8097 17800 1 SM
8097 17800 1 SM
2, 2013 :18-24
ABSTRAK
Ikan gabus (Channa striata Bloch, 1793) adalah ikan air tawar yang memiliki kandungan albumin
yang tinggi. Produksi ikan gabus pada umumnya masih tergantung pada ketersediaan stok di alam. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan untuk tetap memenuhi permintaan secara kontinyu adalah konservasi
dan usaha pembudidayaan (pembenihan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fekunditas dan
diameter telur ikan gabus (Channa striata Bloch, 1793). Hasil penelitian menunjukkan bahwa fekunditas
ikan berkisar antara 1062-57.200 butir telur. Diameter telur ikan berkisar antara 0.2000 – 0.9247 mm.
Berdasarkan pola sebaran diameter telur dan pengamatan histologis gonad, ikan gabus tergolong jenis
partial spawner.
ABSTRACK
Stripped snakehead (Channa striata Bloch, 1793) is a freshwater fish that have a high content of
albumin. Stripped snakehead production in general is subject to availability of stock in the wild. One
effort that can be done to keep a continuous demand is conservation and breeding efforts (seeding). This
study aims to determine fecundity and egg diameter in Stripped snakehead (Channa striata Bloch, 1793).
The results showed that fecundity of the fish ranged from 1062-57.200 eggs. Egg diameter ranged from
0.2000 to 0.9247 mm. Based on the distribution pattern of egg diameter and gonad histological
observation, fishing corks quite partial spawner type.
hasil tangkapan, adanya tekanan lingkungan dengan menggunakan metode sub-contoh bobot
perairan yang mengalami pendangkalan (laju gonad atau disebut metode gravimetrik. Cara
pendangkalaan 10-20 cm tahun-1) akibat mendapatkan telur yaitu mengambil telur ikan
pembuangan limbah dan kegiatan pertanian betina dengan mengangkat seluruh gonadnya
(Anonim, 2008). dari dalam perut ikan dan ditimbang. Kemudian
Dalam upaya menjaga kelestarian dan gonad tersebut diambil sebagian untuk
keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya ikan ditimbang dengan menggunakan timbangan
gabus di Danau Tempe, sangat tergantung dari elektrik, selanjutnya butiran telur dihitung.
bagaimana sumberdaya ikan gabus tersebut Gonad tersebut diawetkan dengan larutan
dieksploitasi. Oleh karena itu, untuk Gilson untuk melarutkan dinding gonad
pengelolaan penangkapan ikan gabus yang lebih sehingga butiran telur terlepas. Larutan Gilson
bertanggung jawab dan berkelanjutan perlu dapat melarutkan jaringan-jaringan pembungkus
dilakukan melalui pengelolaan habitat dan telur sehingga memudahkan dalam perhitungan
populasi yang rasional. Untuk kepentingan butir-butir telur (fekunditas).
itulah diperlukan suatu informasi dan data Fekunditas ikan ditentukan dengan
mengenai ikan gabus, salah satunya dari aspek menggunakan metode gravimetrik dengan
biologi reproduksi, yaitu aspek fekunditas. rumus (Andy Omar, 2005) :
Bg
METODE PENELITIAN F = x Fs
Bs
Penelitian ini dilaksanakan dari awal dimana : F = jumlah seluruh telur (butir); Fs =
bulan Maret sampai Mei 2009, dan tempat Jumlah telur pada sebagian gonad (butir); Bg =
pengambilan sampel di Danau Tempe, bobot seluruh gonad (g); Bs = bobot sebagian
Kabupaten Wajo. Sampel yang diukur kecil gonad (g).
merupakan hasil tangkapan nelayan dengan Selanjutnya fekunditas dihubungkan
menggunakan alat alat tangkap lanra (jaring dengan panjang tubuh ikan dan bobot tubuh
terapung), julu (jermal), jala tebar, bubu konde, dengan menggunakan analisis regresi (Effendie,
panambe, timpo, tombak garpu, serok, dan 2002).
jabba. Panjang ikan diukur dengan
menggunakan mistar ukur berketelitian 1 mm. Diameter Telur
Sampel diukur panjang totalnya yaitu mulai dari Diameter telur diukur di bawah
ujung depan bagian kepala sampai ke ujung mikroskop binokuler dengan bantuan
sirip ekor paling belakang. Bobot tubuh mikrometer okuler berketelitian 0.1 mm yang
ditimbang dengan timbangan digital telah ditera sebelumnya. Pengukuran ini
berketelitian 0.01 g dan bobot gonad ditimbang dilakukan pada telur-telur yang berada pada
dengan timbangan elektrik berketelitian 0.001 g. tingkat kematangan gonad III, IV dan V.
Setelah diukur dilakukan pembedahan untuk Selanjutnya diameter telur dianalisis dalam
melihat jenis kelamin dan tingkat kematangan bentuk histogram. Nasution (2004) menyatakan
gonad. Gonad ikan jantan berwarna putih dan bahwa sampel telur yang diukur diameternya
ikan betina berwarna kuning. Gonad selanjutnya dibuat frekuensi distribusinya.
disimpan dalam botol sampel dan diawetkan Diameter telur dihitung menggunakan
dengan larutan Gilson untuk penghitungan rumus (Rodriquez et al., 1995),
fekunditas dan diameter telurnya.
Telur yang akan dihitung terlebih dahulu Dimana: Ds = diameter telur sebenarnya (mm);
diawetkan dengan menggunakan larutan Gilson d = diameter telur terbesar (mm); d = diameter
(Effendie, 1992) selama 24 jam. Perendaman telur terkecil (mm)
gonad diusahakan sedemikian rupa agar seluruh
gonad terkena larutan tersebut. Setelah 24 jam HASIL DAN PEMBAHASAN
telur mengeras dan berwarna putih serta mudah
dilepaskan. Fekunditas
Fekunditas total ikan gabus (C. striata)
Fekunditas di Danau Tempe berkisar antara 1,062 – 57,200
Penentuan fekunditas dilakukan dengan butir telur pada kisaran panjang tubuh 274 – 420
mengambil ovari ikan betina yang matang mm. Mallo (1982) di Danau Tempe
gonad pada TKG III, IV dan V. Fekunditas mendapatkan fekunditas pada kisaran 4,133
diasumsikan sebagai jumlah telur yang terdapat butir – 28,306 butir telur, dengan kisaran
dalam ovari pada ikan yang telah mencapai panjang total 254 - 520 mm, sedangkan
TKG III, IV dan V. Fekunditas total dihitung fekunditas yang didapatkan Makmur (2007) di
2
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 8, No. 2, 2013 :18-24
Waduk Kedungumbo yang terdiri dari 24 dipengaruhi oleh makanan, ukuran ikan dan
individu dengan kisaran panjang total antara kondisi lingkungan, serta dapat juga
185-505 mm, berkisar antara 2,585-12,880 dipengaruhi oleh diameter telur. Umumnya ikan
butir. Perbedaan fekunditas tersebut diduga yang berdiameter telur 0.50-1.00 mm
karena dipengaruhi oleh faktor kondisi mempunyai fekunditas 100,000 – 300,000 butir.
lingkungan yang berbeda terutama yang Sebaran data pada hubungan antara fekunditas
berhubungan dengan ketersediaan makanan. ikan dengan panjang, bobot tubuh dan bobot
Menurut Fujaya (2001), fekunditas pada setiap gonad ditampilkan pada Gambar 1. Hubungan
individu betina tergantung pada umur, ukuran, fekunditas dengan panjang total ikan adalah
spesies dan kondisi lingkungan (ketersediaan pada persamaan regresi F = 423.527 L 0.5197 ,
makanan, suhu air dan musim). Selanjutnya, korelasi kedua persamaan garis (R) adalah
Andy Omar (2005) menyatakan bahwa sebesar 0.008 dan koefisien korelasinya (r)
fekunditas pada setiap individu betina adalah 0.0938. Hubungan fekunditas dengan
tergantung pada umur, ukuran, spesies, dan bobot tubuh adalah F = 9222.2358 W -0.0099 , R =
kondisi lingkungan, seperti ketersediaan pakan 0.041 dan r = 0.1603, sedangkan hubungan
(suplai makanan). Djuhanda (1981) fekunditas dengan bobot gonad adalah F =4684
menambahkan bahwa besar kecilnya fekunditas G 0.2770 , R = 0.35 dan r = 0.4766.
F = 423.527 L 0.5197
r = 0.0938
F = 9222.2358 W -0.0099
r = 0.1603
Gambar 1. Grafik hubungan fekunditas_panjang total, fekunditas - bobot tubuh dan fekunditas - bobot
gonad ikan gabus (Channa striata Bloch, 1793) di Danau Tempe, Kabupaten Wajo
3
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 8, No. 2, 2013 :18-24
Hubungan fekunditas dengan ketiga memiliki fekunditas antara 1,141 butir – 16,486
variabel tersebut menunjukkan korelasi yang butir. Hal ini diduga karena adanya perbedaan
rendah. Hasil penelitian Dennison dan Bulkley faktor lingkungan yang menyangkut persediaan
(1972 dalam Effendie, 2002) selama dua kali makanan. Selain itu juga dipengaruhi oleh segar
musim panas meneliti potensi reproduksi ikan tidaknya ikan pada saat penimbangan bobot
bullhead (Ictalurus melas) di Clear Lake, Iowa, tubuh. Ikan yang telah menurun kesegarannya
antara lain mendapatkan rendahnya korelasi akan menurun pula bobot tubuhnya, apalagi
antara fekunditas dan panjang tubuh. Koefisien dalam penelitian ini penimbangan ikan
korelasi yang didapatkan untuk tahun 1969 dilakukan satu hari setelah ikan ditangkap.
sebesar 0,19 dan untuk tahun 1970 sebesar Fekunditas total ikan gabus (C. striata)
0.09. Batts (1972 dalam Effendie, 2002) di Danau Tempe berkisar antara 1,062-57,200
mendapatkan korelasi yang rendah pada ikan butir telur pada kisaran bobot gonad 1.52-29.93
skipjack tuna (Katsuwonus pelamis). g. Fekunditas yang didapatkan relatif lebih besar
Rendahnya korelasi ini diduga disebabkan dengan bobot gonad yang hampir sama, dimana
karena ikan memiliki ukuran panjang yang yang didapatkan Aziz (2007) di Danau
hampir sama bahkan sebagian besar memiliki Sidenreng fekunditasnya berkisar antara 1,456-
ukuran yang sama dengan fekunditas yang 42,488 butir telur dengan bobot gonad 0.95-
bervariasi atau memiliki batas kisar fekunditas 28.95 g. Hal ini diduga karena adanya
yang ekstrim. Menurut Effendie (2002), variasi perbedaan faktor lingkungan yang menyangkut
jumlah telur ikan dapat disebabkan karena ketersediaan makanan.
adanya variasi kelompok ukuran ikan. Hubungan linier antara fekunditas
Fekunditas ikan gabus (C. striata) dengan bobot tubuh serta bobot gonad
berkisar antara 1,062 – 57,200 butir telur pada mengindikasikan bahwa jumlah telur di dalam
kisaran bobot tubuh 181.80 – 500.00 g. Tidak ovarium mengikut secara proporsional terhadap
selamanya ikan yang mempunyai bobot tubuh kedua variabel tersebut. Hal ini didukung oleh
maksimal memiliki fekunditas yang banyak. pernyataan Suwarso et al. (2000) yang
Hal ini diduga karena bobot tubuh meningkat menyatakan bahwa jumlah telur yang dihasilkan
disebabkan oleh bobot lambung yang besar, oleh ikan akan meningkat sejalan dengan
sedangkan bobot gonadnya kecil, sehingga semakin besarnya gonad. Sedangkan Nikolsky
fekunditas pada bobot tersebut berkurang. (1963) menyatakan bahwa pada umumnya
Penyebab lainnya adalah dengan adanya fekunditas meningkat dengan meningkatnya
persediaan makanan tambahan. Menurut ukuran ikan betina. Semakin banyak makanan
Effendie (2002), sampai ukuran/bobot tertentu maka pertumbuhan ikan semakin cepat dan
fekunditas akan bertambah kemudian menurun fekunditasnya semakin besar. Selanjutnya,
lagi akibat respon terhadap perbaikan makanan Andy Omar (2004) menyatakan bahwa
melalui kematangan gonad yang terjadi lebih fekunditas pada setiap individu betina
awal, menambah kematangan individu yang tergantung pada umur, ukuran, spesies, dan
lebih gemuk dan mengurangi jarak antara siklus kondisi lingkungan, seperti ketersediaan pakan
pemijahan. Faktor lingkungan juga berpengaruh (suplai makanan). Djuhanda (1981)
terhadap fekunditas, namun hal ini sangat sulit menambahkan bahwa besar kecilnya fekunditas
untuk diketahui secara pasti. Menurut Bagenal dipengaruhi oleh makanan, ukuran ikan dan
(1963) bahwa satu-satunya faktor lingkungan kondisi lingkungan, serta dapat juga
yang sangat berpengaruh terhadap fekunditas dipengaruhi oleh diameter telur. Umumnya ikan
ikan adalah ketersediaan makanan yang tinggi. yang berdiameter telur 0.50-1.00 mm
Bobot tubuh ikan gabus (C. striata) di D. mempunyai fekunditas 100,000 – 300,000 butir.
Tempe berkisar antara 181.80-500.00 g dengan
fekunditas total berkisar antara 1,062-57,200 Penyebaran Diameter Telur
butir telur relatif lebih kecil bobotnya daripada Diameter telur ikan bervariasi antar
yang didapatkan Mallo (1982) di Danau Tempe spesies maupun antar individu dalam spesies
yaitu pada kisaran bobot tubuh 199.2 g-1274 g yang sama. Diameter ikan berkisar antara 0.25-
namun fekunditasya berkisar antara 4,133 butir- 7.00 mm (Wooton, 1990). Diameter telur ikan
28,880 butir telur. Demikian pula halnya yang gabus (C. Striata) di Danau Tempe pada TKG
didapatkan Makmur (2007) di Waduk III, IV dan V berkisar antara 0.2000 mm –
Kedungombo yang terdiri dari 24 individu 0.9247 mm. Histogram penyebaran diameter
fekunditasnya berkisar 2,585-12,880 butir telur telur tersebut ditampilkan pada Gambar 2.
pada bobot tubuh antara 60-1,020 g. Di Daerah Pada setiap TKG ikan gabus diperoleh
Aliran Sungai (DAS) Musi ikan gabus yang dua modus kelas diameter. Jumlah telur
mempunyai bobot tubuh antara 60-640 g terbanyak pada TKG III adalah pada ukuran
4
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 8, No. 2, 2013 :18-24
Gambar 2. Histogram sebaran diameter telur ikan gabus (Channa sriata Bloch, 1793) pada TKG III, IV,
dan V di Danau Tempe, Kabupaten Wajo
5
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 8, No. 2, 2013 :18-24
Penjelasan yang dapat diperoleh dari 2. Pola pemijahan ikan gabus berlangsung
histogram diameter telur (Gambar 2), ikan secara bertahap (partial spawner).
gabus pada stadia fully matured, terdapat dua
macam ukuran telur, yaitu telur yang berukuran DAFTAR PUSTAKA
kecil (masih muda) dan telur berukuran besar
(sudah matang). Hal ini mengindikasikan
Andy Omar, S. Bin. 2005. Modul Praktikum
bahwa ikan gabus mengalami kematangan dan
Biologi Perikanan. Jurusan Perikanan.
melakukan pemijahan secara bertahap sehingga
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan.
tipe pemijahannya bersifat partial spawner.
Universitas Hasanuddin. Makassar. 168
Unus dan Andy Omar (2008) menemukan hal
hal.
yang sama pada pada ikan malalugis biru,
distribusi diameter telur dalam ovari ikan (TKG Anonim. 2008. Tentang Wajo.
III dan TKG IV) beragam mulai dari telur http://www.wajo.go.id [diakses pada: 11
berdiameter kecil hingga telur berdiameter Januari 2009].
besar. Beragamnya distribusi diameter telur
tersebut menunjukkan bahwa perkembangan Astuti, N. 2006. Potensi albumin ikan gabus.
telur dalam ovari tidak secara bersamaan Identitas Universitas Hasanuddin No. 2
sehingga ditemukan beberapa kelompok telur tahun I/
yang telah matang dan telur yang belum Aziz, N. 2007. Analisis Fekunditas dan
matang. Adanya kelompok telur yang belum Diameter Telur Ikan Gabus Channa
matang tersebut menunjukkan bahwa ikan striata Bloch, 1793 di Danau Sidenreng,
malalugis biru memijah secara parsial (partial Kabupaten Sidenreng Rappang. Skripsi.
spawning). Hal ini sesuai dengan pernyataan Jurusan Perikanan. Fakultas Ilmu
Effendie (2002) bahwa pada ikan dan Kelautan dan Perikanan. Universitas
avertebrata sering dijumpai distribusi diameter hasanuddin. Makassar.
telur bimodal atau dua modus, yaitu modus
pertama terdiri dari telur belum matang gonad Bagenal, T.B. 1963. Variation inplaice
dan modus kedua terdiri dari telur matang. fecundity in the Clyde Area. Journal of
Model pemijahan ini disebut pemijahan parsial. Marine Biological Association of the
Hubungan diameter telur dengan TKG, United Kindom. 43 : 391 – 399.
memperlihatkan bahwa semakin besar TKG Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Wajo.
maka semakin besar diameter telur yang 2007. Laporan Statistik Perikanan 2007.
didapatkan atau penyebaran diameter telur Kabupaten Wajo.
semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin berkembang gonad ikan, telur yang Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan. Armico.
berkembang di dalamnya semakin besar garis Bandung Press. 190 h.
tengahnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Effendie, MI. 1992. Metode Biologi Perikanan.
Effendie (2002) bahwa semakin berkembang Agromedia. Bogor.
gonad maka semakin besar pula garis tengah
telurnya sebagai hasil daripada pengendapan Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan.
butir-butir minyak yang berjalan seiring dengan Yayasan Pustaka Nusantara. Bogor.
perkembangan tingkat kematangan gonad. 112 hal.
Untuk menilai perkembangan gonad ikan Fujaya, Y. 2001. Biologi dan Teknologi
betina, selain dapat dilihat dari IKG dan TKG, Teleostei. IPB. Bogor.
juga dapat dihubungkan dengan garis tengah
telur (diameter telur) yang dikandungnya. Makmur, S. 2007. Biologi reproduksi ikan
Menurut Effendie (2002), ukuran garis tengah gabus Channa striata Bloch.
telur yang terbesar didapatkan pada waktu akan http://www.dkp.go.id/content.php
terjadi pemijahan sebagai ukuran telur yang [diakses pada: 7 September 2007].
masak ikut dalam pemijahan. Mallo, D. 1982. Kebisaan Makan, Pemijahan,
hubungan Panjang Berat dan Faktor
KESIMPULAN kondisi Ikan Gabus (Channa striatus)
1. Korelasi hubungan antara fekunditas dan di Danau Tempe, Kabupaten Wajo.
panjang total, antara fekunditas dan Tesis. Fakultas Ilmu-ilmu Pertanian.
bobot tubuh, serta antara fekunditas dan Universitas Hasanuddin. Makassar.
bobot gonad, kesemuanya menunjukkan
korelasi yang rendah. Nasution, S. H., 2004. Distribusi dan
Perkembangan Gonad Ikan Endemik
6
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 8, No. 2, 2013 :18-24