Anda di halaman 1dari 4

Adab Muslimah Sebagai Orang Tua, Istri, Anak, Saudara, Tetangga Dan

Sahabat Di Masa Kesulitan

Oleh: Solahudin

Seorang muslimah adalah sosok yang sangat beruntung. Ia telah dibimbing oleh
agamanya untuk menjadi manusia yang selalu bahagia baik di saat hidup penuh kenikmatan
atau di saat datang kesilitan.

Untuk menghadapi kesulitan hidup, maka sorang muslimah telah diberikan senjata
untuk mampu menghadapinya dan tegar di atasnya. Berikut ini adalah adab-adab umum
seorang muslimah baik ketika ia menjadi orang tua untuk anak-anak, istri, saudara, atau
apapun posisinya.

Pertama: Bersabar atas semua kesulitan dan cobaan hidup. Rasulullah bersabda:

ِ َّ ٍ ‫اك أِل‬ َّ
‫اء َش َك َر‬
ُ ‫َص َابتْهُ َس َّر‬ َ َ ‫ َولَْي َس َذ‬،‫َع َجًب ا أِل َْم ِر اْل ُم ْؤ ِم ِن ِإ َّن أ َْم َرهُ ُكلهُ َخ ْي ٌر‬
َ ‫ِإ ْن أ‬  ‫َح د ِإال لْل ُم ْؤ ِم ِن‬
ُ‫ان َخ ْي ًرا لَه‬
َ ‫صَب َر فَ َك‬
َ ‫اء‬
ُ ‫ض َّر‬
َ ُ‫َص َابتْه‬
َ ‫ َوإِ ْن أ‬،ُ‫ان َخ ْي ًرا لَه‬
َ ‫فَ َك‬
Sungguh menakjubkan urusan seorang Mukmin. Sungguh semua urusannya adalah baik, dan
yang demikian itu tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali oleh orang Mukmin, yaitu jika ia
mendapatkan kegembiraan ia bersyukur dan itu suatu kebaikan baginya. Dan jika ia
mendapat kesusahan, ia bersabar dan itu pun suatu kebaikan baginya. (H.R Muslim)

Kedua: Ketika ekonomi terasa sulit di dapat, dan diuji dengan kemiskinan, selain
bersabar maka seorang muslimah harus lebih menghemat pengeluaran, dan tidak belanja
kecuali hal primer. Hal ini pun pernah dialami oleh Rasulullah selama tiga purnama atau dua
bulan berturut-turut. Waktu itu beliau hanya makan air dan kurma saja.

َ‫ُختِي ِإ ْن ُكَّنا لََن ْنظُ ُر ِإلَى اْل ِهاَل ِل ثَُّم اْل ِهاَل ِل ثَاَل ثَ ة‬
ْ ‫ت ِل ُع ْر َوةَ ْاب َن أ‬ ْ َ‫ض َي اهللُ َعْنهَا أََّنهَا قَال‬ ِ ‫ع ْن عائِ َشةَ ر‬
َ َ َ
ِ ِ
‫(ي ا‬
َ ُ‫ت َي ا َخالَ ة‬ ُ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َن ٌار فَ ُقْل‬ ِ
َ ‫ت في أ َْبَي ات َر ُس ول اهلل‬
ِ ْ ‫َهلَّ ٍة ِفي َش هر ْي ِن وم ا أُو ِق َد‬
َ َ َْ
ِ‫أ‬

‫ص لَّى‬ ِ ِ ِ ‫ان التَّم ر واْلم اء ِإاَّل أََّنه قَ ْد َك‬ ِ ِ ‫َخالَ ِت) ما َك‬
َ ‫ان ل َر ُس ول اهلل‬ َ ُ ُ َ َ ُ ْ ِ ‫َس َو َد‬ ْ ‫ِّش ُك ْم) قَ الَت اأْل‬ ُ ‫(ي َعي‬
ُ ‫ان ُيعي ُش ُك ْم‬
َ َ
‫ص لَّى‬ ِ ِ ‫ت لَهم مَنائِح و َك ُانوا يمَنحون‬ ِ ٌ ‫ِجير‬ ‫َو َسلَّ َم‬ ‫اهللُ َعلَْي ِه‬
َ ‫ون) َر ُس و َل اهلل‬
َ ‫(ي ْمن ُح‬
َ َ ُ َْ َ ُ َ ْ ُ ْ ‫ص ِار َك َان‬َ ‫ان م َن اأْل َْن‬ َ
‫ِم ْن أَْلَبانِ ِه ْم فََي ْس ِق َينا‬ ‫َو َسلَّ َم‬ ‫اهللُ َعلَْي ِه‬

Dari Aisyah radiallahu’anha, ia berkata kepada Urwah “ wahai putra saudariku, sungguh
kami pernah melihat hilal, kemudia hilal hingga tiga kali dalam dua bulan, dan di rumah
Rasulullah sallallahu’alaihi wasallam tidak dinyalakan tungku apinya. Kemudian aku (urwah)
berkata, “wahai bibiku, lantas apa yang menghidupi kalian? Aisyah berkata: Al-Aswadan,
yaitu kurma dan air. Hanya saja terkadang ada tetangga Rasul dari Ansar membawakan
pemberian berupa susu dan memberikan kami minum susu (H.R Bukhari)

1
Ketiga Menjadi seorang wanita harus memenuhi hatinya dengan keimanan dan
ketakwaan. Hal ini penting sebab wanita beriman dan bertakwa akan melahirkan anak yang
beriman dan bertakwa pula. Bahkan semua karakternya biasanya akan dicontoh oleh anak,
saudara, ibu atau siapapun yang dekat dengannya. Dan ketakwaan ini lah yang akan
memjadikan semua kesulitan hidup menjadi mudah.. Rasulullah bersabda:

‫ َوإِ َّما‬، ‫ك‬َ ‫َن ُي ْح ِذَي‬


ْ ‫ام ُل اْل ِم ْس ِك ِإ َّما أ‬
ِ ‫ فَح‬، ‫ير‬
َ ِ ‫ام ِل اْل ِم ْس ِك َوَن ِاف ِخ اْل ِك‬
ِ ‫الس و ِء َكح‬
َ
ِ َّ ‫يس‬
ْ َّ ‫الص ال ِح َو‬ ِ ‫َمثَ ُل اْل َجِل‬
‫َن تَ ِج َد‬
ْ ‫ َوإِ َّما أ‬، ‫ك‬َ ‫ق ثَِي َاب‬
َ ‫َن ُي ْح ِر‬ ِ ‫ َوَن ِاف ُخ اْل ِك‬، ً‫طيَِّب ة‬
ْ ‫ير ِإ َّما أ‬ َ ‫يح ا‬ ِ ْ ‫ َوإِ َّما أ‬، ُ‫اع ِم ْن ه‬
ً ‫َن تَ ِج َد م ْن هُ ِر‬ َ َ‫َن تَْبت‬
ْ‫أ‬
‫يحا َخبِيثَة‬ً ‫ِر‬
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi
dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi,
atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap
mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya)
mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak
sedap.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Allah berfirman:

‫ق اللَّهَ َي ْج َع ْل لَهُ ِم ْن أ َْم ِر ِه ُي ْس ًرا‬


ِ َّ‫و َم ْن َيت‬
َ
Siapapun yang bertakwa kepada Allah niscaya ia akan mempermudah urusannya (attalaq: 4)

Keempat: Wanita yang baik adalah wanita yang bersabar atas ujian, kekurangan harta,
sakit, atau ujian lainnya. Dia mengimani bahwa semua sudah ditentukan oleh Allah. Dan dia
selalu mengharap pahala dari sifat sabar yang dijalaninya.

ِ َّ ِ َّ َّ ‫ادنِي رس و ُل اللَّ ِه‬ ْ َ‫العالَ ِء قَ ال‬


ْ ‫ اَْبش ِر‬: ‫ال‬
‫ى َي ا‬ َ ‫ص لى اللهُ َعلَْي ه َو َس ل َم َوأََن ا َم ِر ْي‬
َ َ‫ فَق‬،ً‫ض ة‬ َ ْ ُ َ ْ َ ‫ َع‬: ‫ت‬ َ ‫َع ْن أ ُِّم‬
ِ ‫الفض‬ِ ‫الذ َه ِب و‬
َّ ‫ث‬ ِ َ ‫ب اللَّهُ بِ ِه َخ‬ ِ ِ
‫َّة‬ َ َّ ‫ب‬
َ ‫الن ُار َخ َبب‬ ُ ‫ط َاياهُ َك َما تُ ْذ ه‬ ُ ‫الم ْسلِم ُي ْذ ِه‬
ُ ‫ض‬ َ ‫ فَِإ ِّن َم َر‬،‫العالَء‬
َ ‫أ ُِّم‬
“Dari Ummu Al-Ala’, dia berkata :”Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjenguk-ku
tatkala aku sedang sakit, lalu beliau berkata. ‘Gembirakanlah wahai Ummu Al-Ala’.
Sesungguhnya sakitnya orang Muslim itu membuat Allah menghilangkan kesalahan-
kesalahan, sebagaimana api yang menghilangkan kotoran emas dan perak“. (H.r Abu Daud)

Kemudian berikut ini ada beberapa akhlak yang khusus dimiliki wanita ketika ia
menjadi ibu, anak, istri, atau sahabat.

1. Ketika menjadi ibu seorang ibu harus Lembut kepada anak kecil dan menjaga harta
suami. Rosulullah bersabda:

‫زوج في‬ ٍ ‫قريش؛ أحناه على‬


ٍ ‫ وأرعاه على‬،‫ولد في صغره‬ ٍ ِ
‫نساء‬ ‫صالح‬ ‫اإلبل‬
َ ِ ‫نساء‬
‫رك ْب َن‬ ٍ ‫خير‬
ُ ُ
‫ذات يده‬

2
Sebaik-baik wanita yang mengendari unta adalah wanita sholeh dari Suku Quraisy; paling
lembut kepada anak di usia kecil dan paling menjaga pada harta suami.” (HR. Bukhari dan
Muslim)

2. Setiap anak pada awalnya memilii kepribadian yang lurus, bertauhid dan semuanya
bisa berubah karena salah didikan. Maka ibu yang baik adalah ibu yang menjaga
ketauhidan anaknya

Rasulullah bersabda:

‫ أو ُيمجِّسانِه‬،‫ أو ُينصِّرانِه‬،‫هودانِه‬ ُّ
ِّ ‫كل مولو ٍد ُيولَد على الفطرة؛ فأبواه ُي‬

Setiap anak yang dilahirkan, terlahir dalam keadaan fitrah (islam) lalu kedua orang
tuanyalah yang menjadikan Yahudi, Nasrani atau Majusi (H.R Bukhari)

3. Seorang wanita ketika menjadi ibu maka ia harus berbuat adil terhadap anak-anaknya,
dan tidak boleh pilih kasih. Sebab hal ini jika terjadi akan menjadi kecemburuan
antara anak dan menjadi permusuhan di antara mereka. Rasulullah bersabda:

‫اتقوا اهلل واعدلوا بين أوالدكم‬

Bertakwalah kepada Allah dan berlaku adil lah di antara anak-anak kalian (H.R Ibn Abi
Syaibah)

4. Sebagai seorang muslimah harus memilih teman karib yang baik sesama muslimah
dan semanhaj Ahlussunnah wal jamaah, sebab jika kita bergaul dengan oang-orang
kafir dan fasik maka lambat laun kita akan terbawa dalam kefasikan. Adapun sesekali
bermuamalah dengan non muslim yang tidak memusuhi Islam maka tiadk di larang.
Renungkanlah firman Allah berikut :

‫ول َس بِيالً َي ا َوْيلَتَى لَْيتَنِي لَ ْم أَتَّ ِخ ْذ‬ َّ ُّ ‫وي وم يع‬


ِ ‫الرس‬
ُ َّ ‫ت َم َع‬ُ ‫ض الظ ِال ُم َعلَى َي َد ْي ِه َيقُ و ُل َي ا لَْيتَنِي اتَّ َخ ْذ‬ ََ َ ََْ
ِ ‫ط‬ َّ ‫ان‬ ِ ِّ ِ َّ ‫فُاَل ناً َخِليالً لَقَ ْد أ‬
ً‫ان َخ ُذوال‬ َ ِ ‫ان لإْل‬
ِ ‫نس‬ ُ َ ‫الش ْي‬ َ ‫َضلني َع ِن الذ ْك ِر َب ْع َد ِإ ْذ َجاءني َو َك‬ َ
“ Dan ingatlah ketika orang-orang zalim menggigit kedua tanganya seraya berkata : “Aduhai
kiranya aku dulu mengambil jalan bersama Rasul. Kecelakaan besar bagiku. Kiranya dulu aku
tidak mengambil fulan sebagai teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku
dari Al Qur’an sesudah Al Qur’an itu datang kepadaku. Dan setan itu tidak mau menolong
manusia” (Al Furqan:27-29)

5. Istri yang baik selalu ada di rumah, kecuali jika ada kebutuhan harus keluar. Karena
semua pekerjaan utama seorang wanita ada di rumahnya, baik merapihkan rumah,
menyambut suami, mendidik anak-anak, menjaga sifat malu dll.
6. Wanita yang baik adalah wanita yang memiliki rasa malu yang tinggi, malu ketika
sedikit zikir kepada Allah, malu ketika terbuka auratnya, dan malu jika terlalu banyak
menuntut pada suami padahal ia tahu sang suami sedang tak memiliki harta. Rasa
malu seperti ini akan mendorongnya menjadi manusia terbaik. Dengan kebaikan ini
pun maka diharapkan ia akan terbebas dari kesulitan.

3
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫اء الَ َيأْتِى ِإالَّ بِ َخ ْي ٍر‬


ُ ‫اْل َحَي‬
“Rasa malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

7. Istri yang baik adalah dia yang selalu menyenangkan suaminya, meringankan beban
suaminya terutama di saat suami hidup dalam kemiskinan. Ia bersabar hingga suami
bahagia dengan kesabarannya

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

‫َم َر‬ ِ ُ ‫ظ َر وتُ ِط‬ ِ ِ َّ َ َ‫اء َخ ْي ر ق‬


ِ ‫النس‬ ُّ ‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم أ‬
َ ِّ ‫َي‬
ِ َّ ِ ِ َ ‫ِق‬
َ ‫يع هُ إ َذا أ‬ َ َ ‫ال التي تَ ُس ُّرهُ إ َذا َن‬ ٌ َ ‫يل ل َر ُسول الله‬
ِ ِ ِ ِ
ُ‫َواَل تُ َخالفُهُ في َن ْفسهَا َو َمالهَا بِ َما َي ْك َره‬
Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang
paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati
suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat
suami benci” (HR. An-Nasai dan Ahmad)

8. Istri yang baik adalah wanita yang bersyukur atas pemberian suami, dan bersabar
ketika suami tidak bisa memenuhi keinginannya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda menceritakan surga dan neraka yang
diperlihatkan kepada beliau ketika shalat,

ِ ‫ ِلم ي ا رس و َل‬:‫ قَ الُوا‬.‫النس اء‬ ِ ْ ‫ت أَ ْكثَ ر أ‬ ُّ َ ‫الن َار َفلَ ْم أ ََر َك اْلَي ْوِم َم ْن‬
َّ ‫ت‬
:‫اهلل؟ قَ ا َل‬ ُْ َ َ َ َ َ ِّ ‫َهلهَ ا‬ َ ُ ‫ظ ًرا قَ ط َو َرأ َْي‬ ُ ‫َو َرأ َْي‬
ِ ِ ِ
ُ ‫لى ِإ ْح َد‬
‫اه َّن‬ ِ َ ‫َح َس ْن‬
َ ‫تإ‬ َ ‫ َي ْكفُ ْر َن اْل َعش ْي َر َوَي ْكفُ ْر َن ْا ِإل ْح َس‬:‫ َي ْكفُ ْر َن بِاهلل؟ قَ ا َل‬:‫ قْي َل‬.‫بِ ُك ْف ِر ِه َّن‬
ْ ‫ لَ ْو أ‬،‫ان‬
ُّ‫ك َخيرا قَط‬ ِ ُ ‫ ما رأ َْي‬:‫ت‬ َ ‫َت ِم ْن‬ َّ
ً ْ َ ‫ت م ْن‬ َ َ ْ َ‫ك َش ْيًئا قَال‬ ْ ‫ ثَُّم َرأ‬،‫الد ْه َر‬
“Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari
ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.” Mereka bertanya,
“Kenapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab,
“Disebabkan kekufuran mereka.” Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah para wanita itu
kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan
mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri
kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak
berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali belum pernah melihat
kebaikan darimu’.” (HR. Bukhari)

Anda mungkin juga menyukai