Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MK MANAJEMEN KEBIJAKAN KESEHATAN (MANAJEMEN PELAYAN PUBLIK)

MAHASISWA PASCASARJANA STIK TAMALATEA MAKASSAR 2021


Dosen : Prof. Dr. H. Samsul Ridjal, MS

NAMA : APRIYANI

NIM 019140043

TUGAS I

1. Tunjukkan & jelaskan praktek praktek teladan dan pantangan dalam


penyelenggaran Good Governance pada era otonomi daerah di lingkungan (Instansi)
Bapak/Ibu Masing-masing ?
2. Jelaskan pula usaha usaha peningkatan praktek keteladanan dan solusi
meminimalkan pantangan-pantangan untuk memudahkan pembahasan bapak/ibu
dapat menjelaskan hal hal tersebut dengan memanfaatkan komponen :
a. Profesionalisme
b. Keadilan
c. Efisiensi
d. Responsivitas
e. Kwalitas, Pelayanan
f. Akuntabilitas

TUGAS II

 Dalam Implementasi pelayanan public menuju Good Governance pada Instansi


Bapak/Ibu masing-masing yg selama ini dicermati, apa-apa sajakah yg perlu di
reformasi?

TUGAS III

 Banyak prinsip-prinsip pengembangan profesionalisme dalam pelayan public


Bapak/ibu di minta menjelaskan tiga (3) diantaranya yaitu :
a. Mengembangkan modernisasi, kualitas , efisensi, dan kepekaan
b. Berorientasi pada kepuasan pelanggan/masyarakat (Costumer satisfaction/ cen
satisfaction).
c. Kontra karya digunakan jika kualitas output dapat ditingkatkan dengan harga
yang lebih murah (Value For Money)

1
TUGAS IV

 Jelaskan apa yang Bapak/Ibu pahami tentang Orientasi perilaku pelayanan publik ?
a. Self Esteen
b. Exceed Exfectation
c. Recovery
d. Vision
e. Improvement
f. Care
g. Empowerment

Jawaban :

TUGAS I

1. Governance
Governance merupakan kerangka konsep ‘filosofis’, ‘teoritis’ dan ‘analitis’ yang
sangat berguna sebagai landasan untuk membenahi idiologi, paradigma, kultur dan
manajemen kepemerintahan (manajemen publik). Konsep governance ini bukan hanya
ditujukan sebatas orientasi internal organisatoris, melainkan juga pada aspek eksternal,
output, outcome dan impact, yaitu upaya mewujudkan kemakmuran yang berkeadilan dan
adil berkemakmuran bagi rakyatnya sebagai parameter dari penyelenggaraan pemerintahan
yang memiliki kinerja tinggi. Disamping itu pula gagasan ini tentu juga bersinggungan
dengan keinginan untuk meningkatkan daya saing dan inovasi aparatur publik baik di
tingkat lokal, nasional maupun ditingkat global.
Pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten Barru dalam kaitannya dengan Good
Gavernance. Konsep otonomi atau desentralisasi tidak hanya sekedar penyerahan dan
pelaksanaan urusan, tetapi lebih mendekati makna sesungguhnya yaitu pemberian
kewenangan pemerintah.Otonomi daerah merupakan proses desentralisasi kewenangan
yang semula berada di pusat, kemudian diberikan ke daerah, dengan tujuan supaya
pelayanan lebih dekat kepada masyarakat, dapat mempercepat pertumbuhan pembangunan
daerah, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta memprcepat proses demokrasi.
Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan otonomi daerah, yaitu demokrasi, peran serta
masyarakat,pemerataan dan keadilan, serta memperhatikan potensi dan keragaman daerah.
Pemberian kewenangan tersebut diikuti dengan perimbangan keuangan antara pusat
daerah
Sementara itu, Bapak bupati Barru, Suardi Saleh menginstruksikan sebagai wujud
perhatian pemerintah, pihaknya memberikan kartu BPJS ketenagakerjaan untuk menjamin
keselamatan seluruh tenaga kerja honorer lingkup pemerintah kabupaten Barru.
Karna menurut beliau“Semua pekerjaan beresiko, seperti halnya damkar, petugas
kebersihan dan OPD lainnya. Sehingga bupati Barru memgambil kebijakan seluruh
honorer itu harus dilindungi dengan memberikan kartu BPJS ketenagakerjaan,
Penjelasan Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan , tenaga kerja honorer atau yang
biasa juga disebut Non ASN lingkup Pemkab Barru yang berjumlah 751 tenaga kerja
dilindungi dalam 2 program jaminan sosial ketenagakerjaan yaitu Jaminan Kecelakaan
Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM)
Tenaga kerja honorer atau Non ASN Kabupaten Barru diberikan perlindungan
untuk 2 program yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM)
dan seluruh biaya perlindungan ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Barru,
Menurut bupati kabupaten barru, JKK merupakan bentuk perlindungan kepada
tenaga kerja dari segala jenis resiko yang terjadi akibat hubungan pekerjaan termasuk
perjalanan dari rumah ke tempat kerja ataupun sebaliknya, dengan biaya pertanggungan
unlimited sesuai kebutuhan medis.
“Sementara JKM merupakan program perlindungan berupa santunan senilai 24
juta kepada ahli waris tenaga kerja apabila yang bersangkutan mengalami resiko
meninggal dunia,” tutupnya.

2. a. Profesionalisme
Profesional dalm menjalankan tugas sebagai tenaga kesehatan melayani
masyarakat dengan baik dan benar agar tercipta kualitas kerja semakin meningkat agar
masyarakat lebih puas dalam pelayanan tersebut.
b. Keadilan
Dengan ada program santunan BPJS kepada tenaga honorer/Non ASN bisa
meningkatkan kualitas SDM di instansi dan meningkatkan kualitas pelayanan bagi
masyarakat.
c. Efesien
Kerjasama antar tenaga kesehatan dan masyarakat suatu bentuk pengaturan
standar operasional pelayanan mutu agar mencapai nilai efesien dan kualitas pelayanan
yg lebih baik
d. Responsivitas
Mengacu kepada keselarasan antar program dan kegiatan pelayanan yang di
berikan oleh pemerintah dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat , semakin banyak
kebutuhan dan keinginan masyarakat yg di programkan dan di jadikan organisasi public
maka kinerja organisasi tersebut dinilai semakin baik.
a. Kwalitas Pelayanan
Meningkatkan kinerja instansi pemerintah, maka pemerintah mengeluarkan beberapa
paket kebijakan sebagai landasan legal formal. Pertama, terbitnya Inpres No 7 Tahun
1999 merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan pelaksanaan
pemerintahan (birokrasi publik) yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan
bertanggung jawab (akuntabel).
b. Akuntabilitas
Keputusan dan kebijakan yang dijalankan sesuai SOP, ketentuan hukum maupun
standar pelayanan minimal tersebut harus dipertanggung jawabkan secara jelas apakah
yang menjadi keputusan tersebut bermanfaat untuk kepentingan masyarakat atau hanya
kepentingan internal yang ada di instansi pemerintah

TUGAS II
Pelayanan public menuju Good Governance yaitu :
 Memantapkan Sistem Pengendalian Intern Instansi
Meningkatkan reformasi manajemen publik untuk mewujudkan good governance yang
bercirikan antara lain: bersih, produktif, efisien, tanggap, responsif, terbuka atau
transparan, akuntabel, dan harus lebih banyak bekerja daripada bicara (do more talk
less). Kedua, melakukan upaya pemberantasan korupsi mulai sekarang dimulai dari diri
sendiri dan lingkungan tempat kerja masing-masing, menghilangkan niat dan
kesempatan untuk melakukan korupsi disertai peningkatan kesejahteraan bagi aparatur
negara. Ketiga, memberikan pelayanan publik yang konkrit, aplikatif, cepat, tepat,
mudah, murah, makin baik, terus menerus meningkat dan tidak diskriminatif kearah
peningkatan kualitas pelayanan publik. Keempat, membuka ruang yang seluas-luasnya
untuk menumbuh-kembangkan dan mempupuk terciptanya partisipasi publik dalam
penyelenggaraan tatanan kepemerintahan. Kelima, keterbukaan akses informasi
(transparansi) penyelenggaraan tatanan kepemerintahan sehingga mekanisme check
and bacance inter dan intra institusi governance akan berjalan sebagai upaya
mengeliminir terjadinya tindakan distortif dan korup.

TUGAS III
Jawaban :
a. Pelayanan public menjadi bagian penting dari peran birokrasi sebagai pelayan
masyarakat, dinamika yg terjadi di masyarakat menjadi sebuah tantangan bagi
birokrasi, reformasi birokrasi menjadi tuntutan yaitu melalui melakukan inovasi dalam
penyelanan public, Hal ini di lakukan untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat,
Perubahan adalah sebuah keniscayaan karena perubahan menjadi sebuah ukuran
keberhasilan sebuah organisasi public menjadi lebih baik, kualitas pelayanan semakin
meningkat.

b. Selama ini persepsi masyarakat terhadap pelayanan publik belum bersifat positif. Hal
tersebut disebabkan karena para abdi masyarakat belum benar-benar memahami tugas
dan kewajiban yang diembannya sebagai abdi masyarakat. Hal ini harus dirubah dalam
rangka memberikan pelayanan yang terbaik bagi kepentingan masyarakat. Sehingga
sangat penting untuk menyadarkan aparatur negara agar selalu berorientasi pada tugas
pelayanan mereka. Salah satunya dengan sistem pelayanan yang berorientasi pada
pelanggan. Artikel ini akan membahas tentang hakekat pelayanan publik, upaya
normatif peningkatan kualitas pelayanan publik, dan pelayanan yang berorientasi
kepada pelanggan.

c. value for money dalam pengukuran kinerja keuangan organisasi sektor publik sangat
membantu suatu instansi pemerintah agar dapat memberikan kesadaran akan uang
publik (public costs awareness) sebagai akar pelaksanaan akuntabilitas publik. Selain
itu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan tepat dan sesuai sasaran
sehingga terciptanya mutu pelayanan yang baik dengan penggunaan sumber daya yang
ekonomis dan efisien
konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen
utama, yaitu ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Terdapat tiga indikator utama dalam
value for money, yaitu sebagai berikut:

2. Ekonomi, yaitu pemerolehan input dengan kualitas tertentu dengan harga yang
terendah. Ekonomi merupakan perbandingan input dengan input value yang
dinyatakan dalam satuan moneter. Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi
sektor publik dapat meminimalisir input resources yang digunakan yaitu dengan
menghindari pengeluaran yang boros dan tidak efektif.
3. Efisiensi, yaitu pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau
penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu. Efisiensi
merupakan perbandingan output/input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau
target yang telah ditetapkan.
4. Efektivitas, yaitu tingkat pencapaian hasil program dengan target yang telah
ditetapkan secara sederhana, efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan
output.

TUGAS IV

a. Self Esteen
Self esteem adalah proses evaluasi atau penilaian yang ditujukan individu pada dirinya
sendiri yang nantinya berkaitan dengan penerimaan individu terhadap dirinya dengan
menunjukkan adanya penghargaan dan pengakuan serta menunjukkan sejauh mana
individu tersebut mampu, sukses dan berharga. Self esteem meliputi dua aspek, yaitu
penerimaan diri dan penghormatan diri
b. Exceed Exfectation
Exceed Expectations (melampaui yang diharapkan). Organisasi yang pandai selalu
menetapkan standar pelayanan yang tinggi dan mengkomunikasikannya dengan
pelanggan dan para staf serta berusaha memenuhi bahkan melampaui standar pelayanan
yang telah ditetapkan. Pelayanan yang demikian harus dilakukan secara konsisten dan
terus menerus.
c. Recovery
Recovery (pembenahan). Menanamkan pada diri karyawan bahwa keluhan pelanggan
adalah peluang bukan masalah sehingga pegawai dapat menanggapi keluhan pelanggan
dengan baik.
d. Vision
Vision (visi). Setiap pemimpin organisasi harus mempunyai visi tentang pelayanan
yang diberikan organisasinya, tidak hanya untuk hari ini tetapi juga untuk masa yang
akan datang.
e. Improvement
Improve (peningkatan). Organisasi harus selalu mengadakan peningkatan bila tidak
ingin dilampaui oleh pesaingnya.
f. Care
Care (perhatian). Memberikan perhatian yang tulus kepada pelanggan merupakan sikap
yang sangat menentukan serta menjadikan organisasi ”user friendly”
g. Empowerment
Empower (pemberdayaan). Membuat karyawan memiliki rasa tanggung jawab terhadap
segala sesuatu yang dihasilkan oleh organisasi serta mampu merespon.

Anda mungkin juga menyukai