Anda di halaman 1dari 3

PANDANGAN ISLAM MENURUT KONSEP SEHAT DAN SAKIT

Banyak perspektif yang menjelaskan tentang konsep sehat dan sakit pada manusia,
mulai dari kajian preventif, kuratif dan rehabilitatif. Namun , menurut pandangan
islam sehat “ash-shihhah” Kata sehat dapat diartikan pula:
1. Dalam keadaan baik segenap bada serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit) dan
waras
2. Mendatangkan kebaikan pada badan
3. Sembuh dari sakit
Konsep Sehat Allah dan Rasul-Nya keselamatan dan kesehatan sebagai nikmat Allah
yang terbesar yang harus diterima dengan rasa syukur.Yang termasuk bagian dari
nikmat Allah yang paling besar, meskipun pada dasarnya sehat belum tentu lebih baik
dari pada sakit sebab kedua perkara ini memiliki potensi yang sama untuk mendapat
label baik dan buruk di sisi Allah. Sehat dan sakit merupakan warna dan rona abadi
yang melekat pada manusia selama hidup. Tetapi kebanyakan manusia
memperlakukan sehat dan sakit secara tidak adil. Mereka menganggap sehat itu saja
yang mempunyai makna. Sebaliknya sakit hanya dianggap sebagai beban dan
penderitaan yang tidak bermakna sama sekali. Padahal Allah dalam setiap ciptaanNya
mempunyai tujuan, pelajaran dan hikmah Q.S. Shaad/38:27.
D
Islam memberikan pandangan bahwa setiap penyakit adalah ujian keimanan yang
diberikan Allah kepada hamba-Nya atas kesabaran dan ridha. Justru pada saat sakit,
kebanyakan manusia baru mengingat dosa-dosa dari perbuatan kelirunya di masa lalu,
ia melakukan taubat dengan cara memohon ampunan kepada Allah. Meskipun
tampaknya penyesalan selalu datang terlambat.

(QS al-Anbiyâ’, 21: 83-84) Ayat di atas mengisahkan bahwa Nabi Ayyub a.s. yang
ditimpa penyakit, kehilangan harta dan anak-anaknya. Dari seluruh tubuhnya hanya
hati dan lidahnya yang tidak tertimpa penyakit, karena dua organ inilah yang
dibiarkan Allah tetap baik dan digunakan oleh Nabi Ayyub a.s. untuk berdzikir dan
memohon keridhaan Allah, dan Allah pun mengabulkan doanya, hingga akhirnya
Nabi Ayyub a.s. sembuh dan dikembalikan harta dan keluarganya. Dari sini dapat
diambil pelajaran agar manusia tidak berprasangka buruk kepada Allah, tidak
berputus asa akan rahmat Allah serta bersabar dalam menerima takdir Allah. Karena
kita sebagai manusia perlu meyakini bahwa apabila Allah menakdirkan sakit maka
kita akan sakit, begitu pula apabila Allah menakdirkan kesembuhan, tiada daya upaya
kecuali dengan izin-Nya kita sembuh.

Konsep Sehat Allah dan Rasul-Nya (Nabi Muhammad s.a.w.) melalui ayat-ayat al-
Quran dan sunnah Rasulullah s.a.w. memberi perhatian yang serius terhadap
kesehatan manusia. Nabi Muhammad s.a.w. bahkan menganggap keselamatan dan
kesehatan sebagai nikmat Allah yang terbesar yang harus diterima dengan rasa
syukur.
Di hadapan Allah, orang sakit bukanlah orang yang hina. Mereka justru memiliki
kedudukan yang sangat mulia. “Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan
keletihan, kehawatiran dan kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan
duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya”.
(Hadis Riwayat al- Bukhari dari Abu Hurairah, Shahîh al-Bukhâriy, juz VII, hal. 148,
hadits no. 5640)
Bahkan Allah menjanjikan kepada orang yang sakit apabila ia bersabar dan berikhtiar
dalam sakitnya, Allah akan menghapus dosa- dosanya. “Tidaklah seorang muslim
tertimpa derita dari penyakit kecuali Allah hapuskan dengannya (dari sakit tersebut)
kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya) sebagaimana gugurnya dedaunan sebuah
pohon”. (Hadis Riwayat al-Bukhari dari Abdullah bin Mas’ud, Shahîh al-Bukhâriy,
juz VII, hal. 153, hadits no. 5661)
(Dikutip dan diselaraskan dari http://azzamherbal.wordpress.com/2011/12/07/konsep-
sehat-dan-sakit- menurut-islam/, dengan sumber rujukan: http://www.wonk-
ikhsan.net)

PRESENTASI
Banyak perspektif yang menjelaskan tentang konsep sehat dan sakit pada manusia,
mulai dari kajian preventif, kuratif dan rehabilitatif. Namun menurut pandangan
islam, sehat dan sakit merupakan warna dan rona abadi yang melekat pada manusia
dalam hidup. Kebanyakan manusia memperlakukan sehat dan sakit secara tidak adil.
Mereka menganggap sehat saja yang mempunyai makna. Sebaliknya sakit hanya
dianggap sebagai beban dan penderitaan yang tidak bermakna sama sekali.
Yang termasuk bagian dari nikmat Allah yang paling besar, meskipun pada dasarnya
sehat belum tentu lebih baik dari pada sakit sebab kedua perkara ini memiliki potensi
yang sama untuk mendapat label baik dan buruk di sisi Allah. Islam memberikan
pandangan bahwa setiap penyakit adalah ujian keimanan yang diberikan Allah kepada
hamba-Nya atas kesabaran dan ridha. Justru pada saat sakit, kebanyakan manusia baru
mengingat dosa-dosa dari perbuatan kelirunya di masa lalu, ia melakukan taubat
dengan cara memohon ampunan kepada Allah. Meskipun tampaknya penyesalan
selalu datang terlambat.

Banyak perspektif yang menjelaskan tentang konsep sehat dan sakit pada manusia,
mulai dari kajian preventif, kuratif dan rehabilitatif. Namun , menurut pandangan
islam sehat “ash-shihhah” merupakan nikmat yang diberika Allah dan harus di
syukuri. Islam memberikan pandangan bahwa setiap penyakit adalah ujian keimanan
yang diberikan Allah kepada hamba-Nya atas kesabaran dan ridha.
(QS al-Anbiyâ’, 21: 83-84) sebagai manusia perlu meyakini bahwa apabila Allah
menakdirkan sakit maka kita akan sakit, begitu pula apabila Allah menakdirkan
kesembuhan, tiada daya upaya kecuali dengan izin-Nya kita sembuh.

Dan dijelaskan pula di dalam buku yg berjudul Allah sang tabib bahwa masyarakat
cenderung selalu mendewakan dokter dan menuhankan obat. Padahal disebutkan
bahwa dokter hanyalah perantara untuk kesembuhan pasien dan hanya Allah yg
sebagai maha penyembuh

Menurut saya, bu qorina mungkin sudah merasa pasrah dengan sakitnya sehingga
beliau mencoba berbagai cara seprti ikut” memakai kalung doa”

Jawaban analog diskusi


Ikut”an bisa jatuh ke salah, masih kontrofersi
ramalan bintang - berdasarkan bulan lahir - bisa
Mimpi - digigit ular dll - musyrik dll
Bagaimana orang tesebut
Kalung menghilangkan musibah - kalung bentuknya bagus - analisis andaa gimnaaa??

Kewenangan saat praktek, memberikan edukasi mengenai agama


Kewajiban apabila
Muslim, dokter di luar dinas - bagaimana cara edukasi agama sebagai dokter
Apabila ada pasien seperti itu, bagaimana etika KODEKI

Anda mungkin juga menyukai