Anda di halaman 1dari 3

Nama : Danendraa Tsaqifta V.

F
NIM : 2000024197
Kelaas : D

Lembar Jawab UTS PH Indonesia

1. Maksudnya adalah Negara Indonesia merupakan negara hukum ,


yang berdasarkan bunyi Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945 setelah
diamandemen ketiga yang disahkan 10 November 2001. Penegasan
ketentuan konstitusi ini bermakna, bahwa segala aspek kehidupan
dalam kemasyarakatan, kenegaraan dan pemerintahan harus
senantiasa berdasarkan atas hukum.
Untuk mewujudkan negara hukum salah satunya diperlukan
perangkat hukum yang digunakan untuk mengatur keseimbangan dan
keadilan di segala bidang kehidupan dan penghidupan rakyat melalui
peraturan perundang-undangan dengan tidak mengesampingkan
fungsi yurisprudensi. Hal ini memperlihatkan bahwa peraturan
perundang-undangan mempunyai peranan yang penting dalam negara
hukum Indonesia.

2. a. Mengenai peryataan tersebut jawaban saya ialah, memang harus


tata hukum Indonesia berdasarkan pada Pancasila dan UUDN RI
Tahun 1945 karena Pancasila dan UUDN RI Tahun 1945 sendiri
mengandung makna sebagai salah satu obyek penyelidikan Hukum
Tata Negara. Dimana kajian hukum atas Pancasila dan UUDN RI
Tahun 1945 itu sangat penting, karena selama ini masyarakat hanya
ditanamkan pada pengertian politik dan kesejarahan Proklamasi,
sehingga cukup dibacakan setiap tanggal 17 Agustus dan sesudah itu
dilupakan lagi.

b. Ius constituendum adalah hukum yang masih berada dalam alam


ide atau dicita-citakan, hukum yang diharapkan untuk disahkan dan
diterapkan. Menurut saya hukum yang sekarang berlaku atau ius
constitutum merupakan manifestasi dari ius constituendum di masa
lampau. Sehingga Masyarakat selalu mengalami perubahan dan
kemajuan dari sisi manapun, terutama perekonomian. Oleh karena itu
hukum sebagai suatu perangkat yang melindung hak dari setiap
warga Negara harus selalu bisa berjalan seiringan denga perubahan
yang ada. Namun jika tidak maka hak-hak warga Negara yang
seharusnya dilindungi akan terabaikan.
3. a. Pendapat saya terkait hal tersebut berdasarkan sumber yang saya
dapat, Pemerintah dan DPR sendiri akhirnya memutuskan untuk
merevisi UU KUHP. Namun beberapa pasal yang direvisi menuai
kontroversi. Antara lain, pasal soal penghinaan Presiden dan Wakil
Presiden, pasal penghinaan. Sehingga terjadi penolakan dan
menimbulkan gelombang demonstrasi.

b. Sebenarnya pemerintah sudah tepat untuk merevisi UU KUHP


tersebut, namun yang masih disesali yaitu tentang pasal-pasal yang
direvisi sehingga menimbulkan penolakan dari berbagai kalangan
dan kedepannya seharusnya pemerintah juga harus melihat dari sisi
lingkup aspek negara dan keadaannya.

4. a. Pemahaman saya mengenai hierarki peraturan perundang-undangan


di Indonesia, yaitu Hierarki atau tata urutan peraturan perundang-
undangan di Indonesia merujuk pada Pasal 7 ayat (1)  Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan dengan perubahannya yang terdiri atas:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang;
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

b. Proses pengharmonisasian dimaksudkan  agar tidak terjadi atau


mengurangi tumpang tindih peraturan perundang-undangan. Untuk
RUU, proses pengharmonisasian bisa dilakukan sejak dari
penyusunan Naskah Akademis, tidak harus menunggu di ujung proses
pengharmonisasian. Dengan Naskah Akademis, fakta yang dianggap
bermasalah dipecahkan secara bersama oleh Pemerintah dan DPR-RI,
tanpa mementingkan golongan atau kepentingan individu.
Pengharmonisasian dilakukan terhadap rancangan peraturan
perundang-undangan, bukan terhadap peraturan perundang-undangan
yang sudah jadi. Untuk peraturan perundang-undangan yang sudah
jadi proses yang dilakukan adalah pengujian yang dilakukan oleh
lembaga yudisial. Hasil pengujian dapat berupa suatu pasal atau ayat
dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat atau secara
keseluruhan peraturan perundang-undangan tersebut dinyatakan tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat. Selain pengujian oleh
lembaga yudisial, terhadap peraturan perundang-undangan yang
sudah jadi juga dapat dilakukan pengkajian. Hasil pengkajan
tersebut dapat dijadikan pertimbangan oleh pemrakarsa untuk
menentukan sikap atas peraturan perundang-undangan yang dikaji
tersebut

5. a. Menurut pendapat saya, Rancangan Undang-Undang ‘Omnibus


Law’ Cipta Lapangan Kerja diharapkan dapat mempermudah
perizinan investasi. Namun terdapat beberapa pasal yang
menimbulkan kontroversi dan penolakan oleh serikat buruh dan
malah lebih membuat para buruh/pekerja lebih sengsara. Namun pada
RUU Ciptaker ini ada hal positif juga sehingga menurut saya harus
adanya pengkajian ulang akan pasal pada buruh. Dan sebaiknya
Presiden mengeluarkan perpu sekaligus membatalkan pasal-pasal
yang dianggap merugikan kepentingan berbagai elemen masyarakat,
termasuk buruh. Juga pasal-pasal yang menguntungkan segelintir
kaum oligarki, terutama soal penguasaan tanah dan tambang.

b. Seharusnya lembaga yang berkaitan harus lebih hati-hati dan teliti


karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Dan menurut saya ini
merupakan kesalahan yang sangat fatal dan menjadikan UU ini
menjadi cacat dari sisi prosedur maupun substansi

Anda mungkin juga menyukai