Anda di halaman 1dari 8

Nama: Alievia Robiatul M

NIM : 18520070
Kelas : Akuntansi Sektor Publik D

UTS

1. Perbedaan dan Persamaan Akuntansi Sektor Publik dan Akuntansi Privat


a. Perbedaan

Perbedaan Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Privat


Tujuan Organisasi Non Profit Motif Profit Motif
Sumber Pendanaan Pajak, Retribusi, Utang, Pembiayaan internal :
Obligasi Pemerintah, Laba Modal sendiri, laba
BUMN/BUMD, Penjualan ditahan, penjualan aktiva.
Aset Negara,dsb; Pembiayaan Eksternal :
Sumbangan, Hibah Utang bank, obligasi,
penerbitan saham.
Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban
kepada publik/masyarakat kepada pemegang saham
dan parlemen dan kreditor
(DPR/DPRD)
Struktur Organisasi Birokratis, kaku dan Fleksibel : datar, piramid,
hirarki lintas fungsional, dsb
Karakteristik Anggaran Terbuka untuk publik Tertutup untuk publik
Sistem Akuntansi Basis Kas Menuju Akrual Basis Akrual (Accural
(Cash Toward Accrual), Basis)
Pada tahun 2015
seluruhnya menggunakan
Basis Akrual (Accrual
Basis)

b. Persamaan
Persamaan akuntansi sektor publik dan Akuntansi Privat, antara lain :
a. Kedua sektor, baik sektor publik maupun sektor swasta merupakan bagian integral
dari sistem ekonomi, di suatu negara dan keduanya menggunakan sumber daya yang
sama untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Keduanya menghadapi masalah yang sama, yaitu masalah kelangkaan sumber daya
(scarcity of resources), sehingga baik sektor publik maupun sektor swasta dituntut
untuk menggunakan sumber daya organisasi secara ekonomi, efisien dan efektif.
c. Proses pengendalian manajemen, termasuk manajemen keuangan, pada dasarnya
sama di kedua sektor. Kedua sektor tersebut membutuhkan informasi yang handal,
relevan untuk melaksanakan fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian dan
pengendalian).
d. Pada beberapa hal, kedua sektor menghasilkan produk yang sama, seperti sama-sama
bergerak dibidang transportasi massal, pendidikan, kesehatan, penyediaan energi, dan
sebagainya.
e. Kedua sektor terikat pada peraturan perundang-undangan dan ketentuan hukum lain
yang disyaratkan.
2. Gambarkan dan Jelaskan 3 Pilar dalam akauntansi Sektor Publik.
Dalam Akuntansi sektor publik perlu adanya Good governance, yaitu sistem pemerintahan
yang handal, pelayanan publik yang efisien, serta pemerintahan yang akuntabel terhadap
publik. Maka dari itu ada 3 pilar utama dalam Goog Gomernace:

3 Pilar Akuntansi
Sektor Publik
(Good Governance)

Economic Political Administrative


a. Economic Governance, meliputi proses-proses pembuatan keputusan yang memfasilitasi
Governance Governance Governance
aktifitas ekonomi di dalam negeri dan intteraksi diantara penyelenggara ekonomi. Yang
mana mempunya implikasi terhadap equity, poverty, dan qualoty of life.
b. Political Governance, adalah proses-proses pembuatan keputusan- keputusan untuk
formulasi kebijakan.
c. Administatif Governance adalah proses implementasi sistem kebijakan. Oeh karena itu,
meliputi 3 domain institusi: Pemerintah, swasta dan masyarakat. Yang saling berinteraksi
menjalankan fungsinya masing-masing.

3. Sebutkan dan Jelaskan standar yang digunakan dalam akuntansi sektor publik dalam
bentuk kerangka konseptual.
Standar Nomenklatur

Perencanaan Publik

Pertanggung Jawaban Standar


Penganggaran Publik
Publik Publik Akuntansi Biaya

SAP SPKN Audit Sektor Publik Realisasi Anggaran


Publik

Pelaporan Keuangan Pengadaan Barang &


Sektor Publik Jasa Publik

SAP SAK

Penjelasan Standar Akuntansi Sektor Publik:


a. Standar Nomenklatur :
Nomenklatur didefinisikan sebagai daftar prkiraan/akun buku besar yang ditetapkan dan
disusun secara sistematis untuk memudahkan perencanaan, pelaksanaan anggaran,
pertanggungjawaban, dan pelaporan keuangan pemerintah pusat.
b. SAP SAK
 PSAK No. 45 tentang Standar Akuntansi Untuk Entitas Nirlaba
Karakteristik organisasi sector public berbeda dengan organisasi bisnis. Ukuran
kinerjaorganisasi sector public penting bagi pengguna. Para pengguna laporan keuangan
organisasi sector public memiliki kepentingan bersamayang tidak berbeda dengan
organisasi bisnis, yakni untuk menilai :
1. Jasa yang diberikan oleh organisasi sector public dan kemampuannya untuk terus
memberikan jasa tersebut
2. Cara pengelolah melaksanakan tugas dan pertanggungjawabannya
3. Aspek kinerja pengelolah
c. SAP SPKN
PKN ini merupakan revisi dari Standar Audit Pemerintahan (SAP) 1995. SKPN
memuat standar umum yang mengatur tentang persyaratan professional auditor, standar
pekerjaan lapangan yang memuat mutu pelaksanaan audit di lapangan, dan standar pelaporan
yang memuat persyaratan laporan audit yang professional.
Standar Umum SPKN memberikian Kerangka dasar yang penting untuk menerapkan
standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan secara efektif. Diantarana standar SPKN
adalah:
 Persyaratan kemempuan/keahlian
 Persyaratan independensi
 Penggunaan kemahiran profesional secara cermat dan seksama
 Pengendalian mutu
d. Standar Akuntansi Biaya Sektor Publik
Standar akuntansi biaya sector public dirancang untuk mencapai keseragaman dan
konsistensi dalam pengukuran, penetapanm serta pengalokasian biaya pada organisasi
sector public. Standar itu didasarkan pada pemeriksaan praktek akuntansi biaya yang
umum di seluruh industry atau usaha yang ada. Saran dan masukan diminta dari
organisasi sector public, industry, serta asosiasi profesi akuntansi. Selain itu, juga
dilakukann review atas berbagai publikasi tersebut.
Definsi standar pada tiga area Akuntansi Biaya:
a. Pengukuran biaya, termasuk metode dan teknik yang digunakan dalam mendefinisikan
komponen biaya, menentukan dasar pengukuran biaya, dan menetapkan criteria untuk
menggunakan teknik pengukuran biaya sector public alternative
b. Penetapan biaya selama periode akuntansi biaya, menunjuk pada metodeyang
digunakan ketika menentukan jumlah biaya yang ditetapkan selama periode akuntansi
biaya tersendiri.
c. Alokasi biaya ke tujuan biaya, menunjuk pada metode penetapan alokasi biaya
langsung dan tidak langsung
4. Kritikal Review dan Integrasi Islam Jurnal Internasional Akuntansi Sektor Publik
a. Nama Jurnal/Vol/No./Tahun : Malaysian Accounting Review / Vol. 14/ No. 1/ Thn 2015
b. Judur Artikel : Behavioural Public Sector Accounting Research In
Indonesia: A Literature Review
c. Nama Penulis : Indrawati Yuhertiana
d. Latar belakang :
Akuntansi perilaku di sektor publik baru-baru ini menjadi topik baru yang menarik
bagi para praktisi dan peneliti. Namun, terlepas dari perdebatan tentang apakah akuntansi
perilaku adalah sebuah ilmu, penelitian akuntansi perilaku itu sendiri telah lama ada.
Karya Argyris (1952) tentang pengaruh perilaku masyarakat terhadap anggaran dan
penganggaran partisipatif telah menjadi topik penelitian sebelumnya. Akuntansi perilaku
pada awalnya berkembang hanya dalam konteks badan usaha meskipun ada relevansinya
dengan sektor nonprofit, khususnya pemerintah. Banyak studi yang berfokus pada
perilaku telah dilakukan untuk menyoroti perilaku manusia dalam entitas pemerintah di
seluruh dunia.
Perubahan dalam sistem akuntansi dapat secara signifikan mempengaruhi perilaku
orang seperti yang ditunjukkan dalam baseline perilaku akuntansi. Harun, Peursem, dan
Eggleton (2011) menemukan bahwa kebiasaan pengguna yang ada dalam sistem
akuntansi juga membentuk proses internalisasi sistem akuntansi melalui tindakan dan
perilaku pengguna tersebut. Sebagai contoh, di negara berkembang, munculnya praktek
ilegal (korupsi) menunjukkan bahwa kebiasaan yang berbasis informalitas mempengaruhi
cara kerja mekanisme ekonomi dan sosial (Mimba, Van – Helden dan Tillema, 2007).
Pendapat ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hoque dan Hopper (1997)
bahwa informalitas lebih penting dalam prakteknya, sedangkan hukum dan aturan sering
dilanggar untuk melayani kepentingan orang-orang yang terlibat dalam transaksi ekonomi
dan politik di negara berkembang.
Penelitian ini berupaya mendeskripsikan fenomena perilaku dalam akuntansi
pemerintahan pada semua tahapan siklus pengelolaan keuangan negara mulai dari
penganggaran hingga perencanaan, rasio, pelaksanaan anggaran, dan
pertanggungjawaban.

e. Tinjauan Pustaka :
 Jalur Penelitian Perilaku Akuntansi
Birnberg (2001) berpendapat bahwa penelitian akuntansi perilaku di abad ke-21 telah
menjadi lebih menarik bagi banyak peneliti dengan perkembangan pengendalian
manajemen sebagai disiplin ilmu dan penekanan pada kursus akuntansi manajemen
sebagai kursus layanan. Kedua faktor tersebut memicu berkembangnya perilaku
akuntansi sektor publik dalam konteks tuntutan masyarakat seiring dengan kesadaran
pemerintah akan nilai good governance untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.
Kompleksitas masalah di sektor publik juga dibahas. Menurut Cheng (1994), seperti
halnya keputusan kebijakan publik lainnya, proses yang menentukan pilihan
pelaporan akuntansi dan keuangan mencakup perilaku individu dan interaksi
kelompok, yang dibatasi oleh struktur politik dan birokrasi dalam konteks sosial-
ekonomi dan partai politik yang luas.
 Proses Anggaran Pemerintah di Indonesia
Proses atau siklus anggaran terdiri dari serangkaian aktivitas anggaran yang
berurutan dan saling terkait yang berulang dalam satu tahun fiskal. Bank
Pembangunan Asia (ADB, 2006) membagi siklus anggaran tahunan menjadi empat
tahap yang saling tumpang tindih sebagai berikut:
1. Persiapan (perencanaan dan penyusunan)
2. Otorisasi (musyawarah dan berlakunya)
3. Eksekusi (implementasi, pemantauan, dan kontrol)
4. Akuntabilitas (mengaudit, mereview, melaporkan dan menilai)
Perumusan anggaran mencakup dua tahap pertama dari empat tahap. Ini
biasanya dimulai dengan perencanaan dan persiapan, dan kemudian diakhiri dengan
pengesahan legislatif formal anggaran (biasanya melalui Parlemen). Proses
perumusan anggaran biasanya dimulai di cabang eksekutif pemerintah, di mana
perencanaan dan penyusunan dipimpin oleh sebuah komite yang diwakili oleh
kementerian atau departemen keuangan, ekonomi, atau perencanaan (dan entitas
eksekutif terkait). Setelah penyusunan dan persetujuan dari eksekutif, anggaran
kemudian diteruskan ke legislatif. Komite anggaran legislatif (atau yang setara)
menangani pertimbangan dan pengesahan akhir anggaran melalui Parlemen.

f. Analisa & Pembahasan :


 Tahap Perencanaan
Perencanaan, khususnya budgetary slack dan penganggaran partisipatif, telah menjadi
perhatian beberapa peneliti di bidang akuntansi (Mardiasmo, 2001; Henrika dan
Mardiasmo, 2002; Yuhertiana, 2004). Yuhertiana (2004) menemukan anggaran semi
partisipatif di Provinsi Jawa Timur. Kekurangan anggaran tetap menjadi masalah
yang
signifikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi senjangan anggaran termasuk faktor
budaya seperti budaya ayah.
 Fase Retifikasi
Rasio anggaran dipengaruhi oleh politik. Banyak anggaran pemerintah daerah di
Indonesia mengalami penundaan dan daerah-daerah seperti Tanjung Pinang, Cimahi,
dan Sumenep membuat jadwal lembur karena alasan politik.
 Tahap Implementasi
Yudi, Sukoharsono, dan Affandy (2009) dalam SNA XI meneliti metode
pengendalian akuntansi internal. Hasilnya menemukanmbahwa penerapan akuntansi
terkendali tidak efektif karena lingkungan pengendalian internal yang “fundamental”
untuk memantau kinerja sektor publik belum mapan.
 Tahap Pelaporan/Akuntanbilitas
Dibandingkan dengan aturan pelaporan keuangan pemerintah pada Peraturan
Pemerintah No. 24 Tahun 2005 (Standar Akuntansi Pemerintah) dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri No. 13, 2006, aturan pelaporan keuangan pemerintah tidak
sepenuhnya konsisten dengan kebutuhan pengguna. Peraturan Pemerintah N0 24
Tahun 2005 merupakan tonggak penting dalam akuntansi pemerintahan di Indonesia,
karena mendorong perubahan dalam tahapan pencatatan dan pelaporan data
akuntansi. Semua pemangku kepentingan sektor publik yaitu pemerintah / birokrasi
itu sendiri, legislatif, pengawas, pengawas, komunitas, LSM, media, lembaga donor,
dan pemerintah asing, harus memahami laporan keuangan pemerintah yang terdiri
dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca. Lembar, Laporan Arus Kas dan Catatan
atas Laporan Keuangan.

g. Kesimpulan :
Masalah dalam organisasi sektor publik umumnya disebabkan oleh aspek perilaku
manusia yang didorong oleh motivasi material atau finansial. Oleh karena itu, penelitian
masa depan harus mengamati dan menemukan solusi untuk masalah tersebut melalui
bidang akuntansi sektor publik perilaku. Keterlibatan berbagai disiplin ilmu lainnya,
seperti psikologi, sosiologi, politik, dan ekonomi, menyoroti kompleksitas perilaku
akuntansi di sektor publik. Oleh karena itu, kehati-hatian diperlukan ketika peneliti
berusaha untuk memahami karakteristik unik dari sektor publik, terutama peneliti yang
berlatar belakang akuntansi sangat penting untuk penerapan perubahan inovatif di sektor
bisnis / swasta ke sektor publik.

h. Ayat (integrasi islam) :


Integrasi islam dalam prilaku yang baik dalam penyelenggaraan akuntansi sektor publik
diantaranya sebagai berikut.
 Didasarkan pada Al-Quran

Tanggung jawab sebagai nilai dasar syariah dapat diturunkan asas responsivitas
dalam pemberian pelayanan. Secara khusus asas ini dapat pula disimpulkan dari firman
Allah yang menggambarkan pribadi Rasulullah saw yang sensitif terhadap penderitaan
umatnya, (Q. 9: 128): “Telah dating kepadamu seorang utusan (rasul) dari kalanganmu
sendiri, berat dirasakannya apa yang kamu derita, sangat memperhati- kan kamu dan
amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin” (Q. 9: 128)

 Didasarkan pada Hadist


Nilai dasar berikutnya dalam hukum Islam adalah penegasan Nabi saw mengenai
meninggalkan segala yang tidak bernilai guna, Nabi bersabda, yang artinya: Sebaik-baik
Islam seseorang adalah bahwa ia meninggalkan hal-hal yang tidak berguna (HR at-
Tirmizi, Ahmad) Dari hadis ini dapat diturunkan asas efisiensi dalam penyelenggaraan
kepentingan publik.
Nilai dasar lain dalam hukum Islam adalah keadilan. Penegasan mengenai keadilan
dalam sumber-sumber Islam banyak sekali, misalnya dalam Q. 5: 8 yang artinya: Berbuat
adillah kamu, (karena) berbuat adil itu lebih dekat kepada taqwa (Q. 5: 8). Masalah
keadilan secara umum dan masalah kepastian hukum merupakan jeritan seluruh
masyarakat Indonesia saat ini. Tata kelola pemerintahan yang baik menghendaki adanya
jaminan kesamaan akses seluruh warga masyarakat terhadap sumberdaya politik,
ekonomi, dan
administratif.

Anda mungkin juga menyukai