ANTARA
DENGAN
PT PRAKAWIJA DELAGANDA
Pada hari Senin tanggal 22 (Dua Puluh Dua) bulan Maret tahun 2021 (untuk selanjutnya disebut
“Perjanjian KSO”) oleh dan antara:
1. PT PANORAMA JAYA LABANA, suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum negara
Republik Indonesia berkedudukan di dan berkantor di Jl. Melur 1 no 2 Blok 15 Bumi Rancaekek
Kencana Dalam hal ini diwakili oleh Ir.H.Yaya Cahyudin dalam kedudukannya selaku Direktur Utama
dari PT. PANORAMA JAYA LABANA , oleh karenanya sah bertindak untuk dan atas nama serta
kepentingan PT.PANORAMA JAYA LABANA, untuk selanjutnya disebut sebagai “Pihak Pertama”
2. PT PRAKAWIJA DELAGANDA CABANG JAWA BARAT, suatu perseroan terbatas yang didirikan
berdasarkan hukum negara Republik Indonesia yang berkedudukan dan berkantor di Jl.Leuwi
Layung Cihanjuang Cibaligo RT/RW 002/014 Desa Cihanjuang Kecamatan Parongpong Kabupaten
Bandung Barat dan Dalam hal ini diwakili oleh Budi Rohmayudi ,ST dalam kedudukannya selaku
Direktur Cabang Jawa Barat PT PRAKAWIJA DELAGANDA. oleh karenanya sah bertindak untuk dan
atas nama serta kepentingan PT MADINA MEDIKA PRATAMA, untuk selanjutnya disebut sebagai
“Pihak Kedua”
Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut Para Pihak.
1. Pihak Pertama adalah Perseroan Terbatas yang bermaksud melaksanakan Pekerjaan Pembangunan
Rumah Sakit Madina Medical Center selanjutnya disebut sebagai RS. MMC Kota Tasikmalaya yang
terletak di Jalan Letnan Harun Kelurahan Sukarindik Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya di
lahan seluas 33,000 m2 yang merupakan aset yang dimiliki PT. Madina Medika Pratama.
(Dokumen Lahan dilengkapi sebagai Lampiran)
2. Dalam melaksanakan kerja sama ini Pihak Pertama telah memperoleh persetujuan dari PT. PRAKA
WIJA DELAGANDA PUSAT
3. Pihak Pertama adalah Perseroan Terbatas yang melaksanakan Pekerjaan Pembangunan RS. MMC
Kota Tasikmalaya Juga sebagai Beneficiary yang telah memenuhi Kewajiban Perbankan nya atas
SKBDN Yang diterbitkan oleh PT. AGUNG KARYA DIWIRYA.
Pasal 1
1. Para Pihak dengan ini setuju dan mengikatkan diri untuk melakukan kerjasama operasional (“KSO”)
Pembangunan Rumah Sakit Madina Medical Center yang berlokasi di Jl.LETNAN HARUN ,
KELURAHAN SUKARINDIK KECAMATAN BUNGURSARI KOTA TASIKMALAYA seluas ± 33,000 m2
sebagaimana disebut dalam Sertifikat Hak Guna Bangunan atas nama PT.MADINA MEDIKA
PRATAMA . (selanjutnya dalam perjanjian ini disebut Obyek Perjanjian)
2. Pihak Pertama bekerjasama dan membantu Pihak Kedua sesuai Kualifikasi,Kompetensi dan
Keahlian Pihak Pertama dalam melaksanakan Pembangunan Rumah Sakit Madina Medical Center.
3. Para Pihak secara bersama sama selaku pelaksana Pembangunan Rumah Sakit Madina Medical
Center menyediakan tenaga kerja , perlengkapan berikut sarana prasarana pendukungnya, serta
melakukan pembagian Tugas sebagaimana yang telah disepakati bersama
4. Para Pihak sepakat persentase bagi hasil atas kerjasama operasional ini sebesar 70 % untuk Pihak
Pertama dan 30 % untuk Pihak Kedua dari laba audited (setelah beban bunga, pajak) dengan
5. Pihak Pertama akan bertindak sebagai Penanggung Jawab dan Penyedia Dana atas Objek Pekerjaan
Dari perjanjian ini.
6. Pengajuan kebutuhan dana pekerjaan dan operasional diajukan melalui proses yang sudah diatur
standar pengajuannya oleh pihak pertama dan ditanda tangani kedua belah pihak.
Pasal 2
JANGKA WAKTU
Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 18 bulan atau sampai dengan selesainya pekerjaan
Pembangunan Rumah Sakit Madina Medical Center , terhitung sejak mulai tanggal SPMK (Surat
Perintah Mulai Kerja ) dikeluarkan oleh Owner Proyek.
Pasal 3
PEMBAGIAN KEUNTUNGAN
1. Para Pihak setuju dan mengikatkan diri bahwa pembagian keuntungan dari pelaksanaan perjanjian
ini sebagai berikut : Pihak Pertama sebesar 70 % (tiga puluh persen) dan Pihak Kedua sebesar 30 %
(tujuh puluh persen) dari laba audited (setelah beban bunga, pajak)
Pasal 5
PENGALIHAN PERJANJIAN
Para Pihak tidak dapat mengalihkan baik sebagian atau seluruh hak dan kewajibannya berdasarkan
Perjanjian ini kepada pihak manapun, kecuali apabila telah memperoleh persetujuan tertulis dari Pihak
lainnya.
Pasal 7
JAMINAN
1. Pihak Kedua memberikan jaminan kepada Pihak Pertama sehubungan dengan penyelenggaraan
pelaksanaan Proyek Pembangunan Rumah Sakit yang dilakukan Para Pihak , telah memenuhi
persyaratan – persyaratan yang telah ditentukan oleh peraturan perundang – undangan dan
syarat syarat perbankan maupun kebijakan terkait yang berlaku untuk berjalannya proyek ini.
2. Segala permasalahan yang timbul sehubungan dengan kegiatan penyelenggaraan pelaksanaan
Proyek Pembangunan Rumah Sakit MMC menjadi tanggung jawab Kedua Belah Pihak
sepenuhnya.
3. Jika setiap pernyataan, jaminan, kewajiban atau penjaminan dari Pihak Pertama mengenai isi
Perjanjian ini ternyata tidak akurat, tidak benar maka Pihak Pertama berhak untuk mengakhiri
Perjanjian ini dan Pihak Kedua setuju untuk segera meninggalkan obyek perjanjian ini dalam
keadaan baik dan terpelihara dan bebas dari sengketa dengan pihak manapun. Pihak Kedua
tidak berhak untuk menuntut kembali segala bentuk pemberian dan/atau pembayaran kepada
Pihak Pertama termasuk namun tidak terbatas pada penggantian atas segala kerugian, biaya-
biaya, dan pengeluaran Pihak Kedua
Pasal 8
Segala sesuatu yang belum atau belum cukup diatur dalam perjanjian ini akan diatur di kemudian hari
oleh Para Pihak dalam suatu perjanjian tambahan (addendum), perjanjian tambahan tersebut
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini.
Pasal 9
PEMUTUSAN PERJANJIAN
1. Apabila Pihak Kedua melakukan pelanggaran baik sebagian ataupun keseluruhan terhadap
klausul Perjanjian ini, maka Pihak Pertama berhak untuk mengakhiri Perjanjian ini secara
sepihak dengan terlebih dahulu melakukan pemberitahuan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali dalam
rentang waktu masing-masing 7 (tujuh) hari kerja untuk setiap pemberitahuannya
2. Pihak Kedua dan Pihak Pertama dengan ini mengesampingkan ketentuan pasal 1266 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata terhadap pemutusan Perjanjian ini, sehingga pemutusan
Perjanjian ini tidak memerlukan penetapan dari pengadilan.
Pasal 10
KERAHASIAN
Para Pihak sepakat akan menjaga kerahasian masing-masing dan tidak akan menyampaikan atau
menyebarluaskan dokumen yang berkaitan dengan pekerjaan dari pihak pertama dan atau Pihak Kedua
kepada pihak lain lainnya kecuali atas persetujuan bersama.
Pasal 11
FORCE MAJEURE
1. Yang dimaksud dengan force majeure adalah keadaan seperti bencana alam, perang,
kebakaran, huru-hara, pemogokan yang timbul atau kejadian-kejadian lainnya yang berada di
luar kemampuan Para Pihak, dan terjadinya bukan disebabkan oleh Para Pihak dalam
Perjanjian ini.
2. Pihak yang terkena dampak force majeure, harus memberitahukan kepada pihak lainnya
dalam jangka waktu selambat-lambatnya 1 (satu) hari setelah terjadinya force majeure
apabila pemberitahuan dilakukan secara lisan atau selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kalender
sejak terjadinya force majeure apabila pemberitahuan dilakukan secara tertulis.
3. Pihak yang terkena dampak force majeure harus memberikan surat keterangan / pernyataan
pejabat yang berwenang yang menerangkan tentang keadaan force majeure tersebut.
4. Dalam hal pihak yang terkena force majeure tidak memberitahukan kepada pihak lainnya
dengan cara dan jangka waktu sebagaimana Ayat 2 dan 3 Pasal ini, maka yang bersangkutan
dianggap tidak pernah mengalami force majeure dan Para Pihak tetap terikat terhadap
klausula dalam perjanjian ini.
5. Dalam hal terjadinya force majeure yang telah diakui oleh Para Pihak, maka akan dilakukan
perundingan terkait tindak lanjut pelaksanaan perjanjian ini.
Pasal 12
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila terjadi perselisihan atau sengketa diantara kedua belah pihak, maka setiap
permasalahan akan diselesaikan secara musyawarah untuk mencari mufakat Jika penyelesaian
secara mufakat tidak tercapai, maka kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya melalui
pengadilan yang berwenang.
2. Mengenai perjanjian ini dan akibat hukumnya, kedua belah pihak memilih domisili hukum yang
tetap di kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kota Tasikmalaya.
Pasal 13
LAIN-LAIN
1. Para Pihak setuju bahwa dalam pelaksanaan hak dan kewajiban yang tercantum dalam
Perjanjian ini beserta penafsirannya harus sesuai dengan praktek yang sesuai dengan peraturan
di dalam Republik Indonesia dan berlaku umum.
2. Para Pihak sepakat bahwa batalnya demi hukum atau pembatalan salah satu ketentuan dalam
Perjanjian ini tidak akan mengakibatkan batalnya atau pembatalan ketentuan lainnya dalam
Perjanjian ini dan Para Pihak berkewajiban untuk mengganti ketentuan yang batal atau yang
dibatalkan tersebut dengan suatu ketentuan lain yang sah menurut hukum tanpa mengurangi
hak dan kewajiban masing-masing Pihak.
3. Perjanjian ini berikut seluruh lampirannya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dengan Perjanjian ini. Perjanjian ini dibuat pada hari dan tanggal sebagaimana telah
disebutkan di atas, dibuat dalam rangkap 2 (dua), bermaterai cukup, yang keduanya
mempunyai kekuatan hukum yang sama.