. Laporan keuangan harus disajikan dalam satuan mata
uang resmi dinegara tersebut ( di Indonesia : rupiah ) dan satuan uang ini harus
diasumsikan stabil. Sejak perekonomian Indonesia dalam keadaan krisis, asumsi mata
uang yang stabil sebenarnya tidak terpenuhi. Tetapi asumsi ini tetap dipertahankan
sehingga laporan keuangan menjadi tidak sesuai dengan dunia nyata (real word). 
 Periodisasi. Aktivitas ekonomi suatu perusahaan diasumsikan dapat dibagi atas
periode-periode waktu. Padahal nilai perusahaan yang sesungguhnya baru dapat
diketahui setelah perusahaan tersebut ditutup dan dilikuidasi. Implikasi dari
periodisasi adalah timbulnya masalah kapan pendapatan dan beban harus diakui. SAK
menganut prinsip akrual dimana pendapatan dan beban harus diakui pada saat
terjadinya, tanpa menunggu kas diterima atau dikeluarkan. 

Prinsip Laporan Keuangan


 Biaya historis (historical cost). Sebagian aktiva dan kewajiban harus dinilai dan
disajikan berdasarkan harga perolehannya. Alasan utama penggunaan biaya histories
adalah keandalannya. Dalam sejarahnya biaya histories ini dimenangkan dari prinsip
yang lain karena dalam due process sebagian besar yang hadir adalah akuntan publik.
Bagi akuntan publik prinsip aiaya historis ini adalah yang paling mudah uantuk
diaudit dibandingkan dengan prinsip penilaian aktiva dan kewaiban lainnya. 
 Prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognition). Secara umum pendapatan
boleh diakui jika terealisir/dapat direalisasi ( realized/rea;izable) dan telah berhak
diakui ( earned ). 
 Pengaitan beban dan pandapatan (matching cost against revenue). Beban diakui
ketika jasa atau produk yang dihasilkan memberikan konstribusi Kepada pendapatan. 
 Pengungkapan penuh (full disclosure). Semua Informasi yang cukup penting
sehingga dapat mempengaruhi keputusan pemakai lapran keuangan harus disajikan
sebagai bagian dari laporan keuangan harus disajikan sebagai bagian dari laporan
keuangan utama. 

Keterbatasan Laporan Keuangan


 Keseimbangan antara biaya dan manfaat (cost/benefit). Biaya untuk menyajikan
informasi tidak boleh lebih besar dari manfaat yang dapat diperoleh dari pemakaian
informasi tersebut. 
 Materialitas. Suatu Informasi disebut material jika menimbulkan perbedaan
dalampengambilan keputusan 
 Praktek industri khusus (industry practice). Jika pemakaian prinsip yang berlaku
umum justru tidak mencerminkan keadaan sesungguhnya bagi suatu industri khusus,
maka ia diperbolehkan untuk menyimpang dari prinsip yang berlaku umum. Contoh,
persediaan berupa tanaman dapat disajikan Sesuai Nilai pasar. 
 Konservatif. Artinya jika berada dalam keadaan yang meragukan pilih solusi yang
paling sedikit kemungkinannya untuk menilai aktiva dan pendapatan terlalu tinggi.

Anda mungkin juga menyukai