Anda di halaman 1dari 10

APLIKASI TEKNIK EQUALISASI UNTUK MENCEGAH BAROTRAUMA

PADA PENYELAM TRADISIONAL DI SURABAYA

Imroatul Farida1), Diyah Arini2), Nur Muji Astuti3)


Prodi S1 Keperawatan, STIKES Hang Tuah Surabaya (Penulis 1)
Prodi D3 Keperawatan, STIKES Hang Tuah Surabaya (Penulis 2,3)
E-mail : faridabiantoro13@gmail.com

ABSTRACT
The traditional fisherman dive to get a lot of fish, they called traditional divers. The majority
of traditional divers do not use equalization techniques while diving, because they have an
assume that equalization techniques is not important. The traditional divers also have some
signs of barotrauma symptoms such as headaches, ear pain, feeling full in the ears, chest pain,
dizziness after diving. The incidence of barotrauma can be reduced if traditional divers can
do equalization technique while diving. The target and output are they have better knowledge,
skills and awareness to use equalization techniques while diving to prevent barotrauma
independently. The method of activities was a seminar and workshop on day 1, demonstration
and role play on day 2. The activity was held on 27-28 July 2019, the subject was 70 traditional
divers at Kedung Cowek District Surabaya, and was delivered by lecturers and students of
STIKES Hang Tuah Surabaya. They have beenbetter improvement in knowledge, skills and
awareness of they standard diving procedures, especially in equalization technique to prevent
barotrauma.

Keywords : Traditional diver; Equalization Technique, Barotrauma

PENDAHULUAN pariwisata bidang kepemanduan wisata selam


Penyelaman adalah kegiatan yang (Menteri Tenaga kerja dan pariwisata, 2009).
dilakukan di bawah air dengan menggunakan Prosedur penyelaman yang perlu diperhatikan
alat atau tanpa alat (Soepadmo, 1990 dalam salah satunya adalah teknik equalisasi. Teknik
Arini, Farida, & Sari, 2017). Penyelam saat equalisasi adalah tehnik yang digunakan
melakukan penyelaman memiliki prosedur untuk menyamakan tekanan di luar dan di
standar operasional yang harus di lakukan dalam rongga tubuh (LAKESLA, 2013).
sesuai dengan keputusan Menteri Tenaga Penyelam yang tidak sesuai dengan standar
Kerja dan Transmigasi RI no. KEP.56/ operasional prosedur dapat menyebabkan
MEN/III/2019 tentang penetapan standar masalah kesehatan yang salah satunya dapat
kompetensi kerja nasional Indonesia sector menimbulkan penyakit barotrauma (PKHI,

Aplikasi Teknik Equalisasi untuk Mencegah... 155


GEMASSIKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol. 4 No. 2 November 2020

2006 dalam (Arini et al., 2017). Desa Kedong sharing pengalaman dan tukar informasi
Cowek mayoritas masyarakatnya sebagai pengenai pengetahuan dan ketrampilan baru
nelayan tradisional dan untuk mendapatkan mengenai pennyelaman yang aman khususnya
tangkapan ikan yang banyak nelayan tehnik equalisasi untuk mencegah barotrauma
tradisional juga melakukan penyelaman atau karena keterbatan pengetahuan dan informasi.
biasa disebut penyelam tradisional. Penyelam Kejadian barotrauma dapat berkurang jika
tradisional belajar menyelam secara alami dari penyelam tradisional dapat melakukan teknik
keluarga atau temannya. Penyelam tradisional equalisasi pada saat menyelam,terbukti dari
tidak mendapatkan pendidikan penyelaman hasil penelitian (Arini et al., 2017) bahwa
dengan baik sesuai standar kompetensi 90% penyelam tradisioanl yang menggunakan
penyelaman seperti tidak menggunakan teknik tehnik equalisasi tidak terjadi barotrauma.
equalisasisaat menyelam karena mereka Barotrauma merupakan kerusakan jaring-
beranggapan sudah terbiasa menyelam tanpa an tubuh yang terjadi akibat perbedaan
menggunakan tehnik equalisasi.Penyelam tekanan udara didalam ruang yang berongga
tradisioanal banyak juga yang mengalami dengan tekanan lingkungan. Barotrauma
tanda gejala barotrauma seperti nyeri kepala, dapat menyebabkan berbagai manifestasi
nyeri telinga, rasa penuh pada telinga, nyeri mulai dari nyeri telinga, sakit kepala sampai
dada, pusing setelah menyelam. nyeri persendian, paralisis, koma dan
Hasil penelitian dari(Arini et al., 2017), kematian.Barotrauma juga bisa menyebabkan
kejadian Barotrauma dikecamatan Bulak kerusakan pada sinus paranasalis, paru-
pada penyelam tradisional sebesar 71,4% paru, telinga tengah, penyakit dekompresi,
dan sebagian besar mengalami barotrauma luka akibat ledakan (bom) dan terbentuknya
telinga sebesar 68, 5 %, barotrauma hidung emboli udara dalam arteri. Barotrauma dapat
2,9 % dan tidak terjadi barotrauma 28,6%. berpengaruh pada beberapa area tubuh yang
Umur mayoritas penyelam tradisioanal 35 berbeda, termasuk telinga, muka (sinus
-45 tahun (57.1%), lama menyelam pada paranasalis), dan paru-paru (Sumiarto & Mes,
penyelam tradisional 80% lebih dari 10 2015).
tahun, Pendidikan 80% adalah SMP. Semua Kejadian barotrauma dapat di minimalkan
penyelam tradisional (100%) mempunyai alat jika penyelam tradisioanl menggunakan tehnik
komunikasi seperti handpon sebagai media equalisasi saat menyelam. Hal ini disebabkan
sosial tetapi tidak pernah digunakan untuk karena pada saat menyelam tekanan dari luar

156 Aplikasi Teknik Equalisasi untuk Mencegah...


GEMASSIKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol. 4 No. 2 November 2020

akan menekan sehingga respon tubuh akan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran
menyamakan tekanan tersebut dengan cara melakukan standar penyelaman yang aman
melakukan equalisasi, tekanan antara luar dan dengan menggunakan tehnik equalisasi saat
dalam tubuh akan sama atau seimbang dan menyelam guna mencegah barotrauma dan
tidak terjadi barotrauma. Pencegahan agar juga mandiri dan terampil dalam menggunakan
penyelam tradisional terhindar dari penyakit tehnik equalisasi saat menyelam.
penyelaman seperti barotrauma, maka perlu
diberikan pembinaan dan pendampingan METODE PELAKSANAAN
kepada penyelam tradisional mengenai tehnik
Tahap persiapan merupakan perencanaan
equalisasi untuk mencegah barotrauma pada
kegiatan yang akan dilakukan. Proses
penyelam tradisional.Kegiatan ini bertujuan
perencanaan meliputi identifikasi kebutuhan,
agar penyelam tradisional mempunyai
identifikasi potensi dan kelemahan yang
pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran
ada, menentukan jalan keluar dan kegiatan
melakukan standar penyelaman yang aman
yang akan dilakukan, dan membuat
dengan menggunakan tehnik equalisasi saat
pengorganisasian kegiatan. Kegiatan
menyelam guna mencegah barotrauma dan
ini dimulai dengan mempersiapkan dan
juga mandiri dan terampil dalam menggunakan
melakukan koordinasi dengan tim yang
tehnik equalisasi saat menyelam.
berkaitan dengan kegiatan yang akan
dilakukan. Penyusunan jadwal kegiatan,
MASALAH, TARGET DAN LUARAN menentukan tempat pelatihan, absen peserta,
Masalah yang dihadapi penyelam undangan peserta.
tradisional adalah keterbatasan pengetahuan Pelaksanaan kegiatan dilakukan selama
dan ketrampilan meggunakan tehnik 2 hari, pada hari pertama dilakukan pada
aqualisasi untuk mencegah barotrauma. tanggal 27 juli 2019 jam 08.00 s/d 11.30 WIB,
Berdasarkan permasalahan diatas, perlu seminar dan workshop di Balai Desa Kedung
dilakukan pembinaan dan pendampingan Cowek Kecamatan Bulak, Surabaya, Jatim,
kepada penyelam tradisional melakukan mengenai standar penyelaman yang aman,
tehnik equalisasi saat menyelam guna tehnik equalisasi saat menyelam, bahaya jika
mencegah barotrauma. tidak menggunakan tehnik equalisasi dan
Target dan luaran yang dicapai pemeriksaan kesehatan (tekanan darah & gula
adalah penyelam tradisional mempunyai darah) kepada peserta dengan jumlah peserta

Aplikasi Teknik Equalisasi untuk Mencegah... 157


GEMASSIKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol. 4 No. 2 November 2020

70 peserta. Hari ke dua pada tanggal 28 juli berada dipesisir khususnya Desa Kedung
2019 jam 08.00 s/d 12.00 WIB demontrasi Cowek, Kecamatan Bulak, Surabaya, Jawa
dan roll play di pantai Kelurahan Kedung Timur adalah sebagai nelayan tradisional.
Cowek untuk melakukan penyelaman Nelayan tradisional untuk mendapatkan
yang aman dengan menggunakan tehnik tangkapan ikan yang banyak yaitu dengan
equalisasi.Peserta dibagi menjadi 9 kelompok cara menyelam yang biasa disebut sebagai
yang masing masing kelompok terdiri dari penyelam tradisional.
7-8 anggota kelompok. Setiap kelompok Penyelaman adalah kegiatan yang
didampingi oleh 2 fasilitator yaitu 1 fasilitator dilakukan di bawah air dengan menggunakan
dari instruktur penyelam dan 1 fasilitator dari alat atau tanpa alat (Soepadmo, 1990
UKM mahasiswa KESMALA (Kesehatan dalam (Arini et al., 2017). Penyelam yang
matra laut) Stikes Hang Tuah Surabaya. menghirup nafas penuh dipermukaan akan
Evaluasi kegiatan dilakukan dengan role merasa terdapat tekanan pada paru-parunya
play dan demontrasi pada tiap-tiap peserta dan semakin lama semakin tertekan oleh
dan diakhir kegiatan semua peserta diberikan air disekelilingnya pada saat turun. Gas
sembako. yang berada didalam rongga tubuh akan
terpengaruh oleh hubungan volume dan
HASIL PEMBAHASAN tekanan. Organ tubuh yang terdapat gas salah

Indonesia merupakan negara bahari satunya adalah telinga, terutama pada telinga

dimana luas laut 2/3 total luas seluruh tengah. Cairan tubuh akan menghantarkan

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia tekanan air kedalam rongga udara pada telinga

(Ramdhan and Arifin, 2013). Bangsa tengah, sehingga tekanan akan meningkat

Indonesia di laut nusantara mempunyai dan volume akan berkurang. Telinga bagian

kepentingan untuk memanfaatan laut yang tengah terdapat didalam rongga tulang kaku,

sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat. rongga yang sebelumnya terisi oleh udara

Pemanfaatan ini telah terlihat dengan laju akan terisi oleh jaringan yang membengkak,

pertumbuhan ekonomi dewasa ini yang berdarah dan menonjol ke dalam gendang

memungkinkan berkembangnya kegiatan telinga sehingga terjadilah barotrauma telinga.

eksplorasi kekayaan laut (Paskarini, Tualeka, Menyamakan tekanan (equalisasi) adalah

Ardianto, & Dwiyanti, 2010), dimana salah salah satu hal yang dapat dilakukan untuk

satu kegiatan masyarakat Indonesia yang mencegah terjadinya kerusakan jaringan pada

158 Aplikasi Teknik Equalisasi untuk Mencegah...


GEMASSIKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol. 4 No. 2 November 2020

saat menyelam (Jhon F, Petar D, 2014 dalam rongga telinga tengah dan membran timpani
(Arini et al., 2017). akan menonjol (Jhon F, Petar D .2014;Van

Upaya yang dilakukan untuk mencegah Gijn J, Gijselhart J.P, 2010 dalam Arini et al.,

terjadinya barotrauma pada penyelam 2017).

tradisional di kelurahan Kedung Cowek Penggunaan tehnik equalisasi sangat


adalah dengan pembinaan dan mendampingan membantu penyelam tradisional untuk
mengenai tehnik equalisasi dan pencegahan menyamakan tekanan dari luar dan dari
barotrauma. Tehnik equalisasi adalah dalam tubuh sehingga bisa mencegah
membuka ujung saluran eustachio sehingga terjadinya barotrauma. Penyelam tradisional
udara masuk ke rongga telinga untuk menekan agar aman melakukan penyelaman sebaiknya
tekanan udara dari luar ketika menyelam 1) Dengarkan bunyi “pop” atau “klik” pada
(Arini et al., 2017).Tehnik equalisasi terdiri saat melakukan equalisasi, jika penyelam
dari 1). Toynbee Manuver, Cubit hidung merasa sudah mendengar bunyi tersebut
dan lakukan menelan pada saat menyelam dari kedua telinga maka equalisasi yang
untuk menyamakan tekanan lingkungan), 2). dilakukan berhasil. 2) Penyelam sebelum
Frenzel Manuver, cubit hidung dan posisikan melakukan penyelaman usahakan untuk
tenggorokan seakan menegang kemudian melakukan pennyamaan tekanan beberapa
membuat suara dari huruf “k”, keadaan ini akan menit dengan cara mengunyah permen
membuat lidah menempel pada palatum dan ataupun menggerakan rahang. 3) Kedalaman
mengompresi udara sehingga tuba eustachian lebih dari 10 meter segera lakukan equalisasi
membuka. 3). Lowry Technique, Cubit sehingga tidak terjadi barotruma. 4)
hidung, meniup dan menelan lakukan secara Melakukan equalisasi yang sering pada saat
bersamaan. 4). Edmonds Technique,cubit menyelam dapat mempertahankan sedikit
hidung, meniup dan menekan rahang lakukan tekanan positif di telinga tengah. 5) Berhenti
dengan cara bersamaan. Otot pada rahang akan pada saat melakukan equalisasi jika muncul
menegang dan mendorong rahang kedepan, rasa sakit dan nyeri pada telinga ataupun
5). Valsavah Manuver, menutup kedua sisi hidung. 6) Hindari mengkonsumsi alkohol
hidung dan mulut serta meniup pipi dengan dan mengkonsumsi tembakau(Jhon F, Petar D
ekspirasi paksa. Peningkatan tekanan akan .2014; Van Gijn J, Gijselhart J.P, 2010 dalam
menyebabkan udara dalam ruang masuk ke Arini et al., 2017).
kedua tabung eustachius, menggembungkan

Aplikasi Teknik Equalisasi untuk Mencegah... 159


GEMASSIKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol. 4 No. 2 November 2020

Barotrauma adalah kerusakan jaringan dapat melakukan fungsinya maka tekanan


tubuh yang terjadi akibat perbedaan tekanan negatif yang besar ditelinga tengah dapat
udara di dalam ruang yang berongga dengan menyebabkan pelebaran pembuluh darah pada
tekanan lingkungan(Sumiarto & Mes, 2015). membran timpani dan mukosa telinga tengah.
Prinsip barotrauma ini mengikuti hukum Perubahan tekanan dapat menyebabkan
boyle, dimana peningkatan atau penurunan pertukaran udara, akibat dari perbedaan
suatu tekanan dengan gas akan menyebabkan tekanan antara tekanan atmosfer dan tekanan
pengembangan atau kompresi dari volume gas telinga. Perubahan tekanan yang semakin
yang terkena (LAKESLA, 2013). Barotrauma besar dengan perbedaan tekanan yang ada,
terdiri dari barotrauma telinga, barotrauma maka semakin mudah terjadi barotrauma
hidung (sinus paranasalis), barotrauma paru, telinga (LAKESLA, 2013; Rahayu, Jimmy,
barotrauma gigi dan barotrauma wajah (Arini & Vennetia, 2015)
et al., 2017). Barotrauma telinga Waktu Turun
Barotrauma telinga merupakan baro- (Descent) lebih banyak terjadi karena
trauma yang paling sering dan banyak pada saat penyelam turun tubuhnya
terjadi pada penyelam tradisional.Hal ini mendapat penambahan tekanan dari luar.
disebabkan karena pada saat menyelam Penambahan tekanan ini normalnya tidak
telinga mendapatkan tekanan lebih besar akan menimbulkan barotrauma selama proses
dibandingkan dengan rongga tubuh yang equalisasi antara rongga-rongga fisiologis
lainnya. Penyelam akan lebih sering tubuh dengan tekanan sekitar berlangsung
mengalami tekanan telinga yang berulang lancar. Rongga-rongga fisiologis tubuh
pada gendang telinga, ini menyebabkan organ umumnya mempunyai dinding yang keras
keseimbangan dalam telinga bagian dalam (tulang) sehingga tidak mungkin kolaps.
mengalami pembengkakan jaringan dan Bila terjadi kegagalan equalisasi pada saat
penyumbatan pada tuba eustachius sehingga penyelam turun, maka tekanan udara dalam
terjadi perforasi membrantimpani (Arini et rongga-rongga fisiologis akan menjadi
al., 2017). relatif negatif dengan tekanan sekelilingnya.

Telinga memiliki tuba auditori yang Tekanan relatif negatif akan menimbulkan

menutup saat terdapat tekanan dan harus distrosi atau kerusakan pada jaringan lunak

dibuka dengan cara menguap atau perasat dalam rongga. Dapat terjadi kongesti vaskular

lain, jika tuba mengalami gangguan dan tidak edema mukos disertai transudasi cairan tubuh

160 Aplikasi Teknik Equalisasi untuk Mencegah...


GEMASSIKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol. 4 No. 2 November 2020

dan bahkan perdarahan kedalam rongga- yang dapat menghambat saluran atau
rongga fisiologis tubuh. Peristiwa barotrauma ostium sinus. Tekanan yang meningkat akan
akibat turun ini dekenal sebagai “Sequeeze”. menyebabkan nyeri pada bagian frontalis dan
Jadi squeeze umumnya terjadi pada waktu dapat terjadi epitaksis dan salah satu tanda dari
seseorang penyelam turun dan medapatkan barotrauma hidung (Maulana Otto, Rosadi,
pertambahan tekanan (Pitoyo Y, Bashirudin,J, Adi dkk, 2000; dalam Arini et al., 2017).
Alfian F., Hari Haksono, Septawati B, 2009; Barotrauma hidung (Sinus paranasalis)
LAKESLA, 2013, Rahayu D, Jimmy F, waktu turun (Descent), Sumbatan pada
Vennetia R .,2015). saluran sinus disebabkan karena terjadi
Barotrauma telinga Waktu Naik (Ascent), kegagalan equalisasi pada saat penyelam
penyelam akan mendapatkan penurunan turun di dalam air. Tekanan yang meningkat
tekanan di sekelilingnya pada saat naik dari luar akan dihantarkan oleh dinding
kepermukaan. Penurunan tekanan akan sinus sehingga tekanan pada waktu yang
mengakibatkan pengembangan (expansion) sama akan relatif negatif dalam sinus karena
dari udara dalam rongga-rongga fisiologis kontraksi dari udara. Mukosa memiliki
tubuh. Udara yang mengembang normalnya elastisitas, jika batas elastisitas mukosa
dapat disalurkan keluar lewat rongga-rongga terlewati dapat terjadi perdarahan baik dalam
fisiologis tubuh. Tekanan akan seimbang submukosa ataupun dari ruang mukosa dan
antara rongga-rongga tubuh dengan tekanan masuk ke dalam lumen sinus.Perubahan
sekeliling, jika terdapat obstruksi, udara inilah yang dapat menimbulkan gejala nyeri
yang mengembang akan terperangkap dan dan dapat menimbulkan odema mukosa dan
meningkatkan tekanan dalam rongga-rongga keluarnya cairan secara serosa kedalam sinus.
fisiologis tubuh. Barotrauma ini umumnya Pencegahan dari barotrauma sinus waktu
menimbulkan nyeri mendadak akibat kenaikan turun yaitu dilarang menyelam bila dijumpai
tekanan dalam rongga dan teoritis juga infeksi saluran nafas atas, sinusitis, rhinitis,
terdapat bahaya emboli vena (LAKESLA, atau kelainan pada hidung lainnya, penyelam
2013; Rahayu, Jimmy, & Vennetia, 2015) dilarang melakukan penurunan (descent) di

Hidung memiliki sinus paranasalis dalam air dengan terlampau cepat, penyelam

yang didalamnya terdapat rongga, pada saat yang memiliki riwayat gangguan pada hidung

menyelam jika terjadi kegagalan equalisasi atau sinus harus diperiksa lebih teliti sebelum

akibat dari adanya rhinitis, polip dan sinusitis melakukan penyelaman. (Mathieu, 2006;
Riyadi, 2013 dalam Arini et al., 2017).

Aplikasi Teknik Equalisasi untuk Mencegah... 161


GEMASSIKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol. 4 No. 2 November 2020

Barotrauma hidung (Sinus paranasalis) saat turun karena penyelam tidak mempunyai
Waktu Naik (ascent)dapat terjadi pada saat suplai udara untuk mengequalisasikan tekanan
naik ke permukaan (ascent).Barotrauma intrapulmonal dengan tekanan sekeliling.
ini terjadi karena adanya obstruksi yang Paru-paru merupakan organ yang dapat
mempunyai mekanisme katup satu arah.Udara dikompresi volumenya (compressible), pada
yang masuk melalui sinus saat penyelam turun penyelam tanpa alat tekanan intrapulmonal
lancar tidak ada hambatan tetapi pada saat dapat dipertahankan sama dengan tekanan
naik udara yang keluar dari sinus terganggu sekelilingnya dengan menurunkan volume
sehingga terjadi peningkata tekanan dalam paru. Penurunan ini untuk mengequalisasi
sinus. Obstruksi ini disebabkan karena tekanan intrapulmonal sehingga terjadi
peradangan pada mukosa, kista atau polip kontraksi otot pernapasan dan membuat
yang mengganggu udara untuk keluar dari posisi diafragma semakin tinggi. Kompresi
sinus (Mathieu, 2006; Riyadi, 2013 dalam paru oleh dinding thorax dapat ditolelir
Arini et al., 2017). sampai tercapai volume residu paru, setelah

Barotrauma paru adalah barotrauma tercapai kompresi pada paru secara teoritis

yang paling berbahaya diantara baraotrauma akan menimbulkan barotrauma (squeeze)

lainnya. Penyelam akan terpajan dengan pada jaringan paru. Volume residu yang kecil

tekanan yang meningkat pada pembuluh sangat menguntungkan untuk penyelam tanpa

darah saat menyelam. Peningkatan tekanan alat melakukan penyelaman selain itu faktor

berhubungan langsung dengan kedalaman lain yang mempengaruhi penyelam mencapai

menyelam. Peningkatan tekanan berpengaruh kedalaman maksimal yaitu kapasitas vital

dengan peningkatan tekanan partial gas-gas paru, pulmonary vascular bad dilatation.

respirasi (O2 dan N) sehingga larutan dalam Hukum boyle dijelaskan bahwa kedalaman

jaringan tubuh akan meningkat dan tekanan maksimal penyelam tanpa alat berbanding

yang meningkat akan membentuk gelembung- lurus dengan volume paru sebelum menyelam

gelembung gas di dalam darah dan jaringan dan berbanding terbalik dengan volume

tubuh(Mathieu, 2006; Riyadi, 2013 dalam residu. Penyelam tanpa alat (breath hold

Arini et al., 2017). diving) menimbulkan reaksi pembulu darah


pada paru (pulmonary venous bed dilatation),
Barotrauma paru waktu turun (Descent),
reaksi ini menaikan kemampuan penyelam
penyelam yang tidak menggunakan alat
untuk menambah kedalaman menyelam tanpa
mempunyai resiko terjadinya barotrauma paru
menimbulkan barotrauma paru karena dilatasi

162 Aplikasi Teknik Equalisasi untuk Mencegah...


GEMASSIKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol. 4 No. 2 November 2020

pembulu darah pada thorax menggantikan (water inhalation), penyakit yang dapat
sebagaian tempat udara sehingga volume menimbulkan obstruksi seperti asma, kista,
residu tidak semakin kecil.Kerusakan tumor dan gangguan sistem pernapasan
jaringan paru pada barotrauma ini adalah lainnya. Penyelam yang naik ke permukaan
kerusakan pada pembulu vena kecil, cairan dengan cepat dan tidak sesuai dengan
keluar lewat membran alveoli dari kapiler prosedur penyelaman di sertai ekshalasi
dan jaringan kemudian masuk kedalam yang inadekuat menyebabkan perubahan
alveoli dan saluran nafas. Gejala klinis yang efek fisiologis.Volume gas yang meningkat
ringan pada barotrauma paru jenis ini hanya dan keluarnya gelembung gas yang masuk
menimbulkan rasa nyeri dada dan eksudari kejaringan menimbulkan barotrauma pada
ringan yang akan direabsorbsi pada saat naik penyelam. Ekhalasi yang inadekuat dapat
ke permukaan (Mathieu, 2006; Riyadi, 2013 disebabkan akibat dari panik, obstruksi pada
dalam Arini et al., 2017). saluran pernapasan(Mathieu, 2006; Riyadi,

Barotrauma paru waktu naik (Ascent), 2013 dalam Arini et al., 2017).

waktu naik ke permukaan terjadi penurunan Diakhir kegiatan Pembinaan dan


tekanan yang sesuai dengan hukum Boyle. pendampingan penyelam tradisional dilakukan
Udara dalam paru akan mengembang evaluasi satu persatu oleh instruktur, semua
sehingga volumenya juga akan mengembang. peserta mengerti, memahami, menyadari dan
Udara saat pernapasan normal mengembang mampu mendemontrasikan secara mandiri
dalam paru secara fisiologis dan dengan tehnik equalisasi untuk mencegah barotrauma.
mudah diekshalasikan sehingga tekanan Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan
intrapulmonal tetap dapat diequalisasikan penyelam tradisional ini harapanyaakan
dengan tekanan disekelilingnya. Ekshalasi mempengaruhi sikap, perilaku dan kebiasan
waktu naik dapat terhambat dan udara yang mereka dalam melakukan penyelaman sesuai
mengembang dalam paru akan terperangkap standar prosedur penyelaman.
dan menimbulkan pengembangan berlebih
pada volume paru (overdistension of the KESIMPULAN DAN SARAN
lungs) disertai dengan kenaikan tekanan
Peningkatan perubahan pengetahuan,
intrekhalasi inadekuat dapat terjadi
ketrampilan dan kesadaran melakukan
akibat panik, menghisap air secara tidak
prosedur standar penyelaman khususnya
sengaja yang menimbulkan bronkospasme
menggunakan tehnik equalisasi untuk

Aplikasi Teknik Equalisasi untuk Mencegah... 163


GEMASSIKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol. 4 No. 2 November 2020

mencegah barotrauama.Monitoring dan tehnik equalisasi untuk mencegah barotrauma,


pendampingan dari instansi diharapkan selain itu instansi kesehatan sebaiknya ikut
dilakukan secara berkalaagar penyelam berperan dalam menyebarkan informasi
tradisional mandiri dan terampil melakukan mengenai kesehatan penyelaman

DAFTAR PUSTAKA

Arini, D., Farida, I., & Sari, R. R. (2017). CORRELATION OF EQUALIZATION TECHNICAL
TO BAROTRAUMA EVENTS IN TRADITIONAL DIVERS VILLAGE KEDUNG
COWEK, DISTRICT BULAK, KENJERAN, SURABAYA. In Proceeding of Surabaya
International Health Conference (pp. 535–544).

LAKESLA. (2013). Buku Ajar ilmu Kesehatan Penyelaman Dan Hiperbarik. Jakarta: Lembaga
Kesehatan Kelautan TNI-AL.

Menteri, K. Keputusan menteri tenaga kerja dan transmigasi RI no KEP.56/MEN/III/2009


Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sector Pariwisata
Bidang Kepemanduan Wisata Selam (2009).

Paskarini, I., Tualeka, A. R., Ardianto, D. Y., & Dwiyanti, E. (2010). Kecelakaan dan
Gangguan Kesehatan Penyelam Tradisional dan Faktor-faktor yang mempengaruhi di
Kabupaten Seram, Maluku. Retrieved from http://download.portalgaruda.org/article.
php?article=17835&val=1095

Rahayu, D., Jimmy, F., & Vennetia, R. (2015). Analisa Gangguan Pendengaran Pada Penyelam
Didanau Tondano Desa Watumea Kecamatan Eris Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi
Utara. Journal E Biomedik, 3(1).

Ramdhan, & Arifin. (2013). Aplikasi Sistem Informasi Geografis Dalam Penilaian Proporsi
Luas Laut Indonesia. Jurnal Ilmiah Geomatika, 19(2), 141–146. Retrieved from http://
jurnal.big.go.id/index.php/GM/article/viewFile/208/205

Sumiarto, D., & Mes, S. (2015). Paket Instruksi Scuba Sistem Terbuka Khusus Penyelam Scuba
(Scuba Diver). Surabaya: Komando Pengembangan Dan Pendidikan TNI.

164 Aplikasi Teknik Equalisasi untuk Mencegah...

Anda mungkin juga menyukai