Anda di halaman 1dari 5

Hukum Aborsi dalam Islam

Tidak disadari, masyarakat kini semakin parah dan bebas dalam hal pergaulan. Tidak
sedikit orang-orang yang terjebak apda masalah pergaulan bebas, perzinahan, dan hal-hal
mudharat lainnya dikarenakan pergaulan yang salah dan tidak ada pegangan ketika berproses
dalam hidup. Tidak jarang dampaknya adalah pada kerusakan moral, dan kerusakan sosial.

Dalam hal ini padahal islam sudah mengaturnya dalam rukun islam, rukun iman,fungsi
agama islam, dan fungsi Al-Qur’an bagi manusia. Bahkan melarang untuk mendekati zinah,
sebagaimana perintah menutup aurat yang ada di dalam QS An Nur ayat 31.
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak
dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami
mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara
laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara
perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak
yang belum mengerti tentang aurat wanita.
Masalah pergaulan bebas ini salah satunya berdampak kepada munculnya wanita yang
hamil di luar nikah, sedangkan ia tidak sanggup untuk menanggung akibatnya. Bukan hanya si
wanita, tetapi laki-lakinya pun pada berbagai kasus banyak yang tidak bertanggungjawab. Lari
dan meninggalkan begitu saja wanita dan calon bayinya.

Dengan kondisi yang ada tersebut, tidak sedikit juga banyak yang menggugurkan
kandungannya atau melakukan aborsi demi menghilangkan bayi yang ada di kandungannya. Hal
ini tentunya suatu perbuatan dosa yang jika dibiarkan maka akan membuat hal ini menjadi kultur
atau budaya. Bagaimanapun juga Islam melarang aborsi kecuali dalam sudut pandang medis dan
keselamatan ibu yang mengandung. Ini pun terdapat etikanya dan tidak bisa sembarangan.

1
Pengertian Aborsi dan Sudut Pandang dari Berbagai Masyarakat

Aborsi dalam pengertiannya, berasal dari bahasa latin yang artinya adalah berhentinya
kehamilan yang kurang dari 20 minggu dan berakibat pada matinya janin. Istilah aborsi sendiri
dalam ilmu kedokteran terdapat berbagai macam.

 Spontaneous Abortion : gugurnya kandungan karena adanya kecelakaan atau trama


kecelakaan yang tidak disengaja. Artinya kandungan gugur dengan sendirinya atau faktor-faktor
yang alamiah
 Induced Abortion : gugurnya kandungan karena disengaja. Biasanya karena memang ada
faktor kejiwaan dan dapat mengganggu faktor rohani Ibu yang mengandung. Bisa juga dilakukan
ini karena faktor korban pemerkosaan.
 Eugenic Abortion : gugurnya kandungan karena faktor disengaja, namun karena bayi
yang dikandung mengalami cacat. Jika diteruskan keberadaan bayi tersebut di dalam rahim, akan
membahayakan si bayi itu sendiri.
Aborsi yang terjadi di masyarakat yang berbasiskan liberal, biasanya membolehkan adanya
aborsi ini dan juga menjadikan aborsi menjadi suatu yang legal walaupun masih terjadi pro
kontra tentunya. Hal ini dianggap sebagai suatu hak dari wanita atau keluarga apakah akan
melahirkan bayinya atau tidak. Orientasi hak ini tentu menjadi suatu perdebatan keras antara hak
ibu melahirkan atau hak bayinya untuk hidup.

Dalam hal ini islam secara tegas melarang. Jika bayi dan ibu masih bisa diselamatkan,
tentu saja hal ini dilarang. Tentu masing-masing manusia memiliki hak hidup. Tetapi pilihan
aborsi tidak bisa dilakukan apalagi jika dilakukan karena faktor pergaulan bebas atau perzinahan.
Jika memang tidak siap untuk memiliki bayi atau keturunan, maka dengan sadar jangan sampai
melakukan perzinahan atau terpancing dengan hawa nafsu.

Pertimbangan Islam Mengenai Aborsi

Mengenai masalah aborsi, Islam menyorotinya dari berbagai aspek. Salah satunya adalah
masalah aborsi sangat berkaitan erat dengan masalah pembunuhan. Bayi atau janin sejak ia
dikirimkan ruhnya ke dalam rahim, tentu sudah memiliki hak hidup. Untuk itu, ia membutuhkan

2
nutrisi dan merekam proses hidupnya di dalam rahim. Untuk itu sangat penting akhirnya
mengenai hamil di saat memang sudah halal dan sudah berniat kuat untuk
membangun Membangun rumah tangga menurut islam , keluarga sakinah dalam islam dan
keluarga harmonis menurut ialam, keluarga sakinah mawaddah warahmah yang penuh cinta
kasih Allah SWT.
Islam mengatur hal ini pada manusia bukan sekedar untuk melarang-larang atau menjadikannya
manusia menjadi tertekan. Adanya aturan islam justru menunjukkan bahwa Allah begitu sayang
dan ingin melindungi manusia dari segala jalan keburukan, sedangkan yang Allah tawarkan
adalah janji kelak akan dibalas di akhirat. Begitupun di dunia mendapatkan keselamatan bukan
kesesatan.

Agar lebih jelas dan mengetahui bagaimana pertimbangan islam mengenai aborsi, berikut
ini adalah ayat-ayat mengenai membunuh dalam islam. Membunuh dalam hal ini dianalogkan
dengan proses aborsi yang menggugurkan janin, atau menghentikan potensi hidup dalam diri
manusia.

1. QS Al Isra : 33
“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah melainkan dengan alasan yang
benar “ (QS Al Isra : 33)
Di dalam ayat di atas dijelaskan bahwa Allah melarang membunuh jiwa tanpa alasan yang
dibenarkan. Tentu seorang bayi telah memiliki jiwa atau ruh, sehingga keberadaannya tentu tidak
boleh sampai dibunuh, walaupun bayi tersebut belum ada di dunia. Tentu saja tidak bisa
dibenarkan, kecuali memang ada alasan yang logis, sudah dihitung dalam sudut pandang hukum,
fiqih, rasional, kesehatan, dan aspek-aspek lainnya.

Jika membunuh jiwa diharamkan, tentu saja aborsi adalah diharamkan. Tidak sama dengan bayi
yang belum lahir di dunia tidak memiliki kehidupan atau jiwa yang menghidupinya. Potensi
tersebut sudah ada hanya saja belum lengkap atau sempurna sebagaimana manusia yang asudah
di dunia.

3
2. QS Al Maidah : 32
“Barang siapa yang membunuh seorang manusia, maka seakan-akan dia telah membunuh
manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa seorang manusia,
maka seolah-olah dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya.” (QS. Al
Maidah:32)
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa jika manusia membunuh seorang manusia, maka ia seperti
membunuh manusia seluruhnya. Membunuh manusia seluruhnya memiliki maksud bahwa
manusia adalah makhluk sosial. Satu manusia memiliki dampak dan juga ketergantungan pada
manusia lainnya. Untuk itu, kehidupan satu manusia tidak hanya berdiri sendiri melainkan pada
lebih banyak manusia yang lainnya.

Kita ketahui bersama pula bahwa manusia memiliki tanggung jawab pada Allah sebagai Khalifah
fil Ard. Dibunuhnya janin atau bayi yang belum lahir sama dengan membunuh satu penerus
calon pemimpin di bumi atau khalifah fil ard. Padahal, kita tidak tau, bisa jadi jika ia tetap hidup
maka akan menjadi khalifah yang adik, bijaksana, dan sukses membangun ummat islam.

3. QS Al Isra : 31
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah yang memberi
rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang
besar.” (QS Al Isra’ : 31)
Ada berapa kasus yang menjadi contoh bahwa ada orang tua yang membunuh anak-anak atau
calon anak-anaknya karena takut dan tidak bisa menafkahi. Untuk itu Allah menyampaikan
bahwa hal tersebut adalah urusan Allah, reeki Allah dan karunia dari Allah. Untuk itu, manusia
hanya disuruh untuk berikhtiar dan juga berdoa sebaik-baiknya. Perilaku aborsi seperti ini tentu
saja tidak diperboelehkan dan tidak boleh dilakukan, di negara yang mayoritas muslim seperti
ini.

4
Jika memang takut melarat, maka sejatinya anak-anak kita harus diperhatikan lebih dan masalah
keuangan atau rezeki tentu harus pandai untuk mengatur serta mengikuti berbagai pekerjaan
yang bisa menunjang hal ini.

4. QS An Nisa : 93
“ Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya
adalah neraka Jahanam, dan dia kekal di dalamnya,dan Allah murka kepadanya dan
melaknatnya serta menyediakan baginya adzab yang besar” (QS An Nisa: 93 )
Dijelaskan di ayat tersebut, bahwa seorang mukmin yang sengaja membunuh maka Allah
membalasnya kelak di neraka. Artinya perilaku membunuh yang tidak disyariatkan tentu menjadi
suatu keharaman dan Allah akan balas kelak di akhirat. Jika Allah yang sudah mengancam dan
memberikan peringatan tentunta manusia tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya melakukan dan taat
untuk hal tersebut.

Seharusnya, secara fitrawi manusia tidak akan tega untuk membunuh janin atau calon
bayinya. Hanya saja karena masalah hawa nafsu, ketakutan, pergaulan bebas bahkan juga
masalah masalah lainnya karena digoda oleh setan, bisa saja terjadi oleh siapapun. Untuk itu
sebelum kita melakukan hal tersebut, atau dibisiki setan masalah tersebut, alangkah baiknya jika
pergaulan bebas kita hindari, dan keimanan menjadi basic dalam hidup kita.

Anda mungkin juga menyukai