Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR POST OPERATIF

FAIZ GILANG RAMADHAN


2020207209036

PRODI PROFESI NERS REGULERFAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2020/2021
1. Pengertian
Tindakan operasi adalah sebuah tindakan yang bagi sebagian besar klien adalah sesuatu yang
menakutkan dan mengancam jiwa klien. Hal ini dimungkinkan karena belum adanya
pengalaman dan dikarnakan juga adanya tindakan anestesi yang membuat klien tidak sadar
dan membuat klien merasa terancam takut apabila tidak bisa bangun lagi dari efek anestesi.
Tindakan operasi membutuhkan persiapan yang matang dan benar-benar teliti karena hal ini
menyangkut berbagai organ, terutama jantung,paru,pernafasan. Untuk itu
diperlukanperawatan yang komprehensif dan menyeluruh guna mempersiapkan tindakan
operasi sampai dengan benar-benar aman dan tidak merugikan klien maupun petugas.
Post operatif adalah periode akhir dari keperawatan perioperative. Selama periode ini proses
keperawatan diarahkan pada menstabilkan kondisi pasien pada keadaan equlibrum fisiologis
pasien, menghilangkan nyeri dan pencegahan komplikasi . pengkajian yang cermat dan
intervensi segera membantu pasien kemabli pada fungsi optimalnya dengan cepat, aman dan
nyaman. Perawatan post operasi merupakan tahap lanjutan dari perawatan pre dan intra
operatif yang dimulai saat klien diterima di ruang pemulihan/ pasca anaestesi dan akhir
sampai evaluasi selanjutnya.

II. Jenis-jenis operasi

a. Menurut fungsinya (tujuannya), Potter dan Perry (2016) membagi


menjadi:
1) Diagnostik: biopsi, laparotomi eksplorasi

2) Kuratif (ablatif): tumor, appendiktom

3) Reparatif: memperbaiki luka multiple

4) Rekonstruktif: mamoplasti, perbaikan wajah.

5) Paliatif: menghilangkan nyeri,

6) Transplantasi: penanaman organ tubuh untuk menggantikan organ


atau struktur tubuh yang malfungsi (cangkok ginjal, kornea).
b. Menurut Luas atau Tingkat Resiko:
1. Mayor
Operasi yang melibatkan organ tubuh secara luas dan mempunyai
tingkat resiko yang tinggi terhadap kelangsungan hidup klien.

2. Minor
Operasi pada sebagian kecil dari tubuh yang mempunyai resiko
komplikasi lebih kecil dibandingkan dengan operasi mayor.

III. Nyeri

a. Definisi Nyeri
Nyeri merupakan perasaan tubuh atau bagian tubuh seseorang yang
menimbulkan respon tidak menyenangkan dan nyeri dapat memberikan
suatu pengalaman alam rasa (Judha, 2012). Nyeri bersifat subjektif dan
tidak ada individu yang mengalami nyeri yang sama. Perawat
perlumencari pendekatan yang paling efektif dalam upaya pengontrolan
nyeri (Potter & Perry, 2006).

Nyeri dapat disebabkan oleh berbagai stimulus seperti mekanik,


termal, kimia, atau elektrik pada ujung-ujung saraf. Perawat dapat
mengetahui adanya nyeri dari keluhan pasien dan tanda umum atau
respon fisiologis tubuh pasien terhadap nyeri. Sewaktu nyeri biasanya
pasien akan tampak meringis, kesakitan, nadi meningkat, berkeringat,
napas lebih cepat, pucat, berteriak, menangis, dan tekanan darah
meningkat (Lukas, 2004 cit Wahyuningsih, 2014).
1. Data subjektif dan objektif
 Subjektif
Paien hendak di Tanya mengenai gejala ketidaknyamanan setelah ditempatkan
ditempat tidur dengan posisi tubuh yang menunjang. Pertanyaan yang langsung
misalnya “bagimana peraaan anda?”, dapat memperlihatkan data mula dan nyeri
tanpa memfokuskan pada daerah yang spesifik,dimana tidak ada keluhan.
Pengindraan rasa nyeri sering kali meningkat pada waktu ini akibat pemindahan
dari brankard ketempat tidur. Sangat penting untuk mengetahui lokasi, bentuk
serangan dan perubahan intensitas nyeri.
Mual jarang timbul setelah pasca anaestesi baru. Sangat besar kemungkinan
terjadi mual bila perut mengalami manipulasi yang ekstensif pada waktu prosedur
bedah atau telah mendapat narkotika yang cukup banyak.
 Objektif
- System resoiratori
- Status sirkulatori
- Tingkat kesadaran
- Balutan
- Posisi tubuh
- Status urinary/eksrsi.

2. Diagnosa keperawatan yang berhubungan


1. Nyeri akut b.d incise pembedahan dan posisi selama pembedahan
2. Kerusakan integritas kulit b.d luka pembedahan
3. Gangguan pertukaran gas b.d efek sisa anesthesia
3. Rencana keperawatan

N Dx Tujuan Intervensi Rasional


keperawat
o an
1 Nyeri Kriteria hasil : 1) Kaji kultur 1) pain level
akut b.d 1. Mampu mengontrol yang 2) pain
incise nyeri mempengar control
pembedah 2. Mampu mengenali uhi respon 3) comfort
an dan nyeri nyeri level
posisi 3. Menyatakan rasa 2) Evaluasi
selama nyaman setelah nyeri pengalaman
pembedah berkurang nyeri masa
an 4. Tanda vital dalam lampau
rentang normal 3) Bantu
pasien dan
keluarga
untuk
mencari dan
menemukan
dukungan
4) Kontol
lingkungan
yang dapat
mempengar
uhi nyeri
seperti suhu,
pencahayaa
n dan
kebisingan
5) Kurangi
faktor
respitasi
nyeri
6) Pilih dan
lakukan
penanganan
nyeri
7) Kaji tipe
dan sumber
nyeri
8) Ajarkan
teknik non
farmakologi
9) berikan
analgetik
untuk
mengurangi
nyeri
10) kolaborasi
dengan
dokter jika
ada keluhan
dan
tindakan
nyeri tidak
berhasil
11) monitor
penerimaan
pasien
tentang
menejemen
nyeri
2 Kerusaka Kriteria hasil : 1. anjurkan 1. tissue

n 1. integritas kulit yang pasien integrity :

integritas bisa di perahankan untuk skin and

kulit b.d (sensasi,elastisitas,te menggunak mucocus

luka mperature, hidrasi, an pakaian membrane

pembedah pigmentasi) yang s

an 2. tidak ada luka/lesi longgar

3. perfusi jaringan baik 2. hindari

4. menunjukan kerutan

pemahaman dalam pada tempat


proses perbaiakan tidur

kulit dan mencegah 3. jaga

terjadinya secara kebersihan

berulang kulit agar

5. mampu melindungi tetap bersih

kulit dan dan kering

mempertahankan 4. mobilisasi

kelembaban kulit dan pasien(ubah

perawatan alami posisi

pasien)

setiap dua

jam sekali

5. monitor

kulit akan

adanya

kemerahan

6. oleskan

lotion atau

minyak/bab

y ol pada

daerah

tertekan

7. monitor
aktivitas

dan

mobilisasi

pasien

8. monitor

status

nutrisi

pasien

9. memandika

n pasien

dengan

sabun air

hangat
3 Gangguan Kriteria hasil : Airway 1. respiratory

pertukara 1. mendemonstrasikan manajement status :

n gas b.d peningkatan ventilasi 1. buka jalan gas

efek sisa dan oksigenasi yang nafas, 2. respiratory

anesthesia adekuat gunakan status :

2. memelihara teknik chin ventilasi

kebersihan paru-paru lift atau jaw 3. vital sign

dan bebas dari tanda- thrust bila status

tanda distress perlu

pernafasan 2. posisikan

3. mendemonstrasikan pasien
batuk efektif dan untuk

suara nafas yang memaksima

bersih, tidak ada lkan

sianosis dan dyspnea ventilasi

4. tanda-tanda vital 3. identifikasi

dalam rentang pasien

normal perlunya

pemasangan

alat jalan

nafas buatan

4. pasang

mayo bila

perlu

5. lakukan

fisioterapi

dada bila

perlu

6. keluarkan

secret

dengan

baktuk atau

suction

7. auskultasi
suara nafas,

catat adanya

suara

tambahan

8. lakukan

suction pada

mayo

9. atur intake

untuk cairan

mengoptima

lkan

keseimbang

an

10. monitor

respirasi o2
Daftar pustaka

Dongoes,et al.(2000). Rencana asuhan keperawatan (terjemaah). PT EGC.Jakarta

Menurut Potter dan Perry (2016)

Menurut (Lukas, 2004 cit Wahyuningsih, 2014).

Long, Barbara C. (1996). Perawatan medical bedah. Volume 1. (terjemahan) yayasan

ikatan alumni pendidikan keperawatan pajajaran. Bandung .

NANDA,2002. Nursing diagnosis : Definition and classification (2001-2002),

Philadelphia.

Anda mungkin juga menyukai