Anda di halaman 1dari 4

 

ISLAM DAN MODERNISASI

1.      Pengertian Islam dan  Modernisme

a.      Islam

Islam (berserah diri kepada Tuhan) adalah agama yang mengimani keesaan Allah Ta’ala. Islam
adalah agama yang sempurna. Kesempurnaan Islam adalah sebuah keyakinan, yaitu Tidak Ada
Tuhan Selain Allah, dan Muhammad saw adalah Rasul Allah.

Dari keyakinan itu kemudian manusia yang sudah yakin, harus memiliki rukun Iman dan rukun
Islam.

Kesempurnaan Islam ada pada ajarannya, meskipun manusia belum menjadikannya sebagai
pedoman hidup, namun kesempurnaannya tidak akan luntur.

Sehingga, meskipun Islam sekarang tercoreng dengan kelemahan penganut-penganutnya, yang


“munafik”, namun janji Allah swt akan membuktikan bahwa masa keemasan Islam sebagai
bentuk kesempurnaan Islam. Dan tidak patut diucapkan, bahwa Islam dan bentuk masyarakat
islam bertentangan.

Syari’ah Islam bertujuan untuk mewujudkan hal-hal berikut:

1. Memperkenalkan manusia dengan Tuhan dan Pencipta mereka, melalui nama-nama-Nya


yang mulia dan sifat-sifat-Nya yang agung, serta perbuatan-perbuatan-Nya yang sempurna.

2. Menyeru manusia untuk beribadah hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya; dengan
menjalankan semua perintah dan menjauhi semua larangan-Nya, yang merupakan
kemaslahatan bagi mereka di dunia dan akhirat.
3. Mengingatkan mereka akan keadaan dan tempat kembali setelah mati, dan apa yang akan
mereka hadapi di dalam kubur, serta ketika dibangkitkan dan dihisab. Kemudian tempat
kembali mereka surga atau neraka.

b.      Modernisasi

Kata-kata modern, modernisme, dan moderenisasi berasal dari kata Latin “modernus” yang


artinya “baru saja; just now”, atau “terkini”. Akan tetapi, dalam pemaknaan yang luas
modernisasi selalu saja dikaitkan dengan perubahan dalam semua aspek kawasan pemikiran
dan aktifitas

Terlalu sempit bila ada orang berpikiran bahwa kemajuan itu hanya berkaitan dengan teknologi
saja. Kemajuan bisa saja ada di sektor penting lainnya, seperti kebijakan ekonomi,
pemerintahan, dll. Negara Uni Soviet sangat maju dibidang teknologi luar angkasa, tapi
ketinggalan jauh disektor ekonomi dibanding Amerika Serikat. Negara-negara demokratis
seperti Amerika Serikat, tidak memiliki kebijakan yang bisa mengatasi kemiskinan, kesulitan
kredit, apalagi gelandangan. Tapi pemerintahan komunis Cina dalam sekali kongres tahunan
bisa mengurus permasalahan ekonomi 1,6 Milyar lebih warganya.

Kemajuan peradaban tidak di tentukan oleh produknya (barang-barang teknologi), tetapi oleh
ide dan ideologi, serta sistem yang membangun peradaban itu 

2.      Sejarah Perkembangan Islam dan Modernisme

 Sudah menjadi pengatahuan umum bahwa Eropa Barat pada abad-abad pertengahan belum
memiliki peradaban yang dapat dibanggakan dalam sejarah. Islam sudah mengenal apa itu
mandi dan apa itu kebersihan seperti yang diajarkan nabi Muhammad saw sementara orang-
orang Eropa pada waktu itu belum mengenalnya, sehingga badan mereka begitu bau. Orang
Eropa mulai mengenal bersuci ketika terjadi kontak dalam Perang Salib. Ketika Yerusalem
direbut maka banyak orang-orang Frank (sebutan untuk tentara Salib) datang ke tempat-
tempat pemandian, mereka sangat senang. Namun mereka belum memiliki adab, mereka
masuk kepemandian dengan telanjang sementara orang muslim masuk ke pemandian dengan
ditutupi oleh handuk.

Islam sangat memberikan ruang berpikir untuk menjadi modern. Pada masa Abasiyah muncul
para pemikir seperti matematikawan, sejarawan, ahli geografi, filsuf dan sosiolog seperti Ibnu
Khaldun. Bahkan buku yang ditulis oleh Ibnu Sina tentang ilmu kedokteran masih menjadi
bahan rujukan utama dalam ilmu ini. Al Khawarizmi adalah ahli matematika yang menemukan
angka nol dan angka nol ini akan membuka pengetahuan-pengetahuan lain seperti penemuan
termometer dan lain-lain.

Islam pun berkembang pesat di Kordova (Spanyol) dimana banyak raja-raja di Eropa yang
mengirimkan anak-anaknya untuk belajar di Universitas Kordova, mereka belajar bahasa Arab
dan mata uang dirham berkembang dengan pesat. Pada waktu itu bahasa Arab dapat dikatakan
sebagai bahasa ilmu pengetahuan dimana jika kita ingin dapat membaca buku-buku ilmiah
maka kita harus mampu membacanya dalam bahasa Arab, keadaannya sama dengan posisi
bahasa Inggris pada masa sekarang.

Islam telah membuktikan bahwa Islam bukanlah agama yang menolak modernisasi, justru Islam
dapat dikatakan sebagai pelopor modernisasi. Islam mampu menafsirkan dan
mengimplementasikan pemikiran dari para filsuf Yunani di Eropa sehingga mampu membuat
islam maju, sedangkan Barat tidak mampu mengimplementasikan ilmu dari para filsuf tersebut
karena terkekang oleh kekuasaan gereja di abad ke-5 sampai abadke-15. Bahkan Gereja
menghukum mati Copernicus yang menyadari bahwa ternyata bumi lah yang mengelilingi
matahari bukan sebaliknya. Namun pikiran tersebut dianggap menentang dogma gereja
sehingga ia dihukum mati.
 

Petaka bagi Islam mulai muncul ketika Baghdad diserang oleh pasukan Mongol dan mereka
membakar buku-buku Islam sehingga umat Islam kehilangan ilmu-ilmunya yang menjadikan
islam  mundur hingga sekarang. Petaka itu pun terjadi di Spanyo tatkala Islam diusir dan
dibantai oleh Ratu Isabella, sedangkan buku-buku Islam diterjemahkan lalu diakui sebagai
karya-karya orisinal buatan orang Barat hingga kini. Turki Ustmani sebagai pewaris islam yang
terakhir pun turut  larut dalam modernisasi yang salah. Para pejabat yang mulai korupsi dan
sewenang-wenang ditambah masuknya paham modern seperti nasionalisme dan demokrasi
yang didengungkan oleh Inggris dan Prancis. Kemal Attaturk adalah orang yang berusaha
memodernisasikan Islam, namun caranya begitu menyimpang. Ia menganggap Islam adalah
agama yang kolot, orang yang memelihara jenggot dianggap sebagai kaum ekstremis dan Barat
adalah kiblat ke arah kemajuan

Modernisasi akan membawa dampak buruk seperti yang terjadi pada Turki namun modernisasi
akan membawa dampak baik dikala modernisasi itu tetap berpegang pada Quran dan hadits
seperti pada saat dinasti Abassiyah.

Islam tidak melarang modernisasi selama modernisasi tersebut tidak bertentangan dengan
hukum Islam dan akidah islam

Berkat belajar dari peradaban Islam, Eropa Barat terstimulasi untuk bangkit dari Dark
Age (zaman kegelapan) menuju masa renaissance (lahir kembali) yang bermula pada abad ke
16. Kebangkitan Eropa Barat diawali dengan proses sekularisasi yaitu pemisahan agama Nasrani
dari aturan kehidupan. Dengan demikian masyarakat terbebas dari kungkungan dogma-dogma
gereja dan terbukalah pengembangan ilmu pengetahuan melalui penalaran akal. Maka, pada
abad ke-18, Eropa Barat melahirkan peradaban modern yang dikenal dengan Masa Pencerahan
(Enlightenment)

Anda mungkin juga menyukai