Penulis
NPM : 2020021005
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Modal sosial adalah kemampuan sosial yang luas menyangkut inklusivitas, hak
asasi manusia, keadilan sosial, partisipasi ekonomi dan politik secara keseluruhan
dari masyarakat sehinggga investasi modal sosial merupakan salah satu strategi
yang bermanfaat dalam pemberdayaan masyarakat. Peranan modal sosial dalam
pemberdayaan masyarakat adalah adanya rasa saling percaya, kekerabatan,
pertetanggaan dan pertemanan, norma sosial, kerjasama, tolong-menolong, dan
adanya jaringan masyarakat. Pemberdayaan disajikan dengan modal sosial dan
kapasitas masyarakat sebagai strategi untuk memperkuat faktor perlindungan
sosial. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
peningkatan kondisi kehidupan atas dasar tingkat modal sosial yang berbeda.
Pemberdayaan masyarakat dapat menyumbangkan pengaruh pada pembangunan
melalui kegiatan individu ataupun komunitas yang didukung oleh kebijakan dan
program tertentu (Sulaeman dkk., 2015).
Menurut Setiawan (2009), salah satu pemacu dan motivasi untuk melakukan upaya
yang lebih baik dalam menangani masalah terkait pemenuhan kebutuhan dasar
manusia menjadi modal sosial untuk mencapai tujuan pembangunan melalui
partisipasi. Beberapa elemen partisipasi dalam masyarakat, antara lain:
1. Kepercayaan (trust), masyarakat saling percaya dalam mengembangkan ide dan
melaksanakan program pembangunan adalah kunci utama menuju keberhasilan;
2. Adanya jaringan (network), jaringan sosial termasuk salah satu unsur modal
sosial yang penting dalam pengembangan kelembagaan dan institusi lokal;
3. Kemudahan bekerjasama (ease of cooperation), sebagian besar dari mereka
adalah kerabat atau tetangganya sehingga sudah memiliki hubungan sosial yang
akrab di antara mereka.
Modal sosial dalam suatu negara adalah faktor utama dalam komposisi dan
pertumbuhan ekonomi. Pada bidang pertanian telah terbukti bahwa terdapat
dampak positif modal sosial terhadap produktivitas para petani yang menggunakan
teknologi modern dibandingkan dengan penggunaan metode tradisional. Di
Thailand, petani yang menempuh pendidikan minimal empat tahun memiliki
potensi lebih besar dalam mengadopsi teknologi modern dibandingkan dengan
petani yang berpendidikan lebih rendah. Modal manusia terhadap modal sosial
menunjukkan bahwa keduanya saling menciptakan kerjasama yang produktif.
Modal sosial dalam masyarakat seharusnya dipahami bahwa dalam suatu komunitas
terdapat keragaman (agama, budaya, kepentingan, status sosial, pendidikan,
pendapatan, keahlian, dan gender) dari anggotanya. Unsur-unsur penting dalam
modal sosial adalah rasa memiliki antaranggota, jaringan kerjasama, rasa percaya
dan jaminan keamanan para anggota, saling memberi satu sama lain, berpartisipasi,
dan bersikap proaktif (Cahyono dan Adhiatma, 2012).
Kesejahteraan sosial dan masyarakat menjadi tolok ukur utama dalam keberhasilan
pembangunan di pedesaan. Modal sosial sebagai sarana dalam mencapai
kesejahteraan sosial yang mampu memecahkan berbagai masalah di Kecamatan
Kertek, Kabupaten Wonosobo. Masalah sumber daya manusia (SDM) terkait
dengan kurangnya keterampilan masyarakat setempat, kurangnya kedisiplinan
dalam pengembalian uang pinjaman, rendahnya pendidikan masyarakat, dan
kurangnya partisipasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan atau pertemuan.
Penanggulangan berbagai masalah yang ada memerlukan keterlibatan berbagai
pihak, mulai dari pemerintah kecamatan dan kabupaten, sampai pemerintah
provinsi dan pusat (Cahyono dan Adhiatma, 2012).
Hasil penelitian Cahyono dan Adhiatma (2012) menyatakan bahwa terdapat
beberapa cara untuk meningkatkan partisipasi (optimalisasi modal sosial), yaitu
dengan memberikan pembinaan kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhannya,
melakukan bimbingan dalam pemasaran hasil produksi pertanian, pelatihan-
pelatihan teknis bertani dan bercocok tanam yang efektif, memberikan bantuan
berupa sarana dan prasarana (pupuk, alat rajang tembakau, dan obat-obatan), serta
pelatihan yang berkaitan dengan akses modal bagi para petani. Minimal terdapat
dua kontribusi utama modal sosial terhadap pembangunan, yaitu sebagai fungsi
ekonomi (mengurangi biaya transaksi dikaitkan dengan mekanisme koordinasi
formal) dan fungsi politik (mendorong demokrasi yang diwujudkan dalam
dinamika masyarakat dengan sikap saling percaya antarsesama warga serta antara
warga dan negara).
III. KESIMPULAN
Sulaeman, E. S., Murti, B., dan Waryana. 2015. Peran Kepemimpinan, Modal Sosial,
Akses Informasi serta Petugas dan Fasilitator Kesehatan dalam Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Kesehatan. UNS. Surakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional. 9 (4) : 353 – 361.