Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Wellycia Febriyenti
Kelompo: W
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
A. Landasan Teoritis Ca.Mammae
1. Defenisi
Kanker payudara merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena pertumbuhan
yang tidak normal pada sel-sel jaringan payudara sehingga tidak dapat dikendalikan
dan akan tumbuh menjadi benjolan tumor yang menyebabkan keganasan, penyakit
ini paling banyak menyerang pada wanita. (Wijaya&Putri,2013)
Kanker payudara adalah suatu penyakit yang mengambarkan gangguan pertumbuhan
seluler pada jaringan payudara yang mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol
poliferasi dan matrasi sel.(Brunner&Sudart,2005)
2. Etiologi
Penyebab kanker payudara belum ada penyebab yang spesifik menyebabkan kanker
payudara, terdpat serangkaian factor genetic, hor monal, dan linkungan sebagai
penunjang terjadinya kanker payudara.
Wijaya & Putri,2013 menjelaskan, penyebab kanker payudara masih belum jelas,
tetapi ada beberapa factor yang berkaitan erat dengan terjadinya kanker payudara
yaitu:
a. Wanita lebih berresiko tinggi dari pada pria
b. Usia : resiko tinggi pada usia diatas 30 tahun
c. Riwayat keluarga : ada memiliki riwayat dengan keluarga yang menderita kanker
payudara pada ibu atau saudara perempuan
d. Riwayat menstruasi (Early Menarche sebelum 12 tahun, Late Menoupase setelah
50 tahun)
e. Riwayat kesehatan
f. Riwayat reproduksi: melahirkan anak pertama diatas 30 tahun, menggunakan alat
kontrasepsi yang lama, penggunaan terapi estrogen.
g. Terapi radiasi: terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen
h. Life Style: diet lemak tinggi, mengkonsumsi alhohol, obesitas, trauma payudara,
status social ekonomi tinggi, merokok.
3. Patofisiologi
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri: proliferasi sel
yang berlebih dan tiadak ada gunanya yang tidak mengikuti penga ruh struktur
jaringan sekitarnya.
Meoplasma maligna merupakan sel-sel yang terdiri dari sel-sel kanker yang
menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali yang bisa menggangu fungsi jaringan
normal dengan menginfeltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan sampai ke
organyang jauh-jauh. Didalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama
dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel dimana telah terjadi
transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompoksel-sel ganas diantara sel-sel
yang normal.
Proses terjadinya kanker payudara dari beberapa etiologi diantaranya: obesitas,
radiasi, hiperplasia, optik, riwayat keluarga dengan kanker payudara, sering
mengkonsumsi zat-zat karsinogen sehingga merangsang pertumbuhan dari epitel
payudara dan dapat menyebabkan kanker payudara . Kanker payudara berasal dari
jaringan epithelial, dan paling sering terjadi pada sistem duktal. Mula-mula terjadi
hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut
menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7
tahun untuk bertumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup
besar untuk dapat diraba ( kirakira berdiameter 1 cm ). Pada ukuran itu, kira- kira
seperempat dari kanker payudara telah bermetastase. Lebih sering kanker tersebut
ditemukan jika sudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri. Gejala kedua yang
paling sering terjadi adalah keluarnya cairan dari muara duktus payudara, dan juga
bahkan bisa keluar darah. Jika penyakit ini telah berkembang lebih lanjut, maka dapat
pecahnya benjolan-benjolan pada kulit ulserasi (Price, 2006 )
Wanita dengan kanker payudara mengalami gejala-gejalanya mirip dengan infeksi
payudara akut, kulit menjadi merah, panas, edema, dan nyeri. Karsinoma ini
menginfasi kulit dan jaringan limfe. Tempat yang paling sering untuk metastase jauh
adalah paru, pleura, dan tulang ( Price, 2006 ).
Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebaran langsung kejaringan
sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Proses pembedahan dapat
mendatangkan stress karena terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas dan terhadap
jiwa seseorang. Rasa nyeri sering menyertai upaya tersebut dalam pengalaman
operatif, operasi juga merupakan stressor kepada tubuh dan memicu respon neuron
endocrine. Kanker payudara tersebut juga menimbulkan metastase yang dapat
menjalar ke organ yang dekat maupun yang jauh antara lain limfogen yang menjalar
ke kelenjar limfe aksilasis dan terjadi benjolan, dari sel epidermis menjadi invasi
timbulnya krusta pada organ pulmo mengakibatkan ekspansi paru tidak optimal.
Peroses terjadinya kanker ada 4 fase yaitu:
a. Fase induksi
Fase induksi biasanya sekitar 15-30 tahun, penyebab terjadinya kanker
sampai saat ini belum tau pastinya, tetapi factor lingkungan mungkin
memegang peran besar dalam terjadinya kanker pada manusia. Kontak dengan
zat karsinogen membutuhkan watu yang bertahun-tahun untuk bisa sampai
berubah jaringan display menjadi jaringan tumor ganas. Hal ini tergantung
dari sifat, jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang
dikenai oleh zat krsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau
ko-karsinogen lainnya, dan kerentangan jaringan individu.
b. Fase in situ: 1-5 tahun
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous
yang bisa ditemukan di serviks nuteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna,
kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
c. Fase invasi
Sel-sel akan menjadi ganas dan berkembang biak dan menginfeltrasi melalui
membrane sel dank e jaringan sekitarnya sampai ke pembuluh darah dan serta
limfe, waktu antara fase ini ke fase diseminasi berlangsung antara beberapa
minggu sampai beberapa tahun.
d. Fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor semakin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-
tempat lain akan bertambah.
4. Manifestasi Klinis
Penemuan tanda-tanda dan gejala dar kanker payudara masih sulit ditemukan secara
dini, kebanyakan kanker payudara ini ditemukan jika sudah terasa dan teraba yang
biasanya oleh wanita itu sendiri.
a. Adanya terdapat masa utuh (kenyal), biasanya terdapat pada kuadran atas dan
bagian dalam, dibawah lengan yang bentuknya tidak beraturan dan terfiksasi
(tidak bisa digerakkan)
b. Nyeri pada daerah masa
c. Adanya lekukan ke dalam/dimpinng, tarikan atau retraksi pada area mamae.
d. Edema dengan Peaut D’orange skin (kulit di atas tumr yang berkeriput seperti
kulit jeruk)
e. Pengelupasan papilla mamae
f. Adanya kerusakan dan retraksi pada area putting susu serta keluarnya cairan
secara spontan dan kadang disertai darah.
g. Ditemukan lesi atau massa pada pemeriksaan mamografi
5. Komplikasi
Kompliksi utama yang bisa ditimbulkan dari kanker payudara ini bila terjadinya
metastase jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe atau pembuluh darah ke
organ-organ lain. Tempat yang sering bermetastase pad aorgan yang jauh adalah
paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase pada organ tulang memungkinkan
mengakibatkan fraktur patologis, nyeri cronik, dan hipercalsemia. Metastase pada
paru akan mengakibatkan mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru dan
metastase ke otak akan mengalami gangguan persepsi sensori.
6. Penatalaksanaan
a. Pembedahan
- Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis
mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis
minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.
- Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot
pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding
dada tidak diangkat.
- Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat.
Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang
berada di sekitar tumor tersebut.
- Wide excision/mastektomy parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.
- Ouadranectomy.
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis
mayor.
b. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainny, tetapi tidak jarang juga
merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya,
kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang
tenggorokan.
c. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah.
Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat,
mudah terserang penyakit.
d. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase.
Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung
dengan therapi endokrin lainnya
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium meliputi:
- Morfologi sel darah
- Laju endap darah
- Tes faal hati
- Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma
- Pemeriksaan sitologik
- Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar
spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar dari
ekskoriasi
b. Mammagrafi
Pemeriksaan mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi secara dini.
Memperlihatkan struktur internal mammae untuk mendeteksi kanker yang tidak
teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal. Mammografi pada masa
menopause kurang bermanfaat karean gambaran kanker diantara jaringan kelenjar
kurang tampak.
c. Ultrasonografi
Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada mammae
ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit dengan kista. kadang-
kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm.
d. Thermography
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae atau
mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena peningkatan
suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.
e. Xerodiography
Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara pembuluh-
pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan peningkatan sirkulasi
sekitar sisi tumor.
f. Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas, dengan
cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap massa dan
berguna klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi terapi.
g. CT. Scan
Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain
h. Pemeriksaan hematologi
Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah
dengan sendimental dan sentrifugis darah.
8. Woc
B. LANDASAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN CA.MAMAE
a. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang
menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak
dan nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae,
kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga
pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit
kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan
klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit
kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
4. Pemeriksaan Fisik
- Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulaneg kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
- Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak.
- Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak
ikterik, tidak ada nyeri tekan.
- Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan
tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
- Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
- Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
- Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.
- Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau
tanda-tanda radang.
Inpeksi
Simetri mamae kiri-kanan
Kelainan papilla. Letak dan bentuk, adakah putting susu, kelainan kulit,
tanda radang, peaue d’orange, dimpling, ulserasi,dll. Inspeksi ini juga
dilakukan dlam kedua lengan diangkat keatas untuk melihat apakah ada
bayangan tumor dibawah kulit yang ikut bergerak atau adkaah yang
tertinggal, dimpling,dll.
Palpasi
Pasien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas lapangan
dada, jika perlu punggung diganjal bantal kecil
Konsistensi, banyak, lokasi, infiltrasi, besar, batas, dan operabilitas.
Pembesaran kelenjer getah bening (kelenjer aksila)
Apakah metastase nodus (regional) tau organ jauah
- Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
- Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
Nutrition
Monitoring
- BB pasien dalam
batas normal
- Monitor adanya
penurunan berat
badan
- Monitor tipe dan
jumlah aktivitas
yang biasa
dilakukan
- Monitor interaksi
anak atau orangtua
selama makan
- Monitor
lingkungan selama
makan
- Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selama jam makan
- Monitor kulit
kering dan
perubahan
pigmentasi
- Monitor turgor
kulit
- Monitor
kekeringan,
rambut kusam,
dan mudah patah
- Monitor mual dan
muntah
- Monitor kadar
albumin, total
protein, Hb, dan
kadar Ht
- Monitor makanan
kesukaan
- Monitor
pertumbuhan dan
perkembangan
- Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
- Monitor kalori dan
intake nuntrisi
- Catat adanya
edema, hiperemik,
hipertonik papila
lidah dan cavitas
oral.
2 Nyeri akut berhubungan NOC Pain Management
dengan proses pembedahan - Pain Level - Lakukan
- Pain control pengkajian nyeri
- Comfort level secara
Kriteria Hasil : komprehensif
- Mampu mengontrol termasuk lokasi,
nyeri (tahu penyebab karakteristik,
nyeri, mampu durasi, frekuensi,
menggunakan tehnik kualitas dan faktor
nonfarmakologi untuk presipitasi
mengurangi nyeri, - Observasi reaksi
mencari bantuan) nonverbal dari
- Melaporkan bahwa nyeri ketidaknyamanan
berkurang dengan - Gunakan teknik
menggunakan komunikasi
manajemen nyeri terapeutik untuk
- Mampu mengenali nyeri mengetahui
(skala, intensitas, pengalaman nyeri
frekuensi dan tanda pasien
nyeri) - Kaji kultur yang
- Menyatakan rasa mempengaruhi
nyaman setelah nyeri respon nyeri
berkurang - Evaluasi
- Tanda vital dalam pengalaman nyeri
rentang normal masa lampau
- Evaluasi bersama
pasien dan tim
kesehatan lain
tentang
ketidakefektifan
kontrol nyeri masa
lampau
- Bantu pasien dan
keluarga untuk
mencari dan
menemukan
dukungan
- Kontrol
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
- Kurangi faktor
presipitasi nyeri
- Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan
inter personal)
- Kaji tipe dan
sumber nyeri
untuk menentukan
intervensi
- Ajarkan tentang
teknik non
farmakologi
- Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
- Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
- Tingkatkan
istirahat
- Kolaborasikan
dengan dokter jika
ada keluhan dan
tindakan nyeri
tidak berhasil
- Monitor
penerimaan pasien
tentang
manajemen nyeri
Analgesic
Administration
- Tentukan lokasi,
karakteristik,
kualitas, dan
derajat nyeri
sebelum
pemberian obat
- Cek instruksi
dokter tentang
jenis obat, dosis,
dan frekuensi
- Cek riwayat
alergi
- Pilih analgesik
yang diperlukan
atau kombinasi
dari analgesik
ketika pemberian
lebih dari satu
- Tentukan pilihan
analgesik
tergantung tipe
dan beratnya nyeri
- Tentukan
analgesik pilihan,
rute pemberian,
dan dosis optimal
- Pilih rute
pemberian secara
IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
- Monitor vital sign
sebelum dan
sesudah
pemberian
analgesik pertama
kali
- Berikan analgesik
tepat waktu
terutama saat
nyeri hebat
- Evaluasi
efektivitas
analgesik, tanda
dan gejala (efek
samping)
3 Kerusakan integritas kulit NOC Pressure
berhubungan dengan Tissue Integrity : Skin and Management
pengangkatan bedah Mucous Membranes - Anjurkan pasien
jaringan Kriteria Hasil : untuk
- Integritas kulit yang baik menggunakan
bisa dipertahankan pakaian yang
(sensasi, elastisitas, longgar
temperatur, hidrasi, - Hindari kerutan
pigmentasi) padaa tempat tidur
- Tidak ada luka/lesi pada - Jaga kebersihan
kulit kulit agar tetap
- Perfusi jaringan baik bersih dan kering
- Menunjukkan - Mobilisasi pasien
pemahaman dalam (ubah posisi
proses perbaikan kulit pasien) setiap dua
dan mencegah terjadinya jam sekali
sedera berulang - Monitor kulit akan
- Mampu melindungi kulit adanya kemerahan
dan mempertahankan - Oleskan lotion
kelembaban kulit dan atau minyak/baby
perawatan alami oil pada derah
yang tertekan
- Monitor aktivitas
dan mobilisasi
pasien
- Monitor status
nutrisi pasien
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Aziz H, 2007. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta :
Salemba Medika
Brunner & Suddarth.2005. Buku Ajar Kperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
Volume 3, Jakarta:EGC
Bulechek,G.,dkk.2017. NIC (Nursing Interventions Classification). Singapura: ELSEVIER
Moorhead,S. 2017. NOC( Nursing Outcomes Classification). Singapura: ELSEVIER
NANDA. 2018. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi tahun 2018-2020. Jakarta:
EGC
Purwanto,H. 2016. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Rahajoe, N. 2012. Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta: Balai Penerbit IDAI
Wijaya, A.S & Putri, Y.M,. 2013. Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa) 2.
Yogyakarta: Nuha Medika