GENETIKA
PERCOBAAN 1
NAMA :
NIM :
HARI/TANGGAL :
KELOMPOK :
ASISTEN :
LABORATORIUM GENETIKA
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
tahun, pengetahuan tentang hereditas secara signifikan terjadi sekitar 150 tahun
yang lalu. Pada tahun 1866, Gregor Johan Mendel menerbitkan hasil dari
memilih organisme yang mudah tumbuh dan hibridisasi secara artifisial. Tanaman
alam dan mudah berkembang biak secara eksperimental. Di samping itu, kacang
polong juga bereproduksi dengan baik dan tumbuh hingga jatuh tempo dalam satu
musim. Dari pedagang benih lokal, Mendel memperoleh benih yang benar-benar
berkembang biak, yang setiap sifatnya tampak tidak berubah dari generasi ke
generasi pada tanaman pemupukan sendiri. Ada beberapa alasan lain untuk
pemeriksaannya pada satu atau sangat sedikit pasangan sifat yang berbeda dalam
setiap percobaan. Dia juga menyimpan catatan kuantitatif yang akurat, suatu
postulat tertentu yang telah menjadi prinsip genetika transmisi (Klug, 2019).
Namun percobaan persilangan yang terjadi di alam semesta ini sering kali
tidak bersesuaian dengan hukum yang dipelajari. Melalui praktikum kali ini, akan
kemungkinan gen-gen yang dibawa oleh gamet-gamet tertentu dan akan bertemu
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 26 Maret 2021 pukul
Makassar. Pengamatan dalam percobaan ini dilakukan secara jarak jauh atau
TINJAUAN PUSTAKA
hal biasa yang sering kita dengar. Namun, teori ini sering deikatakan bahwa
Darwin ‘kekurangan’ teori hereditas. Oleh karena itu, hal ini tidak mampu
menghasilkan teori sintetik evolusi. Hal yang ang mampu menjelaskan mengenai
hal ini adalah ilmu genetika. Dalam ilmu ini kita mengenal adanya pewarisan sifat
Perbandingan genetis merupakan suatu cara membedakan dua hal atau tiga
hal berbeda dalam pewarisan sifat dari orang tua kepada keturunannya yang akan
perbandingan yang dimiliki makhluk hidup yang tidak dimiliki oleh orang lain
gamet-gamet yang kandungan gennya separuh dari kandungan gen pada individu.
membentuk gamet d. pada individu Dd, yang menghasilkan gamet D dan gamet d,
akan terlihat bahwa gen D dan gen d akan dipisahkan (segregasi) ke dalam gamet
yang terbentuk tersebut. Prinsip inilah yang kemudian dikenal sebagai hukum
monohibrid:
induk, mereka harus mewarisi faktor genetik dari kedua orangtua karena
memiliki faktor genetik bulat dan keriput yang mereka warisi dari generasi
2. Bahwa dua alel pada setiap tanaman terpisah ketika gamet terbentuk, dan satu
menerima R allele untuk biji bundar dan setengahnya menerima r allele untuk
genotip berikut dalam proporsi yang sama di antara F2: RR, Rr, rR, rr. Karena
bundar (R) lebih dominan daripada berkerut (r), ada tiga biji bundar (RR, Rr,
rR) untuk setiap satu biji berkerut (rr) di F2. Rasio 3: 1 ini dari progeni bulat
dan berkerut yang diamati Mendel dalam F2 dapat diperoleh hanya jika dua
alel genotip dipisahkan menjadi gamet dengan probabilitas yang sama (Klug,
2019).
menyilangkan dua karakter secara bersamaan, seperti warna biji dan bentuk biji.
Biji (kacang polong) bisa berwarna kuning atau hijau dan biji berbentuk bulat
(halus) atau berkerut. Dari persilangan karakter tunggal, Mendel tahu bahwa alel
untuk biji kuning dominan (Y), dan alel untuk biji hijau resesif (y). Untuk
karakter bentuk biji, alel untuk bulat dominan (R), dan alel untuk keriput bersifat
menguji tujuh karakter kacang polanya dalam berbagai kombinasi dihibrid dan
dihibrid Mendel adalah dasar untuk apa yang sekarang kita sebut hukum Asortasi
Bebas (Hukum Mendel II), yang menyatakan bahwa: Dua atau lebih gen bergaul
secara independen yaitu, setiap pasang alel memisah secara independen dari
pasangan alel lainnya selama pembentukan gamet. Hukum ini hanya berlaku
untuk gen (pasangan alel) yang terletak pada kromosom yang berbeda (yaitu, pada
kromosom yang tidak homolog) atau, sebagai alternatif, untuk gen yang sangat
berjauhan pada kromosom yang sama. Semua karakter kacang yang dipilih
Mendel untuk analisis dikendalikan oleh gen pada kromosom yang berbeda atau
berjauhan pada kromosom yang sama; situasi ini sangat menyederhanakan
interpretasi persilangan multi karakter kacang polong. Semua contoh yang kami
pertimbangkan dalam sisa bab ini melibatkan gen pada kromosom yang berbeda
(Campbell, 2010).
antara frekuensi observasi yang benar-benar terjadi dengan frekuensi harapan. Hal
ini dilakukan agar data hasil percobaan yang kita peroleh dapat dipercaya
yang didapat dengan hasil yang diharapkan secara teoritis harus dievaluasi. Salah
satu cara untuk mengadakan evaluasi itu ialah melakukan chi-square test yang
biasa dibaca dengan istilah “Kai Square”. Istilah tersebut sebenarnya bukan huruf
X, melainkan huruf Yunani “phi” (X). Untuk mudahnya, huruf Yunani itu lalu
kebebasan yang nilainya sama dengan jumlah kelas fenotip dikurangi dengan satu.
perbandingan fenotip 3:1 (ada dominasi penuh), berarti ada 2 kelas fenotip,
maka nilai 𝑥2 akan menjadi besar dan data tidak akan mendukung hipotesis
nol.
2. Jika ada perbedaan kecil antara nilai yang diamati dan yang diharapkan, maka
nilai 𝑥2 akan menjadi kecil dan akan mendukung hipotesis nol (Pandis, 2016).
bapak genetika dunia. Istilah penyimpangan ini berawal dari ditemukannya sifat-
ini gen dominan mengalahkan gen dominan lainnya yang bukan sealel. Gen
sedangkan gen dominan yang tertutup itu disebut hipostasis. Peristiwa epistasis
dan hipostasis terjadi pada warna umbi lapis pada bawang (Allium sp.), dan warna
kulit gandum. Peristiwa epistasis dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu epistasis
dominan, epistasis resesif, serta epistasis dominan dan resesif (Acquaah, 2007).
II.5.2 Kriptomeri
berada bersama dengan gen dominan lainnya, dan akan terlihat bila berdiri sendiri.
murni dengan yang berbunga putih juga galur murni. Dalam persilangan tersebut
Warna bunga Linaria (ungu, merah, dan putih) ditentukan oleh pigmen
hemosianin yang terdapat dalam plasma sel dan sifat keasaman plasma sel.
Pigmen hemosianin akan menampilkan warna merah yang bersifat asam dan akan
2018).
G : Ab Ab
F1 : AaBb (ungu)
II.5.3 Atavisme
beberapa varietas ayam negeri, yaitu ayam berpial gerigi (mawar), berpial biji
(ercis), dan berpial bilah (tunggal). Pada persilangan antara ayam berpial mawar
dengan ayam berpial ercis, menghasilkan semua ayam berpial sumpel (walnut)
walnut, berpial mawar, berpial ercis, dan berpial tunggal dengan perbandingan 9 :
karakter tertentu. Sebaliknya, jika salah satu gen tidak hadir maka pemunculan
karakter (fenotip) tersebut akan terhalang atau tidak sempurna (Anitasari, 2018).
II.5.5 Polimeri
menandakan bahwa adanya polimeri, yaitu semakin banyaknya gen yang bersifat
dominan maka sifat karakteristiknya semakin kuat. Hasil dari persilangan polimeri
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah alat tulis menulis.
III.1.2 Bahan
Bahan yang diperlukan untuk percobaan ini adalah biji genetik empat
warna sebanyak 40 biji genetik yang terdiri dari 10 kuning hijau, 10 kuning hitam,
kantong berisi 20 biji genetik, terdiri dari 5 kuning hijau, 5 kuning hitam, 5
2. Diambil satu biji genetik dari kantong kanan dengan tangan kanan dan satu
biji genetik dari kantong kiri dengan tangan kiri pada waktu yang bersamaan
4. Diulangi pengambilan sampai 16 kali dan dibuat tabel dari hasil percobaan
yang di lakukan.
hasilnya pada asisten dan menulis hasil data kelas (data yang diperoleh dari
BAB IV
VI.1 Hasil
1. Dominansi Penuh
1 √
2 √
3 √
4 √
5 √
6 √
7 √
8 √
9 √
10 √
11 √
12 √
13 √
14 √
15 √
16 √
Σ 9 5 1 1
d2
e 0,07 0,50 0,22 0,16
x2 0,95
Tabel IV.4 X2 (chi square) data kelas
IV.2 Pembahasan
gamet-gamet tertentu dan akan bertemu secara acak atau random. Dilakuakan
Percobaan pengambilan satu kancing secara acak dan dilakukan sebanyak 16 kali.
persilangan dihibrid, yaitu persilangan dengan dua sifat beda, dengan dua alel
K-bb (Kuning kisut), 5 kkB- (Putih bernas), dan 1 kkbb (Putih kisut). Namun jika
sesuai dengan hukum Mendel II, Maka ekspektasi yang sesuai dengan teori
fenotip, maka derajat kebebasan 4-1 = 3. Angka 2,66 terletak antara angka 2,37
dan 3,67. Nilai kemungkinannya terletak antara 0,50 dan 0,30. Nilai kemungkinan
itu lebih besar daripada 0,05 (batas signifikan), sehingga dapat diambil
menunjukkan data yang hampir sama yaitu 52 K-B- (Kuning bernas), 21 K-bb
(Kuning kisut), 16 kkB- (Putih bernas), dan 7 kkbb (Putih kisut). amun jika sesuai
dengan hukum Mendel II. Maka ekspektasi yang sesuai dengan teori Mendel
bernas), dan 6 kkbb (Putih kisut). Hasil ekspektasi ini diperoleh dari perbandingan
teori Mendel dikali dengan jumlah total keseluruhan percobaan yaitu 96. Pada
bernas, namun dari percobaan diperoleh 52 berarti terdapat deviasi sebesar -2,
dimana deviasi ini diperoleh dari hasil yang diperoleh dikurangi dengan
ekspektasi. Pada K_bb dan kkB_, menurut teori Mendel dihasilkan 3/16 X 96 =
18 yang bersifat kuning kisut dan putih bernas, namun dari percobaan diperoleh
21 kuning kisut dan 18 putih bernas berarti terdapat deviasi sebesar 3 pada kuning
kisut dan -2 pada putih bernas. Dan pada kkbb, menurut teori Mendel dihasilkan
1/16 X 96 = 6 yang bersifat putih kisut, namun dari percobaan diperoleh 7 berarti
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
sebagai imitasi perbandingan genetis dapat disimpulkan bahwa percobaan itu baik
Mendel II.
V.2 Saran
di lengkapi agar pada saat pratikum offline nantinya dapat berjalan lancar.
Untuk asisten kali ini sudah bagus, namun saya harap asisten lebih
memperhatikan praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Bizzo, N., El-Hani, C.M. 2009. Darwin and Mendel: Evoluation and Genetics,
Journal of Biological Education 43(3): 108-114.