Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi (JUKANTI) Volume (1) No (1) Maret 2018

PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT


COLONY OPTIMIZATION

Diana.Fallo
Program Studi Teknik Informatika STKIP Citra Bina Nusantara Kupang
Email : dianayani25@gmail.com1

ABSTRAK
Ant Colony Optimization (ACO) merupakan algoritma heuristic yang telah terbukti diterapkan ke
sejumlah masalah Travelling Salesman Problem (TSP) dan mampu menemukan jalur terpendek
dengan baik. Dari hasil uji coba yang dilakukan di temukan bahwa hasil jalur terpendek
menggunakan ACO di temukan total waktu tempuh lebih cepat. ACO bekerja dengan sangat cepat
dalam menemukan rute terpendek karena ACO tidak tergantung pada iterasi yang diberikan. Jika
hasil nya telah di ketahui maka secara otomatis akan di tampilkan hasilnya.

Kata Kunci : Pencarian Jalur Terpendek, Algoritma ACO

1. Pendahuluan dikunjungi sekali sebelum akhirnya


Swarm intelligence adalah sebuah kembali ke kota asal (Ismail et al., 2012).
pendekatan relative baru untuk Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
pemecahan masalah yang mengambil menemukan jalur terpendek menggunakan
inspirasi dari social perilaku serangga dan ACO (Ant Colony Optimization)
hewan lainnya. Upaya dalam penelitian Menurut penelitian (Tyas &
teknologi computer adalah Prijodiprojo, 2013) algoritma koloni
mengembangkan algoritma yang semut (ACO) diadopsi dari perilaku
terinspirasi oleh perilaku serangga untuk koloni semut yang dikenal sebagai system
memecahkan masalah optimiasi. Ant semut. Secara alamiah koloni semut
Colony Optimization (ACO) adalah salah mampu menemukan rute terpendek dalam
satu algoritma yang paling sukses dalam perjalanan dari sarang menuju ke sumber
bidang swarm intellenge.(Hlaing & Khine makanan dan kembali lagi, pada saat
, 2011). semut berjalan, semut meninggalkan
Penyelesaian Travelling Salesman sebuah informasi yang disebut
Problem (TSP) adalah mencari lintasan pheromone, di tempat yang dilaluinya dan
terpendek kunjungan ke semua kota. menandai rute tersebut. Penelitian yang
Dengan lintasan terpendek tersebut maka dilakukan oleh (Mindaputra, 2009)
waktu tempuh diharapkan juga kan menemukan bahwa algoritma koloni
menjadi lebih cepat. Pada semut sering digunakan untuk
kenyataannyaseorang salesman ketika penyelesaian masalah pencarian jalur
mengunjungi semua kota dalam daftar terpendek salah satunya travelling
kunjungan sulit mengetahui jarak salesman problem (TSP) dan mendekati
terpendek sehingga menyebabkan hasil yang optimal.
perjalanan menjadi lebih panjang (Ismail Algoritma semut (ACO) telah di
et al., 2012) perkenalkan oleh Macro Dorigo di awal
ACO menerapkan mekanisme ini tahun 1990an. Macro terinspirasi oleh
untuk memecahkan masalah optimasi. perlakukan seut dalam pencarian
Salah satu permasalahan optimasi adalah makanan. Bagaimana semut dapat
TSP (Travelling Salesman Problem), menemukan jalur terpendek antara
penyelesaian TSP adalah mencari lintasan sumber makanan dan sarang mereka.
terpendek kota-kota yang akan di Saat mencari makanan, semut awalnya
kunjungi oleh seorang salesman, dengan menjelajahi daerah sekitarnyadengan cara
kekakangan kita-kota tersebut hanya acak, (Alhanjouri & Alfarra, 2012).

28
Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi (JUKANTI) Volume (1) No (1) Maret 2018

Penelitian mengenai algoritma semut Langkah 2


telah menyumbangkan pengetahuan yang Pengisian node pertama ke dalam tabu
sangat besar terhadap bidang list.
bioinformatika, yang merupakan Tabu list digunakan untuk menyimpan
observasi bagaimana suatu kejadian yang daftar urutan node-node yang sudah di
ada di alam dapat di gunakan untuk kunjungi setiap semut. Setiap kali semut
mengatasi permasalahan yang ada pada berkunjung ke suatu kota maka elemen
dunia industri. Berikut ini merupakan tabu list akan bertambah satu, seterusnya
gambaran rute perjalanan semut dalam sampai tabu list penuh.
menemukan makanan.
Langkah 3
Hitung persamaan probabilitas untuk
menentukan kota tujuan

= (1)

Langkah 4
Tahap ini dilakukan pembaruan
Gambar 1. Perjalanan semut menemukan pheromone (t) lokal
sumber makanan (Dorigo,1996)
(2)
2. METODE PENELITIAN
Menurut penelitian ( Hlaing & (3)
Khine, 2011, Sutoyo,2014, Mutakhiroh
Dimana
2007) Ant Colony memerlukan beberapa
= Panjang tur yang diperoleh
variabel sebelum melakukan pencarian
C = Jumlah h lokasi
jalur terpendek yaitu :
 = Parameter dengan nilai 0 sampai
Langkah I 1
Inisialisasi harga parameter. = Perubahan pheromone
a) ( ) adalah intensitas jejak
Langkah 5
pheromone semut
Tahap ini di lakukan pembaruan
b) (n) adalah banyak kota termasuk
pheromone global
koordinat (x,y) atau jarak antar kota
(4)
( ) Rumus untuk menentukan jarak
adalah (5)
(1) Dimana
c) Q adalah tetapan siklus semut. = nilai pheromone setelah
d)  adalah tetapan pengendali intesitas mengalami pembaruan lokal
jejak semut, nilai  > 0 = Panjang tur terpende pada akhir
e)  adalah tetapan pengendali siklus
visibilitas, nilai  > 0 = parameter dengan nilai antara 0
f) Visibilitas antar kota ( sampai 1
g) m adalah jumlah semut. = Perubahan pheromone
h)  adalah tetapan penguapan jejak
semut, dimana 0 ≤  ≤ 1 Berikut ini merupakan pseducode menurut
i) NCmax adalah jumlah siklus (Fenwa et al., 2014 dan Chawda &
maksimum. Sureja, 2012) tentang algoritma koloni
semut yaitu :

29
Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi (JUKANTI) Volume (1) No (1) Maret 2018

Begin NC max = 2
Initialize the pheromone
trails and parameter; Setelah melakukan inisialisasi maka
Generate of m solutions adapun langkah-langkah untuk
(ants); menyelesaikan masalah optimasi
For each indivual ant k to menggunakan algoritma semut ialah :
m; Hitung jarak antar kota dengan kota lain
Calculate probabilitas; menggunakan persamaan (1) dan dapat
For each and determine its dilihat pada tabel dibawah ini
best position;
Determine the best global Tabel 2. Jarak antar kota ( )
ant; Jarak 1 2 3 4 5
Update the pheromone trail; 1 0 20 22 14 39
Check if distance true; 2 45 0 18 11 25
End 3 22 18 0 10 18
4 14 11 10 0 25
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 5 39 25 18 25 0
Sebuah contoh kasus perusahaan
Unilever akan mendistribusikan pada Setelah jarak antar kota di ketahui dapat
toko-toko di sekitar perusahaanya. di hitung visibilitas antar kota yang
Perusahaan tersebut ingin mengetahui tunjukkan pada tabel 3.
jalur terpendek untuk mendistribusikan
barang tersebut, dengan ketentuan bahwa : Tabel 3. Nilai visibilitas antar kota
a. Tidak ada toko yang akan terlewatkan
untuk di kunjungi Kota 1 2 3 4 5
b. Perusahaan tersebut tidak/belum 1 0 0.05 0.0454 0.0714 0.0256
mengetahui jarak antara toko dengan 2 0.0222 0 0.0555 0.0909 0.04
toko lainnya. 3 0.0454 0.055 0 0.1 0.0555
4 0.0714 0.090 0.1 0 0.04
Jarak antara toko tersebut seperti terlihat 5 0.0256 0.04 0.0555 0.04 0
pada tabel di bawah ini:
Kemudian hitung probabilitas tiap kota
Tabel 1. Koordinat x dan y yang dituju dengan menggunakan
Toko Ke Koordinat x Koordinat y persamaan (2). Seluruh titik telah
1 20 25 dikunjungi, selanjutnya lakukan
2 40 30 pembaruan pheremone lokal dengan
3 30 45 menggunakan persamaan (3) dan (4) yang
4 30 35 ditunjukkan pada tabel 4.
5 45 55
Tabel 4. Nilai pembaruan pheromone lokal
Adapun langkah-langkah yang digunakan ( )
dalam algoritma semut ialah Inisialisasi Semut 1 2 3 4 5
harga parameter S1 0 1,055 0.969 0.782 0.666
m=5 S2 1,055 0 0.011 0.019 0.009
n= 5 S3 0.969 0.011 0 0.014 0.009
 = 0.1 S4 0.782 0.019 0.014 0 0.009
=1 S5 0.666 0.009 0.009 0.009 0
 = 0.5
Q=1 Maka rute yang ditempuh serta panjang
= 0.01 rute diperoleh dapat di lihat pada tabel 5.

30
Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi (JUKANTI) Volume (1) No (1) Maret 2018

Tabel 5. Nilai pembaruan pheromone lokal


(
Semut Rute Panjang
S1 [1 3 4 5 2] 0.037 30.86
S2 [2 3 1 4 5] 0.049 25.70
S3 [3 5 4 2 1] 0.045 32.05
S4 [4 5 1 2 3] 0.055 18.00
S5 [1 2 3 5 4] 0.035 25.95
Gambar 3. Hasil Pengujian
Diketahui bahwa rute terbaik pada
iterasi ke lima adalah 0.035 merupakan Pada gambar ini terlihat bahwa nilai
jalur terpendek. Selanjutnya di lakukan alfa, beta, rho, iterasi dan jumlah semut
perhitungan pembaharuan pheremone dapat di tentukan oleh user. Setelah itu
global dengan persamaan (5) dan (6). user dapat menginputkan titik lokasi
Maka di peroleh dalam hal ini (latitude dan longitude)
yang sering dilewati oleh Travelling
Jika pada iterasi berikutnya tidak Salesman Problem (TSP).
ditemukan rute yang terbaik maka
pembaharuan pheremone global tetap 4. KESIMPULAN
dilakukan sampai di temukan nilai yang Melalui pengujian yang dilakukan maka
terbaik. dapat disimpulkan
1. Pengujian pada titik lokasi yang
Pengujian sama untuk pencarian jalur
Pengujian ini menggunakan aplikasi terpendek terbukti algoritma ACO
berbasis Open Source Visual Studio 2013 mampu bekerja dengan baik dalam
yang di dalamnya terdapat JavaScript dan penyelesaian masalah TSP.
ASP.Net sedangkan untuk peta 2. Selanjutnya semakin banyak titik
menggunakan Google Map API. digunakan dan semakin banyak
prosese iterasi yang dilakukan
Gambar 2. Tampilan Awal maka hasilnya pun akan semakin
berbeda.

5. SARAN
Penilitian ini menggunakan
algoritma ACO dan diharapkan adanya
penelitian lebih lanjut dengan
menggunakan perbandingan banyak
algoritma untuk dapat membedakan
manakah algoritma yang lebih baik dalam
menentukan rute terpendek.

Daftar Pustaka
[1] Alhanjouri, M. & Alfarra, B., 2012.
Gambar diatas merupakan tampilan awal Ant Colony Versus Genetic
dari penelitian yang dibuat. Algorithm Based on Travelling
Salesman Problem. International
Journal Comp.Tech.Appl., 2 (3),
pp.570-78.
[2] Tyas, Y.S. & Prijodiprojo, W.,
2013. Aplikasi Pencarian Rute

31
Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi (JUKANTI) Volume (1) No (1) Maret 2018

Terbaik dengan Metode Ant Colony


Optimazation (ACO). IJCCS, 7,
pp.55-64.
[3] Muh.Nurtanzis Sutoyo Ant Colony
Optimization (ACO).
mr.iyes@yahoo.co.id. Artikel. 2014
[4] Zar Chi Su Su Hlaing and May Aye
Khine, International Journal of
Information and Education
Technology Vol 1. No.5 December
2011.
[5] Mindaputra, E. (2009). Algoritma
Ant Colony Sistem (ACS) Untuk
Menyelesaikan Travelling Salesman
Problem (TSP). Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Diponegoro,
Semarang.
[6] Murakhiroh, I., Saptono, F.,
Hasanah, N. & Wiryadinata, R.,
(2007). Pemanfaatan Metode
Heuristik dalam pencarian Jalur
terpendek dengan algortima semut
dan algoritma genetika. Seminar
nasional aplikasi teknologi
informasi
[7] Dorigo, M., 1996. The Ant Colont
Optimization Metaheuristics:
Algorithms, Applications and
Advances. Universitas Libre de
Bruxelle, IRIDIA.
[8] Andhi Akhmad Ismail, Samiadji
Herdjunanto, Priyatmadi, Penerapan
Algoritma Ant System dalam
menentukan jarak Optimal pada
Travelling Salesman Problem (TSP)
dengan kekangan kondisi jalan,
JNTETI, Vol 1 No.3 November
2012.

32

Anda mungkin juga menyukai